Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN MASTER PLAN PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU


KAWASAN PERKOTAAN KRADENAN, TAWANGHARJO, DAN TOROH

Uraian Pendahuluan

1. Latar Belakang Perkembangan sebuah perkotaan akan berdampak pada semakin


meningkatnya kebutuhan ruang untuk menampung berbagai jenis
kegiatan yang mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan,
kerusakan lingkungan dan menurunnya daya dukung lingkungan
hidup. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dilakukan upaya
untuk menjaga, memelihara, menyeimbangkan dan
meningkatkan kualitas lingkungan melalui penyediaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) yang memadai.

Berdasarkan Undang-undang No.26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang, antara lain telah mengamanatkan secara tegas
bahwa 30% dari wilayah kota/kawasan perkotaan harus berwujud
Ruang Terbuka Hijau (RTH), dengan komposisi 20% RTH
Publik dan 10% RTH Privat. Hal tersebut juga tercantum dalam
Peraturan Daerah (Perda) no.7 tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan pasal 32 ayat 8, yang
menyebutkan bahwa rencana pengembangan RTH Kabupaten
Grobogan sekurangkurangnya 30 persen dari luas wilayah kota,
yaitu sekurang-kurangnya 20 persen RTH publik dan sekurang-
kurangnya 10 persen RTH privat.

Jika mengacu Peraturan Bupati (Perbup.) No. 72 Tahun 2016


tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi,
Uraian Tugas Jabatan dan Tata Kerja, Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Grobogan, pasal 17
mengamanatkan bahwa Bappeda dalam hal ini adalah Bidang
Prasarana Wilayah dan Ekonomi memiliki tugas untuk menyusun
perencanaan pembangunan daerah antara lain dalam bidang
prasarana wilayah dan ekonomi meliputi urusan pekerjaan umum
dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan
permukiman, perhubungan, pertanahan, dan lingkungan hidup.
Hal ini mengindikasikan bahwa kegiatan ini telah sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi sebagai Organisasi Perangkat Daerah
(OPD) di Kabupaten Grobogan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pada tahun anggaran


2018 ini, Bidang Prasarana Wilayah dan Ekonomi, Bappeda
Kabupaten Grobogan mengadakan kegiatan Penyusunan Master
Plan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan Kradenan, Tawangharjo, dan Toroh. Kegiatan
tersebut diharapkan dapat mendukung perwujudan ruang kota
yang nyaman, produktif, dan berkelanjutan khususnya untuk
Kawasan Perkotaan Kradenan, Tawangharjo, dan Toroh, serta

1
diharapkan dapat dijadikan contoh untuk kawasan yang lain di
wilayah Kabupaten Grobogan.

2. Maksud dan Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya mendorong


Tujuan terwujudnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) Perkotaan yang
meliputi penyusunan Masterplan Pengembangan RTH Perkotaan
dalam rangka implementasi Perda Kab. Grobogan No 7 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan
Tahun 2011-2031 dan memenuhi amanat Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Tujuan dari Penyusunan Master Plan Pengembangan RTH


Kawasan Perkotaan Kradenan, Tawangharjo, dan Toroh adalah
a. Tersedianya data eksisting tentang RTH di Kawasan
Perkotaan Kradenan, Tawangharjo, dan Toroh.
b. Tersedianya rencana penyediaan lokasi maupun rencana
pemanfaatan RTH Perkotaan Kradenan, Tawangharjo, dan
Toroh.
c. Terjaganya ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air
maupun tempat interaksi sosial masyarakat.

3. Sasaran Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan ini adalah


a. Mengidentifikasi RTH eksisting serta memenuhi kebutuhan
rencana pengembangan RTH untuk mewujudkan ruang kota
yang berkualitas, nyaman, dan berkelanjutan.
b. Mengidentifikasi status lahan RTH publik di Kawasan
Perkotaan Kradenan, Tawangharjo, dan Toroh.
c. Menyusun rencana pencapaian RTH sebesar 30 % di
Kawasan Perkotaan Kradenan, Tawangharjo, dan Toroh,
yang terdiri dari 20 % RTH publik, dan 10 % RTH privat.

4. Lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan berada di Kawasan Perkotaan Kradenan,


Tawangharjo, dan Toroh sebagai wilayah kajian dan wilayah
sekitar sebagai wilayah pengamatan. Deliniasi kawasan
perkotaan Kradenan, Tawangharjo, dan Toroh sebagaimana
mengacu pada deliniasi kawasan perkotaan yang tercantum
dalam RTRW Kabupaten Grobogan Tahun 2011-2031.

5. Sumber Pendanaan Biaya pekerjaan bersumber dari APBD Kabupaten Grobogan


Tahun Anggaran 2018 yang dibebankan pada DPA Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah melalui Program Perencanaan
Pembangunan Daerah, Kegiatan Penyusunan Program
Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk Kawasan
Perkotaan Kradenan, Tawangharjo, dan Toroh Kabupaten
Grobogan sebesar Rp. 124.130.000,- (seratus dua puluh empat
juta seratus tiga puluh ribu rupiah).

6. Nama dan Nama Pejabat Pembuat Komitmen:


CANDRA YULIAN PASHA, S.T.
Organisasi Pejabat Satuan Kerja: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Pembuat Kabupaten Grobogan

2
Komitmen
Data Penunjang

7. Data Dasar Kelengkapan data yang diperlukan dalam Penyusunan Master


Plan Pengembangan RTH di Kawasan Perkotaan Kradenan,
Tawangharjo, dan Toroh adalah:
a. Data yang terkait dengan RTRW Kabupaten Grobogan.
b. Data Rencana Strategis, RPJMD, RPJPD.
c. Data Wilayah Administrasi.
d. Peraturan perundangan maupun peraturan daerah khususnya
yang terkait dengan kawasan dan bangunan gedung.
e. Peta-peta tematik yang terkait tentang RTH, dengan skala
ketelitian minimal 1 : 5.000.

8. Standar Teknis 1. Setrategi dan kebijakan penyediaan dan pemanfaatan serta


pengelolaan RTH.
2. Gambaran umum kondisi RTH.
3. Analisa kebutuhan penyediaan RTH.
4. Rencana penyediaan RTH.
5. Rencana pemanfaatan RTH.
6. Indikasi program.

9. Studi-Studi Referensi dan pencermatan terhadap studi-studi terdahulu antara


Terdahulu lain yaitu:
a. Dokumen penyusunan RTRW Kabupaten Grobogan.
b. Kajian penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Kradenan.
c. Kajian penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Tawangharjo.
d. Kajian penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan
Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Toroh.

10. Referensi Hukum 1) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;


2) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah;
4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan;
5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
6) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar
Budaya;
7) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan
dan Kawasan Pemukiman;
8) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum;
9) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
10) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang
Sungai;

3
11) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah;
12) Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang
Pengusahaan Sumber Daya Air;
13) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air
Tanah;
14) Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang
Bentuk Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang
15) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang
Sungai;
16) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan.
17) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2013 tentang
Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang;
18) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 3 tahun
1989 tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya;
19) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
20) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 63/PRT/1993
tentang Garis Sempadan Sungai, Daerah Manfaat Sungai,
Daerah Penguasaan Sungai dan Bekas Sungai;
21) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan;
22) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
12/PRT/M/2009 Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan
Ruang Terbuka Non Hijau Di Wilayah Kota/Kawasan
Perkotaan;
23) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
20/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;
24) Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 7 Tahun
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Grobogan Tahun 2011-2031.
25) Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 4 Tahun
2013 tentang Bangunan Gedung.

Ruang Lingkup

11. Lingkup 2.1 Lingkup Kegiatan Umum


Kegiatan 1. Melakukan koordinasi secara intensif dalam melaksanakan
kegiatan penyusunan Master Plan Pengembangan RTH
kepada instansi terkait di Kabupaten Grobogan, agar hasil
dari kegiatan ini dapat dilaksanakan oleh Pemerintah
Kabupaten Grobogan.
2. Mempertimbangkan hasil studi, rencana dan proyek lain
yang terkait, yang telah ataupun sedang dilaksanakan.
Referensi khusus harus mengacu pada rencana induk
Kabupaten Grobogan, strategi pengembangan kawasan,
kebijakan pembangunan kawasan utama lainnya.

4
2.2 Lingkup Kegiatan
1. Penyusunan Master Plan RTH antara lain:
■ Mengidentifikasi peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan.
■ Mengidentifikasi RTH eksisting yang meliputi lokasi,
luas, jenis RTH dan status lahan RTH Perkotaan
Kradenan, Tawangharjo, dan Toroh.
■ Menyusun Rencana 30% RTH Perkotaan Kradenan,
Tawangharjo, dan Toroh yang dapat dipakai sebagai
acuan jangka pendek, jangka menengah dan jangka
panjang untuk pengembangan pembangunan RTH
Perkotaan yang sistematis, terarah, terpadu, terhadap
karakteristik lingkungan dan sosial ekonomi daerah
dengan memperhatikan perkembangan kota,
pendanaan, penyediaan lahan, pendanaan operasi dan
pemeliharaan, kelembagaan, kearifan lokal dan peran
serta masyarakat maupun swasta yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Pengambilan data primer dan sekunder berupa:
■ Data RTH Perkotaan (sebaran, jenis, luas, status
lahan).
■ Data peta (peta dasar, peta sebaran RTH Perkotaan,
peta tata guna lahan, peta topografi dengan skala
sekitar 1 : 5.000 yang disesuaikan dengan tipologi
kota, peta kontur).
■ Data kependudukan (jumlah penduduk, kepadatan
penduduk, laju pertumbuhan penduduk, penyebaran
penduduk, kepadatan bangunan, prasarana dan
fasilitas kota yang ada dan rencana, sosial ekonomi).
■ Data prasarana dan fasilitas kota yang telah ada yang
direncanakan antara lain: jaringan jalan kota,
jaringan drainase, jaringan air limbah, TPSS (Tempat
Pengolahan Sampah Sementara), TPA (Tempat
Pemrosesan Akhir), jaringan telepon, jaringan listrik,
jaringan pipa air.
■ Informasi kebijakan terkait strategi dan rencana
pengembangan RTH perkotaan baik yang berskala
nasional, regional maupun lokal.
■ Isu-isu dari kecamatan, desa/kelurahan dan
masyarakat terkait dengan pengembangan RTH.
■ Data Iain-Iain (RTRW, RDTR, citra satellit,
pembiayaan, data kebencanaan, institusi/
kelembagaan dan peran serta masyarakat).
3. Membuat peta dasar wilayah perencanaan yang akan
dijadikan dasar dalam penyusunan Master Plan RTH.
4. Menyusun rencana kebutuhan dan pengembangan RTH
Perkotaan yang meliputi lokasi, luas, status lahan, dan
jenis RTH untuk memenuhi 30 % RTH perkotaan.
5. Membuat peta rencana kebutuhan dan pengembangan
RTH Perkotaan yang meliputi lokasi, luas, status lahan

5
dan jenis RTH untuk memenuhi 30% RTH Perkotaan.
6. Melakukan analisa terhadap rencana kebutuhan dan
pengembangan RTH Perkotaan.
7. Melakukan usulan prioritas berdasarkan pembobotan dan
menyusun kegiatan jangka pendek, menengah dan
panjang.
8. Memberikan rekomendasi baik secara struktural dan non
struktural yang dapat dipertanggungjawabkan.
9. Menyusun laporan meliputi Laporan Pendahuluan,
Laporan Antara, dan Laporan Akhir.
10. Diperkenankan, bahkan dinilai positif inovasi dan
penambahan lingkup pekerjaan yang bertujuan untuk
memperkuat hasil dari Perencanaan Masterplan RTH.

2.3 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam tahapan Penyusunan Masterplan
RTH dilakukan untuk keperluan pemetaan kondisi dan
persebaran RTH eksisting, status lahan, dengan melakukan
pengumpulan data primer dan data sekunder.
Pengumpulan data primer dilakukan melalui:
a. Penjaringan aspirasi masyarakat yang dapat dilaksanakan
melalui penyebaran angket, temu wicara, wawancara
orang perorang, dan lain sebagainya untuk menjaring
aspirasi masyarakat terhadap kebutuhan yang diatur
dalam Masterplan RTH serta kepada pihak yang
melaksanakan pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang; dan
b. Pengenalan kondisi fisik secara langsung melalui
peninjauan lapangan serta metode tumpang susun atau
overlay guna memadukan data-data dasar yang diperoleh
dari hasil survey dan investigasi lapangan.
Data sekunder yang harus dikumpulkan meliputi:
a) Peta-peta rencana kawasan dari RTRW/RDTRK/RTBL,
b) Data dan informasi, meliputi:
1. Data wilayah administrasi;
2. Data kependudukan;
3. Data peruntukan ruang;
4. Data penggunaan dan pemanfaatan lahan;
5. Data ketersediaan prasarana dan sarana;
6. Data penyediaan RTH eksisting;
7. Data vegetasi pada lokasi RTH eksisting;
8. Data terkait kawasan dan bangunan (kualitas, intensitas
bangunan, tata bangunan); dan
9. Peta dasar, RBI dan peta tematik yang dibutuhkan,
penggunaan lahan, dan peta peruntukan ruang.
c) identifikasi masalah dari masing-masing RTH eksisting
serta kondisi fisik (jenis vegetasi, pemanfaatan,
pemeliharaan, dan pemanfaatan);
d) standar teknis dan administratif yang dapat dimanfaatkan
dari peraturan perundang-undangan pusat maupun daerah.
e) peraturan perundang-undangan terkait pemanfaatan lahan

6
dan bangunan, serta prasarana di wilayah perencanaan.
Seperti halnya dalam penyusunan RTRW dan RDTR, tingkat
akurasi data, sumber penyedia data, kewenangan sumber atau
instansi penyedia data, tingkat kesalahan, variabel
ketidakpastian, serta variabel-variabel lainnya yang mungkin
ada, perlu diperhatikan dalam pengumpulan data. Data dalam
bentuk data statistik dan peta, serta informasi yang
dikumpulkan berupa data tahunan (time series) minimal 5
(lima) tahun terakhir dengan kedalaman data setingkat
kecamatan. Dengan data berdasarkan kurun waktu tersebut
diharapkan dapat memberikan gambaran perubahan apa yang
terjadi pada perkotaan terkait.

2.4 Pengolahan Data


Pengolahan dan analisis data untuk Penyusunan Masterpan
Pengembangan RTH antara lain, yaitu:
a) Analisa RTH Publik meliputi:
(1) RTH Kawasan Taman Kota dan Lingkungan;
(2) RTH Kawasan Hutan Kota;
(3) RTH Kawasan Pemakaman;
(4) Jalur Hijau Jalan meliputi:
• Pulau jalan dan median jalan
• Jalur pejalan kaki
(5) Jalur hijau Sempadan Sungai;
(6) Jalur hijau pengaman sumber air baku/ mata air;
(7) Jumlah kebutuhan RTH Publik.
b) Analisa Kebutuhan RTH Privat, meliputi:
(1) RTH Privat Kawasan Industri dan atau Kawasan
peruntukan Industri;
(2) RTH Privat Kawasan Perumahan;
(3) RTH Privat Fasilitas Umum dan Perkantoran;
(4) Jumlah total kebutuhan RTH Privat.
c) Identifikasi perbandingan antara kondisi eksisting dan
kebutuhan pemenuhan RTH;
d) Analisa Kebijakan Rencana dan Program;
e) Analisa kelembagaan.

2.5 Perumusan Rencana


Perumusan rencana Penyusunan Masterplan RTH meliputi:
a) Analisa Kebutuhan Penyediaan RTH;
b) Strategi dan Kebijakan Penyediaan dan Pemanfaatan
serta Pengelolaan RTH;
c) Rencana Penyediaan RTH.
d) Rencana Pemanfaatan RTH;
e) Indikasi Program.

12. Keluaran a) Naskah teknis Masterplan Pengembangan RTH terdiri atas 3


(tiga) Dokumen pelaporan yang terdiri:
(1) Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya berisi
pemahaman konsultan terhadap lingkup pekerjaan,

7
konsep pendekatan dan metodologi studi dan pelaksanaan
pekerjaan, program kerja dan jadwal pelaksanaan
pekerjaan, termasuk daftar kebutuhan data dan rencana
survey lapangan berikut formulir-formulir survey
lapangan yang diperlukan serta dukungan tenaga ahli
beserta perlengkapannya. Adapun spesifikasi buku
laporan pendahuluan adalah sebagai berikut:
Judul buku : Laporan Pendahuluan
Jumlah buku : 10 Eksemplar
Ukuran buku : A4 (29,7 cm x 21cm)
Spasi Pengetikan : 1,5 spasi, pada kertas HVS putih polos
Laporan Pendahuluan ini diserahkan selambat-lambatnya
minggu ke-4 setelah penandatanganan SPMK.

(2) Laporan Antara


Berisi data dan analisa hasil perolehan data, survey lapangan
dan kajian rinci mengenai kondisi wilayah perencanaan,
potensi dan permasalahan, proyeksi kebutuhan RTH privat
dan publik, serta konsep penyediaan RTH. Laporan Data
dan Analisa diasistensikan setelah penyerahan laporan
pendahuluan.
Adapun spesifikasi buku Laporan Antara adalah sebagai
berikut:
Judul buku : Laporan Antara
Jumlah buku : 10 Eksemplar
Ukuran buku : A4 (29,7 cm x 21cm)
Untuk lampiran peta yang ada di dalam Laporan Antara
Spasi pengetikan : 1,5 spasi, pada kertas HVS putih polos
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada minggu
ke-10 setelah penandatanganan SPMK.

(3) Laporan Akhir


Laporan akhir berisi sekurang-kurangnya mengenai:
a) Strategi dan Kebijakan Penyediaan dan Pemanfaatan
serta Pengelolaan RTH
b) Analisa Kebutuhan Penyediaan RTH
c) Rencana Penyediaan RTH
d) Rencana Pemanfaatan RTH
e) Indikasi Program
Adapun spesifikasi buku laporan Akhir adalah sebagai
berikut:
Judul buku : Laporan Akhir
Jumlah buku : 10 Eksemplar
Ukuran buku : A4 (29,7 cm x 21cm)
Untuk lampiran peta yang ada di dalam laporan akhir.
Spasi pengetikan : 1,5 spasi, pada kertas HVS putih polos
Cetak : Berwarna
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada minggu
ke-16 sejak SPMK diterbitkan.

(4) Album Peta

8
Album peta yang disajikan dengan skala atau tingkat
ketelitian minimal 1:10.000 dalam format A3 yang
dilengkapi dengan data peta digital yang memenuhi
ketentuan sistem informasi geografis (GIS). Adapun
spesifikasi Album Peta adalah sebagai berikut:
Judul buku : Album Peta
Jumlah buku : 5 Eksemplar
Ukuran buku : A3
Cetak : Berwarna
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya pada minggu
ke-16 sejak SPMK diterbitkan.

(5) Back up semua laporan dalam Compact Disc sebagaimana


hardcopy yang diserahkan pada masing-masing tahap
pelaporan.

b) Diskusi
Diskusi diagendakan tiga kali pertemuan bersama tim
teknis dari unsur Perangkat Daerah Kabupaten Grobogan,
membahas Draft Laporan Pendahuluan, Draft Laporan
Antara serta Draft Laporan Akhir.

Rincian Produk Pekerjaan:

NO PRODUK RANGKAP
1. Laporan PendahuluanPEKERJAAN 10 buku
2. Laporan Data dan Analisa 10 buku
4. Laporan Akhir 10 buku
5. Softcopy (CD) berisi semua laporan 10 buah
dan Peta digital format Arcgis
6. Album Gambar/Peta (A3) 5 buah
7. Flash Disk 32 GB berisi semua 1 buah
laporan dan Peta digital format
Arcgis
13. Peralatan, Peralatan : Fasilitas Diskusi (Ruang Rapat dan Fasilitasnya).
Material, Personil Material : -
dan Fasilitas dari Personil : Tim Teknis Pencermatan Penyusunan Masterplan
Pejabat Pembuat Pengembangan RTH
Komitmen

14. Peralatan dan Memiliki Fasilitas Peralatan Pendukung minimal, yaitu :


Material dari 1. Kantor/Studio 2. Alat ukur di lapangan (GPS) 3. Kamera
Penyedia Jasa Digital 4. Komputer dan Printer 5. Alat Komunikasi (Telepon).
Konsultansi 6. Alat Transportasi (Kendaraan roda 4 dan roda 2).

15. Lingkup Kewajiban Konsultan:


Kewenangan a) Konsultan berkewajiban dan bertanggungjawab sepenuhnya
Penyedia Jasa terhadap pelaksanaan penyusunan rencana sesuai dengan
ketentuan perjanjian kerjasama yang disepakati.
b) Konsultan wajib mengikuti ketentuan teknis yang ditentukan

9
sesuai dengan kerangka acuan
c) Konsultan dalam melaksanakan pekerjaannya dinyatakan
berakhir sampai dengan selesainya semua kewajiban yang
harus dipenuhi sesuai dengan perjanjian pekerjaan yang
disepakati.
d) Konsultan wajib hadir beserta Tenaga Ahlinya dan
menyerahkan hasil perencanaannya dalam forum diskusi
dengan Tim Teknis.

Hak Konsultan:
a) Dalam pelaksanaan Penyusunan Masterplan Ruang Terbuka
Hijau, konsultan berhak meminta bantuan Tim Teknis dalam
mencari data dan informasi yang diperlukan;
b) Setelah pelaksana pekerjaan melaksanakan seluruh
kewajibannya, maka pihak pelaksana pekerjaan berhak
untuk mendapatkan pembayaran atas hasil pekerjaannya
sejumlah tertentu dengan syarat yang telah ditetapkan dalam
kontrak kerja.

16. Jangka Waktu 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung setelah diterbitkan
Penyelesaian SPMK.
Kegiatan

17. Personil Tenaga ahli yang dibutuhkan untuk kegiatan Penyusunan


Masterplan Pengembangan RTH Kawasan Perkotaan Gubug,
Godong, & Grobogan adalah:

a. Ahli Arsitektur Lansekap (Ketua Tim) yaitu tenaga ahli


dengan latar belakang pendidikan formal minimal S1
Arsitektur/Planologi dengan pengalaman minimal 5 tahun,
atau S2-Perencanaan Wilayah dan Kota dengan pengalaman
minimal 3 tahun. Lebih diutamakan yang telah memiliki
pengalaman minimal 5 tahun dalam bidang sejenis, juga
berpengalaman sebagai Ketua Tim dan memiliki SKA Ahli
Arsitektur Lanskap; dengan kualifikasi Ahli Madya,
mengetahui dengan baik proses perencanaan, pengumpulan
data dengan segala permasalahan yang berhubungan dengan
perancangan dan penataan lingkungan/kawasan serta
memiliki pengalaman dalam penyusunan masterplan atau
rencana pengelolaan RTH.
Tugas dan tanggung jawab Team Leader adalah sebagai
berikut:
1) Memimpin seluruh kegiatan dan anggota tim dan
menyusun rencana kerja dan pembagian tugas kerja.
2) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan dan anggota tim.
3) Memonitor seluruh kemajuan pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga
pendukungnya
4) Merumuskan kerangka berpikir dan metodologi analisis
secara menyeluruh
5) Memimpin pembahasan yang dilakukan bersama tim

10
teknis dan pihak terkait, termasuk dalam mengantisipasi
permasalahan/kendala penyelesaian pekerjaan.
6) Memfasilitasi dan berpatisipasi aktif dalam setiap
diskusi, rapat, maupun pertemuan dalam rangka
pelaksanaan
7) Melakukan analisa - analisa meliputi:

a) Analisa RTH Publik meliputi:


(1) RTH Taman Kota dan Lingkungan;
(2) RTH Hutan Kota;
(3) RTH lapangan;
(4) RTH Pemakaman;
(5) Jalur Hijau Jalan meliputi:
 Pulau jalan dan median jalan;
 Jalur pejalan kaki;
(6) Jalur Hijau Sempadan Sungai;
(7) Jalur Hijau pengaman sumber air baku/ mata air;
(8) Jalur Hijau di bawah SUTT;

b) Jumlah kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Publik.


1) Merumuskan konsep dan rencana
2) Strategi dan Kebijakan Penyediaan dan Pemanfaatan
serta Pengelolaan RTH;
3) Bersama-sama tim ahli menyusun matrik
permasalahan dan rencana indikasi program
pemenuhan RTH di Kawasan Perkotaan Kradenan,
Tawangharjo, dan Toroh.
4) Bertanggung jawab atas kualitas produk perencanaan
dan penyelesaian seluruh pekerjaan dengan tepat
waktu dan sesuai yang diminta dalam KAK.

b. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota dengan


kualifikasi S1/S2 Planologi/Arsitektur/Geografi dengan
pengalaman minimal 5 tahun (S1)/ 2 tahun (S2);
memiliki SKA Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota;
dengan kualifikasi Ahli Muda.
Ruang lingkup tugas dan tanggung jawab Tenaga Ahli
Perencanaan Wilayah dan Kota adalah : Menerapkan
Ketentuan K3, dan Kode Etik Profesi, Melaksanakan
survey awal, Mengitung sumber daya dan teknologi,
menyusun rencana kerja pekerjaan bidang perencanaan
wilayah, melakukan analisa yang berkaitan dengan
bidang perencanaan wilayah, membantu Team Leader
dalam penyusunan laporan untuk setiap tahap kegiatan,
melakukan koordinasi dan asistensi dengan pemberi
pekerjaan sesuai dengan bidang keahliannya, melakukan
koordinasi dengan tenaga ahli yang lain dan tenaga
pendukung yang ada, melaporkan seluruh hasil
pekerjaan kepada team leader.

c. Ahli Lingkungan yaitu tenaga ahli dengan latar

11
belakang pendidikan formal minimal S1/S2-Teknik
Lingkungan/Geografi memiliki pengalaman kerja di
bidangnya minimal 5 tahun (S1) atau 2 tahun (S2);
memiliki SKA Ahli Lingkungan; dengan kualifikasi
Ahli Muda.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Lingkungan adalah :
membantu ketua tim meneliti mengenai permasalahan
RTH, serta mencari solusi dari sejumlah permasalahan
lingkungan yang ditemui di lapangan, memberikan
advice yang dibutuhkan dalam mengatasi masalah
dengan mengedepankan wawasan lingkungan,
membantu penyusunan substansi pelaporan sesuai
dengan bidang keahlianya dan mampu
mempresentasikan hasil pekerjaan yang menjadi
ketugasannya

d. Ahli Pemetaan yaitu tenaga ahli dengan latar belakang


pendidikan formal minimal S1/S2-Geografi atau Teknik
Geodesi memiliki pengalaman kerja di bidangnya
minimal 5 tahun (S1) atau 2 tahun (S2); memiliki SKA
Geodesi; dengan kualifikasi Ahli Muda.
Tugas dan tanggung jawab Ahli Pemetaan adalah:
mengatur semua personil yang terlibat dalam pekerjaan
pemetaan, pengumpulan dan pengolahan data yang
akurat dan layak yang berhubungan dengan aspek
pemetaan, memeriksa dan menganalisa data lapangan,
turut memeriksa data hasil pemetaan, membantu
penyusunan substansi pelaporan sesuai dengan bidang
keahliannya dan mampu mempresentasikan hasil
pekerjaan yang menjadi ketugasannya.

Tenaga Pendukung yang dibutuhkan untuk kegiatan Penyusunan


Masterplan RTH adalah:

a. Operator GIS, (1 orang) memiliki latar belakang


pendidikan formal minimal STM/SMK dan berpengalaman
kerja di bidangnya. Operator GIS bertugas membantu
tenaga ahli dalam membuat gambar-gambar perencanaan
dan pembutan peta-peta format *.mxd.
b. Surveyor, (2 orang) memiliki latar belakang pendidikan
formal minimal STM/SMK dengan pengalaman kerja di
bidangnya kerjanya. Surveyor bertugas membantu tenaga
ahli dalam mengumpulkan data-data primer dan sekunder
yang dibutuhkan untuk melakukan analisis perencanaan.
c. Tenaga Administrasi dan Keuangan, (1 orang) memiliki
latar belakang pendidikan formal minimal
SLTA/STM/SMK dan berpengalaman kerja di bidangnya.
Tenaga ini bertugas membantu tenaga ahli dalam membuat
administrasi dan laporan keuangan.
d. Driver, (1 orang) memiliki latar belakang pendidikan
formal minimal SMP atau sederajat dan memiliki SIM A.

12
18. Waktu Pelaksanaan
BULAN PENUGASAN
No KEGIATAN Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. KEGIATAN PERSIAPAN
1. Koordinasi dengan pihak dan instansi
2. Menelaah
terkait materi dan Lingkup Pekerjaan
3. Menyusun Keranqka Kerja dan Lanqkah
4. Melakukan
Keqiatan kajian/telaah teori,
5. Koordinasi
kebijaksanaan denqan Tim Masterplan RTH
dan peraturan-peraturan
6. Penyusunan laporan pendahuluan
B. KEGIATAN SURVEY DAN
1. Survey Instansional DATA
PENGUMPULAN
2. Survey Lapangan
C. KEGIATAN PENGOLAHAN DATA,
1. Kegiatan
ANALISIS Pengolahan
DAN SINTESAdan Tabulasi Data
a. Data Kebijakan Pembangunan
b. Peta Dasar dan Peta Tematik
c. Data wilayah administrasi
d. Data fisiografis
e. Data Kependudukan
f. Data peruntukan ruang
g. Data penguasaan, penggunaan dan
h. Data ketersediaan
pemanfaatan lahanprasarana dan sarana
i. Data penyediaan RTH eksisting
j. Data vegetasi pada lokasi RTH
k. Data terkait kawasan & bangunan
eksisting
(kualitas, intensitas bangunan, tata
l. bangunan)
Kelembagaan, Hukum, Peraturan,
2. Kegiatan Analisis
Undang-undanq
a. Analisis RTH Publik
b. Analisis RTH Privat
c. Identitikasi perbandingan antara
kondisi eksisting dan kebutuhan
d. pemenuhan
Analisa KebijakanRTH Rencana dan
e. Program
Analisis Kelembagaan, Hukum
maupun Peraturan dan Perundang-
D. undangan yang
KEGIATAN Berlaku
PENYUSUNAN DRAFT
a. Rencana
AKHIR Penyediaan RTH
b. Rencana Pemanfaatan RTH
c. Strategi dan kebijakan penyediaan dan
pemanfaatan serta pengelolaan RTH
d. Indikasi program
E. KEGIATAN PENYUSUNAN ALBUM
1
-< Album
PETA Peta
F KEGIATAN
i/coiatam DISKUSI
mei^iiei
All-,...-,-,
a. n-i
DiskusiLanoran-,
Laporan Pendahuluan
a Diskusi Ppndahuluan
b. Diskusi Laporan Antara

13
c. Diskusi Laporan Draft Akhir
G. KEGIATAN PELAPORAN
a. Laporan Pendahuluan
a LaDoran Ppndahuluan
b. Laporan Antara
c. Laporan Akhir
d. Laporan Album Peta dan CD

19. Hal-Hal Lain

1) Konsultan bertanggungjawab secara kontraktual kepada Pejabat Pembuat Komitmen


(PPK) sesuai dengan Surat Perjanjian;
2) Selain data dan informasi penting sebagai masukan serta ketentuan khusus yang
diberikan proyek, berlaku pula ketentuan, peraturan, persyaratan, standart dan
pedoman lainnya, antara lain :
a) Surat Penetapan Pemenang;
b) Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ);
c) Surat Perjanjian;
d) SNI dan SK-SNI Teknis yang berlaku;
e) Pertimbangan Regional dari Pemerintah Daerah setempat;
f) Peraturan Pembangunan dan Rencana Pengembangan Daerah setempat.
3) Konsultan harus menyelesaikan adminitrasi proyek sesuai dengan prosedur yang
berlaku. Pencairan dana sesuai kemajuan pekerjaan dengan melampirkan invoice dan
persyaratan lainnya.
4) Untuk mencapai target, Konsultan harus menyediakan, tenaga dan peralatan yang
kualifikasi dan klasifikasinya sesuai persyaratan, baik untuk bidang teknis,
Admnistrasi dan Keuangan.
5) Untuk mengendalikan pelaksanaan kegiatan, Konsultan mendapat bimbingan dan
pengarahan dari Pengelola Kegiatan dan Tim Teknis yang bertindak sebagai aparat
Pemerintah yang mengatur dan membina Konsultan.
6) Setiap tahapan hasil perencanaan harus dipresentasikan oleh Konsultan kepada Team
teknis untuk membahas semua aspek yang telah ditentukan
7) Hasil perencanaan yang telah dibahas dan disetujui Team Teknis akan menjadi
penilaian untuk penyelesaian pekerjaan yang dilaksanakan oleh Tim Pemeriksa/
Penerima pekerjaan.
8) Pekerjaan lain yang belum dimasukkan dalam KAK ini akan dibahas dan disepakati
dalam perjanjian.

Purwodadi, Maret 2019


Kabid. Prasarana Wilayah dan Ekonomi
BAPPEDA Kabupaten Grobogan
selaku
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

CANDRA YULIAN PASHA,S.T.


NIP. 19820709 200604 1 007

14

Anda mungkin juga menyukai