PENDAHULUAN
Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran mucosa
pucat, dan pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb), Hematokrit(Hm), dan
eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin itu mempengaruhi kemampuan
darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh yang optimal.
Umumnya anemia asemtomatid pada kadar hemoglobin diatas 10 gr/dl, tetapi sudah
dapat menyebabkan gangguan penampilan fisik dan mental. Bahaya Anemia yang sangat
parah bisa mengakibatkan kerusakan jantung, otak dan organ tubuh lain, bahkan dapat
menyebabkan kematian.
Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen
dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan
berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah,
sehinggadarah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh .
Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan patofisiologik yang
mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan
konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).
Anemia merupakan masalah medik yang paling sering dijumpai di klinik di seluruh
dunia, disamping berbagai masalah kesehatan utama masyarakat, terutama di negara
berkembang, yang mempunyai dampak besar terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi,
serta kesehatan fisik (Bakta, 2006).
1
Masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya menyadari pentingnya zat gizi,
karena itu prevalensi anemia di Indonesia sekarang ini masih cukup tinggi, terutama anemia
defisiensi nutrisi seperti besi, asam folat, atau vitamin B12. Setelah menentukan diagnosis
terjadinya anemia, maka selanjutnya perlu disimpulkan tipe anemia itu sendiri.
Penatalaksanaan anemia yang tepat sesuai dengan etiologi dan klasifikasinya dapat
mempercepat pemulihan kondisi pasien.
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Anemia.
2. Untuk Mengetahui Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan.
3. Untuk Mengetahui Epidemiologi Anemia.
4. Untuk Mengetahui Anemia Hemolitik.
5. Untuk Mengetahui Gejala Anemia Dalam Kehamilan.
6. Untuk Mengetahui Pengaruh Anemia Pada Kehamilan Dan Janin.
7. Untuk Mengetahui Makanan untuk mencegah Anemia.
8. Untuk Mengetahui Pengobatan Anemia Kehamilan.
9. Untuk Mengetahui Peran Bidan Dalam Pencegahan Anemia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Anemia Gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan
karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan Hb.Anemia terjadi karena
kadar hemoglobin (Hb) dalam darah merah sangat kurang. Di Indonesia sebagian besar
anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut Anemia Kekurangan
Zat Besi atau Anemia Gizi Besi.
Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa anemia memiliki
penyakit dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau morfologi sel darah
merah, etiologi yang mendasari, dan penampakan klinis. penyebab anemia yang paling sering
adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel darah merah secara
berlebihan hemolisis atau kekurangan pembentukan sel darah merah ( hematopoiesis yang
tidak efektif).
Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu,
keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah
pemberian tablet besi.
3
1. Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat
atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb
sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg
besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002).
2. Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral,
dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa
kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum
dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat
meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001).
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan
ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi
digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih
akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan
menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi
masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).
4
2.2.2 Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folik, jarang sekali karena
kekurangan vitamin B12.
Pengobatannya:
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah
merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah
tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi.
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat dari pembuatannya. Gejala utama adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran
darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ
vital.
Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila
disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah.
Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi
darah berulang dapat membantu penderita ini.
Berdasarkan data SKRT tahun 1995 dan 2001, anemia pada ibu hamil sempat
mengalami penurunan dari 50,9% menjadi 40,1% (Amiruddin, 2007). Angka kejadian anemia
5
di Indonesia semakin tinggi dikarenakan penanganan anemia dilakukan ketika ibu hamil
bukan dimulai sebelum kehamilan. Berdasarkan profil kesehatan tahun 2010 didapatkan data
bahwa cakupan pelayanan K4 meningkat dari 80,26% (tahun 2007) menjadi 86,04% (tahun
2008), namun cakupan pemberian tablet Fe kepada ibu hamil menurun dari 66,03% (tahun
2007) menjadi 48,14% (Depkes, 2008).
1. Host
Faktor host (pejamu) dalam kasus anemia pada ibu hamil adalah ibu hamil yang
terdiri dari:
a. Umur
Semakin muda umur ibu hamil, semakin berisiko untuk terjadinya anemia. Hal
ini didukung oleh penelitian Adebisi dan Strayhorn (2005) di USA bahwa ibu
remaja memiliki prevalensi anemia kehamilan lebih tinggi dibanding ibu berusia
20 sampai 35 tahun. Hal ini dapat dikarenakan pada remaja, Fe dibutuhkan lebih
banyak karena pada masa tersebut remaja membutuhkannya untuk pertumbuhan,
ditambah lagi jika hamil maka kebutuhan akan Fe lebih besar seperti yang sudah
dijelaskan pada riwayat alamiah. Selain itu, faktor usia yang lebih muda
dihubungkan dengan pekerjaan, status sosial ekonomi dan pendidikan yang
kurang.
b. Keadaan Fisiologis
6
c. Keadaan imunologis
d. Kebiasaan
Kebiasaan ini meliputi kebiasaan makan pada ibu hamil, apakah intake
nutrisinya adekuat atau tidak atau mengandung Fe, asam folat, vitamin B12
ataukah tidak. Selain itu, kebiasaan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya
di tempat pelayanan kesehatan juga mempengaruhi besar kecilnya kejadian
anemia pada ibu hamil. Menurut penelitian Adebisi dan Strayhorn (2005) di USA,
bahwa ibu hamil yang merokok dan minum alkohol juga mempengaruhi
terjadinya anemia.
e. Sosial ekonomis
7
2. Agen
Agens atau sumber penyakit pada anemia ibu hamil diantaranya yaitu:
a. Unsur gizi
Terjadinya anemia pada ibu hamil juga dapat disebabkan karena defisiensi Fe,
asam folat dan vitamin B dalam makanan. Defisiensi ini dapat terjadi karena
kebutuhan Fe yang meningkat, kurangnya cadangan dan berkurangnya Fe dalam
tubuh ibu hamil.
Anemia pada ibu hamil juga dapat terjadi karena berhubungan dengan kimia
dan obat. Anemia tersebut dinamakan anemia aplastik. Kehamilan mengakibatkan
peningkatan sintesa laktogen plasenta, eritropoetin dan estrogen. Laktogen
plasenta dan eritropoetin menstimulasi hematopoesis dimana estrogen menekan
sumsum tulang. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan hipoplasia (Choudry
et al, 2002 dalam Yilmaz et al, 2007).
3. Lingkungan
Dari ketiga faktor lingkungan (fisik, biologis dan sosial ekonomi) yang dapat
mempengaruhi kejadian anemia pada ibu hamil yaitu faktor sosial ekonomi. Kondisi
sosial berupa dukungan dari keluarga dan komunitas akan mempengaruhi kejadian
anemia pada ibu hamil. Jika keluarga mendukung terhadap intake nutrisi yang adekuat
pada ibu hamil dan memotivasi dalam memeriksakan kehamilannya secara rutin,
maka kemungkinan kecil terjadi anemia.
8
anemia kemungkinan kecil terjadi. Selain itu, pendidikan ibu hamil yang semakin
tinggi akan mempengaruhi kemampuan dalam mendapatkan informasi. Kondisi
ekonomi akan mempengaruhi kemampuan ibu hamil dan keluarga dalam
menyediakan nutrisi yang adekuat dan memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai.
Sebagian besar anemia di Indonesia penyebabnya adalah kekuangan zat besi. Zat besi
adalah salah satu unsur gizi yang merupakan komponen pembentuk Hb. Oleh karena itu
disebut “Anemia Gizi Besi”.
a. Kandungan zat besi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi kebutuhan.
b. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi.
c. Meningkatnya pengeluaran zat besi dari tubuh
9
9. Lesi pada mulut dan lidah
10. Kulit pucat
11. Mukosa membrane atau kunjung tiva pucat
12. Dasar kuku pucat
13. Takikardi
14. Perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular
15. disphagia dan pembesaran kelenjar limpa.
Kadar Hemoglobin Pada Perempuan Dewasa dan Ibu Hamil Menurut WHO
Adapun kadar Hb menurut WHO pada perempuan dewasa dan ibu hamil adalah
sebagai berikut:
Kadar Hemoglobin Pada Perempuan Dewasa dan Ibu Hamil Menurut WHO
10
2.6 Pengaruh Anemia Pada Kehamilan Dan Janin
Meskipun janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari Ibunya tetapi jika
anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Pengaruh – pengaruhnya
terhadap janin diantaranya :
a. Abortus
11
b. Kematian Interauterin
c. Persalinan Prematuritas tinggi
d. BBLR
e. Kelahiran dengan anemia
f. Terjadi cacat kongenital
g. Bayi mudah terjadi Infeksi sampai pada kematian
h. Intelegensi yang rendah
i. Kekuranganenergi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan
tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 -
14kg.
Ibu hamil atau wanita hamil sangat beresiko terkena anemia atau kurang darah. Oleh
karena itu, ibu hamil harus menjaga asupan gizi untuk menghindari kekurangan zat gizi, folat,
dan vitamin B12 yang menjadi penyebab utama terjadinya anemia selama kehamilan.
Berikut ini beberapa jenis makanan yang sangat baik dikonsumsi oleh ibu hamil untuk
mencegah terjadinya anemia.
a. Pisang
Pisang merupakan sumber zat besi dan mineral yang baik. Makan pisang saat sarapan
mungkin menjadi pilihan yang tepat untuk mengobati atau mencegah anemia selama
kehamilan.
b. Kurma
Kurma dikenal karena kemampuannya meningkatkan produksi hemoglobin. Anda
bisa makan kurma sebagai camilan manis yang dapat meningkatkan produksi darah
merah.
c. Havermut
Havermut bisa melawan anemia selama kehamilan. Selain mudah dicerna, havermut
dapat memberikan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, bersama dengan zat besi.
d. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan adalah sumber zat besi untuk mencegah anemia. Ini juga bisa jadi
camilan sehat untuk menemani kegiatan Anda di tempat kerja atau di rumah.
12
e. Brokoli
Brokoli adalah sayuran berdaun hijau yang baik dikonsumsi selama kehamilan.
Brokoli adalah sumber vitamin, zat besi, dan asam folat.
f. Daging merah
Daging merah dapat membantu ibu hamil mendapatkan cukup zat besi untuk
memerangi anemia selama kehamilan. Zat besi dari sumber hewani lebih mudah
diserap dibandingkan dari sumber nabati.
g. Bayam
Bayam merupakan makanan super bagi ibu hamil. Bayam adalah pemasok zat besi
dan asam folat untuk memerangi anemia selama kehamilan.
h. Kuningtelur
Kuning telur mengandung banyak zat besi. Makan telur dapat membantu
mempertahankan jumlah normal hemoglobin.
i. Madu
Jika ibu hamil mengalami anemia selama kehamilan, coba masukkan madu dalam
menu harian Anda. Madu merupakan sumber zat besi yang baik untuk melawan
anemia.
j. Jus jeruk
Jus jeruk merupakan sumber vitamin C, yang dapat membantu penyerapan zat besi.
Mengasup vitamin C dapat membantu melawan anemia selama kehamilan.
Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet mengandung 200 mg
ferro sulfat dan 0,25 mg asam folat. Wanita yang sedang hamil dan menyusui, kebutuhan zat
besinya sangat tinggi sehingga perlu dipersiapkan sedini mungkin semenjak remaja.
Minumlah 1 (satu) tablet tambah darah seminggu sekali dan dianjurkan minum 1 (satu) tablet
setiap hari selama haid. Untuk ibu hamil, minumlah 1 (satu) tablet tambah darah paling
sedikit selama 90 hari masa kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan.
13
2.9 Peran Bidan Dalam Pencegahan Anemia
Peran bidan dapat masuk dalam tahap pencegahan. Dimana tahap pencegahan tediri
dari tiga(3) yaitu :
1. Pencegahan Primer
Pada pencegahan dalam anemia ibu hamil ini, bidan komunitas dapat berperan
sebagai edukator seperti memberikan nutrition education berupa asupan bahan
makanan yang tinggi Fe dan konsumsi tablet besi atau tablet tambah darah selama 90
hari. Edukasi tidak hanya diberikan pada saat ibu hamil, tetapi ketika belum hamil.
Penanggulangannya, dimulai jauh sebelum peristiwa melahirkan. Selain itu, bidan
juga dapat berperan sebagai konselor atau sebagai sumber berkonsultasi bagi ibu
hamil mengenai cara mencegah anemia pada kehamilan.
Selain itu,.bidan juga dapat menjadi motivator bagi ibu hamil untuk
memeriksakan kehamilannya secara rutin di tempat pelayanan kesehatan terdekat dan
memotivasi keluarga ibu hamil untuk selalu mendukung perawatan yang dilakukan
pada ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia.
2. Pencegahan Sekunder
14
mendukung seperti tekanan darah, nadi dan melakukan anamnesa berkaitan dengan hal
tersebut. Sehingga, bidan dapat memberikan tindakan yang sesuai dengan hasil tersebut.
Selain itu, Jika ibu hamil terkena anemia, maka bidan sebagai care giver dan
kolaborator dapat memberikan terapi oral berupa Fe dan memberikan rujukan kepada ibu
hamil ke rumah sakit untuk diberikan transfusi (jika anemia berat).
3. Pencegahan Tersier
15
BAB III
STUDI KASUS
1. LaporanKasus
A. IdentitasIstri / Suami
1. Nama : Ny. F / Tn. F
2. Umur : 33 Thn/ 36 Thn
3. Suku : Ternate / Jailolo
4. Agama : Islam / Islam
5. Pendidikan : SMP / SMA
6. Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
7. Alamat : Kel.Ubo-Ubo
8. Lamanya menikah : 13 Tahun
16
d. Faktor pencetus : Kekurangan zat besi
e. Keluhan yang menyertai :-Ibu merasa cepat lelah
-Ibu mengatakan kurang tidur
-Ibu mengatakan sering nyeri
punggung
f. Pengaruh terhadap fungsi tubuh : Terganggu
g. Usaha klien untuk mengatasi : Dengan istirahat
4. Riwayat Keluarga
a. Riwayat penyakit menular tidak tidak ada
b. Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga tidak ada
5. Riwayat Reproduksi
Riwayat haid
a. Menarche : 16 tahun
b. Siklus haid : 31 hari
c. Durasi haid : 7 -8hari
d. Perlangsungan : Normal
17
6. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu :
9. Riwayat Ginekologi
a. Riwayat infeksi menular tidak ada
b. Infeksi alat reproduksi tidak ada
sayur
18
2. Kebutuhan Eliminasi
Kebiasaan
a. Frekuensi BAK : 3-4 x sehari
b. Warna / bau : Kuning muda / pesing
c. Frekuensi BAB : 1 x sehari
d. Warna / konsistensi : Kuning / lunak
e. Gangguan eliminasi BAB / BAK : Tidak ada
Perubahan saat hamil : Frekuensi BAK 5-6 x/hari
5. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan umum
1) Keadaan umum : Lemas
2) Kesadaran : Composmentis
3) BB sebelum hamil : 39 kg
4) BB saat hamil : 42 kg
5) Tinggi badan : 159 cm
6) Lingkar lengan : 21 cm
7) Pemeriksaan tanda-tanda vital
- Tekanan darah : 90 / 60 mmHg
- Pernapasan : 20 x/m
19
- Suhu : 37,2˚C
- Nadi : 99 x/m
2) Pemeriksaan Obstetrik
Inspeksi
a. Kepala
a) Keadaan rambut : Lurus,hitam dan tidak mudah
Rontok
b) Kebersihan : Tampak bersih
c) Oedema : Tidak ada
b. Muka / wajah
a) Cloasma gravidarum : Tidak ada
b) Wajah tampak pucat
c) Tidak ada oedema
c. Mata
a) Konjungtiva : Tampak pucat
b) Sklera mata : Tidak ikterus
d. Hidung
a) Kesimetrisan : Simetris kiri kanan
b) Polip : Tidak ada
c) Sekret : Tidak ada
d) Kebersihan : Bersih
e. Mulut / gigi
a) Keadaan bibir : Lembab
b) Warna bibir : Pucat
c) Keadaan gigi : Tidak ada caries
d) Keadaan gusi : Tidak bengkak
f. Inspeksi telinga
a) Kesimetrisan : Simetris kiri dan kanan
20
b) Kebersihan telinga : Bersih
c) Sekret : Tidak ada
d) Keadaan telingga luar : Normal
g. Leher
a) Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
b) Pembesaran vena jugularis: Tidak ada
h. Payudara
a) Pembengkakan : Tidak ada
b) Kesimetrisan : Simetris kiri dan kanan
c) Keadaan putting : Menonjol kiri dan kanan
d) Keadaan areola : Hyperpigmentasi
e) Kebersihan : Bersih
i. Abdomen
a) Pembesaran : Sesuai umur kehamilan
b) Striae : Albicans
c) Linea : Nigra
d) Bekas operasi : Tidak ada
j. Vulva / Anus
a) Kebersihan : Bersih
b) Varises : Tidak ada
k. Tungkai bawah
a) Kesimetrisan : Simetris kiri dan kanan
b) Oedema : Tidak ada
c) Varises : Tidak ada
d) Reflex patella : (+) Positif
l. Abdomen
Palpasi
21
a) Leopold I : TFU ½ pusat dan simfisis
(11,6 cm )
b) Lepold II : Ballotment (+)
c) Leopold III : Tidak dilakukan
d) Leopold IV : Tidal dilakukan
m. Auskultasi DJJ
a) Gerakan janin positif (+)
b) Frekwensi : Teratur
6. Pemeriksaan laboratorium
a) Darah Hb : 8,5 gram %
E. Data spiritual
1. Selama hamil ibu tetap melaksanakan kegiatan ibadah
2. Usaha ibu terhadap kesehatan kehamilannnya dengan berdoa
3. Tidak ada pantangan menurut keyakinan klien selama hamil
22
Klasifikasi Data
Data Subjektif
Data Objektif
1. G 3,P2,AO
2. HPHT : 15-11-2017, TP : 22-08-2018
3. Umur kehamilan 16 minggu
4. Palpasi :
a) Leopold I : TFU ½ pusat simfisis (11,6 cm)
b) Leopold II : Ballottement (+)
c) Leopold III : Tidak dilakukan
d) Leopold IV : Tidak dilakukan
5. Keadaan umum ibu baik
6. Konjungtiva nampak pucat
7. Keadaan wajah tampak pucat
8. Pemeriksaan penunjang laboratorium Hb: 8,5 gram%
9. Tanda-tanda vital
a) TD : 90/60 Mmhg
b) P : 20 x/menit
c) S : 37,2˚C
d) N : 99 x/menit
10. Ibu nampak lesu
11. Ekspresi wajah nampak agak meringis
23
STEP II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
24
5. Keadaan umum ibu
lemas
6. Kongjungtiva
nampak pucat
7. Keadaan wajah
nampak pucat
8. Pemeriksaan
penunjang
laboraterium 12-
030-2017
Hasil : 8,5 gram%
9. TTV :
TD : 100/70
P : 22x/menit
S : 37,20c
N : 99x/menit
2. Masalah aktual
10. Ibu tampak lesu
Dengan semakin bertambahnya usia : Gangguan
kehamilan menyebabkan punggung rasa nyaman
berbaring kedepan sehingga klien
Data subjektif :
merasa nyeri pada saat berjalan
1.Ibu mengatakan
ataubpada saat melakukan aktifitas
punggungnya terasa nyeri
sehari-hari dan seiring bertambahnya
2.Ibu mengatakan kurang
usia kehamilan gerakan janin pun sering
tidur
dirasakan
Data Objektif :
1. TTV :
TD : 100/70
P : 22x/menit
S : 37,20c
N : 99x/menit
2. Ibu nampak lesu
3. Ekspresi wajah
25
tampak agak lemas
26
1 Data Subjektif : Jika anemia yang diderita pada Masalah
1. Ibu mengatakan sering klien tidak ditanangani secara potensial :
merasa pusing adekuat, maka dapat Anemia berat
2. Ibu mengatakan cepat menyebabkan terjadinya anemia
lelah berat
Data Objektif :
1. Keadaan umum ibu lemas
2. Konjugtiva nampak pucat
3. Keadaan wajah tampak
pucat
4. Pemeriksaan Hb 8,5 gram
%
5. TTV :
a. TD : 100/70
b. P : 22x/menit
c. S : 37,20c
d. N : 99x/menit
6. Ibu tampak lesu
27
1. Diagnosa Anemia sedang 1.Observasi tanda- 1.Dengan
G: III, P: II, A:0 teratasi dengan tanda vital mengobservasi
masa gestasi 16 kriteria: tanda-tanda vital
dengan anemia - Konjungtiva tidak maka dapat
ringan pucat mengetahui
- Wajah tidak pucat keadaan umum
- Hb normal 8,5 gr% klien
- TD : 90/60 mmHg
2. Anjurkan ibu
2.Dengan
untuk
mengkomsusi
mengkomsumsi
makanan yang
makanan yang
mengandung zat
mengandung zat
besi dan protein
besi dan protein
dapat membantu
memulihkan
keadaan ibu
3.Lakukan 3.Tablet Fe
kolaborasi dengan berfungsi untuk
bidan pemberian meningkatkan
terapi yaitu tablet kadar zat besi
Fe dan Vitamin C dalam tubuh dan
besu vitamin C
membanu
menyerap Fe
28
dengan cepat
5.Berikan He
5.Agar klien
tentang tanda-tanda
dapat mengenal
bahaya kehamilan
tanda-tanda
bahaya dalam
kehamilan
6.Anjurkan pada
6.Dengan bersalin
ibu agar saat
di rumah sakit
persalinan nanti di
atau ditolong oleh
rumah sakit atau
bidan dapat
ditolong oleh bidan
mengurangi
resiko yang
terjadi pada klien
dan janin
29
cukup dan 2.Dengan
mengurangi istarahat yang
aktivitasi yang cukup dapat
berlebihan mengurangi
aktivitas yang
berlebihan dan
memenuhi
3.Anjurkan pada kondisi ibu
ibu saat bekerja
sebaiknya posisi 3.Agar tulang
lebih banyak punggung tetap
berdiri tegak sejajar
4.Anjurkan pada
ibu teknik relaksasi
setiap nyeri timbul 4.Mengurangi
rasa nyeri yang
5.Anjurkan pada
dialami klien
ibu posisi yang
baik pada saat tidur
5.Untuk
memperlancarkan
3. Agar anemia
peredaran darah
berat tidak terjadi 1.Observasi TTV
ibu ke bayi dan
dengan kriteria :
menjaga tulang
1. Hb 11-12
1.Dapat diketahui belakang tetap
gr%
2.Anjurkan ibu keadaan umum sejajar
2. Wajah
mengkomsumsi klien 1.Dapat diketahui
tidak
maknan yang keadaan umum
pucat
mengandung zat besi 2.Zat besi dan klien
3. Kongjungt
dan protein protein dapat
iva tidak
membantu 2.Zat besi dan
pucat
membentuk protein dapat
4. TD :
3.Anjurkan ibu pembentukan sel membantu
90/60
mengkomsumsi membentuk
30
mmHg tablet Fe dan darah baru pembentukan sel
Vitamin C darah baru
3.Tablet Fe
berfungsi untuk 3.Tablet Fe
meningkatkan berfungsi untuk
kadar zat besi meningkatkan
dalam tubuh dan kadar zat besi
Vitamin C dalam tubuh dan
Vitamin C
membantu
penyerapan Fe
4.Anjurkan ibu
untuk istrahat yang 4.Dengan
cukup istarahat yang
cukup dapat
melahirkan
kondisi ibu
5.Anjurkan ibu
untuk kunjungan
5.Agar dapat
ulang
memantau
perkembangan
ibu dan janin
6.Anjurkan
melakukan
6.Dengan
pemeriksaan Hb
melakukan kadar
Hb maka, akamm
dapat mengatahui
hasil tindakanya
segala intervensi
berupa
pemenuhan
nutrisi dan
31
pemberian
preparat kaya besi
yang dapat dilihat
dari perubahan
kadar Hb apa ada
peningkatkan atau
perubahan
32
1 Anemia sedang Tgl 12-03-2018 Tgl 14-03-2018
teratasi dengan JAM : 09.07 WIT Jam: 15.00 WIT
kriteria : 1. Mengobservasi tanda-tanda vital Anemia sedang
1. Klien tidak Hasil : belum terataasi di
pucat TD : 90/60 mmHg tandai dengan :
2. Konjungtiva P : 22x/m 1. Konjungtiva
tidak pucat S : 36,50c masih pucat
3. TD : 90/60 N : 99x/m 2. Ekspresi
mmHg wajah
4. Hb normal Jam 09.12 WIT tampak
2. Menganjurkan ibu nuntuk makanan pucat
makanan mengandung gizi 3. Tanda-tanda
seimbang terutama yang vital
mengadung zat besi dan protein TD : 90/60
seperti telur susu daging tempe mmHg
sayur-sayuran yang berwarna hijau P : 22x/m
dan buah-buahan yang S : 36,5 0c
mengandung vitamin C N : 99x/m
Hasil :
Ibu mau menerima anjuran yang di
berikan
Jam 09.17 WIT
3. Melakukan kolaborasi dengan
Bidan
Hasil :
Terapi Fe dan Vitamin C telah di
berikan
Jam 09.22 WIT
4. Menganjurkan ibu untuk minum
obat secara teratur serta minum
obat yang benar yaitu di minum
pada malam hari sebelum tidur dan
tidak di minum dengan air yang
bersoda
33
Hasil :
Ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran yang di berikan
Jam 09.27 WIT
5. Memberikan He tentang tanda
bahaya kehamilan
Hasil :
Ibu mengerti He yang di berikan
Jam 09.32 WIT
6. Menganjurkan pada ibu agar saat
persalinannya nanti di rumah sakit
atau di tolong oleh Bidan
Hasil :
Ibu mengerti dan akan
melaksanakan anjuran yang di
berikan
Jam 09.37 WIT
7. Jadwalkan ibu kunjungan ulang
Hasil :
2
Agar gangguan Ibu mengerti danakan Tanggal 12-03-
34
berikan meringis
35
4. TTV N : 99x/m pucat
normal: 3. Tanda-
90/60 Jam 10.07 WIT tanda
mmHg 2. Menganjurkan ibu mengkonsumsi vital:
makanan yang mengandung zat TD: 90/60
besi dan protein seperti P :20x/m
telur,susu,daging tidak S :36,50C
berlemak,ikan dan sayur-sayuran N : 99x/m
yang berwarna hijau dan buah- 4. Hb: 8,5 gr
buahan yang mengandung Vit C %
Hasil :
Ibu mengerti dan mau melakukan
anjuran yang di berikan
36
Jam 10.27 WIT
6. Menganjurkan ibu untuk
melakukan pemeriksaan HB ulang
Hasil :
Ibu menerima anjuran yang
diberikan
37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
38
3. Tanda – tanda dari penyakit anemia yakni: Lesu, lemah , letih, lelah, lalai (5L),
Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang, dan konjungtiva pucat, Gejala
lebih lanjut adalah kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat,
serta Nyeri tulang, pada kasus yang lebih parah, anemia menyebabkan tachikardi, dan
pingsan.
4. Untuk memenuhi definisi anemia, maka perlu ditetapkan batas hemoglobin atau
hematokrit yang dianggap sudah terjadi anemia. Batas tersebut sangat dipengaruhi
oleh usia,jenis kelamin,dan ketinggian tempat tinggal dari permukaan laut.
5. Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit,atau praktik klinik pada umumnya
dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut: Hb <10gr/dl, Hematokrit
<30% , dan Eritrosit <2,8juta
DAFTAR PUSTAKA
Arisman. 2007. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:Penerbit Buku kedokteran EGC
Asuhan Persalinan Normal. 2002. Jaringan Nasional Pelatihan KLinik Kesehatan Reproduksi.
Jakarta
Depkes RI. 2002. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
39
Manuaba, Ida Bagus. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC
40