Anda di halaman 1dari 9

AGENDA III

LITERASI DIGITAL

1. Literasi Digital

 Literasi digital banyak menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam

melakukan proses mediasi media digital yang dilakukan secara produktif (Kurnia &

Wijayanto, 2020; Kurnia & Astuti, 2017). Seorang pengguna yang memiliki

kecakapan literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat,

melainkan juga mampu bermedia digital dengan penuh tanggung jawab.

 Implementasi literasi digital : Kerangka kerja literasi digital untuk kurikulum terdiri

dari digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety. Kerangka kurikulum

literasi digital digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi kognitif dan

afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.

2. Pilar Literasi Digital

 Etika bermedia digital : Media digital digunakan oleh siapa saja yang berbeda latar

pendidikan dan tingkat kompetensi. Karena itu, dibutuhkan panduan etis dan kontrol

diri (self-controlling) dalam menghadapi jarak perbedaan-perbedaan tersebut dalam

menggunakan media digital, yang disebut dengan Etika Digital. Empat prinsip etika

tersebut menjadi ujung tombak self-control setiap individu dalam mengakses,

berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang digital, sehingga media digital

benar-benar bisa dimanfaatkan secara kolektif untuk hal-hal positif.

 Aman bermedia digital : Kompetensi keamanan digital merupakan kecakapan

individual yang bersifat formal dan mau tidak mau bersentuhan dengan aspek hukum
positif. Secara individual, terdapat tiga area kecakapan keamanan digital yang wajib

dimiliki oleh pengguna media digital.

3. Implementasi Literasi Digital dan Implikasinya

 Lanskap digital merupakan sebutan kolektif untuk jaringan sosial, surel, situs daring,

perangkat seluler, dan lain sebagainya.

 Fungsi perangkat keras dan perangkat lunak saling berkaitan sehingga tidak bisa lepas

satu sama lain. Kita tidak bisa mengakses dunia digital tanpa fungsi dari keduanya.

 Tiga tahapan kerja mesin pencari informasi :

- Penelusuran (crawling), yaitu langkah ketika mesin pencarian informasi yang kita

akses menelusuri triliunan sumber informasi di internet. Penelusuran tersebut

mengacu pada kata kunci yang diketikkan.

- Pengindeksan (indexing), yakni pemilahan data atau informasi yang relevan dengan

kata kunci yang kita ketikkan.

- Pemeringkatan (ranking), yaitu proses pemeringkatan data atau informasi yang

dianggap paling sesuai dengan yang kita cari.

 Aplikasi Dompet Digital, Loka Pasar (marketplace), dan Transaksi Digital : Dompet

digital hadir sebagai upaya dalam mewujudkan metode pembayaran nontunai untuk

berbagai keperluan ataupun kebutuhan.

 Cyberbullying merupakan tindakan agresif dari seseorang atau sekelompok orang

terhadap orang lain yang lebih lemah (secara fisik maupun mental), dengan

menggunakan media digital. Tindakan ini bisa dilakukan terus menerus oleh yang

bersangkutan (UNICEF, n.d.).

 Bentuk cyberbullying :
- Doxing (membagikan data personal seseorang ke dunia maya)

- Cyberstalking (mengintip dan memata-matai seseorang di dunia maya)

- Revenge porn (membalas dendam melalui penyebaran foto/video intim/vulgar

seseorang)

 Ujaran kebencian atau hate speech adalah ungkapan atau ekspresi yang menganjurkan

ajakan untuk mendiskreditkan, menyakiti seseorang atau sekelompok orang dengan

tujuan membangkitkan permusuhan, kekerasan, dan diskriminasi kepada orang atau

kelompok tersebut.

 Penipuan daring memanfaatkan seluruh aplikasi pada platform media internet untuk

menipu para korban dengan berbagai modus, menggunakan sistem elektronik

(komputer, internet, perangkat telekomunikasi) yang disalahgunakan untuk

menampilkan upaya menjebak pengguna internet dengan beragam cara.

 Ragam penipuan digital : scam, spam, phising, hacking.

 Tidak ada cara menghapus Jejak Digital. Kita bisa saja meminta penyedia platform

media digital untuk menghapus data yang kita miliki. Kita juga bisa menghapus atau

menutup akun. Namun, dalam konteks kehidupan digital, kita tidak pernah hidup

sendiri. Cara lain untuk mengelola jejak digital kita adalah dengan mempelajari dan

menerapkan prinsip-prinsip literasi digital.

 Catfish memiliki arti sebagai seseorang yang menggunakan profil personal palsu pada

SNS untuk melakukan kecurangan atau melakukan penipuan (Catfish Definition, n.d.).

 Hak dan Kewajiban Dalam Dunia Digital :

1. Akses dan tidak diskriminatif


2. Kebebasan berekspresi dan mendapatkan informasi
3. Kebebasan berkumpul, berkelompok, dan partisipasi
4. Perlindungan privasi dan data.
5. Pendidikan dan literasi.
6. Perlindungan terhadap anak.
7. Hak mendapatkan pertolongan terhadap pelanggaran hak asasi.
MANAJEMEN ASN

Kedudukan ASN

Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian

kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu

jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan

perundang-undangan. Untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai

dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan

nepotisme, pengelolaan ASN diatur dalam Manajemen ASN.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:

1) Pegawai Negeri Sipil (PNS)

PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat

sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki

jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat

berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan

tugas pemerintahan sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan

perundang-undangan

Peran ASN

Pegawai ASN memiliki peran sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas

penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui


pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi politik,

serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

Untuk dapat menjalankan perannya dengan baik, Pegawai ASN memiliki fungsi sebagai:

1) Pelaksana kebijakan publik;

2) Pelayan publik; dan

3) Perekat dan pemersatu bangsa

Hak dan Kewajiban ASN

Dalam penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN, dikenal adanya asas

proporsionalitas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban pegawai

ASN.

Dalam UU ASN, Hak PNS dan PPPK adalah sebagai berikut:

PNS berhak memperoleh:

• gaji, tunjangan, dan fasilitas;

• cuti;

• jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

• perlindungan (jaminan Kesehatan,jaminan kecelakaan kerja,jaminan kematian; dan

bantuan hukum

• pengembangan kompetensi

Sementara itu, PPPK berhak memperoleh:

• gaji dan tunjangan;

• cuti;

• perlindungan; dan
• pengembangan kompetensi

Dalam UU ASN, disebutkan kewajiban Pegawai ASN antara lain:

• setia dan taat pada Pancasila, Undang -Undang Dasar Negara Republi Indonesia

Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;

• menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;

• melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;

• menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;

melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan

tanggung jawab;

• menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan

kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;

• menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

•bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kode Etik dan Kode Perilaku ASN

Dalam UU ASN disebutkan bahwa profesi ASN berlandaskan pada kode etik dan kode

perilaku yang bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.

Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:

• melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas tinggi;

• melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;

• melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;

• melaksnakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan


• melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang berwenang sejauh

tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika

pemerintahan;

• menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;

• menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara bertanggungjawab,efektif,dan

efisien;

• menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;

• memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang

memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;

• tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan

jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau

untuk orang lain;

• memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN;

dan

• melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.

Konsep Sistem Merit dalam Pengelolaan ASN

Konsep Sistem Merit menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan ASN.

Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,

kompetensi,dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang

politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi

kecacatan.
Dalam sistem merit berbagai keputusan dalam manajemen SDM didasari pada

kualifikasi, kompetensi dan kinerja. Pada proses rekruitmen misalnya, kualifikasi dan

kompetensi menjadi pertimbangan seseorang untuk menjadi pegawai ASN. Sistem CAT

(computer-assisted testing) yaitu model assessment ataupenilaian dimana kandidat/calon

menjawab pertanyaan (atau menyelesaikan latihan) dengan menggunakan komputer

(menjadi bagian dalam program komputer), mampu menjamin transparansi, efisiensi serta

efektifitas dalam rekruitmen pegawai. Intervensi dan preferensi personal dapat dikurangi

bahkan dapat dihilangkan dengan sistem ini, sehingga kita mendapatkan calon ASN yang

berkualitas.

Sistem merit juga sepenuhnya mendasarkan proses penggajian, promosi, mutasi,

pengembangan kompetensi dan lain-lain pada penilaian kinerja, ujikompetensi, dan

pertimbangan kualifikasi dan tidak berdasarkan pada kedekatan dan rasa kasihan.

Anda mungkin juga menyukai