PANDUAN
MANAJEMEN RISIKO
KLINIS
PPPUSKESMAS TANJUNG PATI
KECAMATAN HARAU
AcerKty
[Type the company name]
1/1/2017
BAB I
DEFINISI
A. PENDAHULUAN
1. Mengidentifikasi seluruh risiko strategis dan operasional yang penting mencakup seluruh
area organisasi, termasuk seluruh area pekerjaan, tempat kerja, juga area klinis.
2. Mengendalikan seluruh risiko strategis dan operasional yang penting mencakup seluruh
area organisasi, termasuk seluruh area pekerjaan, tempatkerja, juga area klinis.
3. Memastikan adanya sistim yang kuat dan menjamin terdapatnya sistim untuk
mengendalikan dan mengurangi risiko.
1. Risiko : Suatu risiko adalah peluang dari sesuatu yang terjadi yang akan berdampak
merugikan bagi pencapaian sasaran-sasaran organisasi dan penyelenggaraan pelayanan
pasien yang bermutu tinggi.
2. Manajemen Risiko : Manajemen risiko adalah identifikasi, klasifikasi dan pengendalian
proaktif dari kejadian-kejadian dan aktifitas-aktifitas dimana organisasi terlibat.
3. Insiden Keselamatan Pasien : Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut
insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau
berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian
Tidak Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian
Potensial Cedera.
4. Kejadian Tidak Diharapkan : Kejadian Tidak Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD
adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien.
5. Kejadian Nyaris Cedera :Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat KNC adalah
terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
6. Kejadian Tidak Cedera : Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah
insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera.
7. Kondisi Potensial Cedera : Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah
kondisi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden.
8. Kejadian Sentinel : Suatu kejadian tak diharapkan yang menyebabkan kematian atau
cedera fisik atau psikologis serius, atau resiko daripadanya. Termasuk di dalamnya (tetapi
tidak terbatas pada): kematian yang tidak dapat diantisipasi dan tidak berhubungan
dengan penyebab alami dari penyakit pasien atau kondisi medis dasar pasien (contoh:
bunuh diri); kehilangan permanen yang besar dari fungsi yang tidak berhubungan dengan
penyakit dasar pasien; pembedahan yang salah lokasi, salah prosedur, salah pasien;
penculikan bayi atau bayi yang dibawa pulang oleh orang tua yang salah.
9. Pelaporan insiden keselamatan pasien : Pelaporan insiden keselamatan pasien yang
selanjutnya disebut pelaporan insiden adalah suatu system untuk mendokumentasikan
laporan insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk pembelajaran.
10. Risiko Sisa : Adalah sisa risiko tingkat terendah yang dapat dicapai setelah upaya
pengendalian / tindakan dilakukan.
11. Penilaian Risiko : Suatu identifikasi dari bahaya yang bermakna yang muncul dalam
aktifitas organisasi dan suatu pertimbangan dari kemungkinan dan beratnya kerugian
yang mungkin terjadi sebagai akibat dari terpapar bahaya.
12. Penilai Risiko : Anggota dari staf (manager atau yang lain) yang telah menghadiri
pelatihan penilaian risiko. Hal ini adalah tanggung jawab manajemen untuk memastikan
bahwa tiap divisi memiliki paling sedikit satu penilai risiko yang terlatih per divisi.
13. Internal : Merujuk kepada aktifitas atau dokumen di dalam organisasi.
14. Eksternal : Merujuk kepada aktifitas atau dokumen yang bukan berasal dari organisasi
D. SASARAN
Tersedianya Panduan Manajemen Risiko di Puskesmas Tanjung Pati untuk Tim Mutu dan
Audit Mutu serta Penanggung jawab (Koordinator) unit layanan serta staf Puskesmas Tanjung
Pati
BAB II
RUANG LINGKUP
a. Level Puskesmas oleh Tim mutu dan manajemen risiko klinis dari Tim Peningkatan Mutu
Klinis dan Keselamatan Pasien (Tim PMKP) Puskesmas.
b. Level unit pelayanan oleh penanggung jawab / koordinator atau pelaksana dari masing -
masing unit pelayanan.
Uraian tanggung jawab manajemen risiko:
1. Tanggung Jawab Kepala Puskesmas
a. Menetapkan kebijakan mengenai manajemen risiko puskesmas
b. Menetapkan dan membina tim manajemen risiko puskesmas.
c. Mengawasi dan memastikan sistim manajemen risiko berjalan dengan baik dan
berkesinambungan
d. Menerima laporan dan rekomendasi pengelolaan / pengendalian risiko serta
menindaklanjuti sesuai arah kebijakan puskesmas termasuk pendanaannya.
e. Mengambil alih tanggung jawab pengelolaan dan pengendalian insiden keselamatan
pasien
f. Melaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan jika ada risiko yang berat dan serius
yang memerlukan pengelolaan dan pengendalian risiko segera.
2. Tanggung Jawab Tim Audit Internal
1. Hak Pasien
2. Mendidik pasien dan keluarganya
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
TATA LAKSANA
Manajemen Risiko Klinis Puskesmas Tanjung Pati terdiri dari 4 rangkaian utama yaitu
sebagai berikut ;
a) Identifikasi Risiko Klinis dan Analisis Risiko
Identifikasi merupakan langkah awal dalam proses manajemen risiko klinis. Ada
berbagai metode yang dapat dilakukan di dalam mengidentifikasi risiko, yaitu sebagai
berikut ;
1. AUDIT Hasil audit yang dilakukan oleh Auditor Internal
ataupun Auditor Eksternal adalah sumber dokumen
identifikasi risiko klinis yang objektif dan cenderung
terstruktur. Hasil audit ini harus dipaparkan kepada
seluruh Pegawai, agar terbentuk kewaspadaan serta
pembelajaran untuk semua pegawai.
Indikator
MODUS- Kemungki Kemudah
Tingkat Risk untuk
MODUS PENYEBA nan an
kepatah Priority menguku
N KEGAGAL B AKIBATN terjadinya dideteksi Solu
an (S= Number(R r
o. AN / TERJADIN YA (O= (D= si
Severity PN), RPN = keberhasi
KESALAH YA Occurrenc Detectabil
) OxSxD lan dari
AN e) ity)
solusi
Setelah mengisi kolom FMEA, maka kita tentukan prioritas prosedur (SOP atau
Kebijakan) yang harus diubah. Proses perubahan ini didokumentasikan serta
disampaikan kepada seluruh pihak terkait.
Salah satu kunci utama keberhasilan dari program keselamatan pasien adalah
pencatatan pelaporan dan dokumentasinya.Namun justru pencatatan dan pelaporan ini
menjadi salah satu masalah utama dalam pelaksanaan keselamatan pasien dibanyak sarana
kesehatan di Indonesia.
Tujuan utama dari pencatatan dan pelaporan serta dokumentasinya adalah untuk dapat
menurunkan angka kejadian atau insiden dari pelayanan yang dilakukan menyangkut KTD,
KNC dan Kejadian Sentinel serta untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien.Selain itu pelaporan juga berguna untuk memonitor upaya pencegahan terjadinya
kesalahan sehingga diharapkan dapat mendorong dilakukannya investigasi lebih lanjut.
Mengingat kejadian keselamatan pasien termasuk hal rahasia maka mekanisme dan
alur pelaporan perlu diatur dan menggunakan form khusus yang membedakan jenis laporan
internal dan eksternal. Pelaporan insiden dilakukan dengan mengikuti alur baik untuk
internal sarana kesehatan maupun alur untuk laporan di eksternal sarana kesehatan.
Sistim pelaporan mengharuskan semua personil disarana kesehatan untuk terlibat dan
peduli dengan bahaya atau potensi bahaya yang dapat terjadi terkait dengan keselamatan
pasien.
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memantau dan menilai pelaksanaan dan
keberhasian upaya keselamatan pasien.Monitoring dan evaluasi dilakukan terhadap :
1) Sumber daya manusia
2) Pengelolaan peralatan dan obat
3) Pelayanan medik dasar
4) System dokumentasi dan pelaporan
Memantau dan meninjau risiko yang sedang berjalan, penting untuk memastikan
bahwa rencana organisasi manajemen risiko puskesmas tetap relevan. Mengingat bahwa
banyak faktor yang dapat mempengaruhi perubahan “kemungkinan dan dampak risiko” setiap
saat, maka manajemen risiko harus melakukan pemantauan berulang kali, serta meninjau
kembali setiap langkahdalam proses manajemen risiko.
Tujuan utama pemantauan adalah:
a. Untuk mengembangkan sebuah daftar risiko (risk register) secara komprehensif yang
diprioritaskan untuk membuat rencana tindakan terhadap risiko yang signifikan dan
moderat.
b. Untuk mengembangkan daftar risiko internal dan rencana kegiatan untuk semua unit
layanan.
c. Untuk mengembangkan profil utama risiko dan risiko signifikan yang mungkin timbul
dari kegiatan puskesmas serta untuk menganalisis risiko yang berdampak terhadap
keuangan, kemungkinan risiko yang mungkin muncul menjadi insiden dan kemungkinan
untuk mengontrol.
PA