Anda di halaman 1dari 89

BAB V.

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL DAN PLAMBING

PASAL 1

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN PLAMBING

1.1. Umum
Spesifikasi ini melingkupi kebutuhan untuk pelaksanaan pekerjaan plambing, sebagaimana
yang ditunjukkan pada gambar rencana yang terdiri dari :
a. Pengadaan dan pemasangan pompa distribusi dalam.
b. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi air bersih dan air kotor, dan air bekas sesuai
gambar rencana dan spesifikasi, termasuk penyambungan pipa saluran air dari meter air ke
ground water reservoir.
c. Pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan bantu bagi seluruh peralatan plambing.
d. Pengetesan dan pengujian dari seluruh instalasi plambing yang terpasang termasuk
sanitary.
e. Mengadakan masa pemeliharaan selama waktu yang ditentukan oleh Pemberi Tugas.
f. Pembuatan shop drawing bagi instalasi yang akan dipasang dan pembuatan as built
drawing bagi instalasi yang telah terpasang.

1.2. Kualifikasi Pekerja


a. Untuk pemasangan dan pengetesan pekerjaan-pekerjaan ini harus dilakukan oleh pekerja-
pekerja dan supervisor yang benar-benar ahli dan berpengalaman. Tukang las harus
mempunyai Sertifikat.
b. MK/Pengawas dapat menolak atau menunda pelaksanaan suatu pekerjaan, bila dinilai
bahwa pelaksana tersebut tidak terampil/tidak berpengalaman.

1.3. Pengajuan-pengajuan
Pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan :
a. Material list dari seluruh item peralatan yang akan dipasang.
b. Shop drawing yang menunjukkan secara detail pekerjaan-pekerjaan/pemasangan peralatan
dan perpipaan, penyambungan dengan pekerjaan-pekerjaan lain atau pekerjaan-pekerjaan
yang sulit dilaksanakan ataupun perubahan-perubahan atau modifikasi yang diusulkan
terhadap gambar rencana.
c. Prosedur pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik jika ada dari peralatanperalatan yang
akan dipasang.
d. Contoh-contoh material (brosur-brosur untuk peralatan-peralatan yang besar) dari
material/peralatan yang akan dipasang.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 143


1.4. Review
MK/Pengawas akan memeriksa (mereview) pengajuan-pengajuan dari kontraktor dan memberi
komentar atas hal tersebut. Kontraktor harus merevisi pengajuannya sampai memperoleh
persetujuan MK/Pengawas.

1.5. Standard and Code


Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, maka pada pekerjaan ini berlaku peraturan-
peraturan sebagai berikut :
a. Peraturan Jawatan Pemda (Dinas Pemadam Kebakaran) Indonesia.
b. Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung
(Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008).
c. National Fire Protection Association (NFPA) 13, 14, dan 20 untuk Peralatan Pompa dan
Kontrol Pompa Kebakaran.
d. Pedoman Plambing Indonesia.

1.6. Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi


a. Apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan telah dilakukan serah terima pertama,
Kontraktor wajib menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang sebanyak 3 set cetak
biru dan 1 set transparan.
b. Kontraktor juga berkewajiban untuk menyerahkan 3 set petunjuk operasi dan
pemeliharaan sistem yang dipasang.

1.7. Bagian yang Berhubungan


Bagian yang berhubungan dengan pekerjaan ini adalah :
a. Perpipaan
b. lsolasi dan Pengecatan
c. Pompa

1.8. Garansi
a. Kontraktor Plambing bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan untuk instalasi
ini dari pencurian atau kerusakan. Bahan/peralatan yang hilang atau rusak harus diganti
oleh Kontraktor tanpa biaya tambahan.
b. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya (skilled labour)
agar dapat memberikan hasil kerja terbaik dan rapi. Sebelum suatu pipa tertutup (oleh
dinding, langit-langit, dan lain-lain) harus diuji dan disetujui oleh MK/Pengawas atau
wakil yang ditunjuk.
c. Kontraktor pekerjaan ini harus memberikan garansi tertulis kepada MK/ Pengawas, bahwa
seluruh instalasi penyediaan dan distribusi air bersih, instalasi pemadam kebakaran,

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 144


instalasi pembuangan air kotor bekerja dengan memuaskan, dan kontraktor menanggung
semua biaya atas kerusakan-kerusakan penggantian yang perlu selama jangka waktu
pemeliharaan.
d. Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh barang yang akan dipasang dan atau brosur-
brosur sebelum pemasangan instalasi plambing, fixture-fixture dan peralatan lain, untuk
mendapat persetujuan dari MK/Pengawas.

1.9. Training
Kontraktor harus menyiapkan dan menyelenggarakan latihan bagi calon operator yang akan
mengoperasikan dan memelihara sistem air bersih, air kotor dan air hujan. Latihan dapat
dimulai sejak pelaksanaan pemasangan instalasinya, atas petunjuk dan persetujuan
MK/Pengawas.

1.10. Buku Petunjuk


Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan buku petunjuk (manual) yang meliputi cara
pengoperasian maupun cara pemeliharaan kepada MK/Pengawas. Buku petunjuk (manual)
tersebut dibuat sebanyak 4 (empat) buku.

PASAL 2

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN PERPIPAAN

2.1. Umum
2.1.1. Ruang Lingkup
Spesifikasi ini merupakan persyaratan minimal untuk seluruh pekerjaan perpipaan pada
pekerjaan mekanikal.

2.1.2. Standar dan Kode


Standar dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain :
a. ASTM : American Society of Testing Material
b. ANSI : American National Standard Institute
c. BS : Birmingham Standard
d. JIS : Japan Industrial Standard
e. SII : Standard Industri Indonesia

2.1.3. Bagian yang Berhubungan


Referensi yang harus diperhatikan adalah pekerjaan-pekerjaan yang terkait yaitu :
a. Plambing
b. Tata Udara dan Ventilasi

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 145


c. Pemadam Kebakaran
d. lsolasi dan Pengecatan

2.2. Spesifikasi Perpipaan


a. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah dari
masing-masing sistem pipa.
b. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi dengan
kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
c. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan stress
sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja di bawah tanah diberi lapisan
anti karat densotape dengan ketebalan 2-3 mm.
d. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut di atas harus juga
terlindung dari cahaya matagari.
e. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.

2.3. Spesifikasi Bahan Perpipaan


2.3.1. Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan
Tek. Tek. Std. Tek. Spesifikasi
SISTEM Kode Sistem
Kerja Bahan Uji Pipa Isolasi
Air Dingin dalam
AB 10 12.50 15 PN-10 IA
Gedung
Air Dingin di
AB 10 12.50 15 PN-10 IA
Luar Gedung
Air Panas dalam
AP 20 PN-20 IA
Gedung
Hidran di Luar
IH/OH 10 15 20 BS-40 IA
Gedung
Air Limbah
Pengaliran ABK 5 10 15 PVC-10 IA
Gravitasi
Air Hujan AH 5 10 15 PVC-10 IA
Air Limbah
AK 5 10 15 PVC-10 IA
Gravitasi Toilet
Vent VT - - Rendam PVC-5 IA
Pipa Header
Pompa dan Pipa HD/ABK/AK 10 10 15 GIP IA
Air Limbah Luar
Keterangan :
IA = Tidak diisolasi
IB = Diisolasi
GRV = Gravitasi
Tekanan uji tidak terbatas pada tabel ini namun juga harus mengacu pada tekanan aktual
pompa.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 146


2.3.2. Spesifikasi Pipa PPR PN-10
Penggunaan : Air dingin di dalam gedung. Tekanan standar 12.5 bar.
Uraian Keterangan
- Polypropelene Random Copolymer
Pipa - Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
- Temp : 95 - 100° L-PN.10
- Electric Welding
- Polypropeeme Random Copolymer
Sambungan/Fitting
- Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
- PN-10
- Dia. 40 mm ke bawah black malleable cast iron, RF
class 150 lb, screwed
Flange
- Dia. 50 mm ke atas forged steel, RF class 150 lb,
welding joint.
- Dia. 40 mm ke bawah, bronze atau strainer A - metal
body class 150 lb dengan sambungan ulir, BS 21/
Valve & Strainer ANSI B 2.1
- Dia 50 mm ke atas, cast iron body class 150 lb
dengan sambungan flanges

2.3.3. Spesifikasi Pipa PPR PN-10


Penggunaan : Air dingin di luar gedung. Tekanan standar 12.5 bar.
Uraian Keterangan
- Polypropelene Random Copolymer
Pipa - Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
- Temp : 95 - 100° L-PN.10
- Electric Welding
- Polypropeeme Random Copolymer
Sambungan/Fitting
- Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
- PN-10
- Dia. 40 mm ke bawah black malleable cast iron, RF
class 150 lb, screwed
Flange
- Dia. 50 mm ke atas forged steel, RF class 150 lb,
welding joint.
- Dia. 40 mm ke bawah, bronze atau strainer A - metal
body class 150 lb dengan sambungan ulir, BS 21/
Valve & Strainer ANSI B 2.1
- Dia 50 mm ke atas, cast iron body class 150 lb
dengan sambungan flanges

2.3.4. Spesifikasi Pipa Black Steel Sch. 40


Penggunaan : Hydrant. Tekanan standar 15 bar.
Uraian Keterangan
Pipa - Black Steel Pipe ERW, Sch. 40, ASTM A53

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 147


- Dia. 40 mm ke bawah screwed end
- Dia. 50 mm ke atas plain end
- Dia. 40 mm ke bawah malleable iron ANSI B 16.3
class 300 lb, screwed end
Sambungan/Fitting
- Dia. 50 mm keatas, wrought steel butt weld fitting
- ANSI B 16.9, Sch 40
- Dia. 40 mm ke bawah black malleable cast iron, RF
class 300 lb, screwed
Flange
- Dia. 50 mm ke atas forged steel, RF class 300 lb,
welding joint.
- Dia. 40 mm ke bawah, bronze atau strainer A - metal
body class 300 lb dengan sambungan ulir, BS 21/
Valve & Strainer ANSI B 2.1
- Dia 50 mm ke atas, cast iron body class 300 lb dengan
sambungan flanges

2.3.5. Spesifikasi Pipa PVC 10


Penggunaan : Air limbah pengaliran gravitasi. Tekanan standar 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
PVC injection moulded sanitary fitting large radius,
Elbow dan Junction
solvent cement joint type
PVC injection moulded sanitary fitting concentric,
Reducer
solvent cement joint type
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

2.3.6. Spesifikasi Pipa PVC 10


Penggunaan : Air hujan. Tekanan standar 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
PVC injection moulded sanitary fitting large radius atau
Elbow dan Junction made fabricated fitting, solvent cement joint atau
rubber ring type
Reducer Seperti diatas, model concentric
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

2.3.7. Spesifikasi Pipa PVC 10


Penggunaan : Air limbah gravitasi toilet. Tekanan standar 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
PVC injection moulded sanitary fitting large radius atau
Elbow dan Junction made fabricated fitting, solvent cement joint atau
rubber ring type
Reducer Seperti diatas, model concentric
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 148


2.3.8. Spesifikasi Pipa PVC 10
Penggunaan : Pipa Vent. Tekanan standar 5 bar (klas AW).
Uraian Keterangan
Pipa Polyvinyl chloride (PVC) klas 5 bar
PVC injection moulded pressure fitting, solvent joint
Fitting
type
Reducer Seperti diatas, model concentric
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik pembuat

2.3.9. Spesifikasi Pipa GIP


Penggunaan : Header pada pompa dan pipa air limbah. Tekanan standar 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa Galvanized Steel pipe BS 1387/1967 class medium
- Dia. 40 mm ke bawah malleable iron ANSI B 16.3
class 150 lb, screwed end
Sambungan/Fitting
- Dia. 50 mm keatas, wrought steel butt weld fitting
- ANSI B 16.9, Sch 40
- Dia. 40 mm ke bawah galvanized malleable cast iron
RF class 150 lb, screwed
Flange
- Dia. 50 mm ke atas Forged steel, RF class 150 lb,
welding joint.
- Dia. 40 mm ke bawah, bronze atau A - metal body
class 150 lb dengan sambungan ulir, BS 21/ ANSI B
Valve & Strainer 2.1
- Dia 50 mm ke atas, cast iron body class 150 lb dengan
sambungan flanges

2.3.10. Schedule Katup


Katup Isolasi Katup Pengatur Katup Searah
Pemakaian Dia. < 40 Dia. 50 mm Dia. < 40 Dia. 50 mm Dia. < 40 Dia. 50 mm
mm ke atas mm ke atas mm ke atas
Air bersih di Guided
Gate Butterfly Globe Butterfly Swing
dalam gedung Membrane
Air bersih di Guided
Gate Butterfly Globe Butterfly Swing
luar gedung Membrane
Air panas di Guided
Gate Butterfly Globe Butterfly Swing
dalam gedung Membrane
Guided
Hydrant Gate Gate Globe Gate Swing
Membrane
Double
Drain Gate Butterfly Globe Butterfly Swing
Disc

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 149


2.3.11. Persyaratan Jenis Peralatan
Jenis peralatan yang boleh dipergunakan di sini adalah sebagai berikut :
Fungsi Peralatan Ukuran dan Joint W.O. & G Steam
Ball
Butterfly
s/d 40 mm screwed Globe
Katup Penutup Gate
(Stop Valve) Diaphargm
50 mm ke atas Butterfly
Globe
flanged Gate
Globe
s/d 40 mm screwed Butterfly Globe
Katup Pengatur
Diaphargm
(Regulating Valve)
50 mm ke atas Butterfly
Globe
flanged Globe
Swing Check
s/d 40 mm screwed
Globe Check
Non Return Valve Double
50 mm ke atas
Swing Check
flanged
Disk Check
“Y” type
Strainer
“Bucket” type
Pressure Reducer Die and Flow type
Pressure Indicator Dial
Dial type
Dia. 100 mm
Note : W = water, O = Oil, G = Gas

2.4. Persyaratan Pemasangan


2.4.1. Umum
a.Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapian, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil
banyaknya penyilangan.
b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50
mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan dan peralatan.
c.Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum dipasang,
membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/ runcing serta penghalang
lainnya.
d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.
e.Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
water mur atau flens.
f. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan cabang

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 150


pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
g. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
1) Di bagian dalam toilet
Garis tengah 50 mm - 100 mm atau lebih kecil : 1 % - 2 %
2) Di bagian dalam bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
3) Di bagian luar bangunan
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
h. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna mempermudah pengisian
maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik
terendah dan dibuat cekung.
i. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
j. Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasang sedemikian
rupa dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada
pipa atau alat-alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.
k. Pekerjaan pipa ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa dengan
proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan fitting
pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
l. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan pengarah-pengarah
pipa harus secukupnya disediakan agar pemuaian serta perenggangan terjadi pada
alat-alat tersebut, sesuai dengan permintaan dan persyaratan pabrik.
m. Selubung pipa harus disediakan dimana pipa-pipa menembus dinding, lantai,
balok, kolom atau langit-langit. Dimana pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah
kosong di antara selubung dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-wool
atau bahan tahan api yang lain, kemudian harus ditambahkan sealant agar kedap
air.
n. Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.
o. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa fleksibel
untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
p. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali sehingga
kembali seperti kondisi semula.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 151


1) Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.
2) Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setelah 15-30 cm untuk
bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-
batuan atau benda keras yang lain.
3) Untuk pipa di dalam tanah dan tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton
pada jarak 2-2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
q. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
r. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
s. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor membentuk sudut 90°, harus
digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur
aliran agar diberi tanda.
2.4.2. Penggantung dan Penumpu Pipa
a.Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian
atau perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan
dalam tabel berikut ini :
Batas Maksimum Ruang
Ukuran Pipa
Jenis Pipa Interval Interval
(mm)
Mendatar (m) Tegak (m)
Sampai 20 1,8 2
25 s.d. 40 2,0 3
Pipa GIP 50 s.d. 80 3,0 4
100 s.d. 150 4,0 4
200 atau lebih 5,0 4
50 0,6 0,9
80 0,9 1,2
Pipa PVC
100 1,2 1.5
150 1,8 2,1
Catatan :
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka jarak
interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.
b. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
1) Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
2) Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 152


c.Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
1) Diameter Batang
Ukuran Pipa Batang
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s.d. 50 mm 9 mm
65 mm s.d. 150 mm 13 mm
200 mm s.d. 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar Dihitung dengan faktor keamanan 5
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel di atas
Penunjang pipa lebih dari 2 Dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
kekuatan puncak
2) Bentuk gantungan.
Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.
d. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
e. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar
zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
No. Jenis Cairan Warna Pipa
1. Air Bersih Biru
2. Air Kotor Hitam
3. Air Bekas Coklat
4. Air Pemadam Kebakaran Merah
5. Pipa Gas Kuning

2.4.3. Cara Pemasangan Pipa dalam Tanah


a. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
b. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda-benda keras/tajam.
c. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan
adukan semen.
d. Urugan pasir sekeliling dasar pipa dan dipadatkan.
e. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
f. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
g. Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada urugan pipa bagian atas harus
dilindungi plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa
sehingga plat beton tidak bertumpu pada pipa dan tidak menganggu konstruksi
jalan, kemudian baru ditimbun dengan baik sampai padat.

2.4.4. Pemasangan Katup-katup


Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk
bagian-bagian berikut ini :
a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 153


b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.
1) Di ruang mesin
Ukuran Pipa Ukuran Katup
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s.d. 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
2) Katup by pass

2.4.5. Pemasangan Katup-katup Pengaman


Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan sumber
tekanan.

2.4.6. Pemasangan Sambungan Fleksibel


Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dan menghindari
terjadinya retak/patah pipa akibat penurunan tanah dan struktur bangunan.

2.4.7. Pemasangan Pengukur Tekanan


Pengukur tekanan harus disediakan dan di tempatkan pada lokasi dimana tekanan yang
ada perlu diketahui :
a. Katup-katup pengurang tekanan
b. Katup-katup pengontrol
c. Setiap pompa
d. Setiap bejana tekan
Diameter pengukur tekanan minimum diameter 75 mm dengan pembagian skala ukur
maksimum 2 kali tekanan kerja.

2.4.8. Sambungan Ulir


a. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku
untuk ukuran sampai dengan 40 mm.
b. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
c. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zink white dengan
campuran minyak.
d. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
e. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.
f. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

2.4.9. Sambungan Las


a. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 154


b. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fittinglas. Kawat las atau elektrode
yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
c. Sebelum pekerjaan las dimulai pemborong harus mengajukan kepada Direksi
contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
d. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat izin tertulis dari Direksi.
e. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
f. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik
menurut penilaian Direksi.

2.4.10. Sambungan Lem


a. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.
b. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan alat
press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat pemotong
khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
c. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.

2.4.11. Sambungan yang Mudah Dibuka


Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter sebagai berikut :
a. Antara lavatory faucet dan supply valve.
b. Pada waste fitting dan siphon.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan seal threat.

2.4.12. Pemasangan Katup-katup Pelepasan Tekanan


Katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang mungkin
timbul kelebihan tekanan.

2.4.13. Pemasangan Vent Udara Otomatis


Vent udara otomatis harus disediakan di tempat- tempat tertinggi dan kantong udara,
serta ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.

2.4.14. Pemasangan Sambungan Ekspansi


Sambungan ekspansi harus disediakan pada penyambungan antara pipa dari luar
bangunan dengan pipa dari dalam bangunan untuk menghindari terjadinya patah
ataupun bengkok akibat terjadinya penurunan tanah ataupun struktur bangunan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 155


2.4.15. Selubung Pipa
a. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
b. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di
luar pipa ataupun isolasi.
c. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air (water proofing) harus dari jenis "Flushing Sleeves".
e. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau
"Caulk".

2.4.16. Katup Label (Valve Tag)


a. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
b. Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus ditunjukkan
di tags katup.
c. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.

2.4.17. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara- cara/ metoda-metoda
yang disetujui sampai semua benda- benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1
jam setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu
dibilas.

2.5. Pengujian/ Pengetesan


a. Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :
1) Pemeriksaan sebagian- sebagian.
2) Pemeriksaan setelah pemasangan.
b. Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta sistem sudah memenuhi
dan sesuai dengan rencana.
1) Pemborong harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
2) Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar dites terlebih dahulu sebelum diurug,
dengan bagian per bagian, dengan tekanan 1 ½ x tekanan kerja selama 1 jam tanpa

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 156


ada penurunan tekanan (antara 10 kg/cm2) dan dilanjutkan pengujian per sistem.
3) Setelah alat plambing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa penurunan tekanan,
berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan ditentukan oleh
pengawas.
4) Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan tinggi
air.
5) Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi sesuai PPI dengan
sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih baik, baik yang dipa atau di tangki.
6) Setelah itu dibersihkan (dibilas) dengan air bersih.
7) Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa untuk
pengetesan.
8) Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan, dilakukan pengujian
sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam perencanan seperti
kapasitas pompa, kebisingan pompa (± 60 dB), tekanan air keluar kran dia. 0,3
kg/cm2) dan lain-lain.
9) Semua pengetesan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan akan dikeluarkan sertifikat oleh
Pemberi Tugas.

2.6. Testing dan Commisioning


a. Kontraktor pekerjaan instalasi akan melakukan semua testing pengukuran secara parsial
dan secara sistem, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah dilaksanakaan
berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
b. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung jawab
Kontraktor, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik hingga dapat
dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan yang ditentukan.

PASAL 3

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH

3.1. Lingkup Pekerjaan


Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem air bersih adalah sebagai berikut :
a. Tangki persediaan air bersih,
b. Pompa suplai,
c. Perpipaan,
d. Pengkabelan,
e. Panel listrik,
f. Peralatan instrumen dan pengendalian,

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 157


g. Penyambungan ke peralatan penunjang, dan
h. Penyambungan ke peralatan plambing.

3.2. Peraturan dan Referensi


Peraturan dan referensi yang dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini antara lain
adalah :
a. Pedoman Plambing Indonesia tahun 1975.
b. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing (Soufyan dan Moimura).
c. National Plumbing Code Handbook, 1975.
d. PU.
e. Depnaker.
f. Depkes.

3.3. Peralatan Utama


3.3.1. Tangki Persediaan Air Bersih
a. Tangki persediaan air bersih terletak di area service basement (ground water tank).
Tangki air bawah berfungsi untuk menyediakan air untuk kebutuhan cadangan
selama 2 (dua) hari, dengan kualitas sesuai standar Depkes RI tahun 1990.
b. Tangki harus dibuat dari konstruksi higienis dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Membuat kemiringan pada lantai, sehingga terjadi aliran minimum selama 20
menit.
2) Tanpa sudut tajam.
3) Mempunyai bak pengurasan pada dasar tangki.
4) Permukaan dinding licin dan bersih.
c. Sumur hisap, untuk memperkecil volume air mati pada pipa isap pompa, maka
harus dibuat sumur hisap pada tangki air.
d. Tangki air bawah dapat dibuat dari Fiberglass Reinforced Plastic berbentuk
kubikel (siap pakai).
e. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
1) Manhole
2) Tangga
3) Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar
4) Pipa peluap dan pipa penguras
5) Indikator muka air
6) Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel, dan
sebagainya

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 158


f. Sistem Pengendalian
1) Muka air dalam tangki atas mengendalikan pompa pemindah.
2) Pompa akan hidup pada saat air turun mencapai muka air tertentu.
3) Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap.

3.3.2. Pompa Transfer


a. Pompa pemindah berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke
tangki air atas.
b. Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 ( dua ) pompa.
c. Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yang dipasang di tangki
bawah maupun tangki atas.
d. Setiap pompa pemindah antara lain terdiri dari :
1) Pompa centrifugal end suction lengkap dengan motor.
2) Inlet dan outlet headers.
3) Katup-katup inlet dan outlet.
4) Check valve anti pukulan air.
5) Inlet strainers.
6) Panel daya dan pengendalian.
7) Level switch untuk ON/OFF,
8) Level switch untuk proteksi pompa.
9) Pengkabelan.
10) Penunjuk tekanan pada inlet dan outlet pompa.
11) Dudukan pompa.
e. Pengaturan pompa adalah sebagai berikut.
1) Pompa akan bekerja apabila muka air di tangki atas turun mencapai level L
dan akan stop apabila muka air naik sampai level H.
2) Semua pompa akan tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki bawah turun
sampai level LL.

3.3.3. Pompa Booster/Distribusi


a. Pompa Booster berfungsi untuk mengalirkan air ke alat- alat plambing pada lantai-
lantai yang membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air di dalam pipa
pada setiap lantai merata.
b. Pompa Booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap
variasi laju aliran pada setiap saat secara otomatis.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 159


c. Setiap boster pump harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa
dan paling banyak 4 pompa yang bekerja pararel sedangkan laju aliran masing-
masing pompa dalam berdasarkan standard pabrik perakit booster pump.
d. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 40 m 3/jam boleh
mempergunakan Pressure Control System.
e. Setiap booster pump antara lain terdiri dari peralatan sebagai berikut.
1) Pompa centrifugal end suction lengkap dengan motor.
2) Tangki tekan dengan tipe membran.
3) Inlet dan outlet header.
4) Katup-katup inlet dan outlet.
5) Check valve anti pukulan air.
6) Inlet strainers per pompa.
7) Panel daya dan pengendalian.
8) Pressure switch/flow monitor switch.
9) Pressure gauges pada inlet dan oulet pompa.
10) Pengkabelan.
11) Dudukan pompa.
f. Pengaturan pompa pada sistem pressure control.
1) Pompa pertama bekerja apabila tekanan air di jaringan turun sampai ambang
batas L pada pressure switch (PS 1).
2) Pompa kedua bekerja apabila tekanan air di jaringan masih turun sampai
ambang batas L pada pressure switch (PS 2) dan seterusnya.
3) Pompa pertama, kedua, dan seterusnya berhenti apabila tekanan air di
jaringan pemakai naik sampai ambang batas H di PS1, PS2, dan seterusnya.
4) Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva pemilihan pompa
yang akan dipakai.
5) Pompa yang sedang bekerja dapat tiba-tiba berhenti apabila muka air di
tangki hisap turun sampai batas LL, dan akan kembali normal apabila muka
air naik sampai batas “L”.

3.4. Pompa Suplai (Deep Well)


3.4.1. Lingkup Pekerjaan
Uraian singkat lingkup pekerjaan deep well adalah sebagai berikut.
a. Mengurus semua izin terkait yang diperlukan.
b. Pembuatan sumur dalam dan pengujiannya.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian pompa sumur dalam.
d. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian pengkabelan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 160


e. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian panel listrik.
f. Pengadaan, pemasangan, dan pengujian peralatan instrumen dan kontrol.
g. Penyambungan ke semua peralatan penunjang.
h. Penyambungan ke semua peralatan pemakai.
i. Pembuatan shop drawings.
j. Pembuatan as built drawings.

3.4.2. Peraturan dan Referensi


Peraturan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini antara lain :
a. Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh PAM maupun Direktorat
Geologi.
b. Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja.
c. Peraturan dan persyaratan teknis yang terkait sebagaimana ditentukan di RKS
untuk Pekerjaan Sistem Plambing.

3.4.3. Perizinan
a. Izin Usaha
Kontraktor sumur bor harus mempunyai surat izin perusahaan pengeboran air
tanah yang dikeluarkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan Departemen
Pertambangan dan Energi, SIPP di wilayah setempat dan izin-izin lainnya yang
diwajibkan.
b. Izin Pengeboran
Kontraktor harus mengurus semua perizinan pengeboran air tanah. Biaya
pengurusan dan biaya perizinan dibebankan kepada Kontraktor.

3.4.4. Peralatan Utama


a. Peralatan Pengeboran
Peralatan pengeboran yang dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan
pengeboran harus mempergunakan mesin bor yang memadahi dan sesuai dengan
rekayasa, konstruksi, dan keadaan tanah.
b. Sumur Dalam
1) Sebelum memulai pengeboran, pemborong harus menyampaikan gambar
kerja kepada pengawas untuk mendapat persetujuan yang menunjukkan letak
sumur maupun konstruksi pengeboran.
2) Setiap sumur harus mampu mengeluarkan air sebanyak 12 m3/jam dan 240
m3/hari.
3) Kedalaman sumur diperkirakan 150 meter.
4) Konstruksi sumur dibuat sekurang-kurangnya sebagai berikut.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 161


a) Pipa jambang 150 mm sedalam 60 meter, 10 meter bagian luar atas dicor
beton, agar air kedalaman ini tidak masuk ke sumur.
b) Pipa naik 100 mm sedalam 90 meter dari ujung jambang, di sebelah
luarnya diisi koral/pasir cuci.
5) Bahan pipa dan saringan sebagai berikut.
a) Pipa jambang dan pipa naik menggunakan galvanized steel pipe (GSP)
BS 1387 class medium.
b) Jumlah pipa saringan yang menggunakan stainless steel 304, ukuran pipa
100 mm, ditetapkan oleh Direktorat Geologi Tata Lingkungan (minimal
3 buah).
6) Batu karang
a) Bila pengeboran menembus batu karang di daerah pipa naik maka di luar
pipa naik setebal batu karang harus dicor beton agar sumber air yang
melalui batu karang tidak diambil.
b) Bila pengeboran menembus batu karang pada bagian ujung sumur, maka
lubang pada batu karang harus ditutup kembali dengan beton cor, dan
ujung sumur akan berhenti di atas batu karang.

3.4.5. Testing dan Commisioning


a. Kontraktor harus melakukan pengujian lengkap antara lain :
1) Pengujian debit dan penurunan muka air (drawdown test).
2) Pengujian pemulihan kedalaman muka air (recovery test).
3) Pengujian terus menerus 3 kali dalam 24 jam.
4) Pengujian kualitas air oleh laboratorium.
5) Pengujian yang diwajibkan oleh instansi Pemerintah yang berwenang.
Selain pengujian di atas, Kontraktor harus melakukan pengujian yang diwajibkan
oleh instansi Pemerintah yang berwenang. Semua peralatan uji, sumber daya dan
biaya uji dibebankan kepada Kontraktor.
b. Peralatan Uji
Peralatan uji yang digunakan harus dapat diandalkan, sudah ditera dan mudah
dibaca secara terus menerus, peralatan uji tersebut antara lain :
1) Pengukur debit, dengan meter air putar dan meter air Venturi/
2) Penduga permukaan air, dengan membran tekan atau sistem elektroda lampu
listrik arus lemah.
c. Rekayasa
Serah terima pekerjaan harus disertai rekayasa sebagai berikut.
1) Gambar sumur terpasang secara detail.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 162


2) Seluruh laporan hasil pengujian.
d. Perlengkapan Sumur Dalam
Sumur dalam harus mempunyai kelengkapan antara lain :
1) Vent sumur
2) Katup pengatur
3) Katup penahan aliran balik
4) Manometer
5) Katup pelepas udara otomatis

3.5. Spesifikasi Perpipaan


Lihat “Spesifikasi Perpipaan”

3.6. Sand Filter


a. Sand filter berfungsi meningkatkan mutu air.
b. Backwash (pencucian filter) harus dilakukan setiap hari selama 5 menit sampai 10 menit,
pada saat beban pemakaian air surut.
c. Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure tyoe, multi media automatic/manual
backwash.
d. Laju aliran maksimum adalah 10 m2/m2/jam.
e. Bahan tangki terbuat dari wound polyester sedangkan screen terbuat dari bronze atau
stainless steel.
f. Filter terdiri dari :
1) Tangki termasuk screen
2) Filter media
3) Valves
4) Interconnecting piping
5) Instruments
6) Life indicator
g. Kapasitas sand filter 0,3 m3/menit.
h. Perpipaan

3.7. Carbon Filter


a. Carbon filter berfungsi menghilangkan bau yang terdapat di dalam air.
b. Backwash (pencucian filter) harus dilakukan setiap hari selama 5 – 10 menit, pada saat
beban pemakaian air surut.
c. Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure type, multi media automatic/manual
backwash.
d. Laju aliran maksimum adalah 10 m2/m2/jam.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 163


e. Bahan tangki terbuat dari wound polyester sedangkan screen terbuat dari bronze atau
stainless steel.
f. Filter terdiri dari :
1) Tangki termasuk screen
2) Filter media
3) Valves
4) Interconnecting piping
5) Instruments
6) Life indicator
g. Kapasitas sand filter 0,3 m3/menit.
h. Perpipaan

3.8. Skedul Peralatan Air Bersih


a. Pompa Transfer
Tipe : Horizontal multistage centrifugal pump
Kapasitas : 505 liter/menit
Tekanan : 100 n
Motor Rated : 15 kW / 3 x 380-415 V / 3 fasa / 50 Hz
Shaft Seal : Mechanical
Casing : Cast iron/standard manufacturer
Speed : 3000 rpm
Base Frame : Cast iron or steel
Efisiensi : Minimum 80%
Impeler : Bronze/stainless steel
b. Pompa Booster
Tipe : Horizontal multistage centrifugal pump
Kapasitas : 400 lietr/menit
Tekanan : 33 m
Motor Rated : 4 kW / 3 x 220-240 V/380-415 V / 50 Hz
Shaft Seal : Mechanical
Casing : Cast iron/standard manufacturer
Speed : 3000 rpm
Base Frame : Cast iron or steel
Efisiensi : Minimum 80%
c. Pompa Booster (Air Panas)
Tipe : Submersible pump direct coupled with electro motor
Kapasitas : 245 liter/menit

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 164


Tekanan : 30 m
Motor Rated : 1,9 kW / 220-240 V / 1 fasa / 50 Hz
Shaft Seal : Mechanical
Casing : Cast iron/standard manufacturer
Speed : 3000 rpm
Base Frame : Cast iron or steel
Efisiensi : Minimum 80%
d. Pompa Sirkulasi
Tipe : Centrifugal inline pump
Kapasitas : 62,5 liter/menit
Tekanan : 12 m
Motor Rated :235 W / 230 V / 1 fasa / 50 Hz
Shaft Seal : Mechanical
Casing : Cast iron/standard manufacturer
Base Frame : Cast iron or steel
Efisiensi : Minimum 80%
e. Sand Filter
Tipe : Vertical cylinder tank
Kapasitas : 0,4m3/menit
Tekanan : 37 m
Material : FRP
f. Carbon Filter
Tipe : Vertical cylinder tank
Kapasitas : 0,4m3/menit
Tekanan : 37 m
Material : FRP
g. Roof Tank
Tipe : Cubicle tank
Kapasitas : 30 m3
Tekanan :-
Material : FRP
h. Ground Water Tank
Tipe : Cubicle tank
Kapasitas : 120 m3
Tekanan :-
Material : FRP

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 165


3.9. Daftar Produk Instalasi Plambing Air Bersih
No. Uraian Merk
1. Pompa transfer Ebara, Grundfos, Equal, Tsurumi
2. Pompa booster (paket) Ebara, Grundfos, Equal, Tsurumi
3. Pompa sirkulasi Ebara, Grundfos, Equal, Tsurumi
CV. Mitra Utama Sentosa, PT. Dwi
4. Filter air bersih
Prima Engineering
5. Pipa Galvanized GIP Bakrie, Spindo (PT. Sigma)
6. Pipa PPR PN-10, PN-20 Wavin, Rucika
7. Safety valve Yoshitake, Fushiman, Socla
8. Flow switch PENN, Potter
9. Gate Valve Class 10K, 20K Kitz, Toyo, Honeywell
10. Globe Valve Class 10K, 20K Kitz, Toyo, Honeywell
11. Flexible joint class 10K Kitz, Proco, Tosen
12. Strainer class 10K Kitz, Proco, Tosen
13. Level switch Fanal
14. Pressure gauge Nagano
15. Water meter Kimco, Slumberger, weistinghouse
16. Roof tank CV. Global Imti Fibertech
17. Ground water tank CV. Global Imti Fibertech

PASAL 4

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN SISTEM AIR LIMBAH

4.1. Lingkup Pekerjaan


Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air limbah disini antara lain adalah sebagai
berikut.
a. Perpipaan
b. Penyambungan dengan peralatan plambing
c. Floor drain
d. Clean out
e. Roof drain

4.2. Perpipaan
a. Umum
1) Macam perpipaan air limbah adalah air hujan, air limbah saniter, dan limbah dapur.
2) Jenis pipa lihat “Spesifikasi Perpipaan”.
b. Limbah Saniter
Perpipaan limbah saniter mulai dari alat saniter antara lain kloset, urinal, lavatory, dan
floor drain, sampai saluran halaman melalui septictank.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 166


c. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dari kanopi drain di atap dialirkan ke dalam
sumur resapan sebelum dialirkan ke saluran kota. Khusus fitting air hujan mempergunakan
cast iron.

4.3. Bak Sewage / Sump Pit


a. Apabila ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus dibuat bak Sump Pit seperti
diuraikan disini.
b. Bak Sump Pit harus dibuat dari konstruksi beton bertulang, badan rapat air sedangkan
tutup harus rapat udara.
c. Setiap bagian Sump Pit harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1 : 10 ke arah
pompa sedangkan semua ujung sudut dibuat 135°.
d. Bak Sump Pit harus dilengkapi sebagai berikut.
1) Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar.
2) Sleeve untuk pipa vent.
3) Sleeve untuk kabel-kabel.
4) Level switches untuk kendali pompa.
5) Level switches untuk alarm banjir.
6) Tangga monyet.
7) Manhole untuk laluan pompa.

4.4. Pompa Sump Pit


a. Setiap bak Sump Pit Minimum harus dipasang 2 buah pompa submersible.
b. Tipe pompa harus submersible sewage dengan komponen sebagai berikut.
1) Cast iron casing
2) Cast iron vortex type impeller with knife
3) Stainless steel shaft
4) Silicon carbide
5) Heavy duty grease lubricated bearing
6) Stainless steel casing guide rail support
7) Quick discharge coupling
c. Spesifikasi motor sebagai berikut.
1) Squirrel cage induction type (IP 68)
2) Winding insulation class F
3) Water tight
4) Vertically mounted

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 167


d. Sistem kendali motor pompa :
1) Start dan stop secara otomatis oleh level switches yang berada di bak sewage.
2) Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan.
3) Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergantian.
4) Apabila beban aliran besar, maka pompa bekerja bersamaan.
5) Pengaturan kerja pompa dilakukan dari panel kontrol pompa.

4.5. Sumur Periksa (Control Box)


a. Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak maksimum
20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
b. Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.
c. Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus dibuay beralur
sesuai fungsi saliran yaitu lurus, cabang, atau belokan.
d. Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole, dan pipa vent.
e. Tutup sumur periksa dapat terbuat dari stainless steel atau baja yang dilapisi anti karat.

4.6. Manhole
a. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
b. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau.
c. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk laluan
peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
d. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukan lokasi.
e. Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.

4.7. Sumur Resapan


a. Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air hujan yang berasal dari
pipa reser sebelum dialirkan over flownya ke selokan kota.
b. Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.
c. Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan, pekerjaan sumur rembesan
akan merupakan pekerjaan divisi sipil/konstruksi.
d. Konstruksi sumur rembesan antara lain sebagai berikut.
1) Dasar sumur berupa batu kerikil.
2) Dinding sumur berupa dinding berlubang yang dibuat dari beton atau beton blok
berlubang.
3) Tutup dibuat dari plat beton/plat baja.
4) Di antara tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk sesuai gambar.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 168


e. Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik di daerah yang mempunyai lapisan pasir
kasar, maka bidang rembesan harus berada di lapisan pasir kasar.

4.8. Perangkap Lemak (Grease Interceptor)


a. Grease interceptor harus berfungsi untuk mengumpulkan serta mengeluarkan kandungan
padat dan lemak maupun kandungan ringan yang terbawa dalam limbah dapur.
b. Endapan padat harus dapat berkumpul dalam basket, selanjutnya secara berkala akan
diangkat oleh petugas pembersihan.
c. Lemak harus dapat berkumpul dalam bak lemak dan selanjutnya secara berkala akan
dikeluarkan oleh petugas pembersihan.
d. Grease interceptor dapat dibuat dari stainless steel atau fiber glass dengan kapasitas 15
liter.
e. Grease interceptor harus dibuat dengan konstruksi higienis dengan standar DIN 4040 jenis
kombinasi.

4.9. Floor Drain


a. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis bucket trap, water prooved type dengan
50 mm water seal dan dilengkapi dengan U trap.
b. Floor drain terdiri dari :
1) Chromium plated bronze cover and ring.
2) PVC neck.
3) Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for water
proofing
c. Floor drain harus mempunyai ukuran utama sebagai berikut.
Outlet Diameter Cover Diameter
2” 4”
3” 6”
4” 8”

4.10. Floor Clean Out


a. Floor clean out yang dipergunakan disini adalah surface opening waterproofed type.
b. Floor clean out terdiri dari :
1) Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type.
2) PVC neck.
3) Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for
waterproofing.
c. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga mudah
dibuka dan ditutup.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 169


4.11. Roof Drain
a. Roof drain yang dipergunakan harus dibuat dari cast iron dengan konstruksi waterproof.
b. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa
bangunan.
c. Roof drain harus terdiri dari atas 3 bagian sebagai berikut.
1) Bitumen coated cast iron body dengan water proofed flange.
2) Bitumen coated neck for adjustable fixing.
3) Bitumen coated cover dome type.

4.12. Canopy Drain


Canopy drain yang dipergunakan adalah floor drain bucket trap type (lihat skematik foor
drain).

4.13. P” Trap
P” Trap yang digunakan disini harus jenis single inlet. Tinggi air minimum pada trap 8 cm. P”
Trap yang digunakan disini harus dibuat dari PVC class 5 kg/cm2. Pemasangan P” Trap pada
setiap FD kamar mandi dan pada jalur utama pipa buangan air limbah yang menuju bak
sewage.

4.14. Sewage Treatment Plant


a. Septictank menggunakan sistem pengolahan dengan menggunakan bakteri pengurai.
b. Bahan septictank dapat terbuat dari fiber glass ataupun beton concrete.
c. Sistem kerja septictank yaitu air limbah yang masuk harus dapat diurai dengan
menggunakan bakteri pengurai sehingga air yang dihasilkan dari dalam septictank tersebut
layak untuk dibuang ke saluran kota (tidak berbau).

4.15. Daftar Produk Instalasi Plambing Air Limbah


No. Uraian Merk
1. Pompa submersible (sump pit) Ebara, Grundfos, Equal, Tsurumi
Bioseven Septictank, PT. Dwi Prima
2. Sewage treatment plant Engineering, CV. Mitra Utama
Sentosa
3. Pipa PVC class AW 5 kg/cm2 Wavin, Rucika, Pralon
4. Pipa PVC class AW 10 kg/cm2 Wavin, Rucika, Pralon
5. Air vent valve Yoshitake, Fushiman, Sam Yang
6. Roof drain San-E, Antasan
7. “P” Trap Rucika, Austindo

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 170


PASAL 5

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN TATA UDARA

5.1. Ketentuan Umum yang Berhubungan dengan Sistem Tata Udara


5.1.1. Umum
Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan- ketentuan yang perlu
diikuti untuk semua bagian- bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan dengan
instalasi tata udara. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya.

5.1.2. Publikasi, Kode dan Standar


Publikasi, kode dan standar yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk
instalasi maupun peralatan. Untuk publikasi, kode atau standar yang belum ada di
Indonesia, Kontraktor wajib mengikuti standar, kode atau publikasi international yang
berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
a. SMACNA – 85
b. ASHRAE – Guide and Data Book
c. NFPA – 90A
d. ARI
e. AMCA
f. CTI
g. Dan standar-standar lain yang berlaku untuk bagian-bagian peralatan yang belum
tercantum di atas

5.1.3. Kondisi Perancangan


a. Kondisi udara luar
- Temperature : 35°C
- Relative Humidity : 65%
b. Kondisi dalam ruangan yang dikondisikan
- Temperature : 20°C ± 2°C
- Relative Humidity : 55% ± 5% RH
c. Noise Criteria
- Ruang Rapat : 30-40 NC
- Ruang Kerja : 30-45 NC

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 171


5.1.4. Perlindungan Kebakaran
Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan diperlukan tahan terhadap api
dalam jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api disebabkan adanya
celah-celah antara pipa atau duct dengan dinding atau lantai harus menggunakan
material yang sesuai untuk tujuan tersebut.

5.1.5. Instalasi
a. Umum
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggungjawabkan
serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang
dikeluarkan pabrik dari peralatan ataupun alat-alat bantu tersebut.
b. Landasan Peralatan
Semua landasan untuk peralatan dan motor, ukurannya sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian-bagian peralatan maupun motor yang berada di luar landasan.
Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.
c. Platforms
Untuk peralatan seperti fan dan sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu
platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku)
yang dilas atau dibautkan atau dikeling ke frame shingga cukup kuat, kaku dan
tidak bergetar dalam operasinya.

5.1.6. Penetrasi Atap


Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus
dilengkapi dengan pinggiran beton (curb) sekeliling bagian-bagian instalasi tersebut
sehingga konstuksinya betul-betul kedap air.

5.1.7. Pencapaian Peralatan untuk Service


Semua peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya harus mudah
untuk bisa diamati, diservis dan mudah dicapai dalam perbaikan, termasuk juha
aksesoris duct, seperti damper, filter, dan lain-lain. Untuk itu Kontraktor dalam
pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang terbaik dari peralatan dari aksesoris
tersebut, sehingga tujuan yang dimaksud tercapai.
Di samping itu Kontraktor harus mengusulkan kepada Direksi (bila belum ditunjukkan
pada gambar) pintu-pintu service (access panel), untuk setiap peralatan dan skesoris
yang berada dalamm shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi
yang tepat. Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada access panel yang
diperlukan, maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari access panel tersebut

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 172


sehubungan dengan letak peralatan/aksesoris dan kaitannya dengan arsitek/interior
perlu dibicarakan dengan Direksi untuk disetujui.

5.1.8. Perlindungan Peralatan dan Bahan


Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi Kontraktor untuk melindungi peralatan-
peralatan, bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum terpasang bila diperkirakan
bisa rusak, cacat ataupun mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh alam (hujan,
debu, pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia sekitarnya.
Sebelum penyerahan, instalasi dibsersihkan atau ditest dan diajust kembali untuk
membuktikan bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengan baik. Peralatan dan bahan
yang rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah
merupakan bagian instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima belum 100%).

5.1.9. Anti Karat


a. Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak
diperlakukan untuk anti karat (semacak pengantung, dudukan, landasan, flens, dan
lain sebagainya) harus dicat dengan cat anti karat, yaitu zinchromate dan
selanjutnya cat finish dengan warna yang ditentukan.
b. Semua baut, mur, dan washer haruslah zinc electroplated.
c. Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih dari bebas
las-lasan, dicat dasar dengan zinchromate dan cat akhir (finish) 2 lapis.

5.1.10. Sleeve, Peralatan yang Tertanan Dinding


Peralatan bantu, sleeve, dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau menembus
concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk dagang. Untuk itu
ukuran, posisi yang disiapkan untuk keperluan tersebut harus dikonsultasikan dengan
Direksi dan disertai gambar detail.
Semua ducting atau pipa tembus dinding harus menggunakan sleeve dengan cleareance
20 mm jika duct atau pipa berisolasi, clearance tetap dibutuhkan 20 mm antara isolasi
dan sleeve menembus atap harus diperpanjang ± 200 mm di atas atap lantai.

5.1.11. Penomoran, Nama Peralatan/Aksesoris


Semua peralatan terpasang dan aksesorisnya harus diberi kode nama peralatan dan
nomor, sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan atau data sheet atau
sebagai tercantum pada gambar rencana. Bila ada peralatan atau aksesoris yang belum
mempunyai kode nama dan nomor, Kontraktor wajib mengusulkan kepada Direksi dan
semua ini sudah tercantum dalam as built drawing.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 173


5.2. Persyaratan Teknis Peralatan dan Instalasi
5.2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan Instalasi
Udara (Air Conditioning), Ventilasi Mekanis (Mechanical Ventilation) secara lengkap
termasuk semua perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu
instalasi yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk
dipergunakan. Lingkup pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya adalah sebagai
berikut :
a. AC dengan sistem VRV
b. Perpipaan Refrigerant
c. Perpipaan Condensate lengkap dengan peralatannya
d. Sistem Kontrol
e. Exhaust Fan
f. Pondasi Mesin-mesin
g. Testing dan Balancing
h. Pemeliharaan

5.2.2. Pengadaan dan Pemasangan


a. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian semua peralatan tata udara (air
conditioning.
b. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian peralatan ventilasi mekanikal
(mechanical ventilation) seperti : centrifugal fan, axial fan, propeller fan, filter,
attenuator, dan lain-lain.
c. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi ducting
lengkap dengan fire damper, volume control damper, spliter damper, back drap
damper (non return damper) supply air diffuser/register/grille/slot/integrated,
return air grille, access panel, filter, gauge, isolasi panas/suara, dan lain-lain.
d. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi pemipaan air,
pengembunan (drainage) sampai ke saluran air terdekat lengkap dengan fitting,
isolasi panas, dan lain-lain.
e. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi kontrol
sistem indoor unit dan outdoor unit dan kontrol komponen seperti katup, damper,
sensor, thermostat ruangan, humidistat, dan lain-lain.
f. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi
instalasi ini seperti kabel dan panel tata udara.
g. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat instalasi ini
seperti tercantum dalam dokumen ini.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 174


h. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh
pekerjaan instalasi ini.
i. Mendidik petugas dari pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai cara-cara
menjalankan dan memelihara instalasi ini.
j. Mendidik petugas dari pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai cara-cara
menjalankan dan memelihara instalasi ini.
k. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
l. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
m. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan yang terpasang.
n. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
beserta addendumnya.

5.3. VAC System VRV


Jenis AC adalah VRV system, air cooled type, memakai inverer, terdiri dari satu outdoor unit
dengan sejumlah indoor unit, dimana setiap indoor unit mempunyai kemampuan untuk
mendinginkan ruangan secara independen.
Outdoor dan indoor harus mempunyai fleksibilitas design dan sampai ke 64 unit indoor bisa
tersambung kepada 1 refrigeration circuit dan dikontrol secara independen. Condensing unit
harus dilengkapi dengan inverter dan sistem bisa beroperasi pada minimum koneksi beban
pendinginan 2,2 kW dan mempunyai kemampuan untuk mengubah putaran motor kompresor
sesuai dengan beban pendinginan.
Outdoor unit harus bisa terkoneksi dengan berbagai model indoor sebagai berikut.
a. Ceiling mounted cassette type (double type)
b. Ceiling mounted cassette type (multi flow)
c. Ceiling mounted casstte corner type
d. Slim celiling mounted duct type
e. Ceiling mounted built-in type
f. Ceiling mounted duct type
g. Ceiling suspended type
h. Wall mounted type
i. Floor standing type
j. Concealed floor standing type
k. Ceiling suspended casstte type (connection unit series)

Nilai COP system pada beban 50% harus = 4.0* atau lebih tinggi.
*) Pada saat temperatur outdoor 35°C dan suhu indoor 27°C DB/19°C WB

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 175


Sistem yang ditawarkan harus bisa melakukan automatic test operation system. Untuk
melakukan pengecekan sistem secara otomatis yang meliputi pengecekan : control wirings,
shut off valves, sensors, dan refrigerant volume.

5.3.1. Condensing Unit


Sistem ini harus bisa terkoneksi dengan pipa refrigerant harus bisa sepanjang 165 meter
dengan beda ketinggian 90 m tanpa oil trap baik indoor maupun outdoor harus diirakit
dan ditest di pabrik. Outdoor unit harus terisi R410A dari pabrik, instalasi harus sesuai
dengan standar BS EN378 : 2999 bagian 1-4.
Casing outdoor haruslah weatherproof, terbuat dari baja anti karat dilapisi dengan
baked enamel.
- Outdoor unit harus memiliki 2 atau 3 compressor SCROLL dan tetap bisa
beroperasi jika 1 compressor rusak.
- Outdoor dengan ukuran 5 HP dan 8 HP memiliki 1 compressor SCROLL.
- Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari 0.8 HP sampai 10 HP.
- Noise level outdoor tidak boleh melebihi 68 dB (A) pada saat operasi normal,
terukur 1 meter secara horizontal dan 1,5 meter di atas pondasi. Outdoor harusnya
model modular dan bisa dipasang secara berderet di setiap sisinya.

a. Compressor
Compressor haruslah tipe hermetic dengan efisiensi tinggi dan dilengkapi dengan
inverter control yang berfungsi untuk mengubah kecepatan putaran yang
menyesuaikan dengan cooling load yang dibutuhkan.
Magnet Neodymium harus dipakai di rotor compressor untuk menambah torsi
compressor pada konfigurasi sistem dengan outdoor lebih dari 1 unit, secara
otomatis compressoe inverter dengan jam operasi terendah yang akan start lebih
dulu pada setiap kali operasi. Sistem ini haruslah dipasang di pabrik.
b. Heat Exchanger
Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang secara mekanis ke
Fin alumunium yang dilapisi resin film anti korosi dengan ketebalan antara 2
sampai 3 micron.
c. Refrigerant Circuit
Terdiri atas liquid dan gas shut off valve dan solenoid valve dan komponen lain
untuk keperluan safety.
d. Fan Motor
Motor outdoor unit harslah multispeed operastion dengan inverter DC, dengan
kemampuan maximum static pressure = 78 Ps.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 176


Condensing unit harus mempunyai kemampuan untuk beroperasi dengan noise
lebih rendah pada saat malam hari baik secara otomatis maupun dengan manual
setting.
e. Safety Devices
Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut. High pressure
switch, control circuit fuses, crank case heaters, fusible plug, thermal protectors
for compressor dan fan motors, over current protection for the inverter and anti-
recycling timers.
Untuk memastikan liquid refrigerant tidak menguap saat menuju indoor unit, unit
harus dilengkapi dengan sub cooling.
Oil recovery cycle akan secara otomatis beroperasi setelah 1 jam sejak start up dan
seterusnya setiap 6 jam operasi.

5.3.2. Pressure Testing


Setelah pekerjaan pemipaan dilakukan, sebelum disambungkan ke outdoor unit,
sebelum pembungkusan pipa dengan insulasi dan sebelum VRV system dinyalakan,
pekerjaan pemipaan harus ditest tekanan dengan memakai dry nitrogen sesuai tabel di
bawah ini dan dicek ulang untuk mendeteksi kebocoran yang mungki terjadi.
Pressurize to 10.3 Bar
Step 1 3 minutes or longer
(149 psi) Allows discovery of
Pressurize to 21.5 Bar major leaks
Step 2 5 minute or longer
(312 psi)
Pressurize to 38 Bar Approx. 24 Hours Allows discovery of
Step 3
(551 psi) minimum minor leaks

Outdoor unit haruslah harus dipasangkan ke sistem pemipaan dengan memakai


torque wrench dengan torsi pemasangan yang sesuai dengan tabel di bawah ini.
Flare Standard Tightening Torque
Nut Size Kgf.cm N.cm
¼ 144~176 1420~1720
3/8 333~407 3270~3990
½ 504~616 4950~6030
5/8 630~770 6180~7540
¾ 990~1210 9270~11860

Sistem pemipaan kemudian harus divakum sampai 2 torr (-755 mmHg) dan ditahan
pada kondisi ini selama 1 jam minimal sampai pada 4 jam tergantung dari panjang pipa
dengan memakai 2 stage vacuum pump. Pengerjaan ini harus dilakukan sebelum indoor
unit disambungkan pada koneksi listrik.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 177


Jumlah tambahan refrigerant (HFC R410A) harus dihitung berdasarkan standar dari
pabrik dan ditimbang dengan mempertimbangkan panjang pipa aktual yang terpasang
dengan merefer ke installation manual dari pabrik.
Jumlah tambahan dari refrigerant ini harus disuplai oleh Kontraktor pemasang dan
diawasi oleh perwakilan dari pabrik.
Pressure test harus dilakukan oleh Kontraktor pemasang dan diawasi oleh perwakilan
pabrik.
Proses vacuum sistem pemipaan harus dilakukan oleh Kontraktor pemasang dan
diawasi oleh perwakilan pabrik.

5.3.3. Pipe Material


Pipa refrigerant haruslah de-oxidized phosphorous seamless copper pipe sesuai
dengan standar JIS H300 – C122OT. Baik bagian suction maupun gas haruslah
diinsulasi dengan insulasi yang sesuai dengan rekomendasi pabrik sehingga tidak
terjadi kondensasi.
Seluruh koneksi shut off valve di dalam outdoor unit haruslah di-brazed untuk
mencegah kebocoran refrigerant.
Peralatan kerja untuk instalasi refrigerasi system haruslah dipakai. Dry Nitrogen (OFN)
harus dialirkan ke dalmam sistem pemipaan selama dilakukan brazing sehingga tidak
terbentuk karbon di dalam pipa yang nantinya bisa merusak compressor.
Insulasi pipa refrigerant yang dipakai adalah tipe close cell XLPE dengan fire rated
class “O” dengan ketebalan minimal 10 mm untuk suction lines dan 10 mm untuk
liquid lines dan harus dilindungi dengan penutup dada pada bagian yang terekspos
dengan sinar matagari, lebih disukai insulasi yang 1 merk dengan pipa refrigerant yang
disuplai.
Pekerjaan brazing harus dilakukan oleh Kontraktor pemasang dengan diawasi oleh
perwakilan dari pabrik.

5.3.4. Fan Coil Units


Indoor unit haruslah dari jenis dan kapasitas yang sesuai dengan yang ada di dalam BQ
sesuai dengan design condition. Terdiri dari komponen dasar : Fan, Evaporator coil dan
electronic proportional expansion valve.
Electronic proportional expansion valve harus bisa mengontrol aliran refrigerant ke
dalam unit indoor sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan oleh ruangan.
Control response harus memakai tipe Proportional Integral Derivative (PID).
Fan haruslah direct drive centrifugal. Dengan tegangan operasi 22-240 volt AC, 1 fasa
dan 50 Hz.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 178


Indoor type ucted haruslah mempunyai static pressure eksternal yang sesuai dengan
spesifikasi di gambar dan di BQ.
Filter udara untuk tipe ducted haruslah disuplai oleh Kontraktor pemsang. Filter udara
untuk model ductless harus disuplai dari pabrik.
Koil evaporator haruslah tipe DX yang terbuat dari icopper tubes yang dipasangkan ke
alumunium fin secara mekanis.
Fasilitas auto swing tipe wall, cassette dan under ceiling haruslah standar dari pabrik.
Pipa 25 mm yang terinsulasi haruslah dipasangkan sebagai pipa drain dari setiap indoor
unit menuju ke daerah pembuangan air drain.

5.3.5. Control
Sistem kontrol harus memakai 2 kabel dengan diameter inti 0,75 mm 2-2,25 mm2 tipe
PVC non screened CY flexible control cabling dari indoor unit ke outdoor unit. Sistem
kontrol juga harus dilengkapi dengan automatic address setting function yang
merupakan standar.
Remote control untuk indoor unit haruslah bisa melakukan fungsi : on/off switching,
fan speed selector, thermostat setting dan merupakan tipe liquid crystal display yang
menampilkan temperature setting, operational mode, malfunction code and filter
cleaning timing. Juga bisa menampilkan malfunction code untuk keperluan
maintenance.
Kontraktor pemasang haruslah sudah pernah mengikuti training pemasangan yang
dilakukan oleh perwakilan pabrik dan mendapatkan sertifikat tanda keberhasilan dalam
training yang diikutinya.

5.3.6. Equipment Compliant with RoHS Directive


Material yang dipakai untuk membuat unit outdoor haruslah memenuhi the RoHS
Directive (Restriction of Harzardous Substances) pada komponen elektrik dan
elektroniknya.

5.3.7. Equipment Maintenance & Warranty


Supplier harus memberikan garansi 12 months warranty unit (tidak termasuk
consumable materials seperti : refrigerant,oil, air filter, fuses) and labour dari tanggal
startup atau 18 bulan setelah unit dikapalkan dari pabrik terhitung yang mana yang
lebih dahulu. Tiga kali warranty visit harus dilakukan selama masa warranty untuk
memeriksa kondisi unit (tidak termasuk pekerjaan pembersihan). Laporan tertulis harus
diberikan kepada pemilik paling lambat 1 minggu setelah setiap visit dilakukan.
Kontraktor pemasang harus memberikan garansi pemasangan selama 12 bulan
terhitung dari tanggal hand over.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 179


5.3.8. Building Centralized Control System – (Optional)
Sebuah screen touch operated system centralized controller dengan merk yang sama
dengan unit AC haruslah mempunyai fungsi sebagai berikut.
a. Monitoring operasional dari sistem AC.
b. Start/Stop untuk semua indoor unit.
c. Kontrol setting : temperatur, operation mode, fan speed dari seluruh indoor unit.
d. 1 tahun schedule dari operational system.
e. Bisa menggunakan fire alarm signal untuk mematikan seluruh AC.

5.3.9. Call Center


Supplier AC haruslah memiliki sebuah call center yang beroperasi selama 24 jam
seharu, 7 hari seminggu dan 365 hari setahun untuk mensupport pelayanan purna jual
dan memberikan jaminan sepenuhnya sepenuhnya kepada Kontraktor pemasang.

5.3.10. Kontraktor Pemasang


Haruslah sudah berpengalaman dalam melakukan pemasangan AC VRV minimal
selama 5 tahun dengan melakukan minimal 10 proyek dengan hasil yang memuaskan.
Kontraktor dapat memperlihatkan proyek-proyek yang sudah menggunakan VRV atau
siap melakukan survey ke proyek-proyek tersebut dilakukan jika diperlukan.

5.4. Fan
5.4.1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi (fan) untuk proyek ini seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.

5.4.2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan di bawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus diikuti. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik seperti tipe, kemampuan
(performance) peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar gambar
rencana “Daftar Peralatan” ataupun data sheet bila dilampirkan.
a. Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standar yang berlaku di negara
dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai
contoh AMCA standard 210 – 74 di Amerika.
b. Sound presssure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re – 10 E 12 Watt pada
octave band mid freq. 60-4000 Hz.
c. Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya,
dan dalam batas-batas yang normal. Bilamana ternyata noise levelnya tinggi harus
diberi tambahan noise silencer (sound attenuator) tanpa adanya tambahan biaya

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 180


sehingga sound pressure level (SPL) yang dihasilkan tidak lebih dari 60 dB(A)
dari jarak 3 m.
d. Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch dan
pilot lamp.
e. Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar, di daerah outletnya harus diberi
kawat nyamuk Stainless Steel yang bisa dibuka untuk dibersihkan.

5.4.3. Spesifikasi Teknis


a. Axial Fan
1) Impeller fan dari tipe airfoil blade, adjustable pitch dan harus digerakkan
langsung.
2) Material fan :
- Casing - Mild steel hot dipped galvanized
- Impeller - Alluminium die-cast
- Shaft - Carbon steel
- Pelumasan - Grease ball bearing
3) Bisa dilakukan speed kontrol motor fan.
4) Motor dari jenis TEFC, IP 54, isolasi kelas F.
5) Untuk fan diameter 500 ke atas, casing fan harus dilengkapi dengan access
panel.
6) Fan lengkap dengan counter flens untuk penyambungan ke ducting.
7) Dilengkapi dengan accessories bell mouth (inlet cone) bila inlet suction tidak
disambungkan ke duct.
b. Propeller Fan (Wall atau Ceiling Fan)
1) Fan dari tipe propeller untuk dinding maupun ceiling, kecuali bila dinyatakan
ceiling fan dari tipe centrifugal seperti ditunjukkan dalam gambar atau data
sheet.
2) Fan harus digerakkan langsung.
3) Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar, lengkap dengan automatic
shutter dari jenis alluminium.
4) Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high
pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller dari
alluminium die-cast.
c. In-line Centrifugal Fan
1) Blade fan harus dirancang aerodinamis, backward curve dari plate
alluminium dan digerakkan langsung.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 181


2) Casing terbuat dari heavy gayge (1,4 mm minimum) mild steel lengkap
dengan flange di kedua sisinya untuk menyambung ke ducting dan dicat akhir
dengan epoxy powder.
3) Fan harus statis dan dinamis balance dari pabriknya.
4) Motor harus tahan beroperasi sampai temperatur 40°C dan 95% RH.
5) Fan harus dilengkap dengan speed kontrol.

5.5. Filter / Saringan Udara


5.5.1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan filter/saringan udara yang masuk/inlet ke fan, indoor unit
dan fan coil unit yang ditunjukkan dalam spesifikasi teknik ini.

5.5.2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi.

5.5.3. Spesfikasi Teknis


a. Pre filter untuk indoor unit, fresh air, fan harus dari bahan tipe metallic, harus fire
resistant dan washable tebal 50 mm dengan efisiensi 30-35% dan arrestance 94-
96% dalam keadaan low velocity (ASHRAE test Std. 52-76).
b. Filter harus dipasang rapat satu sama lainnya dan begitu juga terhadap frame.
Tidak dibolehkan adanya celah yang ditutup dengan plat disebabkan kurangnya
ukuran filter.
c. Filter yang akan dipasang harus dapat dibuktikan dari brosur merk filter tersebut
tersebut terhadap tipe dan efisiensinya.
d. Tahanan aliran udara mula-mula pada kecepatan 1,52 m/2 (300 fpm) tidak boleh
lebih dari 20 Ps (0,08” WG) dan tahanan udara pada akhirnya maksimum 125 Pa
(0,5” WG). Filter harus dapat dioperasikan pada kecepatan aliran udara sampai
500 fpm tanpa mengalami kerusakan. Semua filter harus underwriter laboratory
class 1 atau setara. Instalasi filter harus sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuat. Akses harus disediakan untuk tujuan inspeksi atau pembersihan.

5.6. Peredam Getaran


5.6.1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan alat peredam getaran (vibration isolation/eliminator) untuk
semua mesin yang bergetar seperti indoor unit, outdoor unit, split system unit, fan, dan
kalau dirasa perlu juga untuk duct, dan lain-lain.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 182


5.6.2. Spesifikasi Teknis
Alat peredam getaran (vibration isolator) ini harus dapat meredam getaran mesin
dengan efisiensi 90%. Jenis peredam getaran yang dipilih harus sesuai dengan
kebutuhan mesin/unit yang akan diredam getarannya. Peredam getaran yang terpasang
haruslah sesuai dengan persyaratan/rekomendasi pabrik pembuat alat/mesin. Peredam
getaran dapat berupa Neoprene Pas, Neoprene Mounts, Spring Isolator, Restrain
Isolators, Pipe Hanger, dan lain-lain.

5.7. Pekerjaan Pemipaan


5.7.1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan instalasi pemipaan lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat
bantu, aksesoris dengan isolasi atau tanpa isolasi sesuai seperti yang ditunjukkan pada
gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.

5.7.2. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang tercantum
adalah gambar dasar yang menunjukkan rute dan ukuran pipa. Kontraktor wajib
menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi
lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang diperlukan dan mendapat
persetujuan dari Pihak Pemberi Tugas dan MK sebelum dilaksanakan.

5.7.3. Material
a. Pipa Condensate : Pipa PVC klas AW.
b. Pipa Refrigerant : Pipa tembaga (copper) ASTM B280 type L/M

5.7.4. Konstruksi Pemipaan Refrigerant dan Drain untuk Split System


a. Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh sistem AC
(refrigerant dan drain/kondensasi) termasuk fitting-fitting dan alat-alat bantu).
b. Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan sebaik
mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering dan bebas
dari debu dan kotoran dan hendaknya dipasang spendek mungkin.
c. Kontraktor sudah harus memperhitungkan adanya perbedaan tinggi antara
kondensing dan evaporator terhadap adanya panjang pipa yang melebihi dari
standar.
d. Sambungan pipa jenis “hard drawn tubing” harus disambung dengan perantaraan
wrought copper fitting atau non porbus brass fittings, dan dianjurkan dipakai
solder perak dengan meniupkan gas mulia seperti nitrogen kering ke dalam pipa

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 183


yang sedang disambung untuk menghindatkan terbentuknya keras oksida di dalam
pipa.
e. Solder lunak “tintead 50-50” tidak boleh dipergunakan, solder tintead 95-5” dapat
dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.
f. Pipa jenis “soft drawn tubing” dapat disambung dengan solder, nyala api atau
lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa “precharged refrigerant
lines” yang disediakan oleh pabriknya maka harus dipasang sesuai dengan
persyaratan pabrik.
g. Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah
melentur dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
h. Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan “ashrae Guide Book”
dan atau persyaratan pabrik.
i. Fitting untuk flare points hendaknya jenis standar SAE forged brass flare menurut
Ari standard 720 dengan unit short shank flare.
j. Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum masuk ke
thermostatic expansion valve.

5.8. Pekerjaan Listrik / Kontrol


5.8.1. Lingkup Pekerjaan
Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi listrik (termasuk motor listrik),
pengkabelan, panel-panel dan instrumentasi kontrol seperti yang ditunjukkan pada
gambar-gambar rencana/diagram yang melengkapi dokumen ini.

5.8.2. Umum
Sepeti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel dan peletakkan panel
dan motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan rute, lokasi
panel dan peletakkan instrumen kontrol.
Kontaktor AC harus menyiapkan kabel kontrol dari termostat menuju outdoor unit dan
indoor unit dan melakukan penyambungan kabel power dari panel ke outdoor/indoor
unit.
Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan
jalur-jalur instalasi lainnya berikut detail-detail yang diperlukan untuk mendapatkan
persetujuan Direksi. Kontraktor wajib mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku
yang dikeluarkan oleh :
a. Perusahaan Listrik Negara (PLN)
b. Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
c. Dinas Pemadam Kebakaran

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 184


d. Lembaga Pengujian Bahan
e. Dinas Keselamatan Kerja
f. Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta Karya

5.8.3. Spesifikasi Teknis


a. Peralatan Listrik
1) Motor Listrik
a) Motor untuk FCU (IU)
- Jenis induction motor (motor satu permanent split capacitor packaged
dengan thermal overload FCU) protector.
- 1 phase / 220 V / 50 Hz
- 3 tingkat kecepatan
- Insulation class E
b) Motor Fan
Motor yang menjadi satu dengan fan, jumlah fasa tergantung kapasitas
fan.
Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power
faktor minimum 0,8. Putaran motor maksimum 1450 rpm (untuk motor-motor
tersebut, di atas).
Motor-motor yang digunakan disini harus sudah memenuhi standard NEMA
(Amerika), B.S (Inggris), DIN (Jerman), dan JIS (Jepang).
2) Panel Starter
a) Star delta starter : bila motor kapasitas 7,5 HP ke atas.
b) Direct on line : bila motor kapasitas di bawah 7,5 HP.
c) Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp (green, red, white),
voltmeter serta amperemeter dengan selector switch untuk 3 fasa, plat
nama untuk peralatan yang dilayani serta push button ON, OFF, dan
disconnecting switch bila memakai remote starstop.
b. Peralatan Kontrol
1) Temperature Controller (TC)
- Fungsi kontrol : PI
- Temp. set point scale : °C pada range °C to 32°C
- Supply voltage / current : 16 V DC / 10 mA
- Ambient temp. / RH : Max. 50°C 90% RH
- Control output (output voltage) : 2-10 V
- Control input : 0-16 V DC / Max. 0,1 mA

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 185


- Input voltage / current
2) Temperature Sensor (TS)
- Temperatur detektor dari tipe thermistar.
- Max. Temp 100°C.
Catatan : Temperature Controller (TC) dan Temperature Sensor (TS) atau
gabungan dari TC dan TS (Thermostat) adalah dari merk yang sama dan dari jenis
yang sesuai untuk kebutuhannya.
3) Wiring
a) Wiring untuk instalasi listrik dan kontrol harus dipasang dalam PVC
conduit JIS standard.
b) Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC
yang bersangkutan.
c) Kabel yang dipasang di dalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang
sekurang-kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan
pelindung, kemudian dilindungi dengan batu pelindung sebelum diurug
kembali.
d) Pada rute kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi tanda
adanya galian kabel dan tanda arah kabel.
e) Untuk kabel yang menyebrangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya,
harus dilindungi oleh pipa galvanis kelas medium.
f) Di tiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
g) Jari-jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 1 kali diameter kabel.
h) Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan “kabel
schoen” harus kabel 25 mm ke atas pemasangan “kabel schoen” harus
menggunakan timah pateri lalu dipres hydraulis.
i) Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
j) Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai
metal flexible conduit.
k) Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit
dan diklem rapi ke dinding memakai klem pipa.
l) Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem
penggantung dan wire rod yang diramset ke beton.
m) Kabel yang dapat digunakan adalah buatan kabel metal, supreme, atau
kabelindo.
n) Semua panel star delta dilengkapi dengan :
- Pilot lamp - red, green, white.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 186


- Amperemeter - untuk 3 fasa dengan selector phase switch.
- Voltmeter - untuk 3 fasa dengan selector phase switch.
- Pilot lamp - R-S-T

5.9. Pekerjaan Lain-lain


5.9.1. Pondasi
a. Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-mesin condensing unit
(outdoor unit) tidak termasuk dalam pekerjaan Kontraktor AC.
b. Kontraktor AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi untuk
masing-masing peralatan sebelum dilaksanakan oleh pihak lain kepada Direksi
untuk diperiksa dan disetujui.
c. Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk/pedoman
pabrik pembuat peralatan-peralatan tersebut.
d. Kontraktor AC harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration
eliminators) untuk melindungi bangunan dari suara berisik dan getaran yang
ditimbulkan oleh mesin-mesin.
e. Kontraktor AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar rencana
atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan (support) atau penggantung
(hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa yang diperlukan.
f. Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-dudukan atau
penggantung-penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa, profil,
batang (rod) atau strip sesuai dengan gambar rencana atau kerja yang disetujui.
Semua dudukan harus mempunyai plat-plat (flanges) yang cukup dan dibuat pada
lantai.
g. Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan harus
berkonsultasi dengan Direksi dan Kontraktor Sipil.
h. Pembebanan pada balok atau plat struktur yang ditimbulkan oleh dudukan-
dudukan atau penggantung-penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat
terbagi cukup merata sehingga tidak menimbulkan tegangan-tegangan yang tidak
wajar.
i. Kontraktor AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya tidak akan
menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission) ke
dalam ruangan-ruangan yang dihuni.
j. Dalam hal ini dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk.
k. Kontraktor harus bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang perlu untuk
memenuhi syarat tersebut.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 187


5.10. Testing, Adjusting dan Balancing
5.10.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting, dan balancing untuk
seluruh sistem tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran-besaran
pengukuran yang sesuai seperti yang terlihat dalam gambar-gamabr rencana sehingga
sistem betul-betul dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan rencana.

5.10.2. Umum
Pelaksanaan TAB (testing, adjusting, dan balancing) secara mendasar maksimal harus
mengikuti standar atau petunjuk yang berlaku secara umum seperti standar NEBB,
ASHRAE, dan SMACNA dengan menggunakan peralatan-peralatan ukur yang
memenuhi untuk pelaksanaan TAB tersebut.

5.10.3. Peralatan Ukur


Minimal peralatan ukur seperti di bawah ini harus dimiliki oleh Kontraktor yang
bersangkutan antara lain :
a. Pengukuran laju aliran udara
1) Pitot tube dengan inclined manometer, anemometer, dan sejenisnya.
2) Hood untuk mengukur udaradi diffuser.
b. Pengukuran temperatur udara
1) Sling psychrometric.
2) Thermometer.
c. Pengukuran putaran (rpm)
1) Tachometer atau sejenisnya.
d. Pengukuran listrik
1) Voltmeter.
2) Amperemeter / ampertang
e. Pengukuran tekanan – Barometer / pressure gauge
f. Tool (alat-alat kerja) yang diperlukan dalam mengubah setting/kedudukan dari
peralatan balancing.

5.10.4. Pelaksanaan TAB


a. Secara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistem dan bagian-
bagiannya, sehingga didapatkan besar-besaran pengukuran yang sesuai atau
mendekati besaran-besaran yang ditentukan dalam rencana.
b. Dalam pelaksanaan TAB, di samping pengukuran yang dilakukan terhadap
besaran-besaran yang ditentukan dalam desain, juga diwajibkan melaksanakan
pengukuran terhadap besaran-besaran yang tidak tercantum dalam gambar

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 188


rencana, tetapi besaran ini sangat diperlukan dalam penentuan kondisi dan
kemampuan peralatan dan juga sebagai data-data yang diperlukan bagi pihak
maintenance dan operation.
c. Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap besaran-
besaran lainnya yang tidak tercantum dalam gambar rencana harus dituangkan
dalam suatu laporan yang bentuknya (formnya) sudah disetujui oleh pengawas.
d. Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer yang betul-betul sudah
berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini.
e. Dalam pelaksaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga pengawas, dimana
hasil-hasil pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan oleh
pengawas tersebut dan dalam laporannya ikut menandatangani.
f. Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus membuat suatu rencana kerja,
mengenai prosedur pelaksanaan TAB untuk masing-masing bagian pekerjaan, dan
prosedur ini agar dibicarakan dengan pihak Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.
g. Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor sudah harus menyiapkan suatu bentuk
formulir yang berisi item-item yang akan dilakukan untuk masing-masing sistem
yang akan dilakukan pengetesan.

5.10.5. Balancing System Distribusi Udara


Prosedur, Testing, and Adjusting
a. Test dan sesuaikan putaran blower sesuai kebutuhan desain.
b. Test dan catat motor full load amper.
c. Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube traverse) untuk mendapatkan cfm
dan fan sesuai desain.
d. Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari fan.
e. Test dan sesuaikan cfm atau l/s untuk sirkulasi udara.
f. Test dan sesuaikan kebutuhan udara luar untuk masing-masing FCU / Fan.
g. Test dan catat temp, dB, dan WB dari udara masuk dan keluar dari coil.
h. Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang-cabang utama.
i. Sesuaikan kebutuhan cfm untuk masing-masing zone.
j. Test dan sesuaikan masing-masing diffuser/grille terhadap kapasitas dalam batas
% yang dibolehkan.
k. Identifikasi ukuran, tipe, masing-masing diffuser dan lakukan recheck terhadap
performance dari jenis diffuser.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 189


5.11. Daftar Produk Instalasi Tata Udara
No. Uraian Merk
Daikin, Mitsubishi, Frimec, Fuji
1. AC sistem VRV
Electric
2. Motor AEG (GAE), NUG, Siemens
3. Fan KDK, National, Kruger
4. Isolasi ducting Paramount, Parawoll, Infoil, ACI
5. Komponen panel listrik Schneider, Merin Gerin, ABB.
6. Isolasi pipa Armaflex, Thermaflex, Insulflex
7. Pipa tembaga Kembla, Crame
8. Pipa PVC Pralon, Rucika, Wavin
9. Kabel listrik Supreme, Kabel Metal, Voksel
10. Filter AAF atau setara
11. Peredam getaran Kinetek, Mason, National

PASAL 6

PERSYARATAN TEKNIS SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

6.1. Umum
6.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan yang dimaksud ialah mengenai pelaksanaan pekerjaan pengadaan,
pemasangan dan penyetelan instalasi fire fighting yang terdiri dari instalasi-
instalasi fire hydrant, sprinkler dan fire extinguisher.
b. Membuat gambar instalasi terpasang secara lengkap.
c. Melatih operator yang ditunjuk oleh pemberi tugas tentang instalasi yang
dipasang. Kontraktor diwajibkan pula menyerahkan dokumen cara operasi
maupun pemeliharaan dari sistem tersebut.
d. Melaksanakan masa pemeliharaan, Kontraktor harus menyediakan tenaga yang
cukup untuk pemeliharaan terhadap instalasi yang telah dipasangnya selama 6
(enam) bulan dihitung dari masa penyerahan instalasi. Kontraktor harus bersedia
datang sewaktu-waktu jika terjadi masalah atau kerusakan serta memperbaikinya
segera.
e. Kontraktor harus memberikan garansi dari pabrik selama paling kurang satu tahun
untuk pompa-pompa.

6.1.2. Pengiriman
a. Tata cara pelaksanaan yang tercantum dalam peraturan yang syah berlaku di
Negara Indonesia ini harus betul-betul ditaati antara lain Dinas Pemadam
Kebakaran Pemerintah setempat (Pemda). Peraturan-peraturan LPC, NFPA
kecuali bila dibatalkan oleh Rencana Kerja dan Syarat.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 190


b. Kontraktor diharuskan :
1) Mengirimkan contoh bahan yang akan digunakan.
2) Menyerahkan brosur dan gambar detail peralatan yang akan digunakan
sebelum dilakukan pemesanan untuk disetujui MK/Pengawas.
3) Menyediakan peralatan yang baik untuk pelaksanaan seperti water pas, water
pump, pipa cutters, pipa dan tube threaders, meteran, meggertest dan lain-
lain, Viset dan Fastening Tools.
c. Apabila MK/Pengawas meragukan kualitas bahan atau alat tertentu, maka bahan
tersebut akan dikirim MK/Pengawas ke laboratorium penyelidikan bahan, atas
biaya Kontraktor dan alat dimaksud harus segera diganti bila tidak memenuhi
syarat.
d. Bahan yang dinyatakan tidak baik oleh Pemberi Tugas/MK/Pengawas lapangan,
maka Kontraktor harus menyingkirkan bahan tersebut keluar lapangan dalam
jangka waktu 3 (tiga) hari.

6.1.3. Gambar-gambar
a. Kontraktor wajib membuat gambar detail untuk pelaksanaan pekerjaan (shop
drawing) dan perubahan-perubahannya bila terjadi. Harus membuat gambar yang
sesuai dengan instalasi terpasang (as built drawing).
b. Gambar kerja dan gambar detail untuk dibuat pekerjaan harus selalu berada di
lapangan setiap waktu. Gambar tersebut dalam keadaan jelas, dapat dibaca dan
menunjukkan perubahan-perubahan terakhir.
c. Ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah tercantum dalam gambar kerja
dan detail. Ukuran tersebut merupakan ukuran efektif/bersih, atau ukuran dalam
keadaan jadi. Oleh karena itu dalam pelaksanaan maupun pernesanan ukuran-
ukuran harus diperhitungkan sebagai ukuran efektif.

6.1.4. Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, Kontraktor diwajibkan mengetahui
lintasan dan posisi dari instalasi listrik, grounding system, air dan sanitasi yang
ada hubungannya dengan pekerjaan fire protection ini.
b. Jika di dalam melaksanakan pekerjaan ada salah satu bagian instalasi yang sukar
dilaksanakan, Kontraktor wajib membuat laporan tertulis dan hal tersebut segera
dibicarakan dengan MK/Pengawas.
c. Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila telah dilakukan test dan
dinyatakan baik secara tertulis oleh MK/Pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 191


d. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang-orang yang ahli.
Untuk pelaksanaan khusus Kontraktor harus memberikan surat pernyataaan yang
membuktikan bahwa pelaksanaannya memang mempunyai pengalaman dan
kecukupan tersebut.
e. Semua barang dan peralatan yang dipergunakan untuk instalasi harus baru dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan. Jika barang dan peralatan tersebut tidak
ditentukan dalam rencana kerja dan syarat maka barang-barang tersebut harus
barang-barang yang normal dipakai.
f. Mengikuti ketentuan pekerjaan instalasi plambing.
g. Selama pekerjaan berlangsung, Kontraktor harus mengembalikan pada keadaan
semula, misalnya harus terjadi pembobokan dinding, lantai dan sebagainya.
Pembobokan ini baru dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari
MK/Pengawas.

6.2. Tangki Air Pemadam Kebakaran (Tangki Bawah)


a. Tangki air pemadam kabakaran berfungsi untuk menyediakan air dengan volume tertentu
setiap saat. Tangki air untuk cadangan pemadam kebakaran merupakan tangki existing,
yang telah dibuat sebelumnya.
b. Fire Water Tank harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut.
1) Manhole
2) Tangga monyet
3) Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar
4) Pipa peluap
5) Water level indicator
6) Sleeve untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel listrik dan
sebagainya
7) Exhaust fan
c. Air pengisi Fire Water Tank
Apabila terjadi kebakaran, maka fire water tank harus dapat diisi secara cepat dari
beberapa macam sumber air maupun persediaan air yang ada termasuk dari kolam renang.
d. Pengaturan pada sambungan ke sumber air yang dipasang secara permanen adalah sebagai
berikut. Apabila permukaan air dalam fire water tank telah naik mencapai ambang batas
H, masukan air harus berhenti. Sebaliknya apabila turun mencapai L, maka fire water tank
harus diisi.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 192


6.3. Pompa Pemadam Kebakaran
a. Sistem pemadam kebakaran yang digunakan merupakan sistem terpisah, dimana akan
menggunakan 1 (satu) set pompa pemadam kebakaran standar NFPA 20, untuk masing-
masing sistem hydrant dan sprinkler.
b. Pompa pemadam kebakaran harus mampu memasok kebutuhan air pemadam kebakaran
sampai batas maksimum kemampuan pompa pada setiap saat secara otomatis.
c. Pompa pemadam kebakaran harus terdiri dari satu atau lebih pompa utama dan satu pompa
jockey.
d. Untuk pompa utama jenisnya dapat horizontal split case atau centrifugal end suction dan
vertical multi stages untuk pompa jockey dengan flanged connection dan komponen
sebagai berikut.
1) Cast iron cassing
2) Bronze impeller
3) Heavy duty steel shaft
4) Mechanical seal
5) Heavy duty grease lubricated bearings
e. Motor pompa
1) Motor pompa harus mendapat sumber daya dari PLN dan Genset secara otomatis.
2) Sumber daya dari PLN harus diambil dari switch khusus sebelum main switch.
f. Pompa pemadam kebakaran antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut.
1) Jockey pump dengan motor
2) Main pump dengan motor
3) Diesel fire pump dengan menggunakan diesel engine
4) Inlet dan outlet header
5) Inlet dan outlet valves
6) Check valve against water hammer
7) Inlet strainers
8) Power and control panels
9) Flow regulator
10) Pressure switches
11) Pressure gauges
12) Hydraulic connections
13) Electric connections
14) Best frame
15) Announciating pump status :
a) Jockey pump on, indicating lamp
b) Main pump on, alarm horn, and indicating lamp

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 193


c) Water level drop, alarm horn, and indicating lamp
d) Water level too low, alarm horn, and indicating lamp
g. Pengaturan pompa pemadam kebakaran adalah sebagai berikut.
1) Apabila tekanan air dalam jaringan turun disebabkan adanya kebocoran, uji coba
sprinkler maupun sprinkler flushing, sampai ambang batas yang telah ditentukan
maka pompa jockey akan start dan akan stop otomatis di ambang batas tekanan yang
juga telah ditentukan.
2) Apabila tekanan air dalam jaringan terus turun karena dibukanya satu atau lebih katup
hidran atau bekerjanya beberapa kepala sprinkler, maka satu atau atau dua main pump
start sampai stop secara manual oleh operator apabila uji coba atau pemadam telah
selesai.
h. Standar pompa dan kontrol panel harus NFPA 20 Approve.
i. Engine Driven Fire Pump
Engine driven fire pump berfungsi untuk memasok kebutuhan air pemadam kebakaran
pada saat pompa listrik gagal atau diperlukan lebih banyak air untuk pemadam.
Engine driven fire pump harus diuji coba minimal sekali seminggu selama satu jam.
Engine driven fire pump harus merupakan satu paket yang dirancang khusus untuk
keperluan pemadam kebakaran yang antara lain terdiri dari :
1) Centrifugal fire pump
2) Gasoline or diesel engine
3) Starting device with pully or motor starter
4) Battery starter and outside battery charger
5) Engine speed control device
6) Fuel oil tank
7) Hydraulic connections
8) Control board
9) Instrumentations

6.4. Sprinkler Control Valve Set


a. Sprinkler control valve set terdiri dari dua keperluan yaitu main control valve set dan
branch control valve set.
b. Main control valve set
1) Main control valve set harus dipasang setiap maksimum 500 kepala sprinkler untuk
bahaya kebakaran ringan dan 1000 kepala sprinkler untuk bahaya kebakaran sedang.
2) Main control valve set harus mampu memberikan signal listrik kepada control alarm
system maupun dengan mechanical alarm gong apabila terjadi suatu aliran air sebesar
satu kepala sprinkler.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 194


3) Main control valve set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut.
a) Main stop valve lockable
b) Wet alarm valve
c) Alarm gong set
d) Flow switch
e) Pressure indicators
f) Test valve set
c. Branch control valve set
1) Branch control valve set harus dipasang seperti tertera dalam gambar perencanaan.
2) Branch control valve set harus mampu memberikan sinyal listrik kepada control
alarm system apabila terjadi aliran air sebesar satu kepala sprinkler.
3) Branch control valve set antara lain harus terdiri dari peralatan sebagai berikut.
a) Branch stop valve lockable
b) Flow switch, calibrated
c) Test valve lockable
d) Drain valve lockable
d. Sprinkler flushing
1) Sprinkler flushing harus dipasang di bagian ujung dari branch main pipe atau branch
sub main pipe.
2) Sprinkler flushing dimaksud untuk membuat air mati dalam jaringan pipa sprinkler.
3) Sprinkler flushing terdiri pipa drain diameter 25 mm yang ditap dari ujung branch
main atau submain ke sprinkler drain riser melalui valve.

6.5. Sprinkler Head


Sprinkler head yang dipergunakan disini dari jenis glass bulb dengan temperatur pecah 68°C,
dibuat dari chromium plated brass yang dilengkapi dengan flushing flange, kecuali daerah
gudang dan parkir boleh mempergunakan bronze finish.
Sprinkler Test Valve & Drain (STV & D)
a. STV & D harus dipasang seperti tertera dalam gambar perencanaan.
b. Test valve harus diset pada laju aliran sebesar satu kepala sprinkler terkait.
c. Drain valve harus dapat mengalirkan alir mati dalam jaringan pipa sprinkler.
d. STV & D terdiri dari lockable test valve dan lockable drain valve.

6.6. Hydrant Box


a. Indoor Hydrant Box (class III NFPA) harus terdiri peralatan sebagai berikut.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 195


1) Steel box recessed type, ukuran 750 mm, 1500 mm (T) dan 250 mm (D) dicat duco
warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang dapat dibuka
180° dan dilengkapi dengan stopper.
Box harus dilengkapi alarm push button, alarm lamp, dan alarm horn.
2) Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
3) Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve
disesuaikan dengan posisi pipa.
4) “JET” Firehose A – one type size 40 mm x 30 meter termasuk coupling.
5) Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm.
b. Outdoor Hydrant Box (class III NFPA) harus terdiri dari peralatan sebagai berikut.
1) Steel box outdoor type, ukuran 750 mm (L), 1500 mm (T), dan 270 mm (D) dicat
powder coating warna merah dengan tulisan warna putih HIDRAN pada tutup yang
dapat dibuka 180° dan dilengkapi stopper.
2) Hose rack untuk slang 40 mm, chronium plated bronze dengan jumlah gigi
disesuaikan dengan lebar box.
3) Hydrant valve, chronium plated 40 mm dan 65 mm sambungan dan bentuk valve
disesuaikan dengan posisi pipa.
4) “JET” Firehose A-one type size 40 mm x 30 meter termasuk coupling.
5) Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm.

6.7. Pillar Hydrant


Pillar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis short type two way dengan main valve dan
branch valves ukuran 100 x 65 x 65 mm. Jenis coupling harus disesuaikan dengan model yang
dipergunakan oleh Mobil Dinas Kebakaran Kota. Setiap pillar hydrant harus dilengkapi dengan
gate valve untuk memudahkan maintenance.

6.8. Fire Brigade Connection


a. Fire brigade connection yang dipergunakan disini adalah two way siamese connection
untuk pemasangan free standing dengan ukuran 100 x 65 x 65 mm.
b. Siamese connection dibuat dari bronze lengkap dengan built-in check valve dan outlet
coupling yang sesuai dengan standar yang dipergunakan oleh Dinas Pemadam Kebakaran
Kota.

6.9. Pemadam Api Ringan (PAR/PFE)


a. PAR disediakan sebagai sarana pemadaman awal yang dapat dilakukan oleh setiap
penghuni bangunan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 196


b. Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1 buah PAR jenis bubuk kering kapasitas
minimal 5 kg setiap luas 100 m2.
c. Untuk ruangan mesin disediakan 1 buah PAR jenis CO 2 kapasitas 25 kg untuk setiap luas
100 m2.

6.10. Skedul Peralatan Pemadam Kebakaran


a. Pompa Kebakaran dengan Penggerak Listrik (Electric Fire Pump)
Kapasitas : 500 GPM
Head : 67,5 m
Tipe : Centrifugal end suction
Impeller : Bronze
Packing : Mechanical seal
Shaft : Steel (SAE 1045)
Bearing : Steel ball bearing self lubricated
Couple : Direct couple
Synchronous speed : 2950 rpm
Feed voltage : 380-415 V / 3 phase / 50 Hz
Standard motor : NEMA standard
Rotor : Squirrel cage
Protection class : IP 44
Insulation class :F
Daya pompa : 55 kW
Sistem operasi : Automatic start dengan pressure switch. Manual stop oleh operator
Jumlah : 1 unit
Standar pompa : NFPA standard
Perlengkapan pompa :
- Pipa isap dan pipa tekan dengan sambungan kaku dan lentur dengan victaulic coupling
sesuai standard UL / Fm
- Manometer tekan dan isap
- Pressure switch
- Panel kontrol pompa (UL / FM standar)
- Automatic air relief valve
b. Pompa Pacu (Jockey Pump)
Kapasitas : 80 GPM
Head : 80 m
Tipe : Horizontal multi stage centrifugal pump
Housing : Cast iron

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 197


Impeller : Cast bronze
Packing : Mechanical seal
Shaft : SS 304
Bearing : Sealed ball bearing
Couple : Direct couple
Synchronous speed : 2910-2930 rpm
Feed voltage : 380-415 V / 3 phase / 50 Hz
Rotor : Squirrel cage
Protection class : IP 44
Insulation class :F
Daya pompa : 5,5 kW
Sistem operasi : Automatic start dengan pressure switch.
Jumlah : 1 unit
Standar pompa : NFPA standard
Perlengkapan pompa :
- Unit panel daya, kabel, dan kontrol.
- Pipa isap dan pipa tekan dengan sambungan kaku dan lentur dengan victaulic.
- Manometer tekan dan isap
c. Pompa Kebakaran dengan Penggerak Diesel (Diesel Fire Pump)
Kapasitas : 500 GPM
Head : 67,5 m
Tipe : Centrifugal end suction
Housing : Cast iron
Impeller : Cast iron
Packing : Mechanical seal
Shaft : SS 304
Bearing : Sealed ball bearing
Couple : Direct couple
Synchronous speed : 2950 rpm
Daya pompa : 58 kW
Sistem operasi : Automatic start dengan pressure switch. Manual stop oleh operator
Jumlah : 1 unit
Standar pompa : NFPA standard
Diesel Penggerak Pompa Kebakaran
Tipe :Watercooled Diesel
Kapasitas prime : 150 KVA (Maksimum)

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 198


Putaran : 1500 rpm / 50 Hz
Aspiration : Turbochanged air to air aftercooled
Cycle : Four stroke
Cylinder :6
Starting : Battery 24 V
Governor : Hydrant mechanical
Fuel system : Direct injection without glow plug
Fuel consumption : - 63,9 liter/jam (100%)
- 47 liter/jam (75%)
Perlengkapan pompa :
- 2 set of lead acid battery dengan standar pabrik
- Maintenance standar tool steel
- Battery charger yang terintegrasi dengan unit diesel penggerak pompa
- Tangki bahan bakar harian dengan kapasitas cukup untuk operasi 6 jam terus menerus
yang dilengkapi dengan bracket dan pipa
- Engine control drive terdiri dari :
 Manual / automatic starter
 High and low water temperature
 High and low oil temperature
 Indikator tekanan minyak pelumas
 Perlengkapan standar lain sesuai dengan standar pabrik pembuat
d. Hydrant Pillar dengan Katup Utama
Ukuran : 65 x 65 x 100 mm
Tipe sambungan : Machino coupling
e. Kotak Hydrant Kebakaran Luar Gedung
Ukuran : 950 x 660 x 200 mm
Bahan : Mild steel ukuran 1,8 mm
Perlengkapan : - Linen hose dia. 65 mm x 30 mm
- Machino coupling dia. 40 mm
- Variable jet & spray nozzle dia. 65 mm
- Hose rack
f. Kotak Hydrant Kebakaran dalam Gedung
Ukuran : 1250 x 800 x 180 mm
Bahan : Mild steel ukuran 1,8 mm
Perlengkapan : - Linen hose dia. 40 mm x 30 mm
- Machino coupling dia. 40 mm

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 199


- Variable jet & spray nozzle dia. 40 mm
- Hose rack
g. Sambungan Kembar Siam / Siamese Connection
Ukuran : 100 x 65 x 65 mm
Tipe : Free standing type dengan chromium plated finish atau cast iron
free standing type denga lapisan anti karat.
Sambungan : Jenis coupling harus disesuaikan dengan dinas kebakaran setempat
Perlengkapan : - Stop valve
- Bak kontrol dan tutup
h. Pemadam Api Ringan (PAR / PEE)
Tipe : Portable
Kapasitas : 5 kg
Jenis : Dry powder multi purpose
i. Pemadam Api Ringan (PAR / PEE)
Tipe : Portable
Kapasitas : 25 kg
Jenis : CO2
j. Sprinkler
Tipe : Upright & Pendent
k. Hydrant Valve
Size : 1 ½” dan 2 ½”
l. Main Control Valve
Size : 4”, 6” dan 8”
m. Spray Nozzle
Size : 1 ½” dan 2 ½”
n. Hose
o. Pressure Switch
p. Pressure Gauge

6.11. Daftar Produk Pemadam Kebakaran


No. Uraian Merk
1. Electric Fire Pump Ebara, Grundfos, Franklin
2. Diesel Fire Pump Ebara, Grundfos, Franklin
3. Jockey Pump Grundfos, Ebara, Geyser
4. Fire Suppesion System Notifier, Siemens, Du Pont
5. Sprinkler Head Viking, Vitaulic, Grinel, Central, Pro
6. Black Steel Pipe Sch. 40 Nippon Steel, Bakrie, Spindo, PPI
Safety Valve / Relieve Valve /
7. Viking, Grinel, Central
Release Valve

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 200


8. Flow Switch Potter, Nagano, Notifier
9. Butterfly Valve Class 16K Toyo, Central, Keystone
10. Gate Valve Class 20K Kitz, Toyo, NBC
11. Globe Valve Class 20K Kitz, Toyo, TA, NBC
12. Indoor Hydrant Box Ozeki, Appron, Hooseki
Yamato, Swordsman, Gunnebo,
13. Fire Extinguisher
Appron
14. Pillar Hydrant Ozeki, Appron, Alpindo
15. Siamese Connection Ozeki, Appron, Alpindo
16. Branch Control Valve Viking, Grinnel, Central
17. Main Control Valve Viking, Grinnel, Central
18. Joint Coupling Vitaulic, Grinnel, Sanwell
19. Landing Valve Ozeki, Grinnel, Central
20. Hose Reel Ozeki, Appron
21. Kabel FRC Radox, Welson, Fuji
22. Control Valve Danfos, Belimo
23. Automatic Air Vent Toyo, Central, Dwier

PASAL 7

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN INSULASI DAN PENGECATAN

7.1. Umum
7.1.1. Ruang Lingkup
Spesifikasi ini digunakan sebagai persyaratan minimal yang diminta bagi pekerjaan
insulasi dan pengecatan pada pekerjaan mekanikal.

7.1.2. Standar-standar
Standar dan peraturan yang berlaku dalam pekerjaan ini antara lain :
a. SNI : Standar National Indonesia
b. SMACNA : Sheet Metal and Air Conditioning Contractor National Association

7.1.3. Bagian yang Berhubungan


Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :
a. Tata udara dan ventilasi
b. Plambing
c. Pemadam kebakaran
d. Perpipaan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 201


7.2. Persyaratan Material
7.2.1. Insulasi Ducting
a. Insulasi Umum
Bilamana tidak ditentukan lain secara terpisah, maka ketentuan untuk insulasi
saluran udara adalah sebagai berikut :
1) Saluran pembuang udara kotoran (exhaust duct) tidak perlu diberi lapisan
insulasi, tetapi dicat anti karat dan finishing.
2) Seluruh saluran udara keluar dan saluran udara balik pada sistem air
conditioning harus diberi lapisan insulasi, sesuai dengan gambar-gambar dan
spesifikasinya.
b. Insulasi Saluran Udara
Seluruh saluran udara diberi lapisan insulasi yang terbuat dari glass wool setebal
2,5 cm (1”), dengan berat jenis minimal 1,5 lb. per cy ft dan khusus untuk instalasi
air conditioning dengan harga koefisien perpindahan panas rata-rata 0,038
Kcal/mh derajat Celcius pada 24°C (sesuai dengan persyaratan dari ASTM-C
166), selain itu juga harus tahan api (fire resistance). Di bagian luar diberi lapisan
aluminium foil yang juga harus tahan api dan direkat dengan aluminium tape.
c. Insulasi Cerobong Udara Utama
Seluruh cerobong udara utama, yaitu cerobong udara keluar dari mesin atau fan,
selain diberi insulasi sesuai dengan butir 11.2.b (untuk air conditioning duct),
harus diberi lapisan insulasi dalam, sejauh kira-kira 6 meter dari mesin. Insulasi
dalam ini berupa glass wool setebal 2,5 cm (1"), yang berat jenis minimal 2,0
lb/cu ft dengan nilai koefisien perpindahan panas konduksi maksimal 0,23Btu/hr
ft2 F pada suhu rata-rata 75 derajat F (sesuai dengan persyaratan ASTM 166) dan
tahan api. Insulasi cerobong ini harus dilapisi dengan glass cloth dan ditutup
dengan kawat kasa halus.
d. Persyaratan Pemasangan Insulasi
1) Seluruh pemasangan insulasi harus sesuai dengan gambar.
2) Pada semua sambungan, flanges dan lain-lain, insulasi harus overlaped
minimal 7,5 cm (3").
3) Untuk saluran udara yang berukuran 75 cm (30") atau lebih, insulasi ini harus
disangga untuk setiap jarak 1,8 m (6 feet) dengan Galvanized Steel wire.
4) Pada tempat-tempat yang tertekan, insulasi ini harus dilindungi dengan
lembaran BJIS 80 agar tidak rusak.
5) Untuk duct pada lantai paling atas (di bawah atap) tebal glass wool adalah 2"
(5 cm) dengan persyaratan lain.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 202


7.2.2. lnsulasi Pipa
Pipa refrigerant harus diberi lapisan insulasi, yang cara pelaksanaannya harus sesuai
dengan gambar dan spesifikasinya. Insulasi hendaknya dari Polyethylene Foam atau
armaflex, yang telah mempunyai lapisan Vapor Barrier (kedap uap air) pada bagian
luarnya, bahan insulasi ini harus yang khusus untuk insulasi pipa dan berbentuk tube.
Untuk pipa drain insulasi menggunakan glass wool yang dilapis alumunium foil (1
sisi), ketebalan insulasi 25 mm, kecuali untuk pipa dalam dinding maka pipa cukup
diberi lilitan polyetilane tape.

7.3. Persyaratan Pengecatan


7.3.1. Umum
Pengecatan harus dilakukan pada :
a. Duct tanpa Insulasi atau yang menggunakan Insulasi dalam.
b. Pipa besi/baja (tanpa Insulasi).
c. Penggantung/ penumpu.
7.3.2. Schedule Cat
a. Pipa yang tidak terlihat dan pipa yang terlihat.
b. Support hanger yang tidak terlihat.
c. Support hanger yang terlihat.

PASAL 8

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI GAS MEDIK

8.1. Umum
a. Persyaratan ini berlaku wajib untuk fasilitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, rumah
perawatan, fasilitas hiperbarik, klinik bersalin, dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
b. Bila terdapat istilah gas medik atau vakum, ketentuan tersebut berlaku wajib bagi semua
sistem perpipaan untuk oksigen, nitrous oksida, udara tekan medik, karbon dioksida,
helium, nitrogen, vakum medik, karbon dioksida, helium, nitrogen, vakum medik untuk
pembedahan, pembuangan sisa gas anestesi, dan campuran dari gas-gas tersebut. Bila
terdapat nama layanan gas khusus atau vakum, maka ketentuan tersebut hanya berlaku
bagi gas tersebut.
c. Sistem yang sudah ada yang tidak sepenuhnya memenuhi ketentuan ini boleh tetap
digunakan sepanjang pihak yang berwenang telah memastikan bahwa penggunaannya
tidak membahayakan jiwa.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 203


d. Potensi bahaya kebakaran dan ledakan yang berkaitan dengan sistem perpipaan sentral gas
medik dan vakum medik harus dipertimbangkan dalam perancangan, pemasangan,
pengujian, dan pemeliharaan sistem ini.

8.2. Standar Instalasi Gas Medik


Standar yang dipergunakan pada instalasi ini antara lain :
a. SNI 03-7011-2004 tentang keselamatan bangunan fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Pedoman Teknis Prasarana Rumah Sakit Sistem Instalasi Gas Medik dan Vakum Medik.

8.3. Identifikasi dan Pelabelan Sistem Pasokan Terpusat (Sentral)


a. Silinder dan kontainer yang boleh digunakan harus yang telah dibuat, diuji, dan dipelihara
sesuai spesifikasi dan ketentuan dari pihak berwenang.
b. Isi silinder harus diidentifikasi dengan suatu label atau cetakan yang ditempelkan yang
menyebutkan isi atau pemberian warna pada silinder/tabung sesuai ketentuan yang
berlaku.
c. Sebelum digunakan harus dipastikan isi silinder atau kontainer.
d. Label tidak boleh dirusak, diubah atau dilepas, dan fitting penyambung tidak boleh
dimodifikasi.
e. Pintu ruangan yang berisi gas medik selain dari oksigen dan udara medik harus berlabel
sebagai berikut.

AWAS
Gas Medik
Dilarang Merokok atau Menyalakan Api
Oksigen dalam Ruangan Mungkin Tidak Cukup
Buka Pintu dan Biarkan Ruangan Terventilasi Sebelum Masuk

f. Pintu ruangan yang berisi sistem pasokan sentral atau silinder yang hanya berisi oksigen
atau udara medik harus berlabel sebagai berikut.

AWAS
Gas Medik
Dilarang Merokok atau Menyalakan Api

8.4. Penentuan Ruang Sentral


a. Pada ruang sentral tabung, penempatan tabung dipasang berdiri dengan ketinggian hampir
± 2 meter, tidak perlu dipasang jendela pendek cukup dipasang model jalusi dengan tetap
memperhatikan sirkulasi udara.
b. Pada ruang sentral mesin (compressed air dan vacuum) juga sama kondisinya dengan
ruang sentral tabung, namun sirkulasi udara mutlak diperlukan, terutama untuk keperluan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 204


hisapan udara sentral compressed air. Ventilasi udara biasanya dilengkapi dengan sistem
blower dan exhaust.
c. Khusus untuk pembuangan udara pada sentral suction (vacuum) harus diperhatikan agar
tidak mengganggu polusi daerah sekitar pelayanan kesehatan, mengingat udara buangan
tersebut mengandung bakteri/kuman.

8.5. Distribusi / Instalasi Perpipaan


a. Gas medik dari ruang sentral dialirkan/didistribusikan ke ruang-ruang
pelayanan/perawatan melalui instalasi pipa dan outlet gas medis.
b. Jenis pipa yang dipergunakan untuk semua instalasi/pemipaan gas medis harus memenuhi
persyaratan medis dan pada umumnya dipakai pipa tembaga (copper) dengan kadar copper
di atas 97,0% atau stainless steel.
c. Sebelum dipasang pipa-pipa tembaga harus dibersihkan dan ditutup kedua ujungnya untuk
menghindari kotoran, debu, oli, dan sejenisnya atau zat kimia lain yang dapat
menimbulkan kontaminasi.
d. Pada instalasi pipa gas medik penyambungan pipa harus di-las dengan menggunakan
kawat las perak, agar sambungan pipa rapat sempurna dan tahan lama. Gas yang
dipergunakan adalah campuran oxygen acetyline dan pada proses pengelasan harus dialiri
gas Nitrogen.
e. Pemasangan pipa pada instalasi pipa di atas plafon harus dilengkapi dudukan dan
gantungan pipa yang diikat kuat pada dak beton atau kuda-kuda kayu masing-masing pipa
harus diberi klem penguat dengan jarak yang cukup (10-25 cm).
f. Jarak dudukan/penumpu satu dengan lainnya rata-rata ± 1 (satu) meter), baik vertikal
maupun horizontal.
g. Untuk menghindari penurunan tekanan (pressure drop) pemasangan pipa pada instalasi
pipa diatur menurut diameter (garis tengah) pipa disesuaikan dengan panjang instalasi pipa
dan jumlah outlet.
h. Pemasangan pipa pada instalasi pipa di dinding (tembok atau partisi) harus dilengkapi pipa
pelindung (PVC/konduit) untuk menghindari benturan-benturan yang mungkin terjadi dan
untuk memudahkan perawatan/maintenance instalasi pipa di dinding biasanya berukuran
10-16 mm.
i. Penyambungan pipa semua pemasangan instalasi pipa gas medik harus menggunakan
fitting-fitting yang sesuai seperti elbow, tee, reducer, dan socket.
j. Untuk membedakan jenis gas pada instalasi pipa harus dipasang tulisan/stiker yang
menyatakan jenis dan arah aliran gas dengan jarak yang cukup (± 2 meter). Ataupun
memberi warna mengecet pipa sesuai dengan jenis gasnya masing-masing.
k. Seluruh jaringan instalasi pipa pada tiap jenis gas harus dilengkapi pemasangan :

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 205


1) 1 (satu) unit kran induk (main valve) dipasang di ruang sentral.
2) 1 (satu) unit kran distribusi (distribution valve) dipasang tiap lantai.
3) Sesuai kebutuhan kran pembagi (zone valve) dipasang sesuai pembagian instalasi.
4) Sesuai kebutuhan kran darurat (emergency valve) dipasang pada ruang operasi/bedah.
l. Seluruh jaringan instalasi pipa harus dilakukan pengetesan terutama untuk mendapatkan
kepastian kebocoran pada setiap daerah sambungan, lebih diutamakan pada instalasi yang
tertutup lapisan tembok dinding, pemeriksaan kebocoran harus sangat diperhatikan. Pada
pemasangan instalasi pipa pada bangunan bertingkat, pengetesan kebocoran biasanya
dilakukan secara bertahap, apabila dipastikan tidak ada kebocoran dilanjutkan pengetesan
keseluruhan.
m. Pelaksanaan tahapan pengetesan instalasi pipa sebagai berikut.
Test pertama : setelah selesai pemasangan instalasi pipa di atas plafon dan dinding
selesai.
Test kedua : setelah instalasi pipa selesai dipasang valve.
Test ketiga : setelah selesai pemasangan outlet gas medik.
Test keempat : keseluruhan main valve sampai dengan outlet, setelah sebelumnya
seluas jaringan instalasi di-blow off.
Test kelima : uji coba dan blow off ulang.
Pengetesan kebocoran menggunakan media tekan Nitrogen dengan tekanan 2 kali tekanan
kerja instalasi atau ± 10 kg/cm2 dalam waktu 2 kali 24 jam.
Pengetesan pertama sampai ke empat seluruh jaringan instalasi ditest dengan tekanan yang
sama atau ± 10 kg/cm2 dalam waktu yang sama pula.
Pada pengetesan kelima (terakhir) merupakan uji coba tekanan test disesuaikan dengan
fungsi masing-masing instalasi, disini yang jelas berbeda adalah test suction (vacuum).
Untuk meyakinkan sebaiknya dilakukan cek ulang untuk menghindari kesalahan
penyambungan pada outlet.
n. sebelum dioperasikan seluruh jaringan instalasi harus dibersihkan dengan cara blow off
(ditiup) menggunakan gas Nitrogen (N2) setelah cukup bersih dilanjutkan blow off
berikutnya menggunakan gas Oksigen (O2).
o. Pada setiap ruang operasi/bedah yang benar hsrus dipasang 1 (satu) outlet pembuangan
gas limbah (anti polution unit) dengan menggunakan sistem vacuum yang dibuang melalui
saluran pipa khusus ke udara luar.
p. Untuk keperluan perbaikan (maintenance) sebaiknya setiap bagian/bangunan dipasang
saluran Oksigen darurat (emergency supply oxygen) yang bisa dengan mudah
dioperasikan setiap saat.

8.6. Penempatan Outlet

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 206


a. Pemasangan outlet gas medik di dinding (tembok atau partisi) yang biasa/standar dipasang
dalam box mounting dilengkapi panel plat stainless steel dikuatkan dengan baut/sekrup
baja (umumnya ukuran panel berkisar antara 10 x 15 cm dengan tebal 0,15 cm).
b. Konstruksi outlet gas medik masing-masing produk berbeda ukuran, tipe, dan sistem
koneksinya, namun cara kerjanya pada dasarnya seluruhnya sama. Semua outlet harus
bekerja tertutup rapat secara otomatis pada saat tidak dipakai dan gas baru
terbuka/mengalir setelah alat perlengkapan outlet (connector) dipasang. Ada juga produk
outlet yang melengkapi valve pada body outletnya.
c. Sistem sambungan (connector) pada outlet gas medik ada 3 (tiga) tipe yaitu :
Tipe ulir : outlet menonjol
Tipe tusuk : outlet menonjol atau rata
Tipe ulir/tusuk (kombinasi) : outlet menonjol
d. Untuk menghindari kesalahan pemasangan setiap outlet gas medik diberi nama gas, warna
yang berbeda, ukuran drat/sekrup tusuk berbeda pula. Dengan demikian connector gas
yang satu tidak akan bisa masuk ke outlet lain.
e. Pada umumnya pemasangan outlet gas medis ditempatkan sebelah kanan penderita
(pasien) dengan ketinggian berkisar 120-150 cm di atas permukaan lantai.
f. Pada ruang penderita yang menggunakan lebih dari satu outlet, susunan pemasangan
adalah sebagai berikut.
Sebelah kanan pasien : Oksigen, compressed air, suction.
Sebelah kiri pasien : Oksigen, suction.
g. Pada ruang-ruang khusus seperti : ICU/ICCU, ruang perawatan VIP/VVIP, outlet gas
medik dipasang dalam panel (wall duct system) dengan dilengkapi lampu baca, nurse call,
lampu periksa, stop kontak listrik yang terkesan rapi dan indah.
h. Pada ruang operasi/bedah dan emergency, outlet gas medik dipasang/digantung di plafon,
tipe ini biasa diistilahkan cailing column atau rell hose outlet dengan ketinggian ± 2 (dua)
meter di atas permukaan lantai.
i. Tekanan gas yang keluar dari outlet harus memenuhi standar tekan medis yaitu :
Oksigen : 4-5 kg/cm2
Nitrous oxide : 4-5 kg/cm2
Nitrogen : 4-5 kg/cm2
Compressed air : 4-5 kg/cm2
Suction (vacuum) : 20-60 cm Hg

8.7. Pewarnaan (Instalasi / Tabung)

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 207


Pewarnaan botol baja/tabung gas bertekanan sesuai dengan surat Edaran Menteri Tenaga
Kerja RI SE. 06/MEN/1990 tentang : Pewarnaan botol baja/tabung gas bertekanan adalah
sebagai berikut.
No. Jenis Gas Pewarnaan Instalasi
1. Oxygen (O2) -
Botol baja dicat warna putih (brilliant
(Medical Gases) white)
-
Tulisan “Oksigen” sepanjang badan
botol, dibuat dengan sablon warna
hitam
-
Pada leher botol dapat ditempelkan
labeling dan tanda-tanda khusus
lainnya.
2. Udara Tekan -
Botol baja dicat warna hijau
3. Suction -
Botol baja dicat warna kuning

8.8. Pemeriksaan / Pengujian Instalasi Gas Medik


8.8.1. Pengujian
a. Pengujian dan pemeriksaan harus dilakukan terhadap :
1) Botol baja
2) Instalasi/pemipaan
3) Bahan material
b. Instalasi/perpipaan sebelum dialiri gas diuji dengan memberikan gas N 2 besarnya
tekanan 2 x tekanan kerja (tekanan kerja 4-6 kg/cm 2) pengujian dilakukan selama
2 x 24 jam tanpa ada kebocoran. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kondisi
sambungan dan kekuatan material.
c. Pengujian bahan dilakukan dengan cara kimia (pemberian bahan kimia tertentu
terhadap material). Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui kemurnian dari
pipa. Selain itu dilakukan juga pengujian secara mekanik (tegangan tarik, takik,
dan sebagainya) untuk mengetahui kemampuan material menahan beban/tekanan.
8.8.2. Pemeriksaan
Pemeriksaan dilakukan secara visual dan perhitungan konstruksi oleh tenaga ahli
bidang bejana tekanan.
a. Visual
Melihat kondisi botol baja, instalasi/perpipaan.
b. Perhitungan Konstruksi
Dengan perhitungan ketebalan botol/pipa untuk mengetahui batas tekanan yang
diizinkan. Pada waktu perhitungan konstruksi, harus diketahui jenis material yang
dipergunakan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 208


8.9. Pengoperasian Sistem Pasokan Sentral
a. Harus dilarang penggunaan adaptor atau fitting konversi untuk menyesuaikan fitting
khusus suatu gas ke fitting gas lainnya.
b. Hanya silinder gas medik dan perlengkapannya yang boleh disimpan dalam ruangan
tempat sistem pasokan sentral atau silinder gas medik.
c. Harus dilarang penyimpanan bahan mudah menyala, silinder berisi as mudah menyala atau
yang berisi cairan mudah menyala, di dalam ruangan bersama silinder gas medik.
d. Diperbolehkan pemasangan rak kayu untuk menyimpan silinder gas medik.
e. Bila dilinder terbungkus pada saat diterima, pembungkus tersebut harus dibuang sebelum
disimpan.
f. Tutup pelindung katup harus dipasang erat pada tempatnya bila silinder sedang tidak
digunakan.

8.10. Skedul Peralatan Instalasi Gas Medik


a. Sentral Automatic Change Over Manifold Oxygen
Kapasitas : 2 x 14 cylinder
Spesifikasi :
-
Flow capacity 62,8 m3/hour
-
High pressure regulator
-
Pipeline pressure regulator
-
Fully automatic change over mechanism
-
Filter
-
Change over alarm switch
-
High pressure alarm switch
-
Low pressure alarm switch
-
High pressure relief valve
-
Low pressure safety valve
-
Shut off valve
-
Service inlet facility
-
Interfice with network
Perlengkapan :
-
Pigtail with check valve for 2 x 14 cylinders
-
Header bar
-
Cylinder rack
-
Cylinder lead
-
Safety valve

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 209


b. Medical Vacuum Pump Central – Duplex
-
Vacuum pump :
Duplex oil less rotary vane vacuum pump, capacity : 340 lpm, pres. 750 mmHg.
Kapasitas 3 HP / 3 Phase / 380 V / 50 Hz
-
Flexible connection : 50 cm of length, 1 ½” connection
-
Vacuum flow capacity : 340 lpm
-
Vacuum indicator : 0-(-760 mmHg), 4” diameter
-
Ball valve ¾” for drain : Bronze/brass 400 kPa
-
Vacuum reservoir tank : Capacity 120 Gln
-
Bacterial filter : 900 liter/menit, 0,1 micron.
-
Panel control system, built-in
c. Medical Compressed Air Central – Duplex for Medical Air
-
Air compressor :
Duplex oilfree, reciprocating scroll, 34,8 SCFM. Kapasitas 3 HP / 3 Phase / 380 V / 50
Hz. Max. working pressure 7 bar
-
Flow capacity : 140 lpm
-
After cooler :
25 liter/second nominal flow, 0,12 kW. Max. pressure working 20 bar
-
Relief / safety valve : Bronze/brass, ½” bottom connection
-
Pressure indicator line : 0-10 bar range, 2,5” diameter
-
Flexible connection : 1” connection, 60 cm length
-
Non return valve : Brass/bronze, 400 kPa
-
Pressure switch : 0-8 bar adjusting pressure
-
Reservoir tank : capacity 80 Gln. Max. pressure 10 bar
-
Panel control system : Touch screen digital
-
Coalesing filter : Retain particle and oil aerosol to the size of
-
Dew point : -10°C
-
Activated pre filter : Residual oil content : 0,03 mg/m3
-
Sterile filter : Bacterial retention LRV > 7/cm2 for T1 coliphagen
-
Air regulator : 0-10 bar range
d. Copper tube type L
-
Standard size and thickness :
 Dia. 10 mm (3/8”) thickness 0,76 mm
 Dia. 12 mm (1/2”) thickness 0,89 mm
 Dia. 19,1 mm (3/4”) thickness 1,07 mm

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 210


-
Medical gas copper tube 99,99% copper
-
Carbon does not exceed 0,02 g/m2
-
Nitrogenies
e. Zone valve box
-
Valve box assembly c/w pull window
-
Valve standart UL / CSA
-
Manometer control / gauge
-
Name plate area
f. Master alarm digital
-
Visual and audio warning alarm
-
Alarm buzzer in excess 90 dB
-
Led indicator low and normal pressure
-
Digital pressure indicator led
-
Interface BAS / Networking LAN
g. Area alarm
-
Visual and audio warning alarm
-
Alarm buzzer in excess 90 dB
-
Led indicator low and normal pressure
-
Digital pressure indicator led
-
Interface BAS / Networking LAN
-
Pressure switch
h. Medical gas wall outler
-
Screw / quick connector
-
Secondary double valve safety
-
Standart ISO color and UL / CSA
-
Trim plate stainless steel / PVC / metal

8.11. Daftar Produk Instalasi Gas Medik


No. Uraian Merk
Sentral automatic change over
1. Beacon Medaes - USA
manifold oxygen
2. Medical compressed air pump Beacon Medaes - USA
3. Medical vacuum pump Beacon Medaes - USA
4. Copper tube Beacon Medaes – USA, Meuller
5. Zone valve box Beacon Medaes - USA
6. Master alarm digital Beacon Medaes - USA
7. Area alarm Assembly - SMP

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 211


8. Medical gas wall outlet Beacon Medaes - USA

PASAL 9

PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN ELEVATOR

9.1. Umum
9.1.1. Peraturan Umum
Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai
berikut.
a. British standard
b. ANSI code A.17.1
c. Pedoman Pengawasan Instalasi Lift No. Th. 1978
d. Peraturan Daerah DKI No. 3 Th. 1975
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 378 / KPTS / 1978 sebagai SKBI –
3.4.53 Th. 1987
f. Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan
Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki Surat Izin
Pemasangan Instalasi Elevator dari instalasi yang berwenang dan telah biasa
mengerjakannya. Suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam Surat
Penawaran.

9.1.2. Gambar-gambar
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi
bangunan yang ada.
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur/Sipil maupun Intertior harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan.

9.1.3. Koordinasi
a. Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi
lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
c. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka
semua akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 212


9.1.4. Pelaksanaan Pemasangan
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Kontraktor harus
menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada pemilik dalam rangkap 3 (tiga)
untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja adalah gambar yang menjadi
pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan
satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding dan dimensi aksesoris yang dipakai.
MK/Direksi Pengawas berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti
ketentuan tersebut di atas.
b. Kontraktor wajib mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor
harus segera menghubungi MK/Direksi Pengawas.

9.1.5. Persetujuan Material, Peralatan, dan Dokumen yang Diserahkan


a. Umum
Dalam jangka waktu 90 hari setelah menerima SPK, dan sebelum memulai
pekerjaan instalasi peralatan ataupun material, Pemborong harus menyerahkan
shop drawing, daftar peralatan dan bahan yang akan digunakan pada proyek ini
untuk disetujui oleh MK/Direksi Pengawas.
Pemilik tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan semua
biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh / dokumen ini.
b. Shop Drawings
Kontraktor harus mengajukan gambar kerja berikut detail dan potongan yang
diperlukan untuk diperiksa dan disetujui. Dengan mengajukan gambar-gambar
kerja ini berarti Kontraktor sudah memperlajari dengan seksama gambar-gambar
Struktur / Arsitek maupun gambar-gambar instalasi lainnya serta sudah
menghasilkan kondisi yang sebenarnya di proyek.
c. Daftar Peralatan dan Bahan
Suatu daftar yang lengkap untuk peralatan dan bahan yang akan digunakan pada
proyek ini harus diserahkan untuk mendapat persetujuan MK/Direksi Pengawas
dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data-data teknis,
performance dari peralatan. Daftar peralatan dan bahan yang diajukan harus
memenuhi spesifikasi.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 213


d. Seleksi Data
Untuk persetujuan bahan dan peralatan, Kontraktor harus melengkapi dengan
seleksi data dan menyerahkan dalam rangka 3 (tiga).
Data-data pemilihan meliputi :
1) Manufacturer Data
Berupa brosur-brosur, spesifikasi dan informasi yang tercetak jelas dan cukup
detail sehubungan dengan persyaratan/ketentuan spesifikasi.
2) Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu tabel atau kurva yang
meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peraltan-peralatan lain
yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
3) Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik atau supplier setempat terhadap kualitas
produk. Yang menyatakan bahwa produk ini sudah diproduksi beberapa
tahun, telah terpasang di beberapa lokasi, dan telah beroperasi dalam jangka
waktu tertentu dengan baik.

9.1.6. Peralatan dan Bahan


a. Umum
Semua peralatan dari bahan maupun komponennya harus baru dan sesuai dengan
brosur yang dipublikasikan dan sesuai dengan spesifikasi sebagai yang diuraikan
maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar
dan diproduksi secara teratur.
b. Peralatan dan Bahan Sejenis
Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama, harus
diproduksi untuk pabrik (merk) yang sama, sehingga memberikan kemungkinan
dapat dipertukarkan.
c. Penggantian Peralatan dan Bahan
Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender pada dasaranya harus
sudah memenuhi spesifikasi walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan
ada peralatan dan bahan yang belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus
dipernuhi sesuai spesfikasi bila sudah ditunjuk sebagai Kontraktor.
Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena sesuatu hal
yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya harus
dari jenis setaraf atau lebih baik yang disetujui. Bila pihak MK/Direksi Pengawas,
membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf atau lebih baik, maka biaya
yang menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 214


d. As Built Drawing (Gambar instalasi terpasang)
Kontraktor harus menyerahkan 1 (satu) set as built drawings berupa gambar
transparan dalam 3 (tiga) set gambar cetak birunya. Gambar as built drawing ini
lengkap untuk seluruh instalasi terpasang pada proyek ini, berikut gambar-gambar
detail dan gambar potongan. As built ini harus menunjukkan lokasi dan posisi
yang tepat dari seluruh bagian-bagian instalasi referensi yang digunakan seperti
kolom, dinding, dan lain sebagainya. Kontraktor harus menunjukkan pada satu set
gambar cetak biru dari Gambar Kontrak terhadap deviasi-deviasi, pengembangan
dan revisi-revisi yang terjadi semasa pelaksanaan.
Pada setiap gambar “as built”, harus tercantum :
1) Nama pemilik
2) Judul gambar / dan bagian dari bangunan
3) Nomor gambar
4) Nomor lembar gambar dan jumlah lembar gambar
5) Tanggal

9.1.7. Penanggung Jawab Pelaksanaan


Penanggung jawab instalasi ini menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan
yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada di lapangan, yang bertindak
sebagai wakil dari Kontraktor dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang
akan diberikan oleh pihak MK/Direksi Pengawas. Penanggung jawab tersebut di atas
juga harus berada di tempat pekerjaan pada sat diperlukan/dikehendaki.

9.1.8. Laporan-laporan
a. Laporan Harian dan Mingguan
Kontraktor wajib membuat laporan harian dan mingguan yang memberikan
gambar mengenai :
1) Kegiatan fisik
2) Catatan dan perintah MK/Direksi Pengawas yang disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis
3) Jumlah material masuk / ditolak
4) Keadaan cuaca
5) Pekerjaan tambah / kurang
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda
tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada MK/ Direksi Pengawas
untuk diketahui/disetujui.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 215


b. Laporan Pengetesan
Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan kepada MK/Direksi Pengawas dalam
rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut.
1) Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
2) Hasil pengetesan peralatan
3) Hasil pengetesan kabel, dan lain sebagainya
Kontraktor pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan
oleh pihak MK/Direksi Pengawas.

9.1.9. Garansi
Semua peralatan, bahan dan mutu pekerjaan harus digaransi selama minimum 1 (satu)
tahun terhitung sejak tanggal penyerahan pertama.
Sejak penyerahan pertama tersebut sampai masa garansi berakhir, bila terjadi
kerusakan atau kegagalan pekerjaan instalasi, Kontraktor wajib mengganti atau
memperbaiki kerusakan atas biaya sendiri.
Bila terdapat kerusakan pada peralatan sehingga perlu diperbaiki atau diganti maka
garansi tetap berlaku semenjak penggantian atau perbaikan tersebut. Bila terjadi
kerusakan pada peralatan utama (misal : motor terbakar), maka motor tersebut harus
diganti dengan yang baru dan tidak boleh wiringnya digulung baru.

9.1.10. Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Pekerjaan


a. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung sejak
saat penyerahan pertama.
b. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor instalasi ini diwajibkan memperbaiki
dan melaksanakan bagian-bagian pekerjaan yang tidak sempurna, baik yang belum
atau yang sudah diperingatkan sebelumnya tanpa adanya tambahan biaya.
c. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
d. Kontraktor harus menyerahkan dokumen lengkap pada saat serah terima pekerjaan
pertama berupa :
1) As built drawing
2) Brosur-brosur peralatan dan kontrol yang berisi antara lain :
a) Brosur teknis
b) Maintenance manual
c) Operator manual
d) Elektrikal wiring/kontrol

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 216


3) Nama-nama supplier peralatan dan kontrol yang terlibat dalam proyek ini
lengkap dengan alamat dan nomor telepon.
4) Data test teport
5) Sertifikat jaminan peralatan dan instalasi
6) Spare part dan tools
Semua point 1 sampai dengan 6 harus dibundel dalam satu bundel dan diserahkan
sebanyak 3 (tiga) set.

9.1.11. Penambahan / Pengurangan / Perubahan Instalasi


a. Pelaksanaan instaalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus dikonsultasikan dengan MK./Direksi Pengawas.
b. Kontraktor instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada pihak MK/Direksi Pengawas dalam rangkap 3 (tiga).
c. Perubahan material, dan lain-lainnya harus mendapat instruksi dari pemilik secara
tertulis sebelum dilaksanakan. Dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada
harus disetujui oleh MK/Direksi Pengawas secara tertulis.

9.1.12. Izin-izin
Pengurusan izin-izin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

9.1.13. Pembobokan, Pengelasan, dan Pengeboran


a. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam
pelaksanaan instalasi ini, harus dikembalikan ke kondisi semula dan menjadi
lingkup pekerjaan instalasi ini.
b. Pembobokan/pengelasa/pengelasan tersebut di atas baru dapat dilaksanakan
apabila sudah ada persetujuan dari pihak pemilik secara tertulis.

9.1.14. Pemeriksaan Rutin dan Khusus


a. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Kontraktor
instalasi secara periodeik dan minimum 1 kali tiap minggu.
b. Pemeriksaan khusus dalam waktu pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Kontraktor instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak MK/Direksi
Pengawas/Pemberi Tugas dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.
c. Teknisi pelaksanaan pekerjaan ini harus sudah tiba di lapangan dalam waktu 1 x
24 jam sejak waktu dipanggil. Bila tidak, maka perbaikan dapat diberikan kepada
orang lain dengan beban biaya ditanggung oleh Kontraktor.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 217


9.1.15. Pekerjaan Instalasi Listrik
a. Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk pekerjaan ini adalah sistem instalasi
listrik secara lengkap sehingga instalasi ini dapat berjalan dengan baik dan aman,
sehingga pada waktu serah terima pertama instalasi tersebut harus dapat
dipergunakan oleh pemilik.
b. Seluruh peralatan yang direncanakan dalam instalasi ini adalah untuk bekerja pada
frekuensi 50 Hz ± 2 Hz dan tegangan 220/380 V ± 10%.

9.2. Lingkup Pekerjaan Elevator / Lift


9.2.1. Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar terlampir.
Kontraktor agar menawarkan peralatan yang sesuai untuk digunakan dengan ketentuan-
ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifiksi bahan
dan atau peralatan yang ditawarkan/dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan
maka Kontraktor wajib memberitahukan hal tersebut merupakan kewajiban Kontraktor
untuk melengkapi peralatan tersebut sehingga sempurna.

9.2.2. Uraian Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan elevator sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana dan
spesifikasi, Kontraktor pekerjaan instalasi lift/elevator harus melakukan pengadaan,
pemasangan, pengaturan dan pengujian serta menyerahkan dalam keadaan baik dan
siap untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan instalasi lift/elevator yang dimaksud adalah sebagai
berikut.
a. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian lift/elevator, lengkap dengan
kontrol dan aksesorisnya.
b. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik, panel-
panel, peralatan kontrol dan lain-lain bagi instalasi ini.
c. Pengadaan, pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan dari instalasi
lift/elevator ini.
d. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
e. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
f. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan, dan instalasinya yang terpasang
selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 218


9.3. Lingkup Pekerjaan Kontraktor
Yang menjadi lingkup pekerjaan dari Kontraktor Instalasi lift/elevator adalah sebagai berikut.
a. Pengadaan dan pemasangan semua material, peralatan utama serta perlengkapan bantu
yang diperlukan dalam pemasangan instalasi ini sesuai dengan jumlah lift/elevator yang
tergambar ataupun terurai dalam spesifikasi teknis sehingga didapatkan seuatu instalasi
yang baik dan sempurna dalam pemasangannya.
b. Penyediaan dan pemasangan serta penambahan profil baja untuk tumpuan/pengikat guide
rail pada sisi kereta, dan profil baja yang diperlukan untuk dudukan traction machine
(semua profil baja harus dicat anti karat).
c. Mengadakan testing dan commisioning lengkap dengan pengadaan peralatan serta
perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan tersebut.
d. Training meliputi operation, maintenance sampai dengan troubleshooting untuk tenaga-
tenaga yang ditunjuk oleh pemilik.
e. Pengadaan dokumen yang diperlukan sebanyak 3 (tiga) set yang terdiri dari antara lain :
1) Operation manual
2) Maintenance manual
3) Daftar suku cadang yang perlu disediakan
4) Gambar as built drawing
5) Semua electronic dan electric wiring, dan lain-lain
f. Semua pengurusan izin-izin dari pihak yang berwenang sehubungan dengan pemasangan
instalasi ini dan yang menyangkut biaya pengurusannya susah harus termasuk dalam
penawaran pekerjaan ini.

9.3.1. Data Kereta Lift / Elevator


a. Rangka Kereta Elevator
1) Terbuat atas profil baja yang dicat anti karat.
2) Pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type guide shoes,
dimana dua buah terletak pada bagian atas kereta dan yang lain pada bagian
bawah kereta tepat di Guide Rail.
3) Glide shoes yang dipakai adalah tipe roller.
4) Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan sistem pelumas sendiri (self
lubrication) untuk mencegah cepatnya ke-ausan.
5) Pada rangka bagian bawah yang merupakan tempat tumpuan lantai kereta,
harus terdapat bantalan karet.
b. Lantai Kereta
1) Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat dan dilapisi dengan heavy duty
tile, warna ditentukan kemudian.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 219


2) Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
3) Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan kapasitas angkut
elevator.
c. Dinding Kereta Elevator
1) Dinding dalam konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga mudah
dipasang atau dilepas, sehingga memudahkan dalam perakitan di lapangan.
2) Pada bagian luarnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
3) Merupakan dinding yang tahan api kebakaran.
d. Langit-langit Kereta Lift/Elevator
1) Ketinggian langit-langit kereta ini tidak berkurang dari 2300 mm dimana
terdapat pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi
safety switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.
2) Terdapat lampu untuk penerangan normal dan untuk penerangan darurat
dengan sumber daya dari baterai tipe Ni-cad dry cell lengkap dengan
automatic chargernya.
3) Jenis lampu disesuaikan dengan interior yang dipilih oleh Arstek, kecuali
belum ditentukan, maka dapat digunakan sebagai acuan adalah tipe
Flourescent lighting circular milky white acrylic cover (khusus untuk lift
penumpang), atau 2 buah flourscent (TL) 2 x 20 W dengan milky white
acrylic cover.
4) Terdapat exhaust grille dengan exhaust fan yang diletakkan di atas kereta.
5) Pada bagian atas harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
e. Pintu Kereta Lift/Elevator
1) Terdiri atas dua panel automatic corner opening dengan dimensi seperti
tergambar untuk lift dengan tipe single door.
2) Terdiri atas masing-masing dua panel automatic center opening dengan
dimensi seperti pada gambar untuk lift dengan tipe through door.
3) Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi alat pengukur
kecepatan.
4) Pada bagian dalamnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
f. Indikator Kereta Lift/Elevator
Terletak di atas pintu kereta yang dilengkapi dengan penunjuk arah peralanan
kereta, indikator posisi sangkar elevator dengan tipe digital disertai bunyi bel.
g. Car Operating Panel
1) Terbuat dari stainless steel plate finish
2) Push button yang dipakai merupakan soft touch button yang menyala bila
tersentuh.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 220


3) Untuk lift dengan tipe through door setiap bagian dari pintu lift dilengkapi
dengan car operating panel.
4) Terdiri atas peralatan sebagai berikut.
a) Push button untuk setiap lantai
b) Push button untuk membuka pintu kereta
c) Push button untuk menutup pintu kereta
d) Push button untuk emergency stop
e) On-off switch untuk independent operation
f) Key-switch untuk independent operation
g) Lampu tanda kelebihan penumpang yang dilengkapi dengan buzzer
h) Plat nama dari pabrik pembuat lift
i) Tulisan kapasitas lift penumpang
h. Pintu Lift dan Pintu Shaft
1) Lift harus dilengkapi dengan sistem pintu yang bekerja secara otomatis.
2) Pintu harus mempunyai mekanisme kerja membuka dan menutup secara
serempak, sesaat setelah kereta lift datang di suatu lantai dan sesaat sebelum
kereta lift bergerak meninggalkan lantai/
3) Pintu kereta dan pintu shaft harus membuka dan menutup secara serempak,
sesaat setelah kereta lift datang di suatu lantai dan sesaat sebelum kereta lift
bergerak meninggalkan lantai.
4) Pada saat lift bergerak, pintu kereta tidak boleh dapat dibuka dari dalam
kabin, meskipun tombol pembuka pintu ditekan.
5) Pada saat lift bergerak, motor listrik penggerak pintu harusmemberikan torsi
yang cukup kuat pada daun pintu, untuk mencegah pintu dibuka secara paksa
dari dalam kabin.
6) Pada saat tidak ada sumber daya listrik, pintu-pintu harus dapat dibuka secara
paksa dengan tangan dari dalam kabin dan dari luar shaft.
7) Setiap pintu shaft harus dilengkapi dengan suatu sistem interlock jenis
electromechanical, yang mencegah pintu dibuka secara paksa, kecuali dengan
kunci khusus yang disediakan untuk melepas sistem interlock tersebut.
8) Sistem interlock electromechanical pada pintu shaft tersebut harus dapat
dibuka dari kabin, pada saat lift berhenti pada suatu lantai.
9) Sistem interlock harus dibuat sedemikian sehingga dapat dilepas dari dalam
kabin, pada saat tidak ada sumber daya listrik.
10) Semua peralatan interlock dan kunci dari pintu kereta dan pintu shaft harus
dapat diperiksa, ditest, dan diganti bagian-bagiannya, apabila rusak.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 221


11) Semua pintu lift harus dilengkapi dengan kontak-kontak listrik yang
mencegah lift bergerak kecuali apabila pintu-pintu telah tertutup rapat.
Kontak-kontak ini harus diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak dapat
dicapai oleh orang-orang yang tidak berkepentingan.
12) Untuk lift tertentu, pintu lift dilengkapi dengan kaca.
13) Pintu lift harus dilengkapi dengan “safety edge” yang terpasang dari ujung
atas sampai ujung bawah panel pintu.
14) Apabila peralatan ini menyentuh orang atau benda pada saat pintu sedang
menutup, maka pintuk kereta dan pintu shaft secara otomatis harus kembali
pada posisi membuka penuh.
15) Pintu baru akan menutup kembali secara otomatis, setelah melampaui waktu
yang ditentukan.

9.3.2. Data Peralatan di Shaft


a. Magnetic Landing Device
Untuk membersihkan kereta elevator pada setiap lantai yang dituju dengan
toleransi maksimum sebesar 5 mm dari level lantai yang bersangkutan.
b. Landing Door
1) Mempunyai tipe dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya
2) Dilengkapi dengan narrow jamb
3) Terbuat dari stainless steel
4) Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara
elektrik dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan
weight closer.
c. Door Sills dan Toe Guards
Terletak di bawah ointu, terbuat dari Extruded aluminium natural control yang
didudukkan pada beton yang telah disediakan.
d. Hall Button
1) Hanya ada satu buah di setiap lantai
a) Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu buah push button
untuk operasi ke arah atas.
b) Untuk lantai yang paling atas hanya terdapat satu push button untuk
operasi ke arah bawah.
c) Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah psuh button untuk operasi
ke arah atas bawah.
2) Push button merupakan soft touch button yang menyala bila ditekan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 222


e. Car Position Indicator
1) Terdapat di atas pintu setiap lantai dengan tipe digital.
2) Harus dilengkapi dengan hall lantern dan gong yang hanya menyala dan
berbunyi pada saat kedatangan kereta.
f. Buffer
1) Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya
diberikan karet setebal 5 mm.
2) Untuk setiap elevator minimum dipergunakan empat buah buffer dimana dua
buah untuk car buffer dan yang lain untuk counter weigt buffer.
3) Buffer ini ditempatkan di atas suatu dudukan beton yang disediakan sendiri
oleh Kontraktor pekerjaan lift (tidak boleh diangkur langsung ke lantai beton
struktur yang ada).
g. Guide Rail
Kontraktor pekerjaan lift agar memberikan data-data untuk rail, bracket, dan
peralatannya sebagai contohnya adalah sebagai berikut.
1) Untuk kereta lift/elevator
a) Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,
ketinggian dan berat nominal, sesuai standar kapasitas.
b) Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum
dengan memakai besi siku ukuran 80 x 80 x 8 mm.
c) Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur
baut ¾”.
d) Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal 1” dan panjangnya 14,5”
yang dipasang dengan mur baut 5/8” sebanyak empat buah di setiap
sisinya.
2) Untuk counter weight
a) Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,
ketinggian dan berat nominal sesuai standar kapasitas.
b) Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum
dengan memakai besi siku ukuran 80 x 80 x 8 mm.
c) Rail harus diklem pada bracket dengan memakai dliding slip dan mur
baut 5/8”.
d) Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal ½” dan panjangnya 12”
yang dipasang dengan mur baut 5/8” sebanyak empat buah di setiap
sisinya.
3) Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang rail harus
dicat anti karat.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 223


4) Selain ketentuan tersebut di atas, konstruksi dari rail harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan dari pabrik.
h. Counter Weight
1) Rangka conunter weight terbuat dari profil baja.
2) Isi counter weight adalah sebesar kereta elevator ditambah dengan 50% dari
kapasitas beban (balancing 50%), yang terbuat dari besi cor.
3) Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapis dengan suatu
bahan anti karat.
i. Compensating
1) Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti kawat baja yang
dilengkapi dengan rope tensioning.
2) Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan
dilengkapi dengan safety switch.
j. Rem
1) Rem harus menggunakan sistem arus listrik.
2) Semua rem harus dirancangkan untuk dapat bekerja pada kapasitas normal
dan sanggup memegang dan memberhentikan lift pada kondisi yang paling
berat/sukar.
3) Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara elektris
dengan sirkuit motor traksi dan harus direncanakan dan diatur sehingga rem
hanya bekerja untuk memegang kabin lift pada saat lift telah berhenti di suatu
lantai dan rem tidak digunakan untuk memberhentikan lift.
4) Sepatu rem harus bekerja tanpa menimbulkan suara keras.
5) Kontraktor lift harus menyediakan satu alat yang gunanya khusus untuk
melepas rem secara manual setelah kereta lift berhenti secara darurat.
k. Sepatu Penuntun (Guide Shoes)
1) Sepatu penuntun harus berbentuk roda atau bentuk lain yang sesuai dengan
standar pabrik dan terikat secara kuat pada bagian atas dan bawah dari kereta
lift dan counter weight.
2) Setiap sepatu penuntun harus bergerak pada permukaan rel penuntun dengan
halus.

9.3.3. Data Mesin Penggerak


a. Mesin penggerak kereta elevator terdiri dari motor arus bolak balik 3 fasa 380 V
dengan toleransi 10% Volt, 50 Hz.
b. Mesin penggerak ini dilengkapi dengan suatu base frame yang duduk di atas
penyangga beton dan ditempatkan di ruang mesin elevator di atas shaft.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 224


c. Antara base frame dan penyangga, harus ditempatkan bantalan karet sebagai
peredam getaran, dimana pada waktu mesin bekerja defleksi dari karet tersebut
tidak boleh lebih besar dari 3 mm.

9.3.4. Sistem Kontrol


Setiap elevator harus mempunyai sebuah panel kontrol untuk mengoperasikan kereta
elevator, yang sekaligus sebagai kontrol induk yang akan mengendalikan elevator di
dalam sistem kontrolnya. Jenis alat kontrol yang harus dipakai adalah CV –
GEARLESS. Panel kontrol lift ini harus bisa dihubungkan dengan card reader dari
system access control.

9.3.5. Rope
a. Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja.
b. Diameter minimum dari rope yang dipakai disesuaikan dengan kapasitas lift
secara standar.
c. Sistem pemasangan rope adalah 2 : 1 dimana ujung daripada rope dipasangkan
pada rope end (detch and hitch) yang terletak pada suatu profil baja dengan
dilapisi karet setebal 25 mm dan dilengkapi safety switch dan per.
d. Sertifikat kawat penggantung harus diserahkan kepada pemilik sebelum
pelaksanaan.
1) Ketinggian langit-langit kerata ini tidak kurang dari 2300 mm dimana
terdapat pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan dilengkapi
safety switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut terbuka.

9.3.6. Safety Device


a. Pengamanan terhadap kelebihan penumpang, diamana secara otomatis akan
membunyikan buzzer yang diletakkan di car board.
b. Pengaman terhadap kelebihan perjalanan, apabila pengaman ini bekerja maka
panel kontrol akan mematikan mesin penggerak dan baru dapat dijalankan
kembali bila secara manual posisi kereta dikembalikan ke kedudukan normal.
Pembatasan yang ada yaitu :
1) Level 6 cm di bawah level lantai terbawah, dan
2) Level 10 cm di atas level lantai teratas.
c. Pengaman terhadap ketegangan rope, apabila pengaman ini bekerja, maka panel
kontrol akan mematikan mesin penggerak.
d. Pengaman terhadap kelebihan kecepatan, apabila terjadi kelebihan kecepatan
maka :

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 225


1) Centrifugasl switch yang ada di speed governor akan menyebabkan panel
kontrol mematikan mesin penggerak.
2) Safety gear sebanyak empat buah yang terletak di bagian bawah dari
pengimbang. Berat dan kereta akan mengadakan pengeremandirail dan micro
switch yang ada disana akan menyebabkan panel kontrol mematikan mesin
penggerak.
e. Pengaman pada pintu kereta elevator,berupa :
1) Door safety edges sebanyak 2 buah, akan bekerja bila tersentuh.
f. Pengaman lift pada saat sumber daya listrik PLN terputus :
1) Pada saat sumber daya listrik utama dari PLN terputus, kereta lift secara tiba-
tiba akan berhenti. Pada saat demikian, lampu darurat di dalam kereta harus
menyala secara otomatis, sistem intercom dan bel alarm harus tetap
berfungsi, dengan mendapat sumber daya dari baterai.
2) Secepatnya setelah menerima daya listrik dari diesel generating set
emergency, semua lift harus dapat bekerja kembali secara normal.
3) Perpindahan rangkaian dari jaringan listrik PLN ke diesel emergency set
dilakukan secara otomatis di panel utama dan pekerjaan ini termasuk tugas
Kontraktor listrik.
4) Bila sumber listrik utama dari PLN telah terhubung kembali maka rangkaian
akan dipindahkan ke keadaan semula pada panel utama listrik di ruang panel
PLN.
5) Pada saat pemindahan tersebut, lift akan berhenti sesaat dan secepatnya
setelah mendapatkan aliran listrik, maka lift akan bekerja secara normal
kembali.
6) Lengkapi dengan peralatan ALD (Automatic Landling Device).
g. Pengamanan bila terjadi kebakaran
Di lantai dasar harus disediakan dan dipasang sakelar khusus untuk petugas-
petugas pemadam kebakaran dengan tulisan dalam bahasa Indonesia “Sakelar
Kebakaran”. Untuk mengoperasikan sakelar tersebut tidak boleh menggunakan
kunci dan harus diletakkan di dalam kotak besi yang mempunyai panel depan
terbuat dari stainless steel hairline finish dan tutup kaca yang mudah dipecahkan.
Sakelar ini harus diberi tulisan yang jelas untuk kedudukan “ON” atau “OFF”.
Perlu dilengkapi supervisory panel dengan 3 buah intercom yang diletakkan di
ruang mesin, ruang maintenance, dan ruang security.
Dengan mendudukkan sakelar pada posisi sakelar pada posisi “ON”, maka lift
akan bekerja sebagai berikut.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 226


1) Semua panggilan lift dan permintaan lantai akan dibatalkan, dan tidak ada
panggilan atau permintaan baru terdaftar.
2) Sistem kerja lift akan berubah dari kontrol secara kolektif menjadi tidak
kolektif.
3) Tanpa melihat arah geraknya, lift secara otomatis akan bergerak turun ke
lantai dasar, tanpa berhenti di lantai-lantai lain.
4) Setelah membuka pintu di lantai dasar dan melepas penumpang-
penumpangnya, lift akan berhenti bekerja.
5) Untuk selanjutnya pengoperasian lift tersebut hanya dapat dilakukan dari
dalam kereta dan lift akan melayani panggilan dari luar kereta/lantai.

9.3.7. Panel Kontrol Lift


a. Panel kontrol ini adalah dari jenis free standing close type dengan lubang ventilasi
secukupnya.
b. Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada temperatur
maksimum 40°C dan RH maksimum 95%.
c. Panel kontrol akan diletakkan di atas suatu dudukan beton ringan yang akan
disediakan oleh Kontraktor lift dan harus dilapisi karet setebal 5 mm dan hanya
dapat dilayani dari depan.
d. Box panel harus terbuat dari plat baja tebal 2 mm dengan rangka penguat dan
dicat anti karat.
e. Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan cable
gland.
f. Alat kontrol harus dilengkapi dengan suatu alat pencegah interferensi dengan
gelombang pemancar yang ada.
g. Earth quick protection.

9.3.8. Instalasi Listrik


Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk lingkup kerja dari Kontraktor listrik ini adalah
sebagai berikut.
a. Panel daya (tebal 2 mm) untuk masing-masing lift beserta kabel feeder dari panel
daya ke panel kontrol elevator.
b. Kabel kontrol dari panel kontrol elevator ke setiap bagian yang memerlukannya.
c. Lampu dan switch di pit elevator, di atas dan di bawah kereta lift.
d. Intercom dengan master station, di masing-masing ruang mesin elevator dan di
ruang control engineering, dengan cabang pada masing-masing kereta. Di dalam
operasinya setiap cabang dapat memanggil master station dan setiap master station

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 227


dapat memanggil master station dan setiap master station dapat memanggil setiap
cabang.
e. Penambahan baterai tipe NI-CAD dry cell lengkap dengan automatic charger.
f. Penyediaan kabel FRC/MICC untuk fire lift oleh Kontraktor listrik.
g. Penarikan kabel untuk paging system yang langsung dikontrol/dihubungkan
dengan paging sentral oleh Kontraktor sound system.
h. Masa jaminan seluruh peralatan adalah 1 tahun.
i. Testing commisioning, 11% dari kapasitas beban kereta lift.
Continuity test : 1 x 24 jam.

9.4. Lain-lain
9.4.1. Data Lift
a. Data Lift Penumpang (Passenger Elevator)
Jumlah lift : 1 unit lift penumpang tipe standard
Fungsi : Passenger
Tipe lift : Passenger lift
Kapasitas : 750 kg (11 orang)
Kecepatan : 60 mpm
Penggerak kontrol : AC – VVF (Variable voltage, variable frequency)
Lantai yang dilayani : Seperti pada gambar
Tipe pintu : center opening automatic doors
Sumber tenaga (V/Hz) : AC 7,5 kW, 3 fasa, 220/380 V, 50 Hz
Sumber penerangan (V/Hz) : AC 1 fasa, 220V, 50 Hz
Application codes : BS, ANSI code A17.1, JIS
Materials & wirings : BS, ANSI code A17.1, JIS
Sistem penomoran : Ditentukan kemudian

Ketentuan Dimensi
Ukuran kereta elevator : Disesuaikan dengan masing-masing produk
Ukuran bukaan pintu (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Ukuran hoistway (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Kedalaman pit (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Tinggi overhead (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Ukuran R. Mesin elevator : Sesuai gambar (tersedia)

Entrance Design
Model entrance : NARROW JAMB with painted powder coating
Landing doors : Painted

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 228


Landing sills : Extruded hard aluminium

Signal Fixtures
 Dalam Kereta Lift
Face plate of car hall : Stainless steel hair line position indicator operating
panel
Car position and direction : Standard type heavy duty
Indicator : Dot type / stainless steel hairline finish faceplate
Car operating panel : Soft touch buttom
Pengaman ujung pintu : Door safety edge
 Entrance Hall
Car position indicator : Push button
Arrival gong : Setiap lantai
Face plate of signal : Stainless steel
b. Data Lift Pasien (Hospital Bed Elevator)
Jumlah lift : 2 unit lift pasien tipe standard
Fungsi : Hospital bed
Tipe lift : Hospital bed lift
Kapasitas : 1000 kg (15 orang)
Kecepatan : 45 mpm
Penggerak kontrol : AC – VVF (Variable voltage, variable frequency)
Lantai yang dilayani : Seperti pada gambar
Tipe pintu : center opening automatic doors
Sumber tenaga (V/Hz) : AC 11 kW, 3 fasa, 220/380 V, 50 Hz
Sumber penerangan (V/Hz) : AC 1 fasa, 220V, 50 Hz
Application codes : BS, ANSI code A17.1, JIS
Materials & wirings : BS, ANSI code A17.1, JIS
Sistem penomoran : Ditentukan kemudian

Ketentuan Dimensi
Ukuran kereta elevator : Disesuaikan dengan masing-masing produk
Ukuran bukaan pintu (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Ukuran hoistway (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Kedalaman pit (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Tinggi overhead (mm) : Sesuai gambar (tersedia)
Ukuran R. Mesin elevator : Sesuai gambar (tersedia)

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 229


Entrance Design
Model entrance : NARROW JAMB with painted powder coating
Landing doors : Painted
Landing sills : Extruded hard aluminium

Signal Fixtures
 Dalam Kereta Lift
Face plate of car hall : Stainless steel hair line position indicator operating
panel
Car position and direction : Standard type heavy duty
Indicator : Dot type / stainless steel hairline finish faceplate
Car operating panel : Soft touch buttom
Pengaman ujung pintu : Door safety edge
 Entrance Hall
Car position indicator : Push button
Arrival gong : Setiap lantai
Face plate of signal : Stainless steel

9.4.2. Kelengkapan Lift


a. Emergency car lighting with automatic charger
b. Interphone system and emergency paging system
c. Overload protection device
d. Electric fan
e. ARD (Automatic Rescue Device)
f. Arrival gong
g. Auxiliary car operating panel
h. Single phasing protection
i. Manhole (car) switch
j. Pit switch
k. Maintenance switch (di dalam dan di luar car)
l. Nuisance call cancellation (untuk menghapus panggilan semu, berdasarkan
proteksi dari beban)
m. Non reverse phase sequence protection
n. Lampu di atas dan di bawah car lift berikut kawat pengaman dan stop kontak
o. Emergency alarm
p. Rope ditandai untuk randa di lantai mana car berada

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 230


9.5. Daftar Produk Instalasi Transportasi dalam Gedung
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan.
Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut.
No. Uraian Merk
1. Elevator / Lift Hyundai, Mitsubishi

Rencana Kerja dan Syarat-syarat | 231

Anda mungkin juga menyukai