Anda di halaman 1dari 4

Momentum Hijrah ; Merubah Diri, Merubah Situasi Maka dengan Menjadikan Diriku Teladan, Mungkin Aku Bisa

Mengubah Keluargaku
,‫ض ِب ِه َو َعذَا ِب ِه‬ َ َ‫ َوا َ ْو َعدَ َم ْن خَالَ َفهُ ِبغ‬,‫ِى ا َ ْك َر َم َم ِن اتَّقَى ِب َم َحبَّتِ ِه‬ ْ ‫ا َ ْل َح ْمدُ هللِ الّذ‬ Lalu Berkat Inspirasi dan dorongan mereka, Bisa Jadi akupun Mampu
Memperbaiki Negeriku
ُ‫س ْولُه‬ ُ ‫ع ْبدُهُ َو َر‬ َ ‫س ْيدَنَا ُم َح َّمدًا‬ َ ‫ا َ ْش َهدُ ا َ ْن الَ اِلهَ اِالَّ هللاُ َو ْحدَهُ الَ ش َِري َْك لَهُ َوا َ َّن‬ Kemudian Siapa tahu, Perubahan Negeriku akan membuat dunia ini
‫ار ْك‬ ِ ‫س ِلّ ْم َو َب‬
َ ‫ص ِّل َو‬ ْ ُ‫ق ِلي‬
َ ‫ اللّ ُه َّم‬.‫ظ ِه َرهُ َعلى ال ِدّي ِْن ُك ِلّ ِه‬ ِ ّ ‫سلَهُ ِب ْال ُهدَى َو ِدي ِْن ْال َح‬ َ ‫ا َ ْر‬ berubah

‫ص ْح ِب ِه الَّ ِذيْنَ َجا َهد ُْوا‬ َ ‫ َو َعلَى ا ِل ِه َو‬,‫س ْو ِل هللاِ َو َخي ِْر خ َْل ِق ِه‬ َ ‫َعلَى‬
ُ ‫س ْي ِدنَا ُم َح َّم ٍد َر‬ Terlepas dari siapa sumber pencatatnya, jelas catatan tersebut
‫اس اتَّقُوا هللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َوالَ ت َ ُم ْوت ُ َّن اِالَّ َوا َ ْنت ُ ْم‬ ُ َّ‫ فَيَااَيُّ َهاالن‬: ‫ اما بعد‬.‫سبِ ْي ِل ِه‬ َ ‫فِى‬ sangat inspiratif untuk kita jadikan pedoman dalam menatap
perubahan hidup. Bahwa perubahan yang besar harus dimulai dari
. َ‫ُم ْس ِل ُم ْون‬ perubahan yang kecil. Mengandaikan perubahan sosial yang luas
Jamaah sholat Jum’at yang berbahagia harus diawali dengan perubahan tiap-tiap individu. Individu
dikatakan berubah apabila dari hari-ke hari semakin terpancar
Willingness to Change integritasnya, semakin terlihat karakternya, dengan bahasa lainnya
(Sebuah catatan yang terukir di pemakaman Westminster Abbey, semakin berilmu, semakin bagus akhlaqnya ; ikhlas, tawadhu, dan
Inggris , Tahun 1100 M) sebagainya.
Ketika Aku Masih Muda dan Bebas Berkhayal , Aku Bermimpi Ingin
Mengubah Dunia Senada dari inspirasi catatan di atas, Allah SWT berfirman :
Seiring dengan Bertambahnya Usia dan Kearifanku , Kudapati Bahwa
Dunia Tak Kunjung Berubah
Maka Cita-cita Itupun Kupersempit . Lalu Kuputuskan untuk… Hanya
‫هللا الَيُغ َِّي ُر َما ِّبقَ ْو ٍم َحتَّى يُغ َِّي ُروا َما ِّبأَنفُ ِّس ِّه ْم‬
َ ‫ان‬ َّ .......
Mengubah Negeriku Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga
Namun Tampaknya . Hasrat itupun Tiada Hasil . Ketika Usia Semakin mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri …….
Senja, Dengan Semangatku yang Masih Tersisa (QS.Ar-Ra’du : 11)
Kuputuskan untuk Mengubah Keluargaku, Orang-orang yang paling
dekat denganku Dari ayat ini Allah ingin menegaskan bahwa kunci keberhasilan
Tetapi Celakanya. Merekapun tidak Mau Berubah dalam menata lingkungan ditentukan oleh sejauh mana ia menata
Dan Kini…Sementara Aku Terbaring Saat Ajal Menjelang… Tiba-tiba dirinya sendiri dihadapan Allah SWT. Jangan bermimpi kita akan
kusadari: merubah lingkungan kita atau bahkan dunia selagi diri kita masih
Andaikan yang Pertama kuubah adalah diriku, penuh dengan masalah. Masalah-masalah yang kerap terjadi pada
diri kita adalah inkonsistensi (tidak istiqomah) terhadap kebaikan,
stagnan dalam langkah atau tindakan, disertai dengan penyakit- Diantara ritual haji yaitu tawaf dan sa’i yang menurut tesis
penyakit hati seperti ujub, sombong, dengki apalagi sampai K.H.Muhammad Zuhri, ulama dari Pati, Jawa Tengah, kalau
mengarah pada dekadensi-dekadensi moral lainnya (mental korup, digabungkan akan membentuk garis spiral (bukan melingkar atau
tabiat pendusta, curang,asusila dan lain sebagainya). hanya lurus ke depan), melingkar tetapi tidak kembali kepada titik
yang sama, akan tetapi membentuk pola melingkar yang semakin
Maka janganlah kita berbicara atau mengajak kepada kebaikan membesar atau memanjang (seperti obat nyamuk bakar atau per). Itu
sementara diri kita masih diliputi oleh masalah-masalah tersebut di artinya aktifitas manusia walapun mengulang akan tetapi selalu
atas karena tidak akan memberikan efektifitasnya sama sekali. mempunyai nilai tambah dari hari-ke hari berupa bobot atau kualitas
Jangan pula kita mencoba untuk andil dalam menggarap umat pekerjaannya itu.
sementara diri kita masih belum tergarap sama sekali. Sungguh Allah
SWT dalam hal ini mengecam dan mengancam: Demikian juga medan perjuangan manusia harus dimulai dari medan
yang kecil bernama diri, kemudian bertambah mengubah keluarga,

ِّ‫} َكبُ َر َم ْقتًا ِّعن َد هللا‬2{ َ‫َياأَيُّ َها الَّذِّينَ َءا َمنُوا ِّل َم تَقُولُونَ َماالَت َ ْفعَلُون‬ setelah itu lingkungan masyarakat dalam skup yang terbatas (semisal
RT, RW, desa, dsb) baru kemudian negara dan seterusnya.
َ‫أَن تَقُولُوا َماالَت َ ْف َعلُون‬
Maka momen menyambut tahun baru Islam 1444 H, sejatinya kita
Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang jadikan sebagai momentum untuk bermuhasabah (introspeksi) dalam
tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu menatap perubahan diri dan semesta. Perubahan secara fisik bagi
mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan. (QS. 61:2-3) makhluk jasmani merupakan sunatullah, proses alamiah seiring
berjalannya waktu dan bertambahnya usia, dan perubahan itu justru
Jamaah sholat Jum’at yang berbahagia mengarah kepada kehancuran/kepunahan. Akan tetapi pengayaan
batin, psikis, mental atau rohani hanya dimiliki oleh makhluk
Maka ibadah haji yang baru saja ditunaikan oleh kaum muslimin berakal semacam manusia. Perubahannya tidak akan mengarah
seluruh dunia merupakan simbol dari usainya penggarapan diri kepada kehancuran, akan tetapi akan terus membesar,
secara purna. Setelah itu akan terbit 1 Muharam dengan latar membumbung tinggi naik ke atas tanpa batas yang akhirnya sampai
belakang sejarah Hijrah Nabi SAW beserta para sahabatnya yang kehadirat rabbani.
begitu sarat makna revolusi sosial. Itu artinya setelah penggarapan
diri disempurnakan melalui haji, maka bersiaplah untuk
transformasi sosial, perubahan semesta.
Dan sunggguh beruntung orang yang megiringi perjalanan umurnya ketika Nabi Muhammad Saw ketika menjawab salam Allah:
dengan kualitas amalnya : “Assalamu’alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi
wabarakatuh.” (salam sejahtera untukmu wahai nabi, rahmat dan
ْ َ‫ار ُك ْم أ‬
‫ط َولُ ُك ْم‬ ُ َ‫َّللا قَا َل ِّخي‬ ِّ َ‫أَ َال أُن َِّبئ ُ ُك ْم ِّب ِّخي‬
ُ ‫ار ُك ْم قَالُوا بَلَى يَا َر‬ berkah untukmu) Rasulullah malah mengulangi salam itu:
ِّ َّ ‫سو َل‬
”Assalamu’alaina wa’ala ‘ibadillahisholihiin.” (kesejahteraan
)‫ (الحديث‬. ‫سنُ ُك ْم أَ ْخ ََلقًا‬
َ ‫ارا َوأَ ْح‬ ً ‫أَ ْع َم‬ bagi kami dan bagi hamba-hambaMu yang sholeh). Nabi Saw tidak
menjawab: ”assalamu’alayya…… (salam sejahtera untuku)
“Maukah kalian aku beritahu tentang orang yang terbaik di antara melainkan menisbahkan dirinya dengan “kami”
kalian?” para sahabat menjawab, “Ya, wahai Rasulullah.” Kata beliau,
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling panjang umurnya dan paling Begitulah para nabi, telah purna-tuntas dalam penggarapan dirinya
baik amalnya.” (Al-Hadits) dan menjadi agen perubahan bagi umat dan semestanya.

Boleh jadi apa yang kita kerjakan sama dengan yang kemarin, akan
tetapi dari segi kualitasnya semakin memancarkan ruh ilahi dalam
segenap aktifitas yang kita lakukan; semakin murni orientasinaya,
bertambah keikhlasannya dan semakin arif dalam menyikapi
berbagai persoalan hidupnya. Inilah kualitas manusia sejati yang
mampu membawa revolusi dirinya pada tahap yang paling purna.
Maka sudah barang tentu, menjadi konsekuensinya ia akan siap
mewakili semestanya dalam menggapai perubahan

ِّ َّ ِّ ‫يم َكانَ أ ُ َّمةً قَانِّتًا‬


َ‫ّلِل َحنِّيفًا َولَ ْم يَكُ ِّمنَ ْال ُم ْش ِّر ِّكين‬ َ ‫ِّإ َّن ِّإب َْرا ِّه‬
Sesungguhnya Ibrahim adalah (umat) yang dapat dijadikan teladan
lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia
termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Rabb), (QS. 16:120)

Ibrahim yang individu dinisbahkan sebagai umat dalam firman Allah


tersebut. Hal mana menunjukan bahwa Ibrahim tidak lagi berbicara
sebagai makhluk individu melainkan ia berbicara atas nama umatnya
yang sama-sama mencapai jalan yang diridhai Allah. Sama halnya
‫‪Khutbah II‬‬

‫ص ِّام بِّ َح ْب ِّل هللاِّ ْال َمتِّيْنَ ‪ .‬ا َ ْش َه ُد‬ ‫هلل الَّذِّى ا َ َم َرنَا بِّاالتِّ َحا ِّد َواْ ِّال ْعتِّ َ‬ ‫ا َ ْل َح ْم ُد ِّ‬
‫ا َ ْن الَّ ِّالهَ ِّاالَّ هللُ َو ْح َدهُ الَ ش َِّري َْك لَهُ اِّيَّاهُ نَ ْعبُ ُد َواِّيَّاهُ نَ ْست َ ِّعيْنَ ‪َ ,‬وا َ ْش َه ُد‬
‫ص ِّل‬ ‫ث َر ْح َمةً ِّل ْل َعالَ ِّميْنَ ‪ .‬اَلل ُه َّم َ‬ ‫س ْولُهُ ْال َم ْبعُ ْو ُ‬ ‫ا َ َّن ُم َحم ًد َع ْب ُدهُ َو َر ُ‬
‫ص َحا ِّب ِّه ا َ ْج َم ِّعيْنَ ‪ .‬ا َ َّما‬ ‫س ِّي ِّدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ا ِّل ِّه َوا َ ْ‬ ‫ار ْك علَى َ‬ ‫س ِّل ْم َو َب ِّ‬‫َو َ‬
‫ع ْو اِّلى‬ ‫ار ُ‬ ‫س ِّ‬ ‫الم ِِّيْنَ ‪َ .‬و َ‬ ‫ب ْال َع َ‬ ‫هللا ت َ َعالَى َر َّ‬ ‫َب ْع ُد ‪ :‬فَ َيا ِّع َبا َدهللا اِّت َّ ُق َ‬
‫س ْب َحانَهُ َوت َ َعلَى بَ َدأ َ فِّ ْي ِّه ِّبنَ ْف ِّس ِّه‬ ‫َم ْغ ِّف َرةِّ هللاِّ ْال َك ِّري ِّْم‪َ .‬وا ْعلَ ُم ْوا ا َ َّن َ‬
‫هللا ُ‬
‫سبِّ َح ِّة بِّقُ ْد ِّس ِّه فَقَالَى فِّى ِّكتَابِّ ِّه ْال َع ِّزيْز‪ .‬ا َِّّن هللاَ‬ ‫َوثَنَّى بِّ َمَلَئِّ َكتِّ ِّه ْال ُم َ‬
‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِّه‬ ‫صلُّ ْونَ َعلَى النَّبِّى يَااَيُّ َها الَّ ِّذيْنَ ا َ َمنُ ْوا َ‬ ‫َو َمَلَئِّ َكتِّ ِّه يُ َ‬
‫ت َو ْال ُمؤْ ِّم ِّنيْنَ‬ ‫س ِّل ُم ْوا ت َ ْس ِّل ْي ًما‪.‬اَلل ُه َّم ا ْغ ِّف ْر ِّل ْل ُم ْس ِّل ِّميْنَ َو ْال ُم ْس ِّل َما ِّ‬ ‫َو َ‬
‫ْب‬ ‫ْب ُّم ِّجي ُ‬ ‫س ِّم ْي ٌع قَ ِّري ٌ‬ ‫ت اِّنَّ َك َ‬ ‫اء ِّم ْن ُه ُم اْالَ ْم َوا ِّ‬ ‫ت اَ ْ‬
‫ال ْح َي ِّ‬ ‫َو ْال ُمؤْ ِّمنَا ِّ‬
‫اب‬ ‫سنَهً َّوقِّنَا َع َذ َ‬ ‫سنَةً َوفِّى اْالَ ِّخ َرةِّ َح َ‬ ‫ت َربَّنَا اتِّنَا فِّى ال ُّد ْن َيا َح َ‬ ‫ال َّدع َْوا ِّ‬
‫ائ ذِّى‬ ‫سانَ َواِّ ْيت َ ِّ‬ ‫ال ِِّ ْح َ‬ ‫ار‪ِّ .‬عبَا َدهللا‪ ,‬ا َِّّن هللاَ يَأ ْ ُم ُر ِّب ْال َع ْد ِّل َو ْ‬ ‫النَّ ِّ‬
‫ظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم‬ ‫َاء َو ْال ُم ْن َك ْر َو ْالبَ ْغي يَ ِّع ُ‬ ‫ع ِّن ْالفَ ْخش ِّ‬ ‫ْالقُ ْربَى َويَ ْن َهى َ‬
‫ض ِّل ِّه يُ ْع ِّط ُك ْم‬ ‫هللا ْال َع ِّظ ْي َم يَ ْذ ُك ْر ُك ْم َوا ْسئَلُ ْوهُ ِّم ْن فَ ْ‬ ‫ت َ َذ َّك ُر ْونَ ‪ .‬فَا ْذ ُك ُر ْوا َ‬
‫صلوة َ‪.‬‬ ‫صنَعُ ْونَ اَقِّ ْي ُموا ال َّ‬ ‫هللا ا َ ْكبَ َر َوهللاُ يَ ْعلَ ُم َما يَ ْ‬ ‫َولَ ِّذ ْك ُر َ‬

Anda mungkin juga menyukai