N DENGAN
KASUS LABIO PALATOSHCIZIS DI RUANG NICU
RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
Disusun Oleh:
1
2
LEMBAR PERSETUJUAN
(.........................................) (.........................................)
Rika mursyida S.sit,M.kes Miskarina, S.Kep
KATA PENGATAR
Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt, karena hanya
ini. Laporan ini berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan kasus labio
salah satu tugas Klinik Keperawatan Anak. Selain itu, tujuan lain penulisan
laporan ini adalah untuk menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
penulis sendiri, melainkan atas bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun
materil, oleh karena itu penulis ingin berterimakasih kepada CI yang telah
kesempurnaan hanyalah milik Allah swt, begitu pula dengan laporan ini. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak akan
penulis terima sebagai bahan evaluasi dan acuan untuk penulis dalam menyusun
laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca serta perkembangan dan
i
2
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terjadi akibat infeksi kronis yang diderita ibu pada kehamilan Trimester I.
Pada dasarnya kelainan bawaan dapat terjadi pada mulut, yang biasa
disebut labiopalatoskisis. Kelainan ini diduga terjadi akibat infeksi virus yang
diderita ibu pada kehamilan trimester 1. jika hanya terjadi sumbing pada
bibir, bayi tidak akan mengalami banyak gangguan karena masih dapat diberi
minum dengan dot biasa. Bayi dapat mengisap dot dengan baik asal dotnya
sumbing mencakup pula palatum mole atau palatum durum, bayi akan
akibat aspirasi.keadaan umu yang kurang baik juga akan menunda tindakan
B. Tujuan Pembahasan
1. Tujuan Umum
labiopalatoskisis
2. Tujuan Khusus
labiopalatoskisis
labiopalatoskisis
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
berupa celah pada bibir atas, gusi, rahang dan langit-langit (Fitri Purwanto,
2001). Labio palatoshcizis merupakan suatu kelainan yang dapat terjadi pada
daerah mulut palato shcizis (sumbing palatum) labio shcizis (sumbing pada
bawaan adanya celah diantara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kelainan
ini terjadi saat pembentukan janin. Kadang kala meluas mencapai langit-
premaxila selaam embrio, kelainan ini diduga terjadi akaibat infeksi cirus
4
B. Etiologi
Sebagian besar kasus sumbing bibir atau sumbing palatum atau keduanya daat
dan palatum. Sebagian besar ahli embriologi percaya bahwa defisiensi jaringan
terjadi pada semua deformitas sumbing sehingga struktur anatomi normal tidak
terbentuk (Janti, 2008)
dialami ibu saat mengandung, serta ibu hamil yang mengonsumsi minuman
beralkohol atau merokok saat masa mengandung. Resiko terkena kasus ini
akan semakin tinggipad anak-anak yang memiliki saudara kandung atau orang
tua yang dapat menderita kelainan ini serta kekurangan asam folat (Rizki,
2013)
5
C. Manifestasi Klinis
D. Patofisiologi
2. Terbelahnya bibir dan atau hidung karena kegagalan proses nosal medial
3. Palatoskisis adalah adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan
minggu
4. penggabungan komplit garis tengah atas bibir antara 7-8 minggu masa
kehamilan.
enzim tubuh. Walau yang diperlukan sedikit, tapi jika kekurangan berbahaya.
Sumber makanan yang mengandung seng antara lain : daging, sayur sayuran dan
air. Di NTT airnya bahkan tidak mengandung seng sama sekali. Soal kawin antara
kekurangan vit B6 dan B complek. Infeksi pada janin pada usia kehamilan muda,
dan salah minum obat obatan/jamu juga bisa menyebabkan bibir sumbing.
dimana terjadinya gangguan oleh karena beberapa penyakit seperti virus. Pada
pada saat itu terjadi kegagalan dalam penyatuan atau pembentukan jaringan lunak
dan maxilaris maka dapat mengalami labio shcizis (sumbing bibir) dan proses
penyatuan tersebut akan terjadi pada usia 6-8 minggu. Kemudian apabila terjadi
kegagalan penyatuan pada susunan palato selama masa kehamilan 7-12 minggu,
E. Pathway
F. Pemeriksaan Penunjang
3. Evaluasi ortodental dan prostontal dari mulai posisi gigi dan perubahan
4. Konsultasi bedah plastik, ahli anak, ahli THT, ortodentisist, spech therapi.
5. MRI
G. Komplikasi
sumbing dan merupakan gangguan paling berat bagi bayi baru lahir, karena
Sudiono. 2008)
gangguan bicara, dan gangguan psikolog. Jika menjalar sampai sudut mata
Bila pada bayi palato bayi akan kesukaran minum, walaupu bayi dapat
mengisap tetapi berbahaya tersedak. Bayi dengan kelainan bawaan ini akan
H. Penatalaksanaan
lain pada tekhnik pemberian nutrisi yang adekuat untuk mencegah komplikasi,
pernafasan unutk mendapatkan bibir dan hidung yang baik, koreksi hidung
dilakukan pada operasi yang pertama. Palato plasty dilakukan pada umur 12-18
plastik. Pada usia 7-8 tahun dilakukan ”bone skingraft”, dan koreksi dengan
flap pharing. Bila terlalu awal sulit karena rongga mulut kecil. Terlambat,
proses bicara terganggu, tidak lanjutnya adalah pengaturan diet. Diet minum
1. Penatalaksanaan Medis
Tergantung dari berat ringan yang ada, maka tindakan bedah maupun
pembedahan dilakukan bila bayi tersebut telah berumur 1-2 bulan. Setelah
Perbedaan asal ini dapat diperbaiki kembali pada usia 4-5 tahun. Pada
ukuran, bentuk dan derajat cerat yang cukup besar, maka pada saat
10
tahun, maka sebuah balon bicara dapat dilekatkan pada bagian belakang
2. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Perawatan Pra-Operasi:
pengobatan bayi.
c) Penyebab devitasi
b) Tempatkan bayi pada posisi yang tegak dan arahkan aliran susu
ke dinding mulut.
b. Perawatan Pasca-Operasi
atau sendok.
anak.
sistemik.
f) Pantau tingkat nyeri pada bayi dan perlunya obat pereda nyeri.
I. Diagnosa
biologis.
I. Biodata
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : -
Ayah Ibu
Usia : 45 Usia : 40
BBLR
4. Genograf
16 hari
Keterangan :
: laki-laki hidup umur / umur : Pasien
X X
: laki-laki meninggal = perempuan meninggal
15
- Prenatal = -
- Intra natal = -
- Post natal = -
sekarang)
4. Riwayat Vaksinasi
A. Dasar : B. Ulangan :
Hepatitis B (HB-0) Pada saat baru lahir
- Suhu : 37`c
- Pernapasan : 40 x/menit
- SPO2 : 96
c. status Gizi :
- Tinggi badan 43 cm
- Lingkar kepala : 34 cm
- Lingkar dada : 30 cm
e. Otot : normal
f. Tulang : normal
g. Sendi : normal
h. Jantung
1) Batas jantung
- Infeksi = normal
- Palpasi = normal
- Perkusi = normal
2) Batas jantung
i. Paru – paru/pernapasan
- Infeksi= normal
17
- Palpasi = normal
- Perkusi = normal
j. Perut
- Infeksi = normal
- Palpasi = normal
- Perkusi = normal
k. Anogenital = normal
l. Ekstremitas
n. Kepala
2)Mata = simetris
3)Hidung = simetris
2. Eliminasi = -
Diagnosa : Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan gangguan dalam pemberian makanan
p : intervensi dilanjutkan
22
Catatan Perkembangan
PENUTUP
A. Kesimpulan
bawaan berupa celah pada bibir atas, gusi, rahang dan langit-langit (Fitri
dapat terjadi pada daerah mulut palato shcizis (sumbing palatum) labio
anomaly yang berupa adanya kelainan bentuk pada wajah ( Suryadi SKP,
2001).
B. Saran
Peran perawat dalam penangananan pasien dengan Labio palatoshcizis
sangat besar terutama dalam hal intervensi keperawatan disamping tim kesehan
lain. Oleh karna itu perawat diharapkan dapat melakukan perawatan yang
intensif serta memberikan penyuluhan pada pasien dan keluarganya agar dapa
DAFTAR PUSTAKA
Aru W, Sudoyo. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi V. Jakarta:
Interna Publishing.