Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM : BIOKIMIA
PERTEMUAN KE : II
JUDUL PERCOBAAN : ANALISIS KUALITATIF & KUANTITATIF
PROTEIN

NAMA : HIDAYATURRAHMAN
NPM : 1848201110052
KELAS :A
HARI/TANGGAL : Selasa, 16 juni 2020

LABORATORIUM FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN AJARAN (2019/2020)


ANALISIS KUALITATIF & KUANTITATIF PROTEIN

I. Tujuan Percobaan
 Mahasiswa mampu melakukan analisis kualitatif protein dengan uji million
 Mahasiswa mampu melakukan analisa kuantitatif protein penentuan kadar protein
secara bluret

II. Dasar Teori


Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama")
adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup
dan virus. Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk
batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai
antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen penyimpanan (dalam
biji) dan juga dalam transportasi hara. Sebagai salah satu sumber gizi, protein berperan
sebagai sumber asam amino bagi organisme yang tidak mampu membentuk asam amino
tersebut (heterotrof) (Fessenden, 1986).
Asam amino merupakan unit pembangun protein yang dihubungkan melalui
ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari atom C, H, O, dan N, serta
kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20
asam amino yang yang biasa dijumpa Asam amino merupakan unit pembangun protein
yang dihubungkan melalui ikatan peptida pada setiap ujungnya. Protein tersusun dari
atom C, H, O, dan N, serta kadang-kadang P dan S. Dari keseluruhan asam amino yang
terdapat di alam hanya 20 asam amino yang yang biasa dijumpai pada protein.Dari
struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus
amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino
dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Karena asam
amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia
yang yang mencirikan gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan
esterifikasi. Asam amino juga bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan
memberikan proton kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan menerima
proton dari basa kuat. Semua asam amino yang ditemukan pada protein mempunyai ciri
yang sama, gugus karboksil dan amino diikat pada atom karbon yang sama. Masing-
masing berbeda satu dengan yang lain pada gugus R-nya, yang bervariasi dalam struktur,
ukuran, muatan listrik, dan kelarutan dalam air. Beberapa asam amino mempunyai reaksi
yang spesifik yang melibatkan gugus R-nya (Hawab, 2004).
Protein adalah molekul penyusun tubuh kita yang terbesar setelah air. Hal ini
mengindikasikan pentingnya protein dalam menopang seluruh proses kehidupan dalam
tubuh. Dalam kenyataannya, memang kode genetik yang tesimpan dalam rantaian DNA
digunakan untuk membuat protein, kapan, dimana dan seberapa banyak. Protein
berfungsi sebagai penyimpan dan pengantar seperti hemoglobin yang memberikan warna
merah pada sel darah merah kita, bertugas mengikat oksigen dan membawanya ke bagian
tubuh yang memerlukan. Selain itu juga menjadi penyusun tubuh, "dari ujung rambut
sampai ujung kaki", misalnya keratin di rambut yang banyak mengandung asam amino
Cysteine sehingga menyebabkan bau yang khas bila rambut terbakar karena banyaknya
kandungan atom sulfur di dalamnya, sampai kepada protein-protein penyusun otot kita
seperti actin, myosin, titin, dsb. Kita dapat membaca teks ini juga antara lain berkat
protein yang bernama rhodopsin, yaitu protein di dalam sel retina mata kita yang
merubah photon cahaya menjadi sinyal kimia untuk diteruskan ke otak. Masih banyak
lagi fungsiprotein seperti hormon, antibodi dalam sistem kekebalan tubuh, dll (Witarto,
2001).
Protein utama merupakan makro molekul yang paling berlimpah didalam sel dan
menyusul lebih dari setengah berat kering pada hamper semu organisme. Protein
merupakan instrument yang mengekspresikan informasi genetic. Seperti juga terdapat
ribuan gen didalam inti sel. Masing-masing mencirikan suatu sifat nyata dari organisme,
didalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda. Masing-masing membawa fungsi
spesifik yang dibentuk oleh gen yang sesuai. Protein, karenanya bukan hanya merupakan
makromolekul yang berlimpah. Tetapi juga amat bervariasi (Lehninger, 1995).
Protein adalah suatu zat dalam susunan kimianya mengandung unsure-unsur
oksigen, karbon, hydrogen, nitrogen dan kadang-kadang mengandung unsure-unsur lain
seperti sulfur dan fosfor (Girindra, 1986).

Protein adalah senyawa organic kompleks berbobot molekul tinggi yang


merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen,
nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan
fungsi semua sel makhluk hidup dan virus. Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai
pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti oksigen, mendukung secara mekanis
sistem kekebalan (imunitas) tubuh, menghasilkan pergerakan tubuh, sebagai transmitor
gerakan syaraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Peran dan aktivitas
protein dalam proses biologis antara lain sebagai katalis enzimatik, bahwa hampir semua
reaksi kimia dalam · sistem biologi dikatalis oleh makromolekul yang disebut enzim yang
merupakan satu jenis protein. Peran lainnya dari protein dalam sistem biologi adalah
sebagai transport, penyimpanan dan koordinasi gerak. (Sidik K, 2009).
Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsional karboksil
(COOH) dan amina (NH2). Asam amino merupakan molekul yang digunakan untuk
membangun protein. Dalam biokimia seringkali pengertiannya dipersempit, keduanya
terikat pada satu atom karbon yang sama yang disebut atom C alfa. Gugus karboksil
memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Asam amino dapat
dibagi menjadi dua golongan yaitu: a). Asam amino esensial adalah asam amino yang
dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tubuh tidak dapat mensintesa sendiri sehingga harus
diperoleh dari protein makanan. Jenis –jenis asam amino esensial adalah isoleusi (ile),
leusin (leu), lisin (lys), metionini (met), sistein (cys), valin (val), triftifan (tryp), tirosina
(tyr), fenilalanina (phe), dan treonina (tre); b). Asam amino non esensial adalah asam
amino yang dapat disintesa sendiri oleh tubuhmelalui reaksi aminasi reduktmif asam
keton atau ,melalui transaminasi, contonya alanin, asparat, glutamate, dan glutamine.
(Laila, 2015).
III. Alat dan Bahan
A. ANALISIS KUALITATIF PROTEIN
Uji Millon
Alat :
 Propipet
 Pipet Volume
 Pipet tetes
 Penangas Air
Bahan :
 10 gram merkuri
 20 ml asam nitrat pekat
 60 ml air
 Larutan protein : Larutan albumin telur
Reagen yang dibutuhkan:
 Reagen Millon : larutkan 10 g merkuri dalam 20 ml asam nitrat pekat. Jika telah
terlarut semua dan uap coklat tidak kelihatan lagi, encerkan dengan 60 ml air dan
simpan
 Larutan protein : buat larutan albumin telur (1:5)
B. ANALISIS KUANTITATIF PROTEIN
Penentuan Kadar Protein Secara Biuret
Alat :
 Labu Takar
 Propipet
 Pipet volume
Bahan :
 1,5 gram CuSO4.5H2O
 6 gram Natrium kalium Tartrat
 300 ml 10% NaOH
 Air
 NaOH 3%
 Reagen Bluret
Metode ini berdasarkan pengukuran serapan cahaya pada ikatan kompleks berwarna
ungu yang terjadi apabila protein bereaksi dengan tembaga pada lingkungan basa.
Reagen-reagen yang dibutuhkan pada metode ini antara lain:

a. Reagen Biuret: Larutkan 1,5 g CuSO4.5H2O dan 6 g Natrium Kalium Tartrat


(NaKC4O6.4H2O) ke dalam kira-kira 500 ml di labu takar 1 liter. Tambahkan
300 ml 10% NaOH sambil dikocok. Tambahkan air sampai garis. Apabila
pembuatannya kurang baik dapat terjadi endapan hitam atau merah. Jika terjadi
endapan tersebut, reagen tidak dapat digunakan. Reagen Biuret dapat disimpan
dalam jangka waktu lama.
b. Larutan standar protein: Buatlah larutan serum albumin murni atau kasein dalam
air dengan kadar 10 mg/ml. tambahkan beberapa tetes NaOH 3%.

IV. Cara Kerja


ANALISIS KUALITATIF PROTEIN
Tambahkan 5 tetes reagen Millon ke dalam 3 ml larutan protein, panaskan campuran
tersebut dan amati hasilnya.
ANALISIS KUANTITATIF PROTEIN
1. Pipet 1 ml larutan protein kadar 10 mg/ml ke dalam tabung reaksi
2. Tambahkan 4 ml reagen Biuret. Kocok dan diamkan selama 30 menit pada suhu
kamar. Baca serapannya pada 540 nm.
3. Untuk blanko dipakai campuran 1 ml air dan 4 ml reagen Biuret yang didiamkan
selama 30 menit pada suhu kamar.
4. Hokum Lambert-Bear berlaku untuk larutan protein 1-10 mg/ml.
V. Hasil percobaan dan perhitungan

DIAGRAM KURVA BAKU


1,000 y=1,008x+0,2236
0,900 x= 1,002
0,800
0,700
0,600
0,500
0,400
0,300
0,200
0,100
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5

Konsentrasi Absorbansi

0,1 0,325

0,2 0,431

0,3 0,517

0,4 0,625

0,5 0,732

a = 0,2236 b = 1,008
y = bx + a
y =1,008x+0,2236
r = 0,9993
Diketahui:

Data absorbansi sampel protein = 1,234

y = absorbansi sampel

Ditanyakan : konsentrasi larutan protein?

y = bx + a

1,234 = 1,008x + 0,2236

1,234 - 0,2236 = 1,008x

1,0104 = 1,008x

1,0104 = x
1,008
x = 1,002 ppm

Kesimpulan
Larutan protein yang digunakan adalah albumin telur. Setelah di reaksikan
dengan reagen biuret terjadi perubahan warna menjadi biru keunguan yang
menandakan albumin telur positif mengandung ikatan peptida.

Uji Protein dari sampel telur, ikan, tahu, dan tempe

 Alat & Bahan :


Peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah rak tabung dan
tabung reaksi 6 buah, gelas kimia 250 mL, 500 mL, dan 1000 mL masing-masing
1 buah, labu takar 100 mL, 50 mL masing-masing 1 buah, filler 1 buah, pipet
volume 25 mL 1 buah, corong kaca 1 buah, kertas saring, mortal, timbangan, dan
pipet tetes.
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu protein albumin
0.0004 gram, asam asetat 1 M, NaOH 0.1 M, HCl 0.1 M, Buffer Asetat, pH = 4,
ammonium sulfat, etil alkohol 95 %, CuSO 4 0.5 %, reagen biuret, reagen millon,
reagen ninhidrin, NaNO2 1 %, sampel telur, sampel ikan, sampel tahu, dan sampel
tempe.
Cara Kerja :
a) Uji Biuret
Diambil 3 ml sampel larutan protein ditambah 1 ml NaOH 40%. Ditambahkan
bertetes-tetes larutan CuSO4 0,5% sehingga terjadi warna merah muda atau
ungu. Intensitas warna menunjukkan jumlah ikatan peptide dalam sampel.
b) Uji Millon
Diambil 2 ml larutan protein ditambah 1 ml pereaksi merkurisulfat.
Dipanaskan campuran, mungkin terjadi endapan kuning. Didiinginkan dengan
air lalu tambahkan 1 tetes larutan NaNO2 1%. Dipanaskan lagi endapan atau
larutannya menjadi merah.

Penentuan Kadar Protein dalam Sampel dengan Metode Biuret


Pembuatan Larutan Standar
No Perlakuan Pengamatan
1. Larutan standar 6 ppm = 3 x 10  gran protein Larutan Bening
-4

albumin dan diencerkan pada labu takar 50 mL


2. Larutan standar 8 ppm = 4 x 10-4 gram protein Larutan Bening
albumin dan diencerkan pada labu takar 50 mL
3. Larutan standar 10 ppm = 5 x 10-4 gram larutan Larutan Bening
albumin dan diencerkan pada labu takar 50 mL

Uji Warna Protein

a) Putih Telur
Uji Protein dengan Sampel Putih Telur
No Perlakuan Pengamatan
1. Uji Biuret: 3 mL larutan Protein + 1 mL NaOH 40 % + Ungu tua
beberapa tetes CuSO4 0.4 %
2. Uji Ninhidrin: Protein 0.5 % pH=&: 1 mL larutan protein Ungu muda
+ 10 mL larutan ninhidrin 0.2 % dipanaskan pada suhu
100o selama 10menit
3. Uji Millon: 2 mL larutan protein + 1 mL pereaksi Kuning
merkurisulfat dipanaskan, didinginkan dengan air

b) Ikan
Uji Protein dengan Sampel Ikan
No Perlakuan Pengamatan
Uji Biuret: 3 mL larutan Protein + 1 mL NaOH 40 % +
1. beberapa tetes CuSO4 0.4 % Ungu muda
Uji Ninhidrin: Protein 0.5 % pH=&: 1 mL larutan protein
2. + 10 mL larutan ninhidrin 0.2 % dipanaskan pada suhu Kuning
100o selama 10 menit
Uji Millon: 2 mL larutan protein + 1 mL pereaksi
3. merkurisulfat dipanaskan, didinginkan dengan air Benung

c) Tempe
Uji Protein dengan Sampel Tempe
No Perlakuan Pengamatan
1. Uji Biuret: 3 mL larutan Protein + 1 mL NaOH 40 Ungu Muda
% + beberapa tetes CuSO4 0.4 %
2. Uji Ninhidrin: Protein 0.5 % pH=&: 1 mL larutan Ungu
protein + 10 mL larutan ninhidrin 0.2 % dipanaskan
pada suhu 100o selama 10 menit
3. Uji Millon: 2 mL larutan protein + 1 mL pereaksi Bening
merkurisulfat dipanaskan, didinginkan dengan air

d) Tahu
Uji Protein dengan Sampel Tahu
No Perlakuan Pengamatan
1. Uji Biuret: Ungu Muda
3 mL larutan Protein + 1 mL NaOH 40 % +
beberapa tetes CuSO4 0.4 %
2. Uji Ninhidrin: Kuning Pucat
Protein 0.5 % pH=&: 1 mL larutan protein + 10 mL
larutan ninhidrin 0.2 % dipanaskan pada suhu
100o selama 10 menit
3. Uji Millon: Bening
2 mL larutan protein + 1 mL pereaksi merkurisulfat
dipanaskan, didinginkan dengan air

Analisis Data
Penentuan Kadar Protein dalam sampel dengan Metode Biuret
Λ (nm) Sampel Absorbansi
540 Telur 0.196
540 Tempe 0.089
540 Ikan 0.052
540 Tahu 0.081
540 Sampel 0.327
Grafik 1.Grafik Penentuan Kadar Protein dalam Sampel (ikam, tahu, tamped an telur).
Dik : persamaan regresi y = ax ± b
                         y = 0.029x + 0.028
R = 0.0970

VI. KESIMPULAN
1. Secara umum protein larut dalam air dan dapat terendapkan dengan garam akibat
koagulasi dan penambahan alkohol.
2. Uji sifat ionik asam amino bila ditambahkan asam membuat sifat protein bertindak
sebagai basa dan bila ditambahkan basa maka hasilnya sifat protein bertindak sebagai
asam.
Daftar Pustaka

Elliot W.H., and Elliot, D.C., 1996. Biochemistry and Molecular Biology, John
Willey & Sons, New York

Fatchiyah, Sri Widyarti, Estri Laras Arumingtyas, Sri Rahayu, 2008, Teknik
Dasar Analisis Biologi Molekuler, Universitas Brawijaya, Malang

Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta : Erlangga.


Girindra, A. 1986. Biokimia I. Gramedia, Jakarta.
Hawab, HM. 2004. Pengantar Biokimia. Jakarta : Bayu Media Publishing

Lehninger A.L., 2003. Principles of Biochemistry, Tata Mc Graw Hill Co., New
Delhi

Murray K.R, et al, 2003, Biokimia Harper, alih bahasa andri hartono, ed 25,
Jakarta, EGC

Witarto, Budi Arif. 2001. (The Role of Protein Engineering in Bioindustry and Its
Prospect in Indonesia). Sinergy Forum - PPI Tokyo Institute of Technology

Anda mungkin juga menyukai