Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN IRIGASI POMPA DENGAN SUMBER AIR

TANAH (STUDI KASUS PADA KABUPATEN JEMBRANA,


BALI)

Planning of Pump Irrigation Using Groundwater Resources (Case In


Jembrana Regency, Bali)

Gary Aqnar Adinugraha (1), Maharani Bilqist Caroline (2), Zayyan Nabila Khairunnisa(3)
Senin - Kelompok 3
1,2,3)
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor, Jln. Raya Dramaga, Kampus
IPB Dramaga, Bogor, 16680
garyaqnar10gary@apps.ipb.ac.id

Abstrak :. Pemenuhan kebutuhan air di bidang pertanian Kabupaten Jembrana dengan luas pelayanan
± 25 ha dengan sistem sawah tadah hujan. Kurangnya manajemen penggunaan sumberdaya air menjadi
faktor utama kurangnya ketersediaan air. Oleh karena itu perlu dilakukannya pembangunan
infraastruktur berupa sumur pompa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pola
operasi pompa dan pola pemberian air yang efektif agar kebutuhan air irigasi dapat terpenuhi
sepanjang tahun pada Kabupaten Jembrana, Bali. Daerah Irigasi di Desa Kaliakan, Kecamatan
Nagara, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, merupakan sawah tadah hujan seluas ±25 Ha. Sawah
tadah hujan memenuhi kebutuhan air irigasi hanya dengan mengandalkan air hujan, oleh karena itu
dibangun sumur PKB-III dengan jari-jari sebesar 8 in, dengan kedalaman muka air 20 m atau berada
di elevasi +30 mdpl. Berdasarkan observasi, diketahui debit maksimum sebesar 4,38 m3/det dan dan
penurunan muka air maksimum sebesar 2,44 m. Berdasarkan hasil grafik, diketahui debit optimum (Qopt)
sebesar 12,03 m3/det, penurunan muka air optimum (Swopt) sebesar 1,17 m. Pola tanam yang diterapkan
pada studi kasus di Desa Kaliakah adalah padi-padi-palawija dengan NFR 1,262 L/det/Ha. Kehilangan
tinggi tekan mayor 1,49 m dan kehilangan tinggi tekan minor 0,35 m sehingga diperoleh total dynamic
head (TDH) pompa yaitu sebesar 24,67 m dan daya generator yang dibutuhkan pompa sebesar 5,5 kW.
Dibuthkan generator dengan pengambilan daya dilebihkan sebesar 30% maka diperlukan sebuah
generator dengan daya harus lebih besar atau sama dengan 7,15 kW, maka digunakan generator merek
IWATA tipe IW10WS.
Kata Kunci : Generator, ketersediaan air, pompa

Abstract : Fulfillment of water needs in the agricultural sector of Jembrana Regency with a service area
of ± 25 ha with a rainfed rice system. Lack of management of the use of water resources is a major factor
in the lack of water availability. Therefore, it is necessary to build infrastructure in the form of pump
wells. This research was conducted with the aim of knowing the pump operation pattern and effective
water supply pattern so that irrigation water needs can be met throughout the year in Jembrana Regency,
Bali. The irrigation area in Kaliakan Village, Nagara District, Jembrana Regency, Bali Province, is a
rainfed rice field covering an area of ±25 ha. Rainfed rice fields meet irrigation water needs only by
relying on rainwater, therefore a PKB-III well was built with a radius of 8 in, with a water level of 20 m
or at an elevation of +30 masl. Based on observations, it is known that the maximum discharge is 4.38
m3/s and the maximum water level decline is 2.44 m. Based on the results of the graph, it is known that
the optimum discharge (Qopt) is 12.03 m3/s, the optimum water level drop (Swopt) is 1.17 m. The
cropping pattern applied in the case study in Kaliakah Village is rice-paddy-palawija with NFR 1.262
L/sec/Ha. The major compression loss is 1.49 m and the minor compression loss is 0.35 m so that the
total dynamic head (TDH) of the pump is 24.67 m and the required generator power of 5.5 kW. It takes
a generator with an excess of 30% power, so a generator with a power must be greater than or equal to
7.15 kW, so the IWATA brand generator type IW10WS is used.
Keywords: Generator, water availability, pump
PENDAHULUAN
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia,
oleh karena itu sudah selayaknya sumber daya tersebut harus dimanfaatkan dan
dikendalikan semaksimal mungkin sehingga potensi yang terkandung di dalamnya
berguna bagi kehidupan. Sumber daya air dapat berasal dari air hujan, air permukaan
(sungai, danau), mata air, dan air tanah. Sedangkan pemanfaatan sumber daya air
umumnya antara lain untuk keperluan penyediaan air bersih, air minum (domestik),
pertanian (irigasi), pariwisata serta industri dan lain - lain.
Tingginya kebutuhan air menyebabkan terbatasnya sumberdaya air. Hal ini
menyebabkan terjadinya persaingan antar bidang dalam penggunaan air. Persaingan ini
menimbulkan sebuah tantangan baru dalam pengelolaan serta penanganan air. Kondisi
ini telah menimbulkan keberagaman pola pengelolaan oleh sumberdaya manusia
setempat, baik dalam penggunaan lahan, penggunaan teknologi maupun dalam usaha-
usaha pertanian. Pemenuhan kebutuhan air di bidang pertanian Kabupaten Jembrana
dengan luas pelayanan ± 25 ha dengan sistem sawah tadah hujan. Sawah tadah hujan
adalah sawah yang air irigasinya mengandalkan dari air hujan saja sehingga pada saat
musim kemarau areal sawah tidak dapat ditanami karena kurangnya ketersediaan air.
Kurangnya manajemen penggunaan sumberdaya air menjadi faktor utama
kurangnya ketersediaan air. Oleh karena itu perlu dilakukannya pembangunan
infraastruktur berupa sumur pompa. Pemda Bali sendiri sudah membangun sumur
pompa dengan debit optimum sebesar 12 liter/detik. Namun debit dari sumur tersebut
masih belum dimanfaatkan dalam mengairi daerah persawahan. Hal ini memerlukan
perencanaan sistem irigasi pompa yang tepat agar air sumur dapat digunakan untuk
mengairi pertak-petak sawah. Namun perlu memperhatikan pola operasi pompa dan
pola pemberian air yang efektif agar kebutuhan air irigasi dapat terpenuhi sepanjang
tahun.

TINJAUAN PUSTAKA
Air Tanah
Air tanah merupakan air yang berada di bawah permukan tanah. Air tanah di
temukan pada akuifer dibawah tanah yang terisi air atau juga di sebut daerah saturasi
(zone of saturation), pada daerah tersebut setiap pori tanah dan batuan terdapat air yang
merupakan air tanah (groundwater). Lapisan tanah yang bersifat porous (mudah
menahan air) dan permaeabel (mampu melolos atau memindah air disebut akuifer),
akuifer terbagi menjadi dua yaitu akuifer dalam dan akuifer dangkal. Lapisan yang
dapat dilalui dengan mudah oleh air tanah seperti lapisan pasir atau lapisan krikil
disebut dengan lapisan permeable, sedangkan lapisan yang dilalui air tanah seperti
lapisan lempung disebut dengan lapisan kedap air dan lapisan yang menahan air seperti
lapisan batuan disebut dengan lapisan kabal air.
Air tanah merupakan bagian dari siklus hidrolog. Sumber daya air sifatnya
memperbarui sendiri apabila dieksploitasi. Air tanah merupakan sumber cadangan air
yang sangat besar dan relative permanen. Untuk daerah yang gersang, air tanah
merupakan satu-satunya sumber irigasi yang mungkin dipakai. Namun demikian
tidaklah berartiekspolitasi itu tanpa batas dengan demikian pengembangan sumber
daya air haruslah berdasakan pada konsepsi pengawetan yaitu pemanfataan secara
maksimal dan mencegah 8 pemborosan dengan memperhatikan urutan prioritas
pemakaiannya serta menjaga untuk generasi mendatang. Irigasi sebagian subsistem
tidaklah mandiri melainkan selalu dengan sistem lainya yang lebih luas. Sebagai unit
produksi misalnya sistem irigasi merupakan salah satu subsistem dari suatu wilayah
pertanian dan sebagai unit hidrologi merupakan sumber yang penting dari pengelolaan
irigasi, karena air yang tersedia dalam suatu daerah irigasi kadang dimusim kemarau
jarang cukup mengairi seluruh areal pelayanan, maka tiap tahun ditetapkan prioritas
dalam penggunaan air (Wiryawan dan Agus 2016).

Kebutuhan Air Irigasi


Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan
memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air
tanah (Langoy 2016). Besarnya kebutuhan air irigasi juga bergantung kepada cara
pengolahan lahan. Jika besarnya kebutuhan air irigasi diketahui maka dapat diprediksi
pada waktu tertentu, kapan ketersediaan air dapat 2 memenuhi dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan air irigasi sebesar yang dibutuhkan. Jika ketersediaan tidak dapat
memenuhi kebutuhan maka dapat dicari solusinya bagaimana kebutuhan tersebut tetap
harus dipenuhi. Kebutuhan air irigasi secara keseluruhan perlu diketahui karena
merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan dan
pengelolaan sistem irigasi.

Pompa Air
Pompa adalah mesin atau peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan
cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah
bertekanan rendah ke daerah yang bertekanan tinggi dan juga sebagai penguat laju
aliran pada suatu sistem jaringan perpipaan. Hal ini dicapai dengan membuat suatu
tekanan yang rendah pada sisi masuk atau suction dan tekanan yang tinggi pada sisi
keluar atau discharge dari pompa. Pada prinsipnya, pompa mengubah energi mekanik
motor menjadi energi aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan
untuk menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan-tahanan yang terdapat pada saluran
yang dilalui. Pompa juga dapat digunakan pada proses-proses yang membutuhkan
tekanan hidraulik yang besar. Hal ini bisa dijumpai antara lain pada peralatan-peralatan
berat. Dalam operasi, mesin-mesin peralatan berat membutuhkan tekanan discharge
yang besar dan tekanan isap yang rendah. 6 Akibat tekanan yang rendah pada sisi isap
pompa maka fluida akan naik dari kedalaman tertentu, sedangkan akibat tekanan yang
tinggi pada sisi discharge akan memaksa fluida untuk naik sampai pada ketinggian
yang diinginkan (Afri 2016).

Irigasi Pompa
Pembuatan jaringan irigasi sumur dimaksudkan untuk mensuplesi kebutuhan air
tanaman pada daerah lahan tadah hujan maupun daerah irigasi permukaan yang tidak
mendapat giliran lahannya untuk diairi, sehingga mampu menjamin ketersediaan air
baik pada musim penghujan maupun musim kemarau. Pemanfaatan air tanah untuk
irigasi tidak akan lepas dari adanya pembuatan 14 sumur-sumur pompa sebagai salah
satu sumber air. Untuk perencanaan sumur dan pengontrolannya dapat dilakukan
pengujian sumur dan pengujian akuiter. Jaringan irigasi sumur bor direncanakan
dengan sistem saluran tertutup (perpipaan). Dengan tiap-tiap outletnya menggunakan
box pembagi untuk disalurkan ke sawah maupun kebun sesuai dengan luasan tiap
arealnya melalui saluran terbuka atau saluran kecil. Pemberian air untuk outlet
digunakan cara 12 bergilir. Dengan berdasarkan pola total tinggi tekan statis yang
terjadi yang digunakan untuk menentukan daya pompa untuk pengaliran air irigasi ke
outlet - outlet.

Kebutuhan Air Irigasi


Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan
memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontribusi air
tanah (Langoy 2016). Besarnya kebutuhan air irigasi juga bergantung kepada cara
pengolahan lahan. Jika besarnya kebutuhan air irigasi diketahui maka dapat diprediksi
pada waktu tertentu, kapan ketersediaan air dapat 2 memenuhi dan tidak dapat
memenuhi kebutuhan air irigasi sebesar yang dibutuhkan. Jika ketersediaan tidak dapat
memenuhi kebutuhan maka dapat dicari solusinya bagaimana kebutuhan tersebut tetap
harus dipenuhi. Kebutuhan air irigasi secara keseluruhan perlu diketahui karena
merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan dan
pengelolaan sistem irigasi.

METODOLOGI
Penelitian Perencanaan Irigasi Pompa dilaksanakan pada hari Senin, 7 Maret 2022
pukul 13.00-16.00 WIB, secara daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting di rumah
masing-masing. Alat dan bahan yang digunakan antara lain laptop, serta data sekunder
yang berupa data daerah irigasi dengan menggunakan sumber air yanah yang akan di
teliti. Adapun langkah-langkah praktikum untuk perencanaan sistem irigasi pompa
dengan menggunkan air tanah terdapat pada diagram alir berikut.

Mulai

Penentuan lokasi pengamaran serta mencari data-data jaringan irigasi seperti debit optimum,
jari jari oengaruh, kedalman muka air sumur

Penentuan pola tanam, kebutuhan air irigasi serta debit pemompaan

Perencanaan irigasi pompa dibuat berdasarkan layout topografi lahan

Pemilihan jenis pompa serta penentaun anggaran biaya pembangunan

Selesai

Gambar 1 Diagram alir Perencanaan Irigasi Pompa

PEMBAHASAN
Debit Optimum, Jari-Jari Pengaruh, dan Kedalaman Muka Air Sumur
Daerah Irigasi di Desa Kaliakan, Kecamatan Nagara, Kabupaten Jembrana, Provinsi
Bali, merupakan sawah tadah hujan seluas ±25 Ha. Sawah tadah hujan memenuhi
kebutuhan air irigasi hanya dengan mengandalkan air hujan sehingga pada musim
kemarau seringkali terjadi kekurangan air dan hanya bisa melakukan 1 kali masa tanam
dalam satu tahun. Masalah tersebut diatasi dengan pemanfaatan jaringan irigasi air
tanah yang menggunakan salah satu dumur di Desa Kaliakah, yaitu sumur PKB-III.
Secara geografis, sumur PKB-III terletak pada posisi 08°19’50,20” dan 114°33’33,50”
dan elevasi +50 mdpl (Gambar 2).
Gambar 2 Lokasi sumur PLB-III
Sumur PKB-III memiliki jari-jari sebesar 8 in, dengan kedalaman muka air 20 m
atau berada di elevasi +30 mdpl. Berdasarkan observasi, diketahui debit
maksimum(Qmaks) sebesar 4,38 m3/det dan dan penurunan muka air maksimum
(Swmaks) sebesar 2,44 m. Selanjutnya, kapasitas optimum sumur pompa PKB-111
ditentukan dengan menggunakan metode Grafis Sichardt. Titik kapasitas maksimum
(Qmaks) dihubungkan dengan penurunan muka air (Swmaks) sehingga diperoleh garis
lurus yang berpotongan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3. Berdasarkan hasil
grafik, diketahui debit optimum (Qopt) sebesar 12,03 m3/det, penurunan muka air
optimum (Swopt) sebesar 1,17 m.

Gambar 3 Grafik penentuan Qopt dan Swopt


Pola Tanam dan Kebutuhan Air Irigasi
Pola tanam yang diterapkan pada studi kasus di Desa Kaliakah adalah padi-padi-
palawija dengan NFR 1,262 L/det/Ha. Pola tanam dibuat dengan periode
triwulan/dekade/10 harian. Padi I ditanam pada awal bulan Januari hingga triwulan
ketiga bulan April, lalu padi II dan jagung I ditanam pada triwulan ketiga bulan April
hingga triwulan ketiga bulan Agustus, dan terakhir palawija (jagung II, cabai, dan ubi)
di tanam dari triwulan pertama bulan September hingga triwulan ketiga bgulan
Desember. Berdasarkan analisis neraca air yang dapat dilihat pada Gambar 4, Qopt
sumur tidak dapat memenuhi kebutuhan air irigasi, sehingga dimodelkan kebutuhan
irigasi dengan sistem rotasi/petak tersier.

Gambar 4 Grafik pola tanam, kebutuhan air, dan curah hujan efektif
Sistem rotasi dilakukan dengan membagi daerah irigasi menjadi 4 blok. Pengairan
dilakukan secara bergilir dimana saat satu blok dialiri, tiga blok lainnya tidak dialiri.
Hal ini dikarenakan pertimbangan bahwa waktu giliran/rotasi yang ideal dilakukan,
yaitu 2 – 3 hari dan tidak boleh lebih dari satu minggu karena akan berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman (Rahman et al. 2019). Pembagian luasan tiap blok
dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 5.
Tabel 1 Data pembagian luas petak sawah

s
Gambar 5 Denah sumur dan blok tersier
Kebutuhan TDH (Total Dynamic Head): Suction Head, Friction Head, Elevation
Head
Total dynamic head (TDH) sangat bergantung pada jarak kedalaman sumur dimana
semakin besar kedalaman sumur, maka semakin besar pula total dynamic head (TDH)
(Sufyan dan Sumardiyanto 2017). Berdasarkan peta topografi pada Tabel 2.
Tabel 2 Parameter TDH
Keterangan Nilai (m)
Elevasi sumur +50,00
Elevasi sawah tertinggi +51,80
Elevasi sawah terendah +46,00
EMA di sisi keluar pada sawah tertinggi +52,80
Kedalaman muka air tanah 20,00
Elevasi muka air tanah +30,00
Penurunan muka air tanah maksimum (Swmaks) 2,44
Elevasi penurunan muka air tanah +27,56
Direncanakan menggunakan pompa celup (supmersible pump) diletakkan pada
kedalaman 29 m atau berada pada elevasi +21,00. Dilakukan perhitungan Head Pompa
menggunakan persamaan berikut

…………….. (1)
H = 1,4942 + 0,3491 + 22,80 + 0,023 = 24,67 m

Kehilangan tinggi tekan mayor sebesar 1,49 m dan kehilangan tinggi tekan minor
sebesar 0,35 m sehingga diperoleh total dynamic head (TDH) pompa yaitu sebesar
24,67 m. Berdasarkan data tersebut, jenis pompa yang akan digunakan pada
perencanaan jaringan irigasi air tanah studi ini adalah pompa celup (submersible pump)
merk GRUNDFOS tipe SP 30 - 4.

Gambar 6 Tata letak posisi pompa dan saluran


Gambar 7 Skema penampang posisi sumur, pompa, dan lahan irigasi

Spesifikasi Pompa dan Generator


Berdasarkan perhitungan sebelumnya mengenai Total head pompa (H) yang
besarnya diperoleh sebesar 24,67 m dan debit optimum (Qopt) sebesar 12,03 liter/detik,
maka dalam perencanaan jaringan irigasi ari tahan ini akan digunakan jenis pompa
celup (submersible pump) dengan merek GRUNDFOS tipe SP 30-4 dengan spesifikasi
lengkap sebagai berikut.
Tipe pompa : SP 30 - 4
Tipe motor : MS 4000
Daya Motor : 5,5 kW
Berat : 36 kg
Diameter pompa : 95 mm
Panjang : 673 mm
Head maksimum : 32 m

Sedangkan untuk pemilihan jenis generator yang digunakan untuk menjalankan


pompa, terlebih dahulu dilakukan perhitungan besarnya daya generator yang
dibutuhkan dengan daya pompa sebesar 5,5 kW. Berdasarkan perhitungan besar daya
generator yang dibuthkan dengan pengambilan daya dilebihkan sebesar 30% maka
diperlukan sebuah generator dengan daya harus lebih besar atau sama dengan 7,15 kW.
Efisiensi maksimal generator berkisar antara 85% - 90% dari total daya generator. Jenis
generator yang akan digunakan pada perencanaan jaringan irigasi air tanah ini adalah
generator merek IWATA tipe IW10WS dengan spesifikasi lengkap sebagai berikut.
Tipe : IW10WS
Frekuensi : 50 Hz
Daya : 10 kW
Kapasitas bahan bakar : 45 lt
Konsumsi bahan bakar : 2,5 lt/jam
Bahan Bakar : Solar
Dimensi : 1,6 x 0,8 x 0,9 m
Berat : 650 kg
Kebisingan : 66 dBA/7 m

Gambar 8 Pompa celup GRUNDFOS SP 30-4

Gambar 9 Generator IWATA tipe IW10WS


Biaya Irigasi (Rencana Anggaran Biaya (RAB))
Rencana anggaran biaya (RAB) disusun berdasarkan perencanaan jaringan irigasi
yang telah dilakukan di lokasi studi sumur PKB-111 di Desa Kaliakah, Kecamatan
Negara, Kabupaten Jembrana, Bali. Analisis yang digunakan berdasarkan dari data
kebutuhan untuk perbaikan serta analisa kebutuhan untuk pekerjaan yang bersifat
rekomendasi. Harga total seluruh pekerjaan merupakan jumlah dari hasil perkalian
volume pekerjaan atau bill of quantity (BOQ) dengan harga satuan pekerjaan untuk
masing-masing perkerjaan. Untuk mendapatkan rencana anggaran biaya (RAB), harga
total seluruh pekerjaan tersebut ditambah dengan pajak pertambahan (PPN) yang
besarnya 10% dari harga total seluruh pekerjaan. Besarnya rancangan anggaran biaya
untuk pembangunan sumur PKB111 dan jaringan irigasi perpipaan adalah sebesar
Rp616.544.000,00 dengan biaya operasional dan pemeliharaan selama satu tahun
sebesar Rp264.530.00,00
Tabel 3 Rekapitulasi rencana anggaran biaya
No. Pekerjaan Harga Pekerjaan (Rp.)
1 Pekerjaan Persiapan 35.195.400
2 Pekerjaan Rumah Pompa 100.380.166
3 Pekerjaan Pagar Rumah Pompa 46.040.492
4 Pekerjaan Jaringan Irigasi 378.878.524
Jumlah Harga Pekerjaan 560.494.581
PPN 10% 56.049.458
Jumlah Harga Konstruksi 616.544.040
Dibulatkan 616.544.000

Biaya Irigasi (Rekapitulasi Harga Air)


Perhitungan dari harga air di sumur dalam bergantung dari situasi dan kondisi pada
daerah yang dialiri. Harga air dapat berupa satuan Rp/m3 atau dapat juga Rp/jam.
Dalam perencanaan ini, dihitung dua harga air agar dapat memilih dua alternatif
pembiayaan yang akan digunakan dalam penentuan harga air sumur dalam.
Perhitungan harga air berdasarkan pada bunga yaitu perhitungan akan besarnya harga
air dilihat dari faktor bunga kompon untuk mengetahui sejauh mana harga air minimum
yang dapat diketahui. Perhitungan ini memasukkan beberapa paramater yaitu biaya
konstruksi, biaya operasional dan pemeliharaan, kebutuhan air, faktor konversi, dan
nilai manfaat (Wafi 2015).
Oleh karena sumur PKB-111 merupakan proyek yang dana pembiayaannya berasal
dari APBN, sedangkan operasionalnya dibiayai oleh anggota Subak atau P3A, maka
dalam perhitungan harga air bersih tidak menyertakan biaya konstruksi. Adapan biaya
yang diperhitungkan untuk penentuan harga air dari dua altenatif (perjam dan per m 3)
terdiri atas biaya operasional dan pemeliharaan (biaya pengoperasian pompa, biaya
pemeliharaan per tahun, dan gaji pengurus subak atau P3A), jumlah jam operasi pompa
pertahun, dan volume air yang dipompa selama setahun. Penentuan harga air dihitung
dengan mengacu pada tiga komponen, yaitu harga air eksisting, harga air menurut PU,
dan harga air menurut suku bunga yang berlaku. Hasil perhitungan harga air dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4 Rekapitulasi penentuan harga air PKB-111
Harga air (eksisting) Harga air (Suku Bunga) terhadap
Harga air (PU) terhadap Annuity
Present
Per jam Per m3 Per jam Per m3 Bunga (%) Faktor Konversi Per jam Per m3
7,5 8.827 Rp64.875,00 Rp1502,00
10 7.606 Rp64.875,00 Rp1502,00
13 6.462 Rp64.875,00 Rp1502,00
Rp42.400,00 - Rp64.875,00 Rp1502,00 15 5.847 Rp64.875,00 Rp1502,00
20 4.675 Rp64.875,00 Rp1502,00
25 3.859 Rp64.875,00 Rp1502,00
30 3.268 Rp64.875,00 Rp1502,00

Hasil rekapitulasi penentuan harga air diatas menunjukkan bahwa selisih harga air
(eksisting) dengan harga air (PU) pada sumur PKB-111 sebesar Rp22.475.00. Hal ini
diakrenakan penentuan harga air eksisting, komponen-komponen dalam perhitungan
hanya biaya penggantian solar (per jam) dan biaya operator (per jam), sedangkan
komponen dalam penentuan harga air (PU) menghitung biaya operasi pompa
(pertahun), biaya pemeliharaan (pertahun), dan upah pengurus Subak (pertahun).
Harga air (PU) dengan harga air (suku bunga yang berlaku) bernilai sama. Hal
tersebut dikarenakan cara perhitungannya memasukkan komponen-komponen yang
sama pula. Adapaun komponen tersebtu adalah menghitung biaya operasi pompa
(pertahun), biaya pemeliharaan, dan upah pengurus Subak (pertahun).

Simpulan
Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa
hal, yaitu :
1. Sumur PKB-III dengan jari-jari sebesar 8 in, kedalaman muka air 20 m atau
berada di elevasi +30 mdpl. Debit maksimum sebesar 4,38 m3/det dan
penurunan muka air maksimum sebesar 2,44 m. Berdasarkan hasil grafik,
diketahui debit optimum (Qopt) sebesar 12,03 m3/det, penurunan muka air
optimum (Swopt) sebesar 1,17 m.
2. Pola tanam yang diterapkan pada studi kasus di Desa Kaliakah adalah padi-
padi-palawija dengan NFR 1,262 L/det/Ha. Pola tanam dibuat dengan periode
triwulan/dekade/10 harian. Karena debit maksimum tidak dapat memenuhi
kebutuhan air irigasi maka digunakan sistem rotasi dilakukan dengan membagi
daerah irigasi menjadi 4 blok.
3. Kebutuhan debit pemompaan diperleh sebesar 8661,6 m3
4. Total head pompa sebesar 24,67 m
5. Pompa yang direncanakan untuk digunakan adalah pompa dengan motor
tenggelam (submersible pump)
6. Anggaran biaya sumur PKB-111 adalah sebesar 616.544.000,00
7. Besarnya harga air (eksisting) sumur PKB-111 yaitu sebesar Rp42.400,00
perjam. Sedangkan harga air menurut PU dan harga air menurut suku bunga
yang berlaku, besarnya sama yaitu sebesar Rp64.875,00 perjam atau Rp1502,00
per m3.

Daftar Pustaka
Afri K. 2016. Perancangan Sistem Pengaman Pompa Air di dalam Sumur Berasis
PLC: Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Langoy NE. 2016. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Daerah Irigasi Tababo.
Sufyan A dan Sumardiyanto D. 2017. Analisa perhitungan pompa sirkulasi WWTP
limbah pada area painting steel di PT Cakra Indopaint Cemerlang. Jurnal Kajian
Teknik Mesin. 2(1): 1-14.
Wiryawan, Agus WP. 2016. Efektivitas Pengelolaan Irigasi Dengan Sumur Pompa
Guna Meningkatkan Pola Tanam di Kecamatan Negara Kabupaten Jembarana.
Bali: Fakultas Teknik Universitas Udayana.
Wafi ANE. 2015. Kajian ekonomi sumur dalam PKB-111 pada irigasi air tanah di Desa
Kaliakah Kecamatan Negara Kabupaten Jembrana Provinsi Bali [skripsi].
Malang: Universitas Brawijaya.
NOTULENSI
KELOMPOK 3 – PERTEMUAN 9

Nama/NIM : Raihan Hilmy Putra/F44190089


Kelompok :6
Pertanyaan : Apakah pada tempat ini 1 pompa hanya melayani 1 petak aja? atau
bagaimana?
Penjawab : Gary Aqnar Adinugraha/F44190099
Jawaban : Satu pompa direncanakan melayani 4 petak sawah dengan luas total
25,33 hektar. dengan sistem kerja saat pompa mengaliri 1 petak, aliran
ke 3 petak sawah lainnya akan ditutup.

Nama/NIM : Fathan Putera Mardela/F44190087


Kelompok :5
Pertanyaan : Jenis pekerjaan apa saja yang dilakukan pada tiap-tiap pekerjaan di
RAB untuk pembangunan jaringan irigasi?
Penjawab : Maharani Bilqist Caroline/F44190079
Jawaban : Pekerjaan yang dilakukan pada perencanaan desain ini ada 4 yaitu
seperti pada slide yang ditampilkan. Pekerjaan persiapan merupakan
pekerjaan yang paling murah dengan 3 jenis pekerjaan (pembersihan
lokasi, pengukuran lokasi, pembuatan gudang) dan yang termahal
adalah pembangunan jaringan irigasinya karena butuh pemasangan pipa
dan pompa (pekerjaan tanah, pekerjaan pasangan dan plesteran,
pekerjaan pondasi pemasangan pompa dan pipa, dan operasional dan
pemeliharaan). Perhitungan dari harga satuan pekerjaan dilakukan
berdasarkan harga satuan bahan bangunan dan standar upah tahun 2013
dinas pekerjaan umum Provinsi Bali.

Nama/NIM : Muhammad Farhan Robbani / F44190088


Kelompok :4
Pertanyaan : Tadi di pola tanam itu yg pola tanam 2 bagaimana ya sistemnya,
kenapa dalam 1 lahan terdapat 2 atau 3 jenis tanaman? apakah
ditanamnya bergantian atau bagaimana ?
Penjawab : Maharani Bilqist Caroline/F44190079
Jawaban : Ya jadi memang di daerah studi ini penanamannya dilakukan secara
tumpang gilir dimana menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan
yang sama selama satu tahun untuk memperoleh lebih dari satu hasil
panen. Adapun persentase pada masa tanam 3 untuk jagung 30%, ubi
40% dan cabai 30%.
Nama/NIM : Ahmad Rijani Hasby/F44190092
Kelompok :1
Pertanyaan : Mengapa kelompok kalian memilih pompa dengan merek Grundfos,
apa spesifikasi yang menjadi pertimbangan?
Penjawab : Zayyaan Nabiila/F44190081
Jawaban : Pertimbangan kelompok kami dalam memilih pompa merek
GRUNDFOS adalah melihat dari total dynamic head yang telah
diperoleh dari perhitungan sumur sebelumnya. Kemudian dari nilai
tersebut dicocokkan dengan head yang sesuai pada spesifikasi pompa
yang ada maka dipilih merek tersebut dengan model SP 30-4 dan pompa
tersebut mempunyai debit 30 m3/jam serta tahan lama.

Nama/NIM : Hardiyan Yulianto/F44190077


Kelompok :2
Pertanyaan : Apakah ada pengaruh lain yang dapat mempengaruhi besarnya tenaga
yang diperlukan untuk pemompaan air?
Penjawab : Zayyaan Nabiila Khairunnisa/F44190081
Jawaban :Terdapat pengaruh lain yang akan mempengaruhi besar tenaga
pemompaan air diantaranya total head, efisiensi pemompaan, serta
faktor koreksi.

Tanggapan Pak Prastowo :


Penjelasan mengenai generator atau jenis pompa itu ada di Bab 6 mengenai
spesifikasi pompa dan tenaga mesin penggerak. Untuk perhitungan TDH, informasi
data yg kalian gunakan harus dapat dari mana dan atau sebagai apa. Seharusnya dibuat
skema penampangnya juga. Kemudian yang elevasi +21 itu harusnya dibarengi skema,
agar yang membaca atau melihat lebih mudah paham.

Tanggapan Pak Asep :


Tadi dilihat ada contoh yang berkaitan dengan bahasan, kemudian digambar
generator itu harusnya disesuaikan dengan spesifikasi, dan kebutuhan dilapangannya.
Seperti apa alasan kalian memilih generator tersebut apakah karena menyesuaikan
dengan daya, biaya atau lainnya. Usahakan jika menampilkan sesuatu harus detail dan
berkaitan dengan apa yang kalian sampaikan, semisal dengan H sekian debit akan
sekian maka daya yang dibutuhkan sekian. Jadi masukkan data-data yang perlu atau
penting dalam desain tersebut.

Anda mungkin juga menyukai