Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan adalah keadaan

sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara

sosial dan ekonomis. Sedangkan reproduksi menurut Koblinsky adalah kemampuan

perempuan hidup dari masa adolescence/ perkawinan tergantung mana yang lebih dahulu,

sampai dengan kematian, dengan pilihan reproduktif, harga diri dan proses persalinan yang

sukses serta relatif bebas dari penyakit ginekologis dan risikonya. Menurut WHO, kesehatan

reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan lingkungan serta

bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang

berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (Melyana, 2005).

Menurut WHO, remaja apabila anak telah mencapai umur 10-18 tahun. Menurut

Undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang

belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. Pada buku-buku Pediatri, pada umumnya

mendefi nisikan remaja remaja adalah bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun

untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki. Menurut Diknas, anak dianggap

remaja bila anak sudah berumur 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah

(Soetjiningsih, 2004).

Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,

fungsi dan proses reproduksi remaja. Berbagai permasalahan kesehatan reproduksi remaja

antara lain: kehamilan tidak dikehendaki, kehamilan dan persalinan usia muda,

ketergantungan napza meningkatkan resiko penyakit menular seksual (termasuk infeksi

HIV/AIDS), dan resiko terkena penyakit menular seksual.Permasalahan tersebut disebabkan

kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran untuk mencapai keadaan sehat secara
reproduksi.Orang tua yang diharapkan remaja dapat dijadikan tempat bertanya atau dapat

memberikan penjelasan tentang masalah kesehatan reproduksi, ternyata tidak banyak

berperan karena masalah tersebut masih dianggap tabu untuk dibicarakan dengan anak

remajanya. Guru, yang juga diharapkan oleh orang tua dan remaja dapat memberikan

penjelasan yang lebih lengkap kepada siswanya tentang kesehatan reproduksi, ternyata masih

menghadapi banyak kendala dari dalam dirinya, seperti: tabu, merasa tidak pantas, tidak tahu

cara menyampaikannya, tidak ada waktu, dan lain sebagainya. Solusi yang tepat untuk

menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan pemberian pendidikan mengenai kesehatan

reproduksi.

Menurut Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (2009:1)

bahwajumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia terdapat 43 juta atau 19,61% dari

jumlahpenduduk Indonesia sebanyak 220 juta. Sekitar 1 juta remaja pria (5%) dan 200 ribu

remajawanita (1%) menyatakan secara terbuka bahwa pernah melakukan hubungan

seksual.Sebanyak 8% pria umur 15-24 tahun telah menggunakan obat-obatan terlarang.

Sedangkanuntuk kasus HIV/AIDS dari 6987 penderita AIDS, 3,02% adalah kelompom usia

15-19tahun dan 54,77% adalah kelompok usia 20-29 tahun (Departemen Kesehatan

RI,September 2006). Ini terjadi karena pengetahuan merekamengenai kesehatan

reproduksimasih kurang. Sehingga sangat memerlukan perhatian dari semua pihak, karena

orang yang sehat aktivitas belajarnya akan baik. Apabila kasus remaja inidibiarkan, sudah

tentu akan merusak masa depan remaja khususnya mereka dan masa depankeluarga dan masa

depan bangsa Indonesia.

Indonesia saat ini mulai lebih memperhatikan masalah kesehatan reproduksi dengan

serius.Dengan PIK KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja)

yang merupakan salah satu program sub BKKBN, pemerintah mengupayakan agar remaja

tidak melewati masa remajanya dengan hal-hal yang tidak berguna. Karena pada masa-masa
remajalah kita mengalami proses pencarian jalan hidup yang seperti apa yang akan kita pilih.

Melalui program ini, agaknya pemerintah mulai concern melihat perkembangan zaman

instant yang serba canggih ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah di antaranya :

1. Bagaimanakah konsep remaja ?

2. Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan remaja ?

3. Apa yang dimaksud dengan menstruasi, mimpi basah dan masturbasi?

4. Bagaimana cara memelihara organ reproduksi ?

5. Apa yang dimaksud dengan seksualitas remaja ?

6. Apa yang dimaksud dengan penyimpangan perilaku seksual ?

7. Bagaimanakah konseling kesehatan reproduksi remaja ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini, yaitu :

1. Untuk mengetahui konsep remaja

2. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan remaja

3. Untuk mengetahui menstruasi dan mimpi basah

4. Untuk mengetahui cara memelihara organ reproduksi

5. Untuk mengetahui seksualitas remaja

6. Untuk mengetahui penyimpangan perilaku seksual

7. Untuk mengetahui konseling kesehatan reproduksi remaja

1.4 Manfaat Penulisan

1. Bagi Institusi Pendidikan


Hasil penulisan makalah ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan keilmuan

dimasa yang akan datang terutama pada pelayanan kebidanan .

2. Bagi Penulis

Penulisan makalah  yang dilakukan diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pemahaman mengenai kesehatan reproduksi remaja.

Anda mungkin juga menyukai