PENDAHULUAN
sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
perempuan hidup dari masa adolescence/ perkawinan tergantung mana yang lebih dahulu,
sampai dengan kematian, dengan pilihan reproduktif, harga diri dan proses persalinan yang
sukses serta relatif bebas dari penyakit ginekologis dan risikonya. Menurut WHO, kesehatan
reproduksi adalah kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan lingkungan serta
bukan semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
Menurut WHO, remaja apabila anak telah mencapai umur 10-18 tahun. Menurut
Undang-undang No. 4 tahun 1979 mengenai kesejahteraan anak, remaja adalah individu yang
belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. Pada buku-buku Pediatri, pada umumnya
mendefi nisikan remaja remaja adalah bila seorang anak telah mencapai umur 10-18 tahun
untuk anak perempuan dan 12-20 tahun untuk anak laki-laki. Menurut Diknas, anak dianggap
remaja bila anak sudah berumur 18 tahun yang sesuai dengan saat lulus sekolah menengah
(Soetjiningsih, 2004).
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem,
fungsi dan proses reproduksi remaja. Berbagai permasalahan kesehatan reproduksi remaja
antara lain: kehamilan tidak dikehendaki, kehamilan dan persalinan usia muda,
kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran untuk mencapai keadaan sehat secara
reproduksi.Orang tua yang diharapkan remaja dapat dijadikan tempat bertanya atau dapat
berperan karena masalah tersebut masih dianggap tabu untuk dibicarakan dengan anak
remajanya. Guru, yang juga diharapkan oleh orang tua dan remaja dapat memberikan
penjelasan yang lebih lengkap kepada siswanya tentang kesehatan reproduksi, ternyata masih
menghadapi banyak kendala dari dalam dirinya, seperti: tabu, merasa tidak pantas, tidak tahu
cara menyampaikannya, tidak ada waktu, dan lain sebagainya. Solusi yang tepat untuk
reproduksi.
bahwajumlah remaja umur 10-19 tahun di Indonesia terdapat 43 juta atau 19,61% dari
jumlahpenduduk Indonesia sebanyak 220 juta. Sekitar 1 juta remaja pria (5%) dan 200 ribu
Sedangkanuntuk kasus HIV/AIDS dari 6987 penderita AIDS, 3,02% adalah kelompom usia
15-19tahun dan 54,77% adalah kelompok usia 20-29 tahun (Departemen Kesehatan
reproduksimasih kurang. Sehingga sangat memerlukan perhatian dari semua pihak, karena
orang yang sehat aktivitas belajarnya akan baik. Apabila kasus remaja inidibiarkan, sudah
tentu akan merusak masa depan remaja khususnya mereka dan masa depankeluarga dan masa
Indonesia saat ini mulai lebih memperhatikan masalah kesehatan reproduksi dengan
serius.Dengan PIK KRR (Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja)
yang merupakan salah satu program sub BKKBN, pemerintah mengupayakan agar remaja
tidak melewati masa remajanya dengan hal-hal yang tidak berguna. Karena pada masa-masa
remajalah kita mengalami proses pencarian jalan hidup yang seperti apa yang akan kita pilih.
Melalui program ini, agaknya pemerintah mulai concern melihat perkembangan zaman
2. Bagi Penulis