Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari
berbagai peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap
siswa dituntut untuk dapat berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang
berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap berbagai aturan
dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa disebut disiplin siswa.
Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya yang berupaya
mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha
sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat
mendorong siswa untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata
tertib yang berlaku di sekolah. Yang dimaksud dengan aturan sekolah (school
rule) tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian (standards of clothing),
ketepatan waktu, perilaku social dan etika belajar/kerja.
Pengertian disiplin sekolah kadang kala diterapkan pula untuk memberikan
hukuman (sanksi) sebagai konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski
kadang kala menjadi kontroversi dalam menerapkan metode pendisiplinannya,
sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan fisik (physical
maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (psychologicalmaltreatment).
Bahasa Indonesia 1
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui faktor – faktor penyebab lunturnya kedisiplinan. Untuk
mengetahui upaya – upaya sekolah untuk meningkatkan disiplin siswa. Untuk
mengetahui mampukah kegiatan MOS yang dilakukan sekolah untuk
meningkatkan disiplin siswa.
1.4 Manfaat
Penulisan Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah mengetahui faktor –
faktor apa saja penyebab tidak disiplinnya siswa, upaya – upaya apa saja yang
mampu dilakukan sekolah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dan
mampukah kegiatan MOS yang dilakukan setiap awal tahun ajaran baru
meningkatkan kedisiplinan siswa.
Bahasa Indonesia 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor – faktor apa saja yang menyebabkan lunturnya kedisiplinan siswa
Bahasa Indonesia 3
(1986:14), Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui
proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Sedangkan menurut
Wikipedia (1993:119) tujuan disiplin sekolah adalah untuk menciptakan
keamanan dan lingkungan belajar yang nyaman terutama di kelas. Di dalam
kelas, jika seorang guru tidak mampu menerapkan disiplin dengan baik maka
siswa mungkin menjadi kurang termotivasi dan memperoleh penekanan tertentu,
dan suasana belajar menjadi kurang kondusif untuk mencapai prestasi belajar
siswa. Sebutan orang yang memiliki disiplin biasanya tertuju kepada orang yang
selalu hadir tepat waktu, taat terhadap aturan, berperilaku sesuai dengan norma-
norma yang berlaku, dan sejenisnya. Sebaliknya, sebutan orang yang kurang
disiplin biasanya ditujukan kepada orang yang kurang atau tidak dapat menaati
peraturan dan ketentuan berlaku, baik yang bersumber dari masyarakat,
pemerintah atau peraturan yang ditetapkan oleh suatu lembaga tertentu, misalnya
sekolah. Maman Rachman (1999:83) mengemukakan bahwa tujuan disiplin
sekolah adalah :
(1) memberi dukungan bagi terciptanya perilaku yang tidak menyimpang,
(2) mendorong siswa melakukan yang baik dan benar,
(3) membantu siswa memahami dan menyesuaikan diri dengan tuntutan
lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah, dan
(4) siswa belajar hidup dengan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat
baginya serta lingkungannya.
Membicarakan disiplin siswa, tidak terlepas dari persoalan prilaku negatif pada
diri siswa, yang akhir-akhir ini semakin memprihatinkan. Berbagai tindak negatif
dilakukan para pelajar di sekolah dari nyontek, bolos, memeras, sampai
pelanggaran diluar sekolah seperti buat geng, berkelahi (tawuran)
penyalahgunaan narkoba, sex bebas, mencuri sampai pada pelanggaran-
pelanggaran yang lebih membahayakan/merugikan diri sendiri dan orang lain.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor
lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah
merupakan salah satu faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi
Bahasa Indonesia 4
perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa berinteraksi dengan para guru yang
mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan perkataan para guru
yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap masuk
begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi
pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru
tersebut pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di
sekolah. Semua bentuk ketidak disiplinan siswa di sekolah tentunya memerlukan
upaya penanggulangan dan pencegahan.
Beberapa usaha yang dapat dilakukan sekolah adalah;
1. Guru hendaknya bisa menjadi contoh dalam berdisiplin, misalnya tepat waktu.
Siswa tidak akan memiliki disiplin manakala melihat gurunya sendiri juga tidak
disiplin. Guru harus menghindari kebiasaan masuk menggunakan jam karet,
molor dan selalu terlambat masuk kelas.
2. Memberlakukan peraturan tata tertib yang jelas dan tegas, sehingga mudah untuk
diikuti dan mampu menciptakan suasana kondusif untuk belajar
3. Secara konsisten para guru terus mensosialisasikan kepada siswa tentang
pentingnya disiplin dalam belajar untuk dapat mencapai hasil optimal, melalui
pembinaan dan yang lebih penting lagi melalui keteladanan.
Bahasa Indonesia 5
relatif lebih banyak dibandingkan dengan lingkungan sekolah sebelumnya. Yang
dimaksud dengan orientasi adalah perkenalan. Perkenalan ini meliputi
lingkungan fisik sekolah dan lingkungan sosial sekolah. Lingkungan fisik
sekolah meliputi prasarana dan sarana sekolah, seperti jalan menuju sekolah,
halaman sekolah, tempat bermain di sekolah, lapangan olahraga, gedung dan
perlengkapan sekolah, serta fasilitas-fasilitas lain yang disediakan di sekolah.
Sedangkan lingkungan sosial sekolah meliputi kepala sekolah, guru, tenaga
kependidikan selain guru, teman sebaya seangkatan, dan siswa senior di sekolah.
Tujuan orientasi siswa baru adalah sebagai berikut:
1. Agar siswa mengenal lebih dekat mengenai diri mereka sendiri di tengah-tengah
lingkungan barunya.
2. Agar siswa mengenal lingkungan sekolah, baik lingkungan fisiknya maupun
lingkungan sosialnya.
3. Pengenalan lingkungan sekolah sangat penting bagi siswa dalam hubungannya
dengan:
a. Pemanfaatan semaksimal mungkin layanan yang diberikan oleh sekolah.
b. Sosialisasi diri dan pengembangan diri secara optimal.
c. Menyiapkan siswa secara fisik, mental, dan emosional agar siap menghadapi
lingkungan baru sekolah. Bagi siswa sendiri, orientasi siswa baru berfungsi
sebagai:
1. Wahana untuk menyatakan dirinya dalam konteks keseluruhan lingkungan
sosialnya.
2. Wahana untuk mengenal bagaimana lingkungan barunya serta siapa dan apa
saja yang ada di sana sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
menentukan sikap.
3. Bagi personalia sekolah dan lembaga kependidikan, dengan mengetahui siapa
siswa barunya, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam memberikan
layanan-layanan yang mereka butuhkan.
4. Bagi para siswa senior, dengan adanya orientasi siswa baru, akan mengetahui
lebih dalam mengenai siswa penerusnya di sekolah tersebut.
Bahasa Indonesia 6
Hal ini sangat penting terutama berkaitan dengan estafet kepemimpinan
organisasi siswa di sekolah tersebut. Pada hari-hari pertama di sekolah, siswa
menghadapi hal-hal yang serba baru. Karena itu, rasa ingin tahu mereka terhadap
lingkungan baru tersebut sangat besar. Siapa saja guru di sekolah tersebut, siapa
saja pejabat-pejabat di sekolah tersebut, bagaimana penampilan orangnya, apa
yang menjadi keahlian gurunya, serta bidang studi apa yang akan diajarkan
adalah pertanyaan-pertanyaan yang seringkali ingin diketahui oleh siswa baru.
Para siswa baru juga seringkali tidak sabar dengan keingintahuannya tentang
perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah, serta berbagai jenis layanan yang
didapatkan di sekolah. Hal itu wajar mengingat lingkungan baru sekolah yang
lebih tinggi dibandingkan sekolah mereka sebelumnya, menimbulkan persepsi
lebih bagi siswa terhadap sekolah barunya. Tidak jarang siswa baru sebenarnya
sudah mengenal sekolah tersebut melalui brosur, berita di koran, serta cerita dari
teman-temannya sehingga dia ingin mengetahui kenyataan sekolah tersebut
begitu dia diterima sebagai siswanya. Oleh karena itu, pada hari-hari pertama di
sekolah, siswa diperkenalkan secara menyeluruh dan global mengenai
sekolahnya, personalianya, jenis-jenis layanan yang dapat dimanfaatkan, dan
sebagainya. Perkenalan secara menyeluruh tersebut dilakukan bersama dengan
penerimaan siswa secara resmi oleh kepala sekolah. Pada penerimaan siswa
secara resmi, siswa dikumpulkan di gedung pertemuan yang dapat menampung
mereka secara keseluruhan. Di depan para siswa, kepala sekolah duduk bersama
guru-guru dan karyawan sekolah. Dengan demikian, pada saat mereka
diperkenalkan, para siswa akan dapat melihat mereka dengan mudah. Jika
gedung pertemuan sekolah tidak cukup untuk menampung seluruh siswa,
penerimaan siswa secara resmi dan perkenalan secara garis besar bisa
dilaksanakan di lapangan atau halaman sekolah. Penerimaan secara resmi dapat
dilakukan melalui upacara resmi di sekolah. Pada saat penerimaan siswa secara
resmi tersebut, kepala sekolah memberikan sambutan penerimaan. Isi sambutan
penerimaan antara lain sejarah singkat sekolah, prestasi-prestasi yang pernah
diraih sekolah, serta pernyataan penghargaan kepada siswa yang telah memilih
sekolah tersebut. Selanjutnya, kepala sekolah memperkenalkan wakil kepala
Bahasa Indonesia 7
sekolah, guru-guru beserta keahlian dan pengalamannya, personalia sekolah
dengan jenis-jenis layanan yang akan diberikan, tokoh-tokoh organisasi siswa,
dan sebagainya. Masa orientasi siswa adalah kelanjutan dari orientasi hari-hari
pertama masuk sekolah. Jika pada hari-hari pertama masuk sekolah siswa
diperkenalkan dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial sekolah secara
global, pada masa orientasi siswa ini mereka diperkenalkan secara rinci.
Lingkungan sekolah yang diperkenalkan secara rinci tersebut adalah peraturan
dan tata tertib sekolah, guru dan personalia sekolah, perpustakaan sekolah,
laboratorium sekolah, kafetaria sekolah, bimbingan dan konseling, layanan
kesehatan sekolah, layanan asrama sekolah, orientasi program studi, cara belajar
yang efektif dan efisien, dan organisasi siswa.
1. Peraturan dan Tata Tertib Sekolah Para siswa baru perlu diperkenalkan dengan
tata tertib sekolah karena tata tertib sekolah mengatur perilaku siswa di sekolah.
Tata tertib sekolah yang harus dipatuhi oleh siswa di antaranya:
a. Siswa wajib berpakaian sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh sekolah.
b. Siswa wajib memelihara dan menjaga kebersihan dan ketertiban, serta
menjunjung tinggi nama baik sekolah.
c. Siswa harus hadir di sekolah paling lambat lima menit sebelum pelajaran
dimulai.
d. Siswa harus siap menerima pelajaran yang telah ditetapkan sekolah. e. Selama
jam sekolah berlangsung, siswa dilarang meninggalkan sekolah tanpa izin
kepala sekolah.
f. Setiap siswa yang tidak dapat mengikuti pelajaran harus menunjukkan
keterangan yang sah.
g. Pelanggaran atas tata tertib sekolah bisa menjadi penyebab dikeluarkannya
siswa dari sekolah setelah mendapat peringatan lisan, tertulis, dan skorsing
sementara.
2. Guru dan Personalia Sekolah Para siswa harus diperkenalkan kepada guru-guru
dan personalia sekolah secara detail. Perkenalan ini meliputi tempat dan tanggal
lahir, status, jumlah anak, alamat, latar belakang pendidikan, bidang keahlian,
Bahasa Indonesia 8
pengalaman, prestasi-prestasi yang pernah dicapai, dan karya-karyanya.
Perkenalan secara detail itu penting agar siswa mengetahui lebih banyak tentang
gurunya dan personalia sekolah. Siswa akan mengetahui kepada guru mana dia
harus menanyakan mata pelajaran yang tidak diketahuinya. Dia juga mengetahui
kepada siapa mengadukan masalah yang dialaminya. Orientasi terhadap guru dan
personalia sekolah ini juga menyangkut struktur mereka dalam organisasi
sekolah serta deskripsi tugas dan tanggung jawab masing-masing. Pemahaman
mengenai struktur organisasi sekolah ini akan mengantarkan siswa pada
pemahaman mengenai hubungan organisasional di sekolah. Dengan demikian,
siswa dapat memanfaatkan layanan-layanan pendidikan yang disediakan sekolah.
Bahasa Indonesia 9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kedisiplinan merupakan faktor yang sangat penting di lingkungan sekolah.
Sebelum kita meningkatkan kedispilinan kita terlebih dahulu harusmengetahui
faktor – faktor apa sajayang menyebabkan lunturnya kedisiplinan. Setelah itu
baru kita mencari tahu bagaimana upaya – upaya untuk meningkatkan
kedispilinan dan salah satunya dengan diadakannya kegiatan MOS yang
dilakukan setiap tahun sebagai alat pengenalan siswa – siswi baru tentang
sekolah mereka. Sehingga dalam meneggakkan kedisiplinan tidak hanya dituntut
satu pihak saja, harus dilaksanakan oleh seluruh pihak – pihak yang ada
dilingkungan sekolah.
3.2 Saran
Kedisplinan harus lebih ditingkatkan demi terciptanya ketertiban dilingkungan
sekolah. Sehingga harus di ciptakannya peraturan yang berisi sanksi – sanksi
yang tegas, masuk akal dan tidak melanggar Hak Asasi Manusia mana pun.
Bahasa Indonesia 10
DAFTAR PUSTAKA
http://casblogjing.blogspot.com/2013/03/pengertian-kedisiplinan.html
http://warnet178meulaboh.blogspot.com/2013/04/karya-ilmiah-kedisiplinan_8.html
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2179172-ruang-lingkup-manajemen-
kesiswaan
http://osissmp247.blogspot.com/2011/06/masa-orientasi-siswa-baru.html
Bahasa Indonesia 11