Anda di halaman 1dari 6

KEPUTUSAN PUSKESMAS……………………

NOMOR : ………………………………….
TENTANG
KAWASAN TANPA ROKOK

KEPALA PUSKESMAS…………………………….

MENIMBANG : a. bahwa guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial bagi setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis diperlukan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan setiap orang untuk membiasakan pola hidup sehat;
b. bahwa merokok menyebabkan terganggunya atau menurunnya kesehatan
perokok maupun masyarakat yang bukan perokok akibat ikut terpapar asap
rokok orang lain;
c. Bahwa rumah sakit sebagai pelayanan kesehatan lingkungan Puskesmas
harus terbatas dari asap rokok;
d. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Kepala Puskesmas
tentang Kawasan tanpa rokok;

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Peraturan Pemerintah nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
3. Permenkes nomor 47 tahun 2018 tentang Fasyankes;
4. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 52 tahun 2018 tentang kesehatan dan
keselamatan kerja di Puskesmas;
5. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Nomor 188/MENKES/PB/I/2011 dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kawasan Tanpa Rokok
6. Permen Lingkungan Hidup nomor 24 tahun 2021 tentang persyaratan
lingkungan;
7. Surat Keputusan Bupati Nomor : .......................... tentang pengangkatan
kepala puskesmas...................;
8. Surat Ijin operasional Puskesmas nomor .....................;
MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : KEPUTUSAN PUSKESMAS…………… TENTANG KAWASAN TANPA ASAP DAN ROKOK.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang
dihasilkan dari tanaman nicotiana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya
yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
2. Merokok adalah kegiatan membakar rokok dan/atau menghisap asap rokok.
3. Perokok aktif adalah setiap orang yang membakar rokok dan/atau secara langsung menghisap asap
rokok yang sedang dibakar.
4. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok namun terpaksa menghisap atau menghirup asap
rokok orang lain.
5. Asap Rokok Orang Lain (AROL) adalah asap yang keluar dari rokok yang dibakar dan yang
dihembuskan oleh orang lain.
6. Kawasan Tanpa Rokok yang selanjutnya disingkat KTR adalah ruangan atau area yang dinyatakan
dilarang untuk kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi dan/atau penggunaan rokok
7. Penyelenggaraan Kawasan Tanpa Rokok adalah serangkaian kegiatan yang meliputi penetapan
Kawasan Tanpa Rokok, pemanfaatan Kawasan Tanpa Rokok, dan pengendalian pemanfaatan
Kawasan Tanpa Rokok.
8. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
9. Pimpinan atau penanggungjawab Kawasan Tanpa Rokok adalah orang yang karena jabatannya,
memimpin dan/atau bertanggungjawab atas kegiatan dan/atau usaha di kawasan yang ditetapkan
sebagai Kawasan Tanpa Rokok (KTR).

BAB II
AZAZ DAN TUJUAN KAWAN TANPA ROKOK
Pasal 2

Penetapan Kawasan Tanpa Rokok berasaskan:


1. kepentingan kualitas kesehatan manusia;
2. kelestarian dan keberlanjutan ekologi;
3. perlindungan hukum;
4. keseimbangan antara hak dan kewajiban;
5. keterpaduan;
6. keadilan;
7. keterbukaan dan peran serta; dan
8. akuntabilitas.

Pasal 3

Penetapan Kawasan Tanpa Rokok bertujuan:


1. Terciptanya ruang dan lingkungan yang bersih dan sehat;
2. memberikan perlindungan kepada masyarakat dari dampak buruk rokok baik langsung maupun
tidak langsung;
3. menciptakan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat; dan
4. melarang /menghilangkan produksi, penjualan, iklan, promosi dan/atau penggunaan rokok di
lingkungan Puskesmas.

BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4

Setiap orang berhak atas :


1. Udara yang bersih dan sehat serta bebas dari asap rokok;
2. informasi dan edukasi yang benar mengenai bahaya asap rokok bagi kesehatan;
3. informasi mengenai Kawasan Tanpa Rokok; dan
4. peran serta aktif dalam proses penetapan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan Kawasan
Tanpa Rokok

Pasal 5

Setiap orang dan/atau pihak-pihak yang berada di lingkungan Puskesmas wajib mematuhi ketentuan
larangan di tempat atau area yang dinyatakan sebagai Kawasan Tanpa Rokok.

BAB IV
PENETAPAN KAWASAN TANPA ROKOK
Pasal 6

Dengan Peraturan Kepala Puskesmas ini menetapkan seluruh Kawasan atau lingkungan Puskesmas sebagai
Kawasan Tanpa Rokok.
BAB V
PENYELENGGARAAN KAWASAN TANPA ROKOK
Pasal 7

1. Pada tempat-tempat yang telah ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6, wajib dipasang pengumuman dan tanda larangan kegiatan produksi, penjualan,
iklan, promosi dan/atau pengggunaan rokok.
2. Pengumuman dan tanda-tanda larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dipasang di
lokasi-lokasi yang berpencahayaan cukup serta mudah terlihat dan terbaca.
3. Pemasangan pengumuman dan tanda-tanda larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi
tanggung jawab unit kerja dan komite yang ditetapkan oleh Puskesmas.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai bentuk, ukuran, warna dan persyaratan pengumuman dan tanda-
tanda larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyesuaikan dengan peraturan yang
berlaku.

Ketentuan Larangan
Pasal 8

1. Setiap orang atau pihak-pihak yang berada dirumah sakit dilarang memproduksi, menjual,
mengiklankan, dan/atau mempromosikan produk tembakau di seluruh Kawasan atau lingkungan
Puskesmas.
2. Larangan kegiatan produksi, penjualan, promosi, dan iklan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diberlakukan hingga pagar/batas terluar Puskesmas;
3. Setiap orang dilarang merokok di seluruh Kawasan dan lingkungan Puskesmas.

BAB VI
PENGENDALIAN KAWASAN TANPA ROKOK
Pasal 9

1. Pengendalian Penyelengaraan Kawasan Tanpa Rokok diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan


dan penertiban.
2. Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk mengetahui:
a. ketaatan setiap orang atau pihak-pihak yang berada di Puskesmas terhadap ketentuan
larangan merokok; dan
b. Ketaatan pimpinan atau penanggungjawab Kawasan Tanpa Rokok terhadap ketentuan dan
persyaratan penyelenggaraan Kawasan Tanpa Rokok.
3. Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a dilaksanakan oleh semua pihak
yang berada di lingkungan Puskesmas mulai dari staf medis dan non medis, seluruh pengunjung
Puskesmas dan seluruh pasien Puskesmas ikut berperan dalam
mentaati peraturan yang dibuat untuk mencapai kawasan tanpa rokok, dengan cara tidak merokok
pada saat berada di area Puskesmas………..
4. Petugas Keamanan atau karyawan wajib memberitahukan adanya larangan merokok di sekitar area
Puskesmas apabila masih ditemukannya pengunjung Puskesmas yang merokok.
5. Petugas keamanan Puskesmas berhak melakukan tindakan peneguran kepada pengunjung, keluarga
dan pasien maupun karyawan Puskesmas.
6. Apabila ada karyawan yang diketahui merokok di area Puskesmas, maka diberikan sanksi sesuai
dengan Peraturan Kepegawaian.

BAB VII
PELAPORAN
Pasal 10

1. Pelaporan pengawasan Kawasan tanpa rokok dilakukan unit kerja yang ditunjuk oleh kepala Puskesmas.
2. Pelaporan pengawasan diberikan setiap bulan, Triwulan, semester dan tahunan serta dilakukan
evaluasi kebijakan Kawasan tanpa rokok setiap tahun sekali

BAB IX
SANKSI
Pasal 11

Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 6 dikenakan sanksi berupa:


a. Teguran untuk mematuhi larangan; dan
b. dalam hal teguran sebagaimana dimaksud pada huruf a tidak dihiraukan, maka kepada pelanggar
diperintahkan untuk meninggalkan Kawasan Tanpa Rokok.

BAB X
PENUTUP
Pasal 12

Peraturan kepala Puskesmas ini berlaku pada tanggal ditetapkan.


Ditetapkan di …………………..
Pada tanggal …………………………
KEPALA PUSKESMAS
……………………………

Nama kepala Puskesmas


NIP………………….

Tembusan :
1. Seluruh Unit Kerja
2. Tim Keselamatan dan Kesehatan Kerja RS
3. Arsip

Anda mungkin juga menyukai