Anda di halaman 1dari 4

NAMA:PUTRI HANDAYANI

NIM:21018023

KLS:K2-21

TGS:DDIP

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berkembangnya Masalah Pendidikan di Indonesia

Perkembangan Nilai Budaya dan Seni 

Perkembangan Nilai Budaya

Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat,
lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan
(believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya
sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. (Ardian,
2013). Nilai nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu
yang nampak sebagai acuan pokok motto suatu lingkungan atau organisasi. Ada tiga hal yang
terkait dengan nilai-nilai budaya yaitu

(1). Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas);

(2) Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut; dan

(3) Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka acuan
dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).

Perkembangan Seni

Kesenian merupakan aktivitas berkreasi manusia, secara individual ataupun kelompok yang
menghasilkan sesuatu yang indah. Berkesenian menjadi kebutuhan hisup manusia. Malalui
kesenian manusia dapat menyalurkan dorongan berkreasi (mencipt) yang bersifat orisinil
(bukan tiruan) dan dorongan spontanitas dalam menemukan keindahan. Seni membutuhkan
pengembangan.

Masalah kependudukan dan kependidikan bersumber pada 2 hal, yaitu:

pertambahan penduduk adalah sebagai berikut: Dari sekarang hingga abad XXI, terus menerus
bahan pendudukan akan terjadi pertambahan jumlah penduduk meskipun gerakan berhasil.
Sebabnya karena tingkat kematian menurun labih cvepat yaitu sebesar  4.5 % dari turunnya
tinggi kelahiran, yait6u sebesar 3,5 %. Hal tersebut juga mengakibatkan berubahnya susunan
umur  penduduk. Dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka penyedian prasarana dan
sarana pendidikan serta komponen penunjang terselenggaranya pendidikan harus ditambah.
Dan ini berarti beban pembangunan nasional menjadi bertambah. Dan juga terjadi pergeseran
permintaan akan fasilitas pendidikan, yaitu untuk sekolah lanjutan cenderung lebih meningkat
dibanding dengan permintaan akan fasilitas sekolah dasar. Jika daya tampung suatu sekolah
tidak memadai, maka akan banyak peserta didik yang terlantar atau tidak bersekolah. Hal ini
akan menimbulkan masalah pemerataan pendidikan. Tetapi apabila jumlah dan daya tampung
suatu sekolah dipaksakan, maka akan terjadi ketidakseimbangan antara tenaga pengajar
dengan peserta didik. Jika keadaan ini dipertahankan, maka mutu dan relevansi pendidikan
tidak akan dapat dicapai dengan baik. Sebagai akibat lanjutan, permintaan untuk lanjut ke
perguruan tinggi juga meningkat, khusus untuk penduduk usia tua yang jumlahnya meningkat
perlu disediakan pendidikan nonformal.

Penyebaran Penduduk

Penyebaran penduduk diseluruh pelosok tanah air  tidak merata. Ada daerah yang dapat
penduduk, terutama dikota-kota besar dan daerah yang padat penduduk, terutama dikotakota
besar dan daerah yang penduduknya jarang yaitu didaerah pedalaman khususnya didaerah
terpencil yang berlokasi dipegunungan dan pulau-pulau. Sebaran penduduk seperti
digambarkan itu menimbulkan kesulitan dalam hal penyediaan dan penempatan guru.
Disamping sebaran penduduk seperti digambarkan itu dengan pols yang static (di kota padat, di
desa jarang) juga perlu diperhitungkan adanya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota
(urbanisasi) yang terusw menerus terjadi. Peristiwa ini menimbulkan pola yang dinamis dan
labil yang lebih menyulitkan perencanaan penyediaan sarana pendidikan. Pola yang labil ini juga
merusak pola pasaran kerja yang seharunya menjadi acuan dalam pengadaan acuan dalam
pengadaan tenaga kerja.

Aspirasi Masyarakat 

Dalam dua warsa terakhir ini, aspirasi masyarakat dalam banyak hal meningkat, khususnya
aspirasi terhadap pendidikan hidup yang sehat, aspirasi terhadap pekerjaan, kesemuanya ini
mempengaruhi peningkatan aspirasi terhadap pendidikan. Pendidikan dianggap memberikan
jaminan bagi peningkatan taraf hidup dan pendakian ditangga social. Sebagai akibat dari
meningkatnya aspirasi terhadap pendidikan maka orang tua mendorong anaknya untuk
bersekolah, agar nantinya anak-anaknya memperoleh pekerjaan yang lebih baik daripada orang
tuanya sendiri. Apa akibat yang timbul dari perubahan social tersebut? Gejala yang timbul ialah
membanjinya pelamar pada sekolah-sekolah. Arus pelajar menjadi meningkat. Di kota-kota, di
samping pendidikan formal mulai bermunculan beraneka ragam penidikan nonformal.
Kecendrungan aspirasi masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun sudah terlihat.
Masyarakat sudah melihat bahwa pendidikan akan lebih menjamin memperoleh pekerjaan
yang layak dan menetap atau akan meningkatkan status sosial mereka.
Peningkatan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan ini akan mengakibatkan anak-anak (juga
remaja dan dewasa) akan menyerbut dan membanjiri sekolah (lembaga pendidikan). Kondisi
seperti ini akan menimbulkan berbagai masalah seperti sistem seleksi siswa / mahasiswa baru,
ratio guru-ssiwa, waktu belajar, permasalahan akan terus berkembang karena saling kait seperti
yang telah dikemukakan pada Bab terdahulu.

Keterbelakang Budaya dan Sarana Kehidupan 

Keterbelakang budaya adalah suatu istilah yang diberikan oleh sekelompok masyarkat (yang
menganggap dirinya sudah maju) kepada masyarakat lain pendukung suatu budaya,
kebudayaanya dipadang sebagai sesuatu yang bernilai dan baik. Terlepas dari kenyataan
apakah kebudayaannya tersebut tradisional atau sudah ketinggalan zaman. Karena itu penilaian
dari masyarakat luar itu dianggap subjektif. Semestinya masyarakat luar bukan harus
menilainya hanya melihat bagaimana kesesuaian kebudayaan tersebut dengan tuntutan zaman.
Dan bukankah pendidikan mempunyai misi sebagai transformasi budaya (dalam hali ini adalah
kebudayaan nasional). Sebab sebagai system pendidikan yang tangguh adalah yang bertumpu
pada intinya sehingga tidak pernah ketinggalan zaman. Jika system pendidikan dapat
menggapai masyarakat terbelakang kebudayaannya berarti melibatkan mereka untuk berperan
serta dalam pembangunan. Keadaan seperti ini, sudah jelas akan menimbulkan masalah bagi
pendidikan. Masyarakat kita yang umumnya berada didaerah terpencil, yang ekonominya
lemah dan kurang terdidik akan mengalami keterbelakangan budaya dan sarana kehidupan.
Keadaan seperti ini, sudah jelas akan menimbulkan masalah bagi pendidikan , permasalahannya
antara lain bagaimana menyadarkan mereka akan keterbelakangan/ketinggalannya bagaimana
cara menyediakan sarana kehidupan dengan lebih baik, khususnya bagaimana sistem
pendidikan dapat menjangkau dan melibatkan mereka sehingga mereka keluar dari
keterbelakangan tersebut.

Makna yang saya tangkap daridiskusi atau materi ini adalah:

Permasalahan Atual Pendidikan dan Penaggulangannya

Permasalahan Aktual Pendidikan di Indonesia 

Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang
diharapkan dengan hasil yang dapat dari proses pendidikan. Permasalahan aktual berupa
kesenjangan –kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan terasa mendesak untuk
ditanggulangi. Beberapa masalah aktual pendidikan yang akan dikemukakan meliputi
masalahmasalah keutuhan pencapaian sasaran, kurikulum, peranan guru pendidikan dasar 9
tahun, dan pendayagunaan teknologi pendidikan. Dahulu sebuah sekoplah sudah dapat
beroperasi jika ada murid , guru,dan ruangan tempat belajar dengan beberapa sarana
seperlunya. Guru merupakan satu-satunya sumber , ia menjadi pusat tempat bertanya. TugaS
guru memberikan ilmu pengetahuan kepada murid. Cara demikian dipandang sudah memadai
karena ilmu pengetahuan guru dalam berkembang. Cakupannya masih terbatas.

Guru mendudukan dirinya hanya sebagai bagian dari sumber belajar. Beraneka ragam sumber
belajar yang hanya justru dapat ditemukan diluar diri guru seperti perpustakaan, taman bacaan,
museum, toko buku, berbagai  media massa, lembaga-lembaga sosial, orang-orang pintar,
kebun binatang, alam dan lingkungan sekitar, dan lain-lain. Sebagaimana Comenius pernah
mengingatkan bahwa alam ini adalah buku besar yang sangat lengkap isinya.

Masalah Pendidikan Dasar 9 Tahun 

Keberadaan pendidikan dasar 9 tahun mempunyai landasan yang kuat. UU RI Nomor 2 Tahun
1989 Pasa; 6 menyatakan tentang hak warga negara untuk mengikuti pendidikan
sekurangkurangnya tamat pendidikan dasar, dan Pasal 13 menyatakan tujuan pendidikan dasar,
Pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan 6 tahun di SD dan program  pendidikan 3 tahundo SLTP,
pasal 3 memuat tujuan pendidikan dasar yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada
peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggita masyarakat, warga
negara, dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan menengah.

Upaya Penanggulangan 

Beberpa upaya yang perlu dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah aktual seperti
telah dikemukakan pada butir 1, anatara lain sebagai berikut: 

Pendidikan afektif perlu ditingkatkan secara terprogram tidak cukup berlangsung hanya secara
insidental.

Pelaksanaan Ko dan ekstrakulikuler dipekerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya


diperhitungkan dalam menetapkan nilai akhir ataupun pelulusan.

Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi dengan yang
akan terjun ke masyarakat merupakan hal yang prinsip karena pada dasarnya tidak semua siswa
secara potensial mampu belajar di perguruan tinggi.

Oleh karena itu perlu disusun rancangan yang mantap untuk itu. Misalnya anatara lain sekolah
menengah kejuruan tingkat atas diperbanayak denagn berbagai jenisnya . di segi lain pendirian
perguruan tinggi swasta dibatasi dan akreditasi terhadap PTS diperketat.

Pendidikan tenaga kependidikan (prajabatan dan dalam jabatan) perlu diberi perhatian khusus,
oleh karena tenaga kependidikan khususnya guru menjadi penyebab utama lahirnya sumber
daya manusia yang berkualitas untuk pembanguanan.

Anda mungkin juga menyukai