Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Global
(M. Umar Syahid 3211419058)
Pemanasan global (global warming) adalah suatu bentuk ketidakseimbangan
ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata di atmosfer, laut,
dan daratan di bumi. Selama kurang lebih sepuluh dekade terakhir, suhu rata-rata di
permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C. Meningkatnya suhu rata-rata
permukaan bumi yang terjadi diakibatkan meningkatnya emisi gas rumah kaca, seperti
karbon dioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur
heksafluorida di atmosfer. Emisi ini terutama dihasilkan dari proses pembakaran bahan
bakar fosil serta akibat dari pembakaran hutan.
Ketika atmosfer dipenuhi gas-gas rumah kaca, maka gas rumah kaca tersebut akan
menahan lebih banyak panas dari Matahari yang dipancarkan ke Bumi. Bumi memanas
akibat dari sinar matahari yang sudah masuk ke bumi tidak bisa keluar karena gas-gas
rumah kaca ini membentuk lapisan di atmosfer yang memantulkan sinar matahari kembali
ke bumi. Hal ini akan menyebabkan meningkatnya suhu di permukaan bumi.
Bumi secara konstan menerima energi panas, kebanyakan dari sinar matahari
tetapi sebagian juga diperoleh dari bumi itu sendiri, yakni melalui energi yang dibebaskan
dari proses radioaktif. Radiasi sinar tampak dan sinar ultraviolet dipancarkan dari
Matahari ke Bumi. Radiasi sinar tersebut sebagian dipantulkan oleh atmosfer dan
sebagian sampai ke permukaan bumi. Di permukaan bumi sebagian radiasi sinar tersebut
ada yang dipantulkan dan ada yang diserap oleh permukaan bumi dan
menghangatkannya, namun apabila panas dari Matahari berlebihan maka akan
menyebabkan suhu di permukaan bumi meningkat.
Pemanasan global diperkirakan telah menyebabkan perubahan-perubahan sistem
terhadap ekosistem di bumi, antara lain perubahan iklim yang ekstrim, mencairnya es di
kutub sehingga permukaan air laut naik,meningkatnya suhu air laut, serta perubahan
jumlah dan pola presipitasi. Adanya perubahan sistem dalam ekosistem ini memberikan
dampak pada kesehatan manusia dan lingkungan hidup di bumi ini.
Menurut NASA permukaan es di bumi berkurang drastis, area es semestinya
berfungsi sebagai pendingin udara di seluruh permukaan bumi. Permukaan es di bumi
bekerja dengan memantulkan kembali sinar matahari sehingga suhu bumi tetap stabil.
Namun seiring berjalannya waktu, permukaan es semakin berkurang bahkan suatu saat
akan menghilang. Hal ini disebabkan karena penggunaan bahan bakar yang terus
meningkat dan merupakan penyumbang terbesar karbondioksida yang merupakan sumber
utama meningkatnya suhu udara di bumi.
Pemansan global juga berdampak pada lingkungan seperti cuaca ekstrim yang
berubah tidak menentu, contohnya hujan deras masih sering datang meski sudah
memasuki bulan yang seharusnya sudah terhitung musim kemarau dan kemarau yang
berkepanjangan walaupun sudah memasuki musim hujan.
Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung meningkat.
Daerah yang hangat akan menjadi lebih lembab dikarenakan lebih banyak air yang
menguap dari lautan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan dan
menyebabkan badai akan menjadi lebih sering terjadi. Selain itu, air akan lebih cepat
menguap dari tanah yang menyebabkan beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari
sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan kemungkinan akan mengalami
perubahan pola. Pola cuaca menjadi sulit diprediksi dan lebih ekstrim.
Dalam hal pertanian perubahan pola hujan dan pergeseran musim menjadi
fenomena alam yang harus diantisipasi karena telah menyebabkan perubahan pola tanam
di sebagian besar lahan pertanian. Pemanasan global sebagai salah satu aspek perubahan
iklim berpotensi meningkatkan proses transfer uap air ke atmosfer yang menyebabkan
kelembaban atmosfer meningkat. Konsekuensi dari fenomena ini adalah secara spasial
curah hujan di beberapa wilayah akan mengalami peningkatan dan beberapa wilayah
lainnya akan mengalami pengurangan.
Selain perubahan pola hujan, pemanasan global juga menyebabkan naiknya suhu
air laut. Hal ini akan berdampak pada kesehatan karang laut. Karang laut yang memutih
menandakan karang laut sakit dan rapuh sehingga akan cepat mati. Menurut data,
pemutihan karang (coral bleaching) seluas 30% atau sebanyak 90-95% karang mati di
Kepulauan Seribu akibat naiknya suhu air laut. Padahal karang memiliki peranan penting
dalam perkembangan jumlah ikan. Apabila semua karang mati, maka hal ini akan
berdampak pada ekosistem laut.
Dampak pemanasan global juga berpengaruh pada hewan dan tumbuhan, ini
karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia dan dialihfungsikan sebagai
permukiman. Dalam kondisi meningkatnya suhu bumi, hewan cenderung untuk
bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Akan tetapi, pembangunan yang
dilakukan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi
ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota mungkin akan mati. Beberapa tipe
spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan
musnah dan mengalami kepunahan. Sedangkan tumbuhan akan beradaptasi terhadap
perubahan suhu yang semakin memanas dan yang tidak mampu beradaptasi akan mati
dan mengalami kepunahan.
Ancaman lain yang muncul dari pemanasan global tak hanya terkait dengan
mencairnya es, kenaikan permukaan laut, maupun perubahan cuaca ekstrim. Sejumlah
wabah penyakit baru maupun lama menjadi salah satu masalah yang berpengaruh
terhadap kesehatan manusia. Dalam sebuah kasus pada Agustus 2016, seorang anak
meninggal dunia di Siberia akibat virus Anthrax. Sekitar 20 waraga didiagnosis terjangkit
bakteri tersebut. Anthrax juga membunuh sekitar 2.000 rusa di wilayah tersebut. Anthrax
berasal dari bangkai beku dari rusa yang mati 75 tahun lalu. Bangkai yang selama ini
membeku kini mencair akibat naiknya suhu dan mengaktifkan kembali bakteri di
dalamnya.
Penyakit lainnya yang muncul akibat pemanasan global yaitu kolrea, infeksi
akibat bakteri kolera menyebabkan penderitannya mengalami dehidrasi akibat diare
parah. Penularan kolera biasanya terjadi melalui air yang terkontaminasi, banjir juga
dapat memperluas penyebaran air yang terkontaminasi. Kolera biasanya mewabah di
daerah yang padat penduduk tanpa sanitasi yang baik. Kolera mewabah di suhu hangat,
jadi semakin hangat suhu bumi maka semakin berbahaya.
Pergerakan virus Zika yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang juga
dapat menularkan demam berdarah. Nyamuk Aedes Aegypti menyebarkan virus Zika
dengan cara menghisap virus dari orang yang terinfeksi dan menyebarkan ke orang lain.
Berdasarkan laporan pada 2014 jurnal Geospatial Health menunjukkan bahwa daerah
tropis tidak terlalu terbuka pada penyebaran virus ini, namun daerah seperti Australia,
Iran, area Arab, dan beberapa area di Amerika Utara rentan penyebaran Zika.
Pengaruh dari pemanasan global tidak dapat dicegah hanya melalui individu,
melainkan butuh kerja sama semua pihak, karena itu strategi serta upaya untuk mereduksi
efek global warming haruslah didukung oleh segenap masyarakat dunia. Langkah yang
dapat dilakukan yaitu dengan cara mengurangi karbon dioksida yang menjadi
penyumbang utama gas rumah kaca. Memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih
banyak lagi merupakan salah satu cara untuk menghilangkan karbon dioksida di udara,
pohon dapat menyerap karbon dioksida kemudian mengolahnya melalui fotosintesis dan
menghasilkan oksigen. Pada skala kecil masyarakat dapat berpartisipasi dalam
mengurangi dampak dari pemanasan global antara lain dengan menghemat pemakaian
air, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, menggunakan bahan pembersih sabun
yang aman bagi lingkungan, mengurangi pembakaran bahan yang tak dapat didaur ulang,
memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, membuat kompos, menggunakan lampu
hemat energi, dan lain sebagainya.
Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena
peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena efek rumah kaca sehingga
energi matahari terperangkap dalam atmosfer bumi. Pemanasan global menimbulkan
dampak yang luas dan serius terhadap lingkungan seperti cuaca ekstrim, mencairnya es
di kutub yang menyebabkan meningkatnya ketinggian permukaan laut, meningkatkan
suhu air laut, perubahan pola hujan, kematian hewan dan tumbuhan, serta kemunculan
virus – virus seperti Arthrax, Zika yang berpengaruh terhadap kesehatan manusia.
Masalah pemanasan global sudah menjadi masalah yang harus kita hadapi
bersama. Marilah kita menjaga dan merawat lingkungan, karena pada dasarnya penyebab
pemanasan global selain faktor alam yaitu aktivitas manusia itu sendiri. Oleh sebab itu
kita harus mengenal lebih jauh apa itu pemanasan global, sehingga kita dapat berperan
dalam membantu menanggulanginya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2016). Hadapi Pemanasan Global, Perhatikan Lima Wabah Penyakit Ini.
https://nationalgeographic.grid.id/read/13306184/hadapi-pemanasan-global-
perhatikan-lima-wabah-penyakit-ini?page=all (diakses pada 9 Juni 2020 pukul
11.34 am)
Anonim. (2019). Lima hal yang bisa Anda lakukan untuk membantu mengurangi
Kalkstein, L. S., & Smoyer, K. E. (1993). The impact of climate change on human health:
Triana, Vi. (2008). Pemanasan Global. Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas, Vol 2 (2).