Anda di halaman 1dari 37

MODUL TATA BUSANA

III. MESIN JAHIT:

Yang dimaksut mesin jahit disini adalah mesin jahit umum yaitu: mesin jahit yang banyak
dijumpai dirumah rumah. Pada dasamya tipe mesin jahit umum ini hanya dapat membuat jahitan
dengan tusuk lurus. Mesin jahit umum ini dapat digerakan dengan pemutar engkol tangan,
dengan injakan kaki atau dapat pula menggunakan listrik (Dinamo).

A. Bagian bagian mesin jahit :

1. Pemegang kelos benang.


2. Piringan penegang benang atas dengan sekrup pengatur.
3. Tuas sepatu penekan
4. Sekrup pengatur tekanan pada bahan jahitan.
5. Pengulit benang.
6. Sepatu penekan.
7. Rumah jarum dengan sekrup pengikat.
8. Pelat sorong tutup rumah sekoci.
9. Sekoci tempat sepul/ gulungan benang.
10. Transportasi yang melakukan pemindahan bahan jahitan.
11. Penggulung benang sepul.
12. Pengatur jarak tusuk jahitan.
13. Pembalikan tusuk jahitan maju atau mundur.
14. Pembebas transportasi pada waktu membordir.
15. Roda putar atau roda penerus.
16. Pengunci roda putar dibuat bebas untuk waktu menggulung benang sepul.

B. SEKOCI dan PALET.

Sekoci adalah alat yang mengatur pengeluaran benang bawah sedangkan jarum membawa
benang atas pada jahitan. Di dalam sekoci terdapat palet/ bobbin/ sepul Yaitu: kelos benang
yang khusus dapat masuk kedalam sekoci digunakan untuk menggulung benang bawah.

MODUL TATA BUSANA


Sekoci dapat juga disebut rumah palet, karena palet bila akan digunakan dimasukan ke dalam
sekoci

Cara menggulung benang pada palet:

Biasanya pada mesin jahit terdapat alat untuk menggulung benang pada palet. Roda putaran
dironggakan, agar dengan demikian ring mengangkat jarum tidak ikut bergerak bila roda
berputar dengan sendirinya jarum yang dipasang pada tiang ini tidak bergerak pula. Benang yang
akan digulung pada palet, sedikit digulung dengan tangan pada palet tersebut. Kemudian palet
dipasang pada alat penggulung tadi, disetelkan hingga roda mesin berputar, alat penggulung ikut
berputar dan palet diisi dengan benang yang digulung. Cara mengisi palet jangan terlalu penuh.

Mengeluarkan dan memasang sekoci pada palet:

1. Jarum harus berada diatas lebih dulu.


2. Klem pada palet dibuka, kemudian dipegang antara ibu jari dengan telunjuk (tangan kiri)
kemudian dicabut dari tempatnya.
3. Palet yang telah terisi dengan gulungan benang dimasukan kedalam sekoci, ujung
benangnya ditarik melalui bagian bawah penekan benang. Kemudian harus dicoba, jalan
benang harus searah dengan putaran palet.
4. Putaran sekoci antara ibu jari dan telunjuk kemudian lubangnya dimasukan kedalam
paku,
5. Benang harus dinaikan keatas dengan cara :
 Tiang pengangkut jarum diturunkan dengan memutar pada putaran.
 Benang atas dipegang sehingga benang bawah terpancing keatas.

JARUM MESIN:

Pada waktu roda mesin berputar tiang pengangkut jarumnya bergerak ke atas dan ke bawah.
Dengan demikian jarum tersebut akan membuat tusuk tusuk pada bahan yang sedang dijahit
sambil mengait benang yang ada pada palet sekoči.

MODUL TATA BUSANA


Cara memasang jarum:

Tiang pengankut jarum dinaikan setinggi tingginya sekrup jepitan jarum dikendurkan dan jarum
dipasang. Pada waktu dipasang tinggi jarum harus cukup sebab bila kurang akan Crusak sekoci
dan tusukannya meloncat loncat.

Nomor jarum mesin jahit:

Jarum mesin jahit mempunyai tingkatan yaitu menurut besar kecilnya jarum.. Nomor jarum
mesin mulai dengan nomor 9, 11, 13, 14, makin tinggi nomor jarum makin kasar jahitannya.
Waktu menjehit bahan yang tebal dan kaku menggunakan jarum yang besar.

IV. MENGATASI GANGGUAN PADA MESIN JAHIT:

A. Suara dalam mesin


 Kemungkinan rumah sekoci atau transportasi terdapat sisa sisa benang atau kotor.
 Kemungkinan kurang minyak pelumas.
B. JARUM SERING PATAH

Kedudukan jarum yang tidak benar, Jarum bengkok. Kedudukan sepatu tidak benar.

Jarum terlalu halus, Waktu menjahit bahan ditarik

C. BENANG SERING PUTUS

Benang sudah tua atau mudah putus, Tegangan benang terlalu keras, Kedudukan jarum pada

rumahnya kurang pas. Jarum tumpul atau bengkok, Benang terlalu besar untuk lubang jarum,
Jarum dan benang terlalu halus untuk bahan yang dijahit

D. JAHITAN MELOMPAT

Jarum tumpul atau bengkok, Jarum terlalu kecil untuk benangnya, Kedudukan jarum tidak
Benar, Pemasangan benang atas tidak benar, Tegangan benang bawah, tidak Behar, Pemasangan
benang atas tidak benar, Tegangan benang bawah, tidak benar,kemungkinan sekoci dalam
rumahnya tidak tepat

E. JAHITAN BERKERUT

MODUL TATA BUSANA


Tegangan benang terlalu besar atau benang terlalu kaku

V. PEMELIHARAAN MESIN JAHIT.

Mesin jahit yang terpelihara dengan baik akan dapat tahan dan tidak banyak keruwetan pada
Waktu dipakai. Pemeliharaan mesin hendaknya minimal sebulan sekali atau paling tidak sehabis
dipakai.

Cara pemeliharaan mesin jahit :

 Bagian luar dilap


 Membersihkan debu dan potongan benang pada rumah sekoci dan sekitarnya
 Mesin jahit dibalik kemudian disikat dibawahnya Memberi minyak pelumas pada lubang
lubang pelumas yang terdapat pada mesin jahit
 Cobalah dahulu dengan menjahit bahan kain yang tidak terpakai setelah mesin jahit selesai
dilumasi, supaya bekas minyak hilang dan bersih
 Tutuplah mesin jahit setelah dipakai supaya debu tidak masuk dalam mesin.

VI. KESELAMATAN KERJA


Setiap orang bekerja atau berlatih apapun jenis pekerjaannya termasuk menjahit perlu
memperhatikan keselamatan kerja baik untuk keselamatan kerja manusia yang bekerja maupun
keselamatan kerja alat, bahan dan kerusakan lingkungan hidup mesin dan perkakas yang
dipergunakan.
Pengertian keselamatan kerja adalah suatu tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan, atas
kecelakaan terhadap manusia, kerusakan alat/ mesin dan bahan, kerusakan gedung dan kerusakan
lingkungan hidup.
Kurangnya perhatian terhadap keselamatan, sikap kerja yang tidak benar, kejiwaan
(bingung/panik) terlalu lelah, kurang sehat kondisi tempat kerja seperti penerangan yang tidak
memenuhi syarat merupakan faktor-faktor penyebab kecelakaan. Untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dapat dilakukan usaha pencegahan sbb :
 Pembinaan kondisi fisik kerja

MODUL TATA BUSANA


 Melatih kebiasaan keselamatan kerja dengan cara menjelaskan bagaimana cara
melaksanakan pekerjaan dengan cara yang paling aman.
 Membina kesadaraan perlunya keselamatan kerja
 Melakukan analisis bahaya kerja atas jenis pekerjaan itu sendiri seperti :
- Pemasangan jarum dan peralatan lainnya
- Perbaikan yang langsung pada penyebab kecelakaan.
Dengan cara mencegah terjadinya kecelakaan, akan membantu mengurangi kerugian baik bagi
manusianya sendiri maupun lingkungan kerja serta mempengaruhi peningkatan produktifitas
kerja.

MODUL TATA BUSANA


PERALATAN DAN PERLENGKAPAN YANG DIGUNAKAN PELATIHAN MENJAHIT

- - Buku costumer : untuk mencatat pelatihan


- Spidol kecil warna : untuk menandai bagian bahan
- Pulpen : untuk menulis/ mencatat
- Penggaris 30 cm : untuk menggaris pola di buku
- Skala : untuk mengganti meteran dibuku
- Pelancip pensil : untuk menghapus tulisan pensil

- - Cater : pengganti pelancip


- Kertas patrun : untuk membuat pola besar
- Rader : untuk memberi tanda yang akan dijahit
- Meteran kain : untuk mengukur tubuh
- Jarum pentul : untuk menyatukan bahan yang akan dijahit
- Veter ban : untuk menali tubuh saat akan diukur
- Kertas karbon : untuk mengeblat kain yang akan dijahit

- Kain keras lengket : untuk krah hem/ kemeja


- Kain kapas jepang : untuk lapisan baju
- Elastic : untuk kolor ban pinggang
- Benik : untuk baju bagian kiri dan kanan
- Benang : untuk menjahit baju
- Tutup tarik : untuk baju bagian kanan dan kiri

- - Penggaris siku besar : untuk menggaris pada waktu membuat


patrun besar
- Penggaris lengkung besar : untuk menggaris bagian pinggul saat
membuat partum besar
- Penggaris siku kecil : untuk menggaris patrun dibuku
- Penggaris lengkung kecil : untuk menggaris bagian pinggul
dibuku

MODUL TATA BUSANA


- Spidol besar warna : untuk menggambar pola di papan tulis

- - Jarum mesin obras : untuk dipasang di mesin obras


- Jarum mesin jahit : untuk dipasang di mesin jahit
- Lem kertas : untuk mengelem kertas pecah model lengan
- Kapur jahit : untuk memberi tanda kain yang akan
dipotong
- Jarum tangan : untuk mengesum baju

MODUL TATA BUSANA


DATA MESIN JAHIT, ALAT JAHIT DAN ALAT PEMELIHARAAN JAHIT

Mesin jahit Mesin neci

Mesin high speed Sekoci dan spul

Mesin over daks pinses

Mesin obras Gunting kertas

Mesin obras 4 benang Gunting kain dan benang

Kunci pas Macam-macam obeng

MODUL TATA BUSANA


MENGENAL PERALATAN UNTUK MENGGAMBAR POLA & MENJAHIT

Dalam mempelajari teori dan praktek menjahit pakaikan, sebaiknya terlebih dahulu mengenal
peralatan yang dipergunakan dalam pelajar tersebut diatas, adapun peralatan yang diperlukan
antara lain :

1. Buku costumer 12. Gunting kertas


2. Skala 13. Peter-band
3. Penggaris 30 cm 14. Penggrais siku & lengkung 60 cm
4. Pensil hitam 15. Rader
5. Penghapus 16. Karbon
6. Pensil merah/biru 17. Bidal
7. Meteran kain 18. Kapur jahit
8. Jarum 19. Alat untuk mencabut benang
9. Kertas sampul 20. Jarum tangan
10. Kertas roti/ minyak 21. Jarum mesin jahit
11. Gunting kain 22. Silet obeng dll

PERLENGKAPAN LAIN YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMBUAT PAKAIAN ANTARA


LAIN :

1. Benang jahit 11. Macam – macam gesper


2. Benang delujur 12. Macam – macam biku biku
3. Gunting 13. Macam – macam bias band
4. Macam – macam kancing kemeja 14. Macam – macam kain keras
5. Macam – macam kancing bungkus 15. Macam – macam perekat
6. Macam – macam kancing untuk bebe 16. Macam – macam anti-slit
7. Macam – macam kancing kait 17. Macam – macam elastic
8. Macam – macam kancing tekan 18. Macam – macam bies gepeng
9. Macam – macam kancing hias 19. Macam – macam benang hias/ tali
10. Macam – macam renda hias pengisi
20. Macam – macam busa dll

MODUL TATA BUSANA


TANDA TANDA YANG DIBUTUHKAN UNTUK MERANCANG BAHAN

1. Garis pensil hitam = garis pola asli


2. Garis merah (pensil/spidol) = garis pola menurut model badan muka
3. Garis biru (pensil/spidol) = garis pola menurut model badan belakang
4. Titik titik = garis pertolongan (warna menurut model)
5. Strip titik = garis lipatan (warna menurut model)
6. Srip strip = garis rangkapan/ bolek (warna menurut model)
7. Garis dengan bolpoin hitam = garis tempat lipit atau tempat yang akan dibuka/
dipembangkan untuk kerut atau dilebarkan (uitklokon)
8. Tanda dihapus (warna garis batas menurut tempat) / arssen hitam
9. Tanda menumpang (warna garis batas menurut tempat)
10. Tanda lipit (warna menurut tempat)
11. Tanda setengah lipit (warna menurut tempat)
12. Garis batas pakai bolpoin hitam = tanda yang akan dilipit pada pola (umpama lipit yang
pantas dipindahkan)
13. Tengah muka
14. Tengah belakang
15. Potong
16. Siku siku (90)
17. Anak panah hitam = tanda arah belakang
18. Garis hijau = garis untuk pola yang tidak mengerti batasannya mana yang muka dan
mana yang belakang.

KETERANGAN TAMBAHAN UNTUK MERANCANG BAHAN


1. Lipit pantas (yang akan dijahit tandanya): garis luar menurut tempat (merah,
biru) bagian dalam diarsir hitam
2. Pada bagian yang dihapus : garis luar tempat arsir bagian dalam menurut
tempat
Untuk sisi sisi : 2 s/d 3 cm
Untuk rok klok : 1 cm
Untuk bawah : 4 cm

MODUL TATA BUSANA


Untuk lengan : 1 s/d 5 cm
Garis kampuh : merah depan, biru belakang
Jangan lupa merancang harga, harga kertas sampul harus dicantumkan.

CARA MENGAMBIL UKURAN :


1. Lingkar/ lebar badan : diukur pas + 4
2. Lingkar / lebar dada/ muka : diukur 5 cm dari lekuk leher diukur datar dari kerung
lengan kiri ke kanan
3. Lingkar/ lebar punggung/ belakang : turun 6 cm dari tulang leher diukur datar dari kerung
lengan kiri ke kanan
4. Lingkar/ lebar pinggang : diukur pas (untuk rok bawah) (+4 cm untuk blus)
5. Lingkar/ lebar bahu : diukur dari leher sampai titik bahu
6. Lingkar/ lebar lengan : diukur pas + menurut selera
7. Lingkar/ lebar pinggul : diukur pas + 4 cm
8. Lingkar/ lebar kaki : diukur pas + menurut selera
9. Lingkar/ lebar leher : diukur pas jari masuk Satu
10. Tinggi duduk : diukur (sambil duduk dari pinggang sampai kebawah
sampai landasan duduk + 2 cm)
11. Panjang rok : diukur dari lekuk leher sampai tali batas pinggang
12. Panjang dada/ muka : diukur dari lekuk leher sampai batas pinggang
13. Panjang punggung/ belakang : diukur dari leher sampai tali pinggang
14. Panjang sisi/ tinggi pinggang : diukur dari ketiak sampai tali pinggang
15. Panjang lengan : diukur dari batas bahu sampai menurut selera
16. Panjang pipa : diukur dari kres ke bawah (menurut selera)
17. Panjang lengan sampai pergelangan : diukur dari tas bahu sampai siku kemudian diteruskan ke
pergelangan tangan
18. Panjang bebe (seluruh panjang muka) : diukur dari lekuk leher melalui pinggang diteruskan
sampai panjang rok
19. Lingkar siku : diukur melingjar siku pas + 2 cm
20. Lingkar pergelangan : diukur mengelilingi genggaman tangan

MODUL TATA BUSANA


MODUL TATA BUSANA
POLA DASAR POTONGAN DUA
Contoh ukuran :
1. Lingkar pinggang : 66
2. Lingkar panggul : 92 + 4
3. Lingkar bawah : 112
4. Panjang rok : 60

MODUL TATA BUSANA


SEBUAH POLA ROK DENGAN KUPNAT MENURUT UKURAN DIBAWAH INI

1. Lingkar pinggang : 60 :64, 66 : 70,62.


2. Lingkar panggul : 84 + 4, 92 + 3, 86 + 4, 94 + 4, 86 + 4
3. Lingkar bawah : 100, 108, 104, 114, 100
4. Panjang rok : 50, 48, 50, 52, 50

MODUL TATA BUSANA


ROK SETENGAH LINGKARAN
Ukuran :
1. Lingkar pinggang : 54
2. Rok panjang : 50

MODUL TATA BUSANA


ROK LINGKARAN PENUH

Contoh ukuran :
1. Lingkaran pinggang : 60
2. Panjang rok : 50

MODUL TATA BUSANA


Skala : ¼
Tinggi duduk : 26 cm
Lingkar lip : 88 cm
Pinggang : 62 cm
Panjang rok : 60 cm
Tinggi Hip : 18 cm

MODUL TATA BUSANA


MODUL TATA BUSANA
POLA DASAR BLUS ANAK – ANAK

Ccontoh ukuran :

1. Lebar badan : 52 + 4
2. Panjang punggung : 22

Contoh pola dasar blus dengan ukuran :


1. Lebar badan : 48 + 4, 60 + 4, 58 + 4, 56 + 4
2. Panjang punggung : 20, 27, 25, 23

MODUL TATA BUSANA


POLA DASAR BEBE ANAK – ANAK
Contoh ukuran :
1. Lebar badan : 54 +4
2. Panjang punggung : 20
3. Panjang rok : 23

MODUL TATA BUSANA


POLA DASAR LENGAN ANAK ANAK

Skala : ¼

Gambar atas :

C-D = L.L.L – 4 cm (tetap)

B-D = panjang lengan

B-I = L.L.L

E garis tengah A-B

F garis tengah C-D

G-F = ½ lb lengan

MODUL TATA BUSANA


POLA DASAR BLUS

Skala 1/4

Contoh ukuran :

1. Lingkar badan : 86 +8
2. Lingkar dada : 30
3. Lingkar punggung : 34
4. Lingkar pinggang : 64 + 8
5. Panjang bahu : 12
6. Lingkar panggul : 86 + 8
7. Panjang dada : 33
8. Panjang olies dari pinggang : 25 cm

MACAM MACAM LENGAN

MODUL TATA BUSANA


POLA DASAR LENGAN DEWASA

Contoh :

Lebar lubang lengan = 44

Panjang lengan = 32

Lingkar lubang lengan = 20

Ukuran gambar :

1. A.B – C.D = lebar lubang lengan – 6 (dalil)


2. A.C – B.D = panjang lengan = 20
3. A.G – B.H = ¼ lingkar lubang lengan
4. E = titik tengah A.B
5. F = titik tengah C.D
6. F.I = ½ lebar lengan = 16

MODUL TATA BUSANA


MACAM MACAM LENGAN

Lengan licin :

Lengan lingkaran :

Lengan tulip :

Lengan bawah atas kerut :

MODUL TATA BUSANA


MACAM MACAM LENGAN

MODUL TATA BUSANA


MACAM MACAM LENGAN

Lengan gelembung :

MODUL TATA BUSANA


POLA DASAR ROK BLUS DENGAN ROK (TEMBUSAN)

Skala : ¼

Contoh ukuran :

1. Lebar badan : 86+4 =90 6. Lingkar panggul :94 + 4


2. Lebar dada : 29 7. Panjang rok : 55
3. Lebar punggung: 34 8. Panjang dada : 32
4. Lingkar pinggang: 64 9. P. punggung : 87
5. Lebar bahu : 12 10. P. sisi : 18

MODUL TATA BUSANA


POLA DASAR DASTER

Lingkar badan : 62+4 Lebar bahu : 11 Panjang dada : 31


Lebar dada : 28 Lebar panggul : 90+4 Panjang punggung : 36
Lebar belakang : 32 Lebar bawah : 110 Panjang sisi : 17
Lingkar pinggang : 64 Panjang rok : 55

MODUL TATA BUSANA


POLA DASAR KEMEJA

Contoh ukuran :

1. Panjang kemeja 67 cm
2. T.Lb tangan 21 cm
3. Lebar badan 96 cm
4. Pundak 11 cm
5. Pj lengan pendek 17 cm
Pj lengan panjang 56 cm
6. Lk lengan pendek 32 cm
Lk lengan panjang 26 cm
7. Lk leher 36 cm
8. Lebar punggung 40 cm

Pola lengan pendek :

Pola lengan pendek yg harus dipotong A,B,E,F, kembali ke A

MODUL TATA BUSANA


POLA LENGAN PANJANG

Pola lengan panjang yang dipotong : A,E,F,B dan kembali ke A

Pola manset yang dipotong :B,F,HY,G dan kembali ke B

Pola Pla Bahu

Pola yang dipotong H,E,D,C,F dan kembali ke H

POLA Kra Dasi / berdiri

Pola yang dipotong C,E,F,G dan kembali ke C

Pola Kra

Pola yang dipotong E,D,B,F dan kembali ke E

MODUL TATA BUSANA


KERAH REBAH BELAHAN TERSEMBUNYI

MODUL TATA BUSANA


KERAH REVER

Skala : 1/4

MODUL TATA BUSANA


MACAM MACAM BENTUK KRAH
Skala : 1/5

MODUL TATA BUSANA


CELANA PANJANG WANITA BAGIAN DEPAN
Ukuran

L.pinggang : 64
l.pinggul : 90
L.lutut : 12
L.kaki : 32
L.celana : 90
T.duduk : 26

DEPAN
L.lutut : LL/2 – 1
L.kaki : LL/2 – 1

MODUL TATA BUSANA


CELANA PANJANG WANITA BAGIAN BELAKANG

Ukuran
L.lutut : LL/2 – 1
L.kaki : LL/2 – 1

MODUL TATA BUSANA


DAFTAR UKURAN PAKAIAN WANITA DEWASA

DALAM SENTIMETER
NO ISTILAH UKURAN S M L
1 Lingkar badan 80 86 86 90 92 98
2 lingkar pinggang 64 66 68 72 74 78
3 lingkar leher 33 34 35 36 37 38
4 lingkar dada 30 31 32 33 33 34
5 lebar dada 30 31 32 33 34 35
6 panjang punggung 34 35 36 37 38 39
7 lebar punggung 32 33 34 35 35 36
8 lebar bahu 11 11 1/2 12 12 1/2 13 13 1/2
9 panjang sisi 15 16 16 17 17 18
10 panjang lengan 20/50 21/52 22/52 23/55 23/56 24/57
11 lingkar kerung lengan 40 42 43 44 46 48
12 lingkar lengan 30 32 33 34 34 35
13 lingkar pergelangan 16 17 18 19 20 21
14 tinggi puncak 12 12 1/2 12 1/2 13 13 13 1/2
15 jarak payudara 17 17 1/2 17 1/2 18 18 1/2 19
16 panjang rok 50 55 60 65 65 70
17 tinggi pinggul 16 17 17 18 19 2
18 lingkar pinggul 84 88 90 96 98 108

CELANA PANJANG
1 lingkar pinggang 64 66 68 72 74 78
2 panjang celana 86 90 92 96 98 102
3 lingkar pesak 60 63 65 69 70 75
4 1/2 lingkar paha 25/28 26/29 28/31 29/32 30/33 31/34
5 1/2 lingkar lutut 20/21 21/22 22/23 23/24 24/25 25/26
6 1/2 lingkar kaki 16/17 17/18 18/19 19/20 20/21 21/22

Keterangan : untuk ukuran ½ lingkar paha, ½ lingkar lutut, ½ lingkar kaki terdiri dari :

 Ukuran kecil untuk model polos/tanpa lipit (angka didepan garis miring)
 Ukuran besar untuk model lipit dua (angka dibelakang garis miring)

MODUL TATA BUSANA

Anda mungkin juga menyukai