Anda di halaman 1dari 44

STARKES pada

Pelayanan Gizi
RS
Miranti Gutawa Sumapradja
Webinar AsDI, 2 Juli 2022
STANDAR AKREDITASI RS
Kementerian Kesehatan-2022

A. Kelompok Manajemen Rumah Sakit :


1. Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)- TKRS
2. Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)- KKS
3. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)- MFK
4. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)-PMKP
5. Manajemen Rekam Medik dan Informasi Kesehatan (MRMIK)-
MRM
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)- PPI
7. Pendidikan dalam Pelayanan Kesehatan (PPK)-IPKP
Huruf merah : SNARS 1.1
STANDAR AKREDITASI RS
Kementerian Kesehatan-2022

B. Kelompok Pelayanan Berfokus pada Pasien


1. Akses dan Kontinuitas Pelayanan (AKP)- ARK
2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK)- HPK
3. Pengkajian Pasien (PP) - AP
4. Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)- PAP
5. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)- PAB
6. Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)-
PKPO
7. Komunikasi dan Edukasi (KE)- MKE
Huruf merah : SNARS 1.1
STANDAR AKREDITASI RS
Kementerian Kesehatan-2022

C. Kelompok Sasaran Keselamatan Pasien


1. Mengidentifikasi Pasien dengan Benar
2. Meningkatkan Komunikasi yang Efektif
3. Meningkatkan Keamanan Obat-Obatan yang Harus
Diwaspadai
4. Memastikan Sisi yang Benar, Prosedur yang Benar, Pasien
yang Benar Pada Pembedahan/Tindakan Invasif
5. Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan Kesehatan
6. Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat Jatuh
STANDAR AKREDITASI RS
Kementerian Kesehatan-2022

D. Kelompok Program Nasional (Prognas)


1.Peningkatnan kesehatan ibu dan bayi.
2.Penurunan angka kesakitan Tuberkulosis/TBC.
3.Penurunan angka kesakitan HIV/AIDS.
4.Penurunan prevalensi stunting dan wasting.
5.Pelayanan Keluarga Berencana Rumah Sakit.

Snars 1.1 Prognas``


- Pengendalian resistensi antimikroba
- Pelayanan Geriatri
ACUAN KEBIJAKAN PGRS - INDONESIA SAAT INI

Peraturan menteri Kesehatan RI nomor 78 tahun


2013 tentang Pedoman pelayanan Gizi Rumah
Sakit (PGRS)
Pelayanan Gizi Rumah Sakit merupakan suatu upaya memperbaiki
dan meningkatkan mutu gizi, makanan, dietetik di Rumah Sakit baik
secara individu atau kelompok yang merupakan suatu rangkaian kegiatan
yang meliputi: pengumpulan, pengolahan, analisis, simpulan, anjuran,
implementasi dan evaluasi mutu gizi, makanan dan dietetik dalam rangka
mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat atau sakit.
PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

ASUHAN GIZI RAWAT PENYELENGGARAAN


INAP & RAWAT JALAN MAKANAN

PENELITIAN GIZI
TERAPAN
PELAYANAN ASUHAN GIZI RAWAT INAP
& RAWAT JALAN

(PMK no78 Th 2013)


Sunarto, – disajikan pada acara Temu Ilmiah Persagi, 22 Juni 2022
Sunarto, – disajikan pada acara Temu Ilmiah Persagi, 22 Juni 2022
PENGKAJIAN PASIEN (PP)
Tujuan dari pengkajian adalah untuk menentukan perawatan, pengobatan
dan pelayanan yang akan memenuhi kebutuhan awal dan kebutuhan
berkelanjutan pasien. Pengkajian pasien merupakan proses yang
berkelanjutan dan dinamis yang berlangsung di layanan rawat jalan
serta rawat inap
Pengkajian pasien terdiri atas tiga proses utama:
Asesmen /
Informasi reasesmen gizi

Diagnosis gizi
PPA Analisa PPA
Intervensi gizi
Rencana Nutrisionis
/Dietisien
Monev gizi
Skrining & Rujukan Gizi
Semua pasien yang dirawat di rumah sakit diidentifikasi kebutuhan
PP.1 perawatan kesehatannya melalui suatu proses pengkajian yang telah
ditetapkan oleh rumah sakit.

PP.1.1 Kebutuhan medis dan keperawatan pasien diidentifikasi berdasarkan


pengkajian awal.

PP.1.2 Pasien dilakukan skrining risiko nutrisi, skrining nyeri,


kebutuhan fungsional termasuk risiko jatuh dan kebutuhan
khusus lainnya
Reskrining)

PP.2 Rumah sakit melakukan pengkajian ulang bagi semua


pasien dengan interval waktu yang ditentukan untuk
kemudian dibuat rencana asuhan lanjutan. (
Skrining & Rujukan Gizi
EP  Regulasi isi minimal pengkajian awal (termasuk risiko
nutrisional)
 PPA yang kompeten
 kriteria risiko nutrisional yang dikembangkan bersama staf
yang kompeten dan berwenang.
 Pasien diskrining untuk risiko nutrisi sebagai bagian dari
pengkajian awal Keperawatan

Time frame screening

Pengkajian awal medis dan keperawatan dilaksanakan dan


didokumentasikan dalam kurun waktu 24 jam pertama sejak pasien
masuk rawat inap, atau lebih awal bila diperlukan sesuai dengan kondisi
pasien
Pengkajian gizi
PP.1.2 ep.c. Pasien dengan risiko nutrisional dilanjutkan dengan pengkajian gizi.

PP.1. Perencanaan pulang yang mencakup identifikasi


Asesmen / ep d kebutuhan khusus dan rencana untuk memenuhi
Reasesmen gizi
kebutuhan tersebut, disusun sejak pengkajian awal
PP.1.3 Rumah sakit melakukan pengkajian awal yang telah
Diagnosis gizi
dimodifikasi untuk populasi khusus yang dirawat di
rumah sakit.
Intervensi gizi PP.1.3. Bukti tentang pelaksanaan pengkajian tambahan
ep b terhadap populasi pasien khusus sesuai ketentuan
Monev gizi
rumah sakit.
Pengkajian gizi
PP 2 Rumah sakit melakukan pengkajian ulang bagi semua
Asesmen / pasien dengan interval waktu yang ditentukan untuk
Reasesmen gizi
kemudian dibuat rencana asuhan lanjutan.

Diagnosis gizi
PP.2. Rumah sakit melaksanakan pengkajian ulang oleh DPJP,
ep. a perawat dan PPA lainnya untuk menentukan rencana
asuhan lanjutan.
Intervensi gizi
PP.2. Terdapat bukti pengkajian ulang oleh PPA lainnya
ep d dilaksanakan dengan interval sesuai regulasi rumah
Monev gizi sakit.

PKPO 5.1. & 8.1. : pengkajian interasi obat dan makanan


Pelayanan Asuhan Gizi
Rumah sakit memiliki proses untuk melaksanakan kesinambungan pelayanan
AKP 3
di rumah sakit dan integrasi antara profesional pemberi asuhan (PPA) dibantu
oleh manajer pelayanan pasien (MPP)/case manager.

Pelaksanaan asuhan pasien secara terintegrasi fokus pada


pasien mencakup :
a) Keterlibatan dan pemberdayaan pasien dan keluarga;
b) Dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) sebagai Ketua tim asuhan pasien oleh
profesional pemberi asuhan (PPA) (clinical leader);
c) Profesional pemberi asuhan (PPA) bekerja sebagai tim interdisiplin dengan kolaborasi
interprofesional dibantu antara lain oleh Panduan Praktik Klinis (PPK), Panduan Asuhan
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) lainnya, Alur Klinis/clinical pathway terintegrasi,
Algoritme, Protokol, Prosedur, Standing Order dan CPPT (Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi);
d) Perencanaan pemulangan pasien (P3)/discharge planning terintegrasi;
e) Asuhan gizi terintegrasi; dan
f) Manajer pelayanan pasien/case manager.
Pelayanan dan asuhan pasien
(PAP)
Pelayanan dan asuhan pasien (PAP)
Pelayanan dan asuhan gizi
PAP 1.2
Asesmen /
Reasesmen gizi
Rencana asuhan individual setiap pasien dibuat
dan didokumentasikan
Diagnosis gizi
Rencana asuhan merangkum asuhan dan pengobatan/
tindakan yang akan diberikan kepada seorang pasien.
Intervensi gizi Rencana asuhan memuat satu rangkaian tindakan yang
dilakukan oleh PPA untuk menegakkan atau mendukung
Monev gizi
diagnosis yang disusun dari hasil pengkajian. Tujuan utama
rencana asuhan adalah memperoleh hasil klinis yang optimal.
Proses perencanaan bersifat kolaboratif menggunakan data
yang berasal dari pengkajian awal dan pengkajian ulang yang
di buat oleh para PPA (dokter, perawat, ahli gizi, apoteker,
dan lain-lainnya
Pelayanan dan asuhan gizi
PAP 1.2 - EP
Asesmen / a. PPA telah membuat rencana asuhan untuk setiap pasien
Reasesmen gizi setelah diterima sebagai pasien rawat inap dalam waktu 24 jam
berdasarkan hasil pengkajian awal
Diagnosis gizi
b. Rencana asuhan dievaluasi secara berkala, direvisi atau
dimutakhirkan serta didokumentasikan dalam rekam medis oleh
setiap PPA.
Intervensi gizi
c. berdasarkan rencana asuhan dibuat instruksi oleh PPA yang
kompeten dan berwenang, dengan cara yang seragam, dan
didokumentasikan di CPPT.
Monev gizi d. Rencana asuhan pasien dibuat dengan membuat sasaran
yang terukur dan di dokumentasikan
e. DPJP telah melakukan evaluasi/review berkala dan verifikasi
harian untuk memantau terlaksananya asuhan secara
terintegrasi dan membuat notasi sesuai dengan kebutuhan

PAP 1.3 Hanya PPA yang kompeten, diperbolehkan untuk melakukan pengkajian sesuai
dengan ketentuan rumah sakit
Pelayanan dan asuhan gizi
PAP 3. Memiliki bukti pemberian terapi gizi terintegrasi (rencana, pemberian
ep.d dan evaluasi) pada pasien risiko gizi.
PAP 3 Pemantauan dan evaluasi terapi gizi dicatat di rekam medis pasien.
EP.e
KE.4. Edukasi tentang proses asuhan disampaikan kepada pasien dan
ep.c keluarga disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan bahasa yang
dimengerti oleh pasien dan keluarga.

Terdapat bukti edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan


cara cuci tangan yang aman, penggunaan obat yang aman,
penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi obat-obat
dan obat-makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri, dan teknik
rehabilitasi serta edukasi asuhan lanjutan di rumah.
DOKUMENTASI ASUHAN GIZI
MRMIK 2 Seluruh komponen dalam rumah sakit termasuk
pimpinan rumah sakit, PPA, kepala unit klinis/non klinis
dan staf dilatih mengenai prinsip manajemen dan
penggunaan informasi.
MRMIK 5 Rumah sakit menggunakan kode diagnosis, kode
prosedur, penggunaan simbol dan singkatan baku
yang seragam dan terstandar.
MRMIK 7 Rumah sakit menetapkan informasi yang akan
dimuat pada rekam medis pasien.
MRMIK 8 Setiap catatan (entry) pada rekam medis pasien
mencantumkan identitas Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) yang menulis dan kapan catatan tersebut ditulis di
dalam rekam medis.
CPPT
PENYELENGGARAAN MAKANAN
RUMAH SAKIT
PAP 3 Rumah sakit memberikan makanan untuk pasien rawat
inap dan terapi nutrisi terintegrasi untuk pasien dengan
risiko nutrisional.

EP  Berbagai pilihan makanan atau terapi gizi yang sesuai


untuk kondisi, perawatan, dan kebutuhan pasien tersedia dan
disediakan tepat waktu
 Sebelum pasien rawat inap diberi makanan, terdapat
instruksi pemberian makanan dalam rekam medis pasien
yang didasarkan pada status gizi dan kebutuhan pasien.
 Untuk makanan yang disediakan keluarga, edukasi
diberikan mengenai batasan- batasan diet pasien dan
penyimpanan yang baik untuk mencegah kontaminasi.
PENYELENGGARAAN MAKANAN
RUMAH SAKIT
PPI. 8 Rumah sakit mengurangi risiko
infeksi terkait PMRS

EP Regulasi :
a) pelayanan makanan di rumah sakit mulai dari
pengelolaan bahan makanan, sanitasi dapur,
makanan, alat masak, serta alat makan untuk
mengurangi risiko infeksi dan kontaminasi silang;
Penyelenggaraan makanan RS b) standar bangunan, fasilitas dapur, dan pantry
(PMRS) sesuai dengan peraturan perundangan termasuk
bila makanan diambil dari sumber lain di luar
rumah sakit.
PENYELENGGARAAN MAKANAN
RUMAH SAKIT
PPI. 8  bukti pelaksanaan :
EP - penyimpanan bahan makanan, pengolahan,
- pembagian/ pemorsian, dan distribusi makanan
sudah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
- penyimpanan makanan dan produk nutrisi
dengan memperhatikan kesehatan lingkungan
meliputi sanitasi, suhu, pencahayaan,
kelembapan, ventilasi, dan keamanan untuk
mengurangi risiko infeksi
PPI. 3.ep.a Pengkajian risiko pengendalian infeksi (ICRA) setiap
tahunnya terhadap tingkat dan kecenderungan infeksi
terkait penyediaan makanan sesuai → prioritas/fokus
pada Program PPI
PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT
PAP 3. ep b. Instruksi diet
PAP 3.↓ Risiko infeksi
Permintaan, pembatalan,
perubahan preskripsi diet PPI. 3.ep.a

PAP 3 ep c PPI 8 MFK 5.1. limbah cair & padat


MFK. 6. risiko kebakaran
PPI.5 & 11 hand hygiene, pembersihan desinfeksi MFK. 8. Utilisasi
permukaan & lingkungan MFK.8.1 sd 3
PPI.11.1 APD
MANAJEMEN INSTALASI GIZI

 Pimpinan unit kerja


 Perencanaan staf
 Pengembangan staf
Kepala unit Kerja

TKRS 9

Unit layanan di rumah sakit dipimpin


oleh kepala unit yang ditetapkan oleh
Direktur sesuai dengan kompetensinya
untuk mengarahkan kegiatan di unitnya.
Kepala unit Kerja
EP- TKRS 9

 memenuhi kualifikasi dalam persyaratan jabatan


 pedoman pengorganisasian, pedoman
pelayanan dan prosedur sesuai proses bisnis di
unit kerja.
 Program kerja per tahun (termasuk PMKP dan
ManRisk)
 Usulan kebutuhan sumberdaya termasuk
mekanisme bila kekurangan tenaga
 Koordinasi dan integrasi dalam maupun luar unit
Perencanaan & Pengelolaan Staf
KPS Kepala unit merencanakan dan menetapkan
1 persyaratan pendidikan, keterampilan, pengetahuan,
dan persyaratan lainnya bagi semua staf di unitnya
sesuai kebutuhan pasien.
Kepala unit mempertimbangkan faktor berikut ini untuk
menghitung kebutuhan staf:
a) Misi rumah sakit.
b) Populasi pasien yang dilayani dan kompleksitas
serta kebutuhan pasien.
c) Layanan diagnostik dan klinis yang disediakan
rumah sakit.
d) Jumlah pasien rawat inap dan rawat jalan.
e) Peralatan medis yang digunakan untuk
pelayanan pasien.
Perencanaan & Pengelolaan Staf
KPS 3. Proses KPS.4. Proses untuk
rekrutmen, evaluasi, dan memastikan bahwa
pengangkatan staf kompetensi
KPS 2. Uraian tugas Profesional
staf Pemberi Asuhan
(PPA)
KPS 8. BHD KPS 5 proses untuk
memastikan bahwa
KPS 8. Diklat pegawai. kompetensi staf
KPS 7. Orientasi pegawai. nonklinis sesuai dengan
persyaratan
KPS 6.informasi kepegawaian yang jabatan/posisinya
terdokumentasi dalam file kepegawaian setiap
Profesional Pemberi Asuhan (PPA)
KPS 4 proses untuk memastikan bahwa kompetensi Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) sesuai dengan persyaratan jabatan atau
tanggung jawabnya
KE 7. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) mampu
memberikan
edukasi secara efektif.
TKRS 3.1. komunikasi yang efektif antara unit klinis
dan nonklinis, antara PPA dengan manajemen, antar
PPA dengan pasien dan keluarga serta antar staf telah
dilaksanakan
MRMIK.2 Seluruh komponen dalam rumah sakit termasuk
pimpinan rumah sakit, PPA, kepala unit klinis/non klinis dan
staf dilatih mengenai prinsip manajemen dan penggunaan
informasi.
Elemen Penilaian Keterangan
dalam Starkes
TKRS 6 Pimpinan Rumah Sakit bertanggung jawab untuk mengkaji, memilih, dan
memantau kontrak klinis dan nonklinis serta melakukan evaluasi
termasuk inspeksi kepatuhan layanan sesuai kontrak yang disepakati.
TKRS 6 ep a Pimpinan rumah sakit bertanggung jawab terhadap kontrak untuk
memenuhi kebutuhan pasien dan manajemen termasuk ruang lingkup
pelayanan tersebut yang dicantumkan dalam persetujuan kontrak
TKRS 6 ep b Tenaga kesehatan yang dikontrak perlu dilakukan kredensial sesuai
ketentuan di rumah sakit

TKRS 6 ep c Pimpinan rumah sakit menginspeksi kepatuhan layanan kontrak sesuai


kebutuhan

TKRS 6 ep d Apabila kontrak dinegosiasikan ulang atau dihentikan, rumah sakit tetap
mempertahankan kelanjutan dari pelayanan pasie

TKRS 6 ep e Semua kontrak menetapkan data mutu yang harus dilaporkan kepada
rumah sakit, disertai frekuensi dan mekanisme pelaporan, serta
bagaimana rumah sakit akan merespons jika persyaratan atau ekspektasi
mutu tidak terpenuhi.
Kredensial
KPS 17 Rumah sakit mempunyai proses yang efektif untuk melakukan
kredensial tenaga kesehatan lain dengan mengumpulkan dan
memverifikasi pendidikan, registrasi, izin, kewenangan, pelatihan, dan
pengalamannya.

Maksud dan tujuan


Rumah sakit perlu memastikan bahwa tenaga kesehatan lainnya
kompeten sesuai dengan misi, sumber daya, dan kebutuhan pasien.
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang bertanggungjawab memberikan
asuhan pasien secara langsung termasuk bidan, nutrisionis, apoteker,
fisioterapis, teknisi transfusi darah, penata anestesi, dan lainnya

EP : Proses kredensial, bukti dokumentasi pendidikan &


pelatihan
Kredensial
KPS 18 Rumah sakit melakukan identifikasi tanggung jawab pekerjaan dan
memberikan penugasan klinis berdasar atas hasil kredensial tenaga
kesehatan lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

EP: Rincian kewenangan klinis, surat penugasan klinis

Rumah sakit telah melakukan penilaian kinerja tenaga


KPS 19 Kesehatan lainnya termasuk perannya dalam kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien serta
program manajemen risiko rumah sakit.

EP: Penilaian kinerja; laporan kejadian IKP & Manrisk ; dokumentasi


MANAJEMEN RISIKO
Elemen Penilaian Keterangan
dalam Starkes
TKRS 14 Program manajemen risiko yang terintegrasi digunakan untuk
mencegah terjadinya cedera dan kerugian di rumah sakit

Risiko non klinis yang juga termasuk risiko operasional adalah risiko
PPI (terkait pengendalian dan pencegahan infeksi misalnya
sterilisasi, laundry, gizi, kamar jenazah dan lain-lainnya), risiko MFK
(terkait dengan fasilitas dan lingkungan, seperti kondisi bangunan
yang membahayakan, risiko yang terkait dengan ketersediaan
sumber air dan listrik, dan lain lain.
Sasaran Keselamatan Pasien

SKP.1.
Rumah sakit menerapkan proses untuk LABELING
menjamin ketepatan identifikasi pasien
EP.2 . jenis identitas pada saat
menyajikan makanan

SKP. 5
Rumah sakit menerapkan kebersihan
tangan ( Hand hygiene) untuk
menurunkan risiko infeksi terkait layanan
kesehatan
USULAN PERSAGI-
ASDI UTK REVISI PGRS

Oktober 2021
Usulan dalam revisi PGRS, Oktober 2021
Usulan dalam revisi PGRS, Oktober 2021
Usulan Naskah PGRS, nov 2021
Alur penyelenggaraan makanan RS
Input

Usulan :
• Food
safety
• Food
Sanitation
Hygiene
Quality
Control
• dimensi
mutu
• diringkas

Anda mungkin juga menyukai