KEJANG DEMAM
Disusun Oleh
Kelompok I
H. Arbain
Evi El Akhiri Albaytie
Hilham Maulana
Dedy Hidayat
Sanusi
Efrianida
Kristina Br. Damanik
Heni Fitriani
Rd. Al Khusaini
Naswindra
0
KEJANG DEMAM
I. PENDAHULUAN
Kejang pada bayi baru lahir ( BBL ) dapat dijumpai pada bayi
dengan trauma lahir, asfiksia, gangguan metabolisme dan infeksi. Kejang
bukanlah suatu penyakitTetapi merupakan gejala dari gangguan saraf
pusat, local atau sistemik.
Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang terjadinya dalam usia
bayi sampai 28 hari setelah lahir. Kejang pada bayi baru lahir disebut
Neonatal Fit.
Data epidemiologi Kejadian kejang demam diperkirakan 2 - 4% di AS, dan
Eropa. Di Asia dilaporkan lebih tinggi. Kira-kira 20% kasus merupakan
kejang demam komplek. Umumnya kejang demam timbul pada tahun
kedua kehidupan (17 - 23 bulan). Kejang demam sedikit lebih sering pada
laki-laki.
2. Kejang multifokal klonik : Berupa gerakan klonik pada satu atau lebih
anggota gerak, yang berpindah- pindah dari satu anggota ke anggota
lainnya dengan tidak teratur ( kejang yang sering pada BBL ).
3. Kejang mioklonik : Jarang terjadi pada BBL, gerakan ini seperti reflek
moro dengan fleksi dari semua anggota.
1
1. Gangguan vaskuler
Perdarahan berupa petekia akibat anoksia dan asfiksia yang
dapat terjadi intra serebral atau intra ventrikular.
Perdarahan akibat trauma langsung yaitu berupa perdarahan di
subaraknoid atau subdural.
Trombosis.
Penyakit perdarahan seperti defisiensi vitamin k.
Sindrom hiperviskositas.
2. Gangguan metabolisme
Hipokalsemia, hipomagnesemia, hipoglikemia.
Gangguan keseimbangan elektrolit; hiponatremia,
hipernatremia.
Hiperbilirubinemia.
Kekurangan dan ketergantungan akan piridoksin.
Aminoasiduria.
3. Infeksi
Meningitis, sepsis,ensepalitis.
Toksoplasmosis kongenital.
1. Kejang demam
2. Epilepsi
3. Meningitis purulenta
4. Meningitis tuberkulosa
5. Hidrosepalus
6. Cerebral palsy
7. Hemiplegia infatil akut
8. Spina bifida
II. PATOFISIOLOGI
2
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1 C akan mengakibatkan
kenaikan metabolisme basal 10 – 15 % dan kebutuhan O akan
meningkat 20 %. Kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan
dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari ion
kalium maupun ion natrium melalui membran dengan akibat terjadinya
lepasnya muatan listrik. Lepasnya muatan listrik ke seluruh sel dengan
bantuan neurotransmitter dan terjadilah kejang.
III. PROGNOSIS
3
kejang demam sederhana, ciri-cirinya yaitu :
V. PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan Medik
Penjelasan:
4
(Fase Akut)
Pemberian obat, ( Diazepam ) dosis sesuai BB anak :
- Bila BB < 10 Kg Dosis 0,5 – 0,75 mg/kg BB
- Bila BB > 20 Kg Dosis 0,5 mg/kg BB
- ( Bila umur anak < 5 th Dosis 0,3 mg - 5 mg dan 10
mg/kg/BB pada anak yang lebih besar)
Pengobatan profilaksis :
“Bila tidak ada respon dianggap status konvulsion dan perlu perawatan
khusus dengan intubasi, pelemas otot dan alat bantu nafas.
2. Pengobatan Penunjang:
5
Setelah kejang diatasi disusul pengobatan rumat, daya kerja
diazefam yang sangat singkat bekisar 45-60 menit sesudah
diinjeksikan karena itu harus diberi obat anti epileptik dengan daya
kerja lebih lama (mis: Fenobarbital )
∂ Pemeriksaan EEG
B. KEPERAWATAN
C. INTERVENSI
6
Diagnosa : 1
Diagnosa: 2
Diagnosa : 3
Diagnosa : 4
Diagnosa : 5
7
Lakukan tindakan (misal: pemasangan infus, penghisapan lendir)
dengan hati-hati dan lembut anak sehingga anak merasa nyaman
Ajak ortu/orang terdekat ikut terlibat dalam setiap tindakan yang
akan dilakukan
Pasang pengaman tempat tidur (safety pasien)
Ciptakan kondisi lingkungan dengan baik
C. EVALUASI
Daftar Pustaka
8
YBPSP, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta, 2002
9
10
Kejang demam sederhana adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu porses ekstrakranial.
Derajat tingginya suhu dianggap cukup untuk mendiagnosis kejang
demam ialah 380 C atau lebih (Lumbantobing, 1995).
KLASIFIKASI
Livingstone (1970) membagi kejang demam menjadi 2 golongan, yaitu;
Kejang demam sederhana
Ciri-cirinya:
a. Kejang bersifat umum
b. Waktu singkat (kurang dari 15 menit)
c. Umur serangan pertama kurang dari 6 tahun
d. Frekuensi serangan 1-4 kali pertahun
e. EEG normal
Epilepsi yang diprovokasi oleh demam
Ciri-cirinya:
f. Kejang lama dan bersifat fokal
g. Umur lebih dari 6 tahun
h. Frekuensi serangan lebih dari 4 kali pertahun
i. EEG setelah pasien tidak demam, abnormal
11
Kejang demm yang timbul pada lebih dari satu episode demam
(Soetomenggolo, 1995).
Diposkan oleh DUNIA KEDOKTERAN di 05:45 0 komentar
12