Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

KEJANG DEMAM

Mata Kuliah Tindakan Keperawata Profesional Gawat Darurat


Medikan dan Kelompok Khusus
Dosen Pengajar : Ernawati, Mkep

Disusun Oleh
Kelompok I

H. Arbain
Evi El Akhiri Albaytie
Hilham Maulana
Dedy Hidayat
Sanusi
Efrianida
Kristina Br. Damanik
Heni Fitriani
Rd. Al Khusaini
Naswindra

PROGRAM STUDI D IV GAWAT DARURAT


POLTEKES JAMBI
TAHUN AJARAN 2008/2009

0
KEJANG DEMAM
I. PENDAHULUAN

Kejang demam sederhana adalah bangkitan kejang yang


terjadi pada kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu porses
ekstrakranial. Derajat tingginya suhu dianggap cukup untuk
mendiagnosis kejang demam ialah 38 C atau lebih (Lumbantobing,
1995).
Menurut Consensus on Febrile Seizures (1980), kejang demam
adalah suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya umur 3 bulan dan 5
tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya
infeksi intracranial atau penyebab tertentu. Anak yang pernah kejang
tanpa demam dan berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk.
Kejang demam ( febrile convulsion ) ialah : Bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal > 38 C ) yang disebabkan
oleh proses ekstrakranium. Kejang demam merupakan kelainan
neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama pada
golongan anak umur 6 bulan s/d 4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang
berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam. (Ngastiyah,
1997)

Kejang pada bayi baru lahir ( BBL ) dapat dijumpai pada bayi
dengan trauma lahir, asfiksia, gangguan metabolisme dan infeksi. Kejang
bukanlah suatu penyakitTetapi merupakan gejala dari gangguan saraf
pusat, local atau sistemik.
Kejang pada bayi baru lahir ialah kejang yang terjadinya dalam usia
bayi sampai 28 hari setelah lahir. Kejang pada bayi baru lahir disebut
Neonatal Fit.
Data epidemiologi Kejadian kejang demam diperkirakan 2 - 4% di AS, dan
Eropa. Di Asia dilaporkan lebih tinggi. Kira-kira 20% kasus merupakan
kejang demam komplek. Umumnya kejang demam timbul pada tahun
kedua kehidupan (17 - 23 bulan). Kejang demam sedikit lebih sering pada
laki-laki.

Sifat kejang dapat berupa :


1. Kejang tonik : Bersifat umum dengan ekstensi kedua tungkai kadang-
kadang fleksi anggota atas dan ekstensi anggota bawah.

2. Kejang multifokal klonik : Berupa gerakan klonik pada satu atau lebih
anggota gerak, yang berpindah- pindah dari satu anggota ke anggota
lainnya dengan tidak teratur ( kejang yang sering pada BBL ).

3. Kejang mioklonik : Jarang terjadi pada BBL, gerakan ini seperti reflek
moro dengan fleksi dari semua anggota.

Sekitar 10 – 30 % kejang pada bayi baru lahir tidak diketahui


penyebabnya. Penyebab kejang yang dapat diketahui ialah karena :

1
1. Gangguan vaskuler
 Perdarahan berupa petekia akibat anoksia dan asfiksia yang
dapat terjadi intra serebral atau intra ventrikular.
 Perdarahan akibat trauma langsung yaitu berupa perdarahan di
subaraknoid atau subdural.
 Trombosis.
 Penyakit perdarahan seperti defisiensi vitamin k.
 Sindrom hiperviskositas.

2. Gangguan metabolisme
 Hipokalsemia, hipomagnesemia, hipoglikemia.
 Gangguan keseimbangan elektrolit; hiponatremia,
hipernatremia.
 Hiperbilirubinemia.
 Kekurangan dan ketergantungan akan piridoksin.
 Aminoasiduria.

3. Infeksi
 Meningitis, sepsis,ensepalitis.
 Toksoplasmosis kongenital.

Penyebab kejang pada anak dapat karena infeksi, kerusakan


jaringan otak dan faktor lain yang dapat menyebabkan gangguan pada
fungsi otak. Keadaan tersebut dapat dijumpai pada :

1. Kejang demam
2. Epilepsi
3. Meningitis purulenta
4. Meningitis tuberkulosa
5. Hidrosepalus
6. Cerebral palsy
7. Hemiplegia infatil akut
8. Spina bifida

Kejang demam ( febrile convulsion ) ialah : Bangkitan kejang yang


terjadi pada kenaikan suhu tubuh ( suhu rektal > 38 C ) yang disebabkan
oleh proses ekstrakranium. Kejang demam merupakan kelainan
neurologis yang paling sering dijumpai pada anak, terutama pada
golongan anak umur 6 bulan s/d 4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang
berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam.

II. PATOFISIOLOGI

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak


diperlukan energi yang didapat dari metabolisme.
Bahan baku untuk metabolisme otak antara lain adalah glukosa. Sifat
proses ini adalah oksidasi dengan perantaraan fungsi paru-paru dan
diteruskan keotakmelalui sitem kardiovaskuler.

2
Pada keadaan demam kenaikan suhu 1 C akan mengakibatkan
kenaikan metabolisme basal 10 – 15 % dan kebutuhan O akan
meningkat 20 %. Kenaikan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan
dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi dari ion
kalium maupun ion natrium melalui membran dengan akibat terjadinya
lepasnya muatan listrik. Lepasnya muatan listrik ke seluruh sel dengan
bantuan neurotransmitter dan terjadilah kejang.

III. PROGNOSIS

Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat prognosisnya baik


dan tidak perlu menyebabkan kematian. Menurut Livingstone (1970) dari
golongan kejang demam sederhana mendapatkan 2,9% yang menjadi
epilepsi dan golongan epilepsi yang diprovokasi oleh demam ternyata
97% menjadi epilepsi.

Resiko yang akan dihadapi oleh seorang anak sesudah menderita


kejang demam tergantung dari faktor-faktor berikut :

1. Riwayat penyakit kejang tampa demam dalam keluarga.


2. Kelalaian dalam perkembangan/kelalaian syaraf sebelum anak
menderita kejang demam.
3. Kejang yang berlangsung lama/kejang fokal.

Bila terdapat paling sedikit 2 dari 3 faktor tersebut diatas maka


dikemudian hari akan mengalami serangan kejang tampa demam sekitar
13% dibanding bila hanya 1 atau tadak sama sekali faktor tersebut diatas,
serangan kejang tampa demem 2 - 3% saja.Hemiparesis biasanya terjadi
pada pasien yang mengalami kejang lama ( berlangsung >30 Menit) baik
bersifat umu maupun fokal.
Dari suatu penelitian terhadap 431 pasien dengan kejang demam
sederhana tidak terdapat kelainan pada IQ tetapi pada pasien kejang
demam yang sebelumnya telah terdapat gagnnguan
perkembangan/kelainan neurologis akan didapat IQ yang lebih rendah dari
saudaranya.Jika kejang demam diikuti dengan terulangnya kejang tanpa
demam retardasi mental akan terjadi 5 kali lebih besar.

IV. GAMBARAN KLINIS

Livingstone membagi kejang demam atas dua (2) golongan yaitu:

1. Kejang demam sederhana ( simple fibrile convultion )


2. Epilepsi yang diprovokasi oleh demam ( epilepsi triggered off fever )

Di sub-bagian anak FKUI-RSCM Jakarta, Kriteria Livingstone


tersebut dimodifikasi dan dipakai sebagai pedoman untuk membuat
diagnosis :

3
kejang demam sederhana, ciri-cirinya yaitu :

a. Umur anak ketika kejang 6 bulan s/d 4 tahun


b. Kejang berlangsung hanya sebentar saja tak lebih dari 15 menit
c. Kejang bersifat umum
d. Kejang timbul dalam 16 jam pertama setelah timbulnya demam
e. Pemeriksaan syaraf sebelum dan sesudah kejang normal
f. Pemeriksaan EKG yang dibuat 1 (satu) minggu sesudah suhu
normal tidak menunjukkan kelainan
g. Frekwensi kejang bangkitan dalam satu tahun tidak melebihi 4
(empat) kali.

Epilepsi yang diprovokasi oleh demam, Ciri-cirinya yaitu :

a. Kejang lama dan bersifat fokal


b. Umur lebih dari 6 tahun
c. Frekuensi serangan lebih dari 4 kali pertahun
d. EEG setelah pasien tidak demam, abnormal

Sejak tahun 1995, pembagian golongan kejang demam yang


digunakan di sub-bagian syaraf Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UI
terdiri atas 3 jenis kejang demam, yaitu:

1. Kejang demam kompleks


Kejang demam yang lebih dari 15 menit, fokal atau multipel (lebih dari
1kali kejang per episode demam)

2. Kejang demam sederhana


Kejang demam yang bukan kejang demam kompleks

3. Kejang demam berulang


Kejang demam yang timbul pada lebih dari satu episode demam
(Soetomenggolo, 1995).

V. PENATALAKSANAAN

A. Penatalaksanaan Medik

Dalam Penanggulangan kejam demam ada 4 (empat) faktor yang


perlu dikerjakan yaitu:

1. Memberantas kejang secepat mungkin


2. Pengobatan penunjang
3. Memberikan pengobatan rumatan
4. Mencari dan mengobati penyebab

Penjelasan:

1. Memberantas kejang secepat mungkin,

4
(Fase Akut)
Pemberian obat, ( Diazepam ) dosis sesuai BB anak :
- Bila BB < 10 Kg Dosis 0,5 – 0,75 mg/kg BB
- Bila BB > 20 Kg Dosis 0,5 mg/kg BB
- ( Bila umur anak < 5 th Dosis 0,3 mg - 5 mg dan 10
mg/kg/BB pada anak yang lebih besar)

( Obat pilihan utama dengan pemberian IV berhasil menekan kejang 80-90%)

Bila tidak ada Diazepam dapat diberikan Fenobarbital Pemberian


IM:
- Dosis awal pada bayi baru lahir 30 mg/kg BB/kali
- Bayi umur 1 bln – 1 th 50 mg/kgBB/kali
- Bayi umur 1 th keatas 75 mg/kg/kali

Pengobatan profilaksis :

a. Profilaksis interminten saat demam : diazepam oral dosis 0,3-0,5


mg/kgBB/hari, Diazepam intra rektal tiap 8jam sebanyak
5mg(BB,10 kg) dan 10 mg (BB> 10mg) pasien denga suhu > 38,5
C
b. Profilaksis terus menerus setiap hari dengan fenobarbital
4-5mg/kgBB/hari dabagi dalam 2 dosis.
Obat lain Asam Valproat dosis 15-40 mg/kgBB/hari.

“Bila tidak ada respon dianggap status konvulsion dan perlu perawatan
khusus dengan intubasi, pelemas otot dan alat bantu nafas.

Catatan : Dosis Diazepam ini dosis yang digunakan di FK UNPAD


Dosis Diazepam sangat bervariasi tergantung pusat penelitian
Dosis Diazepam yang diberikan akan menurun dalam waktu 10
menit oleh karena itu observasi dilakukan dalam waktu 10 –
30 Bila pemberian intra vena sulit dilakukan berikan Diazepam
Rectal dengan dosis :
BB < 10 kg : 5 mg
BB > 10 kg : 10 mg

2. Pengobatan Penunjang:

 Semua pakaian yang ketat dibuka


 Posisi kepala sebaikknya miring untuk mencegah aspirasi isi
lambung
 Usahakan jalan nafas bebas untuk menjamin kebutuhan
oksigen
 Penghisapan lendir
 Pengawasan secara ketat: TTV dan Fungsi jantung
 Cairan IV diberikan dengan monitoring untuk kelainan
metabolik dan elektrolit
 Pemberian kortikosteroid mencegah odema otak dosis :
20-30mg/KgBB/Hari

5
Setelah kejang diatasi disusul pengobatan rumat, daya kerja
diazefam yang sangat singkat bekisar 45-60 menit sesudah
diinjeksikan karena itu harus diberi obat anti epileptik dengan daya
kerja lebih lama (mis: Fenobarbital )

3. Mencari dan Mengobati penyebab

∂ Penyebab kejang demam sederhana maupun epilepsi yang


diprovokasioleh demam biasa adalah Infeksi Respiratorius Bagaian
Atas (ISPA) dan Otitis Media Akut (OMA). Pemberian antibiotika yang
adekuat perlu untuk mengobati penyakit tersebut.

∂ Pemeriksaan labor cairan serebrospinal untuk menyingkirkan


kemungkinan meningitis, terutama pasien kejang demam yang
pertama.

∂ Pemeriksaan EEG

B. KEPERAWATAN

Masalah keperawatan yang muncul pada pasien demam


kejang adalah:

1. Peningkatan suhu tubuh.


2. Gangguan rasa aman dan nyaman.
3. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit.
4. Resiko terjadinya kerusakan sel otak akibat kejang
5. Resiko terjadinya bahaya/komplikasi

C. INTERVENSI

6
Diagnosa : 1

 Berikan kompres secara intensif


 Berikan obat anti piretik dan antibiotik
 Anjurkan banyak minum
 Pertahankan cairan yang masuk
 Hindari pakaian yang tebal dan tidak menyerap

Diagnosa: 2

 Berikan sudip lidah untuk menghindari perlukaan (lidah tergigit)


 Jaga jangan sampai anak jatuh saat kejang terjadi
 Catat denga cermat obat yang diberikan (6 Benar)

Diagnosa : 3

 Jelaskan/penyuluhan tentang penyakit yang diderita pasien


 Jelaskan tentang program perawatan dan pengobatan yang akan
diberikan
 Beri kesempatan ortu untuk bertanya tentang yang dialami anaknya

 Bila dirumah (pasien boleh pulang) ajarkan ortu:


- Cara tindakan dini mengatasi demam kejang
- Kaji dan hindari kepanikan bila muncul tanda dan gejala
penyakit demam kejang (pengalaman ortu)
- Sediakan obat penurun panas, bila panas berlanjut segera bawa
ke dokter
- dll

Diagnosa : 4

 Baringkan pasien di tempat yang rata,kepala di miringkan dan


pasangkan sudip lidah yang sudah di bungkus kasa.
 Singkirkan benda-benda yang ada di sekitar pasien, lepaskan
pakaian yang menggangu pernafasan ( ikat pinggang, gurita, dll )
 Isap lendir sampai bersih, berikan oksigen sesuai kebutuhan.
 Bila suhu tinggi berikan kompres secara intensif.
 Observasi kejang, TTV.
 Setelah pasien bangun berikan minum hangat.
 Kolaborasi dengan petugas dr/lab pemeriksaan labor cairan
serebrospinal untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis,
terutama pasien kejang demam yang pertama.
 Kolaborasi pemeriksaan EEG

Diagnosa : 5

7
 Lakukan tindakan (misal: pemasangan infus, penghisapan lendir)
dengan hati-hati dan lembut anak sehingga anak merasa nyaman
 Ajak ortu/orang terdekat ikut terlibat dalam setiap tindakan yang
akan dilakukan
 Pasang pengaman tempat tidur (safety pasien)
 Ciptakan kondisi lingkungan dengan baik

C. EVALUASI

 Tidak terjadinya kerusakan otak pada bayi/anak


 Suhu tubuh anak normal (36-37 C)
 Tidak terjadinya bahaya/komplikasi penyakit
 Terpenuhi rasa aman dan nyaman bagi bayi/anak
 Ortu/keluarga mengerti/memahami tentang penyakit anaknya serta
program tindakan perawatan/pengobatan yang dilakukan

Daftar Pustaka

 Ngastiyah, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta 1997

8
 YBPSP, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta, 2002

 www. Dunia kedokteran.cq.bz. Internet, Jakarta, 2008

 Team Akreditasi RSD RM, Buku Panguan IGD, Jambi 2000

 Arif Mansjoer,dkk, Kapita Selekta Kedokteran,FKUI, Jakarta 2007

9
10
Kejang demam sederhana adalah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh yang disebabkan oleh suatu porses ekstrakranial.
Derajat tingginya suhu dianggap cukup untuk mendiagnosis kejang
demam ialah 380 C atau lebih (Lumbantobing, 1995).

KLASIFIKASI
Livingstone (1970) membagi kejang demam menjadi 2 golongan, yaitu;
Kejang demam sederhana

Ciri-cirinya:
a. Kejang bersifat umum
b. Waktu singkat (kurang dari 15 menit)
c. Umur serangan pertama kurang dari 6 tahun
d. Frekuensi serangan 1-4 kali pertahun
e. EEG normal
Epilepsi yang diprovokasi oleh demam
Ciri-cirinya:
f. Kejang lama dan bersifat fokal
g. Umur lebih dari 6 tahun
h. Frekuensi serangan lebih dari 4 kali pertahun
i. EEG setelah pasien tidak demam, abnormal

Sejak tahun 1995, pembagian golongan kejang demam yang digunakan di


sub-bagian syaraf Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UI terdiri atas 3
jenis kejang demam, yaitu:
Kejang demam kompleks
Kejang demam yang lebih dari 15 menit, fokal atau multipel (lebih dari
1kali kejang per episode demam)

Kejang demam sederhana


Kejang demam yang bukan kejang demam kompleks
Kejang demam berulang
Kejang demm yang timbul pada lebih dari satu episode demam
(Soetomenggolo, 1995).

Sejak tahun 1995, pembagian golongan kejang demam yang digunakan di


sub-bagian syaraf Anak, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UI terdiri atas 3
jenis kejang demam, yaitu:
Kejang demam kompleks
Kejang demam yang lebih dari 15 menit, fokal atau multipel (lebih dari
1kali kejang per episode demam)

Kejang demam sederhana


Kejang demam yang bukan kejang demam kompleks
Kejang demam berulang

11
Kejang demm yang timbul pada lebih dari satu episode demam
(Soetomenggolo, 1995).
Diposkan oleh DUNIA KEDOKTERAN di 05:45 0 komentar

12

Anda mungkin juga menyukai