Anda di halaman 1dari 17

Apa yang dimaksud dengan Banding di Pengadilan Pajak?

Banding adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap
suatu keputusan yang dapat diajukan Banding, berdasarkan peraturan perundang-undangan
perpajakaan yang berlaku.

Surat Keputusan Keberatan terkait Pajak Pusat atau Pajak Daerah:

- Surat Keberatan

- Surat Ketetapan Pajak (SKP)

- Surat Setoran Pajak (SSP) dalam hal terdapat setoran pajak

Surat Keputusan Keberatan terkait Bea dan Cukai:

- Surat Keberatan

- Surat Penetapan Tarif dan/atau Nilai Pabean (SPTNP) atau Surat Penetapan Pabean atau Surat
Penetapan Perhitungan Bea Keluar

- PIB

Wajib Pajak yang mengajukan permohonan banding disebut Pemohon Banding.

Pihak yang dibanding (DJP, DJBC, Pemda) disebut Terbanding.

Bagaimana ketentuan pengajuan Banding?

Surat Banding atas Keputusan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Pemerintah Daerah disampaikan
dalam waktu 3 bulan sejak tanggal Surat yang dibanding diterima. Sedangkan Banding atas Keputusan
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) disampaikan dalam waktu 60 hari.

Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding.

Apa kelengkapan administrasi pengajuan Banding?

Satu (1) berkas asli dan satu (1) foto kopi berkas Surat Banding (contoh format Surat Banding, ukuran
kertas, huruf, serta ukuran huruf dapat dilihat pada lampiran SE-08/PP/2017)

Dua (2) berkas Fotokopi Surat Keputusan yang diajukan Banding


Bukti pembayaran sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak yang terutang

Dokumen pendukung lain yaitu: 

a. Jika pemohon merupakan badan hukum/perusahaan: Satu (1) rangkap fotokopi akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya (yang di dalamnya tercantum nama pengurus yang menandatangani
surat banding). Akta-akta perlu dimeteraikan kemudian. Pemeteraian kemudian dilakukan di kantor
pos. 

b. Satu rangkap berkas Asli dan satu fotokopi Surat Kuasa Khusus yang telah dibubuhi meterai, jika
penandatangan Surat Banding adalah yang diberikan kuasa. Contoh: Kuasa hukum atau pegawai
perusahaan yang diberikan kuasa oleh Direktur/Pengurus Perusahaan.

c. Jika dikuasakan kepada Kuasa Hukum, maka perlu dilampirkan juga satu fotokopi kartu dan Surat
Keputusan Izin Kuasa Hukum (IKH) Pengadilan Pajak.

Softcopy berkas dalam CD/flashdisk dengan rincian:

a. Untuk berkas nomor 1 perlu dilampirkan softcopy berkas dalam format Microsoft Word dan Portable
Document Format (.pdf) yang sesuai dengan hardcopy  yang disampaikan.

b. Untuk berkas nomor 4 cukup dalam format .pdf

Daftar Isian (ceklis kelengkapan) dapat diunduh di sini

Siapa yang dapat mengajukan Banding?

Banding dapat diajukan oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak yang keberatan terhadap Surat
Keputusan seperti disebutkan pada poin definisi banding (1). Banding dapat diajukan oleh ahli waris
Wajib Pajak, pengurus perusahaan (Wajib Pajak), atau kuasa hukum yang telah diberikan kuasa oleh
Wajib Pajak/pengurus perusahaan. 

Bagaimana pemrosesan banding di Pengadilan Pajak?

Dalam kurun waktu 14 hari setelah surat banding disubmit, Pemohon Banding akan menerima Tanda
Terima Surat Banding (TTSB) yang dikirimkan Pengadilan Pajak melalui pos. TTSB tersebut memuat
nomor sengketa yang berfungsi sebagai nomor identitas selama bersengketa di Pengadilan Pajak.
Nomor tersebut dapat digunakan untuk melakukan pengecekan status sengketa
pada laman web http://www.setpp.kemenkeu.go.id di kolom 'Pencarian Berkas'.

Pengadilan Pajak meminta Surat Uraian Banding (SUB) kepada Terbanding dalam jangka waktu 14
(empat belas) hari sejak tanggal diterima Surat Banding lengkap, yang akan ditembuskan juga kepada
Pemohon Banding.

Terbanding menyerahkan SUB kepada Pengadilan Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal
dikirim Permintaan SUB.

Salinan SUB oleh Pengadilan Pajak dikirimkan kepada Pemohon Banding dalam jangka waktu 14 (empat
belas) hari sejak tanggal diterima, dengan Permintaan Surat Bantahan.

Pemohon Banding memberikan tanggapan/bantahan atas SUB yang diterimanya dalam jangka waktu 1
(satu) bulan sejak tanggal dikirim Permintaan Surat Bantahan.

Meskipun Terbanding atau Pemohon Banding tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud angka
3 dan 5, Pengadilan Pajak tetap melanjutkan pemeriksaan banding, sidang dilaksanakan maksimal 6
bulan setelah surat banding diterima Pengadilan Pajak.

Setelah dilaksanakan sidang pemeriksaan, akan dilaksanakan sidang pengucapan putusan.

Apa yang harus saya lakukan jika ingin menyerahkan berkas permohonan Banding?

Penyerahan berkas permohonan Banding dapat dilakukan dengan datang langsung ke Pengadilan Pajak
dengan mendaftar antrean secara online terlebih dahulu, atau bisa juga dengan dikirimkan melalui
pos/ekspedisi tercatat lain ke alamat: Pengadilan Pajak, Jl. Hayam Wuruk no. 07, Gambir, Jakarta Pusat
10120.

Apa yang dimaksud dengan Gugatan di Pengadilan Pajak?

Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap
pelaksanaan penagihan Pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan Gugatan berdasarkan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

Administrasi pengajuan Gugatan dilakukan di Pengadilan Pajak yang beralamat di Jl. Hayam Wuruk No.
07, Gambir, Jakarta Pusat 10120.

Wajib Pajak yang mengajukan permohonan Gugatan disebut Penggugat. Pihak yang digugat (DJP, DJBC,
Pemda) disebut Tergugat.

Bagaimana ketentuan pengajuan Gugatan?

Surat Gugatan disampaikan dalam waktu 14 hari atas pelaksanaan penagihan, dan 30 hari untuk gugatan
atas Keputusan.

Terhadap 1 (satu) keputusan pelaksanaan penagihan diajukan 1 (satu) Surat Gugatan.


Apa kelengkapan administrasi pengajuan Gugatan?

Satu berkas asli dan satu foto kopi berkas Surat Gugatan (contoh format Surat Gugatan, ukuran kertas,
huruf, serta ukuran huruf dapat dilihat pada lampiran SE-08/PP/2017-insert link)

Dua berkas Fotokopi Surat yang diajukan Gugatan

Dokumen pendukung lain yaitu:

a. Jika pemohon merupakan badan hukum/perusahaan: Satu (1) rangkap fotokopi akta pendirian
perusahaan beserta perubahannya (yang di dalamnya tercantum nama pengurus yang menandatangani
surat Gugatan). Akta-akta perlu dimeteraikan kemudian. Pemeteraian kemudian dilakukan di kantor pos.

b. Satu rangkap berkas Asli dan satu fotokopi Surat Kuasa Khusus yang telah dibubuhi meterai, jika
penandatangan Surat Gugatan adalah yang diberikan kuasa. Contoh: Kuasa hukum atau pegawai
perusahaan yang diberikan kuasa oleh Direktur/Pengurus Perusahaan.

c. Jika dikuasakan kepada Kuasa Hukum, maka perlu dilampirkan juga satu fotokopi kartu Izin Kuasa
Hukum (IKH) Pengadilan Pajak.

Softcopy berkas dalam CD/flashdisk dengan rincian:

- Untuk berkas nomor 1 perlu dilampirkan softcopy berkas dalam format Microsoft Word dan Portable
Document Format (.pdf) yang sesuai dengan hardcopy  yang disampaikan.

- Untuk berkas nomor 3 cukup dalam format .pdf 

Daftar isian (ceklis kelengkapan) dapat diunduh di sini

Siapa yang dapat mengajukan Gugatan?

Gugatan dapat diajukan oleh Wajib Pajak atau Penanggung Pajak, ahli waris Wajib Pajak, pengurus
perusahaan (Wajib Pajak), atau kuasa hukum yang telah diberikan kuasa oleh Wajib Pajak/pengurus
perusahaan. 

Bagaimana pemrosesan Gugatan di Pengadilan Pajak?

Dalam kurun waktu 14 hari setelah surat Gugatan diterima oleh Pengadilan Pajak, Penggugat akan
menerima Tanda Terima Surat Gugatan (TTSG) melalui pos. TTSB tersebut memuat nomor sengketa
yang berfungsi sebagai nomor identitas selama bersengketa di Pengadilan Pajak. Nomor tersebut dapat
dipakai untuk melakukan pengecekan status sengketa pada laman
web http://www.setpp.kemenkeu.go.id pada kolom 'Pencarian Berkas'.

Pengadilan Pajak meminta Surat Tanggapan kepada Tergugat dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari
sejak tanggal diterima Surat Gugatan lengkap.

Tergugat menyerahkan Surat Tanggapan kepada Pengadilan Pajak dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan
sejak tanggal dikirim Permintaan Surat Tanggapan.

Salinan Surat Tanggapan oleh Pengadilan Pajak dikirimkan kepada Penggugat dalam jangka waktu 14
(empat belas) hari sejak tanggal diterima, dengan Permintaan Surat Bantahan.

Penggugat memberikan bantahan atas Surat Tanggapan yang diterimanya dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan sejak tanggal dikirim Permintaan Surat Bantahan.

Meskipun Tergugat atau Penggugat tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud angka 3 dan 5,
Pengadilan Pajak tetap melanjutkan pemeriksaan Gugatan, sidang dilaksanakan maksimal 6 bulan
setelah surat Gugatan diterima Pengadilan Pajak.

Apa yang harus saya lakukan jika ingin menyerahkan berkas permohonan Gugatan?

Penyerahan berkas permohonan Gugatan dapat dilakukan dengan datang langsung ke Pengadilan Pajak
dengan mendaftar antrean secara online terlebih dahulu, atau bisa juga dengan dikirimkan melalui
pos/ekspedisi tercatat lain ke alamat: Pengadilan Pajak, Jl. Hayam Wuruk no. 07, Gambir, Jakarta Pusat
10120.

Bagaimana Tata Cara Pencabutan Gugatan?

Terhadap Gugatan dapat diajukan surat pernyataan pencabutan kepada Pengadilan Pajak.

Gugatan yang dicabut tersebut, dihapus dari daftar sengketa melalui penetapan Ketua dalam hal surat
pernyataan pencabutan diajukan sebelum sidang dilaksanakan dan putusan Majelis/Hakim Tunggal
melalui pemeriksaan dalam hal surat pernyataan pencabutan diajukan dalam sidang atas persetujuan
tergugat.

Gugatan yang telah dicabut melalui penetapan atau putusan tersebut, tidak dapat diajukan kembali.

Dasar Hukum

Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak


Surat Edaran Nomor: SE-08/PP/2017 tentang Perubahan atas Surat Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-
002/PP/2015 tentang Kelengkapan Administrasi Banding atau Gugatan

Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Pasal 1, 37 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang
Nomor 19 Tahun 2000 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa.

Format Surat Gugatan dan Pencabutan dapat diakses melalui www.setpp.kemenkeu.go.id/perturan


pada lampiran SE-08/PP/2017

Peninjauan Kembali

Permohonan peninjauan kembali (PK) hanya dapat diajukan 1 (satu) kali kepada Mahkamah Agung (MA)
melalui Pengadilan Pajak.

Permohonan peninjauan kembali (PK) tidak menangguhkan atau menghentikan pelaksanaan putusan
Pengadilan Pajak.

Permohonan peninjauan kembali (PK) dapat dicabut sebelum diputus, dan dalam hal sudah dicabut
permohonan peninjauan kembali tersebut tidak dapat diajukan lagi.

Alasan-alasan mengajukan peninjauan kembali (PK) :

Apabila putusan Pengadilan Pajak didasarkan pada suatu kebohongan atau tipu muslihat pihak lawan
yang diketahui setelah perkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yang kemudian oleh hakim
pidana dinyatakan palsu;

Apabila terdapat bukti tertulis baru yang penting dan bersifat menentukan, yang apabila diketahui pada
tahap persidangan di pengadilan Pajak akan menghasilkan putusan yang berbeda;

Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak, dituntut atau lebih dari pada yang dituntut, kecuali yang
diputus berupa mengabulkan sebagian atau seluruhnya atau menambah Pajak yang harus dibayar;

Apabila mengenai suatu bagian dari tuntutan belum diputus tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya;
atau

Apabila terdapat suatu putusan yang nyata-nyata tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.

Jangka Waktu Peninjauan Kembali (PK)


Pengajuan peninjauan kembali (PK) berdasarkan alasan-alasan sebagaimana dimaksud huruf 1,
dilakukan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) bulan terhitung sejak diketahuinya kebohongan
atau tipu muslihat atau sejak putusan Hakim pengadilan pidana memperoleh kekuatan hukum tetap.

Pengajuan peninjauan kembali (PK) berdasarkan alasan-alasan sebagaimana dimaksud huruf 2,


dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan terhitung sejak ditemukan surat-surat bukti yang hari dan
tanggal ditemukannya harus dinyatakan dibawah sumpah dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.

Pengajuan permohonan peninjauan kembali (PK) berdasarlan alasan huruf 3, 4 dan 5 dilakukan dalam
jangka waktutu paling lambat 3 (tiga) bulan sejak putusan dikirim.

Pemprosesan peninjauan kembali (PK) oleh Mahkamah Agung

Dalam jangka waktu 6 (enam) bulan sejak permohonan peninjauan kembali diterima oleh Mahkamah
Agung telah mengambil putusan, dalam hal Pengadilan Pajak mengambil putusan melalui pemeriksaan
acara biasa;

Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak permohonan peninjauan kembali diterima oleh Mahkamah
Agung telah mengambil putusan, dalam hal Pengadilan Pajak mengambil putusan melalui pemeriksaan
acara cepat.

Hal-hal lain yang perlu diketahui :

Putusan atas permohonan peninjauan kembali sebagaimana dimaksud harus diucapkan dalam sidang
terbuka untuk umum.

Hukum acara berlaku pada pemeriksaan PK adalah hukum acara Peninjauan Kembali sebagaimana
dimaksud dalam UU No. 14/1985 tentang Mahkamah Agung, kecuali yang diatur secara khusus dalam
UU No. 14/2002 tentang Pengadilan Pajak.

Dasar Hukum

Pasal 89-93 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

(Sumber: Seri-06 Peninjauan Kembali (PK))

A. LOKASI PELAYANAN
Loket B Sekretariat Pengadilan Pajak, Lobby Gedung A Pengadilan Pajak, Jalan Hayam Wuruk Nomor 7
Jakarta Pusat

Permohonan disampaikan melalui pos ke alamat: Pengadilan Pajak, Jalan Hayam Wuruk Nomor 7 Jakarta
Pusat

B. JANGKA WAKTU PELAYANAN

14 hari kerja sejak Surat Permohonan Izin Kuasa Hukum diterima secara lengkap oleh Sekretariat
Pengadilan Pajak

C. BIAYA LAYANAN

Tidak dipungut biaya (Gratis)

D. DEFINISI LAYANAN

Izin Kuasa Hukum adalah izin untuk beracara di Pengadilan Pajak yang ditetapkan oleh Ketua Pengadilan
Pajak. Kuasa Hukum adalah orang perseorangan yang dapat mendampingi atau mewakili para pihak
yang bersengketa dalam beracara pada Pengadilan Pajak.

Izin Kuasa Hukum (IKH) terdiri dari:

Izin Kuasa Hukum Bidang Perpajakan

Izin Kuasa Hukum Bidang Kepabeanan dan Cukai

E. PERSYARATAN LAYANAN

    Persyaratan Permohonan Baru

Surat Permohonan Izin Kuasa Hukum Bidang Perpajakan/Kepabeanan dan Cukai pada Pengadilan Pajak
(pilih dan unduh formulir sesuai keperluan di sini)

Daftar Riwayat Hidup (unduh formulir di sini)

Fotokopi KTP

Fotokopi Ijazah Sarjana/Diploma IV dari perguruan tinggi yang terakreditasi dan telah dilegalisasi (asli
cap basah, bukan hasil scan) oleh instansi atau lembaga yang menerbitkan untuk lulusan perguruan
tinggi di Indonesia atau fotokopi Surat Keputusan penyetaraan ijazah lulusan Perguruan Tinggi di Luar
Negeri yang telah dilegalisasi oleh Kemristekdikti

Fotokopi Dokumen yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan mempunyai pengetahuan yang luas
dan keahlian tentang peraturan perundang-undangan perpajakan dan atau Kepabeanan dan
Cukai dilegalisasi (asli cap basah, bukan hasil scan) oleh instansi atau lembaga yang menerbitkan

Fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Fotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Orang
Pribadi untuk 2 (dua) tahun terakhir

Asli Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia yang masih
berlaku

Pas Foto terakhir berwarna dan berlatar belakang merah dengan ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua) lembar,
dengan ketentuan foto lurus dan menghadap ke depan

Surat Pernyataan tidak berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil atau pejabat negara (unduh formulir di
sini)

Pakta integritas Pengajuan Izin Kuasa Hukum (unduh formulir di sini)

Khusus Pemohon yang pernah mengabdikan diri sebagai Hakim Pengadilan Pajak, maka Pemohon harus
telah melewati jangka waktu 2 (dua) tahun setelah diberhentikan dengan hormat sebagai Hakim
Pengadilan Pajak

    Dokumen Yang Menunjukkan Bukti Pengetahuan Yang Luas Di Bidang Perpajakan Dan Atau
Kepabenan Dan Cukai (Huruf E)

    Bidang Perpajakan

Fotokopi Ijazah Sarjana/Diploma IV di bidang Administrasi Fiskal, Akuntansi, dan/atau Perpajakan dari


perguruan tinggi yang terakreditasi dan telah dilegalisasi (asli cap basah, bukan hasil scan) oleh instansi
atau lembaga yang menerbitkan; atau

Fotokopi Ijazah Sarjana/Diploma dari perguruan tinggi yang terakreditasi selain dalam bidang
sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang telah dilegalisasi oleh instansi atau lembaga yang
menerbitkan, dan dilengkapi dengan salah satu bukti tambahan sebagai berikut:

Fotokopi ijazah Diploma III Perpajakan dari perguruan tinggi yang terakreditasi yang telah dilegalisasi
(asli cap basah, bukan hasil scan) oleh instansi atau lembaga yang menerbitkan; atau,

Fotokopi brevet perpajakan dari instansi atau lembaga penyelenggara brevet perpajakan yang
telah dilegalisasi (asli cap basah, bukan hasil scan) oleh instansi atau lembaga yang menerbitkan; atau,

Fotokopi surat atau dokumen yang menunjukkan pengalaman pernah bekerja pada instansi pemerintah
di bidang teknis perpajakan yang telah dilegalisasi (asli cap basah, bukan hasil scan) oleh instansi atau
lembaga yang menerbitkan.

    Bidang Kepabeanan dan Cukai

Fotokopi ijazah Diploma III Kepabeanan dan Cukai dari perguruan tinggi yang terakreditasi yang
telah dilegalisasi (asli cap basah, bukan hasil scan) oleh instansi atau lembaga yang menerbitkan, atau;

Fotokopi sertifikat keahlian kepabeanan dan cukai dari instansi atau lembaga pendidikan dan pelatihan
kepabeanan dan cukai yang telah dilegalisasi (asli cap basah, bukan hasil scan) oleh instansi atau
lembaga yang menerbitkan, atau;

Fotokopi surat atau dokumen yang menunjukkan pengalaman pernah bekerja pada instansi pemerintah
di bidang teknis kepabeanan dan cukai yang telah dilegalisasi (asli cap basah, bukan hasil scan) oleh
instansi atau lembaga yang menerbitkan

    Persyaratan Perpanjangan Izin

Permohonan perpanjangan masa berlaku IKH disampaikan kepada Ketua Pengadilan Pajak paling lambat
30 hari kalender sebelum masa berlaku IKH berakhir. Dalam hal permohonan perpanjangan telah lewat
dari 30 hari kalender sebelum masa berlaku IKH berakhir (misalnya: 20 hari sebelum masa berlaku IKH
berakhir), maka tidak diperkenankan mengajukan perpanjangan dan harus mengajukan permohonan
baru dengan dilengkapi persyaratan untuk permohonan baru.

Surat Permohonan Perpanjangan Izin Kuasa Hukum pada Pengadilan Pajak (unduh formulir di sini)

Daftar Riwayat Hidup (unduh formulir di sini)

Fotokopi KTP

Fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

Fotokopi bukti tanda terima penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Orang
Pribadi untuk 2 (dua) tahun terakhir

Asli Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian Negara Republik Indonesia yang masih
berlaku g. Pas Foto terakhir berwarna dan berlatar belakang merah dengan ukuran 4 x 6 sebanyak 2
(dua) lembar, dengan ketentuan foto lurus dan menghadap ke depan

Fotokopi Salinan Keputusan Ketua tentang Izin Kuasa Hukum terakhir


Fotokopi Kartu Tanda Pengenal Kuasa Hukum Terakhir

F. MEKANISME LAYANAN

    Prosedur Layanan

Pemohon menyampaikan permohonan Izin Kuasa Hukum kepada Ketua Pengadilan Pajak melalui Loket
B Pengadilan Pajak atau menyampaikan permohonan melalui pos tercatat.

Sekretariat Pengadilan Pajak melakukan penelitian terhadap kelengkapan persyaratan permohonan Izin
Kuasa Hukum sesuai ketentuan yang berlaku.

Dalam hal kelengkapan permohonan Izin Kuasa Hukum belum terpenuhi, Sekretariat Pengadilan Pajak
mengembalikan berkas permohonan tersebut melalui surat beserta informasi dokumen persyaratan
yang perlu dilengkapi oleh pemohon. Pemohon dapat menyampaikan kembali permohonan Izin Kuasa
Hukum apabila dokumen persyaratan yang diperlukan telah dilengkapi.

Dalam hal kelengkapan permohonan Izin Kuasa Hukum telah terpenuhi, Sekretariat Pengadilan Pajak
menyampaikan permohonan Izin Kuasa Hukum kepada Ketua untuk mendapatkan persetujuan.

Ketua Pengadilan Pajak menerbitkan Keputusan Ketua tentang Izin Kuasa Hukum.

Berdasarkan Keputusan Ketua Pengadilan Pajak, Sekretariat Pengadilan Pajak menerbitkan Kartu Tanda
Pengenal Kuasa Hukum.

Sekretariat Pengadilan Pajak mengirimkan Salinan Keputusan Ketua Pengadilan Pajak dan Kartu Tanda
Pengenal Kuasa Hukum melalui Pos Tercatat.

    Prosedur Layanan Lainnya

Pemohon dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh IKH Bidang Perpajakan dan IKH Bidang
Kepabeanan dan Cukai. Permohonan izin disampaikan secara tertulis kepada Ketua Pengadilan Pajak
untuk masing-masing jenis IKH dengan dilengkapi dokumen persyaratan untuk masing-masing jenis IKH
(diajukan secara terpisah), khusus untuk persyaratan SKCK dalam salah satu permohonan jenis IKH dapat
menggunakan SKCK fotokopi, namun harus diajukan pada hari yang sama.

G. PRODUK LAYANAN

Keputusan Ketua Pengadilan Pajak tentang Izin Kuasa Hukum.

Kartu Tanda Pengenal Kuasa Hukum 


Masa berlaku Izin Kuasa Hukum berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung sejak tanggal
ditetapkannya Keputusan Ketua Pengadilan Pajak tentang Izin Kuasa Hukum.

H. MONITORING PENYELESAIAN PERMOHONAN

Pemohon dapat mengajukan informasi progress penyelesaian permohonan melalui Info Kontak
Sekretariat Pengadilan Pajak (tautan disini)

Pemohon dapat mengajukan informasi progres penyelesaian permohonan melalui aplikasi Whatsapp
melalui mekanisme berikut:

          a. Kirim WA ke nomor layanan informasi: 081211007510

          b. Isi permohonan: Nama_Info Status IKH_Tanggal Kirim Permohonan (dd/mm/yyyy)

              Contoh: Subagyo, S.H._Info  Status IKH_12/04/2021

I. DASAR HUKUM

Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2017 tentang Persyaratan untuk Menjadi Kuasa
Hukum pada Pengadilan Pajak

Peraturan Ketua Pengadilan Pajak Nomor PER-01/PP/2018 tentang Tata Cara Permohonan Izin Kuasa
Hukum pada Pengadilan Pajak

Apa itu Surat Keterangan Sengketa Pajak (SKSP)?

Surat Keterangan Sengketa Pajak (SKSP) adalah surat keterangan yang menginformasikan perihal ada
atau tidaknya sengketa Wajib Pajak perorangan maupun perseroan di Pengadilan Pajak
dalam kurun waktu tertentu. 

Apa saja persyaratan untuk pengajuan SKSP?

Asli Surat Permohonan dengan mencantumkan uraian tujuan yang jelas (Direktur atau Kuasa);

Fotokopi dasar yang mensyaratkan diperlukannya keterangan dari Pengadilan Pajak sesuai dengan
uraian tujuan di poin 1 (Apabila tidak ada dapat diganti dengan asli pernyataan dari Pengurus
Perusahaan/pemberi kuasa dan bermeterai);
Asli Surat Kuasa yang bermeterai (apabila dikuasakan);

Asli Surat Kuasa Substitusi yang bermeterai (apabila dikuasakan kembali);

Fotokopi Surat Keterangan Domisili Usaha (SKDU) yang masih berlaku;

Fotokopi Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perseroan Terbatas dari Kementerian Hukum dan HAM
(Untuk Perusahaan Berbadan Hukum);

Fotokopi Akta Pendirian dan Perubahan Terakhir Perusahaan yang mencatumkan nama pengurus yang
menandatangani permohonan atau memberikan kuasa;

Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk masing-masing pihak berikut:

Badan Hukum (Perusahaan);

Semua Pengurus Perusahaan dan Pemegang Saham yang tercantum di dalam akta;

Semua pihak yang diberi kuasa dan tercantum dalam surat kuasa (apabila dikuasakan);

Pemohon.

Apa yang dimaksud dengan persyaratan poin 2, dasar yang mensyaratkan diperlukannya keterangan dari
Pengadilan Pajak?

Dasar hukum/dasar persyaratan tertulis yang menjadi dasar alasan diperlukannya Pengadilan Pajak
menerbitkan Surat Keterangan Sengketa Pajak untuk pemohon.

Contoh:

Tujuan pengajuan SKSP pada surat permohonan: Adanya perubahan pengurus perusahaan

Dasar persyaratan yang dilampirkan: Fotokopi persyaratan yang menjelaskan bahwa dalam perubahan
pengurus diperlukan suatu keterangan dari Pengadilan termasuk Pengadilan Pajak

 Tujuan pengajuan SKSP pada surat permohonan: Mengikuti lelang proyek

Dasar persyaratan yang dilampirkan: Fotokopi persyaratan lelang proyek

 Tujuan pengajuan SKSP pada surat permohonan: Khusus/Tertentu (sebutkan tujuannya)

Dasar persyaratan yang dilampirkan: surat pernyataan asli dari pengurus perusahaan/pemberi kuasa
yang dibubuhi tanda tangan di atas meterai.

Apakah akta yang dilampirkan adalah keseluruhan lembar akta?

Terkait akta pendirian dan perubahan yang dimaksud pada poin 7, pemohon cukup melampirkan
halaman depan, halaman susunan pengurus pada akta perubahan terakhir (bukan keseluruhan lembar
akta), yang di dalamnya terdapat nama pengurus perusahaan/pemberi kuasa.

Siapa saja perangkat dalam persidangan?

Hakim Tunggal adalah hakim yang ditunjuk untuk oleh Ketua memeriksa dan memutus sengketa pajak
dengan acara cepat.

Hakim Anggota adalah hakim dalam suatu Majelis, yang ditunjuk oleh Ketua untuk menjadi anggota
dalam Majelis

Hakim Ketua adalah Hakim Anggota yang ditunjuk oleh Ketua untuk memimpin sidang.

Panitera/Wakil Panitera/Panitera Pengganti adalah Sekretaris/Wakil Sekretaris/Sekretaris Pengganti


Pengadilan Pajak yang melaksanakan fungsi kepaniteraan.

Bagaimana alur persidangan dalam Sidang Pemeriksaan?

Hakim Ketua/Hakim Tunggal membuka sidang dan menyatakan terbuka untuk umum.

Hakim Ketua / Hakim Tunggal melakukan penelitian identitas dan kewenangan pemohon banding
dan/atau Kuasa Hukumnya yang hadir dalam persidangan.

Majelis melakukan pemeriksaan mengenai kelengkapan dan/atau kejelasan Banding atau Gugatan yang
diajukan.

Dalam hal Banding atau Gugatan tidak lengkap dan/atau tidak jelas, kejelasan dimaksud dapat
disampaikan dalam persidangan sepanjang bukan merupakan persyaratan berupa:
- Banding diajukan dengan Surat Banding dalam bahasa Indonesia
- Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding
- dalam hal Banding diajukan terhadap besarnya jumlah Pajak yang terutang, Banding hanya dapat
diajukan apabila jumlah yang terutang dimaksud telah dibayar sebesar 50% (lima puluh persen)
- Gugatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak.
- Terhadap 1 (satu) pelaksanaan penagihan atau 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Gugatan.
Yang dimaksud dengan kelengkapan antara lain fotokopi putusan yang dibanding atau digugat,
sedangkan yang dimaksud dengan kejelasan, antara lain, alasan Banding atau Gugatan.
Hakim Ketua menjelaskan masalah yang disengketakan kepada para pihak yang bersengketa.

Majelis menanyakan kepada terbanding atau tergugat mengenai hal-hal yang dikemukakan pemohon
Banding atau penggugat dalam Surat Banding atau Surat Gugatan dan dalam Surat Bantahan.

Apabila Majelis memandang perlu dan dalam hal Pemohon Banding atau Penggugat hadir dalam
persidangan, Hakim Ketua dapat meminta Pemohon Banding atau Penggugat untuk memberikan
keterangan yang diperlukan dalam penyelesaian sengketa pajak.

Atas permintaan salah satu pihak yang bersengketa, atau karena jabatan, Hakim Ketua dapat
memerintahkan saksi untuk hadir dan didengar keterangannya dalam persidangan dan biaya untuk
mendatangkan saksi ke persidangan menjadi beban dari pihak yang meminta.

Apabila suatu sengketa tidak dapat diselesaikan pada 1 (satu) hari persidangan, pemeriksaan dilanjutkan
pada hari persidangan berikutnya yang ditetapkan.

Hari persidangan berikutnya diberitahukan kepada Terbanding atau Tergugat dan dapat diberitahukan
kepada Pemohon Banding atau Penggugat.

Dalam hal Terbanding atau Tergugat tidak hadir pada persidangan tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, sekalipun ia telah diberi tahu secara patut, persidangan dapat dilanjutkan
tanpa dihadiri oleh Terbanding atau Tergugat.

Dalam hal pemohon banding memberitahukan akan hadir dalam persidangan, Hakim Ketua
memberitahukan tanggal dan hari sidang kepada pemohon banding atau penggugat, dan memanggil
pemohon banding untuk menghadiri persidangan.

Apa itu pemeriksaan Banding/Gugatan dengan Acara Biasa?

Pemeriksaan dengan Acara Biasa adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh Majelis terhadap pengajuan
Permohonan Banding atau Gugatan yang memenuhi ketentuan formal.

Catatan:
pemenuhan ketentuan formal pengajuan banding dan gugatan tidak hanya 2 poin sebagaimana tersebut
di atas, opsinya, apabila ingin dicantumkan maka harus lengkap terkait formal banding dan gugatan,
namun jika hanya sebagian seperti di atas lebih baik dihapus saja.

Apa itu pemeriksaan Banding/Gugatan dengan Acara Cepat?

Pemeriksaan dengan Acara Cepat adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh Majelis atau Hakim Tunggal
terhadap hal-hal berikut:
1. Sengketa (Banding atau Gugatan) yang tidak memenuhi ketentuan formal sebagai berikut:

a. diajukan dalam Bahasa Indonesia;

b. diajukan dalam jangka waktu/yang telah ditetapkan (3 bulan untuk Banding, 14 hari untuk Gugatan
terhadap pelaksanaan penagihan, dan 30 hari untuk Gugatan atas Keputusan lainnya);

c. satu Keputusan diajukan dengan satu surat banding atau gugatan

d. dalam hal Banding diajukan terhadap besarnya jumlah Pajak yang terutang, jumlah yang terutang
dimaksud telah dibayar sebesar 50% (lima puluh persen).

e. diajukan oleh Wajib Pajak, ahli warisnya, seorang pengurus, atau kuasa hukumnya.

2. Gugatan yang tidak diputus dalam jangka waktu 6 bulan sejak Surat Gugatan diterima.

3. Kesalahan tulis atau kesalahan hitung pada putusan Pengadilan Pajak

4. Sengketa yang diajukan bukan merupakan wewenang Pengadilan Pajak

Bagaimana tata tertib persidangan di Pengadilan Pajak?

Para pihak, saksi, ahli, ahli alih bahasa, dan pengunjung (selanjutnya disebut peserta) yang hadir dalam
persidangan wajib berpakaian rapi dan sopan dengan menggunakan kemeja, sepatu, dan tidak memakai
celana jeans atau celana pendek.

Persidangan dilakukan setiap hari Senin sampai dengan hari Kamis, kecuali hari libur.

Persidangan dimulai pukul 09.00 WIB dan berakhir paling lambat pukul 17.00 WIB (masa pandemi
menyesuaikan)

Dalam hal hari dan waktu persidangan tidak dapat dilaksanakan sesuai poin 1 dan 2, persidangan akan
disesuaikan kembali oleh Majelis/Hakim Tunggal.

Peserta wajib bersikap tertib, tenang, dan sopan

Urutan persidangan menggunakan Rencana Umum Sidang (RUS)

Urutan persidangan dapat disesuaikan berdasarkan pertimbangan Majelis/Hakim Tunggal

Panitera memanggil para pihak untuk memasuki ruang sidang sesuai urutan

Panitera memanggil para pihak secara patut sebanyak 3 (tiga) kali


Peserta dilarang:

Membawa senjata/benda lain yang membahayakan dan mengganggu aktivitas persidangan

Membuat gaduh, berlalu lalang, bersorak-sorai, dan bertepuk tangan yang mengganggu persidangan

Membawa peralatan demonstrasi yang mengganggu persidangan

Merusak/mengganggu fungsi sarana prasarana

Merokok

Menggunakan alat elektronik pribadi untuk merekam suara, mengambil foto/video tanpa seizin Hakim
Ketua/Hakim Tunggal

Memberikan dukungan, komentar, saran, tanggapan atau mengajukan keberatan atas keterangan yang
diberikan oleh para pihak, saksi, ahli selama persidangan berlangsung

Memberikan ungkapan atau pernyataan yang isinya berupa ancaman terhadap Hakim

Mengaktifkan alat komunikasi dalam persidangan

Makan, minum, dan membaca koran atau sejenisnya di ruang sidang selama persidangan

Saling menghina atau merendahkan

Melakukan hal lain yang mengganggu jalannya persidangan

Anda mungkin juga menyukai