RAWAT GABUNG
KATA PENGANTAR
Penyusun menyadari tanpa kerja sama antara penyusun serta beberapa kerabat
yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi penyusun demi tersusunnya
panduam ini. Untuk itu penyusun mengucapakan terima kasih kepada pihak yang tersebut
diatas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran
demi kelancaran penyusunan panduan ini.
Demikian semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca
pada umumnya. Penyusun mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang
bersifat membangun.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I
DEFINISI
C. Peralatan Minimal
Jika dilakukan rooming in (bedding-in, bayi satu tempat tidur dengan ibu),
akan mengurangi pembelian boks bayi. Pada bedding-in, bimbingan posisi
menyusui dengan posisi ibu tidur sebaiknya dilakukan sejak di Rumahsakit yang
masih mengenal kan botol untuk memberikan minum bayi (walau isinya ASI perah)
akan mempersulit bayi melekatkan mulutnya pada payudara ibu.
D. Menurunkan Infeksi
Adanya kontak kulit dengan kulit antara bayi dan ibu memungkinkan bayi
terpapar pada bakteri-bakteri normal pada kulit ibu, yang dapat melindungi bayi
terhadap kuman-kuman berbahaya.Kolostrum (ASI berwarna bening yang keluar
di awal kelahiran dan jumlahnya sangat sedikit) mengandung banyak antibodi,
yang segera didapat bayi, juga melindungi bayi terhadap penyakit.Dahulu,
pelayanan kesehatan sering mendorong bayi ke kamar bayi bila jam besuk
tiba.Kekhawatiran bayi tertular penyakit dari pengunjung merupakan alasan
utama.Ibu yang sakit flu cukup memakai masker saja.Menyusui di kala ibu sakit
memberikan paparan antibodi yang dihasilkan pada ibu yang sakit. Antibodi
terhadap penyakit tertentu tidak akan terjadi saat ibu sehat. Juga penekanan
kualitas kolostrum yang sangat baik.
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
B. Cara Menyusui
1) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.
2) Ibu duduk atau berbaring santai.
3) Payudara dipijat / massage supaya lemas.
4) Tekan areola antara ibu jari dan telunjuk sehingga keluar beberapa tetes
ASI. Oleskan ASI tersebut pada putting susu dan areola sekitarnya sebelum
menyusui.
5) Bayi diletakkan di pangkuan bila ibu duduk, dan di sebelah ibu bila ibu
tiduran.
6) Ibu harus memegang payudara dengan posisi ibu jari di atas dan keempat
jari lainnya di bagian bawah payudara.
7) Sebagian besar areola payudara harus berada di dalam mulut bayi.
8) Setiap payudara harus disusui sampai kosong, kurang lebih 10-15 menit.
9) Bayi menyusu pada dua payudara bergantian, setelah payudara pertama
terasa kosong.
10) Bila akan melepaskan mulut bayi dari putting susu, masukkan jari kelingking
antara mulut bayi dan payudara.
11) Sesudah selesai menyusui, oleskan ASI pada putting susu dan areola
sekitarnya serta biarkan kering oleh udara.
12) Bayi digendong di bahu ibu atau dipangku tengkurap agar dapat
bersendawa.
13) Periksa keadaan payudara, mungkin ada perlukaan / pecah-pecah atau
terbendung.
14) Bayi menyusu setiap kali membutuhkan, sebagian dengan posisi berubah-
ubah.
15) Pakailah bahan penyerap ASI di balik kutang, di luar waktu menyusui.
C. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi adalah
sebagai berikut :
1) Memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi.
2) Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat gabung.
3) Terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesejahteraan ibu
dan bayi.
4) Terampil melakukan asuhan pada ibu dan bayi yang lahir dengan tindakan.
5) Mampu menolong ibu dalam memposisikan bayi dan perlekatan yang baik.
6) Mampu menolong ibu dalam mengatasi kendala yang timbul dalam menyusui
bayinya, misalnya : puting ibu lecet, payudara bengkak, dll.
7) Mampu menolong ibu memerah ASI, bila atas indikasi medis bayi harus
berpisah dari ibunya.
8) Memahami dan mampu melaksanakan laktasi yang benar.
9) Pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam pelaksanaan rawat
gabung.
2. Jumlah Persalinan
A.Persalinan normal.
B.Persalinan dengan tindakan.