Anda di halaman 1dari 4

The Impact of Structure, Environtment, and Interpendence on the Perceived

Usefulness of Management Accounting System


Robert H. Chenhall and Deigan Morris (1986)

Introduction
Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa penulis melakukan penelitian untuk
menguji dampak contextual setting terhadap efektifitas desain MAS. Berbagai macam
kerangka kontijensi (contextual) telah diusulkan. Kerangka ini berfokus pada faktor
organisasional seperti lingkungan eksternal, ukuran perusahaan, keberagaman, teknologi,
dan struktur formal.
Walaupun teori kontijensi memiliki keunggulan potensial dalam beberapa
penelitian akuntansi, hanya sedikit yang dapat membuktikan secara empiris. Kelangkaan
penelitian empiris mungkin dikarenakan kompleksitas hubungan antara variabel
kontekstual dan kesulitan dalam mengembangkan teori bagaimana kompleksitas interaksi
dapat memengaruhi MAS. Hanya Gordon dan Narayanan (1984) yang telah meneliti
dampak hubungan antara variabel konstektual terhadap desain MAS. Mereka mengamati
dampak desain MAS yang diakibatkan oleh persepsi tentang ketidakpastian lingkungan
dan struktur organisasi baik itu secara individu maupun gabungan antara kedua variabel
tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan bukti tambahan terkait dampak
hubungan antara variabel kontekstual yang potensial terhadap desain MAS. Penelitian ini
memiliki tiga tujuan, pertama mengganggap bahwa desain MAS dalam beberapa
karakteristik informasi yang luas seperti 1) scope, 2) timeliness, 3) level of aggregation, 4)
integration. Kedua, penelitian ini meneliti hubungan antara persepsi manajer tentang
kebermanfaatan (usefulness) dari karakteristik informasi MAS dan 1) external
environmental uncertainty ; 2) organizational structure ; 3) decentralizations. Penelitian
juga melakukan pengamatan tambahan terkait interaksi antara tiga konstektual variabel dan
konsekuensi dari efek kombinasi tersebut terhadap persepsi tentang informasi yang
bermanfaat. Ketiga, penelitian merupakan replikasi parsial penelitian sebelumnya dari
Gordon dan Narayanan (1984).

Experimental Variabel and Hypothesis


Dalam sesi ini menyatakan enam hipotesis untuk penelitian empiris. Adapun
langkah yang digunakan adalah pertama, memilih dan mendefinisikan variabel konstektual
dengan melakukan tinjuan terhadap literatur mengenai variabel konstektual yang
berpotensi berpengaruh terhadap persepsi tentang kebermanfaatan. Selanjutnya, meneliti
pengaruh tidak langsung antara external environmental uncertainty dan organizational
interpedence melalui desentrelalisasi otonomi (organizational structure) terhadap persepsi
tentang informasi yang bermanfaat.

The Independent Variables


Variabel decentralization, perceived environmental uncertainty, dan organizational
interpedence diidentifikasi sebagai dimensi penting dalam konteks penelitian desain MAS.
Decentralization merupakan tingkat delegasi otonomi kepada manajer. Perceived
environmental uncertainty merupakan variabel penting yang dapat membuat perencanaan
dan pengawasan manajerial menjadi lebih sulit. Organizational interpedence dapat
diartikan sebagai pertukaran hasil (output) yang telah dibuat antara bagian (segments) dan
unit dibawahnya (sub-unit)

Dependent Variables—Information Characteristics


MAS (Scope, Timeliness, Aggregation, Integration)
Keleluasan (scope) sebuah sistem informasi ditunjukan dengan dimensi focus,
quantifitaion, dan time horizon. Perluasan konsep MAS mengakibatkan informasi
berhubungan dengan lingkungan eksternal seperti ekonomi dan non ekonomi. Hal ini
menyebabkan ketiga variabel konstektual akan memengaruhi keleluasan informasi yang
bermanfaat kepada manajer.
Hipotesis 1: Terdapat hubungan langsung antara persepsi kebermanfaatan dari
karakteristik MAS yaitu luasnya scop dan ketiga variabel
konstektual.
Timeliness terkait dengan kemampuan manajer secara cepat merespon kejadian.
Dari ketiga variabel konstektual, hanya persepsi tentang ketidakpastian lingkungan yang
memengaruhi persepsi kebermanfaatan dalam ketepatan (timely) informasi. Amey (1979)
menyatakan MAS menyediakan hal yang dinamis dan informasi luar kepada manajer agar
dapat merespon secara efektif terhadap ketidakpastian lingkungan.
Hipotesis 2: terdapat hubungan langsung antara kebermanfaatan dari karakteristik
MAS yaitu timeliness dan variabel kontekstual terkait dengan persepsi
ketidakpasian lingkungan.
Aggregation merupakan informasi yang menerapkan bentuk kebijakan formal
seperti discounted cash flow, analisys cost-volume-profit yang didasarkan pada area
fungsional seperti pemasaran dan produksi. Kesatuan informasi (information aggregation)
akan dirasakan berguna oleh manajer yang decentralized dan manajer yang merasakan
lingkungan tidak pasti.
Hipotesis 3: terdapat hubungan langsung antara kebermanfaatan dari karakteristik
MAS yaitu aggregation dan dua variabel kontekstual 1)
decentralization, 2) perceived environmental uncertainty.

Integration mencakup aspek seperti ketentuan target atau aktivitas yang dihitung
dari proses interaksi antar sub unit dalam organisasi. Informasi yang terintegerasi akan
dirasakan bermanfaat oleh manajer dalam desentralisasi sub-unit dan manajer operasi
dalam organizational interpedence yang tinggi.
Hipotesis 4: terdapat hubungan langsung antara kebermanfaatan dari karakteristik
MAS yaitu integration dan dua variabel kontekstual 1)
decentralization, 2) organizational interpedence.

Perceived Environmental Uncertanty— Decentralization


Bagian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara persepsi tentang
ketidakpastian lingkungan (perceived environmental uncertainty) dan desentralisasi
(decentralization) yang berakibat juga terhadap karakteristik informasi. Beberapa penulis
berargumen struktur yang tepat dapat membantu organisasi dalam menghadapi
ketidakpastian. Seorang manajer akan lebih mendesentralisasi otoritasnya untuk
mengembangkan tujuan dan bentuk manajemennya. Sebagai konsekuensi, hubungan
antara persepsi tentang ketidakpastian lingkungan dan desentralisasi dapat memengaruhi
variabel informasi seperti broad scop dan aggregation (Waterhouse dan Tiessen, 1978;
Gordon dan Miller, 1976).
Hipotesis 5 : terdapat hubungan tidak langsung antara persepsi kebermanfaatan
dalam dua karakteristik MAS 1) broad scope dan 2) aggregation
dan persepsi tentang ketidakpastian lingkungan (perceived
environmental uncertanty) melalui desentralisasi
(decentralization).
Organizational Interpendence— Decentralization
Bagian hubungan antara organizational interpendence dan persepsi
kebermanfaatan MAS secara tidak langsung diakibatkan hubungannya dengan
desentralisasi (decentralization). March dan Simon (1958) dan Thompson (1967)
menyatakan organisasi yang beruba bagian (segments) memiliki hubungan saling
ketergantungan yang tinggi dapat meminimalisasi biaya koordinasi dengan menggunakan
otonomi antar kelompok. Ketergantungan antar organisasi mungkin akan menstimulasi
suatu desentralisasi. Hubungan antara ketergantungan (interpendence) dan karakteristik
informasi merupakan bagian yang memengaruhi desentralisasi.
Hipotesis 6 : terdapat hubungan tidak langsung antara persepsi kebermanfaatan
dari dua karakteristik MAS 1) broad scope dan 2) integration dan
organizational interpedence melalui desentralisasi
(decentralization).
Research Method
Partisipasi penelitian ini adalah 36 perusahaan manufaktur yang ada di Sydney.
Unit analisisnya adalah manajer menengah dan atas dalam struktur formal perusahaan.
Data didapatkan dari wawancara melalui kuisioner terstruktur kepada 68 responden.
Result
Temuan menunjukkan bahwa:
1. Desentralisasi berhubungan dengan pilihan untuk pengumpulan (aggregate)
dan penggabungan (integrate) informasi;
2. Persepsi tentang ketidakpastian lingkungan berhubungan dengan ruang
lingkup (broad scope) dan ketepatan informasi (timely);
3. Interdependensi organisasi berhubungan dengan ruang lingkup (broad
scope), agregat (aggregate), dan integrasi (integrate) informasi;.
4. Persepsi ketidakpastian lingkungan dan ketergantungan organisasi, secara
tidak langsung melalui desentralisasi dapat berpengaruh terhadap persepsi
kebermanfaatan MAS.

Anda mungkin juga menyukai