Laporan Pendahuluan PK
Laporan Pendahuluan PK
PERILAKU KEKERASAN
2. Observasi: Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat, klien sering
3. Fisik : Mata melotot / pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah
4. Verbal: Mengancam, mengupat dengan kata-kata kotor, berbicara dengan nada keras, kasar.
5. Perilaku: Menyerang orang lain, melukai diri sendiri, orang lain, merusak lingkungan, amuk/
agresif.
6. Emosi: Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu, dendam, jengkel, tidak
7. Intelektual: Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan tidak jarang
8. Spritual: Merasa diri berkuasa, merasa diri paling benar, keragu-raguan, tidak bermoral.
9. Sosial: Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan dan sindiran.
2007) adalah :
6. Adanya halusinasi dengar yang memerintahkan untuk melakukan tindak kekerasan
Hal hal yang perlu diperhatikan untuk menduga adanya resiko bunuh diri (Santoso,
2007).
1. Adanya ide bunuh diri atau percobaan bunuh diri sebelumya
2. Adanya kecemasan yang tinggi, depresi yang dalam dan kelelahan
Banyak hal yang dapat menimbulkan stress, marah, cemas, dan HDR pada individu.
Agresif dapat menimbulkan kecemasan sehingga dapat menimbulkan perasaan yang tidak
terus menerus maka dapat terjadi penyerangan dengan kekerasan disertai tindakan melempar
Respon terhadap marah dapat diekspresikan secara eksternal maupun internal berupa
perilaku dekruktif maupun agresif . Sedangkan secara internal dapat berupa perilaku yang
merusak diri.
yang dapat dimengerti dan direspon tanpa menyakiti orang lain, serta memberikan perasaan lega.
Menurut Iyus Yosep, 2007 bahwa respons kemarahan berfluktuasi dalam rentang adaptif
maladaptif.
I-------------------I------------------I----------------------I-------------------I
1. Perilaku asertif yaitu mengungkapkan rasa marah atau tidak setuju tanpa menyalahkan atau
meyakiti orang lain, hal ini dapat menimbulkan kelegaan pada individu
2. Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena yang tidak realistis atau
3. Pasif merupakan perilaku individu yang tidak mampu untuk engungkapkan perasaan marah
yang sekarang dialami, dilakukan dengan tujuan menghindari suatu tuntunan nyata.
4. Agresif merupakan hasil dari kemarahan yang sangat tinggi atau ketakutan / panik. Agresif
memperlihatkan permusuhan, keras dan mengamuk, mendekati orang lain dengan ancaman,
memberi kata-kata ancaman tanpa niat melukai. Umumnya klien dapat mengontrol perilaku
5. Kekerasan sering disebut juga gaduh gelisah atau amuk. Perilaku kekerasan ditandai dengan
menyentuh orang lain secara menakutkan, memberi kata-kata ancaman, melukai pada tingkat
ringan sampa pada yang paling berat. Klien tidak mampu mengendalikan diri.
2. Proyeksi, yaitu menyatakan orang lain mengenal kesukaan/ keinginan tidak baik.
3. Represif, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan dengan melebihkan
4. Reaksi formasi, yaitu mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan dengan
5. Displecement, yaitu melepaskan perasaan tertekan dengan bermusuhan pada objek yang
berbahaya.
Perilaku kekerasan biasanya diawali dengan situasi berduka yang berkepanjangan dari
seseorang karna ditinggal oleh orang yang dianggap berpangaruh dalam hidupnya. Bila kondisi
tersebut tidak teratasi, maka dapat menyebabkan seseorang harga diri rendah (HDR), sehingga
sulit untuk bergaul dengan orang lain. Bila ketidakmampuan bergaul dengan orang lain tidak
dapat diatasi maka akan muncul halusinasi berupa suara-suara atau bayang-bayangan yang
meminta klien untuk melakukan kekerasan. Hal ini data berdampak pada keselamatan dirinya
dan orang lain (resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan).
Selain diakibatkan oleh berduka yang berkepanjangan, dukungan keluarga yang kurang
baik dalam mengahadapi kondisi klien dapat mempengaruhi perkembangan klien (koping
keluarga tidak efektif). Hal ini yang menyebabkan klien sering keluar masuk RS atau
inefektif).
G. Perilaku
Adapun penalaksanaan medik menurut MIF Baihaqi, dkk, 2005 sebagai berikut :
1. Somatoterapi
dilakukan dengan :
Medikasi psikotropik berarti terapi langsung dengan obat psikotropik atau psikofarma yaitu obat-
obat yang mempunyai efek terapeutik langsung pada proses mental pasien karena efek obat
Terapi ini dilakukan dengan cara mengalirkan listrik sinusoid ke tubuh penderita menerima
1) Terapi konvulsi kardiasol, dengan menyuntikkan larutan kardiazol 10% sehingga timbul
konvulsi
2) Terapi koma insulin, dengan menyuntikkan insulin sehingga pasien menjadi koma, kemusian
2. Psikoterapi
Psikoterapi adalah salah satu pengobatan atau penyembuhan terhadap suatu gangguan
atau penyakit, yang pada umumnya dilakukan melalui wawancara terapi atau melalui metode-
metode tertentu misalnya : relaksasi, bermain dan sebagainya. Dapat dilakukan secara individu
atau kelompok, tujuan utamanya adalah untuk menguatkan daya tahan mental penderita,
mengembankan mekanisme pertahanan diri yang baru dan lebih baik serta untuk mengembalikan
keseimbangan adaptifnya.
bisa membantu dalam proses penyembuhannya. Teknis ini terutama diberikan atau diterapkan
A. Pengkajian
Beberapa faktor yang perlu dikaji pada klien perilaku kekerasan menurt Budi Anna Keliat, 2006
1. Klien dibawa ke rumah sakit jiwa dengan alasan amuk, membanting barang-barang, gelisah,
10. Klien nampak kotor, rambut kusut dan kotor, gigi kotor dan kuning
11. Kuku panjang dan kotor, kulit banyak daki dan kering
13. Klien tidak mau mandi bila tidak disuruh dan mandi kalau perlu saja
Menurut Kelait BA, 2006 masalah keperawatan yangs sering terjadi pada klien perilaku
kekerasan adalah :
1. Resiko perilaku mencederai diri sendiri, orang lain dan linkungan
2. Perilaku kekerasan
Perilaku Kekerasan
Perilaku Kekerasan
E. Intervensi
N
Strategi Perencanaan Pasien Strategi Perencanaan Keluarga
O
1 SP I P SP I k
1. Mengidentifikasi penyebab PK 1. Mendiskusikan masalah yang
2. Mengidentifikasi Tanda dan dirasakan keluarga dalam merawat
Gejala PK pasien.
3. Mengidentifikasi PK yang 2. Menjelaskan pengertian PK, tanda
dilakukan dan gejala, serta proses terjadinya
4. Mengidentifikasi akibat PK PK.
5. Mengajarkan cara mengontrol 3. Menjelaskan cara merawat pasien
PK dengan PK.
6. Melatih Pasien cara mengontrol
PK FISIK I ( Nafas Dalam )
7. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
2 SP II P SP II k
1. Memvalidasi masalah dan 1. Melatih keluarga mempraktekkan
latihan sebelumnya cara merawat pasien dengan PK.
2. Melatih pasien cara kontrol 2. Melatih keluarga melakukan cara
marah FISIK II ( memukul merawat langsung kepada pasien
bantal / kasur / konversi PK.
energi )
3. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
3 SP III P. SP III k
1. Memvalidasi masalah dan 1. Membantu keluarga membuat
latihan sebelumnya jadual aktivitas di rumah termasuk
2. Melatih pasien cara mengontrol minum obat (discharge planning).
PK secara Verbal (Meminta / 2. Menjelaskan follow up pasien
menolak dan mengungkapkan setelah pulang.
marah secara baik)
3. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
4 SP IV P
1. Memvalidasi masalah dan
latihan sebelumnya
2. Melatih pasien cara mengontrol
PK secara spiritual (berdoa,
berwudhu, sholat)
3. Membibing pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
5 SP V P
1. Memvalidasi masalh dan dan
latihan sebelumnya
2. Menjelaskan cara mengontrol
PK dengan meminum obat
( Prinsip 5 benar
minum obat )
3. Membimbing pasien
memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA
Dadang Hawari, 2001, Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Schizofrenia, FKUI; Jakarta.
Depkes RI, 1996, Direktorat Jendral Pelayanan Medik Direktorat Pelayanan Keperawatan,
2000, Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan, Jakarta.
Depkes RI, 1996, Proses Keperawatan Jiwa, jilid I.
Keliat Budi Anna, dkk, 1998, Pusat Keperawatan Kesehatan Jiwa, penerbit buku kedokteran
EGC : Jakarta.
Keliat Budi Anna, 1996, Marah Akibat Penyakit yang Diderita, penerbit buku kedokteran
EGC ; Jakarta.
Keliat Budi Anna, 2002, Asuhan Keperawatan Perilaku Kekerasan, FIK, UI : Jakarta.