Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI SISTEM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PANTAI PUGER

DALAM MENINGKATKAN
PENDAPATAN EKONOMI

Nanik Hariyana, S.Pd, MM


Mahasiswa Pasca Sarjana Program Doctor Ilmu Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Jember
Dosen Universitas Abdurachman Saleh Situbondo
hariyana.nanik@yahoo.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah Menegetahui dan menganalisis Strategi sistem
pemberdayaan masyarakat pantai puger dalam meningkatkan Pendapatan
ekonomi, Tehnik pengumpulan data tehnik yang digunakan penyusun dalam
pembuatan laporan ini adalah metode observasi lapangan, yaitu dengan cara
terjun langsung di lapangan tempat penelitian. Umumnya penduduk di
masyarakat pantai puger dalam meningkatkan pendapatan ekonomi ini bekerja
sebagai nelayan dan petani. Seperti halnya keadaan sosial ekonomi  masyarakat
nelayan pada umumnya kondisi sosial ekonomi komunitas nelayan di masyarakat
pantai puger juga masih cukup memprihatinkan. Sejumlah besar rumah tangga
nelayan yang ada di masyarakat pantai puger ini masih tergolong ekonomi
menengah keatas.

Kata-kata Kunci: sistem pemberdayaan masyarakat pantai puger, Pendapatan


ekonomi.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan akan
sumberdaya alam, namun tidak sedikit potensi sumberdaya alam tersebut
yang belum dikelola dan dijamah oleh teknologi. Salah satu di antaranya
adalah potensi perairan, oleh karena itu kebijakan pembangunan di sektor
perikanan pada intinya mengarah pada kesejahteraan taraf hidup, kapasitas,
kemandirian dan akses masyarakat nelayan dalam proses pembangunan
melalui peningkatan kualitas dan kuantitas produksi, distribusi serta
keanekaragaman hasil perikanan, di mana tujuan pembangunan nasional
yang adil dan makmur, untuk mencapai tujuan tersebut perlu dikembangkan
dan dikelola sumberdaya yang tersedia.
Perairan indonesia merupakan wilayah terluas dari negara republik indonesia
di mana untuk perairan air tawar diperkirakan seluas ± 55 juta hektar yang
terdiri dari sungai seluas 11,95 juta hektar, danau alam dan buatan seluas 2,1
juta hektar di mana kesemua perairan tersebutmengandung berbagai jenis
ikan, binatang air, tumbuhan air dan sebagainya, di mana perairan dan
manfaatnya dapat dijadikan sebagai modal dasar pembangunan dalam upaya
peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat.
Pembangunan sektor perikanan lebih ditekankan pada pengembangan
perikanan rakyat untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat dan
menciptakan kesempatan kerja dalam meningkatkan pendapatan dan taraf
hidup nelayan, di mana secara keseluruhannya diarahkan pada peningkatan
kontribusinya dalam hal menaggulangi permasalahan nasional, yaitu: (1)
tersedianya bahan protein hewani, (2) peningkatan devisa, (3) menciptakan
lapangan kerja, (4) meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan.
Dalam menempuh kebijakan tersebut peningkatan hasil perikanan di perairan
ini dan perikanan laut pantai diberi prioritas utama, mengingat sebagian
penduduk berpendapatan rendah mencari nafkah di perairan tersebut,
sebagai hasil dari kebijakan tersebut sejak tahun 1968 – 2001 seluruh hasil
perikanan indonesia mengalami peningkatan yang pesat, dalam kurun waktu
tersebut hasil perikanan laut meningkat 723.000 ton pada tahun 1968 menjadi
8.968.000 ton tahun 2001 (bps, 2002).
Bila kita mengamati lebih lanjut bahwa sebagian besar masyarakat indonesia
bermukim di daerah-daerah pedesaan 80% dari seluruh penduduk, sebagian
besar dari mereka adalah petani dan nelayan miskin yang masih berfikir dan
bekerja dengan cara-cara yang amat sederhana, suatu keadaan yang masih
mencirikan masyarakat tradisional, sifat tradisional ini dilatarbelakangi
pendidikan yang relatif rendah dan sifat menggantungkan hidupnya dari sektor
pertanian secara sub sistem. Apakah sebagai petani ataupun nelayan  yang
berpenghasilan rendah, hal ini berarti bahwa pekerjaan sebagai petani
ataupun nelayan sudah begitu lekat dan tidak dapat dipisahkan dalam proses
kegiatan mereka guna pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, oleh karena
itu pekerjaan sebagai petani ataupun nelayan perlu mendapat perhatian guna
perbaikan taraf hidupnya. Dalam kehidupan sosial ekonomi tidak hanya
menyangkut perubahan dalam tingkat perbaikan kondisi kehidupan, tetapi
tetap mengedepankan pula pembagian-pembagian kebaikan. Dalam
pelaksanaan kehidupan sosial ekonomi ada beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat hidup masyarakat seperti sosial budaya, sarana dan
prasarana serta jumlah penduduk. Di satu pihak kehidupan sosial ekonomi
dalam usahanya tidak sepenuhnya menaggulangi kepincangan-kepincangan
sosial yang ada. Hal ini menunjukkan suatu proses yang memiliki
keanekaragaman kebutuhan, dimana di dalam kenyataannya hanya sebagian
kecil dari masyarakat yang perduli untuk meringankan beban penderitaan
sesama manusia.
Demikian  halnya  dengan  masyarakat yang berada di wilayah pantai puger, 
yang letaknya  pada  pesisir  pantai  dimana masyarakatnya  sebagian besar
menggantungkan  hidupnya  sebagai  nelayan.  Perairan  di pantai puger ini 
sangat  mendukung  usaha  nelayan  dalam  melakukan  penangkapan  ikan 
sebagai  sumber  mata  pencaharian.  
Masyarakat puger merupakan masyarakat yang Sesuai potensi yang ada
dalam melakukan penangkapan ikan selain dipengaruhi sumberdaya alam,
sumberdaya manusia dan faktor alam juga dipengaruhi pula beberapa faktor
pendukung lainnya atau secara umum lebih dikenal dengan faktor sosial
ekonomi, sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian
tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan sebagai langkah awal
untuk mengembangkan perikanan.
B.     Rumusan masalah berdasarkan  uraian  pada  latar  belakang  maka 
dapat  dikemukakan  masalah  sebagai  berikut:
1. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat pantai puger dalam
meningkatkan pendapatan ekonomi ?
2. Bagaimana strategi sistem pemberdayaan masyarakat pantai puger
dalam meningkatkan pendapatan ekonomi ?
C. Tujuan Penelitian
1. Menegetahui dan menganalisis kondisi sosial ekonomi masyarakat
pantai puger dalam meningkatkan pendapatan ekonomi
2. Menegetahui dan menganalisis strategi sistem pemberdayaan
masyarakat pantai puger dalam meningkatkan pendapatan ekonomi

METODE PENELITIAN

Tehnik pengumpulan data tehnik yang digunakan penyusun dalam pembuatan


laporan ini adalah metode observasi lapangan, yaitu dengan cara terjun
langsung di lapangan tempat penelitian.

HASIL PENELITIAN
Pembahasan sumber daya alam masyarakat pesisir mempunyai potensi yang
sangat besar, namun terkadang masyarakat pesisir tidak mampu untuk
mengelolanya.  Tidak semua masyarakat pesisir tidak mampu mengelola sumber
daya alam yang ada disekitarnya.  Sebagian masyarakat pesisir yang mampu
mengelola sumber daya alamnya terkadang tidak dihargai.
Kemiskinan dan keterbelakangan masyarakat pesisir adalah lagu lama yang tak
dapat dielakkan disepanjang sejarah berdirinya republik indonesia hingga
bergulirnya era reformasi, rintihan pilu masyarakat pesisir tidak jua kunjung reda.
Semestinya bangsa ini berbangga diri memiliki masyarakat yang rela
mencurahkan hidup dan matinya untuk mengelola sumber daya kemaritiman.
Mengingat pembangunan kemaritiman bagi bangsa ini merupakan modal besar
dan peluang lebar untuk menuju persaingan ekonomi global. Dengan
memberdayakan masyarakat pesisir dari kemiskinan dan keterbelakangan
adalah langkah yang sangat mendasar dalam tahap awal pembangunan
kemaritiman.
Namun, pada kenyataannya langkah tersebut belum menunjukkan sinyal yang
pasti. Kurangnya akses pendidikan dan kesehatan bagi masyarkat pesisir adalah
suatu pertanda bahwa nasib mereka masih berada dalam ketidak jelasan,
sehingga akibatnya sumber daya masyarakat (sdm) yang mereka miliki sangat
minim dalam mengelola kekayaan laut yang melimpah. Bukannya mereka tidak
memiliki usaha yang keras dan keinginan yang gigih dalam memajukan sosial-
ekonominya. Tapi, karena keterbatasan pendidikan, informasi dan teknologi yang
membuat mereka harus menerima apa adanya.
Dari sinilah pentingnya perhatian berbagai pihak, baik itu konsultan
pemberdayaan, aktivis LSM, peneliti, politisi, dan khususnya para penentu
kebijakan untuk segera menguak nasib buram masyarakat pesisisir. Sebab, di
akui atau pun tidak keterpurukan masyarakat pesisir kurang begitu diwacanakan
atau dimunculkan kepermukaan, entah karena letak geografisnya yang terisolir,
atau karena tertutup oleh permasalahan-permasalahan aktual yang bersifat
sementara, sehingga berbagai pihak melupakan masyarakat yang terpinggirkan;
masyarakat yang telah lama menahan sakit berkepanjangan.
Realitas banyak terjadi diberbagai wilayah pesisir lainnya. Kelemahan-
kelemahan tersebut biasanya terletak pada terbatasnya sarana dan prasarana
ekonomi, rendahnya kualitas SDM, teknologi penangkapan ikan yang terbatas
kapasitasnya, akses modal dan pasar produk ekonomi lokal yang terbatas, tidak
adanya kelembagaan sosial-ekonomi yang dapat membangun masyarakat dan
belum adanya komitmen pembangunan kawasan pesisir secara terpadu.
Sebagai salah satu contoh yaitu pada observasi yang saya lakukan di dalam
strategi sistem pemberdayaan masyarakat pantai puger dalam meningkatkan
pendapatan ekonomi. Penduduk dalam strategi sistem pemberdayaan
masyarakat pantai puger dalam meningkatkan pendapatan ekonomi seluruhnya
berjumlah 3.198 jiwa (registrasi penduduk tahun 2016). Sebagai desa pantai, 
bentuk pemukiman penduduk memanjang mengikuti garis pantai dengan jarak
dari pantai sekitar 5 M. Umumnya penduduk di masyarakat pantai puger dalam
meningkatkan pendapatan ekonomi ini bekerja sebagai nelayan dan petani.
Seperti halnya keadaan sosial ekonomi  masyarakat nelayan pada umumnya
kondisi sosial ekonomi komunitas nelayan di masyarakat pantai puger juga masih
cukup memprihatinkan. Sejumlah besar rumah tangga nelayan yang ada di
masyarakat pantai puger ini masih tergolong ekonomi menengah keatas.
Dari segi ekonomi yang dimaksud yaitu prasarana pemasaran di puger masih
sangat kurang, sehingga merupakan kendala bagi masyarakat umum karena
transportasi yang begitu sulit antar desa sehingga untuk memasarkan hasil
pertanian/perkebunan ke desa yang memiliki sarana pemasaran di kecamatan
puge hanya dua buah yaitu di desa puger yang merupakan pasar pagi dan pasar
sore.
Untuk memasarkan produksi hasil pertanian maupun perikanan biasanya
penduduk langsung menjual kepada pedagang pengumpul secara proaktif.
Sementara itu untuk memenuhi barang kebutuhan sehari-hari biasanya
penduduk membelinya di toko atau kios yang ada di desa masing-masing.
Peralatan tangkap yang masih sangat sederhana berupa perahu sampan,
pancing, dan pukat  yang digunakan oleh umumnya nelayan-nelayan tradisional
merupakan salah satu faktor determinan yang menjadi penyebab tidak
memadainya hasil tangkapan para nelayan sehingga penghasilan para nelayan
relative tidak mencukupi untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup rumah
tangganya sehari-hari.

KESIMPULAN
Sekelumit tentang strategi pemberdayaan masyarakat pesisir yang kiranya perlu
mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, khususnya pemerintah. Agar
dalam menerapkan berbagai kebijakan, pemerintah terlebih dulu menggunakan
pendengaran dengan sebaik-baiknya, bahwa disetiap bibir pantai (masyarakat
pesisir) ada tangisan pilu yang tak bersuara, juga tidak ada yang menyuarakan.
Akibat luka yang berkepanjangan, suara mereka hilang ditelan riuh-rendahnya
gelombang bangsa yang tak berkesudahan. Sebab itulah laporan ini akan
menjadi penting bagi siapa yang berminat terhadap pemberdayaan masyarakat
pesisir, atau paling tidak memiliki rasa peduli terhadap nasib buram masyarakat
nelayan yang hingga saat ini masih terkatung-katung dalam ketidak pastian.

DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2000. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Revisi.
Cetakan IV. Bandung : Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi
revisi VI. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Augusty, Ferdinand. (2005), Structural Equation Modeling dalam Penelitian
Manajemen, edisi 3, BP. UNDIP.
Belch dan Belch. 2004 Selebriti Opinion Leader.(http://www.scribd.com/doc/).
[19 November 2004]
Braharja, Mavi. 2008. Macam Media Komunikasi Grafis per 1 Februari
2008.http://www.mavibraharja.com [19 November 2008]
Buda R. And Y. Zhang. 2000. Consumer Product Evaluation: The Interactive
Effect of Messeage Framing, Presentation Order, and Source Credibility,
Journal of Product and Brand Management, Vol. 9, No. 4:229-242.
Byrne, Barbara M. (1998) StructuralEquationModelingwithLISREL, PRELIS and
SIMPLIS: Basic Concepts, Applications and Programming. LEA, New
Jersey.
Chairur, Heru. 2003. Pengaruh Pesan Iklan Sabun Cuci di Televisi Terhadap
Kepuasan Konsumen (Studi Kasus Pada Kecamatan Patrang Jember).
(tesis yang tidak dipublikasi).
Churchill, Gilbert A. and Carol Suprenant (1982), "An Investigation into
theDeterminants of Customer Satisfaction," Journal of Marketing Research,
19 (November), 491-504.
Danny Satria (2009): Analisis Pengaruh Struktur dan Format Iklan Rokok Djarum
Terhadap Keputusan Pembelian, Kepuasan serta Loyalitas Pelanggan
(Studi Kasus pada Anggota Club Motor di Jember)
Dharmmesta. 1990. Manajemen Pemasaran Modern, Liberty Yogyakarta.
Diana. 2000. Pengaruh Iklan Shampoo Sunsilk, Pantene dan Clear Terhadap
Sikap Positif Konsumen Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas
Jember. (Tesis yang tidak dipublikasi)
Dimyati, 2009. Analisis Sem dalam Uji Pengaruh Beberapa Variabel Terhadap
Loyalitas. Jember; Mitra Wacana Media
Penduduk Desa Kecamatan Puger Kabupaten Jember
www.kecamatanpuger.blogspot.co.id/ . Diakses pada 20 Desember 2016
www.iwansuleman.blogspot.co.id/2010/04/ . Diakses pada 19 Desember 2015
www.laodesyamru.net/2013/03/15/. Diakses pada 19 Desember 2015 www.hibaj-
ilyassblog.blogspot.co.id/2011/06/.

Anda mungkin juga menyukai