Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DAMPAK REKLAMASI PANTAI TERHADAP WILAYAH PESISIR

Disusun Oleh :

Royyan Rofiqy

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


(MIPA)

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI ANNUQAYAH

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat maha besar Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam mempelajari mataka kuliah Biologi
khususnya mengenai Reklamasi Pantai.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini kedepanya dengan
lebih baik. Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.

Sumenep, 19 Januari 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lingkungan hidup mempunyai arti penting dalam kehidupan manusia, seperti


tercantum dalam Undang–Undang Nomor 32 Tahun 2009 di dalam pengertian lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Kerangka acuan adalah ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan hidup yang
merupakan hasil pelingkupan yang disepakati oleh pemrakarsa/penyusun AMDAL dan
komisi AMDAL.

Pada dasarnya, reklamasi pantai dilakukan sebagai upaya untuk memperluas wilayah
daratan dengan berbagai adalah sah dan telah dipraktikkan secara luas diseluruh penjuru
dunia. Sebagai upaya manusia karena mempertimbangkan terbatasnya daratan sebagai tempat
aktifitas utama manusia, baik untuk sarana pemukiman, industry, perdagangan, dan lain
sebagainnya. reklamasi menjadi lazim karena sudah menjadi hokum kebiasaa internasional.
(Customary ±International Law), hal itu sesuai dengan pengertian bahwa “kebiasaan dalam
hokum internasional merupakan suatu praktik yang diiikuti oleh mereka merasa secara
hukum wajib dilakukan”.

Indonesia mempunyai wilayah garis pantai sepanjang ±95.000 km, wilayah pesisir
Indonesia mempunyai memiliki berbagai fungsi seperti transportasi dan pelabuhan, kawasan
Industri dan agroindustry, jasa lingkungan, rekreasi dan pariwisata serta kawasan
pemukiman. Kota-kota besar di Indonesia merupakan kota –kota Pantai dengan jumlah
penduduk yang besar dan kegiatan perekonomian yang pesat, tetapi seringkali lahan yang
tersedia tidak mendukung pertumbuhan dan perkembangan wilayah kota tersebut.

Wilayah pesisir yang berbeda dibawah kewenangan pengelolaan daerah seringkali


mendorong Pemerintah daerah untuk mewujudkan ruang baru sebagai tempat untuk
beraktifitas. Pemekaran kota menjadi alasan utama reklamasi sehingga alternative reklamasi
pantai dilakukkan karena berbagai alasan yaitu:
a. peningkatan jumlah penduduk akibat pertambahan penduduk alami maupun
imigrasi.
b. kesejahteraan penduduk yang miskin mendorong mereka yang semula tinggak
ditengah kota memilih ke daerah pinggiran atau tempat baru untuk memulai
usaha demi meningkatkan kesejahteraannya.
c. penyebaran keramaian kota, semula semua kegiatan terpusat dikota sehingga
dibutuhkan ruang baru untuk menumpang semua kegiatan yang tidak bisa
difasilitasi dalam kota.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apa pengertian Reklamasi?


2. Apa pengertian Pesisir?
3. Apa saja tujuan Reklamasi?
4. Bagaimana dampak yang ditimbulkan Reklamasi?

1.3 Tujuan

1.       Dapat mengetahui pengertian Reklamasi


2.       Dapat mengetahui pengertian Pesisir
3. Dapat mengetahui tujuan Reklamasi
3. Dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan Reklamasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reklamasi

Menurut pengertiannya secara bahasa, reklamasi berasal dari kosa kata dalam Bahasa
Inggris, to reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Secara spesifik dalam
Kamus Bahasa Inggris-Indonesia terbitan PT. Gramedia disebutkan arti reclaim sebagai
menjadikan tanah (from the sea). Masih dalam kamus yang sama, arti kata reclamation
diterjemahkan sebagai pekerjaan memperoleh tanah. Para ahli belum banyak yang
mendefinisikan atau memberikan pengertian mengenai reklamasi pantai. Kegiatan reklamasi
pantai merupakan upaya teknologi yang dilakukan manusia untuk merubah suatu lingkungan
alam menjadi lingkungan buatan, suatu tipologi ekosistem estuaria, mangrove dan terumbu
karang menjadi suatu bentang alam daratan.(Maskur, 2008).
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh Orang dalam rangka meningkatkan
manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan sosial ekonomi dengan cara
pengurugan, pengeringan lahan atau drainase (UU No 27 Thn 2007).
Pengertian reklamasi lainnnya adalah suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan
atau lahan yang relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan berguna
dengan cara dikeringkan. Misalnya di kawasan pantai, daerah rawa-rawa, di lepas pantai/di
laut, di tengah sungai yang lebar, ataupun di danau. Pada dasaranya reklamasi merupakan
kegiatan merubah wilayah perairan pantai menjadi daratan. Reklamasi dimaksudkan upaya
merubah permukaan tanah yang rendah (biasanya terpengaruh terhadap genangan air)
menjadi lebih tinggi (biasanya tidak terpengaruh genangan air). (Wisnu Suharto dalam
Maskur, 2008).
Sesuai dengan definisinya, tujuan utama reklamasi adalah menjadikan kawasan berair
yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan bermanfaat. Kawasan baru tersebut,
biasanya dimanfaatkan untuk kawasan pemukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan,
pertanian, serta objek wisata. Dalam perencanaan kota, reklamasi pantai merupakan salah
satu langkah pemekaran kota. Reklamasi diamalkan oleh negara atau kotakota besar yang laju
pertumbuhan dan kebutuhan lahannya meningkat demikian pesat tetapi mengalami kendala
dengan semakin menyempitnya lahan daratan (keterbatasan lahan). Dengan kondisi tersebut,
pemekaran kota ke arah daratan sudah tidak memungkinkan lagi, sehingga diperlukan daratan
baru. (http//www.lautkita.org)
Cara reklamasi memberikan keuntungan dan dapat membantu negara/kota dalam
rangka penyediaan lahan untuk berbagai keperluan (pemekaran kota), penataan daerah pantai,
pengembangan wisata bahari, dll.

Reklamasi kawasan perairan merupakan upaya pembentukan suatu kawasan daratan


baru baik di wilayah pesisir pantai ataupun di tengah lautan. Tujuan utama reklamasi ini
adalah untuk menjadikan kawasan berair yang rusak atau belum termanfaatkan  menjadi
suatu kawasan baru yang lebih baik dan bermanfaat untuk berbagai keperluan ekonomi
maupun untuk tujuan strategis lain. Kawasan daratan baru tersebut dapat dimanfaatkan untuk
kawasan permukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pelabuhan udara, perkotaan,
pertanian, jalur transportasi alternatif, reservoir air tawar di pinggir pantai, kawasan
pengelolaan limbah dan lingkungan terpadu, dan sebagai tanggul perlindungan daratan lama
dari ancaman abrasi  serta untuk menjadi suatu kawasan wisata terpadu.

2.2 Pengertian Pesisir

Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara darat dan laut yang bagian
lautnya masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan, seperti sedimentasi dan aliran air tawar, dan
bagian daratannya masih dipengaruhi oleh aktivitas lautan seperti pasang surut, angin laut,
dan perembesan air asin (Ketchum, 1972). GESAMP1 (2001) mendefinisikan wilayah pesisir
sebagai wilayah daratan dan perairan yang dipengaruhi oleh proses biologis dan fisik dari
perairan laut maupun dari daratan, dan didefinisikan secara luas untuk kepentingan
pengelolaan sumber daya alam. Sehingga deliniasi wilayah pesisir ini dapat berbeda
tergantung dari aspek administratif, ekologis, dan perencanaan.

Definisi wilayah pesisir seperti yang sudah dijelaskan memberikan suatu pengertian
bahwa ekosistem pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan
habitat yang tinggi dan beragam, serta saling berinteraksi antara habitat tersebut. Selain
mempunyai potensi yang besar, wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang paling
mudah terkena dampak kegiatan manusia. Lebih lanjut, umumnya kegiatan pembangunan,
secara langsung maupun tidak langsung, dapat berdampak buruk bagi ekosistem pesisir.
2.3 Tujuan Reklamasi

Biasanya kegiatan reklamasi ini dilakukan oleh suatu otoritas (negara, kota besar,
pengelola kawasan) yang memiliki laju pertumbuhan tinggi dan kebutuhan lahannya
meningkat pesat, tetapi mengalami kendala keterbatasan atau ketersediaan ruang dan lahan
untuk mendukung laju pertumbuhan yang ada, sehingga diperlukan untuk mengembangkan
suatu wilayah daratan baru. Dalam konteks pengembangan wilayah, reklamasi kawasan
pantai ini diharapkan akan dapat meningkatkan daya tampung dan daya dukungan lingkungan
(environmental carrying capacity) secara keseluruhan bagi kawasan tersebut. Reklamasi
dilakukan dalam rangka meningkatkan manfaat sumberdaya lahan yang ditinjau dari sudut
lingkungan dan social ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase
(UU 27, 2007). Hal ini umumnya terjadi karena semakin tingginya tingkat populasi manusia,
khususnya di kawasan pesisir, sehingga perlu dicari solusinya.
Tujuan reklamasi juga yaitu untuk memperbaiki daerah atau areal yang tidak terpakai
atau tidak berguna menjadi daerah yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan
manusia antara lain untuk lahan pertanian, perumahan, tempat rekreasi dan industri
(Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1990). Sedangkan menurut max wagiu 2011. Tujuan dari
program reklamasi yaitu:
a. Untuk mendapatkan kembali tanah yang hilang akibat gelombang laut
b. Untuk memperoleh tanah baru di kawasan depan garis pantai untuk mendirikan
bangunan yang akan difungsikan sebagai benteng perlindungan garis pantai
c. Untuk alasan ekonomis, pembangunan atau untuk mendirikan konstruksi
bangungan dalam skala yang lebih besar.

2.4 Dampak Reklamasi

Dalam melakukan reklamasi terhadap kawasan pantai, harus memperhatikan berbagai


aspek/dampak-dampak yang akan ditimbulkan oleh kegiatan tersebut. Dampak-dampak
tersebut antara lain dampak lingkungan, sosial budaya maupun ekonomi. Dampak lingkungan
misalnya mengenai perubahan arus laut, kehilangan ekosistem penting, kenaikan muka air
sungai yang menjadi terhambat untuk masuk ke laut yang memungkinkan terjadinya banjir
yang semakin parah, kondisi lingkungan di wilayah tempat bahan timbunan, sedimentasi,
perubahan hidrodinamika yang semuanya harus tertuang dalam analisis mengenai dampak
lingkungan. Dampak sosial budaya diantaranya adalah kemungkinan terjadinya pelanggaran
HAM (dalam pembebasan tanah), perubahan kebudayaan, konflik masyarakat, dan isolasi
masyarakat. Sementara dampak ekonomi diantaranya berapa kerugian masyarakat, nelayan,
petambak yang kehilangan mata pencahariannya akibat reklamasi pantai.
Kegiatan Reklamasi pantai memungkinkan timbulnya dampak yang diakibatkan.
Adapun untuk menilai dampak tersebut bisa dibedakan dari tahapan yang dilaksanakan dalam
proses reklamasi, yaitu : (Maskur, 2008)
 Tahap Pra Konstruksi, antara lain meliputi kegiatan survey teknis dan
lingkungan, pemetaan dan pembuatan pra rencana, perijinan, pembuatan
rencana detail atau teknis.
 Tahap Konstruksi, kegiatan mobilisasi tenaga kerja, pengambilan material
urug, transportasi material urug, proses pengurugan.
 Tahap Pasca Konstruksi, yaitu kegiatan demobilisasi peralatan dan tenaga
kerja, pematangan lahan, pemeliharaan lahan.

Wilayah yang kemungkinan terkena dampak adalah :


a. Wilayah pantai yang semula merupakan ruang publik bagi masyarakat akan
hilang atau berkurang karena akan dimanfaatkan kegiatan privat. Dari sisi
lingkungan banyak biota laut yang mati baik flora maupun fauna karena
timbunan tanah urugan sehingga mempengaruhi ekosistem yang sudah ada.
b. System hidrologi gelombang air laut yang jatuh ke pantai akan berubah dari
alaminya. Berubahnya alur air akan mengakibatkan daerah diluar reklamasi
akan mendapat limpahan air yang banyak sehingga kemungkinan akan terjadi
abrasi, tergerus atau mengakibatkan terjadinya banjir atau rob karena
genangan air yang banyak dan lama.
c. Ketiga, aspek sosialnya, kegiatan masyarakat di wilayah pantai sebagian besar
adalah petani tambak, nelayan atau buruh. Dengan adanya reklamasi akan
mempengaruhi ikan yang ada di laut sehingga berakibat pada menurunnya
pendapatan mereka yang menggantungkan hidup kepada laut. Selanjutnya
adalah aspek ekologi, kondisi ekosistem di wilayah pantai yang kaya akan
keanekaragaman hayati sangat mendukung fungsi pantai sebagai penyangga
daratan. Ekosistem perairan pantai sangat rentan terhadap perubahan sehingga
apabila terjadi perubahan baik secara alami maupun rekayasa akan
mengakibatkan berubahnya keseimbangan ekosistem. Ketidakseimbangan
ekosistem perairan pantai dalam waktu yang relatif lama akan berakibat pada
kerusakan ekosistem wilayah pantai, kondisi ini menyebabkan kerusakan
pantai.

Ada bermacam dampak reklamasi daerah pesisir pantai yang banyak dilakukan pada
negara atau kota maju dalam rangka memperluas daratan sehingga bisa digunakan untuk area
bisnis, perumahan,wisata rekreasi dan keperluan lainya. selalu ada dampak positif dan negatif
dalam setiap kegiatan termasuk dalam hal pengurugan tepi laut ini, bisa jadi yang melakukan
kegiatan hanya mendapat keuntunganya saja sementara kerugian harus ditanggung oleh pihak
yang tidak mengerti apa-apa, tanpa disadari banyak daerah pesisir pantai terpencil yang
hilang karena aktifitas reklamasi ini.

a. Dampak negatif atau kerugian reklamasi pesisir pantai


 Peninggian muka air laut karena area yang sebelumnya berfungsi sebagai
kolam telah berubah menjadi daratan.
 Akibat peninggian muka air laut maka daerah pantai lainya rawan tenggelam,
atau setidaknya air asin laut naik ke daratan sehingga tanaman banyak yang
mati, area persawahan sudah tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam, hal
ini banyak terjadi diwilayah pedesaan pinggir pantai.
 Musnahnya tempat hidup hewan dan tumbuhan pantai sehingga keseimbangan
alam menjadi terganggu, apabila gangguan dilakukan dalam jumlah besar
maka dapat mempengaruhi perubahan cuaca serta kerusakan planet bumi
secara total.
 Pencemaran laut akibat kagiatan di area reklamasi dapat menyebabkan ikan
mati sehingga nelayan kehilangan lapangan pekerjaan.

b. Dampak positif atau keuntungan reklamasi pesisir pantai


 Ada tambahan daratan buatan hasil pengurugan pantai sehingga dapat
dimanfaatkan untuk bermacam kebutuhan.
 Daerah yang dilakukan reklamasi menjadi aman terhadap erosi karena
konstruksi pengaman sudah disiapkan sekuat mungkin untuk dapat menahan
gempuran ombak laut.
 Daerah yang ketinggianya dibawah permukaan air laut bisa aman terhadap
banjir apabila dibuat tembok penahan air laut di sepanjang pantai.
 Tata lingkungan yang bagus dengan perletakan taman sesuai perencanaan,
sehingga dapat berfungsi sebagai area rekreasi yang sangat memikat
pengunjung.

Melihat kelebihan dan kekurangan reklamasi tersebut nampaknya tetap lebih banyak
dilakukan karena dampak negatif lingkungan justru ditanggung daerah lain yang terkadang
tidak tahu apa-apa tentang adanya reklamasi pantai yang letaknya jauh dari tempat tinggal.
solusi terbaik bisa dilakukan dengan mencari teknologi terbaru mengenai pemanfaatan
wilayah laut untuk aktifitas hidup manusia contohnya dengan membuat gedung atau rumah
terapung di atas permukaan laut, namun hal ini tentu perlu penelitian yang dalam sehingga
apa yang diharapkan bisa tercapai, bagi yang hendak memberikan uraian atau solusi
mengenai kegiatan reklamasi pantai bisa berbagi disini.

2.5 Manfaat Reklamasi

Reklamasi pantai sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan lahan perkotaan menjadi


kemutlakan karena semakin sempitnya wilayah daratan. Kebutuhan dan manfaat reklamasi
dapat dilihat dari aspek tata guna lahan, aspek pengelolaan pantai dan ekonomi. Tata ruang
suatu wilayah tertentu kadang membutuhkan untuk direklamasi agar dapat berdaya dan hasil
guna. Untuk pantai yang diorientasikan bagi pelabuhan, industri, wisata atau pemukiman
yang perairan pantainya dangkal wajib untuk direklamasi agar bisa dimanfaatkan.
Terlebih kalau di area pelabuhan, reklamasi menjadi kebutuhan mutlak untuk
pengembangan fasilitas pelabuhan, tempat bersandar kapal, pelabuhan peti-peti kontainer,
pergudangan dan sebagainya. Dalam perkembangannya pelabuhan ekspor – impor saat ini
menjadi area yang sangat luas dan berkembangnya industri karena pabrik, moda angkutan,
pergudangan yang memiliki pangsa ekspor – impor lebih memilih tempat yang berada di
lokasi pelabuhan karena sangat ekonomis dan mampu memotong biaya transportasi.
Aspek perekonomian adalah kebutuhan lahan akan pemukiman, semakin mahalnya
daratan dan menipisnya daya dukung lingkungan di darat menjadikan reklamasi sebagai
pilihan bagi negara maju atau kota metropolitan dalam memperluas lahannya guna memenuhi
kebutuhan akan pemukiman. Fungsi lain adalah mengurangi kepadatan yang menumpuk
dikota dan meciptakan wilayah yang bebas dari penggusuran karena berada di wilayah yang
sudah disediakan oleh pemerintah dan pengembang, tidak berada di bantaran sungai maupun
sempadan pantai. Aspek konservasi wilayah pantai, pada kasus tertentu di kawasan pantai
karena perubahan pola arus air laut mengalami abrasi, akresi sehingga memerlukan
pembuatan Groin (pemecah ombak) atau dinding laut sebagai mana yang dilakukan di daerah
Ngebruk Mankang Kulon. Reklamasi dilakukan diwilayah pantai ini guna untuk
mengembalikan konfigurasi pantai yang terkena abrasi kebentuk semula.
Reklamasi merupakan megaproject dari sebuah pengembangan perkotaan. Besarnya
sumber daya dan dana yag dikeluarkan harus sebanding dengan nilai fungsi yang ada setelah
reklamasi digunakan. Perencanaan dan studi harus mendalam perihal Pekerjaan Reklamasi
seperti: (Indonesia Water Institute. 2012)
1. Pengendalian Dampak Negatif Lingkungan - Campur tangan manusia terhadap
alam akan berimbas kepada ekosistem yang ada di laut sebelumnya, maka perlu
dilakukannya pencegahan dampak meluas akibat reklamasi ini. Salah satu contoh:
ketika Reklamasi Pantai Indah Kapuk selesai, maka persoalan muncul, ketika jalan
Tol ir Sedyatmo (Tol Bandara) mengalami banjir beberapa pendapat dikarenakan
limpasan dari area Pantai Indah Kapuk.
2. Supply Air dan Energy – Air dan Energy akan dibutuhkan di daerah pengembangan
termasuk juga di daerah rekalamasi, dari sini perencana harus memperhitungkan betul
dari mana sumber energy dan listrik. Contoh kasus : bandara Kansai, Jepang,
menggunakan Energi Listrik dari Angin untuk memenuhi kebutuhan listrik.
3. Transportasi yang Terintegrasi – Pengembangan daerah akan berdampak pada arus
transportasi di daerah akan meningkat, maka daerah utama dan daerah reklamasi
harus diperhitungkan arus transportasi agar menghindari kemacetan karena tidak
adanya integrasi dari daerah reklamasi dan daerah utama (daerah asli) . Contoh :
Reklamasi di Incheon sebagai Bandara Internasional Korea Selatan, di bangun 3 moda
transportasi yaitu, Jlan raya, Kereta, dan Subway untuk menghindari stagnan arus
transportasi.
4. Tata Ruang dan Wilayah – Hal ini tidak terlepas dari awal perencanaan dari
Reklamasi. Lahan hasil reklamasi akan digunakan sesuai kebutuhan maka master plan
tata ruang dan wilayah harus benar- benar dikerjakan dan diawasi pelaksanaannya.
Hal ini menghindari penyebaran daerah kumuh / tak tertata dari sebuah kawasan.
5. Struktur Lapisan Tanah Reklamasi – Hal ini merupakan syarat utama dari
ketahanan struktur. Kekuatan lahan reklamasi terhadap abrasi dan beban bangunan
diatasnya harus diperhitungkan agar tidak terjadi kerugian yang besar.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
 Kegiatan reklamasi dapat menimbulkan keuntungan maupun dampak secara sosial,
ekonomi dan lingkungan.
 Kegiatan reklamasi dapat dilaksanakan jika manfaat sosial dan ekonomi yang
diperoleh lebih besar dari biaya sosial dan biaya ekonominya, serta memperhatikan
dan menjaga kehidupan masyarakat serta kelestarian lingkungan.
 Dapat menjadi antisipasi kekurangan lahan di perkotaan dengan memanfaatkan lahan
yang rusak di daerah pesisir pantai.

B. Saran

Pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali


kesalahan dan jauh dari kesempurnaan.Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik
serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA

Djakapermana D Ruchyat. 2013.(Pengamat Penataan Ruang dan Pengembangan) Reklamasi


Pantai Sebagai Alternatif Pengembangan Kawasan, Sekretaris Direktorat Jenderal
Penataan Ruang, Kementerian PU
Herry J, 2005, Reklamasi pantai dan pengaruhnya terhadap lingkungan fisik di wilayah
kepesisiran Kota Ternate, tesis Ilmu Lingkungan (Magister Pengelolaan Lingkunga
Universitas Gadjah Mada.
Maskur A, 2008, Rekonstruksi Pengaturan Hukum Reklamasi Pantai Di Kota Semarang Tesis
Program magister ilmu hukumProgram pascasarjana Universitas diponegoro
Semarang
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang pengelolaan wilayah
pesisir dan pulau-pulau kecil.
Wagiu, Max. 2011 Dampak Program Reklamasi Bagi Ekonomi Rumah Tangga Nelayan Di
Kota Manado, Jurnal Perikanan dan Kelautan Tropis Vol VII-1, April 2011, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Ketchum, 1972. GESAMP 2001. Reports and Studies. A Sea of Trouble. Coordination
Office ogthe Global Programme of Action for The Protection of The Marine
Environment from Land and Based Activities (UNEP). The Hague Division of
Environmental Convention (UNEP)-Nairobi
http//www.lautkita.org/reklamasiabrasi_ind.html
http://www.esp2indonesia.org/sites/default/files/publications/REA%20Jakarta
%20Bay_Indonesia_editedJuli11_final%20(1).pdf.
Ketchum, 1972 dalam Kay dan Alder, 1999. Coastal planning and management by R. Kay
and J. Alder, 1999. Spon, xxi+375 pp.

http://www.indonesiawaterinstitute.org/reklamasi

Anda mungkin juga menyukai