Disusun oleh:
Nama : Muhammad Atom Istambullah
NIP : 199803282022031013
Jabatan : Analis Mutu Akademik
Unit Kerja : Lembaga Layanan
Pendidikan TInggi Wilayah II
Angkatan : 63
Nomor Presensi :
Mentor : Marce Lay
Coach : Jarni, S,Pd., M.Pd.
Depok, 2022
Coach, Mentor,
Penguji,
i
KATA PENGANTAR
ii
dalam penyusunan laporan aktualisasi
Depok, 2022
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………………...v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..vi
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................1
A. Identifikasi Isu…………………………………..................................12
A. Kesimpulan………………………………………………………………42
B. Saran………………………………………………………………….….42
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..43
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Analisis APKL………………………………………………………20
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Struktur Organisasi………………………………………………9
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
merupakan penyempurnaan dari pola kegiatan pendidikan dan pelatihan
prajabatan yang biasa diselenggarakan oleh pemerintah untuk para CPNS
yang akan diajukan menjadi PNS. Perubahan pola yang semula bernama
pendidikan dan pelatihan prajabatan menjadi latsar CPNS didasari
munculnya undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negera (ASN). Berdasarkan peraturan Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2018, Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) memiliki kewajiban untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS yang
dilakukan secara berintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat, motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pendidikan dan pelatihan bagi CPNS juga ini dijelaskan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil, di mana masa percobaan merupakan masa
prajabatan yang dilaksanakan melalui proses pendidikan dan pelatihan.
Salah satu tahapan penting dalam pelatihan dasar CPNS adalah agenda
habituasi. Habituasi merupakan pembiasaan kegiatan aktualisasi nilai
sikap perilaku bela negara, nilai-nilai dasar profesi PNS, kedudukan dan
peran PNS dalam NKRI. Aktifitas habituasi berlangsung di unit kerja
masing-masing pada saat off kampus.
Dalam pelaksanaannya, pelatihan dasar CPNS membekali para
CPNS dengan kompetensi yang sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan
fungsi, tugas, dan peran sebagai ASN. Kompetensi pertama adalah
mampu menunjukkan sikap perilaku bela negara. Kemudian CPNS
dituntut mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam
pelaksanaan tugas jabatannya. Selanjutnya CPNS harus mampu
mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam kerangka NKRI.
1
Berdasarkan Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 3 Tahun 2020 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
menjelaskan tentang Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka
(MBKM) yang yang memberikan hak belajar 3 (tiga) semester di luar
program studi kepada mahasiswa. Kurikulum MBKM ini wajib
diimplementasikan oleh perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi yang selanjutnya disingkat
LLDIKTI adalah satuan kerja yang membantu peningkatan mutu
penyelenggaraan pendidikan tinggi. Terdapat 14 (empat belas) LLDIKTI
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya LLDIKTI
wilayah II. LLDIKTI wilayah II berpusat di Kota Palembang yang menaungi
perguruan tinggi di 4 (empat) provinsi wilayah Sumatera bagian selatan
yakni, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lamoung, Provinsi Bengkulu,
dan Provinsi Bangka Belitung.
Implementasi pengembangan kurikulum MBKM pada perguruan tinggi
di lingkungan LLDIKTI wilayah II merupakan tanggung jawab tersendiri
bagi LLDIKTI wilayah II sebagai lembaga yang membantu peningkatan
mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi. Berdasarkan
Pemanfaatan media digitalisasi dapat digunakan sebagai media untuk
melakukan monitoring dan evaluasi dengan menggunakan survey
mengingat perguruan tinggi yang ada di lingkungan Lembaga Layanan
Pendidikan Tinggi Wilayah II sangat banyak meliputi empat provinsi yakni,
Sumatera Selatan, Bengkulu, Bangka Belitung, dan Lampung. dengan
jarak geografis yang jauh sehingga untuk melakukan konsultasi secara
langsung tentunya perguruan tinggi memerlukan persiapan ataupun dana
yang besar, maka layanan konsultasi daring merupakan solusi dari
permasalahan ini.
Berdasarkan Klasterisasi yang dilakukan oleh tim Kampus Merdeka
Mandiri (KMM) yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, Perguruan Tinggi di lingkungan Lembaga Layanan
Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah II dikategorikan dalam Kelompok
Merah yang berarti perlu pendampingan lebih lanjut terkait MBKM.
2
Sebagai langkah konkret untuk mengoptimalisasi implementasi
kurikulum MBKM, LLDIKTI wilayah II mengambil langkah untuk melakukan
survey terkait implementasi kurikulum MBKM pada perguruan tinggi di
linkungan LLDIKTI wilayah II. Oleh karena itu, penulis memiliki rancangan
kegiatan untuk diangkat dalam aktualisasi latsar ini dengan judul
“Monitoring dan Evaluasi Imolementasi Kurikulum Kampus Merdeka
Pada Perguruan Tinggi di Lingungan Lembaga Layanan Pendidikan
Tinggi Wilayah II”.
3
Koordinator terjadi pengurangan wilayah kerja.
Pada tahun 1990 berdasarkan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 0135/O/1990 dan No. 19/O/1990
Kopertis Wilayah II Palembang yang semula meliputi 5 (lima) Provinsi
dikurangi hanya meliputi 3 (tiga) provinsi yaitu Provinsi Sumatera
Selatan, Provinsi Lampung dan Provinsi Bengkulu. Provinsi Jambi
menjadi bagian dari Kopertis Wilayah X Padang, sedangkan Provinsi
Kalimantan Barat menjadi bagian Kopertis Wilayah XI Banjarmasin.
Pejabat Koordinator berikutnya Dr. Ir. H. Saad Nasuhim (periode
1995-1998). Pada tahun 1998 Prof. Dr. Ir. H. Zainal Ridho
Djafar diangkat sebagai Koordinator Kopertis Wilayah II (periode
1998-1999), kemudian jabatan Koordinator Kopertis Wilayah II
selanjutnya Dr. Ir. H. Ali Yasmin Adam Wiralaga (periode 1999-2002).
Pada tahun 2001 terjadi pemekaran wilayah di mana Bangka
Belitung yang sebelumnya berstatus Kabupaten berubah menjadi
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Dengan demikian wilayah
kerja Kopertis Wilayah II Palembang meliputi 4 (empat) Provinsi, yaitu:
Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi Bengkulu dan
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Seiring dengan pemekaran
wilayah, pada tahun 2002 terjadi pergantian Koordinator. Sejak
bulan Mei 2002 sampai dengan Juli 2004 Koordinator Kopertis
Wilayah II Palembang dijabat oleh Dr. H. Djamaah Sopah, M.Sc., Ed.
Selanjutnya periode 2004 -2008 Koordinator Kopertis Wilayah II
dijabat oleh Prof. Chuzaimah Dahlan Diem, M.L.S., Ed.D. Selanjutnya
Sejak tanggal 23 November 2008 sampai April 2016 dijabat oleh Prof.
Dr. Diah Natalisa, M.B.A. dan dari tanggal 23 Juni 2016 Dipimpin oleh
Prof. Dr. H. Slamet Widodo, M.S.,M.M. sampai dengan 24 Juni 2020.
Terhitung muilai tanggal 24 Juni 2020 jabatan kepala LLDikti Wilayah
II dijabat oleh pelaksana tugas (Plt) Dr. Nuril Furkan M.Pd ditunjuk
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan pada tanggal 22
Oktober 2020 Jabatan Kepala LlDikti Wilayah II dijabat oleh Prof.
Yuliansyah, Ph.D Akt. Periode 2020 – 2024.
4
Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Nomor 15 tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi, Kopertis Wilayah II berubah
nomenklatur menjadi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi atau
LLDikti Wilayah II yang dipimpin oleh seorang Kepala dan seorang
Sekretaris yang menangani kesekretariatan. Kemudian pada tahun
2019 Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah II berpisah dari
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi bergabung
kembali ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan
Organisasi Tata Kerja yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 34 Tahun 2020 tentang Oragnisasi dan Tata Kerja Lembaga
Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) tersebut, Lembaga Layanan
Pendidikan Tinggi Wilayah II mempunyai wilayah kerja yakni Provinsi
Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi
Bangka Belitung dengan jumlah keseluruhan perguruan tinggi
sebanyak 205 perguruan tinggi dengan komposisi sebaran perguruan
tinggi pada empat wilayah kerja yakni provisi Sumateri Selatan
sebanyak 106 perguruan tinggi, Bengkul 14 perguruan tinggi,
Lampung 72 perguruan tinggi, dan Bangka Belitung sebanyak 16
Perguruan tinggi.
5
2. Visi, Misi, Tujuan, Nilai - Nilai, Struktur, Tugas dan Fungsi
a. Visi
6
b. Misi
c. Tujuan
7
pada perkembangan peserta didik yang berkarakter;
c. pelestarian dan pemajuan budaya, bahasa, dan sastra serta
pengarusutamaannya dalam pendidikan;
d. peningkatan produktivitas, riset, inovasi, dan ilmu
pengetahuan perguruan tinggi; dan
e. penguatan sistem tata kelola pendidikan, kebudayaan, ilmu
pengetahuan, dan teknologi yang partisipatif, transparan,
dan akuntabel.
d. Nilai – Nilai
e. Struktur Organisasi
8
Provinsi Lampung, dan Provinsi Bangka Belitung berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 35 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Layanan Pendidikan Tinggi sebagai berikut.
Kepala LLDIKTI II
Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc.
9
Fungsi Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah II
10
g. Jabatan dan Uraian Tugas
11
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa
isu atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas
sebagai Analis Mutu Akademik di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi
Wilayah II. Sumber isu yang diangkat dapat berasal dari permasalahan aktual
yang ada di unit kerja. Terdapat beberapa isu yang ditemukan di lapangan yakni:
1. Kurangnya Pemahaman Sumber Daya Manusia dalam Mengembangkan
Implementasi Kurikulum Kampus Merdeka (MBKM) di Lingkungan
Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah II. Kampus Merdeka
(MBKM) adalah program yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yang bertujuan memberikan
kesempatan bagi mahasiswa untuk mengasah kemampuan sesuai
bakat dan minat dengan terjun langsung ke dunia kerja sebagai
persiapan karier masa depan. Kebijakan MBKM ini sesuai dengan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Berdasarkan Klasterisasi yang dilakukan oleh tim Kampus Merdeka Mandiri
(KMM) yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan
Kemahasiswaan, Perguruan Tinggi di lingkungan Lembaga Layanan
Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah II dikategorikan dalam Kelompok
Akan yang berarti telah paham perubahan kurikulum dan baru akan
mengimplementasikan degan memiliki program MBKM mandiri. Selain itu
berdasarkan hasil Focus Group Discussion (FGD) yang dilaksanakan pada
tanggal 12 Juli 2022 yang dihadiri 36 partisipan dari 24 perguruan tinggi di
lingkungan LLDIKTI Wilayah II, LLDIKTI Wilayah II dikategorikan dalam
Kelompok Merah yang berarti perlu pendampingan lebih lanjut terkait
MBKM.
Idealnya setiap Perguruan Tinggi seharusnya telah paham dan memiliki
pengetahuan tentang MBKM. Perguruan Tinggi harus mengimplementasikan
12
dan mengembangkan desain kurikulum yang mereka buat agar mereka dapat
menjadi Kampus Mandiri sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Apabila masalah terkait
pengembangan kurikulum MBKM ini tidak terlaksana dengan baik maka
capaian kelulusan dan peningkatan Indeks Kinerja Utama (IKU) tidak dapat
terlaksana sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SN DIKTI)
pada Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020.
Oleh karena itu dilakukan Pendampingan dan pengawasan Pengembangan
implementasi Kurikukulum MBKM di lingkungan LLDIKTI Wilayah II.
Pendampingan dilakukan dengan mengunjungi Perguruan Tinggi yang ada di
lingkungan LLDIKTI Wilayah II serta mengajak Perguruan Tinggi lainnya
yang berada di sekitar wilayah perguruan tinggi yang menjadi tuan rumah
untuk berpartisipasi dalam pendampingan. Pendampingan juga dilakukan
secara daring guna mempermudah untuk menjangkau perguruan tinggi yang
sulit untuk dijangkau.
Selain itu untuk mendukung tercapainya implementasi Kurikulum MBKM,
dilakukan monitoring dan evaluasi dengan melakukan survey implementasi
MBKM. Beberapa instrument yang tercantum diantaranya, terkait
pemahaman terkait Kurikulum MBKM, penerapannya, serta kendala apa
yang dihadapi dalam melaksanakan kurikulum ini. Data yang terkumpul
nantinya akan diklasifikasi sehingga dari yang belum menjalankan MBKM,
sedang menjalankan MBKM, dan telah menjalankan MBKM. Kemudian
klasifikasi tersebut akan digali alasannya. Dari data yang telah dihimpun dan
dikelompokkan serta ditemukan permaslahannya, Analis Mutu Akademik
mengevaluasi apa yang perlu ditambahkan atau ditingkatkan agar MBKM
pada perguruan tinggi di lingkungan LLDIKTI Wilayah II serta memberikan
rekomendasi apa yang cocok untuk diterapkan dalam pengambilan kebijakan
kedepannya.
Monitoring dan evaluasi ini sejalan dengan kode etik ASN
(Manajemen ASN) yaitu melaksanakan tugas dengan cermat dan
disiplin yaitu peka terhadap kebutuhan perguruan tinggi sehingga
LLDIKTI Wilayah II segera melakukan perbaikan dan inovasi untuk
13
membantu perguruan tinggi yang belum melakukan pengembangan
kurikulum MBKM secara optimal. Selain itu Monitoring dan Evaluasi ini
juga sejalan dengan konsep Smart ASN yaitu memanfaatkan media
digital untuk menyurvei dan mengklasterisasi perguruan tinggi dalam
menerapkan kurikulum Kampus Merdeka.
14
pengembangan perguruan tinggi itu sendiri. Oleh karena itu,
penyediaan Anjungan Mutu Perguruan Tinggi LLDIKTI Wilayah Dua
(AMPERA) harus segera direalisasikan karena akan membantu
perguruan tinggi yang merasa kebingungan baik ketika melakukan
penyusunan dokumen SPMI atau ketika mengunggah dan
mengoperasikan aplikasi SPMI.
Penyediaan layanan AMPERA ini sejalan dengan aktualisasi
(Manajmene ASN) kode etik ASN yaitu melaksanakan tugas dengan
cermat dan disiplin yaitu peka terhadap kebutuhan perguruan tinggi
sehingga segera melakukan perbaikan dan inovasi untuk membantu
perguruan tinggi yang belum mengunggah dokumen SPMI. Selain itu
penyediaan layanan AMPERA ini juga sejalan dengan profil Smart
ASN yaitu Hospitality atau keramahan, memiliki sifat baik hati dan
menarik budi bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap
pelaksanaan tugas, khususnya dalam memberikan pelayanan prima
kepada masyarakat.
3. Kurangya Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam
Pembuatan Sertifikat dan atau Surat Keterangan Lainnya Berbasis
Elektronik di Lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi
Wilayah II. LLDIKTI Wilayah II sebagai lembaga yang melayani perguruan
tinggi harus selalu siap, cermat, dan teliti dalam memberikan pelayanan.
Pembinaan, pendampingan, pelatihan, ataupun kegiatan sejenisnya sering
dilakukan oleh LLDIKTI Wilayah II. Dalam setiap kegiatan selalu diikuti
oleh banyak peserta dari berbagai kalangan, khususnya dari kalangan
akademisi. Setelah kegiatan terselenggara, LLDIKTI Wilayah II selalu
memberikan penghargaan berupa sertiikat kegiatan kepada para peserta.
Namun dalam pembuatan sertifikat masih menggunakan kertas yang banyak
serta pendistribusiandilakukan dengan mengirimkan sertifikat ke alamat
institusi dari peserta yang bersangkutan.
Proses tersebut tentunya membuat birokrasi menjadi lebih panjang, serta
tidak ramah lingkungan karena menghabiskan banyak kertas dalam proses
pencetakan dokumen sertifikat. Proses ini juga kurang efisien karena
15
memakan waktu panjang dan biaya yang lebih mahal.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seharusnya menjadi kesempatan
untuk pegawai mengembangkan potensi diri, melakukan inovasi dan
menumbuhkan kreativitas dalam menjalankan suatu pekerjaan. Namun
budaya kerja yang lama dan lemahnya motivasi untuk meningkatkan
kemampuan dalam bidang TIK membuat pegawai lebih nyaman dengan cara
kerja konvensional yang kurang efektif dan efisien.
Idealnya pada era digital seperti saat ini, Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) dapat dimanfaatkan dengan baik. Pemanfaatan TIK
merupakan solusi dalam menyelesaikan pekerjaan menjadi lebih cepat serta
dapat menyederhanakan birokrasi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mempunyai
aplikasi Sistem Naskah Dinas Elektronik (SINDE) yang dapat dimanfaatkan
pegawai untuk membuat surat, dokumen atau sejenisnya, termasuk sertifikat.
Optimalsiasi aplikasi SINDE inilah yang harus dilakukan oleh setiap pegawai
agar dapat merubah budaya organisasi yang konvensional menjadi lebih
moderen sehingga pekerjaan bisa diselesaikan lebih efektif dan efisien sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PermenPAN-RB) Nomor 18 Tahun 2021 tentang Reformasi
Birokrasi tahun 2020-2024.
Optimalisasi penggunaan aplikasi SINDE ini sejalan dengan kode etik ASN
(Manajemen ASN) yaitu melaksanakan tugas dengan cermat dan
disiplin yaitu peka terhadap kebutuhan serta menggunakan kekayaan
dan barang milik negara secara bertanggungjawab, efektif, dan
efisien. Selain itu Optimalisasi penggunaan aplikasi SINDE ini juga
sejalan dengan profil Smart ASN yaitu memanfaatkan media digital
untuk membuat sertifikat pendampingan agar lebih efektif dan efisien.
Analisis APKL
Sebagaimana yang telah dijabarkan di atas, terdapat tiga isu yang
diangkat oleh Analis Mutu Akademik yang harus di selesaikan.
Penetapan Isu prioritas dilakukan melalui analisis isu dengan
menggunakan alat bantu penetapan kriteria berupa metode
16
penetapan isu APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan
Layak). Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat. Problematik artinya isu yang
memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehinga perlu dicarikan
segera solusinya. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut
hidup orang banyak. Layak artinya isu yang masuk akal dan
realistis serta relevan untuk dimunculkan inisisatif pemecahan
masalahnya. Hasil analisis menggunakan metode APKL dapat
diketahui melalui Tabel x.x sebagai berikut:
Kekhalayakan:
Hal ini berarti
implementasi
Kurikulum Kampus
Merdeka belum
dirasakan oleh civitas
akademika perguruan
tinggi dan stakeholder
yang berhubungan
dengan Kurikulum
MBKM
Layak:
Isu ini berkaitan
dengan tugas Analis
17
Mutu Akademik yaitu
menganalisis mutu
pendidikan dalam hal
ini implementasi
kurikulum MBKM
pada perguruan tinggi
di lingkungan LLDIKTI
Wilayah II
18
Aktual:
Isu ini sedang terjadi
dalam kelompok kerja
(pokja) Mutu
Akademik Perguruan
Tinggi
Problematik:
Isu ini merupakan
fenomena yang
menyimpang dari
kondisi ideal dimana
perguruan tinggi
seharusnya telah
mengunggah
Belum Optimalnya
dokumen SPMI pada
Proses
aplikasi.
Rekapitulasi dan
Pelaporan
Kekhalayakan:
Pengelola Sistem
Hal ini menghambat Memenuhi
2 Penjaminan Mutu
proses verifikasi dan Syarat
Internal (SPMI)
rekapitulasi dokumen
pada Lembaga
SPMI oleh pengelola
Layanan
SPMI di LLDIKTI
Pendidikan Tinggi
Wilayah II.
Wilayah II
Layak:
Isu ini berkaitan
dengan tugas Analis
Mutu Akademik yaitu
menganalisis mutu
pendidikan tinggi
dengan melihat
laporan SPMI
Perguruan Tinggi di
Lingkungan LLDIKTI
Wilayah II.
19
Aktual:
Isu ini sedang terjadi
dalam kelompok kerja
(pokja) Mutu
Akademik Perguruan
Tinggi, namun belum
begitu mendesak
untuk diselesaikan.
Problematik:
Isu ini merupakan
fenomena yang tidak
begitu menyimpang
dari kondisi ideal
karena proses
pembuatan sertifkat
Kurangya
masih berjalan
Pemanfaatan
dengan lancar
Teknologi
walaupun masih
Informasi dan
menggunakan metode
Komunikasi dalam
manual. Tidak
Pembuatan
3 x x x Memenuhi
Sertifikat di
Kekhalayakan: Syarat
Lingkungan
Hal ini berarti
Lembaga
Penggunaan
Layanan
Teknologi Informasi
Pendidikan Tinggi
dan Komunikasi
Wilayah II
masih belum begitu
optimal digunakan
oleh para pegawai.
Layak:
Isu ini belum berkaitan
dengan tugas Analis
Mutu Akademik yaitu
menganalisis mutu
penddikan pada
perguruan tinggi di
lingkungan LLDIKTI
Wilayah II.
Keterangan
A : Aktual
P : Problematik
K : Kekhalayakan
L : Layak
20
Kemudian dari sisa ketiga isu tersebur dilakukan analisis menggunakan metode USD (Urgency,
Seriousness, Growth) untuk menentukan prioritas isu. Urgency berkaitan dengan mendesaknya waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk diselesaikan
maka semakin tinggi tingkat urgensi masalah tersebut. Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya
masalah tersebut terhadap organisasi. Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat
berkembang masalah tersebut maka semakin tiinggi pertumbuhannya. Penilaian prioritas isu pada kedua
isu tersebut dengan metode USG dapat dilihat pada table x.x sebagai berikut:
Pokok Bahasan Pemilihan Isu
No Total Prioritas
Isu U S G
Growth: 4
Jika tidak dilakukan
tindak lanjut maka isu
Kurangnya Urgency: 5 Seriousness: 4
ini tidak akan bisa
Pemahaman Perlu segera dtindaklanjuti Perlu dilakukan pembahasan
diselesaikan
Sumber Daya karena akan meghambat lebih lanjut karena isu ini
secepatnya mengingat
Manusia dalam jalannya implementasi berkaitan dengan mutu
Kampus Merdeka
Mengembangkan Kurikulum Kampus Merdeka akademik yaitu kurikulum
merupakan program
Implementasi serta menghambat Analis yang digunakan oleh
1 yang berkelanjutan 13 1
Kurikulum Kampus Mutu Akademik untuk Program Studi pada
yang dicanangkan
Merdeka (MBKM) mengetahui hambatan apa perguruan tinggi, juga
Kementerian
di Lingkungan yang dialami perguruan mempengaruhi kinerja
Pendidikan,
Lembaga Layanan tinggi sehingga belum LLDIKTI Wilayah II terkait
Kebudayaan, Riset,
Pendidikan Tinggi mengimplementasi pengimplementasian
dan Teknologi untuk
Wilayah II. Kurikulum Kampus Merdeka. kurikulum ini.
mencapai kualitas
pendidikan yang
berdaya saing.
21
Growth: 3
Belum Optimalnya Urgency: 4 Seriousness: 4
Jika tidak dilakukan
Proses Perlu segera dtindaklanjuti Perlu dilakukan pembahasan
tindak lanjut maka isu
Rekapitulasi dan karena akan meghambat lebih lanjut karena isu ini
ini tidak akan bisa
Pelaporan proses verifikasi yang berpengaruh terhadap mutu
diselesaikan
Pengelola Sistem dilakukan oleh fasilitator pendidikan pada perguran
secepatnya mengingat
2 Penjaminan Mutu wilayah dan menghambat tinggi serta kinerja LLDIKTI 11 2
pengisian aplikasi
Internal (SPMI) pengelola SPMI LLDIKTI Wilayah II sebagai
SPMI memiliki alokasi
pada Lembaga Wilayah II untuk melakukan penanggungjawab SPMI
waktu pengisian.
Layanan rekapitulasi pelaporan. perguruan tinggi.
Pendidikan Tinggi
Wilayah II
Keterangan
U : Urgency
S : Seriousness
G : Growth
Interval Penskoran
Angka 1 : sangat tidak mendesak/gawat dan dampak
Angka 2 : tidak mendesak/gawat dan dampak
Angka 3 : cukup mendesak/gawat dan dampak
Angka 4 : mendesak/gawat dan dampak
Angka 5 : sangat mendesak/gawat dan dampak
22
Berdasarkan dari analisis USG di atas, didapatkan isu prioritas
utama yang perlu diangkat adalah “Kurangnya Pemahaman
Sumber Daya Manusia dalam Mengembangkan Implementasi
Kurikulum Kampus Merdeka (MBKM) di Lingkungan Lembaga
Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah II” dengan skor 13. Untuk
mencari akar permasalahan dari isu utama yang diangkat, penulis
melakukan analisis dengan menggunakan diagram Fishbone.
Fishbone diagram adalah suatu metode yang digunakan untuk
analisis guna menemukan penyebab-penyebab suatu masalah.
Metode ini ditemukan oleh profesor Kaur Ishikawa dari Jepang
pada tahun 1943. Diagram ini sering juga disebut sebagai
diagram Ishikawa yang dipergunakan untuk mengidentifikasi akar
penyebab dari suatu permasalahan.
23
DIAGRAM FISHBONE
Surroundings System
Belum memahami
Belum memiliki Kurikulum
Pengembangan Implementasi
Outcome Based Education (OBE)
Kurikulum Kampus Merdeka
Skills Supplier
24
3. Skills
a. Tidak semua Sumber Daya Manusia di perguruan tinggi
paham terkait langkah-langkah meyusun kurikulum
Kampus Merdeka
b. LLDIKTI Wilayah II Belum memiliki instumen untuk
melakukan monitoring dan evaluasi implementasi
Kurikulum Kampus Merdeka
4. Supplier
a. Sosialsiasi yang belum begitu optimal
b. Tidak mengikuti pendampingan Pengembangan
Implementasi Kurikulum Kampus Merdeka
25
B. Rencana Kegiatan Aktualisasi
Unit Kerja : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah II
Jabatan : Analis Mutu Akademik
Isu yang diangkat : Kurangnya Pemahaman Sumber Daya Manusia dalam Mengembangkan
Implementasi Kurikulum Kampus Merdeka (MBKM) di lingkungan Lembaga
Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah II.
Gagasan Penyelesaian : Membuat Instrumen monitoring dan evaluasi terkait implementasi Kurikulum
Kampus Merdeka pada Perguruan Tinggi di Lingkungan Lembaga Layanan
Pendidikan Tinggi Wilayah II
26
(kolaboratif). Kewajiban ASN tinggi. Bukti:
Selanjutnya koordinasi a. Menunjukkan Tangkapan layar
tentang rencana integritas dan 3. Kompeten: (screenshoot)
kegiatan yang akan keteladanan dalam Melaksanakan tugas percakapan
dilaksanakan sikap, perilaku, dengan kualitas WhatsApp
(berorientasi ucapan dan terbaik.
pelayanan). tindakan kepada Foto saat pertemuan
b. Melaksanakan setiap orang, baik 4. Harmonis: diskusi
konsultasi dengan di dalam maupun di Membangun
mentor dan pegawai luar kedinasan. lingkungan kerja yang Catatan hasil
senior b. Melaksanakan kondusif. konsultasi
tugas kedinasan
Proses: dengan penuh 5. Loyal:
Penulis melakukan pengabdian, Memegang teguh
konsultasi dengan kejujuran, ideologi Pancasila
mentor secara kesadaran, dan dan Undang-Undang
sungguh-sugguh, tanggung jawab. Dasar Negara
menghargai dan Republik Indonesia
menerima setiap Penerapan Kode Etik Tahun 1945.
masukan mentor dan dan Kode Perilaku
pegawai senior ASN 6. Adaptif:
(harmonis). Penulis a. Melaksanakan Bertindak proaktif.
berusaha aktif tugasnya sesuai
menanyakan dengan ketentuan 7. Kolaboratif:
mengenai kebutuhan peraturan Terbuka dalam
dan tantangan yang perundang_undang bekerja sama untuk
dihadapi perguruan an. menghasilkan nilai
tinggi dalam tambah
menyusun instrumen
27
monitoring dan b. Melaksanakan
evaluasi (berorientasi tugasnya dengan
pelayanan) guna cermat dan disiplin
instrumen yang dibuat
dapat berguna
dengan baik dalam SMART ASN:
menganalisis Digital Skill
masalah-masalah dan Kemampuan
kesulitan perguruan mengetahui,
tinggi yang nantinya memahami, dan
akan dicarikan solusi menggunakan
dan pembahasan perangkat keras dan
(kolaboratif) dalam piranti lunak TIK serta
mengimplementasika sistem operasi digital
n dan menyusun dalam kehidupan
Kurikulum Kampus sehari-hari
Merdeka maka.
Penulis berusaha
mencatat secara
cermat persoalan
yang dihadapi oleh
perguruan tinggi
dengan
mengedepankan
sikap yang
berintegritas tinggi
(akuntabel)
c. Membuat resume
hasil konsultasi dan
28
diskusi
Proses:
Semua masukan dan
saran yang diberikan
oleh mentor dan
pegawai senior dicatat
secara rinci pada
lembaran notulensi
(Loyal) dengan
mengedepankan
sikap bertanggung
jawab atas masukan
dan saran
(akuntabel).
2 a. Membaca sekilas Manajemen ASN 1. Berorientasi Output:
terkait Kurikulum pelayanan: Konsep Instrumen
Kampus Merdeka Fungsi dan tugas Memahami dan monitoring dan
ASN Pelayan publik, memenuhi kebutuhan evaluasi sesuai
Proses: yaitu memberikan masyarakat. dengan kebutuhan
Membuat Penulis akan kembali pelayanan publik pengelompokkan
konsep membuka kebijakan yang profesional dan 2. Akuntabel: perguruan tinggi.
instrumen terkait Permendikbud berkualitas. Melaksanakan tugas
monitoring Nomor 3 tahun 2020 dengan jujur, Bukti:
dan evaluasi dan membaca Kewajiban ASN bertanggung jawab, Foto dan capture
kembali tentang c. Menunjukkan cermat, serta disiplin proses
Kurikulum Kampus integritas dan dan berintegritas pengkonsepan
8-13 Merdeka sebagai keteladanan dalam tinggi. instrument
September langkah awal sikap, perilaku,
29
2022 membuat konsep ucapan dan Hasil konsep
monitoring dan tindakan kepada 3. Kompeten: instrument
evaluasi. setiap orang, baik Melaksanakan tugas monitoring dan
di dalam maupun di dengan kualitas evaluasi
b. Membuat konsep luar kedinasan. terbaik.
instrumen monitoring d. Melaksanakan Tangkapan layar
dan evaluasi tugas kedinasan 4. Harmonis: (screenshoot)
dengan penuh Membangun percakapan
Proses: pengabdian, lingkungan kerja yang WhatsApp
Penulis mulai kejujuran, kondusif.
membuat konsep kesadaran, dan
instrumen monitoring tanggung jawab. 5. Loyal:
dan evaluasi dengan Memegang teguh
mengumpulkan Penerapan Kode Etik ideologi Pancasila
bahan-bahan yang dan Kode Perilaku dan Undang-Undang
ada lalu ASN Dasar Negara
dikonsultasikan c. Melaksanakan Republik Indonesia
kepada mentor dan tugasnya sesuai Tahun 1945.
narasumber MBKM dengan ketentuan
yang telah ditunjuk peraturan 6. Adaptif:
oleh LLDIKTI Wilayah perundang_undang Bertindak proaktif
II. Kemudian penulis an.
mencatat dengan d. Melaksanakan 7. Kolaboratif:
cermat saran dan tugasnya dengan Terbuka dalam
rekomendasi yang cermat dan disiplin bekerja sama untuk
diberikan. menghasilkan nilai
tambah
c. Membaca kembali SMART ASN:
dan merapikan Digital Skill
30
konsep yang telah Kemampuan
ditetapkan. mengetahui,
memahami, dan
Proses: menggunakan
Penulis membaca perangkat keras dan
kembali konsep yang piranti lunak TIK serta
telah dibuat dan sistem operasi digital
dikonsultasikan dalam kehidupan
dengan mentor dan sehari-hari
narasumber MBKM
secara teliti dan
cermat agar tidak
terjadi kesalahan dan
siap untuk dieksekusi
pembuatan
instrumennya.
3 a. Membuat struktur Manajemen ASN 1. Berorientasi Output:
Instumen Monitoring pelayanan: Instrumen
dan evaluasi Fungsi dan tugas Memahami dan monitoring dan
menggunakan google ASN Pelayan publik, memenuhi evaluasi
form. yaitu memberikan kebutuhan
Membuat pelayanan publik masyarakat. Bukti:
Isntrumen Proses: yang profesional dan Link Google Form
monitoring Penulis berkualitas. 2. Akuntabel: pengisisan survey
dan evaluasi menggunakan google Melaksanakan tugas pemahaman
form sebagai alat Kewajiban ASN dengan jujur, implementasi
untuk melakukan e. Menunjukkan bertanggung jawab, Kurikulum Kampus
survey pemahaman integritas dan cermat, serta disiplin Merdeka (MBKM)
terkait kurikulum keteladanan dalam dan berintegritas
31
Kampus Merdeka sikap, perilaku, tinggi.
dengan membuat ucapan dan Tangkapan Layar
14-21 struktur yang telah tindakan kepada 3. Kompeten: google form
September dikonsepkan bersama setiap orang, baik Melaksanakan tugas pengisian survey
2022 mentor. di dalam maupun di dengan kualitas pemahaman
luar kedinasan. terbaik. implementasu
b. Menginput Data f. Melaksanakan Kurikulum MBKM
Instrumen tugas kedinasan 4. Harmonis:
dengan penuh Membangun Tangkapan layar
Proses: pengabdian, lingkungan kerja (screenshoot)
Penulis menginput kejujuran, yang kondusif. percakapan
semua data yang kesadaran, dan WhatsApp
telah dikumpulkan, tanggung jawab. 5. Loyal:
dan dibahas ke dalam Memegang teguh
google form secara Penerapan Kode Etik ideologi Pancasila
terstruktur dan dan Kode Perilaku dan Undang-Undang
sistematis. ASN Dasar Negara
e. Melaksanakan Republik Indonesia
c. Meminta persetujuan tugasnya sesuai Tahun 1945.
terhadap link google dengan ketentuan
form survey peraturan 6. Adaptif:
pemahaman perundang_undang Bertindak proaktif
Kurikulum MBKM an.
kepada mentor. f. Melaksanakan 7. Kolaboratif:
tugasnya dengan Terbuka dalam
Proses: cermat dan disiplin bekerja sama untuk
Meminta konsultasi menghasilkan nilai
terkait form yang tambah
telah disusun untuk SMART ASN:
32
memastikan informasi Digital Skill
sudah sesuai atau Kemampuan
masih perlu adanya mengetahui,
perbaikan. Kemudian memahami, dan
penulis mereview dan menggunakan
memperbaiki form perangkat keras dan
sesuai catatan dana piranti lunak TIK serta
saran mentor sistem operasi digital
sebelum link dapat dalam kehidupan
diakses oleh sehari-hari
perguruan tinggi;
4 a. Mendata jumlah Manajemen ASN Berorientasi Output:
perguruan tinggi di pelayanan: Instrumen
Menyebarkan lingkungan LLDIKTI Fungsi dan tugas Memahami dan monitoring dan
Instrumen Wilayah II ASN Pelayan publik, memenuhi kebutuhan evaluasi diterima
monitoring yaitu memberikan masyarakat. dan diisi oleh
dan evaluasi Proses: pelayanan publik sebagian besar
Sebelum yang profesional dan Akuntabel: perguruan tinggi di
menyebarkan link berkualitas. Melaksanakan tugas lingkungan LLDIKTI
survey, penulis dengan jujur, Wilayah II
22-23 mendata terlebih Kewajiban ASN bertanggung jawab,
September dahulu jumlah g. Menunjukkan cermat, serta disiplin Bukti:
2022 perguruan tinggi di integritas dan dan berintegritas
lingkungan LLDIKTI keteladanan dalam tinggi. Tangkapan layar
Wilayah II dengan sikap, perilaku, (screenshoot)
berkoordinasi dengan ucapan dan Kompeten: percakapan
bagian kelembagaan tindakan kepada Melaksanakan tugas WhatsApp
lalu dikelompokan setiap orang, baik dengan kualitas
berdasarkan wilayah di dalam maupun di terbaik.
33
dan jenis perguruan luar kedinasan.
tinggi. h. Melaksanakan Harmonis: Foto konsultasi
b. Membuat Surat tugas kedinasan Membangun dengan bagian
Pemberitahuan terkait dengan penuh lingkungan kerja yang Kelembagaan di
pengisisan survey pengabdian, kondusif. lingkungan LLDIKTI
pemahaman terkait kejujuran, Wilayah II
Kurikulum Kampus kesadaran, dan Loyal:
Merdeka tanggung jawab. Memegang teguh Surat
ideologi Pancasila Pemberitahuan
Proses: Penerapan Kode Etik dan Undang-Undang pengisian survey
Penulis mengkonsep dan Kode Perilaku Dasar Negara pemahaman
surat pemberitahuan ASN Republik Indonesia implementasi
lalu berkoordinasi g. Melaksanakan Tahun 1945. Kurikulum MBKM
dengan mentor tugasnya sesuai
sebulum dilakukan dengan ketentuan Adaptif: Tangkapan layar
eksekusi. Setalah peraturan Bertindak proaktif. Surat
disetujui, penulis perundang_undang pemberitahuan pada
membuat surat an. website lldikti2.id
pemberitahuan h. Melaksanakan Kolaboratif: dan pada grup-grup
kepada seluruh tugasnya dengan Terbuka dalam whatsapp perguruan
perguruan tinggi cermat dan disiplin bekerja sama untuk tinggi di lingkungan
secara tegas dan menghasilkan nilai LLDIKTI Wilayah II
lugas. tambah
SMART ASN:
c. Menyebarkan link Digital Skill
google form ke Kemampuan
seluruh perguruan mengetahui,
tinggi di lngkungan memahami, dan
LLDIKTI Wilayah II menggunakan
34
perangkat keras dan
Proses: piranti lunak TIK serta
Penulis menyebarkan sistem operasi digital
link google form dalam kehidupan
kepada seluruh sehari-hari
perguruan tinggi di
lingkungan LLDIKTI
Wilayah II melalui
website lldikti2.id.
Selain itu penyebaran
link survey ini juga
dikirim ke grup
Whatsapp Penjamin
Mutu perguruan tinggi
di lingkungan LLDIKTI
Wilayah II.
35
berjalan dengan integritas dan cermat, serta disiplin
26 cepat dan lancer, dan keteladanan dalam dan berintegritas Bukti:
September- penulis dapat sikap, perilaku, tinggi. Hasil presentase
10 Oktober lansgung ucapan dan pemahaman MBKM
2022 berkoordinasi pada tindakan kepada 3. Kompeten: dari link survey pada
perguruan tinggi yang setiap orang, baik Melaksanakan tugas google form
belum mengisi dan di dalam maupun di dengan kualitas
belum selesai luar kedinasan. terbaik.
melakukan pengisian j. Melaksanakan Spreadsheet data
survey sebelum batas tugas kedinasan 4. Harmonis: yang telah
waktu yang telah dengan penuh Membangun terhimpun dari isian
ditentukan. pengabdian, lingkungan kerja survey pada google
kejujuran, yang kondusif. form
kesadaran, dan
b. Menghimpun data tanggung jawab. 5. Loyal: Data
survey yang telah Memegang teguh pengelompokkan
masuk Penerapan Kode Etik ideologi Pancasila perguruan tinggi
dan Kode Perilaku dan Undang-Undang terkait pemahaman
Proses: ASN Dasar Negara Kurikulum MBKM
Setelah batas waktu i. Melaksanakan Republik Indonesia
pengisian survey tugasnya sesuai Tahun 1945.
telah ditutup, penulis dengan ketentuan
mulai menghimpun peraturan 6. Adaptif:
data yang telah perundang_undang Bertindak proaktif.
masuk. Kemudian an.
penulis melakukan j. Melaksanakan 7. Kolaboratif:
klasifikasi perguruan tugasnya dengan Terbuka dalam
tinggi secara cermat cermat dan disiplin bekerja sama untuk
terkait sejauh mana menghasilkan nilai
36
pemahaman tambah
perguruan tinggi SMART ASN:
tentang kurikulum Digital Skill
Kampus Merdeka. Kemampuan
mengetahui,
c. Menganlisis hasil memahami, dan
survey menggunakan
perangkat keras dan
Proses: piranti lunak TIK serta
Data perguruan tinggi sistem operasi digital
yang telah dalam kehidupan
diklasifikasi kemudian sehari-hari
dianalsis terkait
alasan-alasanya
terkait pemahaman
Kurikulum kampus
Merdeka. Alasan-
alasan tersebut
diklasifikasi lagi yang
nantinya data
tersebut akan
dijadikan oleh penulis
sebagai bahan untuk
memberikan
rekomendasi
pengambilan
kebijakan
kedepannya.
37
6 a. Berkoordinasi dengan Manajemen ASN Berorientasi Output:
mentor dan pelayanan: Penulis memberikan
Narasumber Fungsi dan tugas Memahami dan rekomendasi dari
Memberikan ASN Pelayan publik, memenuhi kebutuhan hasil survey
rekomendasi Proses: yaitu memberikan masyarakat. pemahaman
dari hasil Sebelum reomendasi pelayanan publik implementasi
monitoring dipublikasi, penulis yang profesional dan Akuntabel: Kurikulum MBKM
dan evaluasi kembali berkoordinasi berkualitas. Melaksanakan tugas
dengan mentor dan dengan jujur, Bukti:
narasumber MBKM Kewajiban ASN bertanggung jawab,
terkait hasil analisi k. Menunjukkan cermat, serta disiplin Tangkapan layar
11-14 dan rekomendai yang integritas dan dan berintegritas (screenshoot)
Oktober 2022 diuat. Penulis keteladanan dalam tinggi. percakapan
mendengarkan dan sikap, perilaku, WhatsApp
mencatat dengan ucapan dan Kompeten:
cermat arahan yang tindakan kepada Melaksanakan tugas Foto saat
diberikan lalu setiap orang, baik dengan kualitas berkoordinasi
menyusunnya dengan di dalam maupun di terbaik. dengan mentor
rapi sebelum luar kedinasan.
dipublikasikan. l. Melaksanakan Harmonis: Rekomendasi yang
tugas kedinasan Membangun tertulis dalam bab
b. Memberikan dengan penuh lingkungan kerja yang penutup dari
rekomendasi hasil pengabdian, kondusif. Laporan Aktualisasi
survey pemahaman kejujuran, Penulis pada
MBKM kesadaran, dan Loyal: Latihan Dasar
tanggung jawab. Memegang teguh CPNS Angkatan 63
Proses: ideologi Pancasila Tahun 2022.
Penulis memberikan Penerapan Kode Etik dan Undang-Undang
rekomendasi secara dan Kode Perilaku Dasar Negara
38
tegas, lugas, dan ASN Republik Indonesia
bertanggungjawab k. Melaksanakan Tahun 1945.
terkait hasil analisis tugasnya sesuai
survey pemahaman dengan ketentuan Adaptif:
Kurikulum MBKM peraturan Bertindak proaktif.
yang nantinya dapat perundang_undang
dijadikan acuan untuk an. Kolaboratif:
pengambilan l. Melaksanakan Terbuka dalam
kebijakan tugasnya dengan bekerja sama untuk
kedepannya agar cermat dan disiplin menghasilkan nilai
implementasi MBKM tambah
di lingkungan LLDIKTI
Wilayah II menjadi SMART ASN:
lebih baik Digital Skill
Kemampuan
mengetahui,
memahami, dan
menggunakan
perangkat keras dan
piranti lunak TIK serta
sistem operasi digital
dalam kehidupan
sehari-hari
39
3. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Adapun rencana aktualisasi mulai tanggal 05 September hingga 14 Oktober 2022 ditunjukan dalam tabel sebagai berikut.
September Oktober
No Kegiatan Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-1 Ke-2
Melakukan konsultasi dengan mentor dan
1
pegawai senior
40
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rancangan Aktualisasi ini disusun berdasarkan analisis isu-isu yang
terjadi di unit kerja dan sebagai aktualisasi serta habituasi materi Agenda
1, 2 dan 3 yang diperoleh di Latsar CPNS. Pelaksanaan analisis isu dan
rencana aktualisasinya berdasarkan pada nilai dasar atau core values
berAKHLAK, yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Tahapan dan rencana
aktualisasi juga menerapkan prinsip Manajemen ASN, meliputi fungsi dan
tugas ASN, Kewajiban dan Penerapan Kode Etik dan Kode Perilaku ASN.
Pada Rancangan Aktualisasi ini, penulis memiliki 3 isu dan terpilih 1 isu
untuk dipecahkan. Isu yang dimaksud adalah Kurangnya Pemahaman
Sumber Daya Manusia dalam Mengembangkan Implementasi Kurikulum
Kampus Merdeka (MBKM) di Lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan
Tinggi Wilayah II.. Rencana kegiatan yang akan diaktualisasikan di unit
kerja yaitu :
1. Melakukan konsultasi dengan mentor dan pegawai senior
2. Membuat konsep instrumen monitoring dan evaluasi
3. Membuat instrumen monitoring dan evaluasi
4. Menyebarkan instrument monitoring dan evaluasi
5. Menganalisis hasil monitoring dan evaluasi
6. Memberikan rekomendasi hasil monitoring dan evaluasi
B. Saran
Penulis mengharapkan kegiatan ini dapat mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar dari setiap ASN dan mengimplementasikan konsep manajemen
ASN, SMART ASN di unit kerja sesuai dengan arahan yang diberikan
dalam Latsar CPNS Tahun 2022 ini demi tercapainya ASN yang
BerAKHLAK dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam unit kerja
masing-masing.
41
DAFTAR PUSTAKA
42