Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sc
Jurusan Biologi FMIPA UniLa
;;o;; ;; ;; ;; ;; ;; ;; ;;; ;;.;
;;;;;o;;;;;;o;;;;;.;;.;;.;;.;; .;;.;;.;;.;;.;;;;;o;;;;;;;;;;;;;;;;;SI
Siklus karbon
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan
antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi.
Diagram dari siklus karbon. Angka dengan warna hitam menyatakan
berapa banyak karbon tersimpan dalam berbagai reservoir, dalam milyar ton
("GtC" berarti Giga Ton Karbon). Angka dengan warna biru menyatakan berapa
banyak karbon berpindah antar reservoir setiap tahun. Sedimen, sebagaimana
yang diberikan dalam diagram, tidak termasuk ~70 juta GtC batuan karbonat dan
kerogen. Model siklus karbon dapat digabungkan ke dalam model iklim global,
sehingga reaksi interaktif dari lautan dan biosfer terhadap nilai CO2 di masa depan
dapat dimodelkan. Ada ketidakpastian yang besar dalam model ini, baik dalam
sub model fisika maupun biokimia (khususnya pada sub model terakhir). Model-
model seperti itu biasanya menunjukkan bahwa ada timbal balik yang positif
antara temperatur dan CO2. Sebagai contoh, Zeng dkk. (GRL, 2004) menemukan
dalam model mereka bahwa terdapat pemanasan ekstra sebesar 0,6°C (yang
sebaliknya dapat menambah jumlah CO2 atmosferik yang lebih besar).
Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan produktivitas yang
tinggi, organisme membentuk jaringan yang mengandung karbon,
beberapa organisme juga membentuk cangkang karbonat dan bagian-
bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran
karbon ke bawah (lihat bagian biological pump).
Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya, proses ini
tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke
atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak memiliki efek netto terhadap
CO2 atmosferik karena ion bikarbonat yang terbentuk terbawa ke laut
dimana selanjutnya dipakai untuk membuat karbonat laut dengan reaksi
yang sebaliknya (reverse reaction).
Melalui pernafasan (respirasi) oleh tumbuhan dan binatang. Hal ini merupakan
reaksi eksotermik dan termasuk juga di dalamnya penguraian glukosa
(atau molekul organik lainnya) menjadi karbon dioksida dan air.
Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur dan bakteri
mengurai senyawa karbon pada binatang dan tumbuhan yang mati dan
mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia oksigen, atau
menjadi metana jika tidak tersedia oksigen.
Di permukaan laut dimana air menjadi lebih hangat, karbon dioksida terlarut
dilepas kembali ke atmosfer.
Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan gas ke atmosfer.
Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah
karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer secara kasar hampir sama
dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari atmosfer akibat
pelapukan silikat; Kedua proses kimia ini yang saling berkebalikan ini
akan memberikan hasil penjumlahan yang sama dengan nol dan tidak
berpengaruh terhadap jumlah karbon dioksida di atmosfer dalam skala
waktu yang kurang dari 100.000 tahun.
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen
bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar
(misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga
dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit
(N02- ), dan ion nitrat (N03- ). Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen
terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata.
Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara
langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang
bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu
menambat nitrogen.
Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik
(pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh
dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut
di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh
karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan
fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat
anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang
terus menerus. Lihat Gambar
fLayoutInCell1fBehindDocument1fIsButton1fLayoutInCell1
Siklus Oksigen
fLayoutInCell1fBehindDocument1fIsButton1fLayoutInCell1
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung.
Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan
terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang
memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain.
Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi
bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di
air. Lihat Gambar
fLayoutInCell1fBehindDocument1fIsButton1fLayoutInCell1
Daur Air
Air
di
atmosfer berada dalam bentuk uap air. Uap air berasal dari air di daratan dan laut
yang menguap karena panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air di atmosfer
berasal dari laut karena laut mencapai tigaperempat luas permukaan bumi. Uap air
di atmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut dalam
bentuk hujan. Air hujan di daratan masuk ke dalam tanah membentuk air
permukaan tanah dan air tanah.
Tumbuhan darat menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh
tumbuhan air mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui tranpirasi uap
air dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan mencakup
90% penguapan pada ekosistem darat. Hewan memperoleh air langsung dari air
permukaan serta dari tumbuhan dan hewan yang dimakan, sedangkan manusia
menggunakan sekitar seperempat air tanah. Sebagian air keluar dari tubuh hewan
dan manusia sebagai urin dan keringat.
fLayoutInCell1fBehindDocument1fIsButton1fLayoutInCell1
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Carbon_cycle-cute_diagram.jpeg
http://iqbalali.com/2008/02/18/peran-mikroorganisme-dlm-kehidupan/Daur
Biogeokimia. 2008. http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/17/daur-
biogeokimia/.
http://rachdie.blogsome.com/2006/10/14/pengendalian-mikroorganisme/