Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN I

“Beberapa Pelajaran Dari Sejarah Pasar Modal”

Oleh :
Kelompok 5
Niken Putri Sagita C1B021027
Siti Alifah C1B021038
Fitri Nur Istiana C1B021049
Bagus Destriawan Putra C1B021068
Faiz Syauqi Muljawan C1B021082
Putri Fadhila Indhirawati C1B021108

KELAS MANAJEMEN A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, terutama berkat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Beberapa Pelajaran Dari Sejarah Pasar Modal”.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keuangan
I pada Program Studi Manajemen Universitas Jenderal Soedirman. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ary
Yunanto, S.E, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Keuangan I.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini memiliki banyak


kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca untuk menyempurnakan karya ini.

Indonesia, 26 April 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

A. Imbal Hasil .................................................................................................. 2


B. Perencanaan Historis ................................................................................... 6
C. Imbal Hasil Rata-Rata: Pelajaran Pertama ................................................ 11
D. Variabilitas Imbal Hasil : Pelajaran Kedua ............................................... 13
E. Lebih Jauh Mengenai Imbal Hasil Rata-Rata ........................................... 17
F. Efisiensi Pasar Modal ................................................................................ 20

BAB II PENUTUP ................................................................................................ 23

A. Kesimpulan ............................................................................................... 23
B. Saran .......................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang
(obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrumen derivatif maupun instrumen
lainnya. Dalam pembahasan kali ini akan diberikan sudut pandang mengenai
sejarah pasar modal terkait dengan risiko dan imbal hasil. Pelajaran pokok yang
diperoleh dari studi mengenai sejarah pasar modal. Pertama, terdapat
keuntungan dalam menanggung risiko. Kedua. semakin tinggi potensi
keuntungannya, semakin besar pula risikonya. Untuk mengilustrasikan fakta-
fakta mengenai imbal hasil pasar modal, akan digunakan untuk membahas
mengenai statistik dan angka.angka yang membentuk sejarah pasar modal
modern di Amerika Serikat.

B. Rumusan Masalah
1. Imbal Hasil
2. Catatan Historis
3. Imbal Hasil Rata-Rata: Pelajaran Pertama
4. Variabilitas Imbal Hasil : Pelajaran Kedua
5. Lebih Jauh Mengenai Imbal Hasil Rata-Rata
6. Efisiensi Pasar Modal
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Imbal Hasil
2. Untuk Mengetahui Catatan Historis
3. Untuk Mengetahui Imbal Hasil Rata-Rata: Pelajaran Pertama
4. Untuk Mengetahui Variabilitas Imbal Hasil : Pelajaran Kedua
5. Untuk Mengetahui Lebih Jauh Mengenai Imbal Hasil Rata-Rata
6. Untuk Mengetahui Efisiensi Pasar Modal

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Imbal Hasil
Imbal hasil adalah keuntungan atau kerugian dari investasi saat membeli
aset. Imbal hasil tersebut biasanya terdiri atas dua komponen. Pertama adalah
komponen laba dari imbal hasil. Penerimaan sejumlah uang tunai secara
langsung karena memiliki investasi. Kedua, nilai dari aset yang dibeli akan
sering mengalami perubahan yang akan membuat memperoleh keuntungan
modal atau kerugian modal atas sebuah investasi.
Total imbal hasil dalam dolar untuk investasi Anda merupakan penjumlahan
dari deviden dan keuntungan modal.
1. Rumus :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑚𝑏𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑜𝑙𝑎𝑟 = 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 + 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙

Contoh soal menghitung total imbal hasil : Pada awal tahun, saham
dijual pada harga $5 per lembar. Jika Anda membeli 1.000 lembar, total
pengeluaran Anda adalah $5.000. Andaikan pada tahun tersebut, saham
membayar deviden sebesar $0,20 per lembar. Pada akhir tahun, Anda akan
menerima pendapatan sebesar :

𝐷𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 = $0,20 𝑥 1.000 = $200

Nilai saham juga mengalami peningkatan sebesar $5,50 per lembar


pada akhir tahun. Untuk 1.000 lembar saham yang Anda miliki saat ini,
nlainya menjadi $5.500 , sehingga Anda akan mendapat keuntungan modal
sebesar :

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 = ($5,50 – 5) 𝑥 1.000 = $500

2
Di sisi lain, jika terjadi penurunan harga saham sebesar misal $4,60,
Anda akan mengalami kerugian modal sebesar :

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 = ($4,60 – 5) 𝑥 1.000 = 400

Total imbal hasil dalam dolar untuk investasi Anda merupakan


penjumlahan dari deviden dan keuntungan modal.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑚𝑏𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑜𝑙𝑎𝑟 = $200 + 500 = $700

Jika Anda menjual saham pada akhir tahun, jumlah kas yang Anda
miliki akan sama dengan investasi Anda ditambah total imbal hasil. Untuk
contoh sebelumnya, menjadi:

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑠 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑑𝑖𝑗𝑢𝑎𝑙 = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑚𝑏𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙
= $5.000 + 700
= $5.700

Sebagai perbandingan, perhatikan bahwa angka tersebut sama


dengan hasil penjualan saham ditambah deviden :

𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 + 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 = $5,50 𝑥 1.000 + 200


= $5.500 + 200
= $5.700

Keuntungan modal adalah bagian dari imbal hasil Anda seperti


dividen, dan Anda tentu saja harus menghitungnya sebagai bagian dari
imbal hasil. Bahwa Anda memutuskan untuk tetap mempertahankan saham
dạn tidak menjualnya (Anda tidak "merealisasikan" keuntungun tersebut)
tidak relevan sebab Anda dapat saja mengubah saham tersebut jika Anda

3
mau. Keputusan untuk menjual atau mempertahankan saham tersebut
berpulang kepada Anda.

2. Imbal Hasil Dalam Persentase


Untuk meringkas informasi mengenai imbal hasil, maka dapat
disajikan dalam bentuk persentase daripada dalam dolar, karena imbal hasil
Anda tidak bergantung pada jumlah yang diinvestasikan. Pertanyaan yang
ingin kita jawab adalah: Berapa banyak yang kita peroleh dari setiap dolar
yang kita investasikan?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, anggap P, sebagai harga
saham pada awal tahun dan D adalah dividen yang dibayarkan atas saham
selama tahun tersebut.
Contoh : harga pada awal tahun sebesar $5 per lembar saham dan
dividen yang dibayarkan untuk setiap saham pada tahun tersebut nilainya
$0,20. Jika dividen dinyatakan dalam bentuk persentase dari harga awal
saham, akan diperoleh dividen yield :

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝐷, . 𝑃, = $0.20/5 = 0,04 = 4%

Angka ini berarti bahwa untuk setiap satu dolar yang diinvestasikan,
akan memperoleh dividen sebesar 4 sen. Komponen kedua dari proporsi
imbal hasil adalah yield keuntungan modal (capital gain yield). Yicld
keuntungan modal dihitung dari perubahan harga yang terjadi pada tahun
tersebut (keuntungan modal) dibagi dengan harga awal :

𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 = (𝑃 − 𝑃)/𝑃, = ($5,50 − 5)/ 5 = $0,50/5

Jadi, untuk setiap satu dolar yang diinvestasikan, akan memperoleh


keuntungan modal sebesar 10 sen. Jika digabungkan, untuk setiap satu dolar
yang diinvestasikan, akan memperoleh dividen sebesar 4 sen dan 10 sen
dalam bentuk keuntungan modal sehingga akan memperoleh total 14 sen.

4
Hasil imbal dalam persentas menjadi 14 sen dalam setiap dolar, atau 14
persen. Sebagai perbandingan, perhatikan bahwa $5.000 dan pada akhir
tahun nilai investasi kita membuka $5.700. Berapakah proporsi kenaikan
investasi yang sebesar $5.000?
Seperti yang kita lihat, kita ambil $5.700 -5.000 = $700. Persentase
kenaikannya pun menjadi S700/5.000 = 14%.
Contoh soal menghitung imbal hasil : Anggap Anda membeli
sejumlah saham pada awal tahun sebesar $25 per lembarnya. Pada akhir
tahun, harga saham tersebut menjadi $35 per lembarnya. Pada tahun
tersebut, Anda memperoleh dividen per saham sebesar $2.
a. Berapakah dividen yield-nya?
b. Berapakah hasil keuntungan modalnya?
c. Berapakah persentase imbal hasilnya?
d. Jika total investasi Anda adalah $1.000, berapa banyak yang Anda
miliki pada akhir tahun?
Jawaban :
a. Dividen per saham Anda sebesar $2 menghasilkan dividen yieid sebesar
:
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝐷,/𝑃, = $2/25 = 0,08 = 8%
b. Keuntungan modal per lembar saham adalah $10, yield keuntungan
modal adalah:
𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 = (𝑃. − 𝑃)/𝑃, = ($35 − 25)/25
= $10/25 = 40%
c. Total proporsi imbal hasll pun menjadi 48 persen. Jika berinvestasi
sebesar $1.000, investasi Anda pada akhir tahun akan menjadi $1.480,
menggambarkan adanya kenaikan sebesar 48 persen.
d. Sebagai perbandingan, perhatikan bahwa uang sebesar $1.000 dapat
Anda dibelikan saham sebanyak $1.000/25 = 40 lembar. Kepemillikan
saham sebanyak 40 lembar membuat Anda memperoleh dividen tunai
sebesar 40 x $2= $80. Keuntungan per saham sebesar $10 akan
memberikan kepada Anda total keuntungan modal sebesar $10x 40 =

5
$400. Jika keduanya dijumlahkan, Anda akan memperoleh kenaikan
pada nilai investasi yang Anda miliki sebesar $480. jawabannya adalah
9,30 persen.

B. Catatan Historis

Roger Ibbotson dan Rex Sinquefield melaksanakan serangkaian studi yang


berkaitan dengan imbal hasil pada pasar keuangan di Amerika Serikat. Mereka
menyajikan imbal hasil historis tahunan untuk lima jenis investasi keuangan
penting. Imbal hasil dapat diinterpretasikan sebagai apa yang telah diperoleh
jika memiliki portofolio berikut:

1. Saham-saham besar.
Portofolio saham biasa ini berdasarkan pada indeks Standard & poor (S&P)
500, yang terdiri atas 500 perusahaan terbesar (dalam hal total nilai pasar
dari saham yang beredar) di Amerika Serikat.
2. Saham-saham perusahaan kecil.
Ini merupakan suatu portofolio yang terdiri atas saham-saham yang terkait
dengan 20 persen dari perusahaan terkecil yang terdaftar di Bursa Saham
New York, juga diukur dengan nilai pasar dari saham yang beredar.
3. Obligasi perusahaan jangka panjang.
Berdasarkan pada obligasi berkualitas tinggi yang jatuh temponya 20 tahun.
4. Obligasi pemerintah Amerika Serikat jangka panjang
Instrumen ini berdasarkan pada obligasi pemerintah Amerika Serikat yang
jatuh temponya 20 tahun.
5. Treasury bills Amerika Serikat.
Ini didasarkan pada Treasury bills (disingkat T-bills) dengan jatuh tempo
satu bulan.

Imbal hasil tersebut tidak disesuaikan dengan inflasi atau pajak; dengan
demikian, imbal hasilnya adalah imbal hasil nominal, sebelum pajak. Sebagai
tambahan untuk imbal hasil dari tahun ke tahun atas instrumen-instrumen
keuangan tersebut, perubahan persentase dalam indeks harga konsumen ( IHK)

6
dari tahun ke tahun juga dihitung. Indeks harga konsumen adalah ukuran inflasi
yang umum digunakan sehingga kita dapat menghitung imbal hasil riil dengan
menggunakan indeks harga konsumen sebagai tingkat inflasi.

1. Tinjauan Pertama
Gambar berikut menunjukkan apa yang terjadi terhadap $1 yang
diinvestasikan dalam portofolio-portofolio yang berbeda pada akhir 1925.
Pertumbuhan dalam nilai untuk setiap portofolio yang berbeda selama 82
tahun yang berakhir pada 2007 ditetapkan secara terpisah (obligasi
perusahaan jangka panjang tidak disertakan). Perhatikan bahwa untuk
memperoleh segala sesuatunya pada suatu grafik tunggal, beberapa
modifikasi dalam penetapan skala digunakan. Sebagaimana yang umum
dilakukan pada seri keuangan. sumbu vertikal akan dibuat skala sehingga
jarak yang sama mengukur perubahan presentase dalam nilai yang sama
(sebagai kebalikan perubahan nilai dalam dolar).

Jika memperhatikan gambar diatas kita tahu bahwa investasi "small-


cap" (singkatan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki kapitalisasi
yang kecil) memiliki kinerja yang terbaik secara keseluruhan. Setiap dolar

7
yang diinvestasikan pada saham-saham yang kapitalisasinya kecil akan
bertumbuh luar biasa menjadi $15.091,10 selama 82 tahun. portofolio yang
terdiri atas saham-saham biasa perusahaan besar memiliki kinerja yang
kurang baik: setiap dolar yang diinvestasikan pada portofolio tersebut akan
bertumbuh menjadi $3.246,39.

Portofolio yang terdiri atas T-bills hanya tumbuh menjadi $20,19.


Angka ini bahkan tidak begitu mengesankan ketika kita memperhitungkan
inflasi selama periode yang diteliti. Seperti yang diilustrasikan, diperlukan
kenaikan pada tingkat harga sebesar $11,72 pada akhir periode untuk
mengembalikan nilai awal sebesar $1.

Portofolio yang terdiri atas T-bills dan portofolio yang berisikan


obligasi pemerintah jangka panjang tumbuh lebih lambat dibandingkan
dengan pertumbuhan pada portofolio saham, tetapi pertumbuhan Portofolio
T-bills dan portofolio obligasi pemerintah jangka panjang juga jauh lebih
stabil. Saham-saham perusahaan yang memiliki kapitalisasi yang kecil
berakhir pada bagian atas; tetapi seperti yang dapat bisa dilihat. tingkat
pertumbuhan saham-saham tersebut agak kurang stabil. Sebagai contoh,
saham-saham perusahaan kapitalisasi kecil memiliki kinerja terburuk untuk
jangka waktu 10 tahun pertama dan memiliki imbal hasil yang lebih kecil
daripada obligasi pemerintah jangka panjang selama hampir 15 tahun.

2. Tinjauan Mendalam
Berikut adalah ilustrasi untuk variabilitas dari berbagai jenis investasi
yang berbeda. Ilustrasi berikut menggambarkan presentase imbal hasil
setiap tahun dalam bentuk diagram batang yang ditarik dari sumbu
horizontal.

8
a. Total Imbal Hasil Saham Biasa Perusahaan Besar dari Tahun ke Tahun

b. Total Imbal Hasil Saham-Saham Perusahaan Kecil dari Tahun ke


Tahun

9
c. Total Imbal Hasil Obligasi dan T-Bills dari Tahun ke Tahun

Puncak diagram batang tersebut menjelaskan tentang informasi


mengenai imbal hasil pada periode tertentu. Sebagai contoh perhatikan
obligasi pemerintah jangka panjang, kita melihat bahwa imbal hasil historis
terbesar (44,44 persen) terjadi pada 1982 yang merupakan tahun yang baik
untuk obligasi. Dalam membandingkan diagram-diagram tersebut,
perhatikan perbedaan-perbedaan dalam skala sumbu vertikal. Dengan
mengingat perbedaan-perbedaan tersebut, dapat dilihat bahwa perilaku
Treasury bills lebih mudah untuk diperkirakan jika dibandingkan dengan
saham-saham kecil.

10
Imbal hasil yang diperlihatkan pada diagram batang tersebut terkadang
sangat tinggi. Sebagai contoh, dengan mengacu pada diagram tersebut, kita
akan mengetahui bahwa imbal hasil tertinggi dalam satu tahun adalah angka
yang luar biasa, yaitu 142,87 persen untuk saham-saham dengan kapitalisasi
kecil pada 1933. Pada tahun yang sama, saham-saham perusahaan besar
"hanya" memberikan imbal hasil scbesar 52,94 persen. Sebaliknya, imbal
hasil Treasury bills tertinggi terjadi pada 1981, yaitu 15,21 persen.

C. Imbal Hasil Rata-Rata: Pelajaran Pertama


1. Menghitung imbal hasil rata-rata
Cara untuk menghitung imbal hasil rata-rata atas Bergama investasi
pada tabel cukup dengan menambahkan imbal hasil tahunan dan dibagi
dengan 82. Hasilnya adalah imbal hasil individual rata-rata historis.

11
2. Imbal Hasil Rata-Rata : Suatu Catatan Historis

Tabel diatas akan memperlihatkan imbal hasil rata-rata untuk


investasi. Seperti yang disajikan, pada suatu tahun tertentu, saham-saham
perusahaan kecil akan mengalami kenaikan nilai sebesar 17,1 persen, tentu
saja rata-rata tersebut bersifat nominal karena kita tidak memperhitungkan
inflasi. Perhatikan bahwa rata-rata tingkat inflasi adalah 3,1 persen per
tahun selama 82 tahun tersebut. Imbal hasil nominal pada treasury bills
amerika serikat adalah 3,8% per tahun. Imbal hasil riil rata-rata atas treasury
bills dengan demikian kira-kira 0,7% per tahun sehingga imbal hasil riil atas
t-bills agak rendah secara historis. Pada titik ekstrim lainnya saham-saham
perusahaan kecil memiliki imbal hasil riil rata-rata sekitar 17% - 3,1 % =
14 persen yang relatif besar dan akan menggandakan daya beli anda setiap
5 tahun. Nilai riil dari portofolio yang terdiri atas saham perusahaan besar
akan mengalami peningkatan sebesar 9% per tahun.

3. Premi Risiko (Risk Premium)

Dalam membandingkan imbal hasil rata-rata dari beragam alternatif


investasi tersebut melibatkan surat berharga yang diterbitkan oleh
pemerintah yang bebas dari variabilitas yang kita lihat dalam, misalnya,
pasar modal. Contohnya adalah treasury bills yang memiliki waktu jatuh
tempo yang terpendek jika dibandingkan dengan obligasi pemerintah yang
lain. Kita dapat menyebut imbal hasil atas t-bills dengan imbal hasil yang

12
bebas resiko dan akan menggunakannya sebagai salah satu tolok ukur.
Perbandingan yang paling menarik pada dasarnya melibatkan imbal hasil
yang bebas resiko atas t-bills dan imbal hasil yang sangat beresiko atas
saham biasa dengan kata lain premi risiko adalah selisih imbal hasil yang
dipersyaratkan dari sebuah investasi pada aset yang berisiko atas imbal hasil
pada investasi yang bebas resiko.

4. Pelajaran Pertama

Jika kita memperhatikan tabel 12.3, kita akan mengetahui bahwa


premi risiko rata-rata yang dihasilkan oleh saham perusahaan besar adalah
12,3% - 3,8% = 8,5%. Angka tersebut merupakan tambahan imbal hasil
yang signifikan. Kenyataan bahwa hal ini terjadi secara historis merupakan
suatu pengamatan yang penting dan sebagai dasar pelajaran pertama kita :
aset yang berisiko, secara rata-rata, akan memperoleh premi risiko. Dengan
kata lain terdapat tambahan imbal hasil untuk menanggung resiko. Mengapa
premi risiko untuk saham-saham perusahaan kecil jauh lebih besar daripada
premi risiko untuk perusahaan besar ? untuk saat ini kita dapat menemukan
sebagian jawaban dengan memperhatikan variabilitas historis dari imbal
hasil atas beragam investasi tersebut.

D. Variabilitas Imbal Hasil : Pelajaran Kedua


Telah diketahui, bahwa imbal hasil saham biasa dari tahun ketahun
cenderung lebih berfluktuasi daripada imbal hasil. Sebagai contohnya, obligasi
pemerintah jangka panjang. Maka pada bagian ini kita akan membahas
mengenai pengukuran variabilitas dari imbal hasil saham tersebut.
1. Distribusi Frekuensi dan Variabilitas
Yang kita lakukan dibagian ini adalah menghitung berapa kali imbal
hasil tahunan atas portofolio saham biasa akan turun di dalam setiap kisaran
10 persen. Sebagai contoh, pada Gambar 12,9, ketinggian 13 dalam kisaran
10 hingga 20 persen berarti bahwa 13 dari 82 imbal hasil tahunan berada di
dalam kisaran tersebut.

13
Kita harus bisa mengukur perbedaan imbal hasil yang sebenarnya.
Kita mengetahui, misalnya, bahwa imbal hasil saham perusahaan kecil pada
tahun tertentu adalah 17,1 persen. Dari kasus tersebut kita mencari berapa
besar imbal hasil sesungguhnya berbeda dari rata-rata tersebut pada tahun
tersebut. Dengan kata lain, kita perlu mengukur tingkat volatilitas dari imbal
hasil tersebut. Varians (variance) dan akar kuadratnya, yaitu standar deviasi
merupakan salah satu alat ukur volatilitas yang paling banyak digunakan.

2. Varians dan Standar Deviasi Historis


Pada dasarnya, varians digunakan untuk mengukur perbedaan rata-
rata kuadrat antara imbal hasil actual dan imbal hasil rata-rata. Semakin
besar varians, semakin besar kecenderungan imbal hasil yang sebenarnya
berbeda dari imbal hasil rata-rata.
Cara menghitung varians dan standar deviasi akan bergantung pada
situasi yang ada. Jika kita sedang menganalisis proyek imbal hasil di masa
depan, prosedur perhitungannya akan berbeda.
Untuk mengilustrasikan cara yang kita gunakan dalam menghitung
varians historis, anggaplah bahwa suatu investasi memiliki imbal hasil
sebesar 10%, 12%, 3%, dan -9% selama 4 tahun terakhir. Imbal hasil rata-
ratanya adalah (0,10 + 0,12 + 0,03 – 0,09)/4 = 4%. Perhatikan, imbal
hasilnya tidak pernah benar-benar sebesar 4%. Bahkan, imbal hasil yang
pertama berbeda sebesar 0,10 – 0,04 = 0,06, imbal hasil yang kedua berbeda

14
sebesar 0,12 – 0,04 = 0,08, dan seterusnya. Untuk menghitung varians, kita
akan mengkuadratkan setiap perbedaan tersebut, menjumlahkannya, dan
membagi hasilnya dengan jumlah imbal hasil dikurangin 1, atau menjadi 3
dalam kasus ini. Sebagian besar dari informasi tersebut diringkan pada table
berikut ini:

Varians dapat dihitung dengan cara membagi total deviasi kuadrat


sebesar 0,0270 dengan total imbal hasil dikurangi 1. Jadi, Var (R), atau σ^2,
kependekan dari varians imbal hasil menjadi:

Akar kuadrat dari varians digunakan karena varians diukur dalam


persentase “kuadrat” sehingga akan sulit untuk mempresentasikannya.
Standar deviasi adalah persentase biasa, sehingga jawabannya adalah
9,478%.

Secara umum, ketika kita memiliki imbal hasil historis T, dengan T


adalah suatu angka tertentu, kita dapat menyatakan varians historis sebagai:

3. Distribusi Normal
Bagi banyak kejadian acak yang berbeda-beda sifatnya, distribusi
frekuensi tertentu, distribusi norma (atau kurva lonceng), dapat digunakan
untuk menggambarkan probabilitas yang berakhir dalam suatu kisaran
angka tertentu.

15
Gambar di atas hanya didasarkan pada pengamatan selama 82 tahun,
sedangkan gambar di bawah, pada prinsipnya, didsarkan pada angka tidak
terbatas.

Keguanaan distibusi normal berasal dari kenyataan bahwa


distirbusi normal benar-benar merupakan penggambaran dari rata-rata dan
standar deviasi.

16
E. Lebih Jauh Mengenai Imbal Hasil Rata-Rata

Terdapat metode lain dalam menghitung imbal hasil rata-rata, yaitu metode
aritmatika dan rata-rata geometrik. Perbedaan metode aritmatika dan rata-rata
geometrik dijelaskan dengan contoh berikut :

Dibeli saham dengan harga $100, tahun pertama harga mengalami


penurunan menjadi $50 dan tahun kedua harga saham kembali menjadi $100
(tidak ada dividen yang dibayarkan). Berapa imbal hasil rata-rata atas investasi
berikut?

Secara logika, imbal hasil rata rata atas saham tersebut adalah 0% karena
harga saham kembali seperti semula, tetapi jika dihitung melalui imbal hasil
tahunan maka perhitungannya akan menjadi :

𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑟𝑢𝑔𝑖 50%

𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒𝑑𝑢𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔 100%

= (−50% + 100%)/2 = 25 %

Lantas, mana hasil yang benar? 0 atau 25 persen?

Keduanya benar, hanya saja metode yang dilakukan berbeda. 0%


merupakan hasil dari perhitungan imbal hasil rata-rata geometrik, sedangankan
25% merupakan perhitungan dari imbal hasil rata-rata aritmatika. Secara tidak
langsung, imbal hasil rata-rata geometrik menjawab pertanyaan “berapa rata-
rata tingkat imbal hasil majemuk per tahun selama periode tertentu?” sedangkan
imbal hasil rata-rata aritmatika menjawab pertanyaan “Berapa imbal hasil
secara rata-rata periode tertentu.

1. Rumus Menghitung Imbal Hasil Rata-Rata Aritmatika Dan Geometrik


Secara singkat rumus untuk menghitung imbal hasil rata-rata
aritmatika dan geometrik adalah sebagai berikut :

𝐼𝑚𝑏𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑔𝑒𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘 ∶ [(1 + 𝑅1) 𝑥 (1 + 𝑅2) 𝑥 . . . . 𝑥 (1 + 𝑅𝑟)]1/𝑇 − 1

𝐼𝑚𝑏𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑎𝑟𝑖𝑡𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘𝑎 ∶ (𝑅1 + 𝑅2 + . . . + 𝑅𝑟) / 𝑇

17
𝑅 = 𝐼𝑚𝑏𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛

𝑇 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

2. Contoh Menghitung Imbal Hasil Rata-Rata Geometrik


Hitunglah imbal hasil rata-rata geometrik untuk saharn•saham yang
memiliki nilai kapitalisasi yang besar yang berada dalam Indeks S&P 500
selama lima tahun pertama pada Tabel berikut, tahun 1926-1933.
Pertama, ubahlah imbal hasil dalam persentase menjadi angka
desimal,
tambahkan dengan 1, dan kemudian hitunglah produknya:

Perhatikan bahwa angka 1,5291 merupakan nilai investasi kita


setelah lima tahun, jika investasi awal kita sebesar S 1. Rata-rata imbal hasil
geometrik kemudian dihitung dengan cara berikut:

1
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑖𝑚𝑏𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑔𝑒𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘 = 1,529115 — 1 = 0,0887 𝑎𝑡𝑎𝑢 8,87%

Dengan dernikian, imbal hasil rata-rata geometrik menjadi sekitar


8.87 persen, dalam contoh ini. Tips-nya: Jika Anda menggunakan kalkulator
keuangan, Anda dapat menempatkan Sl sebagai nilai sekarang. Sl,5291
sebagai nilai masa depan. dan 5 sebagai jumlah periode. Kemudian, hitung
tingkat imbal hasil yang belum diketahui. Anda akan memperoleh jawaban
yang sama dengan yang kami peroleh.

Satu hal yang akan disadari ketika membandingkan hasil


perhitungan imbal hasil dengan metode rata-rata aritmatika dan geometri
adalah hasil rata-rata geometrik terlihat lebih kecil daripada aritmatika dan

18
hal ini selalu terjadi. Untuk ilustrasi lebih jelasnya terdapat pada gambar
dibawah.

Pada contoh diatas, semua rata-rata geometrik lebih kecil, tetapi


besar selisihnya hanya sedikit. Alasannya adalah nahwa selisih tersebut
akan lebih besar pada investasi-investasi yang memiliki volatilitas lebih
besar.

3. Rumus Blume
Rumus Blume merupakan rumus yang menyatukan hasil dari imbal
hasil rata-rata geometrik dan aritmatika dalam melakukan peramalan imbal
hasil pada tahun tertentu. Rumus ini merupakan metode tengah yang efektif
untuk dilakukan karena jika hanya berpacu pada imbal hasil rata-rata
aritmatika atau geometri, karena ketepatannya dalam melakukan peramalan.
Rumus tersebut adalah sebagai berikut :

Contoh penggunaan Rumus Blume, anggap imbal tahunan 25 tahun,


kita menghitung imbal hasil rata-rata aritmatika tahunan sebesar 12 persen
dan imbal hasil rata-rata geometrik sebesar 9 persen. Dari kedua hasil
tersebut, akan dibuat peramalan imbal hasil rata-rata pada tahun 1,5 dan 10.
Hasilny adalah sebagai berikut :

19
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa peramalan pada tahun ke 1,
5, dan 10 berturut-turut adalah 12%, 11,5%, dan 10,875%.

Rumus Blume juga mengungkapkan dalam praktiknya bahwa jika


menggunakan rata-rata yang dihitung dalam periode panjang untuk
meramalkan 1 dekade kedepan, sebaiknya gunakan metode rata-rata
aritmatika. Jika meramalkan beberapa dekade kedepan, harus bisa
memisahkan perbedaan antara imbal hasil rata-rata aritmatika dan geometri.
Dan juga untuk beberapa alasan ketika melakukan peramalan dalam periode
yang sangat panjang yang mencakup beberapa periode, gunakan rata-rata
geometrik.

F. Efisiensi Pasar Modal


Suatu pasar dikatakan “efisien” jika harga dPt menyesuiakan dengan cepat
dan tepat terhadap informasi baru yang tersedia. Lebih tepatnya, dalam pasar
odal yang efisien (efficient capital market), harga pasar saat ini akan
sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia.
1. Perilaku Harga Dalam Pasar Efisien
Setelah melakukan penelitian dan pengembangan selama bertahun-
tahun, FCC (F-Stop Camera) berhasil mengembangkan suatu kamera
dengan sistem autofocus yang memiliki kecepatan ganda yang saat ini
banyak beredar di pasaran. Analisis penganggaran modal FCC menyatakan
bahwa peluncuran kamera baru tersebut memberikan keuntungan yang
sangat besar. Asumsi yang penting sejauh ini adalah bahwa FCC belum
mengeluarkan informasi apapun tentang sistem baru tersebut, fakta tentang
keberadaanya adalah informasi bagi pihak perusahaan saja.

20
Sekarang perhatikan sahan FCC. Dalam pasar efisien, harga saham
FCC mencerminkan informasi yang diketahui tentang kegiatan operasi dan
tingkat keuntungan FCC saat ini, serta mencerminkan opini pasar tentang
potensi keuntungan dan pertumbuhan FC di masa depan tetapi nilai dari
system autofocus belum diketahui melalui saham tersebut.
Jika pasar sepakat dengan penilaian FCC terhadap nilai dari proyek
barunya, harga saham akan meningkat saat keputusan peluncuran produk
baru tersebut diumumkan kepada publik. Contohnya jika pengumuman
diasumsikan dilakukan melalui siaran pers pada hari Rabu pagi. Dalam
pasar yang efisien, harga sahamFCC dengan cepat akan menyesuaikan
terhadap informasi baru tersebut. Para investor dapat membeli saham pada
Rabu siang dan memperoleh keuntungan pada hari Kamis. Hal ini secara
tidak langsung menyatakan bahwa butuh waktu satu hari penuhuntuk
menyadari dampak dari siaran pers FCC. Jika pasarnya efisien, harga saham
pada hari Rabu siang sudah dapat mencerminkan informasi yang terdapat
pada siaran pers Rabu pagi.
2. Hipotesis Pasar Efisien
Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Markets Hypothesis- EMH)
menegaskan bahwa pasar modal yang dikelola dengan baik adalah pasat
yang efisien, setidaknya dri sisi praktik.
Reaksi Harga Saham terhadap Informasi Baru dari Pasar Efisien dan
Pasar Tidak Efisien :
a. Reaksi pasar yang efisien : Harga dengan seketika menyesuaikan dan
sepenuhnya mencerminkan informasi yang baru ; tidak terdapat
kecenderungan peningkatan dan penurunan harga setelahnya
b. Reaksi yang tertunda : Harga akan menyesuaiakn dengan informasi
yang baru tetapi hanya sebagian saja, tidak sepenuhnya.
c. Reaksi yang terlalu berlebihan : Harga terlalu berlebihan menyesuaikan
dengan informasi yang baru.
Jika kita memiliki informasi lebih banyak tentang beberapa
perusahaan daripada investor lain, kita dapat memperoleh keuntungan dari

21
informasi tersebut dengan cara berinvestasi pada saham perusahaan tersebut
jika mendengar berita baik dan menjualnya Ketika mendengar berita buruk.
Sehinga dapat disimpulkan bahwa kondisi yang dapat membuat pasar
menjadi efisien adalah persaingan di antara para investor.
3. Beberapa Kesalahpahaman Umum Mengenai EMH
a. Ketika kita berfikir telah menemukan pola dalam harga saham atau
perangkat sederhana untuk mengambil saham-saham yang
menguntungkan, sebenrnya mungkin orang tersebut tidak benar-benar
menemukannya, semua itu hanya sebuah kesalahpahaman.
b. Harga yang akan diperoleh Ketika suatu perusahaan menjual sahamnya
adalah harga ‘wajar’ sehingga investor tidak perlu khawatir membayar
terlalu tinggi untuk saham tersebut
c. Kadang kala, pasar dinyatakan tidak dapat efisien karena harga saham
berfluktuasi dari hari ke hari. Sehingga muncul pertanyaan seperti “Jika
harga sudah tepat, mengapa mengalami perubahan?”
4. Bentuk-bentuk dari Pasar Efisien
Berdasarkan tingkat efisiensinya, bentuk pasar dibagi menjadi 3 :
a. Efisiensi Bentuk Kuat (strong form efficient)
Semua informasi dan segala bentuk akan tercermin dalam harga saham.
Dalam pasar jenis ini, tidak akan terdapat informasi pihak dalam
perusahaan.
b. Efisiensi Bentuk Semikuat (semistrong form efficient)
Merupakan bentuk pasar yang paling kontroversial karena bentuknya
secara tidak langsung menyatakan bahwa analisis efek yang berusaha
mengidentifikasikan harga saham yang tidak tepat digunakan. Jika suatu
pasar memiliki bentuk efisiensi semikuat, seluruh informasi yang
diterbitkan kan tercermin dalam harga saham.
c. Efisiensi Bentuk Lemah (weak form efficient)
Menunjukkan bahwa pada tingkat minimum harga saham saat ini
memcerminkan harga saham di masa lalu.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada pembahasan kali ini mengkaji topik bahasan mengenai sejarah pasar
modal Mengenai apa yang diharapkan dari imbal hasil atas aset-aset yang
berisiko. Ada dua pelajaran penting dalam sejarah pasar modal, yaitu:
1. Aset.aset yang berisiko, secara rata-rata, menghasilkan premi risiko.
Terdapat keuntungan dari menanggung risiko tersebut.
2. Semakin tinggi potensi keuntungan dari suatu investasi yang berisiko,
semakin tinggi pula risikonya.
Kedua pelajaran tersebut memiliki implikasi yang signifikan untuk manajer
keuangan. Pada hal ini juga dibahas mengenai konsep efisiensi pasar. Dalam
suatu pasar yang etisien, harga saham akan secara cepat dan tepat melakukan
penyesuaian terhadap informasi yang baru. Konsekuensinya adalah harga suatu
aset dalam pasar yang efisien jarang yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

B. Saran
Sebaiknya manajer keuangan mempelajari dan mencermati lebih jauh
mengenai sejarah pasar modal dan memahami pelajaran-pelajaran yang ada di
dalamnya kemudian mempertimbangkan pelajaran-pelajaran tersebut untuk
mengambil keputusan yang ada dalam hal keuangan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ross, S. A., Jordan, B. D., & Westerfield, R. (2010). Fundamentals of Corporate


Finance. McGraw-Hill Irwin.

24

Anda mungkin juga menyukai