Oleh :
Kelompok 5
Niken Putri Sagita C1B021027
Siti Alifah C1B021038
Fitri Nur Istiana C1B021049
Bagus Destriawan Putra C1B021068
Faiz Syauqi Muljawan C1B021082
Putri Fadhila Indhirawati C1B021108
KELAS MANAJEMEN A
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, terutama berkat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah berjudul “Beberapa Pelajaran Dari Sejarah Pasar Modal”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Manajemen Keuangan
I pada Program Studi Manajemen Universitas Jenderal Soedirman. Selanjutnya
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr. Ary
Yunanto, S.E, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Keuangan I.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ............................................................................................... 23
B. Saran .......................................................................................................... 23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang
(obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrumen derivatif maupun instrumen
lainnya. Dalam pembahasan kali ini akan diberikan sudut pandang mengenai
sejarah pasar modal terkait dengan risiko dan imbal hasil. Pelajaran pokok yang
diperoleh dari studi mengenai sejarah pasar modal. Pertama, terdapat
keuntungan dalam menanggung risiko. Kedua. semakin tinggi potensi
keuntungannya, semakin besar pula risikonya. Untuk mengilustrasikan fakta-
fakta mengenai imbal hasil pasar modal, akan digunakan untuk membahas
mengenai statistik dan angka.angka yang membentuk sejarah pasar modal
modern di Amerika Serikat.
B. Rumusan Masalah
1. Imbal Hasil
2. Catatan Historis
3. Imbal Hasil Rata-Rata: Pelajaran Pertama
4. Variabilitas Imbal Hasil : Pelajaran Kedua
5. Lebih Jauh Mengenai Imbal Hasil Rata-Rata
6. Efisiensi Pasar Modal
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Imbal Hasil
2. Untuk Mengetahui Catatan Historis
3. Untuk Mengetahui Imbal Hasil Rata-Rata: Pelajaran Pertama
4. Untuk Mengetahui Variabilitas Imbal Hasil : Pelajaran Kedua
5. Untuk Mengetahui Lebih Jauh Mengenai Imbal Hasil Rata-Rata
6. Untuk Mengetahui Efisiensi Pasar Modal
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Imbal Hasil
Imbal hasil adalah keuntungan atau kerugian dari investasi saat membeli
aset. Imbal hasil tersebut biasanya terdiri atas dua komponen. Pertama adalah
komponen laba dari imbal hasil. Penerimaan sejumlah uang tunai secara
langsung karena memiliki investasi. Kedua, nilai dari aset yang dibeli akan
sering mengalami perubahan yang akan membuat memperoleh keuntungan
modal atau kerugian modal atas sebuah investasi.
Total imbal hasil dalam dolar untuk investasi Anda merupakan penjumlahan
dari deviden dan keuntungan modal.
1. Rumus :
Contoh soal menghitung total imbal hasil : Pada awal tahun, saham
dijual pada harga $5 per lembar. Jika Anda membeli 1.000 lembar, total
pengeluaran Anda adalah $5.000. Andaikan pada tahun tersebut, saham
membayar deviden sebesar $0,20 per lembar. Pada akhir tahun, Anda akan
menerima pendapatan sebesar :
2
Di sisi lain, jika terjadi penurunan harga saham sebesar misal $4,60,
Anda akan mengalami kerugian modal sebesar :
Jika Anda menjual saham pada akhir tahun, jumlah kas yang Anda
miliki akan sama dengan investasi Anda ditambah total imbal hasil. Untuk
contoh sebelumnya, menjadi:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑎𝑠 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑑𝑖𝑗𝑢𝑎𝑙 = 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙 + 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑚𝑏𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙
= $5.000 + 700
= $5.700
3
mau. Keputusan untuk menjual atau mempertahankan saham tersebut
berpulang kepada Anda.
Angka ini berarti bahwa untuk setiap satu dolar yang diinvestasikan,
akan memperoleh dividen sebesar 4 sen. Komponen kedua dari proporsi
imbal hasil adalah yield keuntungan modal (capital gain yield). Yicld
keuntungan modal dihitung dari perubahan harga yang terjadi pada tahun
tersebut (keuntungan modal) dibagi dengan harga awal :
4
Hasil imbal dalam persentas menjadi 14 sen dalam setiap dolar, atau 14
persen. Sebagai perbandingan, perhatikan bahwa $5.000 dan pada akhir
tahun nilai investasi kita membuka $5.700. Berapakah proporsi kenaikan
investasi yang sebesar $5.000?
Seperti yang kita lihat, kita ambil $5.700 -5.000 = $700. Persentase
kenaikannya pun menjadi S700/5.000 = 14%.
Contoh soal menghitung imbal hasil : Anggap Anda membeli
sejumlah saham pada awal tahun sebesar $25 per lembarnya. Pada akhir
tahun, harga saham tersebut menjadi $35 per lembarnya. Pada tahun
tersebut, Anda memperoleh dividen per saham sebesar $2.
a. Berapakah dividen yield-nya?
b. Berapakah hasil keuntungan modalnya?
c. Berapakah persentase imbal hasilnya?
d. Jika total investasi Anda adalah $1.000, berapa banyak yang Anda
miliki pada akhir tahun?
Jawaban :
a. Dividen per saham Anda sebesar $2 menghasilkan dividen yieid sebesar
:
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑦𝑖𝑒𝑙𝑑 = 𝐷,/𝑃, = $2/25 = 0,08 = 8%
b. Keuntungan modal per lembar saham adalah $10, yield keuntungan
modal adalah:
𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 𝑘𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 = (𝑃. − 𝑃)/𝑃, = ($35 − 25)/25
= $10/25 = 40%
c. Total proporsi imbal hasll pun menjadi 48 persen. Jika berinvestasi
sebesar $1.000, investasi Anda pada akhir tahun akan menjadi $1.480,
menggambarkan adanya kenaikan sebesar 48 persen.
d. Sebagai perbandingan, perhatikan bahwa uang sebesar $1.000 dapat
Anda dibelikan saham sebanyak $1.000/25 = 40 lembar. Kepemillikan
saham sebanyak 40 lembar membuat Anda memperoleh dividen tunai
sebesar 40 x $2= $80. Keuntungan per saham sebesar $10 akan
memberikan kepada Anda total keuntungan modal sebesar $10x 40 =
5
$400. Jika keduanya dijumlahkan, Anda akan memperoleh kenaikan
pada nilai investasi yang Anda miliki sebesar $480. jawabannya adalah
9,30 persen.
B. Catatan Historis
1. Saham-saham besar.
Portofolio saham biasa ini berdasarkan pada indeks Standard & poor (S&P)
500, yang terdiri atas 500 perusahaan terbesar (dalam hal total nilai pasar
dari saham yang beredar) di Amerika Serikat.
2. Saham-saham perusahaan kecil.
Ini merupakan suatu portofolio yang terdiri atas saham-saham yang terkait
dengan 20 persen dari perusahaan terkecil yang terdaftar di Bursa Saham
New York, juga diukur dengan nilai pasar dari saham yang beredar.
3. Obligasi perusahaan jangka panjang.
Berdasarkan pada obligasi berkualitas tinggi yang jatuh temponya 20 tahun.
4. Obligasi pemerintah Amerika Serikat jangka panjang
Instrumen ini berdasarkan pada obligasi pemerintah Amerika Serikat yang
jatuh temponya 20 tahun.
5. Treasury bills Amerika Serikat.
Ini didasarkan pada Treasury bills (disingkat T-bills) dengan jatuh tempo
satu bulan.
Imbal hasil tersebut tidak disesuaikan dengan inflasi atau pajak; dengan
demikian, imbal hasilnya adalah imbal hasil nominal, sebelum pajak. Sebagai
tambahan untuk imbal hasil dari tahun ke tahun atas instrumen-instrumen
keuangan tersebut, perubahan persentase dalam indeks harga konsumen ( IHK)
6
dari tahun ke tahun juga dihitung. Indeks harga konsumen adalah ukuran inflasi
yang umum digunakan sehingga kita dapat menghitung imbal hasil riil dengan
menggunakan indeks harga konsumen sebagai tingkat inflasi.
1. Tinjauan Pertama
Gambar berikut menunjukkan apa yang terjadi terhadap $1 yang
diinvestasikan dalam portofolio-portofolio yang berbeda pada akhir 1925.
Pertumbuhan dalam nilai untuk setiap portofolio yang berbeda selama 82
tahun yang berakhir pada 2007 ditetapkan secara terpisah (obligasi
perusahaan jangka panjang tidak disertakan). Perhatikan bahwa untuk
memperoleh segala sesuatunya pada suatu grafik tunggal, beberapa
modifikasi dalam penetapan skala digunakan. Sebagaimana yang umum
dilakukan pada seri keuangan. sumbu vertikal akan dibuat skala sehingga
jarak yang sama mengukur perubahan presentase dalam nilai yang sama
(sebagai kebalikan perubahan nilai dalam dolar).
7
yang diinvestasikan pada saham-saham yang kapitalisasinya kecil akan
bertumbuh luar biasa menjadi $15.091,10 selama 82 tahun. portofolio yang
terdiri atas saham-saham biasa perusahaan besar memiliki kinerja yang
kurang baik: setiap dolar yang diinvestasikan pada portofolio tersebut akan
bertumbuh menjadi $3.246,39.
2. Tinjauan Mendalam
Berikut adalah ilustrasi untuk variabilitas dari berbagai jenis investasi
yang berbeda. Ilustrasi berikut menggambarkan presentase imbal hasil
setiap tahun dalam bentuk diagram batang yang ditarik dari sumbu
horizontal.
8
a. Total Imbal Hasil Saham Biasa Perusahaan Besar dari Tahun ke Tahun
9
c. Total Imbal Hasil Obligasi dan T-Bills dari Tahun ke Tahun
10
Imbal hasil yang diperlihatkan pada diagram batang tersebut terkadang
sangat tinggi. Sebagai contoh, dengan mengacu pada diagram tersebut, kita
akan mengetahui bahwa imbal hasil tertinggi dalam satu tahun adalah angka
yang luar biasa, yaitu 142,87 persen untuk saham-saham dengan kapitalisasi
kecil pada 1933. Pada tahun yang sama, saham-saham perusahaan besar
"hanya" memberikan imbal hasil scbesar 52,94 persen. Sebaliknya, imbal
hasil Treasury bills tertinggi terjadi pada 1981, yaitu 15,21 persen.
11
2. Imbal Hasil Rata-Rata : Suatu Catatan Historis
12
bebas resiko dan akan menggunakannya sebagai salah satu tolok ukur.
Perbandingan yang paling menarik pada dasarnya melibatkan imbal hasil
yang bebas resiko atas t-bills dan imbal hasil yang sangat beresiko atas
saham biasa dengan kata lain premi risiko adalah selisih imbal hasil yang
dipersyaratkan dari sebuah investasi pada aset yang berisiko atas imbal hasil
pada investasi yang bebas resiko.
4. Pelajaran Pertama
13
Kita harus bisa mengukur perbedaan imbal hasil yang sebenarnya.
Kita mengetahui, misalnya, bahwa imbal hasil saham perusahaan kecil pada
tahun tertentu adalah 17,1 persen. Dari kasus tersebut kita mencari berapa
besar imbal hasil sesungguhnya berbeda dari rata-rata tersebut pada tahun
tersebut. Dengan kata lain, kita perlu mengukur tingkat volatilitas dari imbal
hasil tersebut. Varians (variance) dan akar kuadratnya, yaitu standar deviasi
merupakan salah satu alat ukur volatilitas yang paling banyak digunakan.
14
sebesar 0,12 – 0,04 = 0,08, dan seterusnya. Untuk menghitung varians, kita
akan mengkuadratkan setiap perbedaan tersebut, menjumlahkannya, dan
membagi hasilnya dengan jumlah imbal hasil dikurangin 1, atau menjadi 3
dalam kasus ini. Sebagian besar dari informasi tersebut diringkan pada table
berikut ini:
3. Distribusi Normal
Bagi banyak kejadian acak yang berbeda-beda sifatnya, distribusi
frekuensi tertentu, distribusi norma (atau kurva lonceng), dapat digunakan
untuk menggambarkan probabilitas yang berakhir dalam suatu kisaran
angka tertentu.
15
Gambar di atas hanya didasarkan pada pengamatan selama 82 tahun,
sedangkan gambar di bawah, pada prinsipnya, didsarkan pada angka tidak
terbatas.
16
E. Lebih Jauh Mengenai Imbal Hasil Rata-Rata
Terdapat metode lain dalam menghitung imbal hasil rata-rata, yaitu metode
aritmatika dan rata-rata geometrik. Perbedaan metode aritmatika dan rata-rata
geometrik dijelaskan dengan contoh berikut :
Secara logika, imbal hasil rata rata atas saham tersebut adalah 0% karena
harga saham kembali seperti semula, tetapi jika dihitung melalui imbal hasil
tahunan maka perhitungannya akan menjadi :
= (−50% + 100%)/2 = 25 %
17
𝑅 = 𝐼𝑚𝑏𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛
𝑇 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
1
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑖𝑚𝑏𝑎𝑙 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑔𝑒𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖𝑘 = 1,529115 — 1 = 0,0887 𝑎𝑡𝑎𝑢 8,87%
18
hal ini selalu terjadi. Untuk ilustrasi lebih jelasnya terdapat pada gambar
dibawah.
3. Rumus Blume
Rumus Blume merupakan rumus yang menyatukan hasil dari imbal
hasil rata-rata geometrik dan aritmatika dalam melakukan peramalan imbal
hasil pada tahun tertentu. Rumus ini merupakan metode tengah yang efektif
untuk dilakukan karena jika hanya berpacu pada imbal hasil rata-rata
aritmatika atau geometri, karena ketepatannya dalam melakukan peramalan.
Rumus tersebut adalah sebagai berikut :
19
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa peramalan pada tahun ke 1,
5, dan 10 berturut-turut adalah 12%, 11,5%, dan 10,875%.
20
Sekarang perhatikan sahan FCC. Dalam pasar efisien, harga saham
FCC mencerminkan informasi yang diketahui tentang kegiatan operasi dan
tingkat keuntungan FCC saat ini, serta mencerminkan opini pasar tentang
potensi keuntungan dan pertumbuhan FC di masa depan tetapi nilai dari
system autofocus belum diketahui melalui saham tersebut.
Jika pasar sepakat dengan penilaian FCC terhadap nilai dari proyek
barunya, harga saham akan meningkat saat keputusan peluncuran produk
baru tersebut diumumkan kepada publik. Contohnya jika pengumuman
diasumsikan dilakukan melalui siaran pers pada hari Rabu pagi. Dalam
pasar yang efisien, harga sahamFCC dengan cepat akan menyesuaikan
terhadap informasi baru tersebut. Para investor dapat membeli saham pada
Rabu siang dan memperoleh keuntungan pada hari Kamis. Hal ini secara
tidak langsung menyatakan bahwa butuh waktu satu hari penuhuntuk
menyadari dampak dari siaran pers FCC. Jika pasarnya efisien, harga saham
pada hari Rabu siang sudah dapat mencerminkan informasi yang terdapat
pada siaran pers Rabu pagi.
2. Hipotesis Pasar Efisien
Hipotesis Pasar Efisien (Efficient Markets Hypothesis- EMH)
menegaskan bahwa pasar modal yang dikelola dengan baik adalah pasat
yang efisien, setidaknya dri sisi praktik.
Reaksi Harga Saham terhadap Informasi Baru dari Pasar Efisien dan
Pasar Tidak Efisien :
a. Reaksi pasar yang efisien : Harga dengan seketika menyesuaikan dan
sepenuhnya mencerminkan informasi yang baru ; tidak terdapat
kecenderungan peningkatan dan penurunan harga setelahnya
b. Reaksi yang tertunda : Harga akan menyesuaiakn dengan informasi
yang baru tetapi hanya sebagian saja, tidak sepenuhnya.
c. Reaksi yang terlalu berlebihan : Harga terlalu berlebihan menyesuaikan
dengan informasi yang baru.
Jika kita memiliki informasi lebih banyak tentang beberapa
perusahaan daripada investor lain, kita dapat memperoleh keuntungan dari
21
informasi tersebut dengan cara berinvestasi pada saham perusahaan tersebut
jika mendengar berita baik dan menjualnya Ketika mendengar berita buruk.
Sehinga dapat disimpulkan bahwa kondisi yang dapat membuat pasar
menjadi efisien adalah persaingan di antara para investor.
3. Beberapa Kesalahpahaman Umum Mengenai EMH
a. Ketika kita berfikir telah menemukan pola dalam harga saham atau
perangkat sederhana untuk mengambil saham-saham yang
menguntungkan, sebenrnya mungkin orang tersebut tidak benar-benar
menemukannya, semua itu hanya sebuah kesalahpahaman.
b. Harga yang akan diperoleh Ketika suatu perusahaan menjual sahamnya
adalah harga ‘wajar’ sehingga investor tidak perlu khawatir membayar
terlalu tinggi untuk saham tersebut
c. Kadang kala, pasar dinyatakan tidak dapat efisien karena harga saham
berfluktuasi dari hari ke hari. Sehingga muncul pertanyaan seperti “Jika
harga sudah tepat, mengapa mengalami perubahan?”
4. Bentuk-bentuk dari Pasar Efisien
Berdasarkan tingkat efisiensinya, bentuk pasar dibagi menjadi 3 :
a. Efisiensi Bentuk Kuat (strong form efficient)
Semua informasi dan segala bentuk akan tercermin dalam harga saham.
Dalam pasar jenis ini, tidak akan terdapat informasi pihak dalam
perusahaan.
b. Efisiensi Bentuk Semikuat (semistrong form efficient)
Merupakan bentuk pasar yang paling kontroversial karena bentuknya
secara tidak langsung menyatakan bahwa analisis efek yang berusaha
mengidentifikasikan harga saham yang tidak tepat digunakan. Jika suatu
pasar memiliki bentuk efisiensi semikuat, seluruh informasi yang
diterbitkan kan tercermin dalam harga saham.
c. Efisiensi Bentuk Lemah (weak form efficient)
Menunjukkan bahwa pada tingkat minimum harga saham saat ini
memcerminkan harga saham di masa lalu.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada pembahasan kali ini mengkaji topik bahasan mengenai sejarah pasar
modal Mengenai apa yang diharapkan dari imbal hasil atas aset-aset yang
berisiko. Ada dua pelajaran penting dalam sejarah pasar modal, yaitu:
1. Aset.aset yang berisiko, secara rata-rata, menghasilkan premi risiko.
Terdapat keuntungan dari menanggung risiko tersebut.
2. Semakin tinggi potensi keuntungan dari suatu investasi yang berisiko,
semakin tinggi pula risikonya.
Kedua pelajaran tersebut memiliki implikasi yang signifikan untuk manajer
keuangan. Pada hal ini juga dibahas mengenai konsep efisiensi pasar. Dalam
suatu pasar yang etisien, harga saham akan secara cepat dan tepat melakukan
penyesuaian terhadap informasi yang baru. Konsekuensinya adalah harga suatu
aset dalam pasar yang efisien jarang yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
B. Saran
Sebaiknya manajer keuangan mempelajari dan mencermati lebih jauh
mengenai sejarah pasar modal dan memahami pelajaran-pelajaran yang ada di
dalamnya kemudian mempertimbangkan pelajaran-pelajaran tersebut untuk
mengambil keputusan yang ada dalam hal keuangan.
23
DAFTAR PUSTAKA
24