Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Di Susun Oleh :
YOGA PRAMONO PUTRA, S.Pd
Program Bimbingan dan Konseling SMP PGRI PAGARALAM tahun pelajaran 2022/2023 ini
telah disetujui dan di sahkan pada :
Hari : .................................................................................
Tanggal : .................................................................................
Mengetahui
Kepala SMP PGRI PAGARALAM Guru BK/Konselor
Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun program Bimbingan dan Konseling tahun pelajaran
2017/2018.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan
konseling pada pendidikan dasar. Dalam permendiknas tersebut menyebutkan bahawa Komponen
layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b)
layanan peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan
sistem”. Sehubungan dengan hal tersebut guru Bimbingan dan konseling perlu menyusun program guna
menunjang kelancaran pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
Penyusunan program Bimbingan dan Konseling ini di dahului dengan menyusun angket kebutuhan
yang telah di sesuaikan dengan kondisi kebutuhan di sekolah, agar dapat memenuhi kebutuhan peserta
didik dan pihak-pihak lain yang terkait.
Pada kesempatan ini ijinkanlah kami mengucapkan terima kasih kepada
1. Bapak Elfansyah, S.Pd selaku Kepala SMP PGRI PAGARALAM
2. Teman sejawat guru BK SMP PGRI PAGARALAM
2. Bapak/Ibu Guru dan Karyawan SMP PGRI PAGARALAM
Kami berharap buku program pelayanan Bimbingan dan Konseling ini dapat bermanfaat untuk kita
semua. Kritik dan saran sangat kami perlukan dari teman-teman guru Bimbingan dan Konseling untuk
peningkatan mutu dalam menyusun buku program Bimbingan dan Konseling yang akan datang.
Akhirnya kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih pada semua pihak yang membantu
mudah-mudahan segala bantuan yang diberikan kepada kami menjadi pahala dan mendapat imbalan
pahala yang sepantasnya dari Tuhan YME. Amin
Penyusun
DAFTAR ISI
PROGRAM TAHUNAN
A. RASIONAL
Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada pengenalan potensi,
kebutuhan, dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan
tersebut. Alih-alih memberikan pelayanan bagi peserta didik yang bermasalah, pemenuhan
perkembangan optimal dan pencegahan terjadinya masalah merupakan fokus pelayanan. Atas dasar
pemikiran tersebut maka pengenalan potensi individu merupakan kegiatan urgen pada awal layanan
bantuan. Bimbingan dan konseling saat ini tertuju pada mengenali kebutuhan peserta didik, orangtua,
dan sekolah.
Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta didik
dalam mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi
Kemandirian Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya mendukung pencapaian
tugas perkembangan tersebut, program bimbingan dan konseling dilaksanakan secara utuh dan
kolaboratif dengan seluruh stakeholder sekolah.
Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh SMP PGRI
PAGARALAM memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal. Dari sisi internal,
problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta didik bersifat kompleks. Beberapa diantaranya
adalah problem terkait penyesuaian akademik di sekolah, penyesuaian diri dengan pergaulan sosial di
sekolah, ketidakmatangan orientasi pilihan karir, dan lain-lainnya.
Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia anak persiapan
menuju remaja awal juga dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat yang terjadi dalam skala
global. Perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat dan massif seringkali memberikan
dampak negatif bagi perkembangan pribadi-sosial peserta didik di sekolah. Sebagai contoh, akses tak
terbatas dalam dunia maya seringkali melahirkan budaya instan dalam mengerjakan tugas, maraknya
pornografi, dan problem lainnya.
Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk menata diri
dan mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta didik di sekolah. Dari
berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar terhadap keunggulan-keunggulan yang
dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta didik memiliki potensi untuk dikembangkan bakat dan
minatnya, aktif dalam kegiatan olahraga, berbakat dalam bidang seni dan lain-lainnya. Di samping itu,
daya dukung yang tersedia di SMP PGRI PAGARALAM dapat dikatakan cukup baik. Hal ini
didukung oleh fakta bahwa sebagian besar orang tua/wali peserta didik memiliki profesi beragam dan
telah menyatakan kesediaan untuk turut berkontribusi dengan kemampuan profesionalnya masing-
masing.
Kondisi ini merupakan modal yang luar biasa dalam mendukung keberhasilan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah. Begitu pula dari segi daya dukung sarana dan prasarana yang
dimiliki, SMP PGRI PAGARALAM memiliki kecukupan fasilitas untuk menopang kegiatan
pengembangan bakat dan minat peserta didik melalui berbagai wadah kegiatan intra maupun
ekstrakurikuler.
B. DASAR HUKUM
1. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai salah satu layanan pendidikan yang harus diperoleh
semua peserta didik telah termuat dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 89 Tahun
1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990
tentang Pendidikan Dasar dan Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah.
2. ”Konselor” sebagai salah satu jenis tenaga kependidikan dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Bab I Pasal 1 angka 6
dinyatakan bahwa “pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan”.
3. Pelayanan konseling yang merupakan bagian dari kegiatan pengembangan diri telah termuat
dalam struktur kurikulum yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar Menengah.
4. Beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 54 ayat (6) Peraturan
Pemerintah republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru yang menyatakan bahwa
beban kerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor yang memperoleh tunjangan profesi
dan maslahat tambahan adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus
lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan. Lebih lanjut dalam
penjelasan Pasal 54 ayat (6) yang dimaksud dengan “mengampu layanan bimbingan dan
konseling” adalah pemberian perhatian, pengarahan, pengendalian, dan pengawasan kepada
sekurang-kurangnya 150 (seratus lima puluh) peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk
pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan perseorangan atau kelompok bagi yang
dianggap perlu dan memerlukan.
5. Penilaian kinerja Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor pada Pasal 22 ayat (5) Peraturan
bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
03/V/PB/2010 dan Nomor 14 tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya dinyatakan bahwa penilaian kinerja guru bimbingan dan konseling atau
konselor dihitung secara proporsional berdasarkan beban kerja wajib paling kurang 150 (seratus
lima puluh) orang Konseli dan paling banyak 250 dua ratus lima puluh) orang Konseli per tahun.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, yang menyatakan bahwa kualifikasi
akademik konselor dalam satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan nonformal adalah:
(i) sarjana pendidikan (S-1) dalam bidang bimbingan dan konseling; (ii) berpendidikan profesi
konselor. Kompetensi konselor meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, yang berjumlah 17 kompetensi dan 76 sub
kompetensi.
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMP/MTs, Nomor 69 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA, dan Nomor 70 Tahun 2013 Tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMK/MAK, yang memberikan kesempatan kepada
peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta
didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan kelompok peminatan, lintas minat atau pendalaman
minat.
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling
pada pendidikan dasar. Dalam permendiknas tersebut menyebutkan bahawa Komponen layanan
Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang mencakup: (a) layanan dasar; (b)
layanan peminatan dan perencanaan individual; (c) layanan responsif; dan (d) layanan dukungan
system. Bidang layanan bimbingan dan konseling mencakup : (a) bidang layanan pribadi, (b)
bidangan layanan belajar, (c) bidang layanan sosial, (d) bidang layanan karir
9. Panduan Operasional Penyelenggaran Bimbingan dan Konseling SMP, 2016, Dirjen Guru dan
Tenaga Kependidikan (GTK). Pada POP BK SMP ini dapat memfasilitasi guru BK / Konselor
dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, melaporkan dan menindaklanjuti layanan
bimbingan dan konseling
B. VISI DAN MISI
b. Misi
a. Mewujudkan prestasi konseli yang cerdas, trampil, cinta tanah air, beriman, bertaqwa
dan berwawasan luas.
b. Mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien
c. Melaksanakan pengembangan profesionalisme guru dalam proses pembelajaran
d. Memenuhi sarana dn pra sarana Pendidikan sesuai kebutuhan peserta didik/konseli
e. Melaksanakan manajemen pengelolaan sesuai system Pendidikan yang transparan dan
akuntabel
f. Menumbuhkan gerakan budaya literasi
g. Mengoptimalkan pembinaan persiapan lomba akademik dan non akademik
h. Mengoptimalkan disiplin siswa
Kebutuhan peserta didik/konseli dapat diidentifikasi berdasarkan asumsi teoretik dan hasil
asesmen kebutuhan yang dilakukan. Dalam melaksanakan tugasnya, guru Bimbingan dan Konseling
terlebih dahulu menyusun daftar kebutuhan (Need Assesment). Tujuan penyusunan instrumen
tersebut untuk mengetahui kebutuhan dan permasalahan Konseli.
Ada beberapa contoh aplikasi instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan
Konseli, antara lain Daftar Cek Masalah (DCM), Inventori Tugas Perkembangan (ITP), Alat
Ungkap Masalah (AUM), Analisis Tugas Perkembangan (ATP), Identifikasi Kebutuhan dan Masalah
Konseli (IKMS) dan lain-lain. Selain itu pengalaman Konselor dalam melaksanakan program
pelayanan konseling dan masukan dari berbagai fihak terkait juga dapat digunakan sebagai dasar
penyusunan daftar kebutuhan peserta didik.
Angket masalah Konseli atau peserta didik di SMP PGRI PAGARALAM, dibuat dan
disusun sendiri oleh tim guru bimbingan dan konseling sesuai dengan lingkungan dan
masalah/kebutuhan peserta didik di sekolah.
Angket Kebutuhan Peserta Didik diolah dengan Aplikasi Angket Kebutuhan Peserta Didik
(AKPD). Hasilnya sebagai berikut :
Berdasarkan profil kelas dari hasil angket di atas, permasalahan tertinggi terdapat pada bidang
pribadi sebesar , diikuti oleh bidang sosial sebesar , bidang belajar sebesar & dan bidang
karier sebesar. Adapun butir masalah yang paling tinggi adalah tentang belum banyak teman
atau sahabat yang dipilih oleh konseli, diikuti oleh keinginan untuk menjadi pribadi mandiri
sebanyak konseli, etika yang baik dalam pergaulan sebanyak orang. Sementara peserta didik
yang paling banyak memilih item masalah
3. Deskripsi Kebutuhan dari Hasil Asesmen
BIDANG
ASSESMEN KEBUTUHAN RUMUSAN KEBUTUHAN
LAYANAN
PRIBADI Saya belum bersungguh-sungguh beribadah Kesadaran untuk beribadah Tuhan
pada Tuhan YME YME dengan Ikhlas
Saya kadang lupa bersyukur atas nikmat dan Memiliki sikap selalu bersyukur
karunia dari Tuhan YME pada Tuhan YME
Saya lebih senang budaya luar (asing) Kesadaran untuk mencintai budaya
daripada budaya Indonesia indonesia
Saya belum tahu cara menjaga kesehatan Memiliki kesehatan jasmani dan
yang baik dan benar rohani yang baik
Saya belum mengenal jati diri saya yang Kemampuan mengenal diri sendiri
sebenarnya sendiri
Saya belum tahu cara menjadi pribadi Memiliki kepribadian yang mandiri
mandiri
SOSIAL Pemahaman saya masih sedikit tentang Menghindari bahaya atau dampak
bahaya atau dampak rokok rokok
Saya merasa malu untuk berinteraksi Dapat berinteraksi dengan guru dan
dengan para guru dan karyawan di sekolah karyawan sekolah
Saya belum tahu tentang bullying dan cara Memahami tentang bullying dan
mensikapinya cara mensikapinya
Saya merasa malu jika bergaul dengan Dapat berinteraksi dengan lawan
teman yang beda jenis kelamin jenis sesuai norma yang berlaku
Orang tua saya tidak peduli dengan kegiatan Kesadaran orang tua untuk peduli
belajar saya pada kegiatan belajar anaknya
Saya belum tahu cara meraih prestasi di Memperoleh atau meraih prestasi di
sekolah sekolah
KARIR Saya belum paham cara yang baik belajar di Pemahaman cara belajar peserta
sekolah baru didik di sekolah dengan baik
Saya belum ada teman yang cocok untuk Menemukan cara belajar yang
belajar bersama sesuai
saya merasa belum paham hubungan antara Memahami hubungan hobi, bakat,
hobi, bakat, minat dan kemampuan minat dan kemampuan
E. RUMUSAN KEBUTUHAN
Rumusan tujuan dibuat berdasarkan hasil assesmen yang dilakukan atau hasil deskripsi
kebutuhan peserta didik/konseli. Rumusan tujuan akan dicapai dan disusun dalam bentuk prilaku yang
harus dikuasai peserta didik/konseli setelah memperoleh layanan bimbingan dan konseling. Berikut
rumusan tujuannya
BIDANG
RUMUSAN KEBUTUHAN TUJUAN LAYANAN
LAYANAN
Kesadaran untuk beribadah Tuhan Peserta didik/konseli memiliki kesadaran untuk
YME dengan Ikhlas beribadah pada Tuhan YME
Kesadaran untuk selalu bersikap jujur Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan untuk
selalu bersikap jujur
Memiliki sikap selalu bersyukur pada Peserta didik/konseli selau bersyukur pada
Tuhan YME Tuhan YME atas segala yang telah diberikan-
Nya
Memiliki disiplin diri dalam Peserta didik/konseli memiliki disiplin diri dalam
kehidupan kehidupan
Mengenal osis dan kegiataannya Peserta didik/konseli dapat mengenal osis dan
kegiataannya
F. KOMPONEN PROGRAM
Komponen program bimbigan dan konseling di SMP meliputi : (1) layanan dasar, (2) layanan
peminatan dan perencanaan individual, (3) Layanan Responsif, dan (4) dukungan sistem. Berikut
penjelasan mengenai masing-masing komponen
2) Layanan Responsif
Layanan responsif adalah layanan untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek peserta didik, atau
masalah-masalah yang dialami peserta didik/konseli yang bersumber dari lingkungan kehidupan
pribadi, sosial, belajar, dan karir. Layanan terdiri atas konseling individual, konseling kelompok,
konsultasi, konferensi kasus, referal dan advokasi. Sementara aktivitas layanan responsif melalui
media adalah konseling melalui elektronik dan kotak masalah. Pada konteks layanan responsif di
Sekolah Dasar, guru bimbingan dan konseling atau konselor memberikan intervensi secara singkat.
Pada layanan responsif juga dilakukan advokasi yang menitikberatkan pada membantu peserta
didik/konseli untuk memiliki kesempatan yang sama dalam mencapai tugas-tugas perkembangan.
Guru bimbingan dan konseling atau konselor menyadari terdapat rintangan-rintangan bagi peserta
didik yang disebabkan oleh disabilitas, jenis kelamin, suku bangsa, bahasa, orientasi seksual,
status sosial ekonomi, pengaruh orangtua, keberbakatan, dan sebagainya. Guru bimbingan dan
konseling atau konselor harus memberikan advokasi agar semua peserta didik/konseli mendapatkan
perlakuan yang setara selama menempuh pendidikan di Sekolah Dasar.
4) Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata kerja
infrastruktur dan pengembangan keprofesionalan konselor secara berkelanjutan yang secara tidak
langsung memberikan bantuan kepada peserta didik atau memfasilitasi kelancaran perkembangan
peserta didik. Aktivitas yang dilakukan dalam dukungan sistem adalah (1) administrasi, yang di
dalamnya termasuk melaksanakan dan menindaklanjuti asesmen, kunjungan rumah, menyusun dan
melaporkan program bimbingan dan konseling, membuat evaluasi, dan melaksanakan administrasi dan
mekanisme bimbingan dan konseling, serta (2) kegiatan tambahan dan pengembangan profesi, bagi
konselor atau guru kelas yang berfungsi sebagai guru bimbingan dan konseling, kegiatan
pengembangan profesi dilaksanakan sesuai dengan tugasnya sebagai guru kelas dengan diperkaya oleh
kegiatan pelatihan atau lokakarya tentang bimbingan dan konseling untuk memperkuat kompetensi
dalam menjalankan fungsi sebagai guru bimbingan dan konseling atau konselor. Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (guru sebagai pembelajar) bagi konselor atau guru bimbingan dan
konseling dapat dilakukan dengan moda tatap muka, daring dan kombinasi antara tatap muka dan
daring.
Berdasarkan hasil angket kebutuhan peserta didik, maka alokasi waktu komponen program
adalah sebagai berikut :
PRO
KOMPONEN JUMLAH PERHITUNGAN
NO NO MATERI / TOPIK / KEGIATAN POR
PROGRAM LAYANAN WAKTU/JAM
SI
7 Potensi diri
12 Disiplin diri
18 Stop bulliying
5 Cita-cita karirku
13 Cita-cita karirku
2 Mengelola marah
G. BIDANG LAYANAN
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan, yaitu bidang
layanan yang memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir yang merupakan satu
kesatuan utuh dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli
1. Pribadi
Suatu proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada
peserta didik atau konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan
merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya,
sehingga dapat mencapai perkembangan secara optimal dan mencapai kebahagiaan, kesejahteraan
dan keselamatan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) memahami potensi
diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis, (2)
mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima
kelemahan kondisi diri dan mengatasinya secara baik.
2. Sosial
Suatu proses pemberian bantuan dari konselor kepada peserta didik/konseli untuk memahami
lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil berinteraksi sosial,
mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri dan
memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan
kebermaknaan dalam kehidupannya.
Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi (1) berempati terhadap
kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3) menghormati dan menghargai
orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (5) berinteraksi sosial yang
efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (8) mengatasi konflik
dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.
3. Belajar
Proses pemberian bantuan kepada peserta didik/ konseli dalam mengenali potensi diri untuk
belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar, terampil merencanakan pendidikan, memiliki
kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur dan mencapai hasil belajar secara
optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan kebahagiaan dalam
kehidupannya. Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi;
(1) Menyadari potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar
(2) Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif
(3) Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat
(4) Memiliki keterampilan belajar yang efektif
(5) Memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan selanjutnya
(6) Memiliki kesiapan menghadapi ujian
4. Karir
Proses pemberian bantuan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta
didik/konseli untuk mengalami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan
keputusan karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi
diri dan kesempatan yang tersedia di lingkungan hidupnya sehingga mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya.
Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi :
(1) Pengetahuan konsep diri yang positif tentang karir
(2) Kematangan emosi dan fisik dalam membuat keputusan karir
(3) Kesadaran pentingnya pencapaian prestasi untuk mendapatkan kesempatan karir
(4) Kesadaran hubungan antara pekerjaan dan belajar
(5) Keterampilan untuk memahami dan menggunakan informasi karir
(6) Kesadaran hubungan antara tanggung jawab personal, kebiasaan bekerja yang baik dan
kesempatan karir
(7) Kesadaran bagaimana karir berhubungan dengan fungsi dan kebutuhan di masyarakat
(8) Kesadaran tentang perbedaan pekerjaan dan perubahan peran laki-laki - perempuan.
Tema/topik merupakan rincian lanjut dari identifikasi deskripsi kebutuhan peserta didik/konseli
dalam aspek perkembangan pribadi, sosial, belajar dan karier yang akan dituangkan dalam RPL BK
(Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling).
BIDANG RUMUSAN
TUJUAN LAYANAN TOPIK/TEMA
LAYANAN KEBUTUHAN
PRIBADI Kesadaran untuk Peserta didik/konseli memiliki Tuhan selalu hadir
beribadah Tuhan YME kesadaran untuk beribadah dalam hidupku
dengan Ikhlas pada Tuhan YME
SOSIAL Menghindari bahaya atau Peserta didik/konseli dapat Bahaya rokok dan
dampak rokok menghindari bahaya atau dampaknya
dampak rokok
Kesadaran orang tua Peserta didik/konseli memiliki Kiat agar orang tua
untuk peduli pada kesadaran orang tua untuk peduli dengan kegiatan
kegiatan belajar anaknya peduli pada kegiatan belajar belajar kita
anaknya
KARIR Pemahaman cara belajar Peserta didik/konseli memiliki Cara belajar di sekolah
peserta didik di sekolah pemahaman tentang cara baru
dengan baik belajar di SMP/MTs yang baik
Rencana kegiatan (action plan) bimbingan dan konseling merupaan rencan yang menguraikan
tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang didapat dari hasil assesmen terhadap
kondisi peserta didik/konseli serta standar kompetensi kemandirian Konseli. Rencana kegiatan
bimbingan dan konseling terdiri dari beberapa komponen, yaitu :
(a) Bidang layanan
Berisi tentang bidang layanan bimbingan dan konseling
(b) Tujuan Layanan
Berisi tentang tujuan yang akan dicapai yang berbasis hasil asesmen, tugas perkembangan atau
standar kompetensi kemandirian Konseli
(c) Komponen layanan
Terdiri dari empat komponen yaitu (1) layanan dasar, (2) layanan responsif, (3) peminatan dan
perencanaan individual, (4) dukungan system
(d) Strategi layanan
Merupakan kegiatan/strategi layanan yang dilakukan dan disesuaikan dengan komponen layanan.
Contohnya, untuk komponen layanan dasar, strategi layanan yang dapat dilaksanakan adalah
bimbingan
(e) Kelas
Berisi kelas yang akan mendapatkan layanan bimbingan dan konseling
(f) Materi,
Berisi tentang tema/topik materi yang akan dibahas untuk mencapai tujuan.
(g) Metode,
Berisi teknik/strategi kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang akan dilakukan.
(h) Alat/media,
Berisi alat dan media yang akan digunakan misalnya power point presentation, kertas kerja dan
sebagainya.
(i) Evaluasi,
Berisi jenis dan alat evaluasi yang digunakan untuk memastikan ketercapaian tujuan layanan.
(j) Ekuivalensi,
Berisi penyetaraan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilakukan dengan jumlah jam.
(secara rinci dapat dilihat pada Lampiran Permendikbud No.111 Tahun 2014 tentang Bimbingan
dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah).
RENCANA KEGIATAN (ACTION PLAN) BIMBINGAN DAN KONSELING
EKUI
BIDANG KOMPONEN STRATEGI KE EVA
TUJUAN LAYANAN MATERI METODE MEDIA VALE
LAYANAN PROGRAM LAYANAN LAS LUASI
NSI
Proses
Peserta didik/konseli memiliki kebiasaan Bimbingan Nilai suatu Ceramah, Slide Power
Dasar VII dan 2 Jam
untuk selalu bersikap jujur Klasikal sikap kejujuran Diskusi Point
Hasil
Peserta didik/konseli selau bersyukur Bersyukur Proses
Bimbingan Ceramah, Slide Power
pada Tuhan YME atas segala yang telah Dasar VII dengan hati dan 2 Jam
Klasikal Diskusi Point
diberikan-Nya yang ikhlas Hasil
Peserta didik/konseli memahami dampak Responsif Konseling VII Akibat suka Disesuaikan Disesuaikan Proses 2 Jam
menyontek dan dapat menghindarinya Individual menyontek dengan dengan dan
pendekatan pendekatan Hasil
yang yang
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaikan
dengan dengan Proses
Peserta didik/konseli memiliki kesadaran Bimbingan Saya cinta
Dasar VII pendekatan pendekatan dan 2 Jam
mencintai budaya indonesia tercinta Kelompok budaya sendiri
yang yang Hasil
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaikan
Langkahku dengan dengan Proses
Peserta didik/konseli memiliki sikap yang Bimbingan
Dasar VII tanggung pendekatan pendekatan dan 2 Jam
bertanggung jawab Kelompok
jawabku yang yang Hasil
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaikan
dengan dengan Proses
Peserta didik/konseli mengelola Konseling Mengelola
Responsif VII pendekatan pendekatan dan 2 Jam
kemarahan Individual marah
yang yang Hasil
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaikan
dengan dengan Proses
Konseling Menghilangkan
Peserta didik/konseli tidak rendah diri Responsif VII pendekatan pendekatan dan 2 Jam
Individual rasa rendah diri
yang yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli mampu besyukur Responsif Konseling VII Menerima Disesuaikan Disesuaikan Proses 2 Jam
dan menerima dengan ikhlas apa yang Individual diriku apa dengan dengan dan
sudah dimilikinya adanya pendekatan pendekatan Hasil
yang yang
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaikan
Kiat mendapat dengan dengan Proses
Peserta didik/konseli memperoleh Konseling
Responsif VII perhatian orang pendekatan pendekatan dan 2 Jam
perhatian orang tua yang cukup Individual
tua yang yang Hasil
digunakan digunakan
Proses
Peserta didik/konseli memiliki kesehatan Bimbingan Pola hidup Ceramah, Slide Power
Dasar VII dan 2 Jam
jasmani dan rohani yang baik Klasikal bersih dan sehat Diskusi Point
Hasil
Proses
Peserta didik/konseli mampu menggali Bimbingan Ceramah, Slide Power
Dasar VII Potensi diri dan 2 Jam
Potensi Diri Sendiri Klasikal Diskusi Point
Hasil
Disesuaikan Disesuaikan
dengan dengan Proses
Peserta didik/konseli mampu menjaga Konseling Menjaga
Responsif VII pendekatan pendekatan dan 2 Jam
kesehatan jasmani dan rohani Individual kesehatan diri
yang yang Hasil
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaikan
Peserta didik/konseli dapat mengetahui dengan dengan Proses
Bimbingan Kelebihan dan
kelebihan dan kelemahan yang Dasar VII pendekatan pendekatan dan 2 Jam
Kelompok kekurangan diri
dimilikinya yang yang Hasil
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaikan Proses
Peserta didik/konseli dapat meningkatkan Responsif Konseling VII Kiat mengatur 2 Jam
dengan dengan dan
pendekatan pendekatan
taraf hidup /ekonomi keluarga Individual keuangan yang yang Hasil
digunakan digunakan
Proses
Peserta didik/konseli mampu mengatur Bimbingan Cara mengatur Ceramah, Slide Power
Dasar VII dan 2 Jam
jadwal kegiatan sehari-hari dengan baik Klasikal waktu Diskusi Point
Hasil
Proses
Peserta didik/konseli mampu mengenal Bimbingan Pemahaman Ceramah, Slide Power
Dasar VII dan 2 Jam
diri sendiri sendiri Klasikal diri sendiri Diskusi Point
Hasil
Peserta didik/konseli dapat menyadari Masa remaja Proses
Bimbingan Ceramah, Slide Power
dan memahami perubahan yang terjadi Dasar VII dan dan 2 Jam
Klasikal Diskusi Point
pada masa remaja perubahannya Hasil
Proses
Peserta didik/konseli memiliki disiplin Bimbingan Ceramah, Slide Power
Dasar VII Disiplin diri dan 2 Jam
diri dalam kehidupan Klasikal Diskusi Point
Hasil
Proses
Peserta didik/konseli dapat memiliki Bimbingan Menjadi pribadi Ceramah, Slide Power
SOSIAL Dasar VII dan 2 Jam
kepribadian yang mandiri Klasikal mandiri Diskusi Point
Hasil
Proses
Peserta didik/konseli dapat menghindari Bimbingan Bahaya rokok Ceramah, Slide Power
Dasar VII dan 2 Jam
bahaya atau dampak rokok Klasikal dan dampaknya Diskusi Point
Hasil
Peserta didik/konseli mampu melakukan Bimbingan Melakukan 3 Disesuaikan Disesuaikan Proses
Dasar VII 2 Jam
3 kata penting dalam pergaulan Kelompok kata penting dengan dengan dan
pendekatan pendekatan
dalam
yang yang Hasil
pergaulan
digunakan digunakan
Disesuaikan
Membina
dengan Proses
Peserta didik/konseli dapat berinteraksi Konseling hubungan baik Ceramah,
Responsif VII pendekatan dan 2 Jam
dengan guru dan karyawan sekolah Individual dengan guru Diskusi
yang Hasil
dan karyawan
digunakan
Adaptasi di Proses
Peserta didik/konseli mudah beradaptasi Bimbingan Ceramah, Slide Power
Dasar VII lingkungan dan 2 Jam
dengan lingkungan sekolah baru Klasikal Diskusi Point
sekolah baru Hasil
Disesuaikan Disesuaikan
Kiat membina dengan dengan Proses
Peserta didik/konseli dapat mudah Konseling
Responsif VII hubungan pendekatan pendekatan dan 2 Jam
bergaul dengan teman-teman di sekolah Individual
dengan teman yang yang Hasil
digunakan digunakan
Disesuaikan Disesuaikan
Menyelesaikan dengan dengan Proses
Peserta didik/konseli mampu mengatasi Konseling
Responsif VII masalah dengan pendekatan pendekatan dan 2 Jam
masalah dengan teman di sekolah Kelompok
teman yang yang Hasil
digunakan digunakan
Peserta didik/konseli mudah mencarai Dasar Bimbingan VII Kiat mencari Ceramah, Slide Power Proses 2 Jam
dan disenangi teman Klasikal dan disenangi Diskusi Point dan
teman Hasil
Proses
Peserta didik/konseli dapat memahami Bimbingan Ceramah, Slide Power
Dasar VII Stop bulliying dan 2 Jam
tentang bullying dan cara mensikapinya Klasikal Diskusi Point
Hasil
Peserta didik/konseli dapat Mengelola Proses
Bimbingan Ceramah, Slide Power
mengendalikan penggunaan medsos Dasar VII sarana media dan 2 Jam
Klasikal Diskusi Point
sesuai kebutuhan sosial Hasil
Peserta didik/konseli dapat berinteraksi Mengenal Proses
Bimbingan Ceramah, Slide Power
dengan lawan jenis sesuai norma yang Dasar VII norma dan 2 Jam
Klasikal Diskusi Point
berlaku kehidupan Hasil
Proses
Peserta didik/konseli memiliki Motivasi Bimbingan Pentingnya Ceramah, Slide Power
Dasar VII dan 2 Jam
belajar Klasikal motivasi belajar Diskusi Point
Hasil
Peserta didik/konseli dapat melakukan Dasar Bimbingan VII Cara belajar Ceramah, Slide Power Proses 2 Jam
belajar kelompok yang baik Klasikal kelompok Diskusi Point dan
Hasil
Peserta didik/konseli memiliki Proses
Bimbingan Cara belajar di Ceramah, Slide Power
pemahaman tentang cara belajar di Dasar VII dan 2 Jam
Klasikal sekolah baru Diskusi Point
SMP/MTs yang baik Hasil
Disesuaikan Disesuaikan
Cara mencari
dengan dengan Proses
Peserta didik/konseli dapat menemukan Konseling teman yang
Responsif VII pendekatan pendekatan dan 2 Jam
cara belajar yang sesuai Individual cocok untuk
yang yang Hasil
belajar bersama
digunakan digunakan
Cara Proses
Peserta didik/konseli dapat memperoleh Pem&Perenc Bimbingan Ceramah, Slide Power
VII mendapatkan dan 2 Jam
informasi beasiswa Indv Klasikal Diskusi Point
beasiswa Hasil
Peserta didik/konseli memiliki Cara mengatur Proses
Pem&Perenc Bimbingan Ceramah, Slide Power
kemampuan mengatur waktu bekerja dan VII waktu belajar dan 2 Jam
Indv Klasikal Diskusi Point
sekolah sambil bekerja Hasil
Cara memilih
Proses
Peserta didik/konseli dapat memilih Pem&Perenc Bimbingan kegiatan ekstra Ceramah, Slide Power
VII dan 2 Jam
Ekskul yang sesuai Indv Klasikal kurikuler yang Diskusi Point
Hasil
sesuai
Proses
Peserta didik/konseli memiliki Sikap Pem&Perenc Bimbingan Optimis untuk Ceramah, Slide Power
VII dan 2 Jam
optimis dapat naik kelas Indv Klasikal naik kelas Diskusi Point
Hasil
Peserta didik/konseli dapat Proses 2 Jam
Pem&Perenc Bimbingan Cita-cita Ceramah, Slide Power
mengidentifikasi cita-cita yang sesuai VII dan
Indv Klasikal karirku Diskusi Point
dengan dirinya Hasil
Peserta didik/konseli mampu memahami Proses
Pem&Perenc Bimbingan Jenis pekerjaan Ceramah, Slide Power
mengenai jenis-jenis profesi di VII dan 2 Jam
Indv Klasikal dan prospeknya Diskusi Point
masyarakat Hasil
Mengenal osis Proses
Peserta didik/konseli dapat mengenal osis Pem&Perenc Bimbingan Ceramah, Slide Power
VII dan dan 2 Jam
dan kegiataannya Indv Kelas besar Tanya jawab Point
kegiataannya Hasil
Peserta didik/konseli dapat memahami Mengenal Proses
Pem&Perenc Bimbingan Ceramah, Slide Power
hubungan hobi, bakat, minat dan VII bakat, minat, dan 2 Jam
Indv Klasikal Diskusi Point
kemampuan hobi dan karir Hasil
Kotaku
I. RENCANA EVALUASI. PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT
1. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan bimbingan dan konseling (BK).
Evaluasi secara umum ditujukan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan kegiatan dan
ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi program bimbingan dan
konseling terdapat 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis hasil penilaian proses
selama kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling brlangsung. Fokus penilaian adalah
keterlibatan unsur-unsur dalam pelaksanaan kegitan bimbingan dan konseling.
Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari hasilnya. Evaluasi hasil pelayanan
bimbingan dan konseling ditujukan pada hasil yang diacapi oleh peserta didik yang menjalin
pelayanan bimbingan dan konseling. Fokus penilaian dapat diaragakan pada berkembangnya :
a. Pemahaman diri, sikap, dan prilaku yang diperoleh berkaitan dengan materi / topik / masalah
yang dibahas
b. Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau meteri/topik/masalah yang dibahas
c. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam rangka mewujudkan upaya
pengembangan/pengetasan masalah.
Langkah-langkah pelaksanaan :
a. Penyusunan rencana evaluasi
b. Pengumpulan Data
c. Analisa dan interpretasi data
2. PELAPORAN
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam pelaporan lebih bersifat
mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dalam
kegiatan evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun dan
mendeskripsikan seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi proses maupun hasil dalam format
laporan yang dapat memberikan informasi kepada seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan
dan kekurangan dari program bimbingan dan konseling yang telah dilakukan.
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan laporan yiatu :
a. Sistematika laporan hendaknya logis dan dapat dipahami
b. Deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan kaidah penulisan dan kebahasan
yang telah dilakukan
c. Laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling harus dilaporkan secara akurat dan
tepat waktu.
Langkah-langkah dalam penyusunan laporan :
a. Tahap persiapan
b. Pengumpulan dan penyajian data
c. Penulisan laporan
d. Sistematika laporan
3. TINDAK LANJUT
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menindaklanjuti
hasil pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh dari hasil evaluasi, guru BK atau konselor dapat memikirkan ulang keseluruhan program
yang telah dilaksanakan denganc ara membuat desain ulang atau merevisi seluruh program atau
beberapa bagian dari program yang dianggap belum begitu efektif.
Langkah-langkah tindak lanjut :
a. Menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan.
b. Menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan konseling tertentu
dalam rangka perbaikan atau pengembangan
c. Melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang akan diperbaiki atau
dikembangkan dan alokasi waktu yang telah ditentukan.
J. SARANA DAN PRASARANA BIMBINGAN DAN KONSELING
Prasarana pokok yang diperlukan ialah ruang bimbingan dan konseling yang cukup memadai.
Ruang dimaksud hendaknya diatur sedemikian rupa sehingga peserta dididk yang berkunjung merasa
senang dan nyaman, serta ruangan tersebut dapat digunakan untuk pelaksanaan berbagai jenis kegiatan
layanan bimbingan dan konseling baik individu maupun kelompok sesuai dengan asas-asas dan kode
etik bimbingan dan konseling.
Sedangkan Sarana dan prasarana berisi fasilitas dan perlengkapan yang mendukung terhadap
keterlaksanaan program bimbingan dan konseling. Sarana yang akan digunakan dalam kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling meliputi :
a. Alat pengumpul data, baik tes maupun non tes, yaitu :
1) Angket Masalah Konseli / Aplikasi Angket Masalah Konseli
2) Sosiometri
3) Alat Ungkap Pemahaman Diri
4) Alat Penelusuran Minat Peserta Didik SMP
5) Alat Ungkap Masalah Seri PTSDL
6) Inventori Tugas Perkembangan
7) _______________________
8) _______________________
9) Catatan Anekdot
b. Alat penyimpan data, khususnya dalam bentuk himpunan data yaitu :
1) Cummulative Record
2) Basis Data Prestasi Akademik
3) Daftar Peserta Didik Asuh
c. Kelengkapan penunjang teknis yaitu :
1) Data informasi meliputi: Peta Peserta Didik
2) Paket bimbingan meliputi : Paket Materi Klasikal
3) Alat bantu bimbingan meliputi : Buku Saku, Poster.
d. Perlengkapan administrasi, yaitu :
1) Alat tulis
2) Format rencana kegiatan
3) Blanko laporan kegiatan
Sedangkan prasarana penunjang layanan : Ruang bimbingan dan konseling terdiri atas : ruang
tamu, ruang kerja, ruang bimbingan dan konseling kelompok/diskusi, ruang dokumentasi (terlampir)
J. ANGGARAN DAN BIAYA
Anggaran biaya menyesuaikan dengan anggaran sekolah yang dialokasikan untuk kegiatan
bimbingan dan Konseling dengan rincian kebutuhan sebagai berikut :
Rencana anggaran berisi uraian jenis kegiatan dan rincian besar anggaran yang dibutuhkan.
Jumlah besar anggaran menunjukkan kebutuhan besaran anggaran untuk mendukung keterlaksanaan
program bimbingan dan konseling. Rencana anggaran disusun untuk mendukung implementasi
program secara cermat, rasional dan realistik.
Adapun rencana anggaran kegiatan bimbingan dan konseling pada tahun ini adalah sebagai
berikut :
Jumlah
No Jenis Barang Kebutuhan
Barang Uang
1. Kertas HVS - Analisa AUM 2 Plano Rp. 500.000,-
- Angket Siswa
- Program BK
- Undangan orang tua
- Format-format BK
2. Spidol - Spidol besar (permanen ) 2 Rp. 15.000,-
- Spidol kecil 3
3. Buku Folio - Buku Tamu 1 Rp. 90.000,-
- Buku ijin 1
- Buku Agenda surat 1
- Buku Agenda Kerja 3
4. Tampilan - Biblio konseling 10 Rp. 600.000,-
Kepustakaan
5. Gunting - 1 Rp. 15.000,-
6. Snel heckter - Jurnal Kegiatan Klasikal 3 Rp. 30.000,-
- Program umum 3
- Bukti Fisik 3
7. Staples - Kecil 1 Rp. 10.000,-
- Tanggung 1 Rp. 20.000.-
8. Transport - Home visit Rp. 1.065.000,-
( 27 X 3 X Rp. 15.000,-)
Jumlah Rp. 2.345.000,-
PROGRAM SEMESTERAN
Setelah membuat rencana kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun, kemudian
mendistribusikan komponen layanan dan strategi kegiatan dalam porgam semesteran dalam bentuk yang
lebih rinci.
Terdapat beberapa komponen dalam program semeseteran, yaitu :
1. Bulan dan komponen program
2. Layanan Dasar
Berisi tentang strategi layanan dan topik/tema layanan dalam komponen layanan dasar, seperti
bimbingan klasikal dengan tema yang sudah dibuat dalam rencana kegiatan
3. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
Berisi tentang strategi layanan dan topik/tema dalam komponen layanan perencanaan individual
misalnya bimbingan klasikal dengan tema memilih sekolah lanjutan di tingkat SMA/SMK -
MA/MAK
4. Layanan Responsif
Berisi strategi layanan dan topik/tema (bila ada) dalam komponen layanan responsif, misalnya :
konseling kelompok dengan tema/topik “3 Kata Penting dalam Pergaulan”
5. Dukungan sistem
Berisis tentang strategi kegiatan dalam dukungan sistem seperti pengembangan jejaring, kegiatan
manajemen dan PKB
Berikut program semesteran dalam bentuk yang lebih rinci, baik semester ganjil maupun semester
genap :
( Dicetak dari Aplikasi Angket Kebutuhan Peserta Didik yang sudah diisi dan diolah )
A. PROGRAM SEMESTER GANJIL
Berikut program semester ganjil dalam bentuk yang lebih rinci :
Bidang Sa
No Jenis Bimbingan Fungsi sa Wa
Tujuan
. Kegiatan/Layanan BK ra ktu
P S B K n
A. PERSIAPAN
Pembagian tugas VII
prasarana BK layanan BK
B. LAYANAN BK
1 LAYANAN
. DASAR
a. Bimbingan
Klasikal
Peserta didik/konseli memiliki VII
Tuhan selalu hadir Pemah
V kesadaran untuk beribadah pada Juli
dalam hidupku aman Tuhan YME
Peserta didik/konseli memiliki VII
Cara Belajar di Pemah
V pemahaman tentang cara belajar Juli
sekolah baru aman di SMP/MTs yang baik
VII
Pemah
Adaptasi di aman Peserta didik/konseli mudah
lingkungan V dan beradaptasi dengan lingkungan Agst
sekolah baru Pence sekolah baru
gahan
Pemah VII
gahan
Peserta didik/konseli mampu VII
Cara mengatur Pemah
V mengatur jadwal kegiatan sehari- Sept.
waktu aman hari dengan baik
VII
Pemah Peserta didik/konseli memiliki
Disiplin diri V Sept.
aman disiplin diri dalam kehidupan
Pemah VII
Pence
gahan
Peserta didik/konseli dapat VII
Bahaya rokok dan Pemah
V menghindari bahaya atau Des
dampaknya aman dampak rokok
b. Bimbingan VII
Kelompok
Peserta didik/konseli memiliki VII
Kebiasaan
Pemah kebiasaan hidup bersih dengan
membuang sampah V Nop
aman membuang sampah pada
pada tempatnya
tempatnya
c. Papan
Bimbingan
Pemah VII
kelompok
Pemah VII
Terentaskannya masalah konseli VII
Terselenggaranya layanan
6. Konseling Penge Juli –
Bimbingan dan Konseling yang
elektronik ntasan Des
lebih efektif
Pemah VII
aman
dan Juli –
7. Kotak masalah
penge Tertampungnya masalah peserta Des
Bidang Sa
Jenis Fungsi Wak
No Bimbingan Tujuan sar
Kegiatan/Layanan BK tu
P S B K an
A. PERSIAPAN
Pembagian tugas VII
Tercapainya efektivitas
guru bimbingan
1 layanan bimbingan dan Juli
dan
konseling
konseling/konselor
Konsultasi VII
program
2 Juli
bimbingan dan Mendapat dukungan dari
konseling Kepala dan Komite Sekolah
PengadaanPerangk Terpenuhinya kebutuhan VII
3 at BK sarana / sarana yang menunjang Juli
prasarana BK keberhasilan layanan BK
B. LAYANAN BK
1 LAYANAN
. DASAR
a. Bimbingan
Klasikal
Peserta didik/konseli memiliki VII
Masa remaja Pemaha kesadaran melakukan berbagai
dan perubahannya V Juli
man kegiatan ibadah dengan
kemauan sendiri
Pemahaman V Pemaha Peserta didik/konseli mampu VII Juli
diri sendiri man memiliki kebiasaan berpikir
positif serta mencapai pribadi
yang mampu berpikir dan
bersikap selalu positif
Konseli memiliki pemahaman VII
Pemaha dan kesadaran bahwa
BIMBINGAN KLASIKAL
BIMBINGAN KLASIKAL KELAS BESAR/LINTAS
KELAS
BIMBINGAN/KONSELING KELOMPOK
KONSELING INDIVIDU
SEMESTER
GANJIL - GENAP
https://www.gooddoctor.co.id/tips-kesehatan/info-sehat/
jenis-jenis-narkoba-dan-bahaya-yang-menyertainya/ diakses
tanggal 02 september 2020
https://www.kompasiana.com/astha/
582de72caf7a6135254bd69b/pencegahan-narkoba-di-
lingkungan-sekolah
diakses tanggal 03 september 2020.
K Metode/Teknik Ceramah, tanya jawab, dan curah pendapat
L Media / Alat Poster tentang bahaya narkoba dan dampaknya
M Pelaksanaan a. Guru bimbingan dan konseling atau konselor menyapa
peserta didik/konseli dengan kalimat yang membuat
siswa bersemangat
b. Guru bimbingan dan konseling atau konselor
menyampaikan tentang tujuan bimbingan yaitu sesuai
dengan tujuan khusus yang akan dicapai meliputi
aspek
afektif, kognitif dan psikomotor.
Tahap Uraian
1. Membuka dengan salam dan berdoa
2. Membina hubungan baik dengan siswa (presensi,
1. Tahap Awal / menanyakan kabar, pelajaran sebelumnya, ice breaking)
Pedahuluan 3. Menyampaikan tujuan layanan materi Bimbingan dan
Konseling
4. Menanayakan kesiapan kepada peserta didik
1. Guru BK membagikan poster yang berhubungan dengan
materi layanan
2. Tahap Inti 2. Peserta didik mengamati poster yang berhubungan
dengan materi layanan
3. Guru BK mengajak curah pendapat dan tanya jawab
1. Guru BK mengajak peserta didik membuat kesimpulan
yang terkait dengan materi layanan
3. Tahap Penutup 2. Guru BK menyampaikan materi layanan yang akan
datang
3. Guru BK mengakhiri kegiatan dengan berdoa dan salam
M Evaluasi
1. Evaluasi Proses Guru BK atau konselor melakukan evaluasi dengan
memperhatikan proses yang terjadi :
1. Melakukan Refleksi hasil, setiap peserta didik
menuliskan di kertas yang sudah disiapkan.
2. Sikap atau atusias peserta didik dalam mengikuti
kegiatan
3. Cara peserta didik dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya
4. Cara peserta didik memberikan penjelasan dari
pertanyaan guru BK
2. Evaluasi Hasil Evaluasi setelah mengikuti kegiatan klasikal, antara lain :
1. Merasakan suasana pertemuan : menyenangkan/kurang
menyenangkan/tidak menyenangkan.
2. Topik yang dibahas : sangat penting/kurang
penting/tidak penting
3. Cara Guru Bimbingan dan Konseling atau konselor
menyampaikan : mudah dipahami/tidak mudah/sulit
dipahami
4. Kegiatan yang diikuti : menarik/kurang menarik/tidak
menarik untuk diikuti
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi/ poster
2. Lembar kerja siswa
URAIAN MATERI
PENGERTIAN NARKOBA
Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis
yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang. Sementara
menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat buatan
atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya
kesadaran, serta menyebabkan kecanduan. Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan
kecanduan jika pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat
penghilang nyeri serta memberikan ketenangan. Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi
hukum. Untuk mengetahui apa saja jenis dan bahaya narkoba bagi kesehatan, simak
ulasannya berikut ini.
JENIS – JENIS NARKOBA DAN DAMPAKNYA
Setelah memahami penggolongan dan karakteristiknya, sekarang kamu perlu tahu apa saja
jenis-jenis narkoba, efek yang diberikan, dan bahaya yang menyertainya. Ini dia jenis-jenis
narkoba yang marak disalahgunakan di Indonesia.
1. Sabu-sabu
Sabu-sabu adalah jenis narkotika yang cukup populer di Indonesia.
Metamfetamin, sebutan lain dari sabu-sabu, adalah bubuk putih yang
penggunaannya bisa diisap, dihirup, atau melalui suntikan. Dengan sifatnya
yang stimulan dan halusinogen, metamfetamin dapat merangsang otak
untuk menciptakan euforia, imajinasi, dan khayalan tingkat tinggi. Efek
dari sabu-sabu relatif singkat, sehingga membuat pemakainya cenderung
mengonsumsi secara berulang dalam rentang waktu berdekatan. Bahaya
yang dapat ditimbulkan meliputi sesak napas, detak jantung semakin cepat,
meningkatnya tekanan darah, dan suhu tubuh meninggi. Tidak hanya itu,
penggunaan jangka panjang juga bisa menyebabkan:
a. Penurunan berat badan ekstrem
b. Masalah gigi dan kulit
c. Berbagai gangguan mental seperti depresi, cemas berlebih, delusi,
halusinasi, dan kebingungan
d. Bayi lahir cacat dan risiko keguguran pada ibu hamil
e. Risiko penularan penyakit aids dari penggunaan bersama jarum suntik
2. Kokain
Selain sabu-sabu, kokain adalah salah satu jenis narkotika yang paling
populer di Indonesia. Terbuat dari tanaman koka, kokain memiliki efek
stimulan yang sangat adiktif. Ia memengaruhi otak untuk melepaskan
dopamin, hormon yang bisa memunculkan rasa senang dan gembira. Oleh
karena itu, narkotika ini biasanya digunakan oleh orang-orang yang sedang
depresi untuk memperbaiki suasana hatinya. Penggunaannya bisa melalui
suntikan atau dihirup melalui hidung. Kristal yang ada padanya akan
terserap ke dalam aliran darah, lalu dibawa menuju paru-paru dan ke otak.
Obat ini memiliki efek samping yang sangat membahayakan tubuh, seperti:
a. Membuat detak jantung semakin kencang
b. Kerusakan organ jantung
c. Mual dan nyeri perut
d. Kerusakan saraf pada indra penciuman dan pengecap
e. Bayi lahir cacat dan risiko keguguran pada ibu hamil
Selain itu, dampak yang lebih serius bisa berupa stroke dan kematian.
Pecandu kokain sangat rentan tertular penyakit aids dan hepatitis C dari
penggunaan jarum suntik bersama.
3. Heroin
Heroin, atau yang juga populer dengan sebutan putaw, adalah narkotika
yang terbuat dari poppy, bunga liar yang biasa tumbuh di area pegunungan.
Penggunaannya dapat melalui suntikan, hirup, dan isap. Obat terlarang ini
mudah terserap ke dalam darah, lalu terbawa hingga ke otak. Heroin dapat
memunculkan euforia berlebih pada pemakainya, diikuti dengan sensasi
berat di kaki dan lengan, serta pikiran yang tak stabil. Dari jenis-jenis
narkoba yang ada, heroin adalah salah satu yang cukup mematikan.
Penggunaannya rawan overdosis, karena terdapat sifat adiktif yang bisa
menyebabkan kecanduan. Ada banyak bahaya yang mengintai dari
penggunaannya, seperti:
a. Infeksi pada kulit
b. Masalah sistem pencernaan akut
c. Kerusakan ginjal
d. Kerusakan pembuluh darah, terutama vena
e. Pernapasan terganggu
f. Kerusakan otak
4. Ekstasi
Selain bersifat stimulan, jenis narkotika yang satu ini juga dapat
dikategorikan sebagai halusinogen. Ekstasi merupakan narkoba sintetis,
alias buatan manusia dan bukan dari tanaman. Dibuat dari tiga campuran
zat, yaitu katinon, pentilon, dan cannabinoid sintetis. Ekstasi berbentuk pil,
tablet, dan cairan yang disuntikkan ke pembuluh darah, bekerja dengan
meningkatkan senyawa kimia yang ada di otak, seperti serotonin dan
neropinefrin. Peningkatan hormon tersebut dapat mengubah suasana hati,
mood, dan emosi. Pemakai akan merasakan euforia berlebih dari dorongan
energi yang bertambah. Tapi saat efeknya habis, penggunanya akan merasa
kebingungan, cemas, dan sulit tidur. Bahaya yang dapat ditimbulkan
meliputi:
a. Detak jantung semakin kencang
b. Otot-otot menegang
c. Gangguan penglihatan
d. Mual dan nyeri di perut
e. Pusing
f. Keringat dingin
5. Ganja
Dari jenis-jenis narkoba yang beredar di Indonesia, ganja merupakan salah
satu yang banyak disalahgunakan. Ganja terbuat dari tanaman Cannabis
sativa. Penggunaan yang paling populer adalah dengan cara diisap seperti
sedang merokok. Ganja dapat digolongkan sebagai stimulan, depresan, dan
halusinogen sekaligus. Seseorang menggunakannya untuk mendapat sensasi
terbang atau fly, menenangkan pikiran, dan mengubah suasana hati. Padahal,
ganja sangatlah merusak, dapat memengaruhi perkembangan otak, dan
mengganggu saraf kognitif. Tidak hanya itu, beberapa bahaya lain yang bisa
muncul adalah:
a. Masalah pernapasan
b. Gangguan kecemasan
c. Depresi
d. Risiko serangan jantung yang bisa berujung pada kematian
e. Penyakit mental seperti skizofrenia
6. LSD
LSD merupakan kepanjangan dari asam lisergat dietilamida, populer sejak
1960 hingga sekarang. LSD bersifat halusinogen, terbuat dari asam pada
jamur yang tumbuh pada biji-bijian dan tanaman gandum. Sesuai dengan
sifatnya, LSD digunakan untuk menciptakan halusinasi tingkat tinggi. Tidak
main-main, efek yang ditimbulkan bisa berlangsung hingga 12 jam. Dalam
kurun waktu tersebut, pengguna akan mendengar, melihat, dan merasakan
sesuatu yang tidak real menjadi seolah-olah nyata. LSD mampu memicu
bahaya yang serius, seperti peningkatan detak jantung dan tekanan darah
tidak stabil. Sedangkan, untuk efek samping ringannya berupa tubuh
gemetar, mulut kering, dan keringat berlebih.
7. Morfin
Morfin merupakan narkotika yang bersifat analgesik. Berasal dari kata
morphous yang memiliki makna ‘dewa mimpi’, morfin adalah alkaloid yang
dapat ditemukan pada tanaman opium. Sesuai dengan sifatnya, morfin
mampu meredakan nyeri atau rasa sakit yang ada pada anggota tubuh.
Beberapa obat-obatan umum juga masih ada yang mengandung zat ini, tapi
dalam dosis ketat sesuai saran kesehatan. Morfin dikategorikan sebagai
narkotika karena banyak yang menyalahgunakannya, membawa bahaya yang
cukup serius, seperti:
a. Jantung berdebar
b. Kesadaran menurun
c. Kejang
d. Penurunan produksi urine
e. Impotensi pada pria
f. Gangguan siklus menstruasi pada wanita
g. Pingsan
8. Flakka
Flakka merupakan salah satu jenis narkotika baru dan belum terlalu marak di
Indonesia. Menurut BNN, obat ini ditengarai sudah masuk ke Tanah Air
sebelum 2017. Harga jual flakka diklaim lebih murah dari jenis narkotika
lain. Tapi, efeknya bisa mencapai 10 kali lipat dari kokain. Efek yang sangat
kuat bisa membuat pemakainya seolah-olah merasa bukan manusia, alias
hilang rasionalitas. Flakka berbentuk serbuk kristal, memiliki bahaya yang
tidak boleh diremehkan. Salah satunya adalah gejala perilaku was-was atau
waspada berlebihan. Efek sampingnya mirip dengan kokain dan amfetamin,
yaitu detak jantung semakin cepat, tekanan darah tinggi, hingga membuat
tubuh lemah.
9. Amfetamin
Sebenarnya, secara farmalogi, amfetamin masuk dalam kategori
psikotropika. Hanya saja, sering disalahgunakan sebagai stimulan. Obat ini
kemudian diklasifikasikan sebagai obat-obatan terlarang, karena banyaknya
kasus penyalahgunaan tersebut. Amfetamin mampu merangsang otak untuk
mengubah suasana hati, meningkatkan mood, dan membangkitkan euforia.
Ini tak lepas dari produksi dopamin di otak yang terus dipacu. Tak jarang,
amfetamin kerap disalahgunakan oleh orang-orang yang sedang depresi dan
stres. Efek samping dari penggunaan amfetamin meliputi:
a. Gangguan jantung
b. Kerusakan pembuluh darah
c. Berkurangnya urine
d. Menghambat penyerapan sejumlah nutrisi
e. Penurunan berat badan
f. Sakit kepala
g. Hilang nafsu makan
h. Rentan perdarahan, terutama pada hidung
i. Mudah gugup dan gelisah
j. Penurunan gairah seksual
k. Kaku otot
l. Gangguan penglihatan
m. Muncul ruam pada kulit
n. Badan gemetar
10. Kodein
Kodein merupakan bagian dari obat-obatan opioid. Mengutip Australian
Alcohol and Drug Foundation, kodein dapat memunculkan rasa kepuasan,
kesenangan, relaksasi, hingga pereda nyeri pada anggota tubuh. Penggunaan
narkotika apapun jenis selalu terdapat risiko dan bahaya yang mengintai,
termasuk kodein. Efek samping yang dapat ditimbulkan kodein adalah:
a. Mudah gelisah
b. Pusing atau sakit kepala tidak biasa
c. Kebingungan
d. Kaku otot di sejumlah bagian tubuh
e. Penglihatan kabur
f. Muncul ruam pada kulit
g. Sulit buang air kecil
Sedangkan efek yang lebih buruk bisa saja terjadi jika mengalami overdosis,
berupa:
a. Kejang
b. Gangguan emosi
c. Mati rasa
d. Halusinasi tinggi
e. Penurunan fungsi otak yang dapat menyebabkan koma hingga kematian
Petunjuk :
Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan
apa yang terjadi dalam kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan!
No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
1 Materi yang disampaikan dalam bimbingan
klasikal dibutuhkan peserta didik
2 Peserta didik terlibat aktif dalam
kegiatan layanan
3 Peserta didik tertarik dengan media yang
digunakan
4 Peserta didik senang mengikuti kegiatan
bimbingan klasikal yang dilakukan
5 Kegiatan bimbingan klasikal
memberikan manfaat bagi peserta
6 Alokasi
didik waktu dalam pelaksanaan bimbingan
klasikal mencukupi.
CATATAN
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Keterangan :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
LEMBAR EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
1 Saya memahami dengan baik tujuan yang diharapkan
dari materi yang disampaikan
Total Skor =…
Keterangan:
4 = Sangat Setuju
3 = Setuju
2 = Cukup Setuju
1 = Kurang Setuju
PEMERINTAH KOTA PAGARALAM
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP PGRI PAGARALAM
Jl. Laskar Ichwan Ridwan Rais, Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan 31121
LAMPIRAN-LAMPIRAN
3. Uraian materi
4. Lembar kerja siswa
5. Instrumen penilaian
Pengertian lalu lintas, menurut Djajoesman (1976:50) bahwa secara harfia lalu lintas diartikan
sebagai gerak (bolak balik) manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan
menggunakan sarana jalan umum. Sedangkan menurut Poerwadarminta dalam kamus umum bahasa
Indonesia (1993:55) menyatakan bahwa lalu lintas adalah berjalan bolak balik, hilir mudik dan perihal
perjalanan di jalan dan sebagainya serta berhubungan antara sebuah tempat dengan tempat lainnya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa lalu lintas adalah gerak/pindahnya manusia, hewan, atau barang dari
satu tempat ke tempat lain di jalan dengan menggunakan alat gerak.
Di samping itu semua, lalu lintas tidak lepas dari rambu-rambu lalu lintas. Rambu-rambu lalu lintas
adalah satu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentu yang memuat lambang, huruf, angka, kalimat
ataupun perpaduan di antaranya, yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan, perintah dan
petunjuk bagi pemakai jalan. Sehingga mengerti rambu-rambu lalu lintas sangatlah berguna. Karena
dengan rambu-rambu lalu lintas pemakai jalan dapat mengerti situasi jalan yang mereka lewati.
Sehingga kecelakaan pada lalu lintas tidak akan terjadi. Banyak orang terutama kalangan pelajar tidak
mau mempelajari tentang rambu-rambu lalu lintas yang ada.
Selain itu mengerti tentang marka yang ada juga sangatlah penting. Yaitu marka jalan yang artinya
suatu tanda yang berada di permukaan jalan atau di atas jalan yang meliputi peralatan/tanda garis
membujur, melintang, garis serong, serta lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarahkan arus
lalu lintas yang membatasi daerah kepentingan lalu lintas. Marka itu dapat berwarna putih atau kuning.
Marka dapat memberi isyarat apakah kita diperbolehkan medahului pemakai jalan yang ada di depan
kita atau tidak. Kalau kita tidak memahaminya, maka keselamatan kita terancam. Itulah yang sering
disebut dengan kecelakaan.
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak disangka-sangka dan tidak sengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pemakai jalan lainnya,mengakibatkan korban manusia atau
korban harta benda (pasal 93 peraturan pemerintah nomor 43 tahun 1999). Oleh karena itu, kecelakaan
tidak bisa kita hindari tetapi kita bisa mencegahnya. Tetapi untuk mencegahnya membutuhkan
kesadaran dari setiap masing-masing pemakai jalan. Sehingga budaya tertib lalu lintas di jalan sangatlah
dibutuhkan. Karena dengan budaya tersebut dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi, dimana
dari tahun ke tahun tingkat kecelakaan semakin meningkat.
Apa yang harus kita lakukan untuk tertib berlalu-lintas? Berikut yang harus dilakukan,
diantaranya :
1. Memakai helmet dengan benar. Helmet harus kita pakai dengan benar karena helmet berfungsi untuk
melindungi kepala kita dari goncangan,benturan, dan benda keras yang akan jatuh ke kepala kita.
Dengan helmet kita akan lebih nyaman dan aman.
2. Memakai jaket, dan pelindung pada siku dan lutut. Buat berjaga-jaga agar ketika tiba-tiba terkena
halangan akan mengurangi rasa sakit.
3. Memakai dua kaca sepion. Kaca sepion ini sangat berperan penting saat perjalanan, apa lagi saat kita
menyalip kita menggunakan kaca sepion untuk melihat keadaan dari belakang.
4. Lengkapi dengan spedometer. Alat ini sangat penting kita gunakan untuk mengukur seberapa cepat
kendaraan kita melaju. Jika kita tidak menggunakannya, maka kita akan lupa dengan kecepatan yang
telah kita tempuh.
5. Nyalakan lampu utama setiap saat. Hal ini telah diteliti dapat mengurangi angka kecelakaan di jalan-
jalan.
6. Taatilah rambu-rambu lalulintas. Rambu-rambu lalu-lintas sangat penting diperhatikan karena telah
dirancang khusus untuk keselamatan pengemudi.
7. Jangan lupa bawa surat-surat STNK dan SIM yah. Ini sangat penting karena akan selalu diperiksa
bapak polisi di jalan raya, so biar tidak kena tilang,dibawa yah?
c. Cara Aman Berkendara
Tertib lalu lintas bukan hanya untuk kebutuhan diri sendiri. Tetapi demi ketertiban bersama dan
kebaikan bersama pula.Jika kita tertib, pasti kita akan mendapatkan kenyamanan dalam diri sendiri
maupun di lingkungan sekitar kita. Tentunya kita bisa menunjukan sikap taat kita pada hukum dan
peraturan berlalu-luntas.
d. Manfaat Budaya Tertib Lalu Lintas di Jalan
Budaya tertib lalu lintas sangatlah bermanfaat bagi kita. Rambu-rambu lalu lintas dibuat karena untuk
memberitahukan sesuatu hal baik itu bersifat peringatan, larangan, perintah dan petunjuk bagi pemakai
jalan. Sehingga rambu-rambu tersebut untuk ditaati sekaligus dapat memberikan informasi tentang
kondisi jalan yang ada saat itu. Beberapa manfaat akan kita dapatkan ketika kita memiliki budaya tertib
lalu lintas, antara lain :
Petunjuk :
Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan apa
yang terjadi dalam kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan!
No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
1 Materi yang disampaikan dalam bimbingan
klasikal dibutuhkan peserta didik
CATATAN
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Keterangan :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
LEMBAR EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
Total Skor =…
Keterangan:
4 = Sangat Setuju
3 = Setuju
2 = Cukup Setuju
1 = Kurang Setuju
PEMERINTAH KOTA PAGARALAM
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP PGRI PAGARALAM
Jl. Laskar Ichwan Ridwan Rais, Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan 31121
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Lembar kerja siswa
3. Instrumen penilaian
1. Pengertian Kepribadian
Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu
yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan. Lebih
detail Allport mendefinisikan kepribadian sebagai suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik
individu yang menentukan tingkah laku dan pikiran individu secara khas. Allport menggunakan istilah
sistem psikofisik dengan maksud menunjukkan bahwa jiwa dan raga manusia adalah suatu sistem yang
terpadu dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, serta di antara keduanya selalu terjadi interaksi dalam
mengarahkan tingkah laku. Sedangkan istilah khas dalam batasan kepribadian Allport itu memiliki arti
bahwa setiap individu memiliki kepribadiannya sendiri. Tidak ada dua orang yang berkepribadian sama,
karena itu tidak ada dua orang yang berperilaku sama.
Sigmund Freud memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu
Id, Ego dan Superego. Tingkah laku tidak lain merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga
sistem kepribadian tersebut.
Kepribadian terbentuk karena proses keterlibatan subjek atau individu atas pengaruh-pengaruh
internal dan eksternal yang mencakup factor-faktor genetis atau biologis, pengalaman-pengalaman
sosial, dan perubahan lingkungan. Dengan kata lain corak dan keunikan kepribadian individu itu
dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan dan lingkungan.
3. Tipe-tipe Kepribadian
a. Kepribadian Sanguinis
Tipe kepribadian ini memiliki ciri-ciri ekstrovert, optimis , periang dan penuh semangat, penuh
rasa ingin tahu. Tipe ini memiliki rasa humor yang tinggi, ditambah dengan antusiasme dan sikap
ekspresif mereka selalu menjadi bintang dalam setiap pertemuan.
b. Kepribadian Melankolis
Kepribadian ini memiliki cirri-ciri : introvert, pemikir, pesimis mendalam dan penuh pikiran yang
analitis, serius dan tekun, cenderung jenius, berbakat dan kreatif, tipe ini sangat teliti, hati-hati dan
suka curiga, taat aturan, sangat konsisten dengan perasaan yang halus. Tipe ini memiliki
kebutuhan mendasar berupa jawaban yang bermutu dan didukung data yang lengkap dan akurat.
c. Kepribadian Koleris
Ciri-ciri kepribadian ini adalah : ekstrovert, keras, tegas, tidak emosional bertindak, tidak mudah
patah semangat, bebas dan mandiri, memancarkan keyakinan dan bisa menjalankan apa saja,
berbakat menjadi pemimpin. Tipe ini sangat dinamis, aktif, dan membutuhkan perubahan. Tipe ini
memiliki kebutuhan mendasar berupa tantangan, pilihan, dan pengendalian.
d. Kepribadian Phlegmatis
Kepribadian ini memiliki ciri-ciri: introvert, mudah bergaul dan santai, diam tenang, sabar,
pemalu, hidup konsisten, tenang tapi cerdas, simpatik dan rendah hati, menyembunyikan emosi,
bahagia menerima kehidupan, tidak suka konflik dan pertentangan. Mereka sulit mengatakan
“tidak”, sangat sentimental dan suka hal yang sama “status quo”. Tipe ini memiliki kebutuhan
mendasar berupa penghargaan dan penerimaan.
4. Kepribadian Matang
Dalam berkehidupan sosial, pribadi yang matang dapat diterima dan menerima orang lain tanpa
hambatan yang berarti. Dia dapat segera menyesuaikan diri tanpa ikut arus.
Mempunyai perencanaan akan masa yang akan datang dalam kehidupannya, tidak berpikiran sempit
Lampiran 2. Instrumen Penilian
Petunjuk :
Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan apa
yang terjadi dalam kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan!
No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
1 Materi yang disampaikan dalam bimbingan
klasikal dibutuhkan peserta didik
CATATAN
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Keterangan :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
LEMBAR EVALUASI HASIL LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL
No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
Total Skor =…
Keterangan:
4 = Sangat Setuju
3 = Setuju
2 = Cukup Setuju
1 = Kurang Setuju
PEMERINTAH KOTA PAGARALAM
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP PGRI PAGARALAM
Jl. Laskar Ichwan Ridwan Rais, Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan 31121
LAMPIRAN-LAMPIRAN
6. Uraian materi
7. Lembar kerja siswa
8. Instrumen penilaian
Pengertian Stress
Menurut kamus besar bahasa indonesia, ada 2 pengertian stress:
Jadi stress merupakan suatu respon fisiologik ataupun perilaku terhadap stressor hal yang
dipandang sebagai menyebabkan cekaman, gangguan keseimbangan (homeostasis), baik internal
maupun eksternal.
Dalam pengertian ini, bisa kita perjelas bahwa stress bersifat subjektif sesuai persepsi orang yang
memandangnya. Dengan perkataan lain apa yang mencekam bagi seseorang belum tentu dipersepsi
mencekam bagi orang lain. Mungkin Anda bertanya-tanya, mengapa stress lebih banyak dialami oleh
remaja? Hal ini disebabkan remaja cenderung memperhatikan citra tubuhnya, rentan mengalami peristiwa
yang penuh stres, mengalami tekanan dalam penyesuaian diri dalam berinteraksi dengan orang lain. Hinton
(1989) mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa perubahan hormonal, perubahan tingkat dan
pola hubungan sosial sehingga remaja cenderung mempersepsikan orang tua secara berbeda. Selain itu,
masa pertumbuhan remaja, jarang yang berlangsung dengan lancar. Banyak masalah yang terjadi dan bisa
makin serius hingga menyebabkan depresi yang berkepanjangan. Remaja yang mengalami depresi akan
menjadi apatis dan menyalahkan dirinya sendiri sehingga merasa enggan untuk mencari pertolongan.
1. Lingkungan
Lingkungan kehidupan memberi berbagai tuntutan penyesuaian diri seperti antara lain: cuaca,
kebisingan, kepadatan, tekanan waktu, standard prestasi, berbagai ancaman terhadap rasa aman dan
harga diri, tuntutan hubungan antar pribadi, penyesuaian diri dengan teman, pasangan,dengan
perubahan keluarga.
2. Fisiologis
perubahan kondisi tubuh: masa remaja; haid, hamil, proses menua, kecelakaan, kurang gizi, kurang
tidur, tekanan terhadap tubuh.
reaksi tubuh : reaksi terhadap ancaman & perubahan lingkungan mengakibatkan perubahan pada
tubuh kita, menimbulkan stress.
3. Pikiran kita
Pikiran menginterpretasi dan menerjemahkan pengalaman perubahan dan menentukan kapan
menekan tombol panik. Bagaimana kita memberi makna/label pada pengalaman dan antisipasi ke
depan, bisa membuat kita relax atau stress.
Gejala Stress
Ada sejumlah gejala yang bisa diditeksi secara mudah yaitu :
1. Gejala Fisiologis
Denyut jantung bertambah cepat, banyak berkeringat (terutama keringat dingin), pernafasan
terganggu, otot terasa tegang, sering ingin buang air kecil, sulit tidur, gangguan lambung.
2. Gejala Psikologis
Resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, tidak enak perasaan,
atau perasaan kewalahan ( exhausted) dsb
3. Tingkah Laku
Berbicara cepat sekali, menggigit kuku, menggoyang-goyangkan kaki, ticks, gemetaran, berubah nafsu
makan ( bertambah atau berkurang).
1. Dampak Fisiologis
Secara umum orang yang mengalami stress mengalami sejumlah gangguan fisik seperti :
mudah masuk angin, mudah pening-pening, kejang otot (kram), mengalami kegemukan atau menjadi
kurus yang tidak dapat dijelaskan, juga bisa menderita penyakit yang lebih serius seperti , hypertensi,
dst. Secara rinci dapat diklasifikasi sebagai berikut :
3. Dampak Perilaku
• Manakala stress menjadi distress, prestasi belajar menurun dan sering terjadi tingkah laku yang
tidak berterima oleh masyarakat.
• Level stress yang cukup tinggi berdampak negative pada kemampuan mengingat informasi,
mengambil keputusan, mengambil langkah tepat.
• Mahasiswa yang ‘over-stressed’ ~ stress berat seringkali banyak membolos atau tidak aktif
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Kecemasan dalam kadar sedikit, tidak apa-apa, malah bagus sebab bisa memotivasi kita untuk belajar
lebih giat mempersiapkan diri menghadapi ujian. Namun demikan, apabila kecemasan tersebut sudah
berlebihan, bisa menjadi distress, justru akan membuat prestasi kita terganggu sebab kita tidak bisa
berpikir dengan jernih. Lebih parah, apabila kecemasan ini kita pergunakan sebagai alasan ‘excuse’,
maka hal itu akan merusak kepribadian kita.
Petunjuk :
Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan apa
yang terjadi dalam kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan!
No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
1 Materi yang disampaikan dalam bimbingan
klasikal dibutuhkan peserta didik
CATATAN
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Keterangan :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
Total Skor =…
Keterangan:
4 = Sangat Setuju
3 = Setuju
2 = Cukup Setuju
1 = Kurang Setuju
PEMERINTAH KOTA PAGARALAM
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP PGRI PAGARALAM
Jl. Laskar Ichwan Ridwan Rais, Pagar Alam Utara, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan 31121
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Uraian materi
2. Uraian powerpoint
3. Video
b. Mempermudah komunikasi
Munculnya berbagai situs media sosial seperti line, instagram, path, skype
memungkinkan kita untuk menambah banyak teman, bahkan dari berbagai belahan
dunia sekalipun. Gadget membuat dunia seakan-akan berada dalam genggaman
kita.
Dampak Negatif Penggunaan Gadget
b. Kecanduan
Seperti sudah dibahas di atas, saat ini gadget bagi sebagian orang
merupakan kebutuhan primer. Mereka tidak bisa dipisahkan. Hal ini membuat
mereka kecanduan, terutama bagi yang hobi bermain game. Kecanduan seperti ini
menyebabkan mereka kurang berinteraksi dengan orang lain.
d. Risiko penyalahgunaan
Kali ini adalah bahaya paten gadget bagi anak-anak terhadap penggunaan
gadget apabila kita tidak mengawasinya. Di balik kemudahan kita mengakses
informasi melalui gadget, akan menjadi riskan bagi anak-anak. Sudah banyak
kasus pelajar yang berbuat cabul akibat kecanduan pornografi melalui gadget. Ini
bisa membuat anak salah jalan, hingga membuat mereka melakukan hal–hal yang
menyimpang.
Petunjuk :
Bacalah pernyataan di bawah ini dan berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan apa
yang terjadi dalam kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan!
No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
1 Materi yang disampaikan dalam bimbingan
klasikal dibutuhkan peserta didik
CATATAN
...................................................................................................................................................
...................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
Keterangan :
4 = Sangat Baik
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
No PERNYATAAN SKOR
1 2 3 4
Total Skor =…
Keterangan:
4 = Sangat Setuju
3 = Setuju
2 = Cukup Setuju
1 = Kurang Setuju