Anda di halaman 1dari 7

PIMPINAN PUSAT

KELUARGA BESAR PUTRA PUTRI POLRI


( KBPP POLRI )
Sekretariat : Jl. Prapanca Dalam VI No. 9 Pela Mampang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
Telp : 021 – 22083600 Email : sekretariat.kbpppolri@gmail.com

SURAT KEPUTUSAN
------------------------------------------------------
No : SKEP-40/PP-KBPP POLRI/VIII/2018

TENTANG

PERATURAN ORGANISASI
DISIPLIN DAN SANKSI ORGANISASI KBPP POLRI

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa :

MENIMBANG : 1. Bahwa KBPP POLRI adalah Organisasi Kemasyarakatan


yang beranggotakan Putra Putri Keluarga Besar POLRI dan
masyarakat lainnya yang berfungsi menjembatani berbagai
latar belakang sosial anggotanya untuk menjalin
kerjasama.
2. Bahwa keanggotaan KBPP POLRI menganut Sistem
Keanggotaan yang stelsel aktif.
3. Bahwa dalam rangka memantapkan peran dan jati diri
anggota KBPP POLRI, perlu diatur suatu mekanisme
pemberian keanggotaan yang terpadu sejalan dengan
maksud, tujuan , dan fungsi organisasi.
4. Bahwa untuk itu perlu disempurnakan Surat Keptusan
Pimpinan Pusat KBPP POLRI Nomor : SKEP-40/PP KBPP
POLRI/VIII/2018 tentang Disiplin dan Sangsi Organisasi
KBPP POLRI.

MENGINGAT : 1. Surat Keputusan MUNAS IV KBPP POLRI Nomor : SKEP-


04/MUNAS/KBPP POLRI/V/2015 tentang Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga KBPP POLRI.
2. Surat Keputusan MUNAS IV KBPP POLRI Nomor : SKEP-
05/MUNAS/KBPP POLRI/V/2015 tentang Program Umum
KBPP POLRI.
3. Surat Keputusan MUNAS IV KBPP POLRI Nomor : SKEP-
06/MUNAS/KBPP POLRI/V/2015 tentang Program Khusus
KBPP POLRI.
4. Surat Keputusan Pimpinan Pusat KBPP POLRI Nomor :
SKEP-39/PP KBP POLRI/VIII/2018 tentang Peraturan
Organisasi Keanggotaan KBPP POLRI.

MEMPERHATIKAN : Saran dan Pendapat yang berkembang dalam Rapat Harian


Pimpinan Pusat KBPP POLRI.

52
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PERATURAN ORGANISASI DISIPILIN DAN SANKSI


ORGANISASI KBPP POLRI sebagai berikut :

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Disiplin Organisasi KBPP POLRI yang selanjutnya disebut Disiplin Organisasi,


merupakan suatu aturan, sistem nilai dan norma yang berlaku, baik tersurat
maupun tersirat, yang wajib ditaati dan dijalankan oleh seluruh anggota KBPP
POLRI, baik yang menjabat dalam kepengurusan maupun tidak.

Pasal 2

Sanksi Organisasi KBPP POLRI yang selanjutnya disebut Sanksi Organisasi


merupakan suatu tindakan berupa hukuman yang diambil organisasi baik
langsung maupun tidak langsung yang dijatuhkan kepada personil pengurus dan
atau anggota yang dengan sengaja telah melanggar Disiplin Organisasi

Pasal 3

Pembelaan Diri Pengurus dan atau Anggota KBPP POLRI yang selanjutnya
disebut Pembelaan Diri adalah suatu kesempatan yang diberikan kepada
pengurus dan atau anggota untuk melakukan pembelaan atas adanya Sanksi
Organisasi yang dijatuhkan kepadanya.

BAB II
DISIPLIN ORGANISASI

Pasal 4

Yang dimaksud dengan pelanggaran terhadap organisasi KBPP POLRI adalah :


1. Mengganti kewarganegaraan Republik Indonesia dengan warga negara lain.
2. Dengan sengaja telah merusak/mencemarkan/merendahkan nama baik dan
kewibawaan KBPP POLRI.
3. Dengan sengaja telah melanggar ketentuan yang telah diatur seperti yang
termuat dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga KBPP POLRI,
Keputusan MUNAS, dan atau keputusan lain yang telah diambil.
4. Pengguna dan atau Pengedar Narkotika dan obat – obatan terlarang lainnya.
5. Tersangkut tindak pidana.
6. Bagi Pimpinan KBPP POLRI di semua tingkatan yang tidak memenuhi
panggilan/undangan rapat – rapat yang wajib untuk dihadirinya sebanyak 5
(lima) kali berturut – turut tanpa pemberitahuan terlebih dahulu dengan
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

53
7. Bagi Pimpinan KBPP POLRI di semua tingkatan yang melanggar kewenangan
yang diberikan kepadanya pada saat mendapat mandat untuk menjalankan
tugas.
8. Tidak boleh merangkap jabatan dalam kepemimpinan KBPP POLRI.

Pasal 5

Keputusan yang menyatakan telah terjadi pelanggaran terhadap Disiplin


Organisasi diambil dalam Rapat Pleno yang diadakan khusus untuk itu.

Pasal 6

1. Penilaian pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang dilakukan oleh


pengurus diambil dalam Rapat Pleno pada semua tingkatan kepengurusan.
2. Kepada yang melakukan pelanggaran diberikan hak jawab secara lisan dan
atau tertulis, yang langsung disampaikan dalam Rapat Pleno pengurus.
3. Diterima atau tidaknya hak jawab tersebut diputuskan dalam Rapat Pleno
yang dimaksud.
4. Apabila hak jawab dimaksud tidak digunakan, maka penilaian sebagaimana
dimaksud pada Ayat 3 pasal ini dapat dilaksanakan.

Pasal 7
1. Penilaian pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang dilakukan oleh
anggota dapat langsung diambil dalam Rapat Pimpinan Pleno pada semua
tingkatan kepengurusan.
2. Kepada yang melakukan pelanggaran dapat dimintakan keterangan secara
lisan dan atau tertulis, yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan Pleno yang
diadakan untuk itu.
3. Diterima atau tidaknya keterangan tersebut diputuskan dalam rapat
dimaksud.
4. Apabila yang melakukan pelanggaran tidak dapat dan atau tidak bersedia
memberikan keterangan, maka penilaian sebagaimana dimaksud pada Ayat
3 pasal ini dapat dilaksanakan.

Pasal 8

1. Penilaian pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang dilakukan oleh


Ketua Pimpinan Daerah/Resor/Sektor/Sub Sektor dapat diambil dalam Rapat
Pleno pengurus pada tingkatan kepengurusan diatasnya setelah memperoleh
dan mempelajari dengan cermat masukan tentang pelanggaran tersebut,
serta memperhatikan dan mempertimbangkan dengan seksama pandangan
dan penilaian Dewan Penasehat sesuai tingkatan.
2. Kepada yang melakukan pelanggaran diberikan hak jawab secara lisan dan
atau tertulis yang disampaikan dalam Rapat Pleno pengurus setingkat
diatasnya yang khusus diadakan untuk itu.
3. Diterima atau tidaknya hak jawab tersebut diputuskan dalam Rapat Pimpinan
Pleno dimaksud.

54
4. Apabila hak jawab dimaksud tidak digunakan, maka penilaian sebagaimana
dimaksud pada Ayat 3 pasal ini dapat dilaksanakan.

Pasal 9

1. Penilaian pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang dilakukan oleh


Ketua Umum Pimpinan Pusat dapat diambil dalm Rapat Pimpinan Nasional
yang dihadiri oleh utusan dari sekurang – kurangnya 2/3 jumlah seluruh
Pimpinan Daerah.
2. Kepada Ketua Umum jika dinilai telah melakukan pelanggaran, diberikan hak
jawab secara lisan dan atau tertulis yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan
Nasional untuk itu.
3. Diterima atau tidaknya hak jawab tersebut diputuskan dalam Rapat Pimpinan
Nasional dimaksud.
4. Apabila hak jawab dimaksud tidak digunakan, maka penilaian sebagaimana
dimaksud pada Ayat 3 pasal ini dapat dilaksanakan.

Pasal 10

1. Penilaian pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang dilakukan oleh


Personil Dewan Pembin dan Dewan Penasehat dapat diambil diambil dalam
Rapat Pimpinan Pleno sesuai dengan tingkatannya.
2. Kepada yang melakukan pelanggaran diberikan hak jawab secara lisan lisan
dan atau tertulis yang disampaikan dalam Rapat Pimpinan Pleno.
3. Diterima atau tidaknya hak jawab tersebut diputuskan dalam Rapat Pimpinan
Pleno.
4. Apabila hak jawab dimaksud tidak digunakan, maka penilaian sebagaimana
dimaksud pada Ayat 3 pasal ini dapat dilaksanakan.

BAB III
SANKSI ORGANISASI

Pasal 11

1. Sanksi yang dikenakan terhadap pelanggaran Disiplin Organisasi adalah:


a. Peringatan Tertulis.
b. Diberhentikan Sementara Sebagai Pengurus.
c. Diberhentikan Sementara Sebagai Anggota.
d. Diberhentikan Sebagai Pengurus.
e. Diberhentikan Sebagai Anggota.
2. Wewenang pemberian sanksi:
a. Peringatan Tertulis diberikan oleh Pimpinan KBPP POLRI sesuai
tingkatannya.
b. Diberhentikan Sementara Sebagai Pengurus diberikan oleh Pimpinan
KBPP POLRI sesuai tingkatannya.
c. Diberhentikan Sementara Sebagai Anggota diberikan oleh Pimpinan
KBPP POLRI satu tingkat di atasnya.

55
d. Diberhentikan Sebagai Pengurus diberikan oleh Pimpinan KBPP POLRI
satu tingkat di atasnya.
e. Diberhentikan Sebagai Anggota diberikan oleh Pimpinan Pusat KBPP
POLRI.
3. Peraturan sanksi bagi permasalahan pasal 4 poin d dan e apabila sudah
ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik, maka diberhentikan sebagai
pengurus ataupun anggota oleh Pimpinan KBPP POLRI setingkat di atasnya.

Pasal 12

1. Mekanisme pemberian sanksi yang dikenakan oleh Pimpinan KBPP POLRI


sesuai tingkatannya terhadap pelaku pelanggaran adalah :
a. Pemberian Peringatan Tertulis Pertama.
b. Pemberian Peringatan Tertulis Kedua, apabila dalam jangka waktu 20
(dua puluh) hari pelaku pelanggaran mengabaikan dan atau tidak
mengindahkan peringatan tertulis pertama.
2. Apabila dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari sejak Peringatan Tertulis
kedua pelaku pelanggaran mengabaikan dan atau tidak mengindahkannya,
maka masalah ini akan dibahas melalui proses sebagaimana dimaksud pada
Pasal 6 – 10 Peraturan Organisasi ini.
3. Khusus untuk pelanggaran terhadap Disiplin Organisasi yang akibat
permanennya bersifat merugikan organisasi secara permanen dapat
dijatuhkan sanksi tanpa mekanisme peringatan adalah tetap memberi hak
jawab dan sanksi yang memberikan sesuai batas kewenangan sebagaimana
diatur dalam Pasal 11 Ayat 2.

Pasal 13

Apabila semua peringatan yang disampaikan kepada individu yang melanggar


Disiplin Organisasi ini diindahkan, namun masih dirasa kurang atau tidak
memuaskan, maka hal ini masih dapat dibahas sesuai ketentuan sebagaimana
dimaksud Pasal 6 – 10 Peraturan Organisasi ini.

Pasal 14

Apabila semua peringatan yang disampaikan kepada individu yang melangar


Disiplin Organisasi ini diabaikan dan atau tidak diindahkan, maka yang
bersangkutan diberhentikan sementara sebagai Pimpinan dan atau Anggota.

Pasal 15

Apabila Rapat yang membahas mengenai mekanisme Sanksi Organisasi


sebagaimana dimaksud pada Pasal 11 – 13 Peraturan Organisasi ini tidak dapat
mengambil keputusan secara musyawarah mufakat, maka keputusan diambil
dengan suara terbanyak.

56
Pasal 16

Jika dalam jangka waktu 6 ( enam ) bulan seorang pimpinan dan atau anggota
yang diberhentikan sementara dari pimpinan maupun keanggotaan tidak
memperlihatkan itikad baik untuk memperbaiki diri dan atau tidak melakukan
upaya Pembelaan Diri, maka organisasi dapat mengambil keputusan untuk
memberhentikan sebagai Pengurus dan atau Anggota.

BAB IV
PEMBELAAN DIRI

Pasal 17

1. Setiap pelaku pelanggaran yang dikenakan Sanksi Organisasi dapat


melakukan Pembelaan Diri.
2. Pembelaan Diri sebagaimana dimaksud Ayat (1) diajukan oleh yang
bersangkutan kepada Pimpinan KBPP POLRI satu tingkat di atasnya.

Pasal 18

Dalam jangka waktu selambat – lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah menerima


permohonan Pembelaan Diri, Pimpinan KBPP POLRI harus melaksanakan Rapat
untuk mendengarkan Pembelaan Diri yang bersangkutan.

Pasal 19

Pimpinan KBPP POLRI wajib memerhatikan muatan materi dan atau Langkah
Pembelaan Diri yang dilakukan oleh yang bersangkutan sebagai dasar
pengambilan keputusan diterima atau ditolaknya upaya Pembelaan Diri.

Pasal 20

Penerimaan atau penolakan Pimpinan Diri sebagaimana dimaksud Pasal 17 Ayat


(2) atas permohonan Pembelaan Diri yang disampaikan oleh pemohon ditetapkan
dalam Rapat Pleno yang diadakan khusus untuk itu.

Pasal 21

Jika upaya Pembelaan Diri sebagaimana dimaksud Pasal 17 Peraturan Organisasi


ini ditolak oleh Pimpinan KBPP POLRI, maka yang bersangkutan dapat
mengajukan pembelaan diri melalui MUNAS dan atau menempuh jalur hukum.

Pasal 22

Jika MUNAS dan atau jalur hukum yang ditempuh berhasil memenangkan yang
bersangkutan dan khusus yang melalui proses hukum telah dikeluarakan putusan
pengadilan berkekuatan hukum tetap, maka keputusan Pimpinan KBPP POLRI
yang menolak Pembelaan Diri harus dibatalkan.

57
Pasal 23

Pimpinan KBPP POLRI wajib mengembalikan status pemohon, baik sebagai


pengurus apabila masa periode kepengurusan belum berakhir maupun sebagai
anggota.

BAB V
KETENTUAN KHUSUS
Pasal 24

Jika pengadilan tingkat pertama yang memeriksa dan memutuskan suatu perkara
menyatakan bersalah kepada yang bersangkutan yang didakwa telah melakukan
tindak pidana yang diancam dengan hukuman minimal 4 (empat) tahun penjara,
maka terhadapnya dikenakan Sanksi Organisasi berupa pemberhentian dari
kepengurusan atau pemberhentian sementara dari keanggotaan.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 26

1. Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan diatur
dalam Petunjuk Pelaksanaan yang dibutuhkan.
2. Jika terdapat kekeliruan dalam Peraturan Organisasi ini akan dilakukan
perbaikan seperlunya.
3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Agustus 2018

Hormat Kami,
PIMPINAN PUSAT
KELUARGA BESAR PUTRA PUTRI POLRI

Ketua Umum, Sekretaris Jenderal,

AH. BIMO SURYONO, SE, SH PAUL ALEXANDER OROH, SH

58

Anda mungkin juga menyukai