Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
DISUSUN OLEH :
Disetujui Oleh :
Pembimbing
Puji syukur kamipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum Daerah Wates periode 26 Maret - 05 Mei
2018. Laporan Praktek Kerja Lapangan di Rumah Sakit Umum Daerah Wates ini disusun
sebagai salah satu syarat kelulusan serta mendapatkan gelar Ahli Madya pada Program Studi
D3 Farmasi di Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini tentunya
tidak lepas dari dukungan banyak pihak yang telah membantu, baik dari segi bimbingan,
motivasi, petunjuk, maupun saran. Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Hj. Yuli Puspito Rini, M. Si., selaku Direktur Politeknik Kesehatan Bhakti
Setya Indonesia Yogyakarta.
2. Ibu Nur Ismiyati, M, Sc., Apt.,selaku Ketua Program Studi D3 Farmasi Politeknik
Kesehatan Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta.
3. Ibu dr. Lies Indriyati,Sp. Apt., selaku Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah
Wates.
4. Ibu Dra. Reti Herminingsih, Apt., selaku Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah Wates.
5. Bapak M. Sunnie, S.Si, Apt., selaku Penanggung Jawab Pengelolaan Perbekalan
Farmasi di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Wates.
6. Ibu Yustriwani, S. Farm., Apt., selaku Penanggung Jawab Pelayanan Rawat Inap dan
Farmasi Klinik Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Wates.
7. Ibu Yuni Rakhmawati, S.Farm., Apt., selaku Penanggung Jawab Pelayanan Rawat
Jalan Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Wates.
8. Ibu Eny Nur Malikhah. S. Farm., Apt., selaku Penanggung JawabDiklat dan
Manajemen Mutu serta selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing dan membantu dalam penyusunan laporan
Praktek Kerja Lapangan.
9. Bapak Didik Yuni Prasetya, M.Sc., Apt., selaku Penanggung Jawab Pelayanan
Farmasi Klinik Rumah Sakit Umum Daerah Wates.
10. Ibu Tri lestari, M.Sc., Apt., selaku dosen pembimbing Praktek Kerja Lapangan yang
telah memberikan bimbingan dan saran sehingga tersusunnya laporan ini.
11. Seluruh karyawan Instalasi Farmasi RSUD Wates yang telah membantu dan mengajar
kami selama Praktek Kerja Lapangan berlangsung.
12. Kedua orang tua dan keluarga kami atas segala doa, semangat, dukungan dan motivasi
yang telah diberikan sehingga laporan Praktek Kerja Lapangan ini kami selesaikan.
13. Semua pihak yang telah memberikan bantuan, masukan dan pemikiran sehingga
penyusun dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................................. 3
C. Manfaat ............................................................................................................ 4
D. Ruang Lingkup ................................................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 6
A. Gambaran Umum Tentang Rumah Sakit ......................................................... 6
B. Gambaran Umum Instalasi Farmasi Rumah Sakit ........................................... 8
C. Rumah Sakit Umum Daerah Wates ................................................................. 11
D. Instalasi Farmasi di RSUD Wates .................................................................... 24
BAB III KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) 34
DAN PEMBAHASAN
A. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ................................................................... 34
B. Pembahasan ...................................................................................................... 38
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................... 53
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 53
B. Saran................................................................................................................. 54
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 55
LAMPIRAN..................................................................................................................... 56
DAFTAR TABEL
Lampiran 17. Daftar Obat Look A Like Sound A Like (LASA) .............................................. 65
Lampiran 19. Kartu Permintaan Obat dan Alat Kesehatan Pasien Rawat Inap ..................... 66
A. Latar Belakang
Kebutuhan utama manusia salah satunya adalah kesehatan, secara umum kesehatan
merupakan suatu gambaran seseorang yang mempunyai kondisi sehat jasmani dan sehat
rohani, dengan didukung oleh perkembangan jiwa dan raga,mental, spiritual maupun
sosial yang selaras dengan tingkat perkembangan kehidupan seseorang. Dengan kondisi
yang sehatseseorang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis, dengan demikian
seseorang dapat menjalani dan melakukan aktivitasnya dengan baik. Untuk mencapai
keadaan sehat, seseorang memerlukan upaya yang meliputi pencegahan penyakit
(preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
peningkatan kesehatan (promotif). Selain dari pada itu perlu adanya keselarasan dalam
membangun kesehatan secara personal, yakni adanya tanggung jawab untuk
mendapatkan taraf kesehatan yang optimal dalam kehidupannya. Dengan cara berusaha
dan berupaya mendapatkan sarana prasarana kesehatan yang yang baik.
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai
salah satu unsur kesejahteraan.Kesehatan adalah salah satu unsur kesejahteraan umum
yang dapat diwujudkan melalui pembangunan hidup sehat secara berkesinambunganyang
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.Untuk mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, perlu diselenggarakan upaya kesehatan yang
dilaksanakan secara menyuluruh, terpadu dan berkesimbungan. Salah satu upaya
penyelenggaraan kesehatan adalah dengan pelayanan sarana kesehatan seperti tertuang
dalam UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan yang menerangkan bahwa salah satu
unsur kesehatan adalah sarana kesehatan. Sarana kesehatan meliputi balai Kesehatan,
Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus dan sarana
kesehatan lainnya.
Rumah sakit merupakan salah satu sarana pembangunan kesehatan yang bertujuan
untuk melayani dan mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
Rumah sakit merupakan organisasi kesehatan yang kompleks, sebagai kesatuan terlatih
dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah penanganan kesehatan, yang
bertujuan untuk pemulihan danpencapaian kesehatan optimal. Untuk mewujudkan derajat
pelayanan kesehatan, sebuah rumah sakit memerlukan adanya instalasi yang merupakan
unit dalam rumah sakit, yang dipimpin oleh seorang yang terlatih, terdidik dan
profesional kerja dalam bidangnya, yang mempunyai tanggungjawab dalam pengelolaan
pelayanan kesehatan.
Salah satu instalasi yang harus ada dalam rumah sakit adalah Instalasi farmasi.
Dalam pelayanan dan realisasi tugas di instalasi farmasi harus dilaksanakan oleh tenaga
kefarmasian dan dibantu oleh tenaga administrasi yang memenuhi persyaratan undang-
undang,terlatih, terdidik dan profesional kerja serta bertanggung jawab atas seluruh
pekerjaan dan pelayanan kefarmasian.
Tenaga kefarmasian yaitu salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kesehatan
kepada masyarakat yang mempunyai peranan penting karena terkait langsung dengan
pemberian pelayanan kefarmasian. Pelayanan di rumah sakit saat ini harus mengubah
orientasi dari orientasi pemberian obat (drug oriented) menjadi orientasi pelayanan
pasien (patient oriented)dengan berasaskan asuhan kefarmasian (pharmaceutical care).
Kegiatan pelayanan farmasi yang terjadinya hanya berfokus pada pengelolaan obat
sebagai komoditi harus diubah menjadi pelayanan yang komprehensif dan bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Pelayanan di instalasi farmasi rumah sakit diperlukan standar pelayanan kefarmarmasian
yang optimal, yang meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis
habis pakai dan pelayanan farmasi klinik. Oleh karena itu, tenaga kefarmasian yang
profesional diperlukan untuk menunjang pelayanan farmasi yang optimal. Untuk
mendapatkan tenaga farmasi yang berkualitas bisa dilakukan dengan pendidikan dan
pelatihan. Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu upaya meningkatkan pengetahuan,
pemahaman, keterampilan serta kemampuan di bidang kefarmasian atau bidang yang
berkaitan dengan kefarmasian. Dalam melaksanakan pendidikan, proses pembelajaran
tidak terbatas dalam kelas saja, proses pendidikan juga dapat dilaksanakan di luar kelas
bahkan di luar institusi pendidikan dalam bentuk Praktek Kerja Lapangan.
Dengan demikian, Poltekkes Bhakti Setya Indonesia Yogyakarta Program Studi D3
Farmasi bekerjasama dengan RSUD Wates melaksanakan Praktek Kerja Lapangan bagi
mahasiswanya,sebagai salah satu syarat kelulusan serta mendapatkan gelar Ahli Madya
pada Program Studi D3 Farmasi di Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia. Melalui
PKL ini diharapkan mahasiswa mampu belajar dan terjun langsung ke lapangan untuk
menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya pada waktu di bangku
kuliah. Ilmu yang didapat di bangku kuliah belum cukup untuk dapat diterapkan di
lapangan, sehingga perlu diberikan pengetahuan-pengetahuan teknis dalam
pelaksanaannya, dimaksudkan agar setelah menjadi Ahli Madya Farmasi atau Tenaga
Teknis Kefarmasian siap dicetak menjadi tenaga kefarmasian yang professional.
B. Tujuan
Mahasiswa D-3 Farmasi Poltekkes BSI Yogjakarta melakukan PKL di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Wates bertujuan untukmendapatkan ilmu tentang kefarmasian
dan terapan pelayanannya dengan terjun langsung kelapangan, belajar secara nyata
berkenaan dengan terapan dan relisasi keilmuan kefarmasian, sesuai dengan ilmu
pengentahuan yang telah diperoleh sebelumnya pada waktu di bangku kuliah. Ilmu yang
di dapat di bangku kuliah belum cukup untuk di terapkan di lapangan, sehingga perlu
diberikan pengetahuan-pengetahuan teknis, supaya setelah menjadi Ahli Madya Farmasi
siap menjadi tenaga kefarmasian yang profesional. Selain itu sebagai salah satu syarat
kelulusan serta mendapatkan gelar Ahli Madya pada program studi D3 Farmasi di
Politeknik Kesehatan Bhakti Setya Indonesia.
Sedang tujuan yang lain dari terlaksananya PKL ini adalah :
1. Tujuan Umum
Mengetahui, memahamidan mempraktekan manajemen pengelolaan obatmulai dari
perencanaan, pengandaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan,
penarikan dan administrasi kefarmasian di instalasi farmasi sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Tujuan Khusus.
a. Mengetahui gambaran umum mengenai Instalasi Farmasi RSUD Wates.
b. Mengetahui manajemen pemilihan obat di Unit Farmasi RSUD Wates.
c. Mengetahui manajemen perencanaan obat di Unit Farmasi RSUD Wates.
d. Mengetahui manajemen pengadaan obat di Unit Farmasi RSUD Wates.
e. Mengetahui manajemen penerimaan obat di Unit Farmasi RSUD Wates.
f. Mengetahui manajemen penyimpanan obat di Unit Farmasi RSUD Wates.
g. Mengetahui manajemen pendistribusian obat pada pasien rawat jalan dan rawat
inap di Unit Farmasi RSUD Wates.
h. Mengetahui manajemen pendistribusian obat pada pasien operasi di Instalasi
Rumah Sakit bagian Satelit Instalasi Bedah Sentral.
i. Mengetahui manajemen pendistribusian obat pada pasien gawat darurat di Instalasi
Gawat Darurat (IGD).
j. Mengetahui manajemen pemusnahan dan penarikan obat di Unit Farmasi RSUD
Wates.
k. Mengetahui manajemen administrasi di Unit Farmasi RSUD Wates.
l. Mengetahui peran Apoteker dan Tenaga teknis kefarmasian dalam mengelola obat
di rumah sakit dan melaksanakan asuhan kefarmasian (pharmaceutical care).
C. Manfaat
Manfaat PKLadalah sebagai berikut :
1. Bagi Institusi
a. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa sebagai dasar penilaian mutu
institusi.
b. Mengetahui kesesuaian ilmu yang diperoleh di Institusi dengan rumah sakit.
c. Terjalinnya kerjasama antara institusi dengan lembaga lain yang menjadi lahan
PKL (Praktek Kerja Lapangan).
2. Bagi Rumah Sakit
a. Terjalin kerjasama yang baik antara institusi Poltekkes BSI dan RSUD Wates
b. Peningkatan kemampuan Tenaga Tehnis Kefarmasian.
c. Sebagai bahan masukan bagi pihak rumah sakit untuk meningkatkan mutu
pelayanan di bidang farmasi rumah sakit.
3. Bagi Mahasiswa
a. Mampu memahami, dan mempraktekan ilmu manajemen pengelolaan obat di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
b. Dapat menerapkan ilmu yang didapat pada saat di bangku kuliah dalam praktek
kerja lapangan.
c. Mengetahui tehnis, sistem dan kebijakan dalam penerapan ilmu kefarmasian di
instalasi farmasi rumah sakit.
D. Ruang Lingkup
1. Waktu
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RSUD Wates dilaksanakan dari
tanggal 26 April – 05 Mei 2018.Pembagian waktu PKL mendasar pada jadwal shift
yang berlaku di Instalasi Farmasi RSUD Wates, yaitu :
a. Shift pagi : 08.00-14.00
b. Shift siang : 10.00-16.00
c. Shift sore rawat jalan : 12.00-18.00
d. Shift sore : 14.00-20.00
e. Shift malam : 20.00- 08.00
2. Lokasi
Lokasi Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah di RSUD Wates
Kabupaten Kulon Progo dengan alamat di Jl. Tentara Pelajar Km. 1 No. 5 Wates,
Kulon Progo, Yogyakarta 55611.
3. Materi
Materi dari praktek kerja lapangan adalah manajemen pengelolaan farmasi dan
pelayanan kefarmasian di RSUD Wates.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Direktur
Memimpin seluruh petugas pelayanan kesehatan untuk pelaksanaan tugas
Rumah Sakit dengan cara membuat program kerja, mengkoordinasi dan membina
bawahan, mengevaluasi pelaksanaan program dengan tujuan agar Rumah Sakit
Umum dapat tercapai secaraefektif dan efesien.
b. Wakil Direktur Administrasi Umum dan Keuangan
1) Bagian Umum dan Kepegawaian
a) Sub Bagian Umum
Membagi tugas, memberi petunjuk, memeriksa, mengawasi dan membuat
laporan pelaksanaan tugas urusan umum dan rumah tangga dengan
berpedoman pada peraturan, petunjuk pelaksanaan teknis agar pelaksanaan
tugas berdaya guna dan berhasil guna.
b) Sub Bagian Kepegawaian
Membagi tugas, memberi petunjuk, memerikasa, mengkoreksi, membuat
konsep usulan mutasi, promosi pegawai dengan berpedoman pada petunjuk
atasan dan peraturan yang berlaku agar pelaksanaan tugas dapat berda guna
dan berhasil guna.
c) Sub Bagian Pendidikan dan Pelatihan
Melaksanakan kegiatan perencanaan dan penyusunan program,
merencanakan dan mengkordinasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan serta
penelitian dan pengembangan, pengelolaan SIM Rumah Sakit,
mengordinasikan seluruh kebutuhan pelayanan pendidikan, pelatihan,
penelitian, dan pengembangan serta melakukan bimbingan pelaksanaan,
pemantauan, pengawasan dan peniliaian pelaksanaan kegiatan pelatihan,
penelitian dan pengembangan serta melaksanakan tugas-tugas lain yang
diberikan oleh Direktur Rumah Sakit.
2) Bagian Keuangan
a) Sub Bagian Akutansi dan Pembendaharaan
Membagi tugas, memberi petunjuk, mengoreksi pelaksanaan tugas,
melaporkan pelaksanaaan tugas, mengelola anggaran rutin dengan
berpedoman pada petunjuk atasan dan pedoman kerja yang ada, sesuia
dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan daerah, agar pelaksanaan tugas
berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
b) Sub Bagian Perencanaan dan Angaran
Melaksanakan kegiatan perencanaan dan penyusunan program,
melaksanakan pengawasan, pengendalian dan penilaian terhadap pelaksanaan
program rekam medik dan informasi pendidikan, pelatihan, serta medik,
informasi, dokumentasi, hukum dan hubungan masyarakat, publikasi
pemasaran sosial, mengelola dokumen rekam medik dan merencanakan dan
mengkoordinasikan seluruh kebutuhan kegiatan pelayanan pendidikan,
pelatihan, penelitian dan pengembangan serta melakukan bimbingan
pelaksaan, pemantauan, pengawasan dan penilaian pelaksanaan kegiatan
pelatihan, penelitian dan pengembangan.
c) Sub Bagian Pendapatan
Menyusun program kerja sub bidang pendapatan, melakukan kegiatan
penerimaan atau pendapatan, melakukan penagihan yang seharusnya
merupakan pendapatan RSUD, menyelenggarakan pembukuan penerimaan
atau pendapatan, melaksanakan penyetoran pendapatanbagian kas daerah
mengadakan perhitungan dan memisahkan jasa pelayanan kesehatan.
c. Wakil Direktur Pelayanan
1) Bidang Pelayanan Medis dan Pengembangan Mutu
a) Seksi Pelayanan Medis
Menyusun rencana kebutuhan, melaksanakan program kerja, memberi
arahan, mengoreksi konsep tugas-tugas bawahan dan membuat laporan
pelaksanaan tugas mengonsep, menulis, memerintah agar pelaksanaan tugas
dapat terkendali dan sesuai rencana program yang telah direncanakan.
b) Seksi Pengembangan Mutu dan Audit Pelayanan
Melakukan kegiatan perencanaan dan penyusunan program, melaksanakan
pengawasan, pengendalian dan penilaian terhadap program rekam medik,
informasi, dokumentasi, hukum, hubungan masyarakat, dan publikasi
pemasaran sosial.
2) Bidang Pelayanan Penunjang Medis
a) Seksi Penunjang Diagnotik dan Logistik
Menyusun rencana, memberikan petunjuk mengawasi, mengendalikan,
menilai dan mengembangkan serta menyajikan sarana penunjang diagnotik
dan logistik yang dibutuhkan Rumah Sakit dan melaporkan secara berkala
dalam waktu tertentu.
b) Seksi Rekam Medis dan Informasi
Menyusun rencana, memberikan petunjuk mengawasi, mengendalikan,
menilai dan mengembangkan serta menyajikan data informasi yang
dibutuhkan Rumah Sakit dan melaporkan secara berkala dalam waktu
tertentu.
c) Bidang Keperawatan dan Kebidanan
Merencanakan mengkoordinasi, membagi tugas, memberi tugas petunjuk,
mengevaluasi, membimbing dan melaporkan tugas sub bidang keperawatan
dan sub bidang dengan pedoman pada program kerja rumah sakit umum
daerah untuk melancarkan pelaksanaan tugas. Bidang Keperawatan dan
Kebidanan terdiri dari: Seksi keperawatan dan Seksi kebidanan
d) Kelompok Jabatan dan Fungsional
Jabatan Fungsional merupakan kedudukan yang menunjukan tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak seseorang pegawai negeri sipil daerah di
RSUD yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian dan
ketrampilan tertentu sertaa bersifat mandiri pangkatnya diisyaratkan dengan
angka kredit.
c. Pelayanan Penunjang
Dalam pelayanan lainnya atau pelayanan penunjang di RSUD Wates meliputi:
1) Instalasi Farmasi (24 jam)
2) Instalasi Laboratorium Klinik (24 jam)
3) Instalasi Radiologi (24 jam)
4) Intalasi Gizi
5) Instalasi Bedah Sentral
6) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit dan Pemulasan Jenazah
7) Pelayanan Ambulance dan Mobil Jenazah
8) Pelayanan Koperasi
9) Pelayanan dan Ketertiban dan Keamanan.
11. Fasilitas yang di miliki RSUD Wates
Fasilitas pelayanan yang di miliki pada rawat jalan di RSUD Wates, antara lain:
a. Poliklinik
1) Poliklinik Fisioterapi/ Rehabilitas Medis
2) Poliklinik Kebidanan
3) Poliklinik Penyakit Anak
4) Poliklinik Bedah
5) Poliklinik Penyakit Dalam
6) Poliklinik Penyakit Jiwa
7) Poliklinik Gizi
8) Poliklinik Gigi dan Mulut
9) Poliklinik Kulit dan Kelamin
10) Poliklinik Mata
11) Poliklinik THT
12) Poliklinik Syaraf
13) Poliklinik Anastesi
14) Instalasi Gawat Darurat 24 jam
15) Poliklinik Jantung
b. Poliklinik Sore
1) Poliklinik Anak
2) Poliklinik Bedah
3) Poliklinik Bedah Digesti
4) Poliklinik Jantung
12. Jadwal Pelayanan
a. Poliklinik buka hari Senin-Sabtu sesuai dengan jam kerja.
1) Poliklinik Fisioterapi/ Rehabilitas Medis
2) Poliklinik Gigi dan Mulut
3) Poliklinik Kulit dan Kelamin
4) Poliklinik Mata
5) Poliklinik Kebidanan
6) Poliklinik Poliklinik THT
7) Poliklinik Syaraf
8) Poliklinik Anastesi
9) Penyakit Anak
10) Poliklinik Penyakit Bedah
11) Poliklinik Penyakit Dalam
12) Poliklinik Penyakit Jiwa.
b. Poliklinik yang buka tidak setiap hari.
Poliklinik Gizi buka tiap hari Senin, Selasa dan Kamis.
Poliklinik Jantung buka tiap hari Selasa dan Kamis (poli sore)
c. Instalasi yang buka 24 jam.
1) Instalasi Gawat Darurat buka (24 jam).
2) Instalasi Farmasi (24 jam)
3) Instalasi Laboratorium Klinik (24 jam)
4) Instalasi Radiologi (24 jam)
Pelaksana
Pelaksana
Penyimpanan Pelaksana Pelaksana Pelaksana
Pelayanan
Perbekalan Unit Farmasi Unit Farmasi Administrasi
Farmasi Klinik
Farmasi Rawat Jalan Rawat Inap Umum
Gudang
Pelaksana
Pelaksana Tim
Administrasi Pelaksana
Satelit Manajemen
Perbekalan Satelit
Farmasi IBS & Mutu
Farmasi Farmasi IGD
ICU Farmasi
Gudang
Pelaksana
Administrasi Pelaksana Pelaksana
Pengelolaan Administrasi Administrasi
Perbekalan Pelayanan Pelayanan
Farmasi
Pelaksana
Distribusi
Perbekalan
Farmasi
Pelaksana
Produksi
BAB III
KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)
DAN PEMBAHASAN
Praktek Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa Poltekkes BSI di Instalasi farmasi RSUD
Wates dilaksanakan pada tanggal 26 Maret sampai dengan 05 Mei 2018. Sasaran Praktek
Kerja Lapangan (PKL) mahasiswa Poltekkes BSI di RSUD Wates meliputi lima bagian,
yaitu :
1. Pengelolaan perbekalan farmasi dan gudang
2. Pelayanan unit rawat jalan.
3. Pelayanan unit rawat inap.
4. Pelayanan farmasi di Instalasi Gawat Darurat (IGD).
5. Pelayanan farmasi di Instalasi Bedah Sentral(IBS).
6. Pelayanan farmasi klinis
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Instalasi farmasi RSUD Wates dibagi
dalam shift kerja , yaitu :
No Tempat Shift Pagi Shift Siang Shift Sore Shift Malam
1 Gudang Farmasi 08.00-14.00 - - -
2 Unit Rawat Jalan 08.00-14.00 10.00-16.00 12.00-18.00 -
3 Unit Rawat Inap 08.00-14.00 10.00-16.00 14.00-20.00 20.00-08.00
4 Pelayan Farmasi IGD 08.00-14.00 - 14.00-20.00 20.00-08.00
5 Pelayan Farmasi IBS 07.30-14.00 - 14.00-20.00 -
Setiap mahasiswa mendapatkan tugas masuk kerja shift malam 2 kali dalam sebulan.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan di masing-masing bagian pelayanan farmasi
adalah sebagai berikut :
A. Pengelolaan Perbekalan Farmasi dan Gudang.
Gudang adalah tempat penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, dan
pemeliharaan barang persediaan berupa obat, alat kesehatan, dan perbekalan kesehatan
lainnya yang tujuannya akan digunakan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan.
Gudang farmasi mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpanan yang merupakan
kegiatan dan usaha untuk mengelola barang persediaan farmasi yang dilakukan
sedemikian rupa agar kualitas dapat diperhatikan, barang terhindar dari kerusakan
fisik, pencarian barang mudah dan cepat, barang aman dari pencuri dan mempermudah
pengawasan stok. Gudang farmasi berperan sebagai jantung dari managemen logistik
karena sangat menentukan kelancaran dari pendistribusian.Dalam hal ini gudang
farmasi memiliki fungsi seperti penerimaan, penyimpanan, pengeluaran obat.
Proses pengelolaan perbekalan farmasi dan alat kesehatan adalah suatu proses
yang berkesinambungan yang dimulai dari pemilihan, perencanaan, penganggaran,
pengadaan, penerimaan, produksi, penyimpanan, distribusi, peracikan, pengendalian,
pengembalian, pemusnahan, pencatatan dan pelaporan, jaminan mutu serta monitoring
dan evaluasi yang didukung oleh kebijakan, SDM, pembiayaan dan sistem informasi
manajemen yang efisien dan efektif.
Setelah melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di gudang selama 1,5
bulan di Instalasi Farmasi RSUD Wates, dapat kita bahas sebagai berikut :
a. Pemilihan
Pemilihan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Wates dilakukan
instalasi farmasi yang berkoordinasi dengan Tim Farmasi dan Terapi (TFT).
Pemilihan perbekalan farmasi berdasarkan formularium rumah sakit yang disusun
oleh Tim Farmasi dan Terapi.
Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan jenis sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan. Pemilihan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai ini berdasarkan
formularium dan standar pengobatan/pedoman diagnosa, standar sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang telah ditetapkan, pola penyakit,
efektivitas dan keamanan, pengobatan berbasis bukti, mutu, harga, dan ketersediaan
di pasaran.
Fungsi pemilihan adalah untuk menentukan perbekalan farmasi yang benar-
benar diperlukan sesuai dengan jumlah pasien/kunjungan dan pola penyakit
dirumah sakit.
Formularium rumah sakit merupakan daftar obat dengan nama generik yang
disepakati staf medis, disusun oleh komite/tim farmasi dan terapi yang ditetapkan
oleh pimpinan rumah sakit dan direvisi sekurang-kurangnya satu kali dalam satu
tahun.
Kriteria pemilihan obat untuk masuk Formularium rumah sakit:
1) Diutamakan obat yang masuk formularium nasional
2) Diutamakan obat yang ada dalam daftar E-Katalog
3) Mengutamakan penggunaan obat generik
4) Memiliki rasio manfaat dan resiko yang paling menguntungkan pasien
5) Mutu terjamin, termasuk stabilitas dan bioavailabilitas
6) Praktis dalam penyimpanan dan distribusi
7) Menguntungkan dalam hal kepatuhan dan pemakaian obat pasien
8) Memiliki rasio manfaat/-biaya (benefit-cost ratio) yang tertinggi berdasarkan
biaya langsung dan tidak langsung
9) Obat lain yang terbukti paling efektif secara ilmiah dan aman (evidence based
medicines) yang paling dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yang
terjangkau.
b. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses yang dilakukan oleh Kepala Instalasi Farmasi
untuk merencanakan perbekalan farmasi yang diperlukan untuk pelayanan selama
periode tertentu. Perencanaan menggunakan metode konsumsi, epidemiologi dan
metode kombinasi dari keduanya. Hal tersebut didasarkan atas stok yang masih ada,
pemakaian rata-rata periode yang lalu serta disesuaikan dengan anggaran yang
tersedia. Penyusunan perencanaan dilakukan bulanan dan tahunan. Perencanaan
tahunan dilakukan untuk menentukan anggaran rencana kebutuhan obat selama satu
tahun. Perencanaan bulanan yaitu implementasi dari perencanaan tahunan untuk
melaksanakan pengadaan tiap bulannya.
Perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periode
pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan hasil kegiatan terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu
dan efisien di Unit Farmasi Rawat Inap RSUD Wates.
Perencanaan di Rumah Sakit Umum Daerah Wates dilakukan menggunakan
metode konsumsi, epidemiologi dan kombinasi, dengan mempertimbangkan pola
penyakit dan pengembangan pelayanan.
Penyusunan perencanaan perbekalan farmasi dilakukan tahunan dan
bulanan.Perencanaan perbekalan farmasi tahunan dibuat dengan
mempertimbangkan pola konsumsi, stok yang masih ada dan anggaran sesuai
ketentuan.Perencanaan bulanan dibuat untuk menjabarkan perencanaan tahunan
untuk melaksanakan pengadaan tiap bulannya.
Perencanaan dilakukan untuk menghindari kekosongan obat, dengan mendasar
pada kartu stok dan stok fisik sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai yang sudah menipis di unit farmasi rawat inap, termasuksediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang jarang terpakai /
digunakan (slow moving) atau yang sering terpakai / digunakan (fast moving).
c. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan merealisasikan perencanaan kebutuhan
kefarmasian di unit farmasi rawat inap ke gudang farmasi. Pengadaan dilakukan
secara berkesinambungan yang dimulai dari pemilihan, penentuan jumlah,
penyesuaian kebutuhan dengan mengajukan blangko permintaan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai ke gudang farmasi RSUD Wates.
Pengadaan obat dan alat kesehatan dilakukan setelah dilakukannya perencanaan.
Pengadaan barang di Rumah Sakit Umum Daerah Wates berasal dari pembelian
langsung ke PBF resmi, produksi sendiri dan sumbangan/ hibah. Pengadaan
perbekalan farmasi dilakukan dengan pemesanan secara langsung kepada PBF
resmi dengan prosedur sebagai berikut : membuat rencana pengadaan oleh kepala
instalasi farmasi, tim pengadaan membuat surat pesanan (SP) perbekalan farmasi
yang ditunjuk.
Pengadaan obat dan alat kesehatan di RSUD Wates juga dilakukan dengan
menggunakan e-purchasing atau secara sistem elektronik dan sistem non
elektronik. Pengadaan secara sistem elektronik dilakukan oleh Kepala Instalasi
Farmasi RSUD Wates diajukan kepada direktur rumah sakit untuk mendapatkan
persetujuan. Pihak rumah sakit mengajukan kepada pemerintah daerah untuk
melakukan order, setelah ada jawaban dari Lembaga Kebijakan Pengadan
Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) maka akan didapat surah perintah kerja distributor,
surat pesanan dicetak dilakukan input data ke distributor, kemudian dilakukan
pengiriman barang. Pengadaan barang dan jasa melalui sistem elektronik lebih
efisien dan efektif, sedangkan pengadaan menggunakan sistem non elektronik
dilakukan oleh panitia pengadaan dilakukan dengan menulis surat pesanan ke PBF
yang sudah ditentukan kemudian dipesan sales dari PBF tersebut dan kemudian
barang diantarkan.Jika dalam proses E-Purchasing mengalami kendala maka
pengadaannya dengan cara pembelian langsung. Pengadaan dengan pembelian
langsung juga untuk obat yang habis atau menipis atau bersifat cito/segera.
Pengadaan obat yang berasal dari sumbangan berdasarkan kebutuhan sesuai
program yang ada di RSUD Wates.Permintaan ditujukan kepada Institusi sebagai
pemilik perbekalan farmasi yang diminta dengan disetujui Kepala Instalasi Farmasi
dan atau Direktur.Pengambilan perbekalan farmasi ke Instansi yang dituju
dilakukan dengan berkoordinasi dengan pihak terkait.
Pengadaan Narkotika dilakukan dengan menggunakan Surat Pesanan ke PBF
Kimia Farma. Surat Pemesanan dibuat 5 rangkap dengan warna yang berbeda-beda
(1 lembar untuk PBF Kimia Farma Daerah, 1 lembar untuk PBF Kimia Farma
pusat, 1 lembar untuk Dinas Kesesehatan Provinsi, 1 lembar untuk Balai Besar
POM dan 1 lembar untuk arsip Rumah Sakit). Dalam surat pesanan hanya terdapat
1 item narkotika. Sedangkan untuk Psikotropika dengan surat pesanan ke PBF yang
sudah ditentukan oleh pemerintah dan dibuat 3 rangkap (1 lembar untuk PBF 1
lembar untuk panitia dan 1 lembar untuk arsip) surat pesanan harus ditandatangani
oleh Apoteker.
d. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kecocokan blangko
permintaan sediaan farmasi di unit Rawat Inap dengan barang sediaan farmasi yang
diterima dari gudang farmasi, juga untuk menjamin kesesuaian jenis, spesifikasi,
jumlah, mutu, waktu penyerahan, syarat suhu kelembaban dan ketentuan yang lain
yang diperlukan, semisal khusus untuk obat psikotropika dan narkotika.
Penerimaan barang di RSUD Wates dilakukan oleh panitia penerima atau
petugas farmasi yang diberi tanggung jawab apabila panitia penerima tidak ada di
tempat.Petugas menerima perbekalan farmasi dengan mencocokan faktur dan
barang yang diterima menggunakan “checklist”. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi keabsahan faktur, keabsahan barang, jumlah, suhu, no batch, tanggal
kadaluarsa (bila tanggal kadaluarsa pendek/kurang dari 2 tahun konfirmasi dengan
tim pengadaan). Bila pengiriman sudah sesuai maka petugas menandatangani faktur
pengiriman disertai nama, tanggal penerimaan, dan stempel. Tembusan faktur
diambil untuk arsip di gudang farmasi.Bila pengiriman tidak sesuai maka dilakukan
retur dengan cara mencocokkan nomor batch obat dan alkes dengan nomor batch
faktur atau dibuat tanda terima terlebih dahulu. Petugas menyerahkan perbekalan
farmasi yang sudah diterima kepada petugas gudang.
Obat dan alat kesehatan yang dikirim dari PBF diterima oleh panitia penerimaan
barang di RSUD Wates yang kemudian dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan
barang yang dilakukan meliputi kesesuaian surat pesanan dengan faktur, jumlah
obat, no batch, tanggal kadaluwarsa, syarat suhu, kesesuaian barang dan kondisi
fisik. Apabila barang yang diterima sudah cocok, maka petugas menandatangani
faktur serta memberi nama terang, SIK penerima, tanggal penerimaan dan stempel
gudang farmasi sebagai bukti penerimaan barang.
Kemudian petugas bagian gudang menyetok obat yang masuk pada kartu stok.
Pencatatan pada kartu stok yaitu dengan menuliskan nama PBF obat, jumlah obat
yang masuk, nomor batch, tanggal kadaluarsa. Apabila pengiriman barang tidak
sesuai dengan jenis obat dan jumlah obat yang dipesan pada SP, maka barang
tersebut dikembalikan/diretur.
e. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan kegiatan untuk menjamin kualitas dan menjamin
keamanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan persyaratan kefarmasian.Persyaratan penyimpanan alat dan obat
kefarmasian yang dimaksud adalah meliputi syarat stabilitas dan keamanan,
sanitasi, cahaya, suhu, kelembaban, ventilasi, penggolongan jenis sediaan farmasi.
Perbekalan farmasi di RSUD Wates disimpan di tempat yang aman dari
pencurian dan gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat sesuai dengan
ketentuan. Penyimpanan harus menjamin stabilitas dan keamanan perbekalan
farmasi.
Penyimpanan yang dilakukan di unit farmasi adalah :
1) Disimpan sesuai alfabetis.
Sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai disimpan sesuai
dengan abjad, diatur sedemikian rupa dalam rak penyimpanan dengan urut
abjad, sehingga mempermudah dalam mencari dan menemukan keberadaan
sediaan farmasi.
2) Disimpan dengan sistem First Expired First Out (FEFO) dan prinsip First In
First Out (FIFO).
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dengan sistem First Expired First Out (FEFO) dan prinsip First In First Out
(FIFO), dengan sistem ambil sebelah kanan/ depan/ atas, dan menyimpan
sebelah kiri/ belakang/ bawah.
3) Disimpan dengan memperhatikan penamaan Look Alike Sound Alike (LASA).
Penyimpanan harus memperhatikan obat yang terlihat mirip atau memiliki
nama yang mirip atau Look Alike Sound Alike (LASA), tidak diletakkan
berdekatan satu sama yang lain, tetapi diberi jarak dan diberi label LASA.
4) Disimpan dengan memperhatikan High Alert Medication (HAM).
Penyimpanan obat yang masuk kategori obat yang memerlukan kewaspadaan
tinggi High Alert Medication (HAM), dalam penyimpanannya harus dipisahkan
dengan obat yang lain, terpisah serta diberi batas akses yang terbatas (Restrict
Access) dan dikasih label High Alert (HA).
Obat yang memerlukan kewaspadaan tinggi (High Alert Medication)
disimpan terpisah dan diberi tanda “High Alert”. Obat yang terlihat mirip atau
memilik nama yang hampir mirip tidak diletakkan berdekatan atau diberi jarak
serta diberi label LASA (Look Alike Sound Alike). Untuk perbekalan yang
termasuk bahan berbahaya dan beracun (B3) disimpan di ruangan khusus
tersendiri yang dilengkapi dengan alat pemadam api ringan dan diberi tanda
“Bahan Berbahaya”.
5) Disimpan dengan memperhatikan syarat suhu kelembaban.
Penyimpanan perbekalan farmasi yang termolabil disimpan dalam lemari
pendingin dengan suhu 2-8oC dan untuk perbekalan farmasi yang termostabil
disimpan pada suhu ruang berkisar 20-25oC, dan suhu harus dipantau setiap hari
(daftar obat terlampir).
6) Disimpan dengan memperhatikan jenis obat khusus.
Penyimpanan untuk obat khusus harus dilakukan dengan spesifikasi khusus,
dengan memperhatikan jenis obat khusus semisal :
(a) Perbekalan farmasi yang termasuk golongan bahan berbahaya dan beracun
(B3) disimpan dalam tempat yang khusus untuk penyimpanan B3, yang
dilengkapi dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan diberi label
“Bahan Berbahaya”
(b) Obat-obat jenis narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus,
doble lock dan kunci dipegang oleh petugas yang diberi kuasa.
Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika di RSUD Wates telah disimpan
dilemari khusus terpisah dari obat-obatan lainnya dan untuk penulisan stok
dibuat sendiri. Setiap obat-obatan narkotika diRSUD Wates diberikan label
“High Alert” Pengelolaan Narkotika dan Psikotropika telah sesuai dengan
Undang-Undang. Suhu di dalam gudang selalu di pantau dan dicatat setiap
harinya dengan ketentuan suhu ruang 25°C dan suhu dingin antara 2-8°C.
Penyimpanan Narkotika dan Psikotropika yang ada di Rumah Sakit dan
apotek harus disimpan sesuai dengan ketentukan PERMENKES RI
No.28/MENKES/PER/I/1978 tentang tata cara penyimpanan Narkotika
yaitu pasal 5 yang menyebutkan bahwa Apotek harus mempunyai tempat
khusus untuk menyimpan Narkotika yang memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
(1) Lemari harus dibuat sepenuhnya dari kayu atau bahan lain yang kuat
(2) Lemari harus mempunyai kunci yang kuat
(3) Lemari di bagi 2 : masing-masing dengan kunci pertama digunakan
untuk menyimpan morfin, serta persediaan Narkotika, bagian kedua
digunakan untuk menyimpan Narkotika lainnya yang dipakai sehari-
hari.
(4) Apabila tempat khusus itu berupa lemari kurang dari 40 x 80 x 100 cm,
maka lemari tersebut harus dibuat pada tembok atau lantai.
(5) Lemari khusus tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang lain
selain Narkotika.
(6) Kunci harus dikuasai oleh penanggung jawab: Apoteker yang memiliki
(SIA) Surat Izin Apoteker atau pegawai lain yang di beri kuasa.
(7) Lemari harus ditaruh ditempat yang aman dan tidak boleh terlihat
umum.
Hal ini sesuai dengan ketentuan Permenkes RI Nomer 34 Tahun 2016
tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotik,
psikotropika, dan prekusor farmasi.
f. Pendistribusian
Kegiatan pendistribusian obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi di gudang
berdasarkan permintaan dari tiap unit pelayanan, satelit dan depo farmasi.
Permintaan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dari unit lain di rumah sakit
disertakan resep dan buku permintaan BMHP. Pendistribusian dilakukan setiap hari
kerja.
Sistem distribusi obat kepada pasien yang digunakan di RSUD Wates adalah
berdasarkan resep individual dan sistem unit dosis atau One Daily DoseDispensing
Sistem distribusi resep individual adalah pelayanan pendistribusian obat sesuai
dengan kebutuhan pasien. Sistem distribusi resep individual diterapkan untuk
pelayanan rawat jalan dari poliklinik dan IGD serta pasien rawat inap di ruang
PPRI dan ruang bersalin. Sedangkan di rawat inap menerapkan sistem unit dosis
kecuali di ruang bersalin. Sistem unit dosis dilakukan dengan cara pemberian obat
untuk pemakaian sehari. Etiket yang digunakan terdiri 4 warna yaitu warna putih
untuk pagi, hijau untuk siang, biru untuk sore dan merah untuk malam. Sistem unit
dosis dilakukan secara terpusat di unit farmasi rawat inap untuk langsung
diserahkan kepada perawat dari masing-masing bangsal.
Sistem distribusi pada unit pelayanan dapat dilakukan dengan sistem resep
perorangan (individual praescription) dan one daily dose dispensing (ODDD).
1) Sistem resep perorangan
Pendistribusian perbekalan farmasi berdasarkan resep perorangan untuk
rawat jalan poliklinik dan igd serta pasien rawat inap bangsal kenanga dan
ruang bersalin.
2) Sistem Unit Dosis
Pendistribusian ini berdasarkan resep perorangan yang disiapkan dalam
unit dosis tunggal atau ganda, untuk penggunaan satu kali dosis dan satu hari
pada pasien.Sistem ini digunakan pada pasien rawat inap kecuali bangsal
kenanga dan ruang bersalin.
Sistem unit dosis dilakukan dengan cara pemberian obat untuk pemakaian
sehari. Setiap etiket dibedakan empat macam yaitu warna biru untuk sore, hijau
untuk siang, merah untuk malam, dan putih untuk pagi. Jam pemberian obat
dilakukan berdasarkan aturan pakai diantaranya pukul 07.00, 15.00, 18.00, dan
22.00. One daily dose dispensing dilakukan secara terpusat yaitu di ruang
farmasi untuk langsung diserahkan kepada perawat dari masing-masing
bangsal.
Sistem emergency kit menggunakan sistem fix stok dimana stok obat di
dalamnya harus selalu tetap. Apabila emergency kit dipakai atau segel rusak maka
harus dilakukan pengecekan dan stok harus dilengkapi kembali maksimal 24 jam
kemudian disegel kembali. Dokter menuliskan resep untuk obat emergency yang
telah digunakan dalam waktu 1x24 jam. Isi emergency kit sesuai dengan standar
yang telah disepakati oleh tiap unit pelayanan dan dipantau setiap hari.
Distribusi obat dan perbekalan farmasi lainnya selalu terpantau, barang yang
akan kadaluwarsa enam bulan yang akan datang diminta agar digunakan terlebih
dahulu. Obat dan alat kesehatan lainnya yang hampir kadaluwarsa dapat
dikembalikan/diretur kepada PBF jika memenuhi syarat-syarat yang telah
ditetapkan. Barang yang kadaluwarsa dan atau rusak dicatat serta ditempatkan
terpisah dengan diberi tanda “Tidak untuk Digunakan”. Petugas gudang melapor
kepada kepala instalasi farmasi agar diusulkan untuk dilakukan pemusnahan.
g. Pemusnahan dan Penarikan.
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis
habis pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Semua perbekalan
farmasi yang rusak atau kadaluarsa direkap dan ditempatkan terpisah serta diberi
tanda “TIDAK UNTUK DIGUNAKAN” kemudian dilaporkan ke gudang untuk
diusulkan penghapusan dan pemusnahan.
Petugas gudang merekap obat yang akan dimusnahkan kemudian Kepala
Instalasi Farmasi mengajukan usulan dan data obat yang akan dimusnahkan kepada
Direktur RSUD Wates. Direktur mengajukan usulan kepada Bupati Kulon Progo
melalui Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Direktur
memerintahkan dilaksanakan pemusnahan setelah surat persetujuan pemusnahan
oleh Bupati melalui DPPKA turun. Pemusnahan bekerjasama dengan pihak ketiga.
Tim pemusnahan membuat berita acara pemusnahan obat untuk dilaporkan kepada
Direktur selanjutnya kepada Bupati Kulon Progo.
Pemusnahan saat ini belum dapat terlaksana dikarenakan pihak ketiga
terkendala masalah AMDAL. Pemusnahan terakhir dilakukan oleh RSUD Wates
sendiri yaitu tahun 2017.
h. Pengendalian.
Pengendalian dilakukan terhadap jenis dan jumlah persediaan dan penggunaan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, oleh Instalasi farmasi
bersama dengan Tim Farmasi dan Terapi (TFT) Rumah Sakit.
Hal ini bertujuan supaya :
1) Penggunaan sesuai dengan formularium rumah sakit.
2) Penggunaan sesuai dengan diagnosis dan terapi.
3) Penggunaan persediaan efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan
kekurangan/kekosongan, kerusakan, kedaluwarsa dan kehilangan.
i. Administrasi.
Administrasi dilakukan untuk ketertiban catatan dan kesinambungan catatan,
guna memudahkan penelusuran kegiatan yang telah dilakukan.
Kegiatan administrasi meliputi :
1) Pencatatan dan pelaporan.
Pencatatan dan pelaporan dilakukan terhadap seluruh kegiatan pengelolaan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang mencakup
perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, pendistribusian, pengendalian
persediaan, pengembalian, pemusnahan dan penarikan.
Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara periodik (harian, bulanan, triwulan,
semester dan tahunan).
2) Administrasi keuangan.
Administrasi keuangan meliputi administrasi anggaran, pengendalian, analisa
biaya, pengumpulan informasi keuangan, penyiapan laporan, penggunaan
laporan yang berkaitan dengan semua kegiatan pelayanan kefarmasian, yang
dilakukan secara rutin dan periodik (harian, bulanan, triwulan, semester dan
tahunan).
3) Administrasi penghapusan.
Administrasi penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai yang tidak
terpakai atau produk tidak memenuhi persyaratan mutu, telah kadaluwarsa,
tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan kesehatan atau
kepentingan ilmu pengetahuan, dicabut izin edarnya, penarikan oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Kegiatan mahasiswa yang dilakukan di gudang adalah
1. Pengarsipan faktur sesuai PBF sebagai bukti penerimaan obat dan untuk
mempermudah pencarian faktur saat dibutuhkan.
2. Pelayanan bon obat dan alkes sesuai dengan permintaan yang sudah ditulis di
kartu permintaan masing-masing unit pelayanan (IBS, IGD, rawat jalan dan rawat
inap) : mengambilkan obat dan alkes dan mencatat di kartu stok kemudian dientri
di SIM Gudang RSUD dan diprint untuk bukti serah terima ke unit pelayanan.
Bon obat yang sudah siap didistribusikan untuk menjamin ketersediaan obat di
unit pelayanan. Dalam serah terima dilakukan koreksi kesesuaian nama obat, jenis
dan jumlah barang yang diterima dengan lembar mutasi dari gudang untuk
menjamin kesesuaian stok obat. Apabila ditemukan ketidaksesuaian segera lapor
ke bagian gudang.
3. Pelayanan bahan habis pakai seperti sarung tangan, masker, kasa gulung, alkohol,
povidon iodine, aseptic gel, hypavix, plester dan lain-lain, untuk menjamin
ketersediaan bahan habis pakai di unit pelayanan.
4. Pencatatan suhu tempat penyimpanan obat baik di almari pendingin maupun suhu
ruang untuk menjaga stabilitas obat, apabila suhu tidak sesuai (suhu almari
pendingin 2-8º C dan suhu ruang ≤ 25º C) segera melaporkan ke bagian IPSRS
untuk ditindak lanjuti.
5. Melaporkan kepada petugas gudang apabila menemukan stok obat yang habis atau
menipis untuk mencegah kekosongan obat.
6. Menata obat atau alkes yang datang dari PBF sesuai tempat penyimpanan yaitu
disimpan secara alfabetis, dengan sistem FIFO FEFO, memperhatikan suhu
kelembaban, penamaan Look Alike Sound Alike (LASA) dan High Alert
Medication (HAM) serta jenis obat khusus.
Label LASA yang digunakan di RSUD Wates yaitu label persegi panjang berwarna
hijau bertulisakan kata “LASA” yang berwarna hitam. Penempelan label LASA
tersebut ditempelkan pada kemasan box obat dan pada tiap kepala ampul pada sediaan
injeksi.
Label High Alert yang digunakan di RSUD Wates ada 3 macam bentuk label yaitu
label berbentuk segitiga dan persegi panjang berwarna merah yang bertulistan “HIGH
ALERT!” berwarna putih. Sedangkan untuk obat-obatan elektrolit pekat selain
diberikan label High Alert juga diberi label peringatan yang bertuliskan “Elektrolit
Pekat Harus Diencerkan”.
B. Pelayanan Di Unit Rawat Jalan.
Kegiatan mahasiswa yang dilakukan di bagian pelayanan rawat jalan adalah
menyetok obat dan alat kesehatan yang keluar ataupun masuk, pengambilan obat dan
alat kesehatan yang sudah diberi etiket, memberi etiket dan mengemas obat dan alat
kesehatan yang sudah dientri sesuai dengan resep dokter, meracik obat dalam sediaan
puyer, kapsul dan salep, dan penyerahan obat kepada pasien beserta informasinya
antara lain informasi mengenai nama obat, indikasi obat, aturan minum obat, cara
penggunaan obat, penyimpanan dan efek samping obat. Penyerahan obat tersebut
didampingi Apoteker atau Asisten Apoteker.
Alur pelayanan rawat jalan di RSUD Wates yaitu :
1. Penerimaan resep dari pasien umum dan BPJS (dicek untuk memastikan resep
berasal dari RSUD Wates). Kemudian resep BPJS dicek kelengkapan
penjaminannya.
2. Penomoran resep dengan diberi nomor antrian memakai alat penomoran otomatis,
kode A untuk pasien umum dan kode B untuk pasien BPJS.
3. Pemanggilan pasien untuk pemberian nomor antrian dan dipastikan yang
menerima nomor sudah sesuai dengan resep. Resep dilayani sesuai nomor urut
kecuali untuk resep dengan obat CITO didahulukan.
4. Resep ditelaah oleh apoteker kemudian dientri SIM BPJS , SIM RS serta cetak
etiket dengan label otomatis.
5. Obat disiapkan dan diberi etiket, dilakukan pengecekan dan pengemasan
kemudian diserahkan kepada pasien/keluarga (diusahakan oleh petugas yang
berbeda).
6. Pengecekkan meliputi identitas pasien, tanggal penyiapan, nama obat, dosis obat,
aturan pakai, frekuensi/durasi dan keterangan lain yang diperlukan.
7. Penyerahan obat berdasarkan nomor antrian pasien. Petugas menyerahkan obat
disertai informasi cara pemakaian obat, cara penyimpanan obat, jangka waktu
pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus dihindari.
8. Setelah obat diterima oleh pasien/keluarga, petugas yang menyerahkan dan pasien
yang menerima wajib membubuhkan tandatangan di format yang tersedia. Untuk
pasien disertai nomor HP yang bisa dihubungi.
Kegiatan lainnya adalah menata obat dan menulis penerimaan obat di kartu stok
masing-masing obat jika bon obat sudah dikirim dari gudang, persiapan untuk
pelayanan seperti menyiapkan obat-obat yang fast moving dan dikemas sesuai
kesepakatan (untuk kecepatan pelayanan), menulis pasien dengan resep obat narkotika
di buku register masing-masing obat.
C. Pelayanan Di Unit Rawat Inap.
Kegiatan mahasiswa yang diakukan di bagian rawat inap adalah
1. Menata penerimaan obat dari gudang dan menulis jumlah penerimaan maupun
pengeluaran pada kartu stok masing-masing obat termasuk retur dari pasien untuk
menjaga kesesuaian stok obat dan alat kesehatan.
2. Menyiapkan obat-obat fast moving untuk pelayanan harian (dikemas sesuai
permintaan terbanyak @2 ampul/@3ampul) untuk mempermudah dan
mempercepat pelayanan.
3. Menempelkan label LASA dan Hight Alert untuk obat-obat yang masuk dalam
daftar LASA dan Hight Alert untuk mencegah dan mengurangi kesalahan
pengambilan obat.
4. Pelayanan bon obat dari bangsal perawatan : pengambilan obat dan alat kesehatan
sesuai dengan kartu / blangko permintaan obat, pengemasan dan pelabelan obat dan
alat kesehatan. Mengentri obat dan alat kesehatan yang digunakan sesuai dengan
kartu permintaan obat dan alat kesehatan pasien rawat inap ke SIM komputer
RSUD Wates.
5. Bersama petugas farmasi rumah sakit mengambil paket emergency dari bangsal
(apabila ada yang terpakai) dan diganti dengan paket yang baru. Menyiapkan stok
paket emergency baru dengan memperhatikan tanggal kadaluwarsa kemudian diberi
segel. Penggantian emergency kit yang sudah terpakai dilakukan 1 X 24 jam. Hal
ini bertujuan untuk menjamin ketersediaan emergency kit apabila sewaktu waktu
akan digunakan.
Alur pelayanan di unit farmasi rawat inap RSUD Wates adalah sebagai berikut :
a. Petugas farmasi menerima resep beserta kelengkapan dari petugas bangsal
kemudian ditelaah dan dientri pada Sistem Informasi Manajamen (SIM) RS.
b. Petugas menyiapkan etiket dengan warna sesuai jam pemberian (putih : pagi;
hijau : siang; biru : sore; merah : malam).
c. Obat dan alkes disiapkan kemudian dikemas dalam kantong plastik dan diberi
label nama pasien kemudian dimasukkan dalam keranjang bon masing-masing
bangsal. Dalam penyiapan obat dan alkes petugas farmasi mengisi jumlah
yang diberikan pada format yag tersedia.
d. Bubuhkan paraf petugas yang menyiapkan obat dan alat kesehatan.
Sistem distribusi yang digunakan di rawat inap One Daily Dose Dispensing
(ODDD) kecuali untuk ruang bersalin menggunakan sistem individual prescription.
Petugas bangsal yang mengambil permintaan obat dan alkes wajib untuk memeriksa
ulang kesesuaian obat dan alat kesehatan dengan resep, jika sudah sesuai maka
petugas diminta membubuhkan tandatangan sebagai bukti penerimaan obat dan alat
kesehatan.
Apabila ada obat maupun alat kesehatan yang tidak jadi digunakan bisa diretur
dengan cara petugas bangsal menyerahkan obat dan alkes yang diretur disertai kartu
obat kemudian petugas farmasi memeriksa kondisi alkes dan obat beserta tanggal
ED, obat diretur dari SIM RS berdasarkan idenstitas pasien, kemudian obat
dikembalikan ke tempat penyimpanan.
D. Pelayanan Farmasi Di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Kegiatan mahasiswa yang dilakukan di satelit IGD adalah :
a. Mengelola obat dan alat kesehatan yang dibutuhkan oleh Instalasi Gawat Darurat
RSUD Wates mulai dari stok obat dan alat kesehatan yang datang dari gudang.
b. Stok obat dan alat kesehatan yang keluar.
c. Mengambilkan obat dan atau alat kesehatan yang dibutuhkan dokter untuk
penanganan pasien.
d. Mencatat obat dan atau alat kesehatan yang diminta oleh dokter atau perawat untuk
penanganan setiap pasien.
e. Mengambilkan dan menyiapkan obat yang diresepkan oleh dokter.
f. Pemanggilan pasien untuk membayar ke kassa (bagi pasien umum).
g. Mengentri obat dan alat kesehatan yang digunakan setiap pasien ke SIM komputer
RSUD Wates sesuai dengan jenis pasien umum atau BPJS.
h. Penyerahan obat kepada pasien beserta informasi yang dibutuhkan.
Selain itu yang dilakukan mahasiswa adalah memastikan persediaan obat fast
moving, menata bon obat dari gudang dan menulis jumlah penerimaan dan
pengeluaran di kartu stok, melayani permintaan obat dan alat kesehatan dari petugas
IGD, mengambilkan, mengetiketi dan mengemas obat, pemanggilan pasien untuk
membayar ke kassa (bagi pasien umum) dan untuk pasien BPJS untuk mengurus
penjaminannya, dan penyerahan obat kepada pasien beserta informasi yang di
butuhkan. Disela-sela pelayanan mahasiswa menyiapkan paket jahit, paket infus, paket
transet. Selain melayani IGD, satelit farmasi IGD juga melayani kebutuhan bangsal
HCU. Kegiatan mahasiswa dalam hal ini, ikut menyiapkan bon obat dan alkes untuk
pasien bangsal HCU.
E. Pelayanan Farmasi Di Instalasi Bedah Sentral (IBS).
Kegiatan mahasiswa yang dilakukan di bagian IBS adalah mempersiapkan obat
dan alat kesehatan yang akan digunakan untuk operasi untuk setiap pasien, menyetok
obat dan alat kesehatan yang telah digunakan maupun yang diretur. Menata bon obat
dari gudang dan menulis jumlah penerimaan dan pengeluaran di kartu stok.
Petugas satelit IBS menyiapkan paket obat atau alat kesehatan yang dibutuhkan
oleh masing-masing pasien yang akan melakukan operasi bedah, setelah semuanya
siap, petugas dari ruang operasi akan mengambil masing-masing paket (terlampir)
yang telah disiapkan oleh petugas farmasi. Paket di IBS meliputi RA (Regional
Anesthesia), GA (General Anesthesia), dan SC (Sectio Caesaria).
Setelah operasi selesai, petugas dari ruang IBS akan mengembalikan obat atau alat
kesehatan yang tidak terpakai, obat atau alat kesehatan yang telah digunakan atau yang
dikembalikan akan di entry oleh petugas farmasi, kemudian dicatat dalam buku
pemakaian obat, serta ditulis dalam kartu stok obat.
A. Kesimpulan
Setelah melakukan kegiatan praktek kerja lapangan di Rumah sakit Umum
Daerah Wates selama 4 minggu dihitung dari tanggal 26 April sampai 05 Mei 2018
yaitu dibagian gudang, pelayanan rawat inap, rawat jalan, satelit farmasi IGD dan
satelit farmasi IBS dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Sistem pemilihan obat di RSUD Wates berdasarkan dengan formularium rumah
sakit yang disusun oleh Tim Farmasi dan Terapi.
2. Sistem perencanaan obat dan alat kesehatan berdasarkan metode konsumsi,
epidemiologi dan anggaran dana yang ada.
3. Pengadaan berasal dari produksi, pembelian langsung dari PBF dan sumbangan
pemerintah.
4. Metode yang digunakan dalam penyimpanan obat dan alat kesehatan di gudang
Instalasi Farmasi Rumah Sakit RSUD Wates adalah berdasarkan bentuk sediaan
(tablet & kapsul, sirup, injeksi, salep, insulin, suppo dan sebagainya), berdasarkan
suhu penyimpanan (karena ada beberapa obat yang harus disimpan disuhu
tertentu) yang disusun secara alfabetis berdasarkan nama generik. Barang yang
dikeluarkan dari gudang menggunakan sistemFirst In First Out (FIFO) First
Expired First Out (FEFO) dan dengan ketentuan suhu gudang kurang dari 25°C
dan suhu kulkas antara 2°C-8°C. Narkotika dan Psikotropika disimpan di lemari
khusus dan terpisah dari obat yang lainya.High Alertdan LASA disimpan dalam
rak tersendiri dan diberi label. Penyimpanan eletrolit pekat disimpan tersendiri
serta diberi label High Alert dan Elektrolit Pekat.
5. Sistem distribusi obat dan alat kesehatan yang dilakukan di Instalasi farmasi di
RSUD Wates menggunakan sistem resep perorangan untuk pasien rawat jalan dan
sistem ODDDS (One Daily Dose Dispensing System) atau sistem unit dosis untuk
pasien rawat inap pada semua bangsal kecuali di ruang bersalin.
6. Pelayanan farmasi RSUD wates meliputi rawat jalan, rawat inap, IBS, IGD dan
Gudang.
B. Saran
1. Penambahan tenaga farmasi di rawat jalan dan satelit farmasi IGD untuk
meningkatkan pelayanan obat yang cepat.
2. Bagian gudang dan sebaiknya diperluas dan tangga dibuat permanen untuk
memudahkan dan lebih aman dalam menurunkan obat.
3. Satelit farmasi IBS sebaiknya diperluas untuk memudahkan dan nyaman dalam
pelayanan kefarmasian.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Daerah Tingkat II Kulon Progo Nomor 6 Tahun 1963,tentang Kedudukan Rumah
Sakit Daerah Kulon Progo Yogyakarta., Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
Peraturan Daerah Tingkat II Kulon Progo Nomor 5 Tahun 1982,tentang Keberadaan Rumah
Sakit Daerah Kulon Progo Yogyakarta menjadi satu dengan Dinas Kesehatan Rakyat
(DKR) Kabupaten Kulon Progo., Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
Peraturan Daerah Tingkat II Kulon Progo Nomor 18 Tahun 1994,tentang Kedudukan Rumah
Sakit Daerah Wates Kulon Progo sebagai Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
Kabupaten Kulon Progo., Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.
Peraturan Daerah Tingkat II Kulon Progo Nomor 23 Tahun 1994,tentang Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Wates Kulon Progo Yogyakarta., Kabupaten Kulon
Progo, Yogyakarta.
RSUD Wates Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.,Keputusan Direktur RSUD Wates No 181
Tahun 2015,Tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi RSUD Wates., RSUD Wates,
Yogyakarta.
RSUD Wates Pemerintah Kabupaten Kulon Progo., Keputusan Direktur RSUD No 217
Tahun 2015,Tentang Susunan Organisasi Instalasi Farmasi RSUD Wates., RSUD
Wates, Yogyakarta.
Siregar, C.J.P., & Amalia, L. 2003, Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Penerapan. Penerbit
Buku Kedokteran SGC. Jakarta.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kemasan Obat
Lampiran 2. Etiket Obat Oral dan Obat Luar
Lampiran 3. Grafik Pencatat Suhu