Anda di halaman 1dari 4

DIVISI 1

PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. PERALATAN KERJA, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
1. Kontraktor Pelaksana harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-
peralatan kerja serta peralatan bantu yang akan digunakan di lokasi pekerjaan
sesuai dengan lingkup pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya
pengangkutan.
2. Kontraktor Pelaksana harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama
perjalanan alat-alat berat yang menggunakan jalanan umum agar tidak
mengganggu lalu lintas.
3. Konsultan Pengawas atau Pengelola Teknis Pekerjaan berhak memerintahkan
untuk menambah peralatan atau menolak peralatan yang tidak sesuai tidak
memenuhi persyaratan.
4. Bila pekerjaan telas selesai, Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk segera
menyingkirkan alat-alat tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya
dan membersihkan bekas-bekasnya.
5. Disamping harus menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksud pada
ayat (1), Kontraktor Pelaksana harus menyediakan alat-alat bantu sehingga
dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti: tenda-tenda untuk bekerja pada
waktu hari hujan, perancah (scafolding) pada sisi luar bangunan atau tempat
lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya dan memperhitungkan keperluan
tersebut pada harga satuan yang sesuai dengan pemakaian alatnya.

1.2. PEMBERSIHAN TAPAK PROYEK


1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar
pohon.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan
rata.

1.3. PENGUKURAN
1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali
lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenaai peil
ketinggian tanah, letak pohon, letak batas-batas tanah dengan alat-alat yang
sudah ditera kebenarannya.
2. Ketidak cocokan yang mungkin terjadii antara gambar dan keadaan lapangan
yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/Konsultan
Management Konstruksi untuk dimintakaan keputusannya.
3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/ theodolith/ total station yang ketepatannya dapat dipertanggung
jawabkan.
4. Kontraktor harus menyediakan theodolith/ waterpass/ total station beserta
petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Perencana/
Konsultan Management Konstruksi selama pelaksanaan proyek.
5. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh
Perencana/Konsultan Management Konstruksi.
6. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan Kontraktor.
7. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas agar dapat
ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan gambar rencana dan persyaratan teknis.
8. Pengukuran yang benar adalah penenuan titik-titik yang telah disetujui oleh
direksi atau pengawas.

1.4. UITZET/ BOUWPLANK (PAPAN DASAR PELAKSANAAN)


1. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau Meranti 5/7,
tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerak-gerakan atau diubah-ubah,
berjarak maksimum 2 m satu sama lain.
2. Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20
cm lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
3. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh Konsultan Management Konstruksi.
4. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 3000 cm dari as pondasi terluar.
5. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Konsultan Management Konstruksi.
6. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor

1.5. SARANA AIR KERJA DAN PENERANGAN


1. Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama pekerjaan berlangsung,
Kontraktor Pelaksana harus memperhitungkan biaya penyediaan air bersih
guna keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi/wc,
selama berlangsungnya pekerjaan.
2. Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PDAM atau
sumber air, serta pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi
keperluan pelaksanaan pekerjaan.
3. Kontraktor Pelaksana juga harus menyediakan sumber tenaga listrik untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan, kebutuhan direksi keet dan penerangan
pekerjaan pada malam hari sebagai keamanan selama pekerjaan berlangsung.
Penyediaan peneranganTenaga listrik berlangsung selama 24 jam penuh dalam
sehari.
4. Pengadaan penerangan dapat diperoleh dengan generator set, dan semua
perijinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.
5. Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan
instalasi dan armatur, stop kontak serta sakelar/panel.
1.6. KESELAMATAN KERJA
1. Kontraktor Pelaksana harus menjamin keselamatan para pekerja sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan dalam Peraturan Perburuhan atau persyaratan yang
diwajibkan untuk semua bidang pekerjaan (ASTEK).
2. Didalam lokasi harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (PPPK).

1.7. PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN


1. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan jumlah
sekurang-kurangnya minimal 4 (empat) tabung, masing-masing tabung
berkapasitas 15 Kg.
2. Apabila pelaksanaan “pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam
kebakaran tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas”.

1.8. PAGAR PENGAMAN PROYEK


1. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu
memberi pagar pengaman pada sekeliling site pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Pembuatan pagar pengaman dibuat jauh dari lokasi pekerjaan, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, serta tempat
penimbunan bahan-bahan.
3. Dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan
selesai.
4. Syarat Pagar Pengaman.
a. Pagar dari seng gelombang BJLS 20 finish cat, tinggi 180 cm, bagian
yang masuk pondasi minimum 40 cm.
b. Rangka kayu Borneo ukuran 4 x 6 cm, dengan pemasangan 4 jalur
menurut tinggi pagar.
c. Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm dalam
50 cm dari permukaan tanah setempat.
d. Beton dengan adukan 1 : 3 : 5.
e. Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.

1.9. PEMBUATAN KANTOR, GUDANG DAN LOS KERJA


1. Pembuatan Los Kerja dan Bangunan Istirahat
2. Kontraktor Pelaksana harus membuat los kerja dan bangunan untuk tempat
istirahat dan sholat bagi pekerja, serta menempatkan Petugas Keamanan selama
proyek.
3. Bangunan tersebut adalah milik Kontraktor Pelaksana dan selesai pekerjaan
secepatnya dibongkar dan dibawa keluar dari lapangan pekerjaan.
4. Kontraktor Pelaksana harus membuat Kantor dilokasi proyek untuk tempat
wakil dan seluruh stafnya bekerja, dilengkapi dnegan peralatan kantor yang
dibutuhkan.
5. Kontraktor Pelaksana juga harus menyediakan gudang dengan luas yang cukup
untuk menyimpan bahan-bahan bangunan dan peralatan-peralatan agar
terhindar dari gangguan cuaca dan pencurian.
6. Penempatan kantor dan gudang Kontraktor Pelaksana harus diatur sedemikian
rupa, agar mudah dijangkau dan tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan.

1.10. PAPAN NAMA PROYEK


1. Kontraktor harus menyediakan Papan Nama Proyek yang mencantumkan nama
- nama Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, Konsultan Management,
Konstruksi, Kontraktor, Sub Kontraktor, dan Kontraktor-kontraktor untuk
paket pekerjaan lainnya yang terlibat.
2. Ukuran layout dan peletakan papan nama harus dipasang sesuai dengan
pengarahan Konsultan Management Konstruksi.

1.11. IJIN - IJIN


Pembuatan ijin-ijin yang diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
antara lain : ijin pengambilan material, ijin pembuangan, ijin pengurugan, ijin trayek
dan pemakaian jalan, ijin penggunaan bangunan serta ijin-ijin lain yang diperlukan
sesuai dengan ketentuan/peraturan daerah setempat, harus cepat diselesaikan dan
tembusannya disampaikan kepada direksi.

1.12. DOKUMENTASI
1. Kontraktor Pelaksana harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi
serta pengirimannya ke Kantor Pejabat Pembuat Komitmen serta pihak-pihak
lain yang diperlukan.
2. Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi ialah :
a. Laporan-laporan perkembangan pekerjaan
b.Foto-foto pekerjaan dari 0% sampai dengan 100%, bewarna minimal ukuran
kartu pos dilengkapi dengan album.
c. Surat-surat dan dokumen lainnya.
3. Foto-foto yang menggambarkan kemajuan pekerjaan hendaknya dilakukan
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan dibuat minimal sebanyak 9
(sembilan) peristiwa, yaitu :
a. Sebelum pekerjaan dimulai
b.Pelaksanaan pekerjaan
c. Pelaksanaan pekerjaan kusen pintu/jendela
d.Pelaksanaan pekerjaan atap
e. Pekerjaan pengecatan

Anda mungkin juga menyukai