Anda di halaman 1dari 58

BAB.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran IPS di SMP merupakan kelanjutan, bagian dari IPS di Sekolah Dasar

dan bekal untuk melanjutkan kejenjang pendidikan menengah. Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SMP secara

correlated atau saling berhubungan. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs

mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui

mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara

Indonesia yang demokratis, dan bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta

damai.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena

kehidupan masyarakat akan berkembang dan selalu mengalami perubahan. Oleh

karena itu maka perlu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial

masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran

IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran

menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Melalui

pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang

lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

1
Tujuan mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan

(i).mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan

lingkungannya. (ii).memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial

(iii) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan

(iv).memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam

masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Guru adalah salah satu referensi yang paling dominan bagi media belajar para

siswa dibandingkan dengan beberapa sumber belajar lainnya. Fungsi utama seorang

guru adalah sebagai motivator, fasilitator, dan supervisor bagi para siswanya karena

itu seorang guru menjadi ujung tombak bagi keberhasilan belajar siswa di sekolah.

Tugas dan tanggung jawab seorang guru tidak hanya hadir untuk menyampaikan

materi pelajaran di depan kelas, tetapi lebih daripada itu seorang guru yang

professional harus dapat memberikan nilai tambah yang signifikan dan bermanfaat

bagi kehidupan peserta didiknya kelak setelah mereka menyelesaikan kegiatan

belajarnya di sekolah.

Paradigma baru dalam proses belajar mengajar bukanlah mengajarkan mata

pelajaran kepada para siswa tetapi mengajarkan kepada siswa tersebut bagaimana

cara mereka mempelajari mata pelajaran secara efektif dan efisien. Dengan kata lain,

seorang guru yang professional tidak lagi berfikir “ how to teach “ (bagaimana

mengajar) atau “how to learn” (bagaimana belajar) akan tetapi seorang guru yang

profesional harus mengajarkan kepada siswanya konsep pendekatan “ Learning how

to learn” (belajar bagaimana cara belajar). Melalui konsep ini seorang guru dituntut

2
untuk mengajarkan strategi atau cara belajar yang efektif dan efisien kepada siswanya

agar dapat mempelajarinya, mengeksplorasi dan mengkaji sendiri setiap persoalan,

kasus atau masalah yang diberikan oleh guru mereka di sekolah dengan mudah dan

menyenangkan sesuai dengan potensi dan modalitas belajar mereka.

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah merupakan salah satu mata

pelajaran yang mempunyai nilai strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber

daya manusia yang unggul, handal dan bermoral semenjak dini (SD). Tujuan pokok

dari pengajaran IPS sebagaimana yang dirumuskan Wachidi (2000) yaitu,

“memberikan pengetahuan kepada manusia : (a) bagaimana bersikap terhadap benda-

benda di sekitarnya; (b) bagaimana cara berhubungan dengan manusia lainnya; (c)

bagaimana cara berhubungan dengan masyarakat sekitar; (d) bagaimana cara

berhubungan alam sekitarnya; (e) bagaimana cara berhubungan dengan Tuhannya”

Dari rumusan tujuan di atas maka seharusnya pembelajaran IPS di sekolah

merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang disenangi, menantang dan mempunyai

makna tersendiri bagi siswa. Hal yang menjadi hambatan selama ini sering terjadi di

sekolah termasuk pada sekolah SMPN 1 Hu’u khususnya di kelas VII B,

pembelajaran IPS kurang dikemas dengan metode pembelajaran yang menarik,

menantang dan menyenangkan. Guru masih sering kali menyampaikan materi IPS

secara konvensional (apa adanya), sehingga pembelajaran IPS cenderung

membosankan dan kurang menarik minat para siswa dan pada akhirnya menyebabkan

prestasi /hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dapat kita lihat dari daftar analisis

hasil ulangan harian siswa kelas VII B pada Semester Pertama tahun pelajaran 2014-

2015 dari 20 jumlah siswa kelas VII B yang mampu memperoleh nilai dengan kriteria

3
minimal (KKM. 65) di SMPN 1 Hu’u untuk mata pelajaran IPS hanya mampu dicapai

6 orang (30 %). Di sisi lain ada kecendrungan bahwa aktivitas siswa dalam

pembelajaran IPS juga masih sangat rendah, adapun indikator penyebabnya antara

lain : 1. siswa masih kurang berani untuk menyampaikan pendapat, 2. siswa masih

kurang memiliki kemampuan untuk merumuskan gagasan sendiri, dan, 3 siswa belum

terbiasa bersaing dalam menyampaikan pendapat dengan temannya.

Dengan demikian, untuk meningkatkan hasil belajar siswa, perlu diusahakan

perbaikan hasil belajar siswa dengan lebih memfokuskan pada pembelajaran yang

mengaktifkan siswa secara efektif, yakni memvariasikan dengan menggunakan

Model pembelajaran kooperatif tipe tipe STAD (Student Teams Achievement

Division). Alasan memilih metode ini karena metode ini lebih mudah dan lebih

sederhana untuk diterapkan (Slavin, 2010).

Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD merupakan metode yang menekankan

kepada keaktifan siswa belajar dalam bentuk kelompok. Kedua metode ini melibatkan

penghargaan tim, tanggung jawab individual, dan kesempatan sukses yang sama,

tetapi dengan cara yang berbeda. Dengan menerapkan model inilah diharapkan dapat

membantu siswa mencapai tujuan yang mana dapat menciptakan interaksi dan

mampu memotivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar (Slavin, 2010). Kelebihan

model pembelajaran tipe STAD diantaranya yaitu pembelajaran tidak membosankan,

pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi akan lebih mudah dipahami karena

bahasa yang digunakan lebih sederhana dan pengetahuan yang diperoleh dengan cara

ini akan bertahan lama, menimbulkan penerimaan yang luas terhadap anggota yang

berbeda kemampuan, kelas sosial dan budayanya.

4
Berdasarkan latar belakang di atas, maka salah satu cara yang cukup efektif adalah

melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif dengan tipe STAD (Student

Teams Achievement Divisions). Untuk membuktikan hal tersebut kami melakukan

penelitian tindakan kelas sebagai sebuah upaya untuk memecahkan permasalahan

yang terjadi di SMPN 1 Hu’u tersebut di atas.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS terpadu di kelas VII B SMPN 1

Hu’u masih berjalan monoton.

2. Strategi/metode pembelajaran belum tepat, guru masih dominan menggunakan

metode yang konvensional.

3. Masih rendahnya prestasi belajar dan aktivitas siswa kelas VII B untuk mata

pelajaran IPS terpadu.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk

meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas VII B SMPN 1 Hu’u.?

5
2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat

meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas VII B SMPN 1 Hu’u dalam

mata pelajaran IPS?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah :

 Guru dapat lebih meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran khususnya

dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bagi siswa kelas VII B di

SMPN 1 Hu’u.

 Untuk dapat diketahui dampak dari penerapan metode kooperatif tipe STAD

terhadap peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas VII B SMPN 1 Hu’u

 Siswa diharapkan untuk dapat belajar secara mandiri maupun kelompok serta

mampu mempertanggungjawabkan setiap tugas individu maupun kelompok yang

diberikan kepadanya.

2. Manfaat Penelitian

Dampak dari tercapainya tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan

sebagaimana yang telah dirumuskan di atas nantinya diharapkan bermanfaat antara

lain :

 Membantu Guru dalam mengembangkan profesionalitas, meningkatkan percaya

dirinya serta mampu menumbuhkan keinginan yang bersifat inovatif dalam

proses pembelajaran khususnya dalam hal memecahkan kebuntuan yang terjadi

dalam proses pembelajaran di kelas.

6
 Terhadap siswa, dapat lebih aktif dalam mengerjakan tugas individu maupun

kelompok, lebih berani dalam bertanya dan mengungkapkan ide, saran dan

pendapatnya serta dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam

mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

 Dapat meningkatkan kualitas sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan

melalui peningkatan prestasi dan aktivitas belajar siswa dan kinerja guru.

7
BAB. II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa.

A.1. Hasil Belajar

Hasil Belajar atau disebut juga sebagai prestasi merupakan kemampuan

intelektual siswa, yang dapat  menentukan keberhasilan dalam meperoleh prestasi

pada setiap kegiatan belajar. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam

belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi

yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Menurut W.J.S Purwadarminto ( 1987 :767 ) ”Prestasi belajar adalah hasil yang

dicapai sebaik-baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap

hal-hal yang dikerjakan atau dilakukan”. Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar

yang telah dicapai  menurut kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan

perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan

dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam

bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

Sehubungan dengan hasil belajar, Poerwanto (1986 : 28) memberikan pengertian

prestasi belajar yaitu “ hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar

sebagaimana yang dinyatakan dalam raport”.

Sedangkan menurut S. Nasution (1996:17) “Prestasi belajar adalah kesempurnaan

yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar

dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni : kognitif, afektif, dan

8
psikomotorik, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang

belum mampu memenuhi target dalam ketiga kriteria tersebut.”

Hasil belajar diperoleh pada akhir proses pembelajaran dan berkaitan dengan

kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu bahan yang telah

diajarkan. Seperti yang dikemukakan Dimyati dan Mujiono (2006 : 3) “Hasil

belajar merupakan hasil dari suatu intrerksi tindakan belajar dan mengaja. Disisi

guru, tindakan mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, disisi siswa

hasil belajar merupakan puncak proses belajar.”

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi atau hasil

belajar adalah tingkat keberhasilan yang diperoleh seseorang dari kegiatan belajar

yang dinyatakan dalam bentuk nilai.

Hasil Belajar dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian (formatif), nilai

ulangan tengah semester (subsumatif), dan nilai ulangan semester (sumatif).

Dalama penelitian tindakan kelas ini, yang dimaksud hasil belajar siswa adalah

hasil nilai ulangan harian yang diperoleh siswa kelas VII B dalam mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

A.2. Aktivitas Siswa.

“Aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran,

perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan

proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.

Peningkatan aktivitas siswa, yaitu meningkatnya jumlah siswa yang terlibat aktif

belajar, meningkatnya jumlah siswa yang bertanya dan menjawab, meningkatnya

9
jumlah siswa yang saling berinteraksi membahas materi pembelajaran” (Kunandar,

tahun 2008, hal.277)

Dari pendapat di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa, untuk

meningkatkan aktivitas siswa dalam sebuah proses belajar mengajar diperlukan

sebuah penerapan model pembelajaran yang bersifat partisipatoris yang dilakukan

guru yang mampu membawa siswa dalam situasi yang lebih kondusif, sehingga siswa

dapat lebih berperan dan lebih terbuka serta sensitif dalam kegiatan belajar mengajar.

Ada beberapa indikator yang dapat dilihat dari adanya aktivitas siswa dalam

proses belajar mengajar antara lain :

1. mayoritas siswa aktif dalam pembelajaran.

2. aktivitas pembelajaran didominasi oleh kegiatan siswa

3. mayoritas siswa mampu mengerjakan tugas yang diberikan guru dalam Lembar

Kerja Siswa (LKS).

B. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

B.1. Model Pembelajaran Kooperatif.

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pembelajaran

yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang saling asuh antar

siswa untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat

menimbulkan permusuhan.

Adapun unsur-unsur pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

1. Saling ketergantungan positif.

Dalam pembelajaran kooperatif, guru menciptakan suasana

pembelajaran yang mendorong agar siswa merasa saling membutuhkan satuan

10
antar sesama. Dengan adanya saling membutuhkan antar sesama, maka akan

timbul saling ketergantungan satu sama lain. Saling ketergantungan tersebut

dapat dicapai melalui saling ketergantungan (a) dalam pencapaian tujuan, (b)

dalam menyelesaikan pekerjaan, (c) bahan atau sumber untuk menyelesaikan

pekerjaan, dan (d) dalam peran.

2. Interaksi Tatap Muka

Dalam pembelajaran kooperatif, Interaksi tatap muka menuntut para siswa

dalam kelompok dapat saling bertatap muka, sehingga mereka dapat melakukan

dialog, tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesame siswa. Dengan

interaksi tatap muka, memungkinkan para siswa menjadi sumber belajar,

sehingga sumber belajar menjadi variasi.

3. Akuntabilitas Individual

Walaupun sesungguhnya pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya

dalam belajar kelompok, tetapi penilaian untuk mengetahui tingkat penguasaan

siswa terhadap suatu materi pelajaran dilakukan secara individual. Hasil dari

penilaian secara individu tersebut kemudian disampaikan oleh guru kepada

kelompok agar semua anggota kelompok dapat mengetahui siapa anggota

kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan.

Nilai kelompok didasarkan atas nilai rata-rata hasil belajar semua anggota. Oleh

karena itu setiap anggota kelompok harus dapat memberi konstribusi demi

keberhasilan kelompok.

11
4. Keterampilan Menjalin Hubungan Antarpribadi

Melalui pembelajaran kooperatif akan menumbuhkan keterampilan

menjalin hubungan antarpribadi. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran

kooperatif menekankan aspek-aspek; tenggang rasa, sikap sopan terhadap

teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik orangnya, berani mengemukakan

dan mempertahankan pendapat, menghargai pendapat orang lain, dan mandiri.

Dalam pembelajaran tradisional juga dikenal adanya cara belajar

kelompok, meskipun demikian, ada sejumlah perbedaan prinsipil antara

kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional. Abdurraman

dan Bintaro, (2000 dalam Nurhadi, 2003) menjelaskan beberapa perbedaan

antara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional sebagai

berikut :

Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Tradisional


Adanya saling ketergantungan postif, Guru sering membiarkan adanya
saling membantu, dan saling memberikan siswa yang mendominasi kelompok
motivasi sehingga ada interaksi promotif atau ketergantungan diri pada
kelompok.
Adanya akuntabilitas individual yang Akuntabilitas individual sering
mengukur penguasaan materi pelajaran diabaikan sehingga tugas-tugas
tiap anggota kelompok, dan kelompok kelompok sering diborong oleh salah
diberi umpan balik tentang hasil belajar seorang anggota kelompok
anggotanya sehingga dapat saling sedangkan anggota kelompok
mengetahui siap yang memerlukan lainnya “enak-enak saja” di atas
bantuan dan siapa yang dapat memberi keberhasilan teman nya yang
bantuan dianggap “pemborong”
Kelompok belajar hetorogen, baik dalam Kelompok belajar biasanya
kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, homogen
etnik, dan sebagainya . sehingga dapat
meimbulkan saling membutuhkan dan
saling ketergantungan satu sama lain
Ketua kelompok dipilih secara demokrasi Ketua kelompok sering ditentukan
atau bergilir untuk memberikan oleh guru atau kelompok dibiarkan
pengalaman yang sama untuk memimpin untuk memilih ketuanya dengan cara
bagi para anggota kelompok masing-masing.

12
Kelompok Belajar Kooperatif Kelompok Belajar Tradisional
Keterampilan social yang diperlukan Keterampilan social sering tidak
dalam kerja gotong royong seperti secara langsung diajarkan
kepemimpinan, kemampuan
berkomunikasi, mempercayai orang lain,
dan mengelola konflik secara langsung
diajarkan.
Pada saat belajar kooperatif sedang, guru Pemantauan melalui observasi dan
terus melakukan pemantauan melalui intervensi sering tidak dilakukan
observasi dan melakukan intervensi jika oleh guru pada saat belajar
terjadi masalah dalam kerja sama antar kelompok sedang berlangsung.
anggota kelompok
Guru memperhatikan secara langsung Guru sering tidak memperhatikan
proses yang terjadi dalam kelompok- proses yang terjadi dalam kelompok-
kelompok belajar. kelompok belajar.
Penekanan tidak hanya pada penyelesaian Penekanan sering hanya pada
tugas tetapi juga pada hubungan penyelesaian tugas.
interpersonal (hubungan antar pribadi
yang saling menghargai)

B.2. Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

Menurut Abdurrahman dan Bintaro (2000, dalam Nurhadi 2003), ada

empat tipe yang biasa digunakan oleh guru dalam model pembelajaran kooperatif,

yakni salah satunya adalah tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions).

Tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawannya dari

Universitas John Hopkins. Tipe ini dipandang sebagai yang paling sederhana dan

paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Tipe ini digunakan

untuk mengajarkan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik

melalui penyajian verbal maupun tertulis.

Pelaksanaan tipe STAD melalui beberapa tahap sebagai berikut :

a. Penjelasan materi pembelajaran;


b. Diskusi atau kerja kelompok belajar;
c. Validasi oleh guru;
d. Evaluasi (tes);

13
e. Menentukan nilai individu dan kelompok;
f. Penghargaan individu atau kelompok.
Adapun langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD

adalah sebagai berikut :

a. Siswa di dalam kelas dibagi ke dalam beberapa kelompok, tiap-tiap kelompok

mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik maupun

kemampuannya (prestasinya).

b. Guru menyampaikan materi pelajaran

c. Guru memberikan tugas kepada kelompok dengan menggunakan lembar kerja

akademik, dan kemudian siswa saling membantu untuk menguasai materi

pelajaran yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama

anggota kelompok.

d. Guru memberikan pertanyaan atau kuis kepada seluruh siswa. Pada saat

menjawab pertanyaan atau kuis dari guru siswa tidak boleh saling membantu.

e. Setiap akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui

tingkat penguasaan siswa terhadap bahan akdemik yang telah dipelajari.

f. Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap materi

pelajaran, dan kepada siswa secara individual atau kelompok yang meraih

prestasi tinggi diberi penghargaan.

g. Kesimpulan.

C. Sketsa Pemecahan Masalah


Sketsa pemecahan masalah sebagai gambaran pola pemecahan dalam penelitian
ini melalui tahapan sebagai berikut :

14
Keadaan Sekarang Tindakan Hasil

1. Pembelajaran 1. Penjelasan Ma- 1. Guru mampu


IPS masih mo- teri pembelaja- menerapkan
noton. ran. pembelajaran
2. Metode pembe- 2. Pelatihan pem- tipe STAD
lajaran konven- belajaran STAD 2. Kualitas pem-
sional. 3. Simulasi pem- belajaran IPS
3. Rendahnya hasil belajaran dng. meningkat.
belajar dan akti- tipe STAD 3. Hasil belajar &
vitas siswa Aktivitas siswa
Meningkat.

Diskusi Pemecahan Masalah Penerapan Tipe STAD

Evaluasi Efek
Evaluasi Evaluasi
Awal Akhir

15
BAB. III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, tempat, waktu dan siklusnya adalah

sebagai berikut :

1. Tempat: Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMPN 1 Hu’u

kecamatan Hu’u dan yang dijadikan subyek penelitian adalah seluruh siswa

kelas VII B yang terdiri dari 20 orang dengan komposisi 9 perempuan dan 11

laki-laki

2. Waktu: Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2015-2016

dan selanjutnya penentuan waktu penelitian disesuaikan dengan kalender

pendidikan di sekolah.

3. Siklus: Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas

VII B dalam mengikuti mata pelajaran IPS melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka penelitian ini dilaksanakan dalam 2

(dua) siklus kegiatan.

B. Rancangan Tindakan dan Langkah-langkahnya

Pelaksanaan PTK ini akan dilaksanakan dalam dua siklus kegiatan,. dan pada

setiap siklus di rancang melalui empat tahap yakni tahap perencanaan, tahap

pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan rfleksi. Adapun langkah-langkah

tindakannya adalah sebagai berikut:

16
Siklus I

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini tim peneliti melakukan beberapa hal :

a. Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang

akan disampaikan kepada siswa kelas VII B dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Membuat rencana pembelajaran (RPP)

c. Membuat lembar kerja siswa (LKS)

d. Membuat instrumen yang diperlukan untuk digunakan dalam siklus pertama

PTK.

e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Dalam tahap implementasi/tindakan, kegiatan yang dilakukan adalah

melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1) Pembukaan.

a) Menanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan minggu lalu

(apersepsi).

b) Memotivasi siswa dengan mengemukakan cerita yang ada kaitannya

dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

c) Memberikan penjelasan singkat kepada siswa tentang tujuan khusus

yang akan dicapai terhadap materi yang dibahas.

17
2) Kegiatan Inti.

a) Siswa kelas VII B dibagi ke dalam beberapa kelompok secara

heterogen

b) Guru menyampaikan materi pelajaran

c) Guru memberikan tugas kepada masing-masing kelompok dengan

menggunakan lembar kerja siswa (LKS) yang telah disediakan untuk

masing-masing kelompok

d) Guru memonitor dan membantu siswa/kelompok yang mengalami

kesulitan melakukan diskusi/tanya jawab antar sesama anggota kelompok

e) Guru memberikan pertanyaan atau kuis kepada seluruh siswa

3) Kegiatan Penutup .

a) Guru meminta siswa untuk merangkum hasil diskusi

b) Guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui tingkat penguasaan

siswa terhadap materi yang telah diajarkan

c) Pemberian penghargaan kepada siswa atau kelompok yang meraih

prestasi tinggi.

d) Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai materi

untuk melakukan program perbaikan, dan bagi yang sudah menguasai

diberi tugas untuk pendalaman.

3. Tahap Pengamatan (Observation)

Memantau pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi yang

telah disiapkan. Kegiatan observasi akan difokuskan pada kegiatan guru dan

siswa dalam proses pembelajaran. Kegiatan guru yang diobservasi meliputi

18
kesesuaian langkah pembelajaran dengan skenario yang telah dikembangkan.

Adapun kegiatan siswa yang diamati adalah respon siswa terhadap pembelajaran

dengan menggunakan lembar observasi. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh

peneliti, yang dibantu oleh 2 orang guru lainya sebagai kolaborator dalam

penelitian ini.

4. Tahap Refleksi (Reflecting)

Hal-hal yang dibahas dalam analisis dan refleksi adalah :

a. Analisis tentang tindakan/implementasi.

b. Mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dengan pelaksanaan tindakan

yang telah dilaksanakan.

c. Memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemui bersama observer.

d. Melakukan perencanaan tindaka siklus II berdasarkan hasil evaluasi siklus I

Siklus II.

Siklus kedua merupakan putaran kedua dari pembelajaran kooperatif tipe

STAD dengan tahapan tindakan yang sama seperti pada siklus pertama yaitu juga

terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

1. Tahap Perencanaan (Planning)

Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi

pada siklus pertama.

2. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Guru melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe STAD berdasarkan

rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.

19
3. Tahap Pengamatan (Observation)

Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap

aktivitas pembelajaran kooperatif tipe STAD.

4. Tahap Refleksi (Reflecting)

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan

menganalisis untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe STAD dalam peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa kelas

VII B SMPN 1 Hu’u dalam mata pelajaran IPS.

C. Metode dan Instrumen Pengumpulan Data

Dalam Penelitian Tindakan (PTK) ini, metode dan instrument untuk

mengumpulkan data adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa kelas VII B

SMPN 1 Hu’u dalam proses belajar mengajar dan implementasi penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran IPS.

2. Diskusi

Dilaksanakan antara guru (peneliti) dengan kolaborator (sebanyak 2 orang ) untuk

merefleksi hasil PTK per siklus.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS digunakan sebagai sumber data tentang kegiatan siswa

20
4. Tes

Tes dilakukan dengan menggunakan butir soal/instrument soal untuk mengukur

kemampuan hasil belajar siswa.

Adapun sumber data yang dipakai dalam PTK ini adalah sebagai berikut :

1. Siswa Kelas VII B SMPN 1 Hu’u

Dari siswa kelas VII B SMPN 1 Hu’u yang dijadikan subyek dalam PTK ini akan

diperoleh data tentang hasil belajar dan aktivitas dalam proses belajar mengajar

pada mata pelajaran IPS melalui penerapan model pembelajaran koopretif tipe

STAD sebanyak 2 (dua) siklus

2. Guru (peneliti)

Untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi pembelajaran dengan penerapan

Keterampilan Proses dan hasil belajar serta aktivitas siswa kelas VII B dalam

proses pembelajaran.

3. Teman Sejawat (Kolaborator)

Hadirnya Teman Sejawat selaku kolaboratordalam PTK ini sebanyak 4 orang

dimaksudkan sebagai sumber data untuk membantu mengobservasi,/mengevaluasi

untuk melihat implementasi PTK secara komprehensif, baik dari sudut siswa

maupun guru (peneliti).

D. Metode Analisis Data

Dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dua hal yang sangat perlu

diketahui dan dilakukan oleh peneliti yaitu kegiatan pengumpulan data dan analisis

data. Oleh sebab itu di dalam melakukan PTK sangat diperlukan pemahaman

21
terhadap tehnik analisis data yang tepat agar hasil dari penelitian dapat memiliki nilai

ilmiah.

Atas dasar hal tersebut, peneliti dalam PTK ini menggunakan beberapa jenis data

yang dapat dikumpulkan, yakni :

1. Data Kualitatif : adalah data berupa segala informasi berbentuk kalimat yang

memberi gambaran tentang ekspresi siswa terhadap suatu mata pelajaran

(kognitif), pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru

(efektif). Jadi aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran seperti; perhatian,

kepercayaan diri, antusias dalam belajar dan motivasi belajarnya dapat dapat

dianalisis secara kualitatif. Data kualitatif dalam PTK ini diperoleh dari lembar

observasi terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam setiap siklus

2. Data Kuantitatif ; Penggunaan data jenis ini dapat dianalisis secara deskriptif,

dalam PTK ini peneliti menggunakan analisis statistik deskriptif, dengan cara

mencari nilai rata-rata, persentase keberhasilan belajar siswa dalam setiap siklus.

Adapun indikator keberhasilan kinerja pada PTK ini adalah apabila hasil belajar

siswa kelas VII B dengan metode kooperatif tipe STAD menunjukan 75 % dari

jumlah siswa mencapai KKM 65, yang dapat dilihat dari evaluasi belajar per

siklus.

22
BAB. IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan hasil Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang telah

dilaksanakan di kelas VII B SMPN 1 Hu’u . Dan sebagaimana yang telah dijelaskan

pada bab terdahulu bahwa PTK ini proses tindakannya dilakukan dalam dua siklus

kegiatan sebagaimana akan dideskripsikan persiklus di bawah ini :

A. Deskripsi Hasil Siklus I (pertama ) PTK.

Siklus I (pertama) terdiri dari empat tahap, yakni perencanaan,

pelaksanaan, observasi dan refleksi yang telah dilakukan dengan hasil sebagai

berikut :

A.1. Perencanaan.

Tim peneliti pada tahap perencanaan PTK siklus I (pertama) melakukan hal-

hal sebagai berikut :

 Melakukan analisis kurikulum pada mata pelajaran IPS untuk

menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan

disampaikan kepada siswa kelas VII B dengan menggunakan

pembelajaran kooperatif tipe STAD

 Membuat rencana pembelajaran dengan langkah-langkah pembelajaran

kooperatif tipe STAD

 Membuat lembar kerja siswa

23
 Membuat instrument yang digunakan dalam tindakan siklus I (pertama)

PTK

 Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

A.2. Pelaksanaan.

Pelaksanaan tindakan siklus pertama pembelajaran IPS dengan

menerapkan metode kooperatif tipe STAD di kelas VII B SMPN 1 Hu’u

Kec.Hu’u dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 Juli 2015 jam pelajaran

pertama ( mulai pukul 07.30 s/d 09.15 ). Dalam rencana pembelajaran siklus I

(pertama) ini pelaksanaan belum sesuai dengan rencana. Dihadapi suatu

kenyataan bahwa siswa kelas VII B sebagian besar masih belum terbiasa dengan

kondisi belajar berkelompok, Sebagian siswa belum mampu dengan baik dalam

bertanya maupun menjawab pertanyaan (masih kurang aktif ) terlibat dalam

diskusi kelompok dan sebagian besar siswa juga belum terbiasa / kurang

memahami langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD secara utuh dan

menyeluruh. Ada beberapa hal yang telah dilakukan; (1) Guru dengan intensif

memberi penjelasan dan pengertian, menuntun dan mengarahkan siswa dalam

melakukan dialog/diskusi, kerjasama kelompok, keterlibatan siswa dalam

kelompok (2) Guru memberikan penjelasan dan arahan kepada siswa dalam

memahami langkah-langkah kerja yang ada di dalam LKS yang merupaka bahan

kerja kelompok sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Diakhir

pelaksanaan tindakan siklus I (pertama) telah dilakukan evaluasi untuk dapat

melihat perolehan skor aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VII B terhadap

materi yang telah disampaikan.

24
A.3. Observasi dan Evaluasi.
Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan

hasil belajar dan aktivitas siswa kelas VII B SMPN 1 Hu’u, pada pelajaran IPS

dengan materi pokok “ proses alam endogen terhadap pembentukan muka bumi ,

gejala disatropisme dann vulkanisme, tipe-tipe gunung menurut bentuknya, faktor

penyebab terjadinya gempa bumi berupa data hasil pengamatan terhadap proses

pembelajaran dan hasil belajar siswa .

1. Proses Pembelajaran

Pengamatan terhadap proses pembelajaran siklus I dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi baik terhadap aktivitas guru maupun aktivitas

siswa.

a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I


Pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran siswa menggunakan lembar

observasi aktivitas belajar siswa siklus I (lampiran 2.a.) hasil perolehannya

dapat kita lihat pada tabel berikut.

Tabel 1

Perolehan Skor Aktivitas Siswa kelas VII B dalam PBM Siklus I

Nama Skor Skor Persentase Keterangan


Kelompok Perolehan Ideal (%)

A 12 16 75 Tertinggi
B 10 16 63
C 12 16 75 Tertinggi
D 9 16 56 Terendah
E 11 16 69
Rerata 10,8 16 67,5

25
Dari data yang ditampilkan pada table 1 di atas dapat diketahui bahwa

hasil observasi terhadap Aktivitas siswa kelas VII B dalam PBM siklsus I

masih tergolong rendah dengan perolehan rata-rata 10,8 atau 67,5 .%

sedangkan skor idealnya adalah 16.

Selanjutnya dapat kita lihat perolehan skor aktivitas siswa pada siklus I

dalam bentuk grafik di bawah ini.

Grafik 1

Perolehan Skor Aktivitas Siswa Kelas VII B Siklus I

80 --
75% 75 %
70 -- 63 % 56 % 69 %
60 --
50 --
40 --
30 --
20 --
10 --

0 -–
A B C D E

b. Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam PBM Siklus I

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh anggota tim selaku

kolaborator dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru siklus I

(lampiran 2.b.), diketahui bahwa hasil observasi terhadap aktivitas guru

dalam kegiatan PBM siklus I (pertama) masih sangat rendah dengan

perolehan skor 25 atau 62,5 %, sedangkan skor idealnya adalah 40.

26
2. Hasil Belajar Siswa

Hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa diperoleh dari hasil

pelaksanaan evaluasi akhir pembelajaran siklus I dengan menyajikan 5

butir soal dalam bentuk isian. Dari hasil analisis hasil belajar siswa

diperoleh data prestasi belajar siswa kelas VII B sebagaimana disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 2
Perolehan Skor Hasil Belajar Siswa Kelas VII B dalam PBM Siklus I
Persentase
Skor Perolehan
No Nama Siswa (%)
1 Abdullah 7 70 %
2 Anggraini 7 70 %
3 Badaruddin 6 60 %
4 Burhanuddin 6 60 %
5 Citra Febrianty 8 80 %
6 Dirmawan 6 60 %
7 Hamidah 6 60 %
8 Herdiansyah 7 70 %
9 Indra Gunawan 7 70 %
10 Intan Adekayanti 6 60 %
11 Jamaluddin 5 50 %
12 Kamaryati 6 60 %
13 Kartini 6 60 %
14 Lukmanulhakim 7 70 %
15 Muhammad Ilham 6 60 %
16 Mustaram 6 60 %
17 Maryati 5 50 %
18 Siti Nurrahmi 6 60 %
19 Sri Hastuti 5 50 %
20 Zulkifli 6 60 %
Nilai Rata-rata 6,1 61 %

Dari data yang tersaji pada tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa hasil

belajar siswa yang diperoleh kelas VII B pada siklus I juga masih sangat

27
rendah, dimana dari 20 siswa kelas VII B hanya 6 orang siswa (30%) yang

memperoleh hasil belajar dengan kisaran nilai (7 – 8) sedangkan 14 siswa

lainnya kisaran nilainya masih dibawah KKM 65 yang telah ditentukan pada

mata pelajaran IPS. Dari skor ideal 10, skor perolehan rata-rata hanya

mencapai 6,1 atau 61 %.

A.4. Refleksi

Refleksi terhadap pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan metode

kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa

kelas VII B SMPN 1 Hu’u pada siklus I dilakukan dengan cara melakukan

diskusi terhadap hasil pelaksanaan tindakan dengan anggota tim lainnya

yang bertindak selaku observer. Adapun masalah yang didiskusikan antara

lain adalah; tahap kegiatan pembelajaran oleh guru dalam menggunakan

metode kooperatif tipe STAD, aktivitas belajar siswa kelas VII B selama

pembelajaran siklus I berlangsung, dan hasil evaluasi pembelajaran.

Reffleksi ini dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan yang

terjadi terhadap proses pembelajaran siklus I dan selanjutnya untuk

dijadikan bahan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Hasil dari diskusi

tersebut terangkum sebagai hasil refleksi pembelajaran sebagai berikut:

1. Guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran belum optimal

melaksanakan penerapan pola kooperatif tipe STAD. Ada beberapa item

yang telah direncanakan namun belum sepenuhnya di implementasikan

Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil observasi yang dilakukan

28
terhadap aktivitas guru dalam PBM siklus I (pertama) hanya mencapai

62,5 %.

2. Sebagian besar siswa kelas VII masih belum terbiasa dengan kondisi

belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD

3. Siswa dalam aktivitas pelaksanaan PBM siklus I (pertama) sudah mulai

menampakkan minat, perhatian maupun partisipasinya walaupun masih

perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan. Hasil perolehan skor

aktivitas siswa kelas VII B dalam PBM siklus I (pertama) adalah 10,8

dari skor ideal 16 atau 67,5 %

4. Dari hasil evaluasi siklus I hasil belajar siswa kelas VII B juga masih

perlu ditingkatkan. Hasil rata yang diperoleh baru mencapai 6,1 atau 61

% dan dari 20 siswa hanya 6 siswa yanag mampu mencapai nilai sesuai

indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu KKM 6,5.

5. Masih ada kelompok yang kurang mampu dalam mempresentasikan

kegiatan serta belum bias menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan.

6. Guru diharapkan lebih dapat memancing ansiswa untuk bertanya.

Untuk memperbaiki kelemahan dan mempertahankan keberhasilan yang

telah dicapai pada siklus I, maka pada pelaksanaan pembelajaran siklus II

dapat dibuat perencanaan sebagai berikut :

a. Memberikan motivasi kepada kelompok agar lebih aktif lagi dalam

pembelajaran

b. Lebih intensif membimbing kelompok yang mengalamai kesulitan.

29
c. Memberi pengakuan atau penghargaan (reward) kepada siswa baik secara

individu maupun kelompok.

B. Deskripsi Siklus II (Kedua)

Sama seperti pada siklus I (pertama), tindakan yang dilakukan pada siklus II

(kedua) juga terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

B.1. Perencanaan.

Perencanaan pada siklus II (kedua) disusun berdasarkan replaning siklus I

(pertama), yaitu :

Mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan penekanan pada perbaikan

langakah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD yang lebih baik dari

sebelumnya.

B.2. Pelaksanaan.

Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada tanggal 3 Agustus

2015 pada jam pertemuan pertama mulai pukul 07.30 s/d 09.15 di kelas VII B

SMPN 1 Hu’u. Adapun proses pembelajarn mengacu kepada rencana

pembelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I.

Pada awal kegiatan pembelajaran, guru mempersilahkan siswa kelas VII B

mempersiapkan kelengkapan belajar dan membuka pelajaran dengan melakukan

appersepsi dengan melontarkan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan

materi pemebelajaran yang telah dipelajari sebelumnya. Kemudian guru

menyampaikan tujuan yang hendak dicapai terhadap materi pembelajaran yang

akan disampaikan..

30
Memasuki pada kegiatan inti pembelajaran, pertama-tama guru membagi

siswa ke dalam 5 kelompok dan masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa

yang dipilih secara heterogen ( baik terhadap jenis kelamin maupun tingkat

kepandainya), tiap-tiap kelompok dibimbing untuk menentukan ketua kelompok

secara demokrasi kemudian kepada masing-masing kelompok dibagikan lembar

kerja siswa (LKS) untuk dikerjakan secara kelompok sesuai petunjuk. Hasil

diskusi kelompok kemudian dipresentasikan. Siswa dan guru menyusun

rangkuman materi berdasarkan hasil diskusi.

Di akhir pembelajaran siklus II kepada siswa kelas VII B diberi tes tertulis

dalam bentuk soal isian sebanyak 5 butir soal dengan tujuan untuk mengetahui

tingkat penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran IPS setelah pelaksanaan

tindakan siklus II.

B.3. Observasi dan Evaluasi

Hasil observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan kegiatan

pembelajaran siklsu II dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dalam

meningkatkan hasil belajar da aktivitas siswa kelas VII B pada mata pelajaran IPS

dengan kompetensi dasar 1.1 Mendiskripsikan keragaman bentuk muka bumi,

proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan, berupa data hasil

pengamatan terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar sebagai berikut :

31
1. Proses Pembelajaran

Pengamatan terhadap proses pembelajaran siklus I dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi baik terhadap aktivitas guru maupun aktivitas

siswa.

a. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran siswa menggunakan lembar

observasi aktivitas belajar siswa siklus II (lampiran 3.a.) hasil

perolehannya dapat kita lihat pada tabel berikut.

Tabel 3

Perolehan Skor Aktivitas Siswa kelas VII B dalam PBM Siklus II

Nama Skor Skor Persentase Keterangan


Kelompok Perolehan Ideal (%)
A 14 16 88 Tertinggi
B 12 16 75
C 14 16 88 Tertinggi
D 11 16 69 Terendah
E 12 16 75
Rerata 12,6 16 78,7

Dari data yang ditampilkan pada table 3 di atas dapat diketahui bahwa hasil

observasi terhadap Aktivitas siswa kelas VII B dalam PBM siklsus II

mengalami peningkatan cukup signifikan dengan perolehan rata –rata 12,6

dari skor ideal 16 atau 78,7 %. Selanjutnya dapat kita lihat perolehan skor

aktivitas siswa pada siklus II dalam bentuk grafik di bawah ini.

32
Grafik 2

Perolehan Skor Aktivitas Siswa Kelas VII B Siklus II

90 -- 88 % 88 %
80 -- 75 % 69 % 75 %
70 --
60 --
50 --
40 --

30 --
20 --

10 --
0 -–
A B C D E

b. Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam PBM Siklus II

Hasil observasi yang dilakukan oleh Teman Sejawat terhadap

aktivitas guru dalam PBM siklus II (kedua) menggunakan lembar observasi

aktivitas guru (lampiran 3.b.) hasilnya juga menunjukkan adanya peningkatan.

Skor yang diperoleh adalah 35 atau 87,5 % dari total skor ideal 40.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa diperoleh dari hasil

pelaksanaan evaluasi akhir pembelajaran siklus II dengan menyajikan 5 butir

soal dalam bentuk isian. Dari hasil analisis hasil belajar siswa diperoleh data

prestasi belajar siswa kelas VII B sebagaimana disajikan dalam tabel berikut.

33
Tabel 4
Perolehan Skor Hasil Belajar Siswa Kelas VII B dalam PBM Siklus II

Persentase
Skor Perolehan
No Nama Siswa (%)
1 Abdullah 9 90 %
2 Anggraini 8 80 %
3 Badaruddin 7 70 %
4 Burhanuddin 7 70 %
5 Citra Febrianty 10 100 %
6 Dirmawan 8 80 %
7 Hamidah 7 70 %
8 Herdiansyah 9 90 %
9 Indra Gunawan 8 80 %
10 Intan Adekayanti 7 70 %
11 Jamaluddin 6 60 %
12 Kamaryati 8 80 %
13 Kartini 7 70 %
14 Lukmanulhakim 9 90 %
15 Muhammad Ilham 7 70 %
16 Mustaram 8 80 %
17 Maryati 7 70 %
18 Siti Nurrahmi 7 70 %
19 Sri Hastuti 7 70 %
20 Zulkifli 8 80 %
Nilai Rata-rata 7,6 76 %

Dari data yang tersaji pada tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa hasil

belajar siswa yang diperoleh kelas VII B pada siklus II juga meningkat

cukup signifikan, dari 20 siswa kelas VII B 19 siswa mampu memperoleh

34
hasil belajar dengan kisaran nilai (7 – 10 ) dan hanya 1 siswa memperoleh

nilai (60). Nilai rata-rata yang diperoleh adalah 7,6 atau 76 % bandingkan

dengan perolehan pada siklus I hanya mencapai rata-rata 6,1 atau 61 %

B.4. Refleksi

Atas dasar hasil melakukan tindakan pembelajaran pada siklus II (kedua)

yang telah dilakukan melalui tahapan sebagaimana yang telah dijelaskan di atas,

selanjutnya dilakukan refleksi dari hasil kegiatan tersebut. Dan dari refleksi siklus

II (kedua) diperoleh kesimpulan, bahwa di dalam pelaksanaan tindakan

pembelajaran pada siklus II (kedua) dengan penerapan model kooperatif tipe

STAD telah menunjukkan kemajuan dan keberhasilan sesuai dengan yang telah

dirumuskan sebelumnya. Adapun keberhasilan yang telah diperoleh pada siklus II

(kedua) adalah sebagai berikut :

a. Aktivitas siswa kelas VII B dalam proses pembelajaran menunjukan

peningkatan yang cukup signifikan, proses pembelajaran telah diarahkan

untuk lebih mengoptimalkan penerapan metode kooperatif tipe STAD yang

membuka ruang bagi siswa untuk dapat membangun kerjasama baik di dalam

kelompok maupun individu, siswa lebih dapat memahami tugas yang telah

diberikan guru kepadanya. Dan dengan dioptimalkannya penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD ini siswa kelas VII B sudah lebih mampu

dalam mempresentasikan hasil kerja, menyelesaikan tugas tepat waktu. Lebih

berminat dan lebih komunikatif Hal ini dapat dilihat dari data hasil observasi

35
aktivitas siswa kelas VII B yang mengalami peningkatan dari 67,5 % pada

siklus I (pertama) menjadi 78,7 % pada siklus II (kedua).

b. Adanya peningkatan Aktivitas siswa kelas VII B pada pembelajaran IPS di

siklus II (kedua) ini didukung pula oleh adanya peningkatan aktivitas guru

dalam mempertahankan dan meningkatkan suasana pembelajaran dengan

penerapan pola kooperatif tipe STAD secara optimal. Guru lebih intensif

dalam membimbing siswa, lebih inovatif dalam menciptakan suasana baru

dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung

lebih aktif, kreatif dan menyenangkan. Perolehan skor aktivitas guru

mengalami peningkatan dari 62,5 % pada siklus I (pertama) menjadi 87,5 %

pada siklus II (kedua).

c. Meningkatnya hasil belajar siswa kelas VII B dari perolehan nilai rata-rata 6,1

atau 61 % pada siklus I (pertama) meningkat menjadi nilai rata-rata 7,6 atau

76 % setelah penerapan metode kooperatif tipe STAD lebih dioptimalkan

pada siklus II.

d. Terhadap indikator keberhasilan yang telah ditetapkan pada PTK ini yaitu “

keberhasilan PTK ini jika 75 % dari jumlah siswa hasil belajarnya mampu

mencapai KKM 65”, maka dsengan melihat hasil belajar yang telah dicapai

siswa kelas VII melalui hasil evaluasi pada pembelajaran siklus II yaitu dari

20 orang jumlah siswa kelas VII B, 19 siswa diantaranaya (95 %) telah

mampu memperoleh nilai dengan kisaran nilai ( 7 – 10 ). Maka dengan

demikian penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil.

36
Dengan hasil refleksi di atas maka rumusan masalah yang telah ditetapkan

pada penelitian tindakan kelas ini yaitu, bahwa “Dengan penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan meningkatkan hasil

belajar dan aktivitas siswa kelas VII B SMPN 1 Hu’u Kec. Hu’u dalam mata IPS

terbukti berhasil dan dengan demikian penelitian ini cukup dilaksanakan sampai

tahap siklus II saja.

37
BAB. V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang telah

dilaksanakan di kelas VII B SMPN 1 Hu’u melalui dua siklus kegiatan dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengembangan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan model

kooperatif tipe STAD, dapat meningkatkan aktivitas proses belajar mengajar dan

hasil belajar siswa.

2. Aktivitas siswa kelas VII B SMPN 1 Hu’u setelah penerapan model kooperatif

tipe STAD mengalami peningkatan setelah melalui siklus II (kedua). Ini dapat

dilihat dari peningkatan aktivitas siswa dari 67,5% pada siklus I (pertama)

menjadi 78,7 % pada siklus II (kedua).

3. Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran juga menunjukan peningkatan.

Dari rata-rata 61 % pada siklus I (pertama) naik menjadi 76 % pada siklus II

(kedua).

4. Melalui pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe STAD secara

optimal, siswa dapat membangun sendiri pengetahuan, menemukan langkah-

langkah dalam dalam mencari penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai

oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.

5. Pembelajaran kooperatif tipe STAD relevan dengan pembelajaran kontekstual.

38
6. Dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran IPS lebih

menyenangkan.

B. S a r a n

Dari beberapa kesimpulan di atas, dapat membuktikan, bahwa pembelajaran

dengan menggunakan pola kooperatif tipe STAD secara lebih efektif dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Maka berdasarkan kenyataan tersebut

kami sarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam kegiatan proses belajar mengajar, guru dapat menerapkan

pendekatan kooperatif tipe STAD untuk dijadikan salah satu alternatif model

pembelajaran dalam mata pelajaran IPS.

2. Dalam menerapkan pendekatan kooperatif tipe STAD pelajaran

IPS disesuaikan dengan karakteristik materi dan karakteristik siswa.

3. Kegiatan penelitian tindakan kelas semacam ini sebagai wujud

dari kreatifitas dan inovasi guru dalam proses pembelajaran untuk memecahkan

kebuntuhan dalam sebuah permasalahan pembelajaran di kelas, maka diharapkan

kegiatan semacam ini hendaknya dapat dilakukan secara berkesinambungan.

---------------------

39
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2005, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi


Aksara

Ali. H. Muhammad, 1990, Konsep Penerapan CBSA, Bandung : Sarana Panca Karya.

Depdiknas, 1997, Sumber dan Media Pembelajaran IPS. Pusat Pengembangan Penataran
Guru IPS dan PMP Malang.

Dirawat, H, 1993, Sistem Pembinaan Profesional dan Cara belajar Siswa Aktif, Jakarta:
PT. Grasindo.

Kunandar, 2008, Langkah Muda Penelitian Tindakan kelas sebagai Pengembangan


Profesi Guru, Jakarta:PT. RajaGrafindo.

Nasution, S.. 1996. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. Bandung : Tarsito

Poerwadarminta, W.J.S. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Poerwanto. 1986. Evaluasi Hasil Belajar. Jakarta. Penerbit. Pustaka.


Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:Nusa
Media
Sudjana, Nana, 1991. Model-Model Mengajar CBSA. Bandung : Sinar Baru

Wachidi, 2000. Inovasi Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial; PPS UPI Bandung

Wiriaatmadja, Rochiati, 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja


Rosda Karya

40
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Nama Sekolah : SMPN 1 Hu,u


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas / Semester : VII B/ 1
Standar Kompetensi : 1. Memahami lingkungan kehidupan manusia
Kompetensi Dasar : 1.1. Mendiskripsikan keragaman bentuk muka bumi,
proses pembentukan dan dampaknya terhadap
kehidupan
Alokasi Waktu : 12 jam pelajaran ( 6 x pertemuan )

A. TUJUAN PEMBELAJARAN* :
Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran, siswa dapat :
Pertemuan 1 :
 Menjelaskan proses alam endogen yang menyebabkan terjadinya bentuk muka
bumi dengan Tekun ( diligence )
Pertemuan 2 :
 Menjelaskan gejala diastropisme dan vulkanisme dengan Tekun ( diligence )
 Membedakan tipe-tipe gunung menurut bentuknya dengan Tekun ( diligence )
Pertemuan 3 :
 Menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi dan akibat yang
ditimbulkan Secara telitian ( carefulness)
 Menyebutkan jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya Secara telitian
( carefulness)
Pertemuan 4 :
 Menjelaskan terjadinya proses pelapukan dengan Tekun ( diligence )
Pertemuan 5 :
 Menyebutkan faktor penyebab erosi dan dampak erosi Secara telitian
( carefulness)
Pertemuan 6 :
 Menjelaskan dampak positif dan negatif dari tenaga endogen dan eksogen dengan
Tekun ( diligence )

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)

41
B. MATERI PEMBELAJARAN :
- Proses Alam Endogen Terhadap Pembentukan Muka Bumi
- Gejala Disatropisme Dann Vulkanisme
- Tipe-Tipe Gunung Menurut Bentuknya
- Faktor Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
- Jenis-Jenis Batuan Menuurut Proses Pembentukannya
- Faktor Penyebab Terjadinya Erosi
- Hasil Bentukan Dari Proses Sedimentasi.

C. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN :


MODEL : Pembelajaran kooperstif Tipe STAD
METODE :
1. Ceramah bervariasi
2. Diskusi
3. Inquiry
4. Tanya jawab
5. Simulasi
6. Observasi / pengamatan

D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :

SIKLUS 1
Pertemuan I :
a. Pendahuluan
- Apersepsi : Sebutkan nama gunung api yang pernah kalian lihat dan
dengan
- Motivasi : - Mengapa di dunia ini sering terjadi gempa bumi
- Apa akibatnya jika terjadi gempa bumi
b. Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menjelaskan proses alam endogen yang menyebabkan terjadinya bentuk
muka bumi dengan Tekun ( diligence )
 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan.

42
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 Salah satu siswa disuruh menjelaskan proses alam endogen yang
menyebabkan terjadinya berbagai bentukan di permukaan bumi
 Siswa dibagi menjadi 2 kelompok
* Kelompok I : diberi tugas memberikan contoh faktor penyebab
terjadinya bentukan muka bumi yang berasal dari luar /
eksogen
* Kelompok II : Memberikann contoh penyebab terjadinya bentukan
muka bumi yang berasal dari dalam / endogen
 Setiap kelompok membuat hasil laporan dari diskusi kelompok Secara
telitian ( carefulness)
 apa kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan dan kelompok lain
memberikan tanggapan
 ya jawab tentang perbedaan faktor endogen dan eksogen
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan

c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;

43
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik;

Pertemuan 2 :
a. Pendahuluan :
- Apersepsi : Contoh faaktor endogen dan eksogen
- Motivasi : Memenceritakan tentang aktivitas gunung berapi akhir-
akhir ini
b. Kegiatan Inti :
- Menjelaskan pengertiian diastropisme dan vulkanisme dengan Tekun
( diligence )
- Menjelaskan tipe-tipe gunung berapi dengan Tekun ( diligence )
c. Penutup :
- Penilaian
- Refleksi :
* Siswa dapat mengungkapkan bentuk gunung menurut erupsinyai

Pertemuan 3 :
a. Pendahuluan :
- Apersepsi : Memberikan contoh gunung tipe kerucut di Indonesia
- Motivasi : Menjelaskan faktor penyebab terjadinya gempa bumi

b. Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Mendeskripsikan faktor terjadinya gempa bumi Secara telitian
( carefulness)
 Menyebutkan akhibat gempa bumi Secara telitian ( carefulness)
 Menjelaskan jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya
 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan

44
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan.

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan

c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik;

45
SIKLUS 2
Pertemuan 4 :
a. Pendahuluan :
- Apersepsi : Guru memberikan gambar tentang proses pelapukan kepada
siswa
- Motivasi : Menanyakan tentang materal yang dibawa air ketika terjadi
banjir

b. Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menyebutkan faktor-faktor penyebab terjadinya gempa bumi dan akibat
yang ditimbulkan Secara telitian ( carefulness)
 Menyebutkan jenis batuan berdasarkan proses pembentukannya Secara
telitian ( carefulness)
 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan.

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Kelas dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 –
6 siswa
 Setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati bentuk-bentuk pelapukan
yang ada dilingkungan sekolah
 Setiap kelompok mencatat proses pelapukan yang ada lingkungan sekolah
untuk didiskusikan
 Setelah melakukan diskusi, hasil kerja kelompok di presentasikan
 Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang lain memberikan
tanggapan
 Setelah mendapatkan tanggapan, selanjutnya melakukaan penyempurnaan
hasil kerja kelompok

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa

46
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan

c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik;

Pertemuan 5 :
a. Pendahuluan :
- Apersepsi : Guru menanyakan apakah disekitar tempat tinggal siswa
ada sungai yang mengalir
- Motivasi : Guru menunjukkan gambar muara sungai yang
mengendapkan lumpur untuk diamati oleh siswa

b. Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menyebutkan faktor penyebab erosi dan dampak erosi Secara telitian
( carefulness)
 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan.

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 Kelas dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 –
6 siswa
 Setiap kelompok diberi tugas untuk mengamati bentuk-bentuk erosi yang
disebabkan oleh air dan angin
47
 Kelompok I dan III mendiskusikan faktor penyebab terjadinya erosi
 Kelompok II dan IV mendiskusikan pengaruh erosi terhadap perubahan
bentuk muka bumi
 Setelah melakukan diskusi, hasil kerja kelompok di presentasikan
 Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang lain memberikan
tanggapan
 Setelah mendapatkan tanggapan, selanjutnya melakukaan penyempurnaan
hasil kerja Kelompok

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan

c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik;

Pertemuan 6
a. Pendahuluan :
- Apersepsi : Siswa diminta menyebutkan akibat dari erosi terhadap muka
bumi
- Motivasi : Guru menampilkan gambar gunung meletus dan gempa bumi

b. Kegiatan Inti :
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
 Menjelaskan dampak positif dan negatif dari tenaga endogen dan eksogen
dengan Tekun ( diligence )
 melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
 menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;

48
 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan.

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
 membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
 memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
 Kelas dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 –
6 siswa
 Setiap kelompok menerima tugas dari guru tentang dampak bentukan muka
bumi karena tenaga endogen dan eksogen
 Setiap kelompok mendiskusikan tugas yang diberikan oleh guru
 Setelah melakukan diskusi, hasil kerja kelompok di presentasikan
 Setiap kelompok melakukan presentasi, kelompok yang lain memberikan
tanggapan
 Setelah mendapatkan tanggapan, selanjutnya melakukaan penyempurnaan
hasil kerja Kelompok
 memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,
dan bertindak tanpa rasa takut;
 memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
 memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
 memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
 memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun
kelompok;
 memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta
produk yang dihasilkan;
 memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
 memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
 memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber,
 memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang telah dilakukan,
49
 memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna
dalam mencapai kompetensi dasar:
 berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab
pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan
menggunakan bahasa yang baku dan benar;
 membantu menyelesaikan masalah;
 memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil
eksplorasi;
 memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
 memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif.

c. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:
 bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat
rangkuman/simpulan pelajaran;
 melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
 memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
 merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik
tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta
didik;

E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN :


1. Peta
2. Atlas
3. Globe
4. Kertas karton /HVS
5. Kertas penilaian Psikomotorik
6. Maket bentukan muka bumi
7. Buku Geografi yang relevan

F. PENILAIAN :
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
 Mengidentifikasi bentuk- Tes lisan Daftar Sebutkan jenis-jenis bentuk muka
bentuk muka bumi daratan dan pertanyaan. bumi daratan!
dasar laut

 Mendeskripsikan proses Tes lisan Daftar Apakah yang dimaksud tenaga


alam endogen yang pertanyaan geologi dan berikan contohnya!
menyebabkan terjadinya

50
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
bentuk muka bumi.
Tes tulis Pilihan Tipe gunung api yang banyak
 Mendeskripsikan gejala Ganda terdapat di Indonesia yaitu ….
diastropisme dan vulkanisme a. maar
serta sebaran tipe gunung api. b. perisai
c. starto
d. kaldera
Penugasan
 Mendeskripsikan faktor- Tugas Buatlah peta jalur gempa bumi di
faktor penyebab terjadinya rumah Indonesia pada kertas karton ukuran
gempa bumi dan akibat yang A2!
ditimbulkannya.
Tes tulis
Tes Uraian Jelaskan proses pelapukan biologis!
 Mendeskripsikan proses
pelapukan Pilihan Erosi yang disebabkan gelombang
ganda air laut yang mengikis pantai
 Mendeskripsikan proses disebut ....
erosi, dan faktor-faktor a. abrasi
penyebabnya, dampaknya. b. deflasi
c. glasial
 Memberikan contoh d. korasi
bentukan yang dihasilkan oleh
proses sedimentasi. Sedimen yang diendapkan
Tes tulis
disepanjang pantai sampai kedalaman
 Mengidentifikasi dampak 200 meter disebut batuan......
positif dan negatif dari tenaga a. Breksi
endogen dan eksogen bagi b. Konglomerat
kehidupan serta upaya c. Pasir
penanggulangannya. d. lempung

Gempa bumi yang disebabkan


dislokasi atau pergeseran lapisan
batuan yang panjang didalam
bumi disebut....
a. Gempa bumi vulkanik
b. Gempa bumi tektonik
c. Gempa bumi vulkanotektonik
d. Gempa bumi runtuhan

faktor yang paling berpengaruh dalam

51
Penilaian
Indikator Pencapaian
Kompetensi Teknik Bentuk Contoh
Instrumen Instrumen
pelapukan organik adalah....
a. air
b. makluk hidup
c. penyinaran matahari
d. angin

Tanah endapan vulkanis sangat subur,


karena.....
a. Butirannya halus
b. Mengandung P dan K
c. Mengandung N
d. Mengandung humus

Dampak negatif tenaga endogen


adalah adanya getaran orogenik yang
menimbulkan.....
a. Patahan
b. Lipatan
c. Gunung api
d. Gempa

Berilah 2 contoh bentang alam hasil


Tertulis Tes Uraian sedimentasi oleh air!

Jelaskan struktur lapisan bumi!

Sebutkan jenis-jenis struktur patahan


dan lipatan!

Sebutkan tiga golongan batuan


beserta contohnya!

Bagaimana menanggulangi dampak


negatif tenaga eksogen dan endogen?

Jelaskan 3 manfaat material


vulkanik gunung api !

Mengetahui, Hu,u, ……………… 2015

52
Kepala SMPN 1 Hu’u Peneliti

( …………………………………. ) ( Putri Jauhari, S.Pd )


NIP. NIP.197404042008012014

53
Lampiran 2.a.

LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII B
PADA MATA PELAJARAN IPS
SIKLUS I (PERTAMA)

Nama Sekolah : SMPN 1 Hu’u


Tahun Pelajaran : 2015-2016
Kelas / Semester : VII/I
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan
dan dampaknya terhadap kehidupan

Minat Perhatian Partisipasi Presentasi


Nama Kelompok /Siswa
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kelompok : A
Ketua : Citra Febrianti
Anggota : Dirmawan √ √ √ √
Maryati
Indra Gunawan
Kelompok : B
Ketua : Abdullah
Anggota : Kamaryati √ √ √ √
Badaruddin
Siti Nurrahmi
Kelompok : C
Ketua : Herdiansyah
Anggota : Hamidah √ √ √ √
Lukmanulhakim
Sri Hastuti
Kelompok :D
Ketua : Anggraini
Anggota : Burhanuddin √ √ √ √
Kartini
M. Ilham
Kelompok : E
Ketua : Mustaram
Anggota : Intan Adekayanti √ √ √ √
Jamaluddin
Zulkifli

Keterangan : Skor 1 = Kurang Skor 3 = Baik


Skor 2 = Cukup Skor 4 = Sangat Baik
Lampiran 2.b.
54
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR
GURU IPS
SIKLUS I (PERTAMA)

Nama Sekolah : SMPN 1 Hu’u


Tahun Pelajaran : 2014-2015
Kelas / Semester : VII B/I
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses
pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan

Nilai /Skor
No Kegiatan 1 2 3 4
1 Apersepsi √
2 Penjelasana Materi √
3 Penerapan metode pembelajaran √
4 Pengelolaan kegiatan diskusi √
5 Pemberian pertanyaan atau kuis √
6 Kemampuan melakukan evaluasi √
7 Penguasaan materi dan penampilan guru √
dalam mengajar
8 Menentukan nilai individu dan
kelompok √
9 Menyimpulkan materi pembelajaran √
10 Ketepatan waktu pelaksanaan seknario
pembelajaran. √

Keterangan : Skor 1 = Kurang


Skor 2 = Cukup
Skor 3 = Baik
Skor 4 = Sangat Baik

Lampiran 3.a.

55
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII B
PADA MATA PELAJARAN IPS SIKLUS I (PERTAMA)

Nama Sekolah : SMPN 1 Hu’u


Tahun Pelajaran : 2015-2016
Kelas / Semester : VII B/I
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan
dan dampaknya terhadap kehidupan.
Minat Perhatian Partisipasi Presentasi
Nama Kelompok /Siswa
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Kelompok : A
Ketua : Citra Febrianti
Anggota : Dirmawan √ √ √ √
Maryati
Indra Gunawan
Kelompok : B
Ketua : Abdullah
Anggota : Kamaryati √ √ √ √
Badaruddin
Siti Nurrahmi
Kelompok : C
Ketua : Herdiansyah
Anggota : Hamidah √ √ √ √
Lukmanulhakim
Sri Hastuti
Kelompok :D
Ketua : Anggraini
Anggota : Burhanuddin √ √ √ √
Kartini
M. Ilham
Kelompok : E
Ketua : Mustaram
Anggota : Intan Adekayanti √ √ √ √
Jamaluddin
Zulkifli
Keterangan : Skor 1 = Kurang Skor 3 = Baik
Skor 2 = Cukup Skor 4 = Sangat Baik
Lampiran 3.B.

56
LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS PROSES BELAJAR MENGAJAR
GURU IPS
SIKLUS II (KEDUA)

Nama Sekolah : SMPN 1 Hu’u


Tahun Pelajaran : 2015-2016
Kelas / Semester : VII B/I
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses
pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan

Nilai /Skor
No Kegiatan 1 2 3 4
1 Apersepsi √
2 Penjelasana Materi √
3 Penerapan metode pembelajaran √
4 Pengelolaan kegiatan diskusi √
5 Pemberian pertanyaan atau kuis √
6 Kemampuan melakukan evaluasi √
7 Penguasaan materi dan penampilan guru
dalam mengajar √
8 Menentukan nilai individu dan
kelompok √
9 Menyimpulkan materi pembelajaran √
10 Ketepatan waktu pelaksanaan seknario
pembelajaran. √

Keterangan : Skor 1 = Kurang


Skor 2 = Cukup
Skor 3 = Baik
Skor 4 = Sangat Baik

Lampiran. 4.

57
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VII B PADA PELAJARAN IPS
ANTARA SIKLUS I DAN SIKLUS II

Nama Sekolah : SMPN 1 Hu’u


Tahun Pelajaran : 2015-2016
Kelas / Semester : VII B/I
Mata Pelajaran : IPS
Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses
pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan

Hasil Belajar Peningkatan


No Nama Siswa Hasil Belajar
Siklus I Siklus II
1 Abdullah 7 9 2
2 Anggraini 7 8 1
3 Badaruddin 6 7 1
4 Burhanuddin 6 7 1
5 Citra Febrianty 8 10 2
6 Dirmawan 6 8 2
7 Hamidah 6 7 1
8 Herdiansyah 7 9 2
9 Indra Gunawan 7 8 1
10 Intan Adekayanti 6 7 1
11 Jamaluddin 5 6 1
12 Kamaryati 6 8 2
13 Kartini 6 7 1
14 Lukmanulhakim 7 9 2
15 Muhammad Ilham 6 7 1
16 Mustaram 6 8 2
17 Maryati 5 7 2
18 Siti Nurrahmi 6 7 1
19 Sri Hastuti 5 7 2
20 Zulkifli 6 8 2
Nilai Rata-rata 6,1 7,6 1,5

58

Anda mungkin juga menyukai