Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sistem merupakan suatu kesatuan bagian-bagian yang saling
berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item
penggerak. Misalnya, negara yang merupakan suatu kumpulan dari beberapa
elemen kesatuan lain seperti provinsi yang salaing berhubungan sehingga
membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. Kata “sistem”
sering digunakan baik dalam percakapan sehari-hari, forum diskusi maupun
dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal dan berbagai bidang,
sehingga memiliki makna yang beragam.
Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan
dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan
fungsional dan berinteraksi untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan
demikian, keperawatan dapat diartiakan sebagai suatu keseluruhan karya
insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan
fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir.
Pelayanan kesehatan dalam penerapannya sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti pendidikan dan manajemen, kebutuhan pelayanan
kesehatan, konsep kesehatan, tujuan pembangunan kesehatan, IPTEK, dan
berbagai profesi kesehatan.
Sebagai perawat yang professional, sangat dibutuhkan perubahan
dalam dunia praktek. Apalagi semakin berkembang tekhnologi semakin
berkembang ilmu pengetahuan. Maka, diperlukan pemahaman tentang konsep
sistem dan pendekatan sistem dalam dunia keperawatan.

1
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konsep sistem?
2. Sebutkan dan jelaskan komponen sistem dalam keperawatan?
3. Apakah yang dimaksud dengan penerapan sistem penerapan sistem dalam
penggunaan proses keperawatan?
4. Bagaimana hubungan sistem dengan subsistem dan supra sistem?
5. Bagaimana pengaruh pada pelayanan kesehatan ditinjau dari perspektif
sistem?
6. Bagaimana pelayanan kesehatan sebagai suatu bagian integral dari
pelayanan kesehatan?
7. Bagaimana pembaharuan pendidikan keperawatan sebagai pelayanan
kesehatan?
C. Tujuan
Berdasarkan Rumusan Masalah di atas kami dapat mengambil tujuan
sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian konsep sistem.
2. Menyebutkan dan menjelaskan komponen sistem dalam keperawatan.
3. Menjelaskan penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan.
4. Menjelaskan hubungan sistem dengan subsistem dan supra sistem.
5. Menjelaskan pengaruh pada pelayanan kesehatan ditinjau dari perspektif
sistem.
6. Menjelaskan pelayanan kesehatan sebagai suatu bagian integral dari
pelayanan kesehatan.
7. Menjelaskan pembaharuan pendidikan keperawatan sebagai pelayanan
kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Sistem


Kata sistem menjadi sangat populer dengan munculnya pendekatan sistem
yang digunakan dalam berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti
seperangkat komponen yang saling berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk
mencapai suatu tujuan. Kata sistem berasal dari bahasa latin (syst dan ema) dan
bahasa yunani (sust dan ema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen
atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
materi, atau energi. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set
kesatuan yang berinteraksi, ketika suatu model metematika sering kali dapat
dibuat.
Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan
yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Misalnya,
negara yang merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain
seperti provinsi yang salaing berhubungan sehingga membentuk suatu negara
dengan rakyat sebagai penggeraknya. Kata “sistem” sering digunakan baik dalam
percakapan sehari-hari, forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini
digunakan untuk banyak hal dan berbagai bidang, sehingga memiliki makna yang
beragam.
Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan
alat yang memiliki hubungan di antara mereka. Sistem secara sederhana dapat
didefinisikan sebagai suatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang
mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi untuk mencapai hasil yang
diharapkan. Dengan demikian, keperawatan dapat diartiakan sebagai suatu
keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang mempunyai
hubungan fungsional dalam upaya mencapai tujuan akhir.

3
B. Komponen sistem dalam keperawatan

Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu tujuan,


masukan, proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta
lingkungan. Berikut penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah
sistem:
1. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak.
Tujuan inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa
tujuan, sistem menjadi tak terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara
satu sistem dengan sistem yang lain berbeda.
2.    Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem
dan selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal
yang berwujud (tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh
masukan yang berwujud adalah bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak
berwujud adalah informasi (misalnya permintaan jasa pelanggan).
3.    Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari
masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa
informasi dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna,
misalnya saja sisa pembuangan atau limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat
berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses dapat berupa aktivitas
pembedahan pasien.

4.    Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi,
keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

4
5.    Batas
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan
daerah di luar sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi,
ruang lingkup, atau kemampuan sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola
mempunyai aturan permainan dan keterbatasan kemampuan pemain.
Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian pelanggan,
gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah
sistem dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku
sistem. Sebagai contoh, dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan
dapat mengurangi keterbasatan dana.
Secara khusus, komponen dalam sistem keperawatan meliputi:
a. Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang
mempunyai kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dipandang
secara menyeluruh dan holistik mempunyai siklus kehidupan meliputi
tumbuh kembang, memberi keturunan, memiliki kemampuan untuk
mengatasi perubahan dengan menggunakan berbagai mekanisme yang
dibawa sejak lahir maupun yang didapat bersifat biologis, psikologis dan
sosial.
Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian
peristiwa yang mencakup belajar, menggali, serta menggunakan sumber-
sumber yang diperlukan berdasarkan potensi dan keterbatasannya.
b. Lingkungan
Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, lingkungan
meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan merupakan
tempat dimana manusia berada, yang selalu mempengaruhi dan
dipengaruhi manusia sepanjang hidupnya.
Setiap lingkungan mempunyai karakteristik tersendiri dan memberikan
dampak yang berbeda pada setiap manusia, dalam menanggapi dampak

5
lingkungan ini, manusia selalu berespon untuk mengadakan adaptasi agar
keseimbangan dirinya tetap terjaga. Adaptasi dapat bersifat positif, dapat
pula negatif (apabila manusia beradaptasi secara negatif pada pengaruh
lingkungan maka akan menimbulkan masalah.
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat
mempengaruhi kesehatan, lingkungan ini dapat berupa kondisi sosial
budaya, lingkungan geografis yang ada di masyarakat yang berada di luar
institusi kesehatan.
c. Kesehatan
Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa definisi
tentang sehat adalah :
1) WHO (1947)
Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental,
sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau cacat.
2) Parson (1972)
Sehat adalah kemampuan individu secara optimal untuk eran
dan tugasnya secara efektif.
3) Dubois (1978)
Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu secara aktif dan
terus menerus beradaptasi dengan lingkungannya.
Kesehatan adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus
berubah sebagai interaksi antara individu dengan perubahan
lingkungan baik internal maupun eksternal.
d. Keperawatan
Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia,
keperawatan dilaksanakan secara universal terjadi pada semua tingkat
manusia. Tingkah laku dalam keperawatan meliputi rasa simpati, empati,
menghargai orang lain, tenggang rasa. Keperawatan menghargai
kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut manusia. Keperawatan membantu

6
klien mengenal dirinya, sebagai makhluk yang memiliki kebutuhan yang
unik.
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
keperawatan adalah salah satu bentuk “pelayanan profesional sebagai
integral dari pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologis, psikologi
sosial, dan spiritual secara komprehensif diajukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit, mencakup siklus hidup
manusia”.

C. Penerapan Sistem Dalam Penggunaan Proses Keperawatan


Penerapan sistem dalam penggunaan proses keperawatan meliputi
beberapa tahapan, yaitu:
1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
manganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan
seorang pasien.
Tujuan pengkajian adalah untuk memberikan suatu gambaran yang terus
mengenai kesehatan pasien, yang memungkinkan tim perawat merencanakan
asuhan keperawatan kepada pasien secara perorangan.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimulai dilakukan sejak klien masuk rumah sakit,
selama klien dirawat secara terus-menerus serta pengkajian dapat dilakukan
ulang untuk menambah dan melengkapi data yang telah ada. Berdasarkan
sumber data, data pengkajian dibedakan atas data primer dan data sekunder :
 Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari klien
bagaimanapun kondisi klien.
 Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pasien seperti dari
perawat, dokter, ahli gizi, ahli fisiotheraphy, keluarga atau kerabat klien,
catatan keperawatan serta hasil pemeriksaan penunjang lainnya.

7
Secara umum ada beberapa cara pengumpulan data yaitu :
 Wawancara yaitu melalui komunikasi untuk mendapatkan respon dari
pasien dengan tatap muka.
 Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan secara visual atau
secara langsung kepada pasien.
 Konsultasi yaitu dengan melakukan konsultasi kepada yang ahli spesialis
bagian yang mengalami gangguan.
 Melalui pemeriksaan seperti inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi
(mengetuk), auskultasi serta pemeriksaan fisik lainnya, seperti
pengukuran EKG.
b. Pengelompokan data
Setelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data-data
terkumpul dikelompokkan, data dapat dibagi atas data dasar dan data khusus.
 Data dasar terdiri dari data fisiologis / biologi, data psikologis, data
social, data spiritual dan data tentang tumbuhkembang klien.
 Data khusus adalah data yang bersipat khusus. Misalnya laporan intake
dan output cairan selama operasi, hasil pemeriksaan hematology,
pemeriksaan roentgen dan sebagainya.
Selain data diatas, berdasarkan cara pengumpulan data dibagi atas data
objektif dan data subjektif.
 Data objektif adalah data yang diperoleh perawat berdasarkan hasil
pemeriksaan atau observasi secara langsung.
 Data subjektif adalah data yang diperoleh berdasarkan keluhan atau
perkataan klien atau keluarganya.
c. Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan
Tahapan terakhir dari pengkajian adalah analisa data untuk
menentukan diagnosa keperawatan. Proses keperawatan analisa adalah
menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip asuhan
keperawatan yang relevan dengan kondisi pasien. Analisa data dilakukan

8
melalui pengesahan data, pengelompokkan data, membandingkan data,
menentukan ketimpangan / kesenjangan serta membuat kesimpulan tentang
kesenjangan masalah yang ada.
2. Tahap Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status/
masalah kesehatan aktual / potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi :
a. Adanya masalah aktual berdasarkan respon klien terhadap masalah/ penyakit.
b. Faktor-faktor berkontraksi / penyebab adanya masalah.
c. Kemampuan klien mencegah / menghilangkan masalah.
Diagnosa keperawatan berorientasi kepada kebutuhan dasar manusia,
berdasarkan pada kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow, memperlihatkan
respon individu / klien terhadap penyakit dan kondisi yang dialaminya.
3. Tahap Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat
perencanaan intervensi keperawatan dan aktifitas keperawatan. Tujuan
perencanaan adalah untuk mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah
keperawatan klien.
Tahap perencanaan keperawatan adalah :
a. Proses penentuan prioritas
Proses ini dimulai dengan membuat prioritas diagnosa keperawatan,
urutan prioritas diagnosa keperawatan menunjukkan masalah tersebut
menjadi prioritas untuk dilakukan intervensi keperawatan. Meskipun
demikian tidak berarti bahwa satu diagnosa harus dipecahkan dahulu secara
total baru mengerjakan diagnosa berikutnya. Biasanya beberapa diagnosa
keperawatan dapat diatasi secara bersamaan.
b. Penetapan sasaran dan tujuan
Pada proses ini dilakukan setelah penetapan urutan prioritas diagnosa
keperawatan. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dalam mengurangi atau
mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan. Sedangkan tujuan

9
menggambarkan penampilan, hasil atau perilaku klien yang berhubungan
dengan sasaran. Perencanaan tujuan bermanfaat dalam merancang,
mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan kepada klien.
c. Penentuan kriteria evaluasi
Kriteria adalah standar yang dipakai untuk mengevaluasi
penampialan klien. Misalnya klien dapat menyebutkan empat komplikasi
diabetes millitus. Kriteria diperlukan apabiala tujuan belum spesifik dan
tidak dapat diukur.
d. Rencana intervensi
Adalah bagian akhir dari perencanaan dimana perawat memutuskan
srategi dan intervensi keperawatan yang akan dilakukan. Strategi dan
tindakan yang dilakukan diarahkan langsung pada etiologi atau faktor
pendukung dari diagnosa keperawatan.
4. Tahap implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh
perawat dan klien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan
implementasi adalah intervensi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah
dilakukan validasi, penguasaan, keterampilan interpersonal, intelektual, dan
tekhnikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada situasi
yang tepat. Keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan didokumentasi
keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan.
Ada tiga fase implementasi keperawatan yaitu :
a. Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana,
pengetahuan dan keterampilan mengimplementasikan rencana, persiapan
klien dan lingkungan.
b. Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi
pada tujuan ( intervensi independent, dependen dan interdependen).
c. Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan klien setelah
implementasi dilakukan.

10
5. Tahap evaluasi
Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, dan kualitas
data, teratasi atau tidaknya masalah klien, serta pencapaian tujuan serta
ketetapan intervensi keperawatan. Akhirnya, penggunaan proses keperawatan
secara tepat pada praktek keperawatan akan memberi keuntungan pada klien
dan perawat. Kualitas asuhan keperawatan diharapkan dapat ditingkatkan.
Perawat dapat mendemonstrasikan tangguang jawab dan tangguang gugatnya
yang merupakan salah satu ciri profesi dan yang amat penting adalah menjamin
efisiensi dan efektifitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
6. Tahap dokumentasi
Dokumentasi proses keperawatan merupakan metode pencatatan proses
keperawatan yang tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis.
Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, dokumentasi masalah,
perencanaan, tindakan.

D. Hubungan sistem dengan subsistem dan supra sistem

Dalam sistem terdapat input (masukan), proses, output (hasil/keluaran),


dan umpan balik. Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang
keperawatan secara menyeluruh dan sistematik, tidak parsial atau fragmentis.
Keperawatan sebagai suatu sistem merupakan satu kesatuan yang utuh dengan
bagian-bagiannya yang berinteraksi satu sama lain. Keperawatan dapat diartikan
sebagai keseluruhan karya insani yang terbentuk dari bagian-bagian yang
mempunyai hubungan fungsional dalam usaha mencapai tujuan akhir.
Keperawatan dapat digambarkan sebagai kesatuan subsistem dan
membentuk satu sistem yang utuh. Sitem pendidikan ini memperoleh input dari
suprasistem (masyarakat atau lingkungan) dan memberikan output bagi
suprasistem tersebut. Subsistem yang membentuk sistem keperawatan adalah
tujuan, klien, manajemen, struktur dan jadwal waktu, asuhan keperawatan, tenaga

11
perawat dan tim kesehatan lain, teknologi, fasilitas, kendali mutu, penelitian, serta
biaya perawatan.
Interaksi fungsional antarsubsistem keperawatan disebut sebagai proses
keperawatan. proses keperawatan dapat terjadi dimana saja, tidak terbatas
lingkungan rumah sakit dan pusat kesehatan lainnya. Melalui proses keperawatan
diperoleh hasil (output) keperawatan. hasil keperawatan adalah asuhan
keperawatan yang sudah diberikan kepada klien berdasarkan tujuan keperawatan
yang telah ditetapkan. Tujuan keperawatan masing-masing tingkatan perawatan
ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan bermuara pada tujuan kesehatan nasional.
Beberapa penerapan sistem keperawatan :
 Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang potensial kepada klien.
Asuhan Keperawatan saling berhubungan dengan tim pelayanan kesehatan
lainnya seperti dokter, radiologi, klien/pasien, IPTEK, tim rumah tangga di
RS, gizi, laboratorium, dan sistem pendukung lainnya.
 Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan
Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan
juga saling berhubungan dengan pelayanan lainnya seperti IPTEK, AIPNI,
PPNI, Penyelenggara pendidikan keperawatan, kebutuhan masyarakat,
kebijakan pendidikan nasional keperawatan, dan profesi lain.
 Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pengembangan Profesi
Keperawatan
Penerapan sistem ini berhubungan dengan masyarakat, kebijakan
nasional, PPNI, faktor lain, AIPNI, IPTEK, institusi pendidikan keperawatan.
Dengan bekerjasama bersama peleyanan-pelayanan lainnya sehingga
pengembangan profesi keperawatan dapat berjalan dengan lancar.
 Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Secara
Umum

12
Pelayanan kesehatan dalam penerapannya sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti pendidikan dan manajemen, kebutuhan pelayanan
kesehatan, konsep kesehatan, tujuan pembangunan kesehatan, IPTEK, dan
berbagai profesi kesehatan.

E. Pengaruh pada pelayanan kesehatan ditinjau dari persfektif system

1. Internal
a. Bagi profesi dengan pendekatan sistem dan proses keperawatan, perawat
dapat mempertanggung jawabkan tugasnya sesuai dengan standar. Jadi
akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan profesi Keperawatan
secara keseluruhan.
b. Bagi Perawat akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan
kecintaan pada profesi.
c. Kemampuan memanfaatkan hasil/keluaran dari pendidikan
d. Kemampuan dalam pengadaan dan pengembangan sumber daya pendidikan.
2. Eksternal
a. Bagi Klien dapat memfasilitasi keterlibatan klien dan keluarga dalam
perawatan disetiap tahapan proses keperawatan.
b. Tekanan dan Tuntutan kebutuhan Masyarakat.
c. Perkembangan global Keperawatan Profesional
                  
F. Pelayanan Kesehatan Sebagai Suatu Bagian Integral Dari Pelayanan
Kesehatan

Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari suatu pelayanan kesehatan


yang meliputi pelayanan dasar dan pelayanan rujukan. Sebagai bagian dari
pelayanan kesehatan, maka pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga
perawat dalam pelayanannya memiliki tugas, diantaranya memberikan asuhan
keperawatan keluarga, komunitas dalam pelayanan kesehatan dasar dan akan
memberikan asuhan keperawatan secara umum pada pelayanan rujukan.

13
Sebagaimana contoh pelayanan keperawatan dalam tingkat dasar yang
dilakukan dilingkup puskesmas dengan pendekatan asuhan keperawatan keluarga
dan komunitas yang berorientasi pada tugas keluarga dalam kesehatan diantaranya
mengenai masalah kesehatan secara dini. Mengambil keputusan dalam kesehatan,
menanggulangi keadaan darurat bila terjadi kecelakaan atau penyakit yang
sifatnya mendadak, memberikan pelayanan keperawatan dasar pada anggota
keluarga yang sakit serta memodifikasi lingkungan untuk menunjang peningkatan
status kesehatan serta memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Demikian juga pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah
memberikan asuhan keperawatan pada ruang atau lingkup rujukannya seperti pada
anak, maka perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada anak melalui
pendekatan proses perawatan anak untuk lingkup keperawatan jiwa, perawatan
akan memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan gangguan jiwa pada
kasus medik dan bedah perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada kasus
medik dan bedah, pada kasus obstretic dan gynecology perawat akan memberikan
asuhan keperawatan pada maternitas dengan tingkat kasus tertentu, pada kasus
gawat darurat perawat akan memberikan asuhan keperawatan pada keadaan gawat
dan darurat dan lain-lain tinggi keperawatan.
Produktivitas Keperawatan naik secara signifikan dengan reformasi
kesehatan tahun 1990 yang mengurangi biaya keperawatan input tetapi dampak
pada keselamatan pasien dan perawat negatif. Pendekatan saat ini untuk
meningkatkan produktivitas keperawatan termasuk "bangsal produktif" dan
rekonfigurasi tim menyusui juga menggambar pada inovasi manufaktur. Muncul
pemikiran menganggap produktivitas dalam konteks lingkungan kerja dan peran
profesional berubah, dan mengusulkan reconceptualising perawat sebagai aset
intelektual organisasi kesehatan pengetahuan intensif.

14
G. Pembaharuan pendidikan keperawatan sebagai pelayanan kesehatan
Perkembangan pelayanan sebagai pelayanan profesional didukung oleh
ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan
yang terarah dan terencana.
Di Indonesia, keperawatan telah mencapai kemajuan yang sangat
bermakna bahkan merupakan suatu lompatan yang jauh kedepan. Hal ini bermula
dari dicapainya kesepakatan bersama pada lokakarya nasional keperawatan pada
bulan januari 1983 yang menerima keperawatan sebagai pelayanan profesional
(profesional service) dan pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi
(profesional education).
Tenaga keperawatan yang merupakan jumlah tenaga kesehatan terbesar
seyogyanya dapat memberikan kontribusi essensial dalam keberhasilan
pembangunan kesehatan.untuk itu tenaga keperawatan dituntut untuk dapat
meningkatkan kemampuan profesionalnya agar mampu berperan aktif dalam
pembangunan kesehatan khususnya dalam pelayanan keperwatan profesional.
Pengembangan pelayanan keperawatan profesional tidak dapat dipisahkan
dengan pendidikan profesional keperawatan, pendidikan keperawatn bukan lagi
merupakan pendidikan vokasional atau kejuruan akan tetapi bertujuan untuk
menghasilkan tenaga keperawatan yang menguasai ilmu keperawatan yang siap
dan mampu melaksanakan pelayanan atau asuhan keperawatan profesional kepada
masyarakat jenjang pendidikan keperawatan bahkan telah mencapai tingkat
doktoral. Keyakinan inilah yang merupakan faktor pengerak perkembangan
pendidikan keperawatan di indonesia pada jenjang pendidikan tinggi, yang
sebenarnya telah dimulai sejak 1962 yaitu dengan dibukanya akademi
keperawatan yang pertama di jakarta. Proses ini berkembang terus sejalan dengan
hakikat profesionalisme keperawatan, dalam lokakarya keperawatan tahun 1983,
telah dirumuskan dan disusun dasar- dasar pengembangan pendidikan tinggi
keperawatan. Sebagai realisasinya di susun kurikulum program pendidikan D3
keperawatan, dan dilanjutkan dengan penyusunan kurikulum pendidikan sarjana

15
(SI) keperawatan. Pendidikan tinggi keperawatan di harapkan menghasilkan
tenaga keperawatan profesional yang mampu mengadakan membaharuan dan
memperbaiki mutu pelayanan atau asuhan keperawatan, serta penataan
perkembangan kehidupan profesi keperawatan, keperawatan sebagai suatu profesi
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengembangan harus mampu
mandiri.
Agar melaksanakan perannya dengan baik, perawat harus menguasai
bidang pendidikan, karena dengan mempelajari ilmu pendidikan seorang
mahasiswa prodi keperawatan diharapkan dapat memberi dan menerima informasi
yang akan dibutuhkan dalam menghadapi pasien ( orang lain) sehingga mampu
mengarahkan pada pencapaian kompetensi profesional.
Adapun fungsi pendidikan keperawatan sebagai media pengabdian bagi
masyarakat yang mencakup :
1. Pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk, sifat dan jenjang
pelayanan kepada masyarakat, serta membangun model pelayanan/asuhan
keperawatan.
2. Pendidikan dan bimbingan masyarakat dengan cara membina kemampuan
masyarakat mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi.
3. Mengarahkan kemampuan masyarakat untuk mengorganisir dan melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan professional.
4. Memberi konsultasi dalam keperawatan kepada berbagai pihak yang
memerlukan.
Dimana dalam implementasinya di lapangan, pendidikan keperawatan
sangat berperan penting dalammembina sikap, pandangan dan kemampuan
professional, lulusannya. Diharapkan perawat mampu bersikap dan berpandangan
professional, berwawasan keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan
ilmiah keperawatan yang memadai, dan menguasai keterampilan professional
secara baik dan benar (Husin, 1966). Dan juga Pendidikan kepe rawatan
menghasilkan perawat yang bersikap professional mencakup keterampilan

16
intelektual, interpersonal, dan tekhnikal, mampu mempertanggungjawabkan
secara legal, keputusan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan standar dan
kode etik profesi, serta dapat menjadi contoh peran bagi perawat lain.
Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan
yang sangat umum. Dalam dunia keperawatan, menurut NLN (The National
League for Nursing), tujuan pendidikan bagi keperawatan yaitu, antara lain :
1. Menjadi pemain kunci dalam inisiatif untuk membangun keragaman dalam
tenaga kerja pendidik perawat.
2. Promosikan penyusunan tenaga kerja keperawatan yang memberikan
kontribusi untuk kualitas kesehatan dan keselamatan.
3. Diakui sebagai pemimpin dalam memajukan keunggulan dan inovasi dalam
pendidikan keperawatan.
4. Menjadi sumber utama data untuk undang-undang, peraturan, atau keputusan
tentang pendidikan keperawatan dan tenaga kerja pendidik perawat, dan yang
menginformasikan praktek mengajar di semua jenis program pendidikan
keperawatan untuk populasi siswa yang beragam.
5. Menjadi pemain kunci dalam menciptakan komunitas pendidik perawat dari
seluruh dunia untuk isu-isu dan pengaruh yang terkait dengan keunggulan
dalam pendidikan keperawatan.
Adapun menurut steve glenn pendidikan bagi keperawatan untuk
mempersiapkan siswa untuk menjadi perawat profesional yang berdedikasi dan
kompeten. Perawat ini akan memiliki kemampuan untuk mengelola pelayanan
kesehatan yang efektif untuk penduduk yang beragam, termasuk masyarakat
miskin dan kurang terlayani.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen yang saling
berhubungan dan bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Ada
beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu tujuan, masukan, proses,
keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan.
Penerapan sistem dalam keperawatan meliputi:
1. Tahap pengkajian ( Pengumpulan data, pengelompokan data, analisa data dan
perumusan diagnosa keperawatan).
2. Tahap diagnosa
3. Tahap perencanaan (proses penentuan prioritas masalah, penetapan sasaran
dan tujuan, penentuan kriteria evaluasi, rencana intervensi)
4. Tahap implementasi (fase persiapan, fase operasional dan eliminasi)
5. Tahap evaluasi
6. Tahap dokumentasi
Pendekatan sistem merupakan satu cara yang memandang keperawatan
secara menyeluruh dan sistematik, tidak parsial atau fragmentis. Keperawatan
sebagai suatu sistem merupakan satu kesatuan yang utuh dengan bagian-
bagiannya yang berinteraksi satu sama lain
Perkembangan pelayanan sebagai pelayanan profesional didukung oleh
ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh dari pendidikan dan pelatihan
yang terarah dan terencana.
Keyakinan inilah yang merupakan faktor pengerak perkembangan
pendidikan keperawatan di indonesia pada jenjang pendidikan tinggi, yang
sebenarnya telah dimulai sejak 1962 yaitu dengan dibukanya akademi
keperawatan yang pertama di jakarta. Proses ini berkembang terus sejalan dengan

18
hakikat profesionalisme keperawatan, dalam lokakarya keperawatan tahun 1983,
telah dirumuskan dan disusun dasar- dasar pengembangan pendidikan tinggi
keperawatan.

B. Saran
Penulis mengharapkan semoga dengan adanya tulisan ini, bisa menambah
pengetahuan pembaca terhadap konsep sistem dan pendekatan sistem dan dapat
menerapkan konsep tersebut dalam dunia keperawatan.

Semoga pembaca dapat memberikan kritik dan sarannya terhadap tulisan


yang telah dibuat ini. Karena kritikan adalah suatu alat yang bisa mengukur
sampai dimana keberhasilan kita di buat, semakin banyak masukan dan kritikan,
semoga kedepannya penulis dapat lebih baik dalam tulisannya.

19
Daftar pustaka

Aziz, A. Halimut Hidayat. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawata, catatan


ketiga jakarta: salemba medika,

Harianto. 2007. Konsep dasar keperawatan dengan pemetaan konsep. Jakarta:


salemba medika.

Simamora, roymond. 2009. Buku ajar pendidikan dalam keperawatan, jakarta:


EGC.

Kusnanto. 2004. Pengantar profesi dan praktek keperawatan profesional.

20

Anda mungkin juga menyukai