“SISTEM CHARGING”
Oleh:
KELOMPOK 6
1. Pelagia Lahe Mawan 1923040016
2. Ahmad Tola 1923040014
3. Risma Roiadi DS 1923040013
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan
rahmat, taufiq serta hidayahNya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah dengan judul “Sistem Charging” ini dengan baik dan tepat waktu.
Dalam penyelesaian makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih pada pihak -
pihak yang terkait.
Kami menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin. Namun, jika terdapat
kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami sangat mengharap kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun khususnya dan
pembaca pada umumnya sehingga dapat dijadikan sebagai sumber refrensi di
masa yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan....................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Sistem Pengisian (Charging system)......................................... 3
B. Komponen-Komponen Pada Sistem Pengisian (Charging system). 3
C. Cara Kerja Sistem Pengisian (Charging system)...................... 9
D. Stasiun Pengisian Mobil Listrik (EVCS).................................. 16
E. Sistem Charging Pada Kendaraan Hybrid................................. 20
F. Pengisian Melalui Sistem Pengereman Regeneratif................. 22
BAB III PENUTUP........................................................................................ 25
A. Kesimpulan............................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 26
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Alternator...............................................................................................4
Gambar 2: Regulator tipe point................................................................................6
Gambar 3: Tipe IC regulator....................................................................................7
Gambar 4: Cara kerja Sistem Pengisian IC Regulator saat Kunci Kontak ON
Mesin Mati...............................................................................................................9
Gambar 5: Aliran arus saat Tr1 dan Tr3 aktif........................................................10
Gambar 6: Cara kerja Sistem Pengisian IC Regulator saat Mesin Hidup (tegangan
alternator kurang dari 14 V)...................................................................................11
Gambar 7: Cara kerja Sistem Pengisian IC Regulator saat Mesin Hidup (tegangan
alternator lebih dari 14 V)......................................................................................12
Gambar 8: Saat Tr1 OFF........................................................................................13
Gambar 9: Saat Tr1 menjadi ON...........................................................................14
Gambar 10: Cara kerja Sistem Pengisian IC Regulator saat Terminal S Putus.....15
Gambar 11: Cara kerja Sistem Pengisian IC Regulator saat Terminal B Putus.. . .16
Gambar 12: Komponen Stasiun Pengisian Mobil Listrik......................................19
Gambar 13: Aliran Energi Pada Mobil Hybrid Pada Kondisi Normal..................23
Gambar 14: . Aliran Energi Pada Mobil Hybrid Pada Kondisi Pengereman.........23
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kendaraan dibutuhkan sumber arus yang digunakan untuk
mensuplai sistem tambahan dan perlengkapannya kendaraan seperti dalam
sistem pengapian, system kelistrikan dan aksesoris lainnya. Alat yang
digunakan sebagai sumber arus tersebut adalah Baterai. Baterai adalah
sumber tenaga yang diperlukan untuk mengadakan pembakaran pada
campuran bahan bakar, udara, penerangan atau lampu-lampu,
menghidupkan mesin, dan sistem lainnya pada motor bakar ataupun
kendaraan lainnya. Fungsi baterai pada automobile adalah untuk mensuplai
kebutuhan listrik pada komponen-kompenen listrik pada mobil tersebut
seperti motor stater, lampu-lampu besar,aksesoris, pendingin ruangan,wiper.
Namun demikian kapasitas baterei sangatlah terbatas, sehingga tidak
akan dapat mensuplai tenaga listrik secara terus menerus. Dengan demikian,
baterei harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik
setiap waktu yang diperlukan oleh tiap-tiap komponen listrik. Untuk itu
pada mobil diperlukan sistem pengisian yang akan memproduksi listrik
agarbaterei selalu terisi penuh. Sistem pengisian (charging sistem) akan
memproduksi listrik untuk mengisi kembali baterai dan mensuplai
kelistrikan ke komponen yang memerlukannya pada saat motor hidup.
Sebagian besar kendaraan dilengkapi dengan alternator yang
menghasilkan arus bolak-balik yang lebih baik dari pada dinamo ynag
menghasilkan arus searah dalam hal tenaga listrik yang dihasilkan maupun
daya tahanannya. Arus bolak-balik yang dihasilkan alternator harus
diserahkan menjadi arus searah oleh diode sebelum dikeluarkan dan mobil
yang menggunakan arus searah tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud sistem pengisian?
2. Apa saja komponen-komponen pada sistem pengisian?
3. Bagaimana fungsi masing-masing komponen pada sistem pengisian?
4. Bagaimana cara kerja dari sistem pengisian?
5. Apa itu Stasiun Pengisian Mobil Listrik (EVCS)?
6. Bagaimana penggunaan sistem charging pada kendaraan hybrid?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar mahasiswa mampu memahami tentang sistem charging.
2. Agar mahasiswa mampu memahami sistem charging pada kendaraan
hybrid.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Batteray
Fungsi baterai pada automobile adalah untuk mensuplai
kebutuhan listrik pada komponen-komponen listrik pada mobil tersebut
seperti motor starter, lampu-lampu besar dan penghapus kaca. Namun
demikian kapasitas baterai sangatlah terbatas, sehingga tidak akan dapat
mensuplai tenaga listrik secara terus menerus.
Dengan demikian, baterai harus selalu terisi penuh agar dapat
mensuplai kebutuhan listrik setiap waktu yang diperlukan oleh tiap-tiap
komponen-komponen listrik. Untuk itu pada mobil diperlukan sistem
pengisian yang akan memproduksi listrik agar baterai selalu terisi
penuh. Sistem pengisian (charging system) akan memproduksi listrik
untuk menngsi kembali baterai dan mensuplai kelistrikan ke komponen
yang memerlukannya, pada saat mesin dihidupkan. Sebagian besar
mobil dilengkapi dengan alternator yang menghasilkan arus bolak-balik
yang lebih baik dari pada dynamo yang menghasilkan arus searah dalam
hal tenaga listrik yang dihasilkan maupun daya tahannya. Mobil yang
menggunakan arus searah (direct current), arus bolak-balik yang
dihasilkan oleh alternator harus diserahkan menjadi arus searah sebelum
dikeluarkan.
2. Alternator
Gambar 1: Alternator
4
Fungsi alternator adalah untuk mengubah energi mekanis yang
didapatkan dari mesin tenaga listrik . Energi mekanik dari mesin
disalurkan sebuah puli, yang memutarkan roda dan menghasilkan arus
listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik bolak-balik ini kemudian
dirubah menjadi arus searah oleh diode-diode.
Komponen utama alternator adalah : rotor yang menghasilkan
medan magnet listrik, stator yang menghasilkan arus listrik bolak-balik,
dan beberapa diode yang menyearahkan arus. Komponen tambahan lain
adalah : sikat-sikat yang mensuplai arus listrik ke rotor untuk
menghasilkan kemagnetan (medan magnet), bearing-bearing yang
memungkinkan rotor dapat berputar lembut dan sebuah kipas untuk
mendinginkan rotor, stator dan diode.
Alternator merupakan salah satu komponen dari sistem pengisian
yang berfungsi untuk merubah energi mekanis yang dihasilkan dari
mesin menjadi energi listrik. Energi mekanik dari mesin disalurkan
sebuah pully yang memutarkan rotor dan menghasilkan arus listrik
bolak–balik pada stator, arus listrik yang dihasilkan kemudian dirubah
menjadi arus searah oleh rectifier (dioda).
Prinsip kerja Alternator
Alternator digerakkan oleh mesin melalui v-belt. JIka arus
dari baterai mengalir ke rotor melalui regulator, maka akan terjadi
kemagnetan pada lilitan rotor. Selanjutnya jika mesin berputar, rotor
juga berputar. Hal ini menyebabkan terjadinya induksi tegangan dari
rotor ke kumparan stator. Pada kumparan stator akan dibangkitkan
tegangan arus bolak balik yang selanjutnya disearahkan oleh dioda.
Arus yang sudah disearahkan akan disalurkan ke baterai. Adapun
pengaturan besar kecilnya tegangan pengisian diatur oleh regulator.
3. Regulator
Tegangan listrik dari alternator tidak selalu constant hasilnya.
Karena hasil listrik alternator tergantung daripada kecepatan putaran
motor. Makin cepat putarannya makin besar hasilnya demikian juga
5
sebaliknya. Rotor berfungsi sebagai magnet. Adapun magnet yang
dihasilkan adalah magnet listrik, maka dengan menambah atau
mengurangi arus listrik yang masuk ke rotor coil akan mempengaruhi
daya magnet tersebut sehingga hasil pada stator coilpun akan
terpengaruh.Jadi hasil alternator sangat dipengaruhi oleh adanya arus
listrik yang masuk ke rotor coil.
Fungsi regulator adalah mengatur besar arus listrik yang masuk
ke dalam rotor coil sehingga tegangan yang dihasilkan oleh alternator
tetap constant (sama) menurut harga yang telah ditentukan walaupun
putarannya berubah-ubah. Selain daripada itu regulator juga berfungsi
untuk mematikan tanda dari lampu pengisian, lampu tanda pengisian
akan secara otomatis mati apabila alternator sudah menghasilkan arus
listrik.
Regulator pada sistem pengisian berfungsi untuk mengatur besar
kecilnya arus listrik yang dapat masuk ke rotor coil sehingga tegangan
yang dihasilkan oleh alternator akan konstan (sama) pada setiap putaran
mesin, baik putaran lambat, sedang maupun tinggi. Regulator pada
sistem pengisian terdapat 2 tipe, yaitu regulator tipe kontak point
(terpisah dengan alternator) dan regulator tipe IC (menjadi satu didalam
alternator).
6
Bagian-bagian regulator tipe kontak point:
Terminal IG : Kontak point voltage regulator
Terminal F : Inti besi voltage regulator
Terminal B : Kontak point voltage relay
Terminal N : Ujung kunparan voltage relay
Terminal L : Inti besi voltage relay
Terminal E : Massa
IC Regulator
Alternator tidak selalu menghasilkan tegangan yang konstan. Hal
ini disebabkan hasil listrik yang tergantung dari kecepatan putaran
mesin. Semakin cepat putaran mesin, maka akan semakin besar
hasilnya. Itulah kenapa dibutuhkan fungsi IC regulator untuk
menstabilkan dan mengontrolnya.
Regulator tipe IC ini berfungsi untuk mengatur arus yang masuk
ke kumparan rotor. Regulator IC ini pengaturan arus yang masuk ke
kumparan rotor dilakukan secara elektronik. Komponen aktif yang
bekerja sebagai pengganti kumparan dan kontak poin adalah transistor.
Transistor ini bekerja ON dan OFF secara preodik untuk mengatur
besar dan kecilnya medan magnet pada kumparan rotor. Secara rinci
prinsip pengaturan ini akan di jelaskan pada bagian perinsip kerja
regulator IC. Beberapa terminal yang terdapat pada regulator ini adalah
terminal E, P, F, S, L, IG, dan B.
7
Bagian-bagian regulator tipe IC:
S : Terminal indikator voltase aki
IG : Terminal indikator igniiton switch
L : Terminal lampu indikator
B : Terminal output alternator
F : Terminal tegangan langsung (by pass)
Kelebihan dari regulator IC dibandingkan dengan regulator tipe
point antara lain :
Stabilitas dari pengaturan tegangan dan arus output yang dihasilkan
baik.
Ukuran regulator dibuat kecil sehingga dapat menyatu dengan
alternator.
Tahan terhadap guncangan (getaran) dan dapat digunakan dalam
waktu yang relatif lama karena tidak banyak komponen-komponen
pada ic regulator yang bergerak.
Tidak memerlukan banyak penyetelan.
Tahanan pada kumparan rotor lebih kecil sehingga arusnya dapat
diperbesar.
4. Kunci kontak
Kunci kontak berfungsi sebagai saklar, pada sistem pengisian
kunci kontak berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan aliran
arus listrik ke lampu CHG dan ke regulator (aliran listrik yang ke
regulator berfungsi untuk mengaktifkan regulator).
5. Kabel
Kabel berfungsi untuk konduktor listrik (tempat mengalirnya
arus listrik dari satu komponen ke komponen lain).
6. Sekering (fuse)
Sekering (fuse) berfungsi sebagai pengaman rangkaian
kelistrikan jika terjadi hubungan singkat (konslet).
8
7. Lampu Indikator (CHG)
Lampu indikator (CHG) berfungsi sebagai indikator (indikasi)
bahwa sistem pengisian ini berfungsi dengan normal.
9
Pada saat yang sama arus juga mengalir →kaki basis (B ) Tr3 → E Tr3
→ massa. Hal ini menyebabkan Tr3 menjadi ON.
Aktifnya Tr1 dan Tr3 menyebabkan aliran arus seperti digambarkan
pada rangkaian bawah ini:
Pada saat yang sama, aktifnya Tr3 menyebabkan arus mengalir dari
baterai → kunci kontak → lampu pengisian → terminal L regulator →
C Tr3 → E Tr3 → massa. Aliran arus ini menyebabkan lampu
pengisian akan menyala.
10
Karena kumparan stator sudah menghasilkan tegangan, maka arus
pada salah satu ujung kumparan stator mengalir → terminal P yang
kemudian di olah oleh MIC dan digunakan untuk mengalirkan arus →
basis (B) Tr2. Sehingga Tr2 menjadi ON dan menghentikan aliran arus ke
B Tr3 dan menjadi OFF.
Karena Tr3 OFF ,maka aliran arus dari lampu ke massa melalui
Tr3 terhenti sehingga lampu tidak mendapat massa dan aktifnya Tr2
menyebabkan aliran arus dari IG → E Tr2 → C Tr2 → terminal L →
lampu pengisian. Karena lampu mendapat dua aliran arus dari L dan dari
kunci kontak, maka tidak ada perbedaan tegangan sehingga lampu padam
(lampu juga mati karena tidak mendapat massa dari Tr3).
11
coil tetap kuat.
Jadi pada saat tegangan alternator kurang dari 14 V, medan magnet
pada rotor coil dipertahankan pada keadaan kuat sehingga tegangan tidak
drop.
12
Gambar 8: Saat Tr1 OFF
Jika medan magnet pada kumparan rotor hilang karena Tr1 OFF,
makategangan yang dihasilkan oleh alternator akan turun.
13
Gambar 9: Saat Tr1 menjadi ON
Apabila kenaikan tegangan ini melebihi 14 V, maka proses ini
akan kembali berulang ke proses awal sehingga tegangan akan kembali
turun, dan jika tegangan kurang dari 14 V maka proses akan kembali ke
proses selanjutnya. Proses ini akan terjadi secara terus menerus
sehingga.
4) Saat Terminal S Putus
Perhatikan gambar bawah, jika terminal S putus, maka MIC
mendeteksi tidak ada masukan tegangan melalui terminal F dan jika
pada terminal P tegangannya diatas 16 V (tegangan pengisian
berlebihan) maka MIC akan mengaktifkan Tr3 dan mematikan Tr2
sehingga lampu pengisian menyala kembali.
14
Gambar 10: Cara kerja Sistem Pengisian IC Regulator saat Terminal S
Putus.
Berdasarkan masukan dari terminal P juga MIC akan
menghentikan aliran arus ke B Tr1 sehingga Tr1 menjadi tidak aktif
(OFF). Akibatnya arus yang mengalir kekumparan rotor menjadi
terhenti dan medan magnet pada kumparan rotor hilang. Hal ini
menyebabkan tegangan di terminal P turun dan jika penurunan
tegangan ini sampai di bawah 16 V maka MIC akan kembali
mengalirkan arus ke B Tr1 sehinggaTr1 menjadi ON dan arus ke
kumparan rotor kembali mengalir.
Pada saat itu MIC juga akan ON dan OFF kan Tr1 untuk
mempertahankan tegangan output pada tegangan 13,3 -16,3 V bertujuan
mempertahan tegangan yang terlalu tinggi untuk melindungi alternator
maupun IC regulator dari kerusakan sehingga pengemudi dapat
mengetahui dari indikator lampu pengisian yang menyala.
5) Saat Terminal B Putus
Jika terminal B putus atau kabel yang menghubungkan B
alternator dan baterai putus, maka pengisian pada beterai akan terhenti
dan tegangan baterai semakin menurun. Kondisi ini dideteksi oleh MIC
dari terminal S mendeteksi adanya tegangan yang besarnya kurang dari
13 V karena tidak ada masukan dari terminal B alternator.
15
Sementara itu pada terminal P tarjadi tegangan di atas 16 V.
Perbedaan tegangan antara terminal S dan terminal P yang besar akan
terbaca oleh MIC dan MIC akan mengatur kerja Tr1 untuk
mempertahankan tegangan sekitar 16 V. Pada saat yang sama MIC akan
menghentikan arus B Tr2 dan memberikan arus ke B Tr3 sehingga Tr2
menjadi OFF, sementara Tr3 menjadi ON. Akibatnya lampu pengisian
menyala.
Tegangan dipertahankan dengan mengatur kerja Tr1 ON dan OFF.
16
internal mengisi BBM di SPBU. Namun, kelebihan mobil listrik adalah
“lokasi minumnya” bisa dilakukan di beberapa alternatif.
Stasiun pengisian untuk keperluan umum diistilahkan sebagai
stasiun pengisian listrik umum (SPLU) ataupun stasiun pengisian kendaraan
listrik umum (SPKLU). Artikel berikut akan mengulas sedikit tentang
pengetahuan dasar dan komponen instalasi EVCS. Stasiun pengisian mobil
listrik di indonesia sudah mulai berdiri, walau belum banyak.
Pengetahuan Dasar:
1. Pengisi Daya (Charger)
a. Tipe Pengisi Daya (Charger) Mobil Listrik
On-board charger, berarti pengisi ulang daya (charger) terpasang
pada mobil. Charger menjadi komponen sistem mobil. Jenis listrik
yang masuk ke mobil adalah jenis arus bolak-balik (AC)
Off-board charger, berarti charger tidak termasuk sistem mobil
listrik. Charger ada di luar sistem mobil. Untuk keperluan
pengisian ulang baterai maka diperlukan charger dari luar. Karena
charger berada di luar, maka jenis listrik yang masuk ke mobil
adalah jenis arus searah (DC)
b. Jenis Sumber Listrik Pengisian Mobil Listrik
Pengisian arus bolak-balik (AC):
Pengisian lambat (AC slow charging)
Pengisian cepat (AC fast charging)
Pengisian induktif (AC inductive charging)
Pengisian arus Searah (DC charging)
Catatan: Energi yang disimpan oleh baterai mobil tetap listrik DC.
Jenis sumber listrk di sini di lihat dari jenis listrik yang “dicolokkan”
ke charging port mobil melalui steker (plug) dari sumber.
17
c. Kategori Stasiun Pengisian Mobil Listrik
Stasiun pengisian mobil listrik atau electric vehicle charging
station (EVCS) dapat dibagi menjadi 3 kategori dasar:
Staiun Pengisian Rumahan (Residensial)
Komponen stasiun pengisian mobil listrik dipasang serta
dilakukan di rumah.
Stasiun Pengisian Komersial
Peralatan pengisian baterai mobil listrik dipasang
sekaligus dilakukan ketika parkir, seperti pada perkatoran, mall,
industri dan sejenisnya. Stasiun pengisian kategori komersial
bisa berbayar maupun gratis.
Stasiun Pengisian Umum
Komponen stasiun pengisian mobil lsitrik ditaruh di
tempat umum layaknya stasiun pengisian BBM umum (SPBU),
terdapat berbagai fasilitas pendukung langsung maupun tak
langsung lainnya. Jenis stasiun pengisian mobil listri ini
umumnya berbayar. Stasiun pengisian umum ini disebut sebagai
stasiun pengisian listrik umum (SPLU) –Peraturan Presiden RI
menyebutnya stasiun pengisian kendaraan listrik umum
(SPKLU).
2. Komponen Stasiun Pengisian Mobil Listrik
18
Gambar 12: Komponen Stasiun Pengisian Mobil Listrik
19
E. Sistem Charging Pada Kendaraan Hybrid.
Apabila kita lihat dari kata ‘hybrid’ atau hibrid sendiri, kata tersebut
diambil dari bahasa latin ‘hybridia’ yang bermakna atau memiliki arti : dua
elemen yang berbeda namun satu kesatuan. Jadi mobil hybrid secara definisi
adalah mobil yang memiliki dua sistem sumber tenaga/mesin yang berbeda
jenis satu sama lainnya, dalam hal ini biasanya adalah mesin konvensional
(bakar) dan mesin listrik.
Secara sederhana mobil hybrid adalah mobil yang memiliki dua jenis
mesin yakni mesin bensin/solar dan mesin listrik. Mobil jenis ini disebu-
sebut juga sebagai solusi tengah apabila kita ingin memilih mobil dengan
karakter yang mirip dengan mobil listrik namun juga ingin seperti mobil
konvensional.
Adapun pada mobil hybrid ada beberapa cara atau proses charging
tergantung pada tipe atau konfigurasi sistem hybrid mobil tersebut.
1. Paralel Hybrid
Semua mobil hybrid memiliki mesin pembakaran
(konvensional), motor listrik dan baterai. Pada mobil dengan konfigurasi
paralel hybrid, baik mesin bensin maupun motor listrik keduanya
terhubung dengan roda. Artinya, mesin bensin maupun motor listrik
masing-masing memiliki kemampuan untuk memutar roda secara
independen.
Pada sistem hybrid ini memungkinkan mesin beroperasi sebagai
generator untuk mengisi ulang energi listrik pada baterai. Secara
otomatis mesin akan hidup untuk mengisi ulang baterai bila energinya
terkuras. Jadi bila energi yang tersimpan pada baterai telah habis, tak
perlu repot mencari colokan listrik dan menunggu lama sampai energi
baterainya terisi penuh kembali seperti layaknya mobil listrik murni
pada umumnya. Karena selain menjadi penggerak roda, mesin
konvensional pada sistem hybrid ini juga berperan sebagai sistem
pengisian.
20
2. Series Hybrid (Full Hybrid)
Secara umum, pada sistem ini, roda digerakkan dengan
menggunakan motor listrik. Fungsi mesin bensin pada mobil hybrid
jenis ini adalah sebagai generator listrik. Mesin beroperasi pada putaran
mesin yang stabil untuk mengisi ulang energi listrik pada baterai.
Karena tugasnya hanya sekedar untuk mengisi ulang energi baterainya,
maka kapasitas mesinnya pun bisa lebih kecil dari mobil seukurannya.
Karena tugas dan kapasitas mesinnya minim, maka konsumsi bahan
bakarnya pun sudah pasti lebih irit ketimbang mobil bermesin
pembakaran konvensional.
3. Series-Paralel Hybrid
Sistem ini merupakan gabungan antara motor listrik dan mesin
bensin dalam menggerakkan roda kendaraan. Motor listrik dapat
menggerakkan roda kendaraan dengan mengandalkan dari listrik yang
dihasilkan dari baterai hybrid maupun mesin bensin. Sistem ini juga
dapat mengontrol sumber daya ganda agar dapat menghemat energi
secara optimal di segala kondisi berkendara. Mesin mesin bisa
dimatikan dan mobil hanya digerakkan oleh motor listrik (mobil listrik).
Pada sistem ini umumnya mirip dengan paralel hybrid dimana selain
untuk memutar roda mesin bensinnya juga berperan dalam sistem
pengisian baterai.
Dengan menggunakan dua penggerak ini, mesin lebih sering
bekerja mendekati titik efisiensi optimumnya. Pada kecepatan rendah,
mesin bekerja seperti hibrida seri. Sebaliknya, pada kecepatan tinggi,
mesin bekerja secara paralel.
4. Plug-in Hybrid
Sebuah kendaraan listrik hibrida plug-in (atau PHEV) adalah
hibrida yang, seperti namanya, dapat dipasang untuk mengisi baterai
listriknya. Ini pada dasarnya menggerakkan konsep hibrida penuh lebih
21
dekat dengan kendaraan listrik penuh, dengan menambahkan baterai
onboard yang lebih besar yang dapat diisi dari sumber daya eksternal.
Sistem pengisian ulang energi pada baterai listrik mobil hybrid ini bisa
dilakukan secara eksternal atau dengan mencolokkan (plug-in) kabel
konektor ke soket listrik. Layaknya mengisi ulang mobil listrik
sepenuhnya. Ini dimungkinkan karena PHEV biasanya memiliki
kapasitas baterai yang lebih besar daripada hibrida penuh yang
memungkinkan pengendaraan tanpa emisi lebih banyak tetapi bobotnya
bertambah. Setelah muatan habis, mesin pembakaran biasa dapat
digunakan untuk mengemudi seperti pada hibrida penuh.
22
Gambar 13: Aliran Energi Pada Mobil Hybrid Pada Kondisi Normal
Seperti yang terlihat pada gambar diatas bahwa pada mobil hybrid
pada kondisi normal, bahwa aliran energi berasal dari mesin ataupun
baterai, tergantung pada kondisi kendaraan apakah pada kecepatan tinggi
atau rendah yang pada akhirnya akan diteruskan ke setiap roda.
23
Selama priode inilah roda akan mentransfer energi kinetik atau
momentum ke generator. Saat berputar, generator mengubah energi kinetik
menjadi energi listrik. Kemudian energi listrik inilah ditransfer ke baterai.
Teknologi regeneratif rem menggunakan sistem kelistrikan yang kompleks,
dimana harus bekerja mengatur kerja motor sebagai penggerak dan menjadi
generator.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seperti diketahui bahwa pada sebuah kendaraan terdapat sebuah
komponen yang berfungsi menyimpan arus listrik yaitu baterai. Jika baterai
digunakan secara terus menerus maka lama-kelamaan tenaga listrik di
dalamnya akan habis karena baterai memiliki nilai kapasitas berapa tegangan
listrik yang bisa disimpan di dalamnya.
Apabila kita lihat dari kata ‘hybrid’ atau hibrid sendiri, kata tersebut
diambil dari bahasa latin ‘hybridia’ yang bermakna atau memiliki arti : dua
elemen yang berbeda namun satu kesatuan. Jadi mobil hybrid secara definisi
adalah mobil yang memiliki dua sistem sumber tenaga/mesin yang berbeda
jenis satu sama lainnya, dalam hal ini biasanya adalah mesin konvensional
(bakar) dan mesin listrik.
Sistem pengisian (Charging system) merupakan sistem kelistrikan
pada kendaraan yang berfungsi untuk mengisi kembali baterai agar selalu
dalam kondisi baik dan memberikan kebutuhan energi listrik untuk sistem
Seperti diketahui bahwa pada sebuah kendaraan terdapat sebuah komponen
yang berfungsi menyimpan kelistrikan lainnya selama engine hidup.
25
DAFTAR PUSTAKA
26