Accounting Program
STIE-IBEK Bangka Belitung
Pangkal Pinang, Indonesia
e.jurnal@stie-ibek.ac.id
92,41% dari target penerimaan pajak Anggaran Penerimaan 50.201. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kepatuhan
dan Belanja Negara Perubahan tahun 2018 sebesar Rp 1.424 wajib pajak orang pribadi di kota Pangkalpinang masih
triliun (Finance detik, 2019). Realisasi penerimaan pajak rendah.
tahunn 2018 menurun dibandingkan tahun 2017 dan masih Berdasarkan penjelasan tersebut, untuk melihat
lebih rendah dari pada angka yang ditargetkan pada bagaimana kondisi sebenarnya mengenai kepatuhan wajib
Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan pajak orang pribadi di kota Pangkalpinang peneliti
(APBN-P), sehingga dalam hal ini pemerintah harus lebih melakukan pra-survey dengan menyebar kuisioner
giat dalam meningkatkan penerimaan pajak agar mencapai sementara yang terdiri dari indikator mengenai kepatuhan
target. wajib pajak orang pribadi dari 10 wajib pajak. Berikut hasil
Pemerintah sudah seharusnya memaksimalkan survey yang diperoleh pada tabel 2 :
pendapatan negara dari sektor pajak yang diharapkan Tabel 2
mampu memenuhi kebutuhan dalam pembangunan negara Hasil Kuisioner Pra-Survey Mengenai Kepatuhan Wajib
serta mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh Indonesia Pajak Orang Pribadi di kota Pangkalpinang
dalam bidang ekonomi. Diharapkan juga mampu Jawaban Jumlah Target
No Pertanyaan
meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia agar tidak Ya Tidak WP dalam %
tertinggal dengan negara lain. Upaya untuk memperoleh 1 Saya mendaftar NPWP atas kemauan sendiri 4 6 10 100
pendapatan pajak tersebut, pemerintah harus senantiasa 2 Setiap wajib pajak harus mendaftarkan diri
berusaha mengajak wajib pajak untuk patuh dalam 5 5 10 100
untuk NPWP
membayar dan memenuhi kewajiban perpajakan.
3 Saya menghitung kewajiban angsuran pajak
Berdasarkan upaya tersebut pemerintah mulai 3 7 10 100
penghasilan saya
memberlakukannya sistem pemungutan pajak Self
Assessment System. Self Assessment System itu sendiri 4 Saya mengisi SPT (Surat Pemberitahuan)
5 5 10 100
merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
wewenang, kepecayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak 5 Saya melaporkan SPT yang telah diisi dengan
4 6 10 100
untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan tepat waktu sebelum batas waktu berakhir
melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar 6 Ketentuan terkait kewajiban perpajakan yang
3 7 10 100
(waluyo, 2010). Adanya sistem Self Assessment System berlaku harus ditaati wajib pajak
diharapkan peran aktif dan kepatuhan dari masyarakat dalam Berdasarkan hasil tabel 2 dapat dilihat bahwa
memenuhi kewajiban membayar pajak sesuai dengan kondisi kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kota
kebenarannya. Pangkalpinang belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal
Target pajak dapat tercapai sangat berkaitan dengan ini dapat dilihat banyaknya wajib pajak yang memberikan
tugas pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pajak (DJP) jawaban tidak terhadap indikator kepatuhan wajib pajak.
dalam melakukan pembinaan kepada wajib pajak, dengan Dimana dalam kepatuhan wajib pajak harus mengetahui
meningkatkan pelayanan dan melakukan pengawasan untuk tentang NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) serta cara
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Berbagai upaya telah mengisi dan melaporkan SPT ( Surat Pemberitahuan ).
dilakukan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk Menurut Khasanah & Novi (2013), ada beberapa
meningkatkan penerimaan pajak yaitu dengan adanya sanksi faktor yang dapat mempengaruhi wajib pajak dalam
pajak, tax amnesty, pemeriksaan pajak, dan meningkatkan meningkatkan kepatuhan tersebut, yaitu pengetahuan para
pelayanan fiskus atau pegawai pajak. Selain untuk wajib pajak, kurangnya kesadaran wajib pajak dalam
meningkatkan penerimaan pajak dalam jangka pendek upaya melaporkan dan membayar pajak terutang. Wajib pajak
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan wajib berusaha untuk membayar kewajiban pajaknya kurang dari
pajak (WP) dimasa yang akan datang. yang seharusnya dan adanya sistem administrasi perpajakan
Dilihat dari selisih jumlah wajib pajak orang pribadi dan yang selalu mengalami modernisasi sehingga masyarakat
realisasi pelaporan SPT di KPP Pratama Pangkalpinang selalu dituntut untuk beradaptasi. Kurangnya sosialisasi juga
sebagai berikut : menjadi aspek penting dalam rendahnya pengetahuan
perpajakan, masih banyak wajib pajak yang kurang mengerti
Tabel 1 Lapor SPT Tahunan WPOP betapa pentingnya pajak bagi negara dan berakibat pada
Tahun WPOP terdaftar Lapor SPT tahunan WPOP % kurangnya kontribusi masyarakat dalam kepatuhan wajib
2016 43.507 17.326 39,82% pajak. Khasanah & Novi mengatakan, bahwa pengetahuan
pajak merupakan pengetahuan mengenai konsep ketentuan
2017 46.511 18.220 39,17% umum dibidang perpajakan, jenis pajak yang berlaku di
2018 50.201 18.648 37,15% Indonesia mulai dari subyek pajak, obyek pajak, tarif pajak,
Sumber KPP Pratama Pangkalpinang perhitungan pajak terutang, pencatatan pajak terutang
Jumlah realisasi pelaporan SPT tahun 2016 hanya sampai dengan bagaimana pengisian pelaporan pajak (2013).
mencapai 39,82% dari jumlah wajib pajak orang pribadi Peneliti kembali menyebarkan kuesioner sementara
yang terdaftar sebesar 43.507. Tahun 2017 untuk wajib terhadap 10 wajib pajak yang terdiri dari indikator
pajak orang pribadi yang mendaftar mengalami kenaikan pengetahuan wajib pajak, untuk melihat bagaimana
tetapi realisasi pelaporan SPTnya menurun yang hanya penerapan pengetahuan wajib pajak di kota Pangkalpinang.
mencapai 39,17% dari jumlah wajib pajak orang pribadi Berikut hasil dari penyebaran kuisioner awal dapat dilihat
yang terdaftar sebesar 46.511. Pada tahun 2018 juga pada tabel 3 :
mengalami penurunan sebesar 2,02% terhadap realisasi
pelaporan SPTnya dari WPOP yang terdaftar sebanyak
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis STIE-IBEK
JURNAL AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JABK), STIE-IBEK VOL 7 | No. 1 | Februari 2020 | ISSN: 2355-9047
74
Tabel 3 Tabel 4
Hasil Kuisioner Pra-Survey Mengenai Pengetahuan Hasil Kuisioner Pra-Survey Mengenai Pelayanan
Wajib Pajak Di kota Pangkalpinang Perpajakan Di Kota Pangkalpinang
Jawaban Jumlah Target
No Pertanyaan
Jawaban Jumlah Target Ya Tidak WP dalam %
No Pertanyaan Petugas pajak bersikap ramah dan sopan dalam
Ya Tidak WP dalam % 1 2 8 10 100
Saya mengetahui ketentuan terkait kewajiban melayani setiap wajib pajak
1 3 7 10 100
perpajakan yang berlaku Petugas pajak cepat tanggap atas keluhan dan
2 2 8 10 100
Saya paham dengan sistem perpajakan yang kesulitan yang dialami oleh wajib pajak
2 digunakan saat (menghitung, memperhitungkan, 4 6 10 100 Petugas pajak memberikan informasi dan
membayar dan melaporkan sendiri) penjelasan dengan jelas dan mudah dimengerti
3 2 8 10 100
Pajak berfungsi sebagai penerimaan negara oleh wajib pajak serta memberikan solusi yang
3 3 7 10 100
terbesar tepat
NPWP berfungsi sebagai identitas wajib pajak Dalam penyelenggaraan pajak, sejauh ini fiskus
4 5 5 10 100
dan tiap wajib memilikinya 4 berkapasitas untuk mengarahkan tanpa 4 6 10 100
5 Tarif pajak yang berlaku saat ini sudah selesai 2 8 10 100 mempengaruhi wajib pajak
Hasil penyebaran kuesioner sementara pada tabel Kualitas pelayanan yang memuaskan akan
5 membuat wajib pajak merasa tertolong dan 7 3 10 100
berikut dapat dilihat bahwa pengetahuan wajib pajak kota menguntungkan dalam hal waktu dan pelayanan
Pangkalpinang belum sesuai dengan yang diharapkan. Hal Tabel diatas menunjukan bahwa pelayanan
ini dikarenakan masih terdapat beberapa indikator mengenai perpajakan di kota pangkalpinang masih kurang memadai,
pengatuhan wajib pajak yang mendapatkan kecenderungan dilihat dari banyaknya wajib pajak yang menjawab tidak
negatif dari wajib pajak, seperti mengenai pajak berfungsi terhadap pertanyaan mengenai indikator pelayanan
sebagai penerimaan negara terbesar, serta ketentuan umum perpajakan. Supadmi dalam Caroko, Susilo, dan ZA
dan tatacara perpajakan. Peneliti menyimpulkan bahwa menyebutkan bahwa untuk dapat meningkatkan kepatuhan
pengetahuan pajak adalah informasi pajak yang dapat wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
digunakan oleh wajib pajak sebagai dasar untuk bertindak, kualitas pelayanan harus ditingkatkan oleh petugas pajak,
mengambil keputusan dan untuk menempuh arah atau sehingga pemerintah melalui Direktorat Jendral Pajak
strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan berupaya untuk meningkatkan SDM dari petugas pajak
kewajibannya di bidang perpajakan. Tingkat pengetahuan (2015 : 2). Salah satu cara untuk mengembangkan SDM di
perpajakan berpengaruh untuk meningkatkan kepatuhan DJP adalah dengan program Penghargaan Kinerja Pegawai
wajib pajak. (PKP) baik untuk Kepala Kantor, Penyidik Pajak, Penelaah
Para wajib pajak akan patuh dalam memenuhi Keberatan (PK), Account Representative (AR) maupun
kewajiban perpajakan tergantung bagaimana petugas pajak Fungsional Pemeriksa Pajak (DJP, 2014). Adanya
memberikan mutu pelayanan terbaik kepada wajib pajaknya. penghargaan yang diberikan, maka petugas pajak akan
Oleh karena itu, petugas pajak harus senantiasa melakukan terdorong untuk meningkatkan kemampuannya baik dalam
perbaikan kualitas pelayanan mereka dengan tujuan agar pengetahuan perpajakan maupun pelayanan dalam melayani
dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan wajib pajak sehingga wajib pajak merasa puas dengan
menempatkan wajib pajak sebagai pelanggan yang harus pelayanan yang diberikan. Meningkatnya pelayanan dari
dilayani dengan sebaik-baiknya. Namun, pelayanan yang fiskus, maka akan mendorong wajib pajak untuk
diberikan oleh petugas pajak masih belum optimal, hal ini membayarkan kewajiban perpajakannya.
didukung dengan keluhan yang ungkapkan oleh Presiden Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan
Joko Widodo yang mengeluhkan program pengampunan kepatuhan wajib pajak dengan menerapkan sanksi
pajak atau tax amnesty yang berjalan tak sesuai harapan, perpajakan, dimana sanksi perpajakan merupakan jaminan
khususnya soal pelayanan petugas yang dinilai kurang bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan (norma
memuaskan. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan perpajakan) akan dituruti/ ditaati/ dipenuhi dengan kata lain
Direktur Jendral Pajak, Ken Dwijugaestiadi yang mengakui sanksi perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib
bahwa layanan yang diberikan oleh petugas belum optimal pajak, tidak melanggar norma perpajakan (mardiasmo, 2016:
(Detik Finance, 2016). 62). Semakin banyak wajib pajak menunggak pembayaran
Berdasarkan penjelasan diatas, untuk melihat maka semakin berat wajib pajak melunasinya. Sanksi
bagaimana kondisi sebenarnya mengenai pelayanan perpajakan yang dianggap memberatkan wajib pajak
perpajakan di kota Pangkalpinang. Peneliti melakukan pra- mengakibatkan wajib pajak menghindari untuk memenuhi
survey kembali terhadap 10 wajib pajak dengan menyebar kewajiban pajaknya.
kuisioner sementara yang terdiri dari indiator pelayanan Peneliti melakukan pra-survey terhadap sanksi
perpajakan. Berikut hasil dari hasil penyebaran kuisioner perpajakan, dengan cara menyebarkan kuisioner sementara,
tersebut diperoleh data tabel 4 : yang terdiri dari indikator mengenai sanksi perpajakan dari
10 wajib pajak di Kota Pangkalpinang. Berdasarkan
penyebaran kuisioner tersebut diperoleh data pada tabel 5 :
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis STIE-IBEK
JURNAL AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JABK), STIE-IBEK VOL 7 | No. 1 | Februari 2020 | ISSN: 2355-9047
75
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis STIE-IBEK
JURNAL AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JABK), STIE-IBEK VOL 7 | No. 1 | Februari 2020 | ISSN: 2355-9047
76
a. Pengetahuan mengenai Ketentuan Umum dan Tata dijanjikan dengan segera, akurat, dan
Cara Perpajakan. memuaskan.
b. Pengetahuan mengenai sistem perpajakan di c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu para
Indonesia. pekerja memiliki kemauan dan bersedia
c. Pengetahuan mengenai fungsi perpajakan. membantu pelanggan dan memberi layanan
d. Pengetahuan Wajib Pajak terhadap pendaftaran dengan cepat dan tanggap.
sebagai Wajib Pajak. d. Assurance (jaminan), yaitu pengetahuan dan
e. Pengetahuan Wajib Pajak terhadap tarif pajak. kecakapan para pekerja yang memberikan
jaminan bahwa mereka bisa memberikan
3. Pelayanan Perpajakan layanan dengan baik.
Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai e. Emphaty (empati), yaitu para pekerja mampu
pembandingan antara pelayanan yang dirasakan konsumen menjalin komunikasi interpersonal dan
dengan dengan kualitas pelayanan yang diharapkan memahami kebutuhan pelanggan.
konsumen (Sapriadi, 2013). Jika kualitas yang dirasakan
sama atau melebihi kualitas pelayanan yang diharapkan, 4. Sanksi Perpajakan
maka pelayanan dikatakan berkualitas dan memuaskan, Menurut Tjahjono (2005) dalam Robert Saputra
begitu juga sebaliknya. Pelayanan publik berkualitas adalah (2015), sanksi pajak adalah suatu tindakan yang diberikan
pelayanan yang berorientasi kepada aspirasi masyarakat, kepada Wajib Pajak ataupun pejabat yang berhubungan
lebih efisien, efektif dan bertanggung jawab. dengan pajak yang melakukan pelanggaran baik secara
Setiawan (2014) dan Suardana (2014) menyatakan sengaja maupun karena alpa. Sanksi perpajakan merupakan
bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap jaminan bahwa ketentuan peraturan perundang-undangan
kepatuhan wajib pajak. Mutu pelayanan terbaik yang perpajakan akan dipatuhi. Dengan kata lain, sanksi
diterima oleh Wajib Pajak dari petugas pajak akan membuat perpajakan merupakan alat pencegah agar wajib pajak tidak
Wajib Pajak cenderung patuh untuk membayar kewajiban melanggar norma perpajakan.
perpajakannya. Memberikan pelayanan yang berkualitas Pengenaan sanksi perpajakan diberlakukan untuk
pada Wajib Pajak akan membuat Wajib Pajak nyaman dalam menciptakan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan
membayar pajak dan meningkatkan kepatuhannya dalam kewajiban perpajakannya. Itulah sebabnya, penting bagi
membayar pajak. Wajib Pajak memahami sanksi-sanksi perpajakan sehingga
Menurut Jatmiko (2006) dalam Arum (2012), fiskus mengetahui konsekuensi hukum dari apa yang dilakukan
yang bertanggung jawab dan mendayagunakan SDM sangat ataupun tidak dilakukan. Diharapkan memberikan gambaran
dibutuhkan guna meningkatkan kepatuhan wajib pajak. mengenai hal-hal apa saja yang perlu dihindari agar tidak
Fiskus diharapkan memiliki kompetensi dalam arti memiliki dikenai sanksi perpajakan, di bawah ini akan diuraikan
keahlian (skill), pengetahuan (knowledge), dan pengalaman tentang jenis-jenis sanksi perpajakan dan perihal
(experience) dalam hal kebijakan perpajakan, administrasi pengenaannya.
pajak dan perundang-undangan perpajakan. Selain itu fiskus Sanksi pajak terdiri dari dua jenis yaitu sanksi
harus memiliki motivasi yang tinggi sebagai pelayan publik. administrasi dan sanksi pidana. Sanksi administrasi
Berbeda dengan Zulaikhah (2013) menyatakan merupakan pembayaran kerugian kepada Negara, khususnya
bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif namun tidak berupa bunga dan kenaikan. Sanksi pidana merupakan
terdukung. Kualitas pelayanan merupakan penyebab siksaan atau penderitaan dan merupakan suatu alat terakhir
eksternal karena berasal dari luar wajib pajak atau akibat atau benteng hukum yang digunakan fiskus agar norma
dari paksaan situasi. Persepsi wajib pajak mengenai kualitas perpajakan dipatuhi. Sanksi pidana dalam perpajakan berupa
pelayanan dari aparat pajak akan mempengaruhi penilaian penderitaan atau siksaan dalam hal pelanggaran pajak.
masing-masing Wajib Pajak untuk berperilaku patuh dalam Pengenaan sanksi pidana tidak menghilangkan kewenangan
melaksanakan kewajiban perpajakan. untuk menagih pajak yang masih terutang (Mardiasmo,
Kualitas pelayanan dapat diukur dengan kemampuan 2006).
memberikan pelayanan yang memuaskan, dapat memberikan Indikator yang dapat digunakan untuk variabel sanksi
pelayanan dengan tanggapan, kemampuan, kesopanan, dan perpajakan (Erly Suandy, 2011) adalah :
sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak. Jika 1) Pengetahuan wajib pajak tentang adanya sanksi
kualitas yang dirasakan sama atau melebihi kualitas perpajakan
pelayanan yang diharapkan, maka pelayanan dikatakan Pengetahuan Wajib Pajak tentang sanksi pajak
berkualitas dan memuaskan. diperlukan, karena dengan mengetahui sanksi
Menurut Parasuraman (1985) dalam Sapriadi (2013) pajak, wajib pajak akan berusaha untuk
menyatakan bahwa ada lima dimensi kualitas pelayanan, menghindari sanksi tersebut, sehingga tidak
yaitu : melakukan kesalahan wajib pajak kewajiban
a. Tangibles (Bukti Fisik), yaitu bukti fisik dan perpajakan.
menjadi bukti awal yang bisa ditunjukkan oleh 2) Sikap Wajib Pajak terhadap Sanksi Perpajakan
organisasi penyedia layanan yang ditunjukkan Sikap disini menunjukkan wajib pajak akan
oleh tampilan gedung, fasilitas fisi pendukung, patuh atau tidak untuk memenuhi sanksi pajak jika
perlengkapan, dan penampilan kerja. melakukan kesalahan.
b. Realibility (Keandalan), yaitu kemampuan
penyedia layanan membuktikan layanan yang 5. Kepatuhan Wajib Pajak
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis STIE-IBEK
JURNAL AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JABK), STIE-IBEK VOL 7 | No. 1 | Februari 2020 | ISSN: 2355-9047
77
tidak akurat dan tidak tepat akan memberikan penelitian riset Variabel T\terikat dalam penelitian ini adalah Tingkat
yang tidak diharapkan atau dapat menghasilkan kesimpulan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Y1) sedangkan
yang salah dan menyesatkan (Jogiyanto, 2016:91). Sampel variabel bebas adalah Pengetahuan Perpajakan (X1),
dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang Pelayanan Perpajakan (X2) dan Sanksi Perpajakan (X3).
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak yang terdaftar pada
tujuh kecamatan di Kota Pangkalpinang, karyawan tetap/ 3. Teknik Pengumpulan Data
yang mempunyai usaha, dan bekerja diatas 1 tahun. Berikut Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
jumlah wajib pajak efektif yang terdaftar : penelitian ini adalah teknik survey yang dilakukan dengan
Tabel 6 menyebar daftar pertanyaan kepada para wajib pajak orang
Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar di Kota pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Pangkalpinang yang
Pangkalpinang berkaitan dengan pengetahuan perpajakan, pelayanan
No Wilayah Jumlah Wajib Pajak perpajakan, sanksi perpajakan dan tingkat kepatuhan waib
1 9.691
pajak orang pribadi. Daftar petanyaan ataupun pernyataan
Rangkui
tertulis tersebut yang disusun dalam sebuah kuesioner
2 Taman Sari 8.153 kemudian disebarkan ke responden untuk diisi, setelah
3 Girimaya 5.124 selesai pengisian, kuesioner tersebut dikembalikan ke
4 Bukit Intan 7.223 penyebar kuesioner. Kuesioner tersebut pada akhirnya akan
5 4.378
digunakan peneliti sebagai bahan data dalam penelitian ini.
Pangkal Balam
Kuesioner dibuat dalam pertanyaan dengan lima butir opsi
6 Gabek 6.391 jawaban untuk setiap pertanyaan atau pernyataan skala
7 Gerunggang 9.241 pengukuran yang digunakan skala pengukuran likert.
Total 50.201
Sumber : KPP Pratama Pangkalpinang 2018 IV. PEMBAHASAN
Menurut Jogiyanto (2016:94) ada dua metode 1. Teknik Analisis Data
pengambilan sampel, yaitu pengambilan sampel berbasis a. Analisis Statistik Deskriptif
pada probabilitas (pemilihan secara random) atau Tabel 8
pengambilan sampel secara nonprobabilitas (pemilihan Analisis Statistik Deskriptif
secara nonrandom). Metode proses pengambilan sampel Descriptive Statistics
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara Pengetahuan Pelayanan Sanksi_ Kepatuhan
Cluster Sampling yang merupakan bagian dari probabilitas _ _ Perpajaka _
(pemilihan random) dilakukan dengan membagi populasi Perpajakan Perpajakan n Perpajakan
menjadi beberapa grup bagian. Grup bagian ini disebut Valid 100 100 100 100
dengan dengan cluster. Item-item data yang berada di dalam Missing 0 0 0 0
cluster yang terpilih merupakan sampelnya (Jogiyanto Mean 51.10 53.38 26.44 27.42
2016:97). Bentuk pengambilan sampel ini berdasarkan Std. Error
kebetulan, artinya bisa siapa saja yang kebetulan bertemu 0.8112 0.7169 0.5779 0.5814
of Mean
dengan peneliti dan dianggap cocok menjadi sumber data
Mode 46.00 52.00 24.00 26.00
akan menjadi sampel dalam penelitian ini.
Karena populasi dalam penelitian ini sangat Std.
8.112 7.169 5.779 5.814
banyak, maka guna efisien waktu dan biaya dalam Deviation
menentukan sampel dapat dilakukan dengan menggunakan Variance 65.81 51.39 33.40 33.80
rumus Formula Slovin dengan Jumlah Sampel 50.201 orang Range 39.00 34.00 30.00 42.00
dengan standart eror 10% maka didapatlah sebanyak 100 Minimum 31.00 41.00 10.00 8.00
responden (pembulatan) yang diacak dan disebar di setiap Maximu
kecamatan yang ada di Kota Pangkalpinang. 70.00 75.00 40.00 50.00
m
Tabel 7 Sum 5110 5338 2644 2742
Pembagian Responden berdasarkan Wilayah di Kota
Pangkalpinang Sumber : Output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van-
No Hitungan
amsterdam, data diolah
Wilayah Jumlah (pembulatan)
Berdasarkan tabel diatas, diketahui informasi hasil
1 Rangkui 9.691/50.201x100 19 analisis statistik deskriptif sampel penelitian mengenai nilai
2 Taman Sari 8.153/50.201x100 16 maksimum, minimum, rata-rata (mean), median dan standar
3 Girimaya 5124/50.201x100 10 deviasi dijabarkan sebagai berikut :
4 Bukit Intan 7.223/50.201x100 14 1) Pengetahuan perpajakan dalam penelitian ini
5 Pangkal Balam 4.378/50.201x100 9 merupakan variabel bebas atau independen.
6 Gabek 6.391/50.201x100 13 Pengetahuan perpajakan merupakan keadaan dimana
7 9.241/50.201x100
wajib pajak memiliki pengetahuan mengenai ketentuan
Gerunggang 19
umum dan tata cara perpajakan, sistem perpajakan, dan
Total Responden 100
fungsi pajak. Pada tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa
Sumber : Data yang diolah (2018) variabel pengetahuan perpajakan dari 100 wajib pajak
2. Variabel Penelitian yang diteliti memiliki nilai maksimum 70.00, nilai
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis STIE-IBEK
JURNAL AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JABK), STIE-IBEK VOL 7 | No. 1 | Februari 2020 | ISSN: 2355-9047
79
minimum sebesar 31.00, nilai mean (rata-rata) sebesar b. Uji Kualitas Data
51.10 dan standar deviasi ideal sebesar 8.112. 1) Uji Validitas
2) Pelayanan perpajakan dalam penelitian ini merupakan Tabel 9
variabel bebas atau independen. Pelayanan perpajakan Rekapitulasi Nilai r
merupakan keadaan dimana kualitas pelayanan yang Untuk Validitas Instrumen Penelitian
dirasakan konsumen sama atau melebihi kualitas Variabel Item R hitung R tabel Keterangan
pelayanan yang diharapkan, maka pelayanan dikatakan Pertanyaan 1 0,557 0,1966 Valid
berkualitas dan memuaskan, begitu juga sebaliknya. Pertanyaan 2 0,56 0,1966 Valid
Pada tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa variabel Pertanyaan 3 0,757 0,1966 Valid
pelayanan perpajakan dari 100 wajib pajak yang diteliti Pertanyaan 4 0,547 0,1966 Valid
memiliki nilai maksimum 75.00, nilai minimum Pertanyaan 5 0,62 0,1966 Valid
sebesar 41.00, nilai mean (rata-rata) sebesar 53.38, dan Pertanyaan 6 0.635 0.1966 Valid
Pertanyaan 7 0.541 0.1966 Valid
standar deviasi ideal sebesar 7.169.
Pengetahuan Pertanyaan 8 0.631 0.1966 Valid
3) Sanksi perpajakan dalam penelitian ini merupakan
Perpajakan (X1) Pertanyaan 9 0.814 0.1966 Valid
variabel bebas atau independen. Sanksi perpajakan
Pertanyaan 10 0.705 0.1966 Valid
adalah alat pencegah agar wajib pajak tidak melanggar
Pertanyaan 11 0.663 0.1966 Valid
norma perpajakan. Pada tabel 4.6 diatas menunjukkan
Pertanyaan 12 0.575 0.1966 Valid
bahwa variabel sanksi perpajakan dari 100 wajib pajak
Pertanyaan 13 0.639 0.1966 Valid
yang diteliti memiliki nilai maksimum sebesar 40.00, 0.623 0.1966
Pertanyaan 14 Valid
nilai minimum sebesar 10.00, nilai mean (rata-rata) Pertanyaan 15 0.632 0.1966 Valid
26.44, dan standar deviasi sebesar 5.779. Pertanyaan 1 0.468 0.1966 Valid
4) Tingkat kepatuhan wajib pajak dalam penelitian ini Pertanyaan 2 0.491 0.1966 Valid
merupakan variabel terikat atau dependen. Kepatuhan Pertanyaan 3 0.529 0.1966 Valid
wajib pajak adalah suatu keadaan dimana wajib pajak Pertanyaan 4 0.538 0.1966 Valid
yang taat dan memenuhi serta melaksanakan kewajiban Pertanyaan 5 0.643 0.1966 Valid
maupun hak perpajakannya sesuai dengan ketentuan Pelayanan Pertanyaan 6 0.534 0.1966 Valid
peraturan perundang-undangan perpajakan. Tabel 4.6 Perpajakan (X2) Pertanyaan 7 0.680 0.1966 Valid
diatas menunjukkan bahwa variabel tingkat kepatuhan Pertanyaan 8 0.489 0.1966 Valid
wajib pajak dari 100 wajib pajak yang diteliti memiliki Pertanyaan 9 0.668 0.1966 Valid
nilai maksimum 50.00, nilai minimum sebesar 8.00, Pertanyaan 10 0.686 0.1966 Valid
nilai mean (rata-rata) sebesar 27.42, dan standar deviasi Pertanyaan 11 0.479 0.1966 Valid
sebesar 5.814. Pertanyaan 12 0.594 0.1966 Valid
Pertanyaan 13 0.722 0.1966 Valid
Pertanyaan 14 0.743 0.1966 Valid
Pertanyaan 1 0.780 0.1966 Valid
Pertanyaan 2 0.780 0.1966 Valid
Pertanyaan 3 0.792 0.1966 Valid
Sanksi Pertanyaan 4 0.811 0.1966 Valid
Perpajakan (X3) Pertanyaan 5 0.843 0.1966 Valid
Pertanyaan 6 0.702 0.1966 Valid
Pertanyaan 7 0.808 0.1966 Valid
Pertanyaan 8 0.640 0.1966 Valid
Pertanyaan 1 0.636 0.1966 Valid
Pertanyaan 2 0.553 0.1966 Valid
Pertanyaan 3 0.709 0.1966 Valid
Tingkat Kepatuhan Pertanyaan 4 0.780 0.1966 Valid
Wajib Pajak (Y) Pertanyaan 5 0.758 0.1966 Valid
Pertanyaan 6 0.657 0.1966 Valid
Pertanyaan 7 0.554 0.1966 Valid
Pertanyaan 8 0.711 0.1966 Valid
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis STIE-IBEK
JURNAL AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JABK), STIE-IBEK VOL 7 | No. 1 | Februari 2020 | ISSN: 2355-9047
80
Adjusted R² F Durbin-
Model R R² RMSE df1 df2 p
R² Change Change Watson
Sumber : Output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van-
amsterdam 0 0.654 0.428 0.410 4.466 0.428 23.92 3 96 < .001 2.052
Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa titik-titik Sumber : Output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van-amsterdam
berada tidak jauh dari garis diagonal. Hal ini berarti bahwa
data yang diperolah dari hasil penelitian sudah berdistribusi Berdasarkan hasil perhitungan diatas untuk nilai
normal. dengan bantuan JASP 0.9.2.0, dalam analisis regresi
berganda diperoleh angka koefisien determinasi atau
2) Uji Multikolinearitas Adjusted R Square sebesar 0,410 hal ini berarti
Tabel 11 menunjukkan bahwa 41% variabel kepatuhan wajib pajak
Hasil Uji Multikolinearitas dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu pengetahuan
No Variabel VIF Tolerance Keterangan perpajakan, pelayanan perpajakan dan sanksi perpajakan,
1 Pengetahuan Perpajakan 1.298 0.770 Tidak ada masalah multikolinearitas sedangkan 59% dipengaruhi oleh variabel lain diluar
2 Pelayanan Perpajakan 1.277 0.783 Tidak ada masalah multikolinearitas
variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
3 Sanksi Perpajakan 1.253 0.798 Tidak ada masalah multikolinearitas
Sumber : Output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van- 2) Uji Statistik f
amsterdam Tabel 13
Hasil Uji Statistik F
Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai VIF dari Sum of Mean
semua variabel independen memiliki nilai yang lebih kecil Model df F p
Squares Square
dari 10 dan tollerance memiliki nilai diatas 0,1. Hal ini
berarti bahwa variabel-variabel penelitian tidak Regression 1431 3 477.13 23.92 < .001
menunjukkan adanya gejala multikolineritas dalam model Residual 1915 96 19.95
regresi, dengan demikian diketahui bahwa data penelitian
memenuhi asumsi bebas multikolinieritas. Total 3346 99
Sumber : Output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van-
amsterdam
Berdasarkan nilai analisis uji F diperoleh nilai F
hitung sebesar 23.92 > 2.70 dengan probabilitas atau p-value
sebesar < 0.001 atau sama dengan 0,000 < 0,05 maka Ha
diterima, hal ini berarti bahwa pengetahuan perpajakan,
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis STIE-IBEK
JURNAL AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JABK), STIE-IBEK VOL 7 | No. 1 | Februari 2020 | ISSN: 2355-9047
81
pelayanan perpajakan dan sanksi perpajakan secara bersama- kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kota
sama atau simultan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Pangkalpinang.
wajib pajak orang pribadi di kota Pangkalpinang. 2) Variabel pelayanan perpajakan memiliki
Thitung sebesar 2.399 oleh karena nilai T hitung
e. Uji Regresi Linear Berganda lebih besar dari T tabel (2.399 > 1.661) dengan
probabilitas 0.018 < 0.05 maka H2 diterima
Tabel 14 yang berarti bahwa pelayanan perpajakan
Analisis Regresi Linear Berganda berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat
kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kota
Pangkalpinang.
Mo Unstandardiz Standar Standardiz 3) Variabel sanksi perpajakan memiliki T hitung
t p
del ed d Error ed sebesar 5.626 oleh karena lebih besar dari T
tabel (5.626 > 1.661) dengan probabilitas < 0.01
0 (Intercept) 1.364 3.765 0.362 0.718 yang artinya lebih kecil dari 0.05 maka H3
Pengetahuan_Perpaja
diterima yang berarti bahwa sanksi perpajakan
0.079 0.063 0.111 1.261 0.210 berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat
kan
Pelayanan_Perpajaka kepatuhan wajib pajak orang pribadi di kota
0.170 0.071 0.209 2.399 0.018
n Pangkalpinang.
Sanksi_Perpajakan 0.489 0.087 0.486 5.626 < .001
Sumber : Output JASP 0.9.2.0 Universiteit-van- V. PENUTUP
amsterdam
Berdasarkan tabel diatas merupakan hasil pengujian A. Kesimpulan
regresi linier berganda dapat dibuat persamaan regresi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
sebagai berikut: diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik
Y = 1.364+ 0,079 X1 + 0,170 X2 + 0,489 X3 + e kesimpulan sebagai berikut :
Diketahui bahwa nilai koefisien regresi untuk 1. Pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh
variabel pengetahuan perpajakan, pelayanan perpajakan dan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang
sanksi perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak, pribadi di KPP Pratama kota Pangkalpinang.
dapat diterangkan bahwa: Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung sebesar
1) Nilai konstanta 1.364 (Y) berarti pengetahuan 1.261 dan p-value 0.210. T hitung
perpajakan, pelayanan perpajakan dan sanksi dibandingkan dengan t tabel, yaitu 1.261 <
perpajakan adalah 1.364 maka peningkatan 1.661 p-value dibandingkan dengan alpha,
kepatuhan wajib pajak akan tetap sebesar 1.364. yaitu 0.210 > 0.05. Hasil perbandingan
2) Nilai koefisien X1 sebesar 0.079 artinya apabila tersebut menunjukkan nilai t hitung lebih kecil
terdapat peningkatan variabel pengetahuan dari t tabel dan nilai p-value lebih besar dari
perpajakan sebesar 1 satuan sementara variabel alpha.
independen lainnya tetap, maka kepatuhan wajib 2. Pelayanan perpajakan berpengaruh positif dan
(Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0.079. signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib
3) Nilai koefisien X2 sebesar 0.170 artinya apabila pajak orang pribadi di KPP Pratama kota
terdapat peningkatan variabel pelayanan perpajakan Pangkalpinang. Hal ini dapat dilihat dari dari
sebesar 1 satuan sementara variabel independen nilai t hitung sebesar 2.399 lebih besar dari
lainnya tetap, maka kepatuhan wajib pajak (Y) akan pada t tabel yaitu 2.399 > 1.661 dan nilai p-
meningkat sebesar 0.170. value lebih rendah dari pada alpha yaitu 0.018
4) Nilai koefisien X3 sebesar 0.489 artinya apabila < 0.05.
terdapat peningkatan variabel sanksi perpajakan 3. Sanksi perpajakan berpengaruh positif dan
sebesar 1 satuan sementara variabel lainnya tetap, signifikan terhadap tingkat kepatuhan wajib
maka kepatuhan wajib pajak (Y) akan mengalami pajak orang pribadi di KPP Pratama kota
Pangkalpinang. Hal ini dapat dilihat dari nilai t
peningkatan sebesar 0.191.
hitung lebih besar dari pada t tabel yaitu 5.626
> 1.661 dan nilai p-value sebesar < 0.01 yang
f. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji artinya lebih kecil dari alpha yang nilainya
Statistik t) 0.05.
Adapun hasil uji t berdasarkan tabel 14 adalah 4. Pengetahuan perpajakan, Pelayanan
sebagai berikut : perpajakan dan Sanksi perpajakan
1) Berdasarkan tabel hasil pengelolan data untuk berpengaruh positif dan signifikan secara
varibel pengetahuan perpajakan diperoleh nilai bersama – sama terhadap tingkat kepatuhan
T hitung sebesar 1.261 oleh karena itu nilai T wajib pajak orang pribadi di KPP Pratama
hitung lebih kecil dari T tabel (1.261 < 1.661) Pangkalpinang. Hal ini dapat dilihat dari nilai
dengan probabilitas 0.210 > 0.05 maka H1 koefisien regresi yang bernilai positif yaitu
ditolak yang berarti bahwa pengetahuan 0.079, 0.170, dan 0.489 serta Fhitung yang
perpajakan tidak berpengaruh terhadap tingkat dihasilkan sebesar 23.92 sedangkan Ftabel
sebesar 2.70, sehingga Fhitung lebih besar
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis STIE-IBEK
JURNAL AKUNTANSI BISNIS DAN KEUANGAN (JABK), STIE-IBEK VOL 7 | No. 1 | Februari 2020 | ISSN: 2355-9047
82
www.stie-ibek.ac.id
©2020, Jurnal Akuntansi Bisnis STIE-IBEK