Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

BETON PRATEGANG

Disusun oleh :

Rizki Anugerah 1802210014

Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil


Universitas Tridinanti Palembang
2021
Definisi Beton Prategang

Ada banyak sekali definisi beton prategang menurut para ahli dan

organisasi, yaitu:

- Menurut PBI – 1971

Pengertian beton prategang adalah beton bertulang yang sudah

ditimbulkan dari tegangan-tegangan intern yang memiliki nilai dan

pembagian sedimikian rupa hingga tegangan yang diakibatkan oleh

beton bisa dinetralkan sampai bisa mencapai suatu saraf yang

diinginkan.

- Menurut Draf Konsensus Pedoman Beton 1998

Beton prategang merupakan beton bertulang yang sudah mendapat

tegangan tekan dalam untuk dapat mengurangi tegangan tarik potensial

dalam akibat beban kerja.

- Menurut ACI (American Concrete Institute)

Beton prategang adalah beton yang sudah mengalami tegangan

internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga mampu

mengimbangi hingga mencapai batas tertentu tegangan yang terjadi

karena beban eksternal.

Konsep dasar beton prategang

Beton merupakan material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi

lemah dalam kondisi tarik. Kuat tariknya bervariasi dari 8 % sampai 14

% dari kuat tekannya. Karena rendahnya kapasitas tarik tersebut, maka

retak lentur terjadi pada taraf pembebananyang masih rendah. Untuk

mengurangi atau mencegah berkembangnya retak tersebut, gaya

konsentris atau eksentris diberikan dalam arah longitudinal elemen

struktural.
Gaya ini mencegah berkembangnya retak dengan cara mengeliminasi

atau sangat mengurangi tegangan tarik di bagian tumpuan dan daerah

kritis pada kondisi beban kerja sehingga dapat meningkatkan kapasitas

lentur, geser dan torsional penampang tersebut.

Prinsip dan Cara Kerja Beton Prategang

Ada 2 jenis metode pemberian gaya konsentris pada beton prategang,

yaitu :

- Pemberian Pratarik (Pre-tensioned Prestressed Concrete)

Pada metode pratarik, tendon ditegangkan dengan pertolongan alat

pembantu sebelum beton dicor. Gaya konsentris dipertahankan sampai

beton cukup keras. Setelah beton cukup keras tendon dipotong dan

gaya prategang akan tersalur ke beton melalui lekatan. Dalam

pembuatan secara massal, maka metode ini sangatlah cocok.

Baja prategang diberi pratarik terhadap pengangkeran independen

sebelum pengecoran beton di sekitarnya. Sebutan pratarik berarti

pemberian pratarik pada baja prategang, bukan pada baloknya.

Pemberian pratarik biasanya dilakukan di lokasi pembuatan beton

pracetak. Penggambaran sistem pemberian pratarik dapat dilihat pada

Gambar di bawah ini.


- Pemberian Pascatarik (Post-tensioned Prestressed Concrete)

Pada metode pascatarik, tendon ditarik setelah beton dicor.

Sebelum pengecoran dilakukan terlebih dahulu dipasang selongsong

untuk alur dari tendon. Setelah beton jadi, tendon dimasukkan ke dalam

beton melalui selebung tendon yang sebelumnya sudah dipasang ketika

pengecoran. Penarikan dilakukan setelah beton mencapai kekuatan

yang diinginkan sesuai dengan perhitungan. Setelah penarikan

dilakukan maka selongsong diisi dengan bahan grouting. Proses

pemberian prategang metode pascatarik dapat dilihat pada Gambar di

bawah ini.

TahapPembebanan
Tidak seperti beton konvensioanl, beton prategang mengalami

beberapa tahap pembebanan. Pada setiap tahap pembebanan harus

dilakukan pengecekan atas kondisi serat tekan dan serat tarik dari

setiap penampang. Pada tahap tersebut berlaku tegangan ijin yang

berbeda-beda sesuai kondisi beton dan tendon. Ada dua tahap

pembebanan pada beton prategang, yaitu transfer dan service.

- Tahap transfer adalah tahap pada saat beton sudah mulai

mengering dan dilakukan penarikan kabel prategang. Pada saat

ini biasanya yang bekerja hanya beban mati struktur, yaitu berat

sendiri struktur ditambah beban pekerja dan alat. Pada saat ini

beban hidup belum bekerja sehingga momen yang bekerja

adalah minimum, sementara gaya yang bekerja adalah

maksimum karena belum ada kehilangan gaya prategang.

- Kondisi service (servis) adalah kondisi pada saat beton

prategang digunakan sebagai komponen struktur. Kondisi ini

dicapai setelah semua kehilangan gaya prategang

dipertimbangkan. Pada saat ini beban luar pada kondisi yang

maksimum sedangkan gaya pratekan mendekati harga minimum.

Material Beton Prategang

Beton adalah hasil dari pencampuran beberapa material berupa

semen, air dan agregat. Dengan perbandingan berat campuran yakni,

agregat kasar 44%, agregat halus 31%, semen 18%, dan air 7%. Setelah

28 hari, beton akan mencapai kekuatan yang ideal yang disebut dengan

kuat tekan karakteristik. Kuat tekan karakteristik adalah tegangan

yang telah melampaui 95% dari pengukuran kuat tekan uniaksial yang
diambil dari tes penekanan standar, yaitu dengan kubus ukuran 15x15

cm, atau silnder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Beton yang

digunakan dalam pembuatan beton prategang adalah beton yang

mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dengan nilai f’c minimal 30 Mpa.

- Baja: material baja yang biasa digunakan dalam praktik

pembuatannnya adalah sebagai berikut.

- Kawat PC Wire, biasanya digunakan untuk baja prategang pada

beton prategang dengan sistem pratarik.

- Kawat PC Strand, biasanya digunakan untuk baja prategang

untuk beton prategang dengan sistem pascatarik.

- Kawat PC BAR, biasanya digunakan untuk baja prategang pada

beton prategang dengan sistem pratarik.

- Tulangan biasa, yaitu tulangan yang bisa dipakai untuk beton

konvensional seperti besi polos dan besi ulir.

Kelebihan dan Kekurangan Beton Prategang

Beton Prategang (Prestressed concrete) mempunyai beberapa

keunggulan bila dibandingkan dengan beton konvensional biasa, antara

lain:

Kelebihan dari segi teknis:

- Struktur beton prategang akan terhindar dari retak terbuka

didaerah tarik akibat beban kerja.

- Beton prategang akan lebih tahan terhadap korosi.

- Kedap air, bagus digunakan untuk proyek yang dekat dengan

perairan.

- Karena terbentuknya lawan lendut akibat gaya prategang

sebelum beban rencana bekerja, maka lendutan akhir setelah


beban rencana bekerja, akan lebih kecil dari pada beton

bertulang biasa.

- Efisien karena dimensi penampang struktur beton prategang

lebih ramping.

- Lebih hemat dalam penggunaan baja.

- Ketahanan terhadap geser dan ketahanan terhadap puntirnya

meningkat.

Kelebihan dari segi teknis ini akan mempengaruhi biaya untuk

memproduksi beton prategang itu sendiri, dan dari segi ekonomis beton

prategang juga memiliki beberapa kelebihan antara lain :

- Volume beton yang digunakan untuk produksi beton prategang

lebih sedikit

- Jumlah baja/besi yang digunakan untuk produksi beton

prategang sedikit.

- Beton prategang akan lebih menguntungkan jika dibuat dalam

jumlah besar

- Beton prategang hampir tidak memerlukan biaya pemeliharan,

lebih tahan lama karena, dapat membuat balok dengan bentang

yang lebih panjang.

- Dengan menggunakan beton prategang bisa menghemat waktu

pelaksanaan konstruksi.

Kekurangan beton prategang, sebagai berikut :

- Diperlukan kontrol dan monitoring quality control (QC) yang lebih

ketat dalam proses pembuatan.

- Terdapat kehilangan tegangan pada pemberian gaya prategang

awal.
- Diperlukan biaya tambahan untuk pengangkutan.

Metode Pemberian Pratekan dan Pengangkuran Ujung

Berbagai metoda dengan mana pratekanan diberikan kepada

beton. Dalam tulisan ini hanya membahas metoda yang paling luas

dipakai untuk memberikan pratekanan pada unsur-unsur beton

struktural adalah dengan menarik baja ke arah longitudinal dengan alat

penarik. Menegangkan tendon tidak mudah, sebab mengingat gaya yang

cukup besar (sampai ratusan ton).

Terdapat 2 (dua) prinsip yang berbeda :

a. Konstruksi dimana tendon ditegangkan dengan pertolongan alat

pembantu sebelum beton di cor atau sebelum beton mengeras dan gaya

prategang dipertahankan sampai beton cukup keras. Untuk ini dipakai

istilah, Pre-tensioning. Dalam hal ini beton melekat pada baja

prategang. Setelah beton mencapai kekuatan yang diperlukannya,

tegangan pada jangkar dilepas perlahan-lahan dan baja akan

mentransfer tegangannya ke beton melalui panjang transmisi baja, yang

tergantung pada kondisi permukaan serta profil dan diameter baja, juga

bergantung pada mutu beton.

Langkah 1. Kabel ditegangkan pada alat pembantu.

Langkah 2. Beton di cor.

Langkah 3. Setelah beton mengeras (umur cukup) baja di putus

perlahan-lahan, tegangan baja ditransfer ke beton melalui transmisi

baja.
b. Konstruksi dimana setelah betonnya cukup keras, barulah bajanya

yang tidak terekat pada beton diberi tegangan.

Untuk konstruksi ini disebut : Post-tensining. Pada sistem Post-

tensioning, beton di cor dahulu dan dibiarkan mengeras sebelum di beri

gaya prategang. Baja dapat ditempatkan seperti propil yang ditentukan,

lalu beton di cor, lekatan dihindarkan dengan menyelubungi baja yaitu

dengan membuat selubung/sheat. Bila kekuatan beton yang diperlukan

telah tercapai, maka baja ditegangkan di ujung-ujungnya dan dijangkar.

Gaya prategang di transfer ke beton melalui jangkar pada saat baja

ditegangkan, jadi dengan demikian beton ditekan.

Langkah-langkah pelaksanaan sistem Post-tensioning :

Langkah 1. Beton di cor dan tendon diatur sedemikian dalam sheat,

sehingga tidak ada lekatan antara beton dan baja.

Langkah 2. Tendon di tarik pada salah satu/kedua ujungnya dan

menekan beton langsung.

Langkah 3. Setelah tendon ditarik, kemudian dijangkarkan pada ujung-

ujungnya. Prategang ditransfer ke beton melalui jangkar ujung tersebut.

Jika diinginkan baja terekat pada beton, maka langkah selanjutnya

adalah grouting (penyuntikan) pasta semen ke dalam sheat.

Penjangkaran Ujung

Pada dasarnya ada 3 (tiga) prinsip tendon dengan mana baja

atau strand (untaian kawat) di angkurkan ke beton :


a. Dengan prinsip kerja pasak yang menghasilkan penjepit gesek

pada tendon .

b. Dengan perletakan langsung dari kepala paku keling atau baut

yang dibuat pada ujung tendon .

c. Dengan membelitkan tendon ke sekeliling beton.

Anda mungkin juga menyukai