Anda di halaman 1dari 26

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

Sebuah Pengenalan

Muhammad Hafiizh Bogor, 25 Mei 2011

A brief story about the man who creates the gun


Thomas L. Saaty

Distinguished University Professor at the University of Pittsburgh Professor of statistics and operations research at the Wharton School of the University of Pennsylvania (1969-79).

About him
Prof. Saaty adalah salah seorang penemu, perancang, dan ilmuwan utama di bidang Operation Research. Beberapa karya fenomenalnya yang hingga saat ini menjadi materi ajar Mata Kuliah seperti Operations Research, Manajemen Sains, maupun Teori/Teknik Pengambilan Keputusan adalah: Parametric Programming, Mathematical Methods of Operations Research, Elements of Queueing Theory, The Analytic Hierarchy Process, The Analytic Network Process.

Why do we need AHP ?


Ketika kita memutuskan untuk membeli PC Komputer, bagaimana proses pemilihannya? Membeli Mobil? Memilih Fakultas/Jurusan mana yang ingin diambil oleh anak kita? Memutuskan siapa untuk dijadikan calon pasangan hidup?
AHP

All in all, kesemuanya ditentukan oleh seberapa lengkap informasi/data yang mendukung kriteria dalam melakukan evaluasi terhadap piliahan/alternatif yang tersedia Seringkali dijumpai informasi yang ada bukan merupakan data konkrit yang terukur, sehingga harus melibatkan penilaian secara subyektif (melibatkan perasaan). Begitu pula dengan faktor/kriteria-kriteria yang terlibat didalam masalah pengambilan keutusan yang seringkali berupa aspek-aspek yang bersifat kualitatif.

AHP in brief
Analytic Hierarchy Process (AHP), adalah suatu kerangka-kerja pengambilan kerangkakeputusan terstruktur dan sistematis yang melibatkan banyak kriteria. Pengguna AHP, mula-mula menetapkan mulatujuan yang ingin dicapai, kemudian melakukan penguraian (dekomposisi) atas faktorfaktor-faktor permasalahan ke dalam sebuah hirarki, sehingga menjadi lebih mudah untuk penjabaran lebih lanjut fakorfakorfaktor yang menjadi sub-sub subpermasalahan, sedemikian yang mana masingmasing-masing permasalahan & subsubpermasalahan tersebut dapat dievaluasi/dianalisa secara independen.

LEVEL 1

Tujuan Utama/Goal Dari Pengambilan Keputusan

LEVEL 2

Kriteria (A)

Kriteria (B)

LEVEL 3

Sub Kriteria a.1

Sub Kriteria a.2

Sub Kriteria b.1

Sub Kriteria b.2

LEVEL 4

Alternatif X

Alternatif Y

Alternatif Z, dst

Elemen dari diagram hirarki diatas dapat mencakup segala aspek dari permasalahan pengambilan keputusan: tangible/intangible, diukur secara tepat maupun sekedar estimasi kasar, dimengerti secara baik maupun tidak, dan aspek lain yang terkait dalam proses pengambilan keputusan tersebut.

AHP in brief (continued)


Begitu hirarki selesai dibuat, pengambil keputusan secara sistematis mengevaluasi bermacam-macam elemen tersebut dengan membandingkan elemen yang satu dengan elemen lainnya, menurut dampak/tingkat pengaruhnya atas elemen yang berada satu level diatasnya pada hirarki yang dimaksud. Dalam membuat perbandingan (comparisons) antar elemen, pengambil keputusan dapat menggunakan data-data konkrit mengenai elemen tersebut, ataupun bisa dengan cara penilaian tingkat kepentingan relatif antar elemen satu dengan yang lainnya. Human judgments inilah yang sebenarnya merupakan esensi dari AHP, yang tidak hanya bergantung pada ada tidaknya data, ketika melakukan suatu evaluasi.

AHP in brief (continued)


AHP menjadikan hasil dari evaluasi ini ke dalam suatu bentuk nilai-nilai numerikal yang dapat diolah dan diperbandingkan secara menyeluruh. Nilai numerikal tersebut merupakan bobot/prioritas yang diperoleh dari hasil olahan setiap elemen dalam hirarki. Meskipun elemen-elemen yang terdapat dalam hirarki sangat beragam (heterogen) dan bahkan secara origin berbeda sifat maupun aspek, namun AHP ternyata tetap dapat memperbandingkannya secara rasional dan konsisten.

AHP in brief (continued)


Kemampuan istimewa inilah yang menjadikan AHP berbeda dibandingkan dengan teknik pengambilan keputusan lainnya. Di akhir pentahapannya nilai prioritas di perhitungkan di setiap elemen alternatif. Angka-angka (nilai) ini menunjukkan kemampuan/kekuatan relatif masing-masing alternatif dalam mencapai tujuan yang diinginkan, jadi bisa dipakai sebagai pertimbangan langsung dalam berbagai kondisi yang dihadapi.

Contoh Kasus
Pemilihan Rumah Tinggal
Tujuan/Goal:
Gari-garis yg menghubungkan kotak-kotak antar level merupakan hubungan yg perlu diukur dengan perbandingan berpasangan dg arah ke level yg lebih tinggi

Menentukan Rumah Tinggal

Faktor A Infrastruktur

Faktor B Lingkungan

Faktor C Jarak Tempuh

Faktor D Harga

Real Estate X

Town House Y

Rumah di Jl. Z

Apartemen Q dst

How to structure a hierarchy


Identifikasikan Tujuan Utama, Identifikasikan Kriteria untuk mencapai tujuan utama, Identifikasikan jika diperlukan, Sub-kriteria dibawah tiaptiap Kriteria, Identifikasikan Alternatif-alternatif untuk dievaluasi menurut syarat penilaian (terms) dari Sub-kriteria, Jika Sub-kriteria terlalu umum, segera identifikasikan satu level diatas Level Alternatif berupa level attribut yang applicable bagi kesemua Alternatif untuk dievaluasi, Jika kepentingan dari atribut dapat ditentukan oleh Subkriteria, maka hirarki selesai, Namun jika belum, identifikasikan sebuah level dari faktor-faktor diatas untuk evaluasi Lanjutkan penyisipan level hingga dimungkinkannya seluruh level terkait dan prioritas bisa ditetapkan di tiap elemen pada level diatasnya.

What is AHP?
Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah sebuah metode/teknik terstruktur dalam mendukung suatu pengambilan keputusan yang bersifat kompleks. Kompleks -> multi kriteria,and Terstruktur -> multi level structure dimana Level I Tujuan Level II Faktor/Kriteria Level III Sub Kriteria (bila diperlukan) Level Akhir Alternatif AHP helps decision makers find one that best suits their goal and their understanding of the problemit is a process of organizing problem decisions that people are already dealing with, but trying to do in their heads. It provides a comprehensive and rational framework for structuring a decision problem, for representing and quantifying its elements, for relating those elements to overall goals, and for evaluating alternative solutions.

Aplikasi dari AHP


Perencanaan, Membuat suatu set alternatif, Menentukan prioritas, Memilih kebijakan terbaik setelah menemukan satu set alternatif, Alokasi sumber daya, Menentukan kebutuhan/persyaratan, Memprediksi outcome, Merancang sistem, Mengukur performa, Memastikan stabilitas sistem, Optimasi, Penyelesaian konflik.

AHP

Kelebihan AHP
Disamping keistimewaan AHP dalam kemampuannya menangkap jawaban responden secara kualitatif yang di kuantitatifkan, AHP memiliki banyak kelebihan yaitu:

Kesatuan
AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami.

Kompleksitas
AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif.

Saling Ketergantungan
AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier.

Struktur Hirarki
AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.

Pengukuran
AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.

Kelebihan AHP (lanjutan)


Konsistensi
AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas.

Sintesis
AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masing-masing alternatif.

Trade Off
AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.

Penilaian dan Konsensus


AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda.

Pengulangan Proses
AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.

AHP

Kelemahan AHP
Ketergantungan metode AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi/penilaian seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan unsur subyektifitas dari sang ahli, Metode AHP merupakan metode yang tidak ada pengujian secara statistik, sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk

The AHP Principles


Decomposition
pemecahan masalah ke dalam unsur-unsurnya unsur(pembentukan hirarki). Jika ingin hasil yang akurat hirarki). pemecahan dilakukan terhadap elemen-elemen hingga elementidak mungkin lagi dilakukan pemecahan lebih lanjut; lanjut;

Comparative Judgement
penilaian kepentingan antara dua elemen pada satu level tertentu dalam kaitannya dengan level diatasnya (hasilnya disajikan kedalam sebuah matriks pairwise comparison);

Synthesis of Priority
dari setiap matriks pairwise comparison kemudian dicari eigenvectornya untuk mendapatkan local priority. Karena matriksmatriks-matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, tingkat, maka untuk mendapatkan global priority harus dilakukan sintesa diantara local priority;

Logical Consistency
pengecekan konsistensi penilaian antar kriteria. kriteria.

Perangkat Analisa dalam AHP


Skala Fundamental untuk Comparative Judgment Matrix Pairwise Comparisons Eigen Vector Eigen Value Evaluasi Kriteria Konsistensi AHP (CI & CR) Analisa Sensitivitas

Skala Fundamental untuk Comparative Judgment


Dalam membandingkan elemen satu dengan yang lainnya (dalam satu level), atau yang dikenal dengan Pairwise Comparison, skala penilaian (skala kepentingan) yang disarankan oleh Saaty, adalah sebagai berikut:
Intensitas Kepentingan
Hubungan di setiap pasangan perbandingan elemen bersifat Reciprocal, artinya jika elemen i bernilai x terhadap elemen j ; maka j akan bernilai 1/x terhadap elemen i

Definisi
Kedua elemen sama pentingnya Elemen yang satu sedikit lebih penting dibanding elemen yang lainnya Elemen yang satu lebih penting dibanding elemen yang lainnya Elemen yang satu sangat lebih penting dibanding elemen lainnya Elemen yang satu ekstrem lebih penting dibanding elemen lainnya Nilai diantara nilai-nilai diatas

1 3 5 7 9 2,4,6,8

Pertanyaan yang biasa diajukan dalam diatas adalah: Elemen mana yang lebih (penting/disukai) & berapa kali lebih penting/ disukai?

Matrix Pairwise Comparisons


Ditunjukkan dengan angka; Merupakan hubungan antara dua elemen yang memiliki elemen yang sama ditingkat diatasnya; Perbandingan ini akan menjawab 2 pertanyaan: Manakah yang lebih penting kaitannya dengan kriteria tertentu? Seberapa penting? Menggunakan penilaian skala 1-9; 1Dimungkinkan munculnya inkonsistensi penilaian.

Contoh Pembentukan Matrix Pairwise Comparisons


MENENTUKAN RUMAH TINGGAL Dengan kriteria sbb: Kriteria Infrastruktur (I); Lingkungan (L); Jarak Tempuh ( J ) ; Harga (H) Jumlah Kriteria = n = 4 artinya Matrix Pairwise Comparison akan berdimensi n x n = 4 x 4 Jumlah Pertanyaan untuk Penilaian Pairwise Comparison menggunakan Rumus n(n-1)/2 artinya dengan banyaknya kriteria n = 4, maka jumlah pertanyaan tingkat perbandingan antar elemen adalah 4(4-1)/2 = 6 buah

Contoh Pembentukan Matrix Pairwise Comparisons (lanjutan)


Jadi seperti apa membentuk pertanyaan perbandingan atas elemen-elemen kriteria diatas? Q1: Seberapa pentingkah faktor Infrastruktur (I) bagi Anda (dalam menentukan tempat tinggal) dibandingkan dengan faktor Lingkungan (L)? A1: Infrastruktur .. kali lebih penting dibandingkan Lingkungan -> Lihat Matrix Sel A1 Q2: Seberapa pentingkah faktor Infrastruktur bagi Anda (dalam menentukan tempat tinggal) dibandingkan dengan faktor Jarak Tempuh (J)? A2: Infrastruktur kali lebih penting dibandingkan J -> Lihat Matrix Sel A2 dst

I I L J H
1 ? ? ?

L
A1 1 ? ?

J
A2 A4 1 ?

H
A3 A5 A6 1

Dengan Ilustrasi Hasil Jawaban sbb: 1. Faktor Lingkungan 3 kali lebih penting dibandingkan Faktor Infrastruktur; 2. Faktor Jarak Tempuh 5 kali lebih penting dibandingkan Faktor Infrastruktur; 3. Faktor Infrastruktur 3 kali lebih penting dibandingkan Faktor Harga; 4. Faktor Jarak Tempuh 3 kali lebih penting dibandingkan Faktor Lingkungan; 5. Faktor Lingkungan 7 kali lebih penting dibandingkan Faktor Harga; 6. Faktor Jarak Tempuh ? kali lebih penting dibandingkan Faktor Harga?

I
Berikut hasilnya

L
1/3 1 3 ?

J
1/5 1/3 1 ?

H
3 7 9 1

I L J H

1 3 5 ?

Penilaian Dalam Kelompok


Sekelompok orang yang berdiskusi umumnya mempunyai pemahaman yang lebih baik dibandingkan dengan sesorang dari kelompok itu bila berpikir sendiri, begitu pun dalam melakukan sendiri, suatu penilaian Dilain pihak diskusi kelompok lebih memakan waktu, waktu, dan memungkinkan timbulnya perbedaan pendapat sehingga perlu diupayakan sebuah konsensus misalkan melalui voting Cara alternatifnya dengan memberikan hak suara kepada masing-masing anggota kemudian dicari masingratarata-rata geometris nya (The geometric mean of a data set {a1,a2,an} is given by: n(a1,a2,an)
Bila diperlukan, hak suara tersebut bisa saja diberi bobot diperlukan, terlebih dahulu berdasarkan tingkat pengaruh/ pengaruh/ keahliannya

Tahapan Dalam Metode AHP


1.

2. 3. 4.

5. 6.

Mendefinisikan Tujuan dan Masalah penelitian Menyusun Bagan Keputusan Membuat kuesioner AHP Pengolahan data dengan software AHP Menentukan Prioritas Melakukan Analisis Sensitivitas

Anda mungkin juga menyukai