geser
A
ujung, jauh sekali. Aku menoleh untuk memastikan. Garda ma-
M
TA
sih ada di belakangku. Masih terduduk dan terlipat ringkuk oleh
belenggunya.
U
A
Oh, sial. Rupanya aku tidak ke mana-mana. Aku belum ber-
AK
ingat.
ED
17
A
M
panjang masih membentang di depanku dan Garda masih terti-
TA
dur di belakangku, sinar-sinar ganjil berdatangan dari depanku.
U
Ada tulisan-tulisan yang datang mendekat dalam formasi seper-
A
AK
ini, aku tak sekadar baja berat yang tak bisa bepergian, berayun
IA
18
A
M
diperhitungkan.
TA
Sedikit ke pinggir, ada gerombolan pintu yang terlihat
U
mengobrol seru. Setelah mendekat dan mencuri dengar sedikit,
A
AK
karena parfum yang kelewat pekat. Ada juga pintu stadion se-
ED
19
A
Cerita-cerita semacam itu tidak tertulis di dinding toilet.
M
TA
Hanya pintu-pintu toilet yang tahu. Begitulah pintu menyaksi-
kan dan merekam ulah manusia. U
A
Aku tak sadar dan terus asyik masyuk menyimak silih ganti
AK
Halo, aku pintu sel penjara fasilitas khusus. Di dalam selku ada
IA
20
A
M
Dari balik loket itu ada seorang manusia lain. Pintu ini sebe-
TA
nar-benarnya saksi bisu. Dia menelan begitu banyak pengakuan
U
mengejutkan dari manusia-manusia yang sehari-harinya tam-
A
AK
21
A
dengan bobot kira-kira empat-lima kali lipatku. Pada ma-
M
TA
sing-masing daunnya tertanam pegangan baja di tengah dan
U
pemberat di ujung bawah. Bisa kubayangkan dia sangat jarang
A
bergerak, karena berayun pun akan sulit dengan bobot dan per-
AK
kat pesat.
“Dan kaubisa mendengar mereka berdoa walaupun cuma
R
G
dalam hati?”
“Tentu.”
“Hebat sekali.”
“Tidak jugalah. Itu cuma karena aku sudah terlalu lama di
sana. Sudah sering berlatih.”
“Apa karena kamu mendengar doa itu lewat keluarganya?”
“Keluarga? Lupakan. Mereka jarang datang. Kalau datang
pun, rata-rata mereka tidak mau masuk. Mereka cuma mampir,
menitipkan barang atau pesan-pesan, lalu langsung pergi lagi.”
22
A
“Itu cuma sebutan. Dan lagi, yang kulakukan cuma membe-
M
TA
ritahu. Tidak mengobati.”
U
Pintu lain yang berbentuk silinder menyela, “Itu lebih baik
A
daripada tak ada sama sekali, kan?”
AK
Seperti aku, mereka juga terbuat dari baja. Ukuran kami pun
PU
melirik ketika ada sesama yang mirip mereka. Namun ini bukan
ED
23
A
M
menyapaku tadi keburu menyelaku dengan permintaan lain,
TA
“Ceritakan tentang dia. Kami mau dengar.” U
“Pasti seru mengawal tahanan politik.”
A
AK
dia masih hidup, tetapi tidak tahu Garda ada di mana, juga tidak
tahu apa yang sedang Garda rencanakan.
Mereka bisa saja berniat mencelakai Garda.
“Cuma seorang aktivis.”
“Tapi sampai masuk fasilitas khusus?”
Aku hendak meluruskan, tetapi urung. Aku bisa saja mem-
bocorkan terlalu banyak informasi. Jadilah aku mematung saja.
Suasana menjadi kikuk sementara aku menunggu pengusiran.
24
A
dengan gagangku—rupanya beginilah cara dua pintu bersalam-
M
TA
an.
U
“Ini cuma ramah tamah antarkelompok,” ujarnya. “Berun-
A
tung, kamu datang di waktu yang tepat.”
AK
“Tepat bagaimana?”
ST
lain, tentu boleh. Tidak ada yang melarang. Hanya saja, saranku
jangan ke pintu selebriti itu. Apalagi yang pintu geser. Mereka
terlalu pongah.”
Aku berusaha memasang senyum. Dia tidak tahu bahwa aku
datang ke kelompoknya gara-gara diusir oleh kelompok yang
dia sebut.
“Di sini ada beberapa moderator. Kalau kamu menemui
kesulitan saat berkeliling, cari saja pintu yang bersabuk pita ku-
ning.”
25
A
M
yang mungkin membuatku tertarik. Sejauh ini, kuanggap kisah
TA
pintu pengakuan dosa sebagai yang terberat. Bisa kurasakan
U
betapa beratnya memanggul rahasia yang tak boleh sembarang
A
AK
diungkap. Sekali saja dia salah berucap, rahasia akan bocor. Se-
telah itu, apa pun bisa terjadi, baik yang terbayangkan maupun
ST
yang tidak.
PU
anggota baru.
G
26
A
M
“Ah, pintu penjara. Kamu mau ikut seminar sistem geren-
TA
del? Aku bantu supaya kamu bisa ikut. Gratis, kok. Siapa tahu
U
sepulang dari sini kamu bisa menjadi pintu yang lebih tebal dan
A
AK
aman.”
“Kapan seminarnya?” tanyaku.
ST
“Sekarang.”
PU
IA
ED
AM
R
G
27
A
M
mahalebar telah berisi banyak pintu. Papan pengumuman di
TA
depan menyebut acara ini seminar. Salah satu ruangan mem-
U
perlihatkan monolog sesosok pintu di depan mimbar. Aku
A
AK
di tengah jalan.”
G
28
A
M
ripada jumlah pintu yang mengajar.
TA
Aku tak berani tampil dan bersikap terlalu aneh; jadi aku se-
U
gera mengantre, ikut melebur dalam seruas ular yang melata ke
A
AK
arah lokasi pendaftaran. Tak jauh dari tempat itu, para pengajar
berdiri berderet, seperti pagar ayu yang berlapis baja. Setelah
ST
ada apa-apanya.
R
29
A
M
Aku mengalah dan menyorongkan gagangku. Dia hanya
TA
mencondongkan badan sedikit, memutar-mutar gagang dan
U
menggeserkan sedikit engselnya, lalu memintaku mengikutinya.
A
AK
dengan pintu yang tadi, pintu ini bungkam saja ketika aku
ED
lewat. Kusapa pun, dia tak menjawab. Kukira dia pintu lain
AM
menyadari bahwa satu meja punya satu pintu pengajar dan satu
G
30
A
M
Tak lama kemudian, para pengajar memasuki ruangan dan
TA
mengambil posisi masing-masing. Pada gagang mereka juga
U
terpasang nomor, yang juga harus mereka cocokkan dengan se-
A
AK
31
A
M
kung—beserta nampan dan baskom-baskomnya—mendengus.
TA
Sudah waktunya Garda mandi. U
Sudah waktunya aku pulang dan mengawasinya lagi.
A
AK
ST
PU
IA
ED
AM
R
G
32