Supported by:
Aksan KAWANDA Soil Mechanics
Geotechnical Engineer Foundation
Slope Stability
Soil Improvement
Geotechnical Instrumentation
3. Rancang dan implementasikan perbaikan yang sesuai untuk mengatasi kekurangan/kelemahan yang ada.
• Waktu
• Area dan kedalaman tanah yang akan diperbaiki
• Ketersediaan material
• Peralatan dan keahlian yang dimiliki
• Lingkungan
• Pengalaman dan kebiasaan lokal
• Kemungkinan pelaksanaan konstruksi
• Biaya
Jenis Perbaikan Tanah Mekanis
•Blasting
•Vibrodensification
•Rapid Impact Compaction
•Deep Dynamic Compaction
•Surcharge
•Surface Compaction (Pemadatan)
Tujuan PEMADATAN
Tanah lepas
● Memadatkan tanah (tentu lah ya)
● Mengurangi kompresibilitas
● Meningkatkan kuat geser
● Mengurangi permeabilitas
● Meningkatkan daya tahan terhadap erosi
Tanah terpadatkan
Perilaku Tanah Pasir yang Dipadatkan
JG
TIPIKAL TEKNIK PERBAIKAN TANAH
Casing
Pasir
Plug
Detonator
+
Dinamit
Working Method
6 7 3
5m
1
12 9
2
10 11
𝑊 = 164 𝐶𝑅
Ledakan pertama
W = Berat bahan peledak (N)
5 8 4 Ledakan kedua
C = Koefisien, 0,0025 (untuk d
Ledakan ketiga
5m R = Radius pengaruh (m)
Patok penurunan
Jarak Grid
Pola ledakan
Blasting
Kelebihan Kekurangan
• Waktu pelaksanaan singkat • Wajib dilaksanakan oleh ahli dalam
pengawasan ahli
• Biaya pekerja relatif murah
• Ada potensi ketidakseragaman hasil
• Tidak ada peralatan khusus untuk • Material pasir sangat halus tidak dapat
pelaksanaan dipadatkan (suatu pengecualian)
• Dapat dilakukan pada area yg relatif kecil
Lokasi
Prinsip Kerja
V-Flotation V-Replacement D-Compaction
Prinsip Kerja
Lepas Flotasi
Tekan Vibrasi
Lokasi hingga 20–30
elevasi detik
rencana
V-Flotation V-Replacement D-Compaction
Prinsip Kerja
Lepas Flotasi
100
70
60
Zone A Zone B C Zone D
50
40
30
20
10
0
1000 100 10 1 0,1 0,01 0,001
Diameter butir (mm) – skala log
Kadar lempung
Pemadatan sulit tercapai jika kadar lempung >20%
Kadar air
Vibroflotation akan bekerja optimal pada tanah kering atau jenuh, jika kadar
air berada diantara kedua kondisi tersebut, maka efeknya akan rendah
Respon Tanah di Sekitar Probe Vibrating
Mekanisme Pemadatan
Pengaruh dari Pemadatan Vibrasi
Mekanisme Pemadatan
Pengaruh dari Pemadatan Vibrasi
Mekanisme Pemadatan
Pertimbangan Perancangan
V0 𝜋𝑑 1 + 𝑒
V1 𝐴 =𝑠 = .
4 𝑒 −𝑒
Vs butir butir Vs
1+𝑒
𝑠 = 0,89𝑑 (𝑝𝑜𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖)
Kondisi awal Sesudah perbaikan 𝑒 −𝑒
1+𝑒
𝑠 = 0,95𝑑 (𝑝𝑜𝑙𝑎 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎)
𝑒 −𝑒
Pertimbangan Perancangan
V0
V1
Dari persamaan-persamaan diatas, maka
Vs butir butir Vs diperoleh persamaan jarak berikut:
1+𝑒 ℎ
𝑠 = 0,89𝑑 (𝑝𝑜𝑙𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑔𝑖)
(𝑒 −𝑒 )ℎ ± 1 + 𝑒 𝑆
Kondisi awal Sesudah perbaikan
1+𝑒 ℎ
𝑠 = 0,95𝑑 (𝑝𝑜𝑙𝑎 𝑠𝑒𝑔𝑖𝑡𝑖𝑔𝑎)
(𝑒 −𝑒 )ℎ ± (1 + 𝑒 )𝑆
Pertimbangan Perancangan
Kriteria KINERJA
Asumsikan berat isi pasir di atas MAT 19 kN/m3 dan di bawah muka air 20 kN/m3.
Berdasarkan ASTM, ukuran partikel pasir MEDIUM berkisar antara 0,425 mm (No. 40)
hingga 2,00 mm (No. 10). Asumsikan D50 = 1,2 mm.
SPT terkoreksi:
𝑁 =𝑁 =5× = 5,8
Faktor reduksi tegangan, rd: 0,96 (Seed & Idriss, 1971 – Chart)
𝐶𝑆𝑅 = = = 0,297
Vibro-replacement, metode
perbaikan kombinasi dari
vibroflotation dan backfill yang
menghasilkan granular
columns; metode ini dapat
meningkatkan kepadatan,
perkuatan dan juga berfungsi
sebagai drainase
Tanah yang Sesuai untuk Vibroflotation
Load Transfer Mechanism
bulging
Pertimbangan Perancangan
Material BACKFILL
Nilai
Kesesuaian, 0-10 10-20 20-30 30-40 >50
SN
Tingkat Excellent Good Fair Poor Unsuitable
Pertimbangan Perancangan
Kedalaman perbaikan harus ditentukan berdasarkan kondisi lokasi, sifat tanah, dan persyaratan
kinerja. Aturan berikut dapat diikuti dalam penentuan:
• Ketika tanah keras ada pada kedalaman yang relatif dangkal, perbaikan harus mencapai lapisan ini.
• Ketika tanah keras ada pada kedalaman yang relatif dalam, perbaikan harus ditentukan untuk
memenuhi persyaratan kinerja, seperti kapasitas, penurunan, stabilitas, dan likuefaksi.
• Kedalaman perbaikan tipikal berkisar antara 5 hingga 15 m.
Area perbaikan harus ditentukan berdasarkan kondisi lokasi dan tingkat kepentingan struktur diatasnya.
Secara umum, area perbaikan harus lebih besar dari kaki timbunan/fondasi. Dalam kondisi umum, satu
hingga dua baris kolom dapat dipasang di luar kaki timbunan/fondasi. Di situs tanah dengan potensi
likuefaksi, dua sampai empat baris kolom dapat dipasang di luar kaki timbunan/fondasi.
Keuntungan Kolom Granular
Mengurangi PENURUNAN
1 5−𝑎
𝑆 = ,𝐼 = 1+𝑎 −1
𝐼 4 1 − 𝑎 tan 45° − 𝜙 ⁄2
Keuntungan Kolom Granular
Menambah KESTABILAN
EQUIPMENT
1. Put machine at position 3. Filling the stone follows the 4. Pull up the tube while vibrate.
2. Push the tube to the design depth designed volume Every 1.5 m lifting pull down the
tube by 0.8 m and keep vibrate for
certain duration
5. Doing step 4 until reach the top.
Dry Method site construction
(Soekarno Hatta Airport)
0.2 m 0.4 m
0.5 m 1.0 m
6m
Depth effect: 10 m
normal range
possible 7.5 - 9.0 m 15 m
range
14 m 25 m
METODE RAPID IMPULSE COMPACTION
Primer Sekunder
Pertimbangan Perancangan
Dampak Lingkungan Tipe struktur Ambang Batas Jarak Minimum
Kecepatan Ijin(m)
Partikel (mm/s)
𝑊𝐻
,
𝑊𝐻 Drywall 19 14.5
𝑃𝑃𝑉 = 188 𝑗𝑖𝑘𝑎 ≥ 0,1
𝑥 𝑥 Plaster 13 19.0
Semua yang lain 51 7.5
, Becker, 2011
𝑊𝐻 𝑊𝐻
𝑃𝑃𝑉 = 36 𝑗𝑖𝑘𝑎 < 0,1
𝑥 𝑥
Becker, 2011
Dimana:
𝑃𝑃𝑉 = peak particle velocity (mm/s)
𝑊 = weight of tamper (ton)
𝐻 = height of drop (m)
𝑥 = distance from the center of the impact point (m)
Case 3
• Berdasarkan data geoteknik, geomaterial yang bermasalah adalah pasir kelanauan dengan
MAT 1,5 m; maka, jenis tanah dan kondisi air tanah cocok untuk RIC.
• Kedalaman perbaikan yang diperlukan adalah 3 m.
• Energi yang diperlukan untuk primary pass adalah 190 ton-m/m2. (tabel)
• Asumsi pola persegi dengan jarak 1,5 m
• Jumlah pukulan yang diperlukan dapat dihitung sebagai berikut: (lihat ke kompaksi dinamik)
𝐴𝐸 . 𝐴 190 × 1,5 × 1,5
𝑁 = = = 40
𝑊𝐻 9 × 1,2
• Nilai N=15 sudah memenuhi (tabel)
• Faktor energi terskala dapat dihitung:
, ,
𝑊𝐻 9 × 1,2 34𝑚𝑚 51𝑚𝑚
𝑃𝑃𝑉 = 188 = 188 × = < (𝑂𝐾)
𝑥 10 𝑠 𝑠
Atau, xdp = 10 m > jarak minimum yang diijinkan 7,5 m (OK).
• Ini adalah desain awal. Pemadatan percobaan diperlukan untuk memverifikasi atau
menyesuaikan parameter desain dan tingkat dan kedalaman perbaikan.
QA & QC
Efisiensi Kerja
Rapid Impulse Compaction:
2,000 m² per day (8 hours)
5 m embankment = 1 layer
1 day = 10,000 m³
Roller Compactor:
2,000 m² - 30 cm per layer
5 m embankment = 17 layer
17 days = 10,000 m³
STUDI KASUS – JALAN TOL
Mencapai:
Pemadatan standar
20% organic content
dengan stone column
maks. 5m
V-Flotation V-Replacement D-Compaction
(Courtesy of Trevi)
V-Flotation V-Replacement D-Compaction
Dynamic Compaction Introduction
Efek getaran (dapat lebih buruk jika MAT Jarak dari struktur terdekat hingga 30 m atau lebih
tinggi)
Permukaan tanah lempung Mungkin tidak memadai untuk crane berat dan kurang sesuai
untuk backfill
Timbunan lempung Dapat terjadi penurunan seketika
Adanya potensi sinkhole atau tanah Perbaikan mungkin tidak mencapai zona yang kosong atau
karst di bawah tanah yang diperbaiki justru dapat membuatnya kurang stabil.
Material yang terdegradasi secara Pemadatan dapat menciptakan kondisi anaerobik dan
biologis meregenerasi atau mengubah kondisi degradasi biologis.
Mitchell & Jardine (2002)
Pertimbangan Perancangan
Jenis TANAH
Lukas, 1995
Pertimbangan Perancangan
Kedalaman & Area perbaikan
𝐷 =𝑛 𝑊𝐻
Dimana:
𝐷 = kedalaman perbaikan (m)
𝑊 = berat tamper (ton)
𝐻 = tinggi drop (m)
𝑛 = konstanta, tergantung pada jenis tanah, tingkat saturasi, dan kecepatan drop
Woodward, 2005
Pertimbangan Perancangan
Kedalaman kawah Rollins & Kim, 2010
,
𝑑 = 0,028𝑁 𝑊𝐻
𝑠
𝑙𝑜𝑔𝑑 = −1,42 + 0,553𝑙𝑜𝑔𝑁 + 0,213𝑙𝑜𝑔𝐻 + 0,873 log 𝑊 − 0,435𝑙𝑜𝑔 − 0,118 𝑙𝑜𝑔 𝑝
𝑑
di mana
𝐻 = drop height (m)
𝑊 = tamper weight (ton)
𝑁 = jumlah drop
𝑠 = drop spacing (m)
𝑑 = tamper width atau diameter (m)
p = tekanan kontak di (T/m2)
Pertimbangan Perancangan
Jumlah drop & Lintasan
𝑁 𝑊𝐻
𝐴𝐸 =
𝐴
dimana
AE = Applied Energy
𝑁𝑑 = jumlah drop dengan satu lintasan di setiap lokasi drop (biasanya 5-10 drop)
𝑊𝑡 = berat tamper
𝐻𝑑 = tinggi jatuh
𝐴𝑒 = Area pengaruh/ekuivalen dari setiap titik tumbukan (Ae= s2 untuk pola persegi
atau 0,867 s2 untuk pola segitiga sama sisi)
s = spasi antar titik
Pertimbangan Perancangan
Total Energi
𝐴𝐸 𝐴𝐸 𝑁 + 𝐴𝐸
𝑈𝐴𝐸 = =
𝐷 𝐷
dimana
UAE = unit applied energy
𝐴𝐸 = energi yang diterapkan oleh lintasan berenergi tinggi
𝐴𝐸 = energi yang diterapkan dengan lintasan ironing 𝐴𝐸 = 𝑈𝐴𝐸 . 𝑑
𝑁 = jumlah pass
𝐷 = kedalaman perbaikan
dimana
𝑃𝑃𝑉 = peak particle velocity (mm/s)
𝑊 = tamper weight (ton)
𝐻 = drop height (m)
𝑥 = distance to the drop point (m)
Timbunan jalan setinggi 5 m akan dibangun di atas urugan pada tanah berbutir halus
bercampur lempung, lanau dan puing dengan ketebalan total mulai dari 5,0 hingga 8,2
m. Di lokasi tertentu, ada rongga dan void di dalam urugan. Uji SPT berkisar antara 5
hingga 20 dengan rata-rata 10. Perkiraan penurunan yang diprediksi antara 140 – 274
mm. Pemadatan dinamik dipilih untuk mengurangi penurunan total dan diferensial. Nilai
SPT setelah perbaikan minimal 20. Permukaan urugan cukup kuat untuk mendukung
peralatan pemadatan dinamis. Leachate di dalam urugan berada pada kedalaman yang
relatif dangkal (sekitar 2,5 m dari permukaan yang ada). Untuk meminimalkan
timbulnya tekanan air pori berlebih, konstruksi dengan beberapa lintasan mungkin
diperlukan. Kontraktor memiliki tamper 18,2 ton (diameter 1,5 m, tinggi 1,5 m).
• Mengingat ketebalan urugan berkisar dari 5,0 hingga 8,2 m, kedalaman perbaikan dipilih sebagai 8,2 m.
Berdasarkan komposisi urugan, dapat dianggap sebagai tanah endapan semipervious.
• Urugan memiliki tingkat kejenuhan yang tinggi nc dipilih sebagai 0,35 sehingga kebutuhan energi per
pukulan dapat dihitung sebagai berikut:
,
𝑊𝐻 = = 550𝑡. 𝑚
,
• Tamper 18,2 T, maka tinggi jatuh perlu 550 Tm/18,2 T= 30,2 m.
• Energi untuk landfills berkisar antara 600-1000 kJ/m3. Rata-rata applied energy adalah 850 kJ/m3, sehingga
applied energy total, 𝐴𝐸 = 850𝑘𝐽/𝑚 × 8,2𝑚 = = 6.97𝑀𝐽/𝑚
• Lintasan ironing digunakan untuk memadatkan geomaterial dekat permukaan. Kedalaman kawah tipikal
berkisar antara 1,0 - 1,5 m. Geomaterial di atas landfill berbutir halus. Karena geomaterial di dekat
permukaan berada di atas MAT, applied energy untuk tanah berbutir halus semipervious 300 kJ/m3 dapat
digunakan untuk lintasan ironing. Sehingga, applied energy total untuk lintasan ironing, AEIP = 300 kJ/m3 ×
1,5 m = 450 kJ/m2 = 0,45 MJ/m2. Applied energy total yang dibutuhkan pemadatan energi tinggi adalah
AEHEP Np = 6,97 MJ/m2 – 0,45 MJ/m2 = 6,52 MJ/m2.
Case 4 – Solusi (2/3)
• Untuk memungkinkan disipasi air pori selama aplikasi energi, beberapa lintasan diperlukan.
Asumsi gunakan dua lintasan. Applied energy perlu, AEHEP = 6,52 MJ/m2 / 2 = 3,26 MJ/m2. Jarak drop
tipikal adalah 1 ½ -2 ½ kali diameter tamper. Nilai 2,0 dipilih untuk situs ini, yaitu, drop spacing = 2,0
× 1,5 m = 3,0 m (dengan asumsi pola persegi). Jumlah drop pada setiap lokasi titik jatuh tertentu
dapat dihitung:
× / ×( , )
𝑁 = = = 5,3
, × , × ⁄
• Batas atas nilai SPT setelah pemadatan berkisar antara 20 hingga 40 (FHWA). Peurunan induksi untuk urugan
tidak terkontrol antara 5 - 20%. Jika digunakan persentase rata-rata (13%), penurunan induksi: 0,13 × 8,2 m =
1,10 m.
• Namun, berdasarkan perkiraan kedalaman kawah, penurunan yang diharapkan dapat diperkirakan sebagai
berikut (asumsin diameter kawah sama dengan diameter tamper dan tidak ada heave). Rasio area perbaikan,
yang didefinisikan sebagai area setiap kawah ke area pengaruh setiap titik tamping, adalah:
, × , /
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑎𝑟𝑒𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛 = = 0,20
,
• Penurunan induksi dengan dua lintasan pemadatan dinamis = 2 × 0,20 × 1,75= 0,70 m. Jika heave
dipertimbangkan, penurunan induksi akan lebih kecil.
V-Flotation V-Replacement D-Compaction
Project Reference :
Pantai Maju – PIK; NYIA – Yogyakarta; Dubai
V-Flotation V-Replacement D-Compaction
Site activity & improvement result
V-Flotation V-Replacement D-Compaction
– New Yogyakarta Airport Site activity
DC &DR works for Hassyan Clean Coal Power Plant Phase 1, Jabel Ali, Dubai 2017