12.Pks - Dir.2021 - Kerma.10.IV.2021 - Tni Ad - Pks Pengelolaan Tabungan Wajib Perumahan Angkatan Darat

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 52
Bank @ BTN Sahabat Koungnindonen PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT DENGAN PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk TENTANG PENGELOLAAN TABUNGAN WAJIB PERUMAHAN ANGKATAN DARAT Nomor : KERMA/10/1V/2021 Nomor 2 12/PKS/DIR/2021 Pada hari ini, Jumat, tanggal enam belas, bulan April tahun dua ribu dua puluh satu (16-4-2021), di Jakarta, kami yang bertandatangan di bawah ini: Mayor Jenderal TNI Mulyo Aji, M.A., Asisten Personalia Kepala Staf Angkatan Darat, berdasarkan Surat Perintah Kepala Staf Angkatan Darat Nomor Sprin/1418/1V/2021 tanggal 15 April 2021 tentang Perintah untuk menandatangani Perjanjian Kerjasama antara TNI AD dengan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, oleh Karena itu sah berfindak untuk dan atas nama Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, yang berkedudukan di Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat JI. Medan Merdeka Utara Nomor 2 Jakarta Pusat, untuk selanjutnya disebut “PIHAK PERTAMA”. Jasmin, Direktur Distribution and Retail Funding, bertindak dalam jabatannya tersebut berdasarkan Surat Kuasa Nomor 43/KUASA/DIR/2021 tanggal 24 Maret 2021, oleh karena itu sah bertindak untuk dan atas nama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan yang telah mengalami beberapa kali perubahan terakhir diubah berdasarkan Akta Peryataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Nomor 66 tanggal 23 Maret 2018 dibuat oleh Ashoya Ratam, S.H.,M.Kn Notaris di Jakarta Selatan yang telah diterima pemberitanuan perubahannya oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Nomor AHU-AH.01.03-0158481 tanggal 21 April 2018 yang berkedudukan di Jakarta dan berkantor pusat di Jalan Gajah Mada No.1, Jakarta 10130, untuk selanjutnya disebut “PIHAK KEDUA”. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai PARA PIHAK dan secara masing-masing disebut sebagai PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut: PihakPetama | by Pihak Kedua Halamat 1 dar 62 halaman nw bahwa PIHAK PERTAMA adalah Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, dalam hal ini mempunyai kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dasar prajurit dan PNS TNI AD dalam hal penyediaan perumahan sesuai ketentuan dan peraturan perundang undangan yang berlaku; bahwa PIHAK KEDUA adalah Badan Usaha Milk Negara yang menyelenggarakan usaha jasa-jasa perbankan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Republik indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998. bahwa PARA PIHAK telah menandatangani Nota Kesepahaman Nomor NK/2/XI/2020/TNI dan Nomor 35/MOU/DIR/2020 Tanggal 22 Desember 2020 tentang Pengelolaan Tabungan Wajib Perumahan Angkatan Darat bahwa PARA PIHAK bermaksud menindaklanjuti Nota Kesepahaman sebagaimana dimaksud angka 3 diatas melalui kerjasama sebagai berikut: a. Penyelesaian Permasalahan TWP AD Dengan Mitra TWP AD; b. Pengambilalihan/Take Over KPR Swakelola TWP AD; ¢. Penghimpunan Dana luran, Pemanfaatan, dan Optimalisasi Tabungan Wajib Perumahan Prajurit dan PNS TNI AD; dan Penyediaan Jasa dan Layanan Perbankan Dalam Rangka Pemanfaatan Tabungan Wajib Perumahan untuk Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perumahan dan Kredit Konsumer Lainnya bagi Prajurit dan PNS TNI AD. a Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menandatangani Perjanjian Kerja Sama tentang Pengelolaan Tabungan Wajib Perumahan Angkatan Darat (selanjutnya disebut Perjanjian) dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut: BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Definisi Yang dimaksud dalam Perjanjian ini dengan 1 ‘Akad Kredit adalah pelaksanaan penandatanganan Perjanjian Kredit dan akta- akta atau dokumen lain yang dipersyaratkan antara PIHAK KEDUA dengan Debitur sebagai dasar hukum persetujuan pemberian fasilitas kredit. Angsuran adalah kewajiban pembayaran yang harus dibayar oleh Debitur setiap bulan sampai dengan seluruh Kredit / Pembiayaan Perumahan yang telah diperoleh Debitur lunas sebagaimana diatur dalam Perjanjian Kredit. Asistensi Penjualan Aset adalah bantuan yang diberikan kepada PIHAK PERTAMA terkait asistensi penjualan aset/proyek milik TWP AD/Mitra TWP AD. dan/atau pengambilalinan pembangunan/pengelolaan asset/proyek Mitra TWP AD kepada pihak ketiga (investor), Bank adalah PIHAK KEDUA, yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pihak Pertama | J Pinak Kedua Fialaman 2 darl 62 halaman 10. Bank Lain adalah Bank selain PIHAK KEDUA yang tergabung dalam Sistem Kliring Bank indonesia. Bantuan Uang Muka (BUM) adalah dana dari TWP AD yang dipinjamkan kepada Mitra TWP AD untuk pelaksanaan proyek TWP AD. Bendahara adalah pihak yang ditetapkan/ditunjuk oleh unit kerja PIHAK PERTAMA untuk melakukan pemotongan gaji dan/atau tunjangan kinerja guna pembayaran iuran atau angsuran Prajurit dan PNS TNI AD. Bank Pengelola KPR Swakelola TWP AD adalah Bank yang melakukan pengelolaan dalam pelaksanaan penyetoran pembayaran angsuran KPR Swakelola TWP AD. BTN Payroll adalah jasa layanan perbankan yang diberikan PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA berupa layanan pembayaran Gaji dan/atau Tunjangan Kinerja kepada Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil TNI AD yang menjadi Debitur PIHAK KEDUA Dana Lain adalah dana yang dikeluarkan oleh TWP AD kepada Mitra TWP AD untuk pengadaan aset berupa tanah dan/atau bangunan selain dana BUN. Dana Optimalisasi adalah dana Tabungan Wajib Perumahan TNI AD yang ditempatkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dalam bentuk Deposito dan/atau Giro . Dana Operasional adalah dana Tabungan Wajib Perumahan TNI AD yang ditempatkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dalam bentuk giro dan/atau deposito yang dipergunakan untuk kepentingan operasional PIHAK PERTAMA. . Dana Pemanfaatan adalah porsi dana penyertaan dari dana Tabungan Wajib Perumahan TNI AD untuk penyaluran KPR BTN TNI AD yang ditempatkan dalam bentuk rekening giro pada PIHAK KEDUA yang jumiahnya disesuaikan dengan kebutuhan penyaluran KPR BTN TNI AD bagi prajurit dan PNS TNI AD yang direkonsiliasi secara bulanan Dana Pencairan take over KPR Swakelola TWP AD adalah porsi Dana Pemanfaatan bersumber dari hasil pencairan take over KPR Swakelola yang ditempatkan dalam bentuk rekening giro pada PIHAK KEDUA yang jumlahnya disesuaikan dengan outstanding KPR Swakelola TWP AD yang diambil alih oleh PIHAK KEDUA dan direkonsiliasi secara bulanan Dansat/Kasatker adalah pejabat TNI AD yang ditunjuk untuk memimpin satuanisatuan kerja berdasarkan surat perintah dari pejabat yang diberi wewenang (PDW) dalam hal ini bertanggung jawab untuk menyeleksi calon debitur KPR TNI AD dan kredit konsumer lainnya Data Prajurit dan PNS TNI AD adalah data prajurit dan PNS TNI AD yang disediakan oleh PIHAK PERTAMA berupa data minimal prajurit dan PNS TNI ‘AD untuk keperiuan seleksi awal oleh PARA PIHAK, . Debitur/Nasabah adalah Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) TNI AD yang mendapatkan Kredit Konsumer, Pihak Pertama Pihak Kedua Pea Halaman 3 dan 82 halaman 19. 20. ro 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 20. |. Developer adalah mitra kerja PIHAK KEDUA berbentuk badan hukum atau perorangan yang bergerak dalam bidang usaha pembangunan proyek perumahan atau properti sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang beriaku Dukungan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah dukungan yang diberikan Bank kepada pengembang/developer terkait penyaluran fasilitas KPR kepada konsumen pengembang/developer berdasarkan perjanjian kerjasama antara Bank dengan pengembang/developer. Fasilitas Khusus adalah pelayanan dari PIHAK KEDUA terhadap PIHAK PERTAMA dan/atau prajurit atau PNS TNI AD atas penempatan Dana Pemanfaatan, optimalisasi, dan operasional yang dikelola oleh PIHAK KEDUA. Gaji dan/atau Tunjangan Kinerja adalah alokasi Dana Belanja Pegawai yang tercantum dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pada setiap Satuan Kerja di lingkungan PIHAK PERTAMA. Hari Kerja adalah hari kerja PIHAK KEDUA, yaitu hari Senin sampai dengan Jumat, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau hari lipur lainnya yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan/atau pemerintah daerah ‘setempat. luran adalah sejumiah uang yang dibayarkan Prajurit dan PNS TNI AD kepada Bendahara setiap bulan dalam rangka penghimpunan dana TWP AD. Jasa Layanan adalah jasa layanan perbankan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA untuk kelancaran pelaksanaan penyaluran _kredit/pembiayaan perumahan, KPR Subsidi Khusus, kredit konsumer lainnya, pembayaran gaji dan pelayanan lain bagi Prajurit dan PNS TNI AD yang menjadi Debitur. Kantor Cabang adalah seluruh jaringan kantor PIHAK KEDUA di seluruh wilayah Indonesia yang memberikan layanan perbankan Kantor Pelayanan dan Perbendaharaan Negara selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang dipimpin oleh Kepala Kantor dan berada di bawah serta bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. KPR Swakelola TWP AD adalah pemberian pinjaman yang administrasi dan penyalurannya oleh TWP AD kepada personil TNI AD untuk kepemilikan rumah dan pengembaliannya dilakukan dengan cara mengangsur melalui mekanisme pemotongan penghasilan personil TN AD (KPR, Kredit Rehabiltasi Rumah, Kredit Bangun Rumah, Kredit Kaviing Siap Bangun). Kredit adalah penyediaan uang/dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan_pinjam-meminjam antara PIHAK KEDUA dengan Debitur/Nasabah yang mewajibkan Debitur/Nasabah melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga/margin Kredit/Pembiayaan Perumahan adalah jasa layanan perbankan berupa kredit/pembiayaan yang diberikan kepada PrajuritPNS TNI AD dengan agunan berupa tanah dan bangunan, dapat diberikan dalam bentuk program KPR BTN TNI AD yang dibiayai menggunakan pemanfaatan dana TWP AD dan dapat diberikan berdasarkan prinsip konvensional maupun syariah Pihak Pertama | peo Pihak Kedua Halaman 4 dan 62 halaman 30. 31. 32. 33, 35. 36. 37. Kredit Konsumer Lainnya adalah layanan kredit/pembiayaan perumahan atau non perumahan di luar pemanfaatan Tabungan Wajib Perumahan Angkatan Darat dan Kredit Subsidi Khusus. Kredit Konsumer BTN adalah produk penyediaan uang/dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara BTN dengan Debitur/Nasabah yang mewajibkan Debitur/Nasabah melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bungalmargin yang disediakan oleh BTN diantaranya KPR/KPA BTN Platinum, KPR BTN Sejahtera FLPP (Subsidi), Kredit Ringan (Kring) BTN, Kredit Agunan Rumah BTN, KPR BTN Platinum iB, KPR BTN Inden iB, KPR BTN Sejahtera iB, Multimanfaat BTN iB, Bangun Rumah BTN iB, Multjasa BTN iB, dan Kredit/Pembiayaan Konsumer lainnya yang diterbitkan oleh BTN. Kredit Pemilikan Rumah BTN TNI AD (KPR BTN TNI AD) adalah pembiayaan PIHAK KEDUA bagi prajurit TNI AD/Pegawai Negeri Sipil TNI AD menggunakan pemanfaatan dana TWP AD PIHAK PERTAMA yang merupakan bagian dari Program Khusus Pengelolaan TWP AD dalam bentuk program “KPR BTN TNI AD” yang dapat diberikan untuk Kredit Pemilikan RumahiKredit Pemilikan Apartemen (KPRIKPA) untuk rumah baru atau second hand, hasil penyelesaian kredit, take over, Kredit Agunan Rumah, dan Kredit Bangun Rumah, baik berdasarkan prinsip konvensional maupun syariah Kredit Pemilikan Rumah BTN TNI AD Take Over Swakelola (KPR BTN TNI AD Take Over Swakelola) adalah produk pembiayaan perumahan atas pengambilalihan (take over) KPR Swakelola TWP AD. Kredit Konstruksi/KYG adalah Kredit Modal Kerja yang diberikan oleh Bank kepada Pengembang/Developer berbentuk badan usaha badan hukum, badan usaha non badan hukum untuk modal kerja pembiayaan pembangunan bangunan horizontal (rumah tinggal, rumah toko, rumah kantor, kios dll) maupun bangunan vertikal/high rise building (rumah susun, apartemen, kondotel, gedung perkantoran dil) berikut sarana dan prasarananya, sepanjang berdasarkan penilaian Bank layak/feasible untuk diberikan kredit Kredit Pemilikan Lahan adalah fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank kepada badan usaha berbadan hukum untuk pengadaan tanah untuk pembangunan rumah sederhana yang pembangunannya menggunakan fasilitas Kredit Konstruksi. Kredit Ringan BTN (Kring BTN) adalah kredit konsumtif perorangan yang diperuntukan khusus bagi pegawai tetap pengguna jasa payroll maupun non- payroll dari suatu instansi PNS, TNV/POLRI, Perseroan Terbatas, Yayasan, Dana Pensiun, Koperasi, dengan sumber pembayaran (repayment) berasal dari fix income (gaji) dari lembaga pemohon serta diajukan kerjasama secara kolektif dan memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Bank Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah badan hukum yang menyelenggarakan kegiatan penjaminan atas simpanan nasabah dan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Pihak Pertama | p_—~ Pihak Kedua Halaman 6 dan $2 halaman 38. 39. 40. 4 42. 43. 45, 46. 47. 48. 49. 50. Masa Transisi adalah jangka waktu tertentu yang ditetapkan oleh PARA PIHAK sebelum dilaksanakannya pengambilalihan (take over) KPR Swakelola dari TWP AD oleh PIHAK KEDUA Masa Persiapan Pensiun yang selanjutnya disebut MPP adalah waktu kesempatan yang diberikan kepada seorang Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil TNIAD yang akan diakhiri’mengakhiri masa dinasnya untuk tidak terlibat dalam kedinasan. Mitra TWP AD adalah Perorangan atau Badan Usaha/Badan Hukum yang telah melakukan kerjasama dan/atau menerima fasilitas bantuan dana Bantuan Uang Muka (BUM) atau Dana Lain dari TWP AD. Optimalisasi adalah penempatan dana Tabungan Wajib Perumahan TNI AD oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dalam bentuk deposito baik konvensional maupun syariah untuk meningkatkan nilai dana TWP AD. Pemanfaatan Dana adalah penyaluran KPR BTN TNI AD bagi prajurit dan PNS TNI AD oleh PIHAK KEDUA menggunakan dana penyertaan TWP AD. Pengawas adalah personil perwakilan yang ditunjuk dari masing-masing Pihak untuk melakukan pengawasan terkait pelaksanaan Perjanjian ini. Pengembalian Tabungan TWP AD (Baltab) adalah pengembalian iuran ke rekening Prajurit dan PNS TNI AD yang MPP, Pensiun atau mengakhiri kedinasan. Pengambilalihan (Take Over) KPR Swakelola TWP AD adalah pengambilalinan (take over) yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA terhadap piutang KPR Swakelola TWP AD PIHAK PERTAMA kepada debitur serta hak dan kewajiban yang timbul dari pengambilalihan piutang KPR Swakelola TWP AD dimaksud. Permasalahan TWP AD dengan Mitra TWP AD adalah permasalahan atas Penyaluran pinjaman dana dalam bentuk Bantuan Uang Muka (BUM) dan/atau Dana Lain dari Unit TWP AD kepada para Mitra TWP AD sebagaimana data yang tercantum pada Lampiran 1 Perjanjian ini yang belum dapat dikembalikan oleh Mitra TWP AD kepada Unit TWP AD sebagaimana yang diperjanjikan antara Unit TWP AD dengan Mitra TWP AD. Personel Angkatan Darat adalah seluruh Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) TNI AD. Perjanjian Kredit adalah perjanjian yang ditandatangani olen PIHAK KEDUA dan Debitur yang menjadi dasar perikatan hukum — pemberian Kredit/Pembiayaan Perumahan dan kredit konsumer lainnya Program Pengembangan Operasional selanjutnya disebut PPO adalah Program yang diberikan olen PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA atas penempatan dana di rekening giro operasional pada PIHAK KEDUA, yang diberikan dalam bentuk dana atau barang untuk mendukung kelancaran operasional PIHAK PERTAMA dengan persyaratan tertentu yang disepakati PARA PIHAK dengan tetap berpegang pada prinsip kehati-hatian dan Good Corporate Governance. Proyek adalah rencana pekerjaan dengan suatu target pencapaian tertentu yang diselesaikan dalam rentang waktu tertentu. Pihak Pertama | be Pihak Kedua a Halaman 6 dari 62 halaman 51 52. 53. 54. 56. 57. 58. 59. (1) Rekening Giro adalah rekening simpanan atas nama PIHAK PERTAMA yang ditatausahakan di Kantor Cabang PIHAK KEDUA, yang penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek dan/atau dengan bilyet giro sesuai ketentuan yang berlaku pada PIHAK KEDUA Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perhitungan rincian kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk pelaksanaan Perjanjian ini. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi TN AD yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran. Sistem Informasi adalah sistem yang memberikan layanan informasi keuangan terkait TWP AD yang dapat diakses oleh PIHAK PERTAMA. Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara selanjutnya disingkat SPAN adalah sebuah sistem yang dirancang untuk mengintegrasikan proses penganggaran, pelaksanaan, dan pelaporan keuangan negara sehingga diperoleh laporan keuangan akurat yang melalui proses akuntabel dan transparan. Sistem Informasi Bendahara TWP AD adalah sistem komputerisasi pengelolaan iuran TWP AD secara online yang dikembangkan oleh PIHAK PERTAMAuntuk kepentingan PARA PIHAK, berfungsi untuk mengelola administrasi dan monitoring penghimpunan dana TWP AD serta sarana informasi bagi Prajurit dan PNS TNI AD Tabungan Wajib Perumahan Angkatan Darat (TWP AD) adalah dana yang dipungut dan dihimpun dari seluruh peserta TWP AD melalui Tabungan Wajib Perumahan yang besarya sesuai dengan indeks yang telah ditentukan oleh PIHAK PERTAMA. Tingkat Bunga Penjaminan LPS adalah tingkat bunga simpanan tertinggi yang dijamin oleh LPS. Unit TWP AD adalah unit dibawah Angkatan Darat yang mengelola TWP AD. Pasal 2 Maksud Dan Tujuan Maksud Perjanjian ini adalah sebagai landasanidasar dalam rangka menciptakan sinergi PARA PIHAK melalui kegiatan pengelolaan TWP AD dengan prinsip saling menguntungkan dan memperhatikan ketentuan masing- masing PIHAK serta peraturan perundang-undangan yang berlaku Tujuan Perjanjian ini adalah dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan anggota PIHAK PERTAMA serta meningkatkan kinerja PARA PIHAK dalam melaksanakan tugas masing-masing melalui kerjasama pengelolaan TWP AD dan penyediaan jasa layanan perbankan. Pihak Pertama | =~ Pihak Kedua Falaman 7 dar 82 halaman (1) (2) Pasal 3 Objek Perjanjian Objek Perjanjian ini adalah a. Penyelesaian Permasalahan TWP AD Dengan Mitra TWP AD; b. Pengambilalihan/Take Over KPR Swakelola TWP AD; . Penghimpunan Dana luran, Pemanfaatan, dan Optimalisasi Tabungan Wajib Perumahan Prajurit dan PNS TNI AD; dan d. Penyediaan Jasa dan Layanan Perbankan Dalam Rangka Pemanfaatan Tabungan Wajib Perumahan untuk Penyaluran Kredit/Pembiayaan Perumahan dan Kredit Konsumer Lainnya bagi Prajurit dan PNS TNI AD Ruang lingkup, syarat dan ketentuan atas masing-masing objek Perjanjian pada ayat (1) pasal ini dijelaskan dalam masing-masing Bab Perjanjian ini BAB II PENYELESAIAN PERMASALAHAN TWP AD DENGAN MITRA TWP AD Pasal 4 Ruang Lingkup Ruang Lingkup pada Bab ini adalah: 1 2 3. 4, (1) (3) Penyelesaian Permasalahan antara TWP AD dengan Mitra TWP AD. Bentuk penyelesaian Permasalahan Mitra TWP AD. Pengembalian dana milik TWP AD dari Mitra TWP AD. Asistensi penjualan aset milik TWP AD. Pasal 5 Penyelesaian Permasalahan antara TWP AD dengan Mitra TWP AD PARA PIHAK sepakat bahwa penyelesaian permasalahan yang dimaksud dalam Bab ini adalah penyelesaian terhadap permasalahan TWP AD dengan Mitra TWP AD yang telah menerima dana dari TWP AD namun belum menyelesaikan Kewajiban yang menjadi tanggungjawabnya dan harus mengembalikan dana kepada TWP AD melalui PIHAK PERTAMA. Permasalahan TWP AD dengan Mitra TWP AD sebagaimana pasal ini dituangkan sebagaimana tercantum pada Lampiran 4 Perjanjian ini PIHAK KEDUA telah melakukan analisa dan uji tuntas atas permasalahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini. PihakPertama | hy—~ Pihak Kedua ee (4) (1) (2) (3) (4) (5) Bahwa kerjasama penyelesaian permasalahan TWP AD dengan Mitra TWP AD sebagaimana Bab ini tidak menyebabkan terjadinya peralinan piutang TWP AD terhadap Mitra TWP AD kepada PIHAK KEDUA Pasal 6 Bentuk Penyelesaian Permasalahan Terhadap Mitra TWP AD PARA PIHAK sepakat bahwa Penyelesaian Permasalahan Mitra TWP AD dilakukan oleh PIHAK KEDUA melalui: a, Pemberian Dukungan KPR atau Kredit Konsumer lainnya Kepada Mitra TWP AD; b. Pemberian fasilitas Kredit Konstruksi dan/atau Kredit Pemilikan Lahan oleh PIHAK KEDUA Kepada Mitra TWP AD.; ©. Dukungan untuk melakukan koordinasi dengan Pokja Bank BTN - BPN dalam rangka penyelesaian legalitas proyek perumahan Mitra TWP AD yang bermasalah; dan d. Asistensi penjualan aset Mitra TWP AD dan/atau pengalihan pengelolaan aset/proyek Mitra TWP AD kepada pihak ketiga (investor). Bentuk-bentuk penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dilakukan sesuai dengan syarat dan ketentuan PIHAK KEDUA sebagaimana tersebut dalam Lampiran 2 Perjanjian ini dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Untuk mendukung pelaksanaan bentuk penyelesaian _sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan huruf b Pasal ini, maka PIHAK PERTAMA sepakat memberikan rekomendasi kepada personil TNI AD yang berminat dan memenuhi syarat berdasarkan pengajuan dari Mitra TWP AD Dalam hal berdasarkan penilaian dan analisa PIHAK KEDUA Mitra TWP AD dapat diberikan dukungan KPR atau Kredit Konsumer lainnya, maka PIHAK PERTAMA akan meminjamkan dokumen Mitra TWP AD yang berada dalam penguasaan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. Terhadap pemberian Kredit Konstruksi dan/atau Kredit Kepemilikan Lahan kepada Mitra TWP AD maka aset Mitra TWP AD yang dapat dijaminkan kepada PIHAK KEDUA adalah sebesar nilai proyek Mitra TWP AD dengan kondisi setelah BUM dan/atau Dana Lain yang menjadi kewajiban Mitra TWP AD kepada PIHAK PERTAMA dilunasi oleh Mitra TWP AD. Dalam hal kondisi sebagaimana ayat (5) pasal ini tidak dapat dipenuhi maka aset Mitra TWP AD yang dapat dijaminkan kepada PIHAK KEDUA adalah diluar nilai BUM dan/atau Dana Lain yang menjadi kewajiban Mitra TWP AD kepada PIHAK PERTAMA. [Pihak Pertama | WK | Pihak Kedua Halaman 9 dari 62 halaman (1) (2) (3) (7) Pasal 7 Pengembalian Dana Milik TWP AD Dari Mitra TWP AD Dana TWP AD sebesar Rp.353.751.604.744,- (Tiga Ratus Lima Puluh Tiga Miliar Tujuh Ratus Lima Puluh Satu Juta Enam Ratus Empat Ribu Tujuh Ratus Empat Puluh Empat Rupiah) yang telah diterima oleh Mitra TWP AD harus dikembalikan oleh Mitra TWP AD kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA sebagaimana pada Lampiran 1 Perjanjian ini. Mekanisme pengembalian dana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dibayarkan oleh Mitra TWP AD kepada PIHAK PERTAMA melalui PIHAK KEDUA dalam 4 (empat) tahap, dengan perincian sebagai berikut : a. Sekurang-kurangnya telah mencapai 15% dalam jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan sejak ditandatanganinya Perjanjian ini; b. Sekurang-kurangnya telah mencapai 30% dalam jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan sejak ditandatanganinya Perjanjian ini; ©. Sekurang-kurangnya telah mencapai 50% dalam jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan sejak ditandatanganinya Perjanjian ini; dan d. Telah mencapai 100% dalam jangka waktu 60 bulan. ‘Sumber pengembalian dan/atau pemenuhan kewajiban Mitra TWP AD kepada TWP AD adalah dari: a. Hasil pengelolaan lahan baik yang dibeli dengan menggunakan dana TWP AD maupun yang dimiliki oleh Mitra TWP AD; b. Hasil penjualan aset Mitra TWP AD setelah dikurangi kewajiban Mitra TWP AD kepada pihak ketiga lainnya yang terkait fasilitas kredit yang telah diberikan oleh PIHAK KEDUA; dan/atau ©. Hasil penjualan dan/atau pengalihan pengelolaan kepada Pihak Ketiga (investor) berdasarkan hasil asistensi maupun tanpa asistensi dari PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (1) huruf d Perjanjian ini, Pembayaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini dibayarkan kepada PIHAK PERTAMA melalui rekening Bank BTN milk PIHAK PERTAMA Dalam hal pengembalian dana dari Mitra TWP AD belum dapat dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dalam jangka waktu sesuai tahapan yang telah ditentukan dalam ayat (2) Pasal ini, maka akan dilakukan evaluasi bersama oleh PARA PIHAK. Konsumen KPR (User) atas unit rumah yang dibangun diatas lahan tersebut diatas diutamakan dari anggota TNI AD dengan rekomendasi dari TN! AD melalui KPR BTN dengan sumber pengembalian dari Payroll gaji dan tunjangan kinerja. Selama proses pembangunan oleh Mitra/pengembang yang ditunjuk, untuk menghindari ketidaksesuaian spesifikasi bangunan maka akan diawasi oleh tim dari PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. Pihak Pertama ne Pihak Kedua Falaman 10 dari 62 halaman (1) 3) (i) (2) 3) (4) (6) Pasal 8 Penyelesaian Permasalahan Lainnya Antara TWP AD dengan Mitra TWP AD Permasalahan TWP AD dengan Mitra TWP AD yang tidak termasuk permasalahan yang diselesaikan melalui PIHAK KEDUA sebagaimana diatur pada Pasal 7 ayat (1) Perjanjian ini senilai Rp 381.581.507.105,- (Tiga Ratus Delapan Puluh Satu Miliar Lima Ratus Delapan Puluh Satu Juta Lima Ratus Tujuh Ribu Seratus Lima Rupiah) akan diselesaikan oleh PIHAK PERTAMA. PIHAK KEDUA membantu menyelesaikan permasalahan TWP AD dengan Mitra TWP AD selain yang ditentukan pada Pasal 7 ayat (1) Perjanjian ini sepanjang memenuhi syarat dan ketentuan yang berlaku pada PIHAK KEDUA. Rincian informasi Permasalahan TWP AD dengan Mitra TWP AD sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini diuraikan dalam Lampiran 3 Perjanjian ini Pasal 9 Asistensi Penjualan Aset TWP AD PIHAK KEDUA memberikan asistensi dalam rangka penjualan aset yang dimiliki oleh TWP AD yang difasiltasi PIHAK PERTAMA. Asistensi yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini terhadap penjualan aset-aset TWP AD yang tidak bermasalah dan tidak dalam proses hukum PIHAK PERTAMA akan menyerahkan daftar aset TWP AD yang akan dijual yang memenuhi ketentuan ayat (2) Pasal ini kepada PIHAK KEDUA sebagai mekanisme asistensi penjualan aset-aset TWP AD. Asistensi yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini, PIHAK KEDUA akan mempertemukan calon investor/pembeli kepada PIHAK PERTAMA atas penjualan aset-aset TWP AD. Harga jual aset-aset TWP AD merupakan kesepakatan antara PIHAK PERTAMA dan calon investor/pembeli. Pasal 10 Hak Dan Kewajiban Para Pihak Disamping hak dan kewajiban masing-masing PIHAK yang telah diatur dalam pasal- pasal lain dalam Perjanjian ini, masing-masing PIHAK mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut (1) Hak PIHAK PERTAMA: a. Menerima pembayaran atas pengembalian dana yang telah diterima oleh Mitra TWP AD dari PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (1) dan (2) Perjanjian ini Pihak Pertama | Pihak Kedua | zy nt dani 6 halaman b. Memonitor pelaksanaan kegiatan penyelesaian Permasalahan TWP AD dengan Mitra TWP AD. ©. Menerima laporan _perkembangan _penyelesaian _permasalahan pengembalian dana setiap 3 (tiga) bulan sekali dari PIHAK KEDUA. d. Memberikan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK KEDUA perihal keterlambatan laporan perkembangan penyelesaian _permasalahan pengembalian dana (2). Kewajiban PIHAK PERTAMA: a. Menyerahkan penyelesaian Permasalahan TWP AD dengan Mitra TWP AD kepada PIHAK KEDUA sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini. b. Memberikan data dan informasi secara lengkap yang diperlukan oleh PIHAK KEDUA dalam rangka pengalihan penyelesaian permasalahan TWP AD dengan Mitra TWP AD. ¢. Membantu PIHAK KEDUA dalam rangka berkoordinasi dengan Mitra TWP AD. d. Berkoordinasi dengan PIHAK KEDUA dalam menentukan besaran nilai pengembalian dana yang telah diterima oleh Mitra TWP AD. . Membuat/menerbitkan dan menandatangai surat-surat/dokumen-dokumen yang terkait dengan pelaksanaan Perjanjian ini f. Memberikan rekomendasi kepada personil TNI AD yang berminat dan memenuhi syarat berdasarkan pengajuan dari Mitra TWP AD. g. Menyampaikan kepada PIHAK KEDUA rekening yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA sebagai rekening tujuan transfer dan/atau penyetoran dana penyelesaian permasalahan Mitra TWP AD. Hak PIHAK KEDUA. a. Memperoleh data dan informasi secara lengkap dari PIHAK PERTAMA dalam rangka pengalihan penyelesaian permasalahan TWP AD dengan Mitra TWP AD. b. Memperoleh bantuan dari PIHAK PERTAMA dalam rangka berkoordinasi dengan Mitra TWP AD. c. Memperoleh manfaat dari hasil penyelesaian permasalahan dengan Mitra TWP AD. d. Menerima tembusan rekomendasi kepada personil TNI AD berdasarkan pengajuan dari Mitra TWP AD. e. Mendapatkan dari PIHAK PERTAMA rekening tujuan transfer dan/atau penyetoran dana penyelesaian permasalahan Mitra TWP AD. 2 (4) Kewajiban PIHAK KEDUA: a, Melaksanakan penyelesaian permasalahan terhadap Mitra TWP AD dengan cara-cara sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 Perjanjian ini Pihak Pertama be ihak Kedua Halaman 12 dan 52 halaman b. Membayarkan pengembalian dana yang telah diterima dari Mitra TWP AD kepada PIHAK PERTAMA dengan tala cara pembayaran sebagaimana dimaksud pada Pasal 7 ayat (2) Perjanjian ini c. Memberikan laporan perkembangan penyelesaian _permasalahan pengembalian dana setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada PIHAK PERTAMA. d. Menindaklanjuti pemberitahuan tertulis dari PIMAK PERTAMA perihal keterlambatan laporan perkembangan setiap tahap penyelesaian permasalahan pengembalian dana. BAB III PENGAMBILALIHAN/ TAKE OVER KPR SWAKELOLA TWP AD Pasal 11 Ruang Lingkup Ruang Lingkup pada Bab ini adalah: OARONS oO (2) (3) Pengambilalihan/Take Over KPR Swakelola TWP AD. Pengambilalihan/Take Over Tunggakan KPR Swakelola TWP AD. Penyelesaian KPR Swakelola TWP AD yang tidak di take over. Mekanisme Pengambilalinan/Take Over KPR Swakelola TWP AD. Masa Transisi Pengambilalinan/Take Over KPR Swakelola TWP AD Penyediaan Jasa Layanan BTN Payroll Bagi Debitur Yang Mendapatkan Fasilitas KPR Swakelola TWP AD. Pasal 12 Pengambilalihan (Take Over) KPR Swakelola TWP AD Pengambilalihan (take over) KPR Swakelola TWP AD dilakukan PIHAK KEDUA setelah ditandatanganinya Perjanjian Kredit antara PIHAK KEDUA dengan debitur KPR Swakelola TWP AD berdasarkan syarat dan ketentuan pemberian kredit PIHAK KEDUA balk berdasarkan prinsip Perbankan Konvensional maupun Syariah. Pengambilalihan (take over) KPR Swakelola TWP AD kepada PIHAK KEDUA dilaksanakan secara bertahap berdasarkan skala prioritas yang ditetapkan. Skala prioritas pengambilalihan (take over) KPR Swakelola TWP AD yakni: a. Prioritas Utama 1) Riwayat SLIK OJK Lancar. 2) Kemampuan Pemohon sesuai dengan ketentuan kemampuan mengangsur PIHAK KEDUA. Pihak Pertama bn Pihak Kedua . Falaman 13 dari 62 Ralaman (4) 6 (6) 3) Kondisi Legalitas : a) Sertifikat: i. Sertifkat pecah atas nama Debitur; ii. Sertifkat Pecah atas nama Developer; atau il, Sertifikat induk atas nama Developer. b) IMB: i. IMB Pecah atas nama Debitur; ii, IMB Pecah atas nama Developer; atau ili, IMB Induk atas nama Developer. 4) Kondisi Agunan Ready Stock dan Layak. 5) Untuk kondisi Agunan belum jadi, dapat dilakukan takeover sepanjang dana retensi cukup untuk penyelesaian bangunan. b. Prioritas Lanjutan 1) Riwayat Slik OJK Lancar. 2) Kemampuan Pemohon sesuai dengan ketentuan kemampuan mengangsur PIHAK KEDUA. 3) Kondisi Legalitas a) Sertifikat Induk atas nama Pemilik Tanah. b) Sertifikat dan IMB dalam proses pengindukkan. ©) Legalitas Tanah dalam bentuk Girik atau lainnya. 4) Kondisi Agunan Ready Stock/Indent. 5) Untuk kondisi Agunan belum jadi, dapat diberikan sepanjang dana retensi cukup untuk penyelesaian bangunan. Apabila berdasarkan pengelompokkan skala prioritas, debitur memenuhi persyaratan Prioritas Utama maka dapat dilakukan pengambilalihan (take over) KPR Swakelola olen PIHAK KEDUA dengan menggunakan fasilitas KPR BTN TNI AD Take Over Swakelola. Adapun apabila debitur termasuk dalam pengelompokkan Prioritas Lanjutan, maka akan difasilitasi dengan menggunakan produk Kring BTN atau kredit lainnya yang selaras yang berlaku di PIHAK KEDUA. Pengambilalihan (take over) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini disertai penyerahan dokumen-dokumen berupa: a. Perjanjian kredit KPR Swakelola TWP AD yang ditandatangani debitur dengan TWP AD. . Sertipikat hak atas tanah yang merupakan objek Perjanjian Kredit KPR Swakelola TWP AD. c. jin Mendirikan Bangunan d. Identitas debitur berupa KTP. s Pihak Pertama | fe Pihak Kedua Halaman 14 dan S2 halaman © . Data penghasilan dan nilai taksasi (penilaian objek agunan) terakhir. Sisa pokok kredit dan tunggakan bunga KPR Swakelola TWP AD. g. Data pengembang perumahan (developer) berupa legalitas dan data lokasi agunan. Perincian data Debitur, besar sisa pokok kredit, dan tunggakan bunga KPR Swakelola yang akan dialihkan (take over) kepada PIHAK KEDUA akan diuraikan dalam Berita Acara antara Unit TWP AD dengan PIHAK KEDUA. (8) Pengambilalihan (take over) KPR Swakelola dari TWP AD oleh PIHAK KEDUA akan diterbitkan Perjanjian Kredit baru sebagiamana ketentuan PIHAK KEDUA dimana ketentuan terkait dengan plafond kredit dan jangka waktu disesuaikan dengan kemampuan debitur dan nilai taksasi agunan (9) PIHAK KEDUA akan memberitahukan kepada debitur mengenai pengambilan sertipikat dan IMB yang harus diserahkan kepada debitur setelah melunasi kewajibannya, 1 (satu) bulan setelah jatuh tempo/tagihan terakhir. 7) (10) Tethadap adanya permasalahan yang muncul terkait penyelesaian legalitas dan obyek agunan atas pengalihan (take over) KPR Swakelola TWP AD oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA akan melakukan penyelesaian permasalahan tersebut sesuai dengan ketentuan yang beriaku dengan dibantu oleh PIHAK PERTAMA. (11) Biaya yang timbul atas penyelesaian permasalahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (10) Pasal ini menggunakan dana retensi yang dikelola oleh PIHAK PERTAMA. (12) PIHAK KEDUA akan menjalankan segala kewajiban sesuai dengan ketentuan yang diamanatkan regulator (BI & OJK) yang selaras dengan fungsi dan tugas Bank. (13) PIHAK KEDUA memberikan bebas biaya proses, biaya provisi, administrasi, dan biaya penilaian agunan atas pelaksanaan Pengambilalihan (take over) KPR ‘Swakelola TWP AD diberikan. (14) Biaya lainnya berupa biaya clearance sertifikat, biaya Notaris, pengikatan agunan, Premi Asuransi Jiwa Kredit dan Premi Asuransi Kebakaran disediakan dari dana avalis yang telah dicadangkan oleh PIHAK PERTAMA atas KPR Swakelola TWP AD. (18) Biaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (12) Pasal ini tidak melebihi dana avalis yang tersedia. (16) Terhadap adanya sisa dana avalis yang tidak digunakan maka dana tersebut akan dikembalikan kepada PIHAK PERTAMA. [ Pihak Pertama A Pihak Kedua Halaman 15 dani S2 halaman Pasal 13, Pengambilalihan (Take Over) bagi Debitur KPR Swakelola TWP AD yang Menunggak (1) Debitur yang menunggak KPR Swakelola dapat diberikan KPR take over top up dengan memperhitungkan kembali sisa tunggakan pokok dan bunga, jangka waktu kredit, nilai agunan, dan kemampuan Debitur. (2) Debitur yang memilki riwayat tunggakan berdasarkan SLIK OJK dapat diproses lebih lanjut dengan syarat telah melunasi tunggakan dibuktikan dengan dokumen pendukung berupa surat keterangan lunas dari lembaga keuangan terkait. (3) Apabila debitur tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, debitur dapat terlebih dahulu menyelesaikan tunggakannya kepada TWP AD. Selanjutnya, sisa kewajiban yang ada, akan dilakukan fake over oleh PIHAK KEDUA. Pasal 14 Penyelesaian KPR Swakelola TWP AD Yang Tidak Di Take Over Tethadap KPR Swakelola TWP AD yang tidak dapat dilakukan take over oleh PIHAK KEDUA karena tidak memenuhi persyaratan, maka 1. Dapat dilakukan alih debitur kepada personil TNI AD yang memenuhi persyaratan Perjanjian ini atau kepada pihak di luar TN| sepanjang memenuhi syarat dan ketentuan Bank, atau 2. PIHAK KEDUA akan membantu penjualan agunan dengan syarat debitur sukarela menyetujui untuk dijual berdasarkan Surat Pernyataan Notaril Pasal 15 Suku Bunga, Maksimum Kredit, Dan Jangka Waktu Kredit (1) Suku Bunga KPR BTN TNI AD Take Over Swakelola adalah 6% p.a. fix anuitas dengan menggunakan penempatan dana sebagaimana diatur pada Pasal 16 ayat (12) Perjanjian ini (2) Maksimum nilai kredit pengambilalihan (take over) KPR Swakelola TWP AD adalah sebesar Rp 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah), dihitung berdasarkan sisa pokok ditambah tunggakan KPR Swakelola TWP AD serta disesuaikan dengan kemampuan mengangsur debitur dan nilai agunan Pihak Pertama be Pihak Kedua Falaman 16 dai 62 halaman (3) (4) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Jangka waktu kredit sesuai sisa jangka waktu kredit KPR TNI AD Take Over ‘Swakelola eksisting atau dapat diperpanjang maksimal 30 (tiga puluh) tahun sepanjang tidak melebihi usia pensiun sesuai syarat dan ketentuan pemberian kredit yang berlaku pada PIHAK KEDUA. Semua fasilitas kredit yang diberikan kepada debitur dalam rangka Pengambilalihan (take over) KPR Swakelola TWP AD dikenakan bunga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini Debitur yang melakukan pelunasan dipercepat sebelum jatuh tempo pelunasan kredit dibebaskan dari pinalty dan perhitungan atas bunga utang. Pasal 16 Mekanisme Pengambilalihan (Take Over) KPR Swakelola TWP AD PIHAK PERTAMA menyampaikan data-data terkait KPR Swakelola TWP AD kepada PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (6) Perjanjian ini. PIHAK KEDUA bersama-sama dengan PIHAK PERTAMA akan mengadakan Sosialisasi terhadap seluruh Debitur yang sebelumnya telah menerima manfaat KPR Swakelola TWP AD sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK. PIHAK PERTAMA menginformasikan kepada seluruh debitur eksisting KPR Swakelola TWP AD bahwa sebagai salah satu persyaratan proses pengambilalhan KPR Swakelola TWP AD debitur bersedia untuk memberikan kuasa kepada PIHAK KEDUA untuk melaksanakan pengecekan SLIK OJK pemohon dan pasangan. PIHAK KEDUA melakukan verifikasi terhadap kemampuan mengangsur debitur, Kondisi legalitas, dan fisik bangunan sesuai syarat dan ketentuan yang berlaku di PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA memindahkan buku/rekening payroll gaji dari Bank Pengelola KPR Swakelola TWP AD ke rekening Bank PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA menerbitkan rekening atas nama para Debitur yang telah menerima fasilitas KPR Swakelola TWP AD tanpa membebankan biaya apapun terhadap Debitur. PIHAK KEDUA membuat sistem pemotongan angsuran KPR Swakelola melalui gaji Para Debitur yang penggajiannya telah dialihkan kepada Rekening Bank PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA menyerahkan jaminan berupa sertipikat hak atas tanah atas nama Debitur atau pasangan (Suami/istri) dan IMB kepada PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA melakukan pengambilalihan (take over) KPR Swakelola dari TWP AD berdasarkan Perjanjian Kredit yang ditandatangani antara PIHAK KEDUA dengan debitur sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (1) Perjanjian ini Pihak Pertama aA Pihak Kedua A Falaman 17 dan S2 halaman (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) Pengikatan jaminan milik Debitur yang diserahkan oleh PIHAK PERTAMA. sesuai ketentuan yang berlaku pada PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA mencairkan dana realisasi kredit sebesar sisa pokok kredit (outstanding kredit) dan/atau tunggakan ke rekening giro pinak PIHAK PERTAMA yang ada di PIHAK KEDUA. Dana pencairan realisasi KPR Take over akan ditempatkan di rekening giro sebagaimana dimaksud dalam ayat (11) Pasal ini, diberikan jasa gito sebesar 1,50% p.a. dan bunga PPO sebesar 0,75% p.a. Dana pencairan realisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (12) Pasal ini dapat ditarik atau dipindahkan ke rekening lain yang ditunjuk PIHAK PERTAMA sejumlah pengembalian angsuran pokok KPR Take Over. PIHAK PERTAMA memberikan kuasa kepada PIHAK KEDUA untuk memindahkan dana giro PIHAK PERTAMA ke rekening lain yang ditunjuk PIHAK PERTAMA sebesar jumlah pembayaran pokok KPR Take Over debitur setiap bulannya PIHAK KEDUA melakukan pendebetan rekening dana avalis dengan peruntukan sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (14) Perjanjian ini PIHAK KEDUA melalui Kantor-Kantor Cabang terdekat disetiap wilayah tempat dinas Para Debitur menginformasikan kepada Komandan Satuan/Kepala Satuan Kerja Para Debitur, Para Debitur dan Juru Bayar Satuan mengenai adanya pengambilalihan KPR Swakelola dari TWP AD oleh PIHAK KEDUA dan memberikan perincian jumlah angsuran KPR Swakelola TWP AD yang akan dipotong dari penghasilan Debitur setiap bulannya. Pasal 17 Hak Dan Kewajiban Para Pihak Disamping hak dan kewajiban masing-masing PIHAK yang telah diatur datam pasal- pasal lain dalam Perjanjian ini, masing-masing PIHAK mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut (1) Hak PIHAK PERTAMA: a. Menerima laporan pelaksanaan atas realisasi Pengambilalihan (take over) KPR Swakelola TWP AD dan Pengambilalinan (Take Over) Tunggakan KPR Swakelola TWP AD dari PIHAK KEDUA setiap bulan selambat- lambatnya pada tanggal 5 (lima) bulan berikutnya. b. Menerima laporan realisasi atas Debitur yang tidak dapat dilaksanakan pengambilailhan (Take Over) KPR Swakelola TWP AD dari PIHAK KEDUA setiap bulan selambat-lambatnya pada tanggal 5 (lima) bulan berikutnya. cc. Menerima setoran dana atas realisasi (pencairan) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan b Pasal ini setiap bulan selambat-lambatnya pada tanggal 5 (lima) bulan berikutnya. Pihak Pertama A Pihak Kedua . Halaman 18 dat 82 halaman d. Menerima setoran dana realisasi sebesar pengembalian angsuran pokok kredit sesuai dengan pembayaran oleh debitur sebagaimana dimaksud pada Pasal 16 ayat (13) Perjanijian ini (2) Kewajiban PIHAK PERTAMA: a. Memberikan data dan informasi secara lengkap yang diperlukan oleh PIHAK KEDUA dalam rangka Pengambilalihan (take over) KPR Swakelola TWP AD dan Pengambilalihan (Take Over) Tunggakan KPR Swakelola TWP AD sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 dan Pasal 13 Perjanjian ini. b. Membantu PIHAK KEDUA dalam rangka berkoordinasi dengan Debitur KPR Swakelola TWP AD dan Bank Pengelola KPR Swakelola TWP AD atas pelaksanaan Perjanjian ini. c. Membantu PIHAK KEDUA dalam mensosialisasikan Perjanjian ini kepada Para Debitur. d. Membuat/menerbitkan surat dan menandatangai surat-surat/dokumen- dokumen yang terkait dengan pelaksanaan Perjanjian ini. (3) Hak PIHAK KEDUA: a. Memperoleh data dan informasi secara lengkap dari PIHAK PERTAMA dalam Pengambilalihan (Take Over) KPR Swakelola TWP AD dan Pengambilalihan (Take Over) Tunggakan KPR Swakelola TWP AD. b. Memperoleh bantuan dari PIHAK PERTAMA dalam rangka berkoordinasi dengan Debitur. ©. Mendapat payroll gaji atas Debitur KPR Swakelola TWP AD yang dilakukan pengambilalihan (take over) oleh PIHAK KEDUA. d. Mengadakan hubungan hukum dengan Debitur berdasarkan Perjanjian Kredit fe. Menerapkan denda keterlambatan atas adanya tunggakan angsuran sesuai dengan ketentuan PIHAK KEDUA. f. Menerima permohonan Debitur yang mengajukan perubahan pengaturan pembayaran KPR Swakelola TWP AD yang menunggak berdasarkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang yang ditentukan olen PIHAK PERTAMA, (4) Kewajiban PIHAK KEDUA: a. Memberikan laporan pelaksanaan realisasi Pengambilalihan (take over) KPR Swakelola TWP AD dan Pengambilalinan (Take Over) Tunggakan KPR Swakelola TWP AD dari PIHAK KEDUA setiap bulan selambat- lambatnya pada tanggal 5 (lima) bulan berikutnya. b. Memberikan laporan realisasi atas Debitur yang tidak dapat dilaksanakan pengambilalinan (Take Over) KPR Swakelola TWP AD dari PIHAK KEDUA setiap bulan selambat-lambatnya pada tanggal 5 (lima) bulan berikutnya. =| | Pinak Pertama | Pihak Kedua Halaman 19 dani 62 halaman cc, Menyetorkan dana atas realisasi (pencairan) sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf a dan b Pasal ini setiap bulan selambat-lambatnya pada tanggal 5 (lima) bulan berikutnya d. Mengembalikan dana pendamping KPR TWP AD sebesar pokok kredit yang dibayarkan oleh debitur. e. Melaksanakan sosialisasi kepada para Debitur bersama-sama dengan PIHAK PERTAMA. Pasal 18 Penyediaan Jasa Layanan BTN Payroll Bagi Debitur yang Mendapatkan Fasilitas KPR Swakelola TWP AD PIHAK PERTAMA wajib memindahkan payroll gaji dan/atau tunjangan kinerja Debitur yang berdinas dalam struktur PIHAK PERTAMA yang mendapatkan fasilitas KPR BTN TNI AD Take Over Swakelola. Terhadap Debitur yang berdinas di luar struktural PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA wajib membantu dalam pemindahan payroll gaji dan/atau tunjangan kinerja Debitur yang mendapatkan fasilitas KPR BTN TNI AD Take Over Swakelola. ‘Sebagai tindak lanjut ayat (1) Pasal ini, maka PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyerahkan produk dan jasa perbankan kepada Para Debitur berupa: a. Buku tabungan. b. Kartu ATM c. _ Aplikasi Sistem Informasi Layanan Keuangan Debitur KPR BTN TNI AD Take Over Swakelola tidak dikenakan biaya Pembukaan rekening baru sebagai tindak lanjut Perjanjian ini. Pembayaran angsuran KPR BTN TNI AD Take Over Swakelola dilakukan melalui pemotongan rekening Payroll Debitur pada PIHAK KEDUA. Segala biaya yang timbul atas pembuatan dan penyerahan produk perbankan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini ditanggung oleh PIHAK KEDUA. Pasal 19 Masa Transisi Pengambilalihan (Take Over) KPR Swakelola TWP AD Sebelum terjadinya Pengambilalihan (take over) KPR Swakelola TWP AD dan Pengambilalihan (take over) Tunggakan KPR Swakelola TWP AD oleh PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 dan 13 Perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat untuk menetapkan Masa Transisi Pengambilalihan (take over) selama 6 (enam) bulan sejak ditandatanganinya Perjanjian ini dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK. Pihak Pertama a Pihak Kedual Ui Filaman 20 dai 67 halaman (2) Perpanjangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, diajukan secara tertulis oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dengan disertai alasan. Selama berlangsungnya Masa Transisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pagal ini dilaksanakan proses persiapan sebagai berikut: (3) (4) a. Penyerahan dokumen KPR Swakelola TWP AD sebagaimana dimaksud pada Pasal 12 ayat (6) Perjanjian ini dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA. PARA PIHAK melakukan mapping dan pengecekan fisik terhadap seluruh data sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf a Pasal ini Dalam pelaksanaan huruf b di atas, PIHAK KEDUA dapat menunjuk dan menggunakan jasa pihak keliga tanpa mengurangi kewajiban PIHAK KEDUA. Segala biaya yang timbul atas penggunaan jasa pihak ketiga menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA. PIHAK KEDUA mempersiapkan sistem internal untuk : 1) Monitoring data kredit untuk kepentingan TNI AD. 2) — Informasi kredit Debitur KPR Swakelola TWP AD sampai dengan kredit lunas baik yang dilakukan fake over maupun yang tidak dilakukan take over 3) Penerbitan rekening Koran debitur. 4) Mengelola administrasi pembayaran angsuran Para Debitur. 5) Melakukan administrasi dokumen legalitas. PARA PIHAK berkewajiban mensosialisasikan Perjanjian ini kepada seluruh Debitur selama berlangsungnya Masa Transisi BABIV PENGHIMPUNAN DANA IURAN, PEMANFAATAN, DAN OPTIMALISASI TABUNGAN WAJIB PERUMAHAN PRAJURIT DAN PNS TNI AD Pasal 20 Ruang Lingkup Ruang Lingkup pada Bab ini adalah: Penghimpunan luran Tabungan Wajib Perumahan dari seluruh Prajurit dan PNS TNI AD; Pemanfaatan dan optimalisasi dana Tabungan Wajib Perumahan TNI AD sesuai dengan skema pemanfaatan dan optimalisasi yang disepakati PARA PIHAK; Penyaluran Pengembalian Tabungan Wajib Perumahan (Baltab); 1 2. Penyediaan layanan BTN Payroll; | Pihak Pertama ne Pinak Kedua Falaman 21 Gan 62 halaman 5. Fasilitas khusus atas penempatan dana TWP; dan 6. Pemberian bantuan atau kontribusi. Pasal 21 Penghimpunan Dana luran Tabungan Wajib Perumahan Penghimpunan dana iuran TWP AD dilakukan melalui mekanisme: 1. Pemotongan Gaji dan/atau Tunjangan Kinerja Prajurit dan PNS di lingkungan TNI AD maupun Prajurit TNI AD di tuar struktural oleh PIHAK PERTAMA dilakukan dengan skema sebagai berikut: a. Dalam hal payroll di PIHAK KEDUA, iuran TWP AD akan dipotong secara otomatis pada saat penerimaan Gaji dan/atau Tunjangan Kinerja Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil TNI AD di rekening yang ada PIHAK KEDUA melalui Sistem Informasi milik PIHAK PERTAMA; dan b. Dalam hal payroll selain dari PIHAK KEDUA, maka pemotongan iuran TWP AD akan dikoordinasikan dengan bank asal payroll secara otomatis melalui Sistem Informasi milk PIHAK PERTAMA. 2. Dana iuran TWP AD yang terhimpun disetor ke rekening TWP AD milk PIHAK PERTAMA yang ada di PIHAK KEDUA. 3. Posisi saldo dana iuran TWP AD masing-masing Prajurit dan PNS di lingkungan TNI AD maupun Prajurit TNI AD di luar struktural dapat dipantau melalui aplikasi sistem informasi milik PIHAK PERTAMA. Pasal 22 Dana Pemanfaatan, Dana Optimalisasi, dan Dana Operasional ( PIHAK PERTAMA mengalihkan dananya kepada PIHAK KEDUA dengan porsi ‘sesuai kesepakatan bersama antara PARA PIHAK (2) Dana Pemanfaatan yang berasal dari penempatan dana Tabungan Wajib Perumahan TNI AD oleh PIHAK KEDUA dipergunakan untuk penyaluran KPR BTN TNI AD dengan rincian sebagai berikut : a. Diberikan suku bunga atau jasa giro sebesar 1,50% p.a. efektif fixed. b. Hanya digunakan untuk membiayai KPR BTN TNI AD dengan suku bunga 5,25% p.a. anuitas fixed. c. Jumlah penempatan Dana Pemanfaatan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah saldo pokok KPR BTN TNI AD. d. PIHAK PERTAMA menempatkan Dana Pemanfaatan kepada PIHAK KEDUA sejumlah rencana akad Kredit yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA selama 1 (satu) bulan berikutnya Pihak Pertama | f—~ Pihak Kedua a Palanan 22 dar 82 halaman e. Dilakukan rekonsiliasi data setiap bulan oleh PARA PIHAK untuk menjaga jumlah Dana Pemanfaatan sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah saldo pokok KPR BTN TNI AD. (3) Dana Pencairan take over KPR Swakelola TWP AD yang bersumber dari hasil pencairan fake over KPR Swakelola TWP AD dipergunakan untuk pengalihan KPR Swakelola TWP AD dengan rincian sebagai berikut (4) (5) (6) (1) (2) a. Diberikan suku bunga atau jasa giro sebesar 1,50% p.a. efektif fixed ditambah dengan suku bunga Program Pengembangan Operasional (PPO) sebesar 0,75% p.a . Hanya digunakan sebagai dana pemanfaatan/pendamping KPR Swakelola TWP AD yang di take over dengan suku bunga 6,00% p.a. anuitas fixed. Jumlah Dana Pencairan fake over KPR Swakelola TWP AD sebesar jumlah ‘saldo pokok KPR Swakelola yang diambil alih dan tidak dapat ditarik oleh PIHAK PERTAMA sampai dengan berakhirnya masa penyaluran kredit. Dilakukan rekonsiliasi data setiap bulan oleh PARA PIHAK untuk menjaga jumlah Dana Pencairan take over KPR Swakelola TWP AD sebesar jumlah saldo pokok KPR Swakelola yang diambil alih. Dana Optimalisasi PIHAK PERTAMA ditempatkan dalam bentuk Giro dan/atau Deposito pada PIHAK KEDUA dengan ketentuan diberikan suku bunga sebesar Ti ingkat Bunga Penjaminan LPS + 0,25%. Dana Operasional PIHAK PERTAMA ditempatkan dalam bentuk Giro dan/atau Deposito pada PIHAK KEDUA dengan ketentuan : a b. Dalam bentuk Giro diberikan jasa giro sesuai kesepakatan PARA PIHAK; atau Dalam bentuk Deposito diberikan suku bunga sebesar Tingkat Bunga Penjaminan LPS + 0,25% pada saat pembukaan awal sepanjang jangka waktu Deposito. Realisasi KPR BTN TNI AD menggunakan Dana Pemanfaatan diatur dalam Bab V Perjaniian ini Pasal 23 Penyaluran Pengembalian Tabungan TWP AD (Baltab) Penyaluran Baltab TWP AD dilakukan setelah MPP, pensiun atau berakhimya kedinasan Prajurit dan PNS TNI AD sesuai dengan ketentuan dari PIHAK PERTAMA. PIHAK PERTAMA dapat melakukan perhitungan pengembalian Tabungan Wajib Perumahan kepada masing-masing Prajurit dan PNS TNI AD yang telah berakhir kedinasannya, Pihak Pertama | be Pihak Kedua Falaman 23 dani 82 halaman (3) (4) (5) (6) (1) (2) (3) (4) (5) ©) PIHAK PERTAMA akan memberikan instruksi berupa Surat Perintah resmi beserta rincian data Penerima Baltab setidaknya mencakup Nama, Nomor Rekening dan Nominal kepada PIHAK KEDUA, untuk kemudian PIHAK KEDUA melakukan pemindahbukuan pengembalian Tabungan Wajib Perumahan ke rekening Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) TNI AD yang ada di PIHAK KEDUA. Dalam hal berdasarkan hasil verifikasi PIHAK KEDUA terdapat penerima Baltab yang berada di luar jangkauan outlet BTN, maka penyaluran Baltab dapat ditransfer ke rekening yang ada di Bank lain dengan biaya transfer menjadi beban Pemilik Rekening. PIHAK KEDUA mentransaksikan penyaluran Baltab kepada prajurit dan PNS TNI AD selambat-lambatnya 3 (tiga) Hari Kerja terhitung sejak surat perintah sebagaimana dimaksud dalam ayat 3 (tiga) Pasal ini, diterima secara lengkap dari PIHAK PERTAMA. Suku bunga Baltab TWP AD ditentukan oleh PIHAK PERTAMA berdasarkan pendapatan bersih laporan keuangan TWP AD setiap tahun Pasal 24 Penyediaan Jasa Layanan BTN Payroll Penyaluran dana Gaji dan/atau Tunjangan Kinerja Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil TNI AD yang berada pada wilayah kerja PIHAK PERTAMA, khususnya yang memilki fasilitas KPR BTN TNI AD dari PIHAK KEDUA. Pembayaran Gaji dan/atau Tunjangan Kinerja dilakukan dengan metode SPAN sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penatausahaan rekening Tabungan Gaji dan/atau Tunjangan Kinerja Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil TNI AD di daerah yang tidak terdapat Kantor Cabang PIHAK KEDUA dapat dilakukan melalui outlet Kantor Pos Online ataupun channel outiet PIHAK KEDUA. Atas saldo yang mengendap di Rekening Tabungan Gaji dan/atau Tunjangan Kinerja Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil TNI AD PIHAK PERTAMA diberikan bunga dengan ketentuan yang berlaku pada PIHAK KEDUA dan langsung ke masing-masing rekening PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK PERTAMA dari biaya setoran awal, biaya pembuatan kartu ATM/Debit perdana, biaya pembuatan buku tabungan pertama serta buku tabungan yang habis selama dilakukan di Kantor Cabang PIHAK KEDUA, biaya penarikan tunai melalui ATM PIHAK KEDUA dan biaya transfer ke sesama rekening PIHAK KEDUA. Setiap penggunaan dan pemberian jasa pelayanan produk perbankan yang dilakukan PIHAK PERTAMA selain yang diatur dalam ayat (5) Pasal ini akan dikenakan biaya sesuai ketentuan yang berlaku di PIHAK KEDUA. Pihak Pertama | hw Pihak Kedua a Palamien 24 dari $2 halaman Pasal 25 Layanan Fasilitas Khusus Fasilitas Khusus dalam Perjanjian ini terdiri atas: is (1) (2) (3) Atas_setiap akuisisi payroll diberikan manfaat tambahan kepada PIHAK PERTAMA sebesar Rp 50.000,00 (Lima Puluh Ribu Rupiah) per rekening diberikan 1 (satu) kali untuk setiap pembukaan rekening dan disetor ke rekening penampungan milik PIHAK PERTAMA yang ada di PIHAK KEDUA; Pemberian fasilitas bebas biaya penalti atas pencairan deposito PIHAK PERTAMA sebelum jatuh tempo; dan Pembayaran bunga deposito PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan PIHAK KEDUA apabila dicairkan sebelum jatuh tempo. Pasal 26 Kontribusi PIHAK KEDUA akan memberikan bantuan/kontribusi kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan proposal yang diajukan atau direkomendasikan oleh PIHAK PERTAMA. Bantuan/kontribusi yang akan diberikan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA meliputi: a. Pengembangan dan integrasi host to host dengan Sistem Informasi milik PIHAK PERTAMA; b. Biaya operasional pengelolaan Sistem Informasi milk PIHAK PERTAMA; dan c. Pihak ketiga untuk membantu proses penyusunan laporan keuangan milik PIHAK PERTAMA menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik atau Konsultan Independen sesuai kesepakatan PARA PIHAK. PIHAK KEDUA wajib memberikan laporan kepada PIHAK PERTAMA atas dukungan yang telah direalisasikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini Pasal 27 Hak dan Kewajiban Pihak Pertama Disamping hak dan kewajiban PIHAK PERTAMA yang telah diatur dalam pasal- pasal lain dalam Perjanjian ini, PIHAK PERTAMA mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut : (1) PIHAK PERTAMA mempunyai hak sebagai berikut a. Menerima informasi dari PIHAK KEDUA tentang jumiah dana Tabungan Wajib Perumahan yang telah dihimpun dan dikelola; Pihak Pertama aA Pihak Kedua & Tsjaman 8 Gan ST halaman (2) 9. Menerima laporan penyaluran pengembalian Tabungan Walib Perumahan kepada Prajurit dan PNS TNI AD yang telah berakhir kedinasannya: Menerima pendapatan atas pemanfaatan dan optimalisasi dana yang dikelola oleh PIHAK KEDUA; Menempatkan porsi dana iuran TWP dalam porsi Dana Pemantaatan, Dana Optimalisasi, dan Dana Operasional pada PIHAK KEDUA sesuai dengan hasil rekonsiliasi dan kesepakatan PARA PIHAK; Mendapatkan informasi mengenai data-data personel yang memperoleh layanan BTN Payroll dari PIHAK KEDUA; Mendapatkan fasilitas PPO atas penempatan Dana Operasional dari PIHAK KEDUA; dan Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Perjanjian ini. PIHAK PERTAMA mempunyai kewajiban sebagai berikut a. Melakukan pembukaan rekening giro dan/atau deposito sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada PIHAK KEDUA; Menyampaikan data tagihan luran TWP kepada PIHAK KEDUA; Mengkoordinasikan pemotongan iuran TWP dengan Bank asal payroll Prajurit dan PNS TNI AD; Mengintegrasikan Aplikasi Sistem Informasi Bendahara TWP AD milik PIHAK PERTAMA dengan Aplikasi Sistem Informasi PIHAK KEDUA dalam rangka mendukung kerjasama penghimpunan iuran Tabungan Wajib Perumahan Prajurit dan PNS TNI AD; Melakukan rekonsiliasi setiap bulan bersama PIHAK KEDUA terkait penghimpunan, pemanfaatan dan optimalisasi dana Tabungan Wajib Perumahan TNI AD; Menyalurkan dana iuran TWP AD yang telah dihimpun oleh Bendahara TWP AD secara bertahap kepada PIHAK KEDUA; Melakukan perhitungan Baltab TWP AD kepada Prajurit dan PNS TNI AD yang telah berakhir kedinasannya; Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) pengelolaan dana TWP AD termasuk jumlah porsi dana yang akan digunakan sebagai Dana Pemanfaatan, Dana Optimalisasi dan Dana Operasional bersama dengan PIHAK KEDUA; Melakukan pemindahan payroll Gaji dan/atau Tunjangan Kinerja dari Bank asal payroll ke PIHAK KEDUA; Menyusun laporan keuangan TWP AD; dan Mensosialisasikan kebijakan KASAD dalam kaitannya dengan penghimpunan iuran dana Tabungan Wajib Perumahan TNI AD kepada satuan kerja pelaksana penghimpunan iuran TWP AD di daerah atau jajaran satuan bawah. Pihak Pertama Pihak Kedua Filaman 26 dari 62 halaman Pasal 28 Hak dan Kewajiban Pihak Kedua Disamping hak dan kewajiban PIHAK KEDUA yang telah diatur dalam pasal-pasal lain dalam perjanjian ini, PIHAK KEDUA mempunyai hak dan kewaliban sebagai berikut : (1) PIHAK KEDUA mempunyai hak sebagai berikut a. Menerima data luran TWP dan pengembalian Tabungan Wajib Perumahan (Baltab) dari PIHAK PERTAMA; b. Melakukan rekonsiliasi secara periodik per bulan bersama PIHAK PERTAMA terkait penghimpunan, pemanfaatan, dan optimalisasi dana Tabungan Wajib Perumahan TNI AD; ©. Menerima data jumlah personel dan Pegawai Negeri Sipil TNI AD yang mengalihkan pembayaran gaji dan/atau tunjangan _kinerjanya menggunakan BTN Payroll; dan d. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Perjanjian ini. (2) PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban sebagai berikut : a. Menerima Dana Pemanfaatan, Peneairan take over KPR Swakelola TWP AD, Dana Optimalisasi, dan Dana Operasional dari PIHAK PERTAMA untuk ditempatkan pada giro dan/atau deposito pada PIHAK KEDUA; b. Memberikan layanan BTN Payroll bagi personel militer dan Pegawai Negeri Sipil TNI AD yang menjadi debitur pada PIHAK KEDUA; c. Memberikan layanan PPO atas penempatan Dana Operasional PIHAK PERTAMA pada PIHAK KEDUA atas kesepakatan PARA PIHAK; d. Menyampaikan informasi kepada PIHAK PERTAMA tentang jumlah dana TWP AD yang telah dihimpun dan dikelola; e. Menerima penempatan dana iuran TWP AD yang telah dihimpun oleh Bendahara TWP AD secara bertahap dari PIHAK PERTAMA; f, Memberikan bunga atas porsi dana Tabungan Wajib Perumahan TNI AD yang dikelola oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK yang diatur pada Pasal 21 Perjanjian ini; 9g. Melakukan pendampingan untuk pemindahan payroll dari Bank asal payroll ke PIHAK KEDUA terbatas pada tugas dan tanggung jawab PIHAK KEDUA sesuai ketentuan yang berlaku; h. — Melakukan rekonsiliasi secara periodik bersama PIHAK PERTAMA terkait penghimpunan, pemanfaatan, dan optimalisasi iuran TWP AD; Mengintegrasikan Aplikasi Sistem Informasi milik PIHAK KEDUA dengan Aplikasi Sistem Informasi yang dimiliki PIHAK PERTAMA dalam rangka mendukung kerjasama penghimpunan iuran TWP AD; j. Melakukan penyaluran Baltab melalui pemindahbukuan kepada rekening Prajurit dan PNS TNI AD yang telah berakhir kedinasannya; Pihak Pertama | fe Pihak Kedual rai Halaman 27 dan 2 halaman k. | Menyampaikan laporan realisasi penyaluran Baltab TWP AD kepada PIHAK PERTAMA; |. Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) pengelolaan dana TWP AD termasuk jumlah porsi dana yang akan digunakan sebagai Dana Pemantaatan, Dana Optimalisasi dan Dana Operasional bersama dengan PIHAK PERTAMA; m. Mendampingi PIHAK PERTAMA dalam menyusun laporan keuangan TWP AD terbatas pada tugas dan tanggung jawab PIHAK KEDUA sesvai ketentuan yang berlaku; dan n. Mensosialisasikan kerjasama penghimpunan iuran, pemanfaatan dan optimalisasi dana Tabungan Wajib Perumahan Prajurit dan PNS TNI AD kepada unit kerja PIHAK KEDUA hingga tingkat paling bawah untuk menjamin pelaksanaan isi perjanjian ini BABV PENYEDIAAN JASA DAN LAYANAN PERBANKAN DALAM RANGKA PEMANFAATAN TABUNGAN WAJIB PERUMAHAN UNTUK PENYALURAN KREDIT/PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN KREDIT KONSUMER LAINNYA BAGI PRAJURIT DAN PNS TNI AD Pasal 29 Ruang Lingkup Ruang Lingkup pada Bab ini adalah: 1 Pemanfaatan Dana TWP AD untuk penyaluran Kredit/Pembiayaan Rumah bagi Prajurit dan PNS TNI AD; Kredit/Pembiayaan Perumahan Bersubsidi Khusus bagi Prajurit dan PNS TNI KrediPembiayaan Perumahan di Luar Pemanfaatan Dana TWP AD maupun KPR Bersubsidi; dan Penyediaan jasa layanan BTN Payroll oleh PIHAK KEDUA kepada Prajurit dan PNS TNI AD yang menjadi debitur PIHAK KEDUA dalam rangka menjamin kelancaran pendebetan Angsuran kredit/pembiayaan. Pasal 30 Pemenuhan Kebutuhan Perumahan Prajurit dan PNS TNI AD PARA PIHAK sepakat bekerjasama untuk mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan Prajurit dan PNS TN! AD sebanyak 10.000 unit rumah/tahun. Komposisi penyaluran perumahan dalam rangka pemenuhan kebutuhan perumahan Prajurit dan PNS TNI AD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini ditentukan sebagai berikut: Pihak Pertama nm Pihak Kedua Ss Halaman 28 dari S2 halaman (1) (2) ) a. Sebanyak 3.000 unit per tahun melalui Fasilitas KPR TNI AD dengan asumsi rata-rata plafond kredit Rp. 175.000.000,- ; dan b. Sebanyak 7.000 unit per tahun melalui Fasilitas KPR Bersubsidi Khusus dan fitur KPR lainnya (KPR BTN Solusi, KPR BTN Patriot, dan KPR BTN Syariah). Pasal 34 Pemanfaatan Tabungan Wajib Perumahan (TWP) Untuk Program KPR BTN TNI AD Pemanfaatan Dana TWP dilakukan untuk KrediPembiayaan Perumahan Prajurit dan PNS TNI AD dilakukan dengan mengacu pada Bab IV Perjanjian ini. Pembiayaan perumahan KPR BTN TNI AD sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini meliputi pembiayaan : a. rumah atau apartemen baru; b. rumah atau apartemen second hand; ¢. rumah hasil penyelesaian kredit sesuai persyaratan yang berlaku (antara lain KPR Lelang dan alih debitur); d. take over kredit/pembiayaan dari Bank lain kepada PIHAK KEDUA; e. Kredit Agunan Rumah (multiguna untuk renovasi dan/atau kebutuhan konsumtif lainnya); f, Kredit Bangun Rumah; dan 9. Kredipembiayaan sebagaimana huruf a, b, c, d, e, dan f dapat menggunakan prinsip konvensional maupun syariah PIHAK KEDUA memberikan suku bunga/margin fasilitas KPR BTN TNI AD sebesar 5,25 % per tahun anuitas (saldo menurun) dan memberikan kebijakan biaya kredit/pembiayaan masuk ke dalam plafond kredit/pembiayaan. PIHAK PERTAMA dapat melakukan monitoring atas penggunaan Dana yang ditempatkan dengan sistem layanan Perbankan yang dimiliki oleh PIHAK KEDUA sebagaimana yang diatur dalam Pasal 41 Perjanjian ini. Fitur produk KPR BTN TNI AD sebagai berikut : a. maksimum plafond kredit dapat diberikan sampai dengan Rp. 250.000.000,- b. uang muka 0% (untuk Fasilitas Kredit Pemilikan Pertama); ¢. calon debitur dapat menggunakan Subsidi atau Pinjaman Uang Muka (PUM) yang bersumber dari dana ASABRI dengan besar sesuai dengan yang telah disepakati antara PIMAK PERTAMA dan ASABRI. d. _biaya Provisi 0,5% dari plafond kredit; e. bebas biaya administrasi dan biaya proses; Pihak Pertama a Pihak Kedua C Filaman 29 dan $2 halaman (6) (1) f. biaya notaris, asuransi jiwa kredit dan kebakaran, SKMHT/APHT, serta Pajak dan clearance sertifikat menjadi bagian harga jual rumah / pertanggungan atau masuk ke dalam fasilitas tambahan Kring BTN; 9. jangka waktu kredit sampai dengan 30 (tiga puluh) tahun untuk rumah tapak dan 20 (dua puluh) tahun untuk apartemen (dalam masa dinas atau tidak melebihi umur pensiun); h. perhitungan kemampuan mengangsur dari Prajurit dan PNS TNI AD sebagai berikut: 1) maksimum 50% dari total gaji yang di-payroll-kan di PIHAK KEDUA; 2) dapat diakui kemampuan maksimum mengangsur hingga sebesar 90% dari Gaji yang di-payroll-kan di PIHAK KEDUA, apabila terdapat penghasilan tambahan pemohon dan pasangan dengan syarat terdapat Surat Rekomendasi dari Dansat/Kasatker TNI AD; dan 3) persentase kemampuan mengangsur dari penghasilan tambahan pemohon dan pasangan sesuai ketentuan Bank berdasarkan jenis pekerjaan. i. setiap tunggakan Angsuran berlaku denda keterlambatan sesuai ketentuan PIHAK KEDUA.; j. tidak dikenakan asuransi kredit; dan k. pembebasan dari penalty dan perhitungan atas bunga utang apabila akan dilakukan pelunasan kredit BTN sebelum jatuh tempo pelunasan utang. Persyaratan Prajurit dan PNS TNI AD untuk mendapatkan KPR BTN TNI AD adalah sebagai berikut : a. WNlusia minimal 18 tahun; b. Masa dinas 0 tahun (tidak termasuk yang dalam proses pendidikan menjadi Prajurit atau calon pegawai PNS TNI AD); c. Mendapatkan Surat Rekomendasi dari Dansat/Kasatker TNI AD; d. Memiliki kemampuan (penghasilan) yang cukup sesuai perhitungan PIHAK KEDUA; dan e. Kebijakan kolektibiltas diberikan dengan syarat sudah lunas tunggakan dan dibuktikan dengan dokumen pendukung lunas tunggakan sebelum Akad Kredit dilaksanakan. Pasal 32 Kredit/Pembiayaan Perumahan Bersubsidi Khusus bagi Prajurit dan PNS TNI AD Fitur dan persyaratan produk KPR Bersubsidi Khusus sebagai berikut a. KPR Bersubsidi SSB BTN (kredit pemilikan rumah program kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan suku bunga rendah dan cicilan ringan selama jangka waktu kredit, yang dapat digunakan untuk pembelian rumah Tapak dan pembelian Rumah Susun) [Pinak Pertama | be Pihak Kedua Fislaman 30 dari 62 halaman ) Harga jual sesuai ketentuan Kementerian PUPR; 2) Jangka waktu kredit sampai dengan 20 (dua puluh) tahun; ) ang muka mulai dari 1 % dari Harga Jual; 4) Suku bunga: a) 5% per tahun (dari tahun ke-1 sd 10, tahun selanjutnya floating) b) 4% per tahun untuk Provinsi Papua dan Papua Barat (dari tahun ke-1 sd 10, tahun selanjutnya floating) Gaji / penghasilan keluarga per bulan paling banyak sebesar: a) Rp 8.000.000,- (detapan juta rupiah) b) Rp 8.500.000,- (delapan juta lima ratus ribu rupiah) untuk Rumah Susun Umum khusus Provinsi Papua dan Papua Barat 8) Masa subsidi 10 tahun (suku bunga non subsidi (floating) berlaku mulai tahun ke-11); Calon debitur mendapat Subsidi Bantuan Uang Muka dari pemerintah khusus untuk pembelian rumah tapak sebesar: a) Rp. 4.000.000,- (empat juta rupiah); atau b) Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) untuk Provinsi Papua dan Papua Barat 5 7 8 Biaya Proses BTN a) _Bebas Biaya Administrasi; b) — Biaya Provisi 0,5% dari plafond kredit; ©) Biaya Notaris Rp 250.000,-; d) _Angsuran pertama; dan e) _Bebas Biaya Asuransi Jiwa dan Asuransi Kebakaran Pembebasan dari penalty dan perhitungan atas bunga utang apabila akan dilakukan pelunasan kredit BTN sebelum jatuh tempo pelunasan utang. 9 KPR Bersubsidi FLPP BTN (kredit pemilikan rumah program kerjasama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan suku bunga rendah, cicilan ringan dan tetap sepanjang jangka waktu kredit, yang dapat digunakan untuk pembelian rumah Tapak dan pembelian Rumah Susun): 1) Harga jual sesuai ketentuan Kementerian PUPR; 2 3) Uang muka mulai dari 1% dari Harga Jual; 4 Jangka waktu kredit sampai dengan 20 tahun; ‘Suku bunga: a) 5% per tahun sampai dengan jangka waktu kredit; atau Pihak Pertama | be Pihak Kedua a Halaman 31 dani S2 halaman b) 4% per tahun untuk Provinsi Papua dan Papua Barat sampai dengan jangka waktu kredit. 5) Gaji// penghasilan keluarga per bulan paling banyak sebesar: a) Rp 8.000.000, (delapan juta rupiah); atau b) Rp 8.500.000,- (delapan juta lima ratus ribu rupiah) untuk Rumah Susun Umum khusus Provinsi Papua dan Papua Barat 6) Calon debitur mendapat Subsidi Bantuan Uang Muka dari pemerintah khusus untuk pembelian rumah tapak sebesar: a) Rp 4.000.000,- (empat juta rupiah); atau b) —Rp10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) untuk Provinsi Papua dan Papua Barat. 7) Biaya Proses BTN: a) _Bebas Biaya Administrasi; b) _Biaya Provisi 0,5% dari plafond kredit; ©) Biaya Notaris Rp. 250.000,-; d) Angsuran pertama; dan e) _Bebas Biaya Asuransi Jiwa dan Asuransi Kebakaran 8) Pembebasan dari penalty dan perhitungan atas bunga utang apabila akan dilakukan pelunasan kredit BTN sebelum jatuh tempo pelunasan utang. KPR Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) (produk kredit Konsumer bersubsidi yang merupakan program kerjasama dengan Kementerian PUPR yang diberikan bersama dengan dana BP2BT yang digunakan sebagai pembayaran uang muka atas pembelian rumah / fumah susun dan sebagian biaya untuk pembangunan rumah swadaya): 1) Peruntukan Kredit: a) _KPR BP2BT Tapak = Pembelian rumah baru; b) _KPR BP2BT Sarusun = Pembelian rumah susun; dan ) _KPR BP2BT Swadaya = Pembangunan rumah di atas lahan yang sudah dimilik 2) Harga jual sesuai ketentuan Kementerian PUPR; 3) Jangka waktu kredit sampai dengan 20 tahun; Uang Muka mulai dari 1 % dari Harga Jual; ‘Suku bunga 10% per tahun (dari tahun ke-1 sd 3, tahun selanjutnya floating); ae Pihak Pertama | A Pihak Kedua a Falaman 32 dari 62 halaman (2) (3) 6) Penghasilan keluarga maksimal Rp 6.500.000,- (enam juta lima ratus ribu rupiah) untuk KPR BP2BT Tapak dan Swadaya dan maksimal Ro 8.500.000, (delapan juta lima ratus ribu rupiah) untuk KPR BP28T Sarusun; 7) Pemohon telah menabung di Bank selama minimal 3 (tiga) bulan dengan batasan saldo yang sesuai ketentuan; 8) Pemohon akan mendapatkan subsidi Uang Muka maksimal Rp 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah); 9) Biaya Proses Bank: a) Bebas Biaya Administrasi; b) _ Biaya Provisi 0,5% dari plafond kredit; ©) Biaya Notaris Rp 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah); d) _Angsuran pertama; dan e) _ Bebas Biaya Asuransi Jiwa dan Asuransi Kebakaran 10) Pembebasan dari penalty dan perhitungan atas bunga utang apabila akan dilakukan pelunasan kredit Bank sebelum jatuh tempo pelunasan utang. Persyaratan Prajurit dan PNS TNI AD untuk mendapatkan KPR Bersubsidi diatur sebagai berikut: a. WNI usia minimal 18 tahun; b. Pemohon dan pasangan pemohon tidak memiliki rumah yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari pemohon yang diketahui oleh Dansat/Kasatker TNI AD; c. Pemohon dan pasangan belum pernah menerima subsidi Pemerintah untuk pemilikan rumah; d. Masa dinas 0 tahun (tidak termasuk yang dalam proses menjalani pendidikan menjadi Prajurit dan Calon Pegawai PNS TNI AD); e. Mendapatkan Surat Rekomendasi dari Dansat/Kasatker TNI AD; f. Memiliki kemampuan (penghasilan) yang cukup sesuai perhitungan PIHAK KEDUA; g. Kebijakan kolektibilitas diberikan dengan syarat sudah lunas tunggakan dan dibuktikan dengan dokumen pendukung lunas tunggakan sebelum Akad Kredit dilaksanakan; dan h. Bagi TNI yang pindah domisili karena kepentingan dinas, diperkenankan untuk menerima subsidi perolehan rumah berupa pemilikan rumah dari Pemerintah dan pengecualian ini hanya berlaku untuk satu kali Syarat dan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) Pasal ini dapat berubah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang mana perubahan tersebut akan diberitahukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari kerja [Pihak Pertama [#7 Pihak Kedua C Filaman 33 dari 62 halaman Pasal 33 Layanan Kredit / Pembiayaan Perumahan di Luar Pemanfaatan Tabungan Wajib Perumahan (TWP) dan KPR Bersubsidi (1) PIHAK KEDUA memberikan Layanan Kredil/Pembiayaan Perumahan di luar pemanfaatan Tabungan Wajib Perumahan dan KPR Bersubsidi di lingkungan kerja PIHAK PERTAMA meliput: a. KPR/KPA BTN Platinum (kredit pemilikan rumah/apartemen dari Bank BTN untuk keperluan pembelian rumah dari developer ataupun non developer, baik untuk pembelian rumah baru atau second hand, pembelian rumah jadi / belum jadi (indent), maupun take over kredit dari bank lain): 1) Harga jual tidak dibatasi; 2) Maksimal Kredit tidak dibatasi; 3) Uang muka multai dari a) 1% untuk yang payroll gaji di Bank BTN; b) 2% untuk kolektif; ©) 5% untuk non payrollnon kolektif Dapat dikombinasikan dengan KPR Zero (fasilitas kredit pemilikan rumah/apartemen yang memungkinkan calon debitur hanya melakukan pembayaran Angsuran bunga (interest only) saja selama dua tahun pertama (masa grace period); Suku Bunga: a) KPR BTN Solusi dengan suku bunga sebesar 5% per tahun anuitas fixed 2 (dua) tahun untuk perwira menengah ke atas dan 6% per tahun anuitas fixed 2 (dua) tahun untuk perwira pertama ke bawah, wajib payroll gaji; b) KPR BTN Patriot sebesar 7% per tahun anuitas fixed 5 (lima) tahun, wajib payroll galji; ©) KPRIKPA BTN Platinum Regular suku bunga 7,1% per tahun anuitas fixed 2 (dua) tahun Suku bunga tersebut di atas dapat berubah sewaktu-waktu sesuai ketentuan yang beriaku di PIHAK KEDUA. Diskon Biaya Provisi dan Administrasi sebesar 50%; dan Biaya Proses, Biaya Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Kebakaran dibebankan kepada Debitur sesuai ketentuan berlaku. 4) 5) 6) 7) b. KPRIKPA BTN Take Over Top Up (fasilitas pembiayaan untuk pengambilalihan kredit / pembiayaan perumahan dari bank lain, dengan maksimum limit kredit sebesar outstanding (sisa pinjaman) terakhir di bank asal atau limit kredit baru sesuai perhitungan Bank): 1) Berlaku untuk agunan KPR/KPA Ready Stock; 2) Nilai Plafon bebas (minimal sesuai dengan plafon awal); Pihak Pertama | A Pihak Kedua ~ Halaman 34 dari S2 halaman e 2 Sertifikat agunan atas nama Pemohon sudah terbit; 4) Pemohon sudah menjadi debitur di Bank lain minimal 2 (dua) tahun; 5) Bebas biaya Provisi dan administrasi; 6) Bebas biaya taksasi/appraisal ; 7) Suku Bunga a) KPR BTN Solusi dengan suku bunga sebesar 5% per tahun anuitas fixed 2 (dua) tahun untuk perwira menengah ke atas dan 6% per tahun anuitas fixed 2 (dua) tahun untuk perwira pertama ke bawah, wajib payroll gaji; b) KPR BTN Patriot sebesar 7% per tahun anuitas fixed 5 (lima) tahun, wajib payroll gaji; ©) KPRIKPA BTN Platinum Regular suku bunga 7,1% per tahun anuitas fixed 2 (dua) tahun; Suku bunga tersebut di atas dapat berubah sewaktu-waktu sesuai ketentuan yang berlaku di PIHAK KEDUA; 8) Biaya Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Kebakaran dibebankan kepada Debitur. KAR BTN atau Kredit Agunan Rumah adalah fasilitas kredit multiguna untuk renovasi dan/atau kebutuhan konsumtif lainnya dengan agunan berupa tanah dan bangunan/rumah. 1) Berlaku untuk KAR debitur baru dan kompensasi; 2) Nilai Maksimal Plafon Rp. 10.000.000.000,-; 3) Sertiikat agunan atas nama pemohon atau pasangan pemohon (berdasarkan Surat Nikah) atau anak pemohon atau orang tua pemohon; ‘Suku Bunga : a) 9,25% Fixed 1 Tahun; b) 9,50% Fixed 3 Tahun; Suku bunga tersebut di atas dapat berubah sewaktu-waktu sesuai ketentuan yang berlaku di PIHAK KEDUA. 5) Diskon Biaya Provisi dan Administrasi sebesar 50%; dan 6) Biaya Proses, Biaya Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Kebakaran dibebankan kepada Debitur sesuai ketentuan berlaku. 4) |. Kring BTN atau Kredit Ringan BTN Solusi adalah fasilitas Kredit tanpa agunan untuk Realisasi Baru atau Take Over yang diberikan olen PIHAK KEDUA kepada Prajurit dan PNS TNI/AD yang telah memenuhi ketentuan PIHAK PERTAMA (Debitur) sesuai syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh PIHAK KEDUA dan Perjanjian Kredit. Pihak Pertama | be Pihak Kedua ie Halaman 35 dari S2 halaman 1) Berlaku bagi instansi dengan kerjasama berbasis payroll; 2) Nilai Maksimal Plafon Rp. 500.000.000,-; 3) Diskon Biaya Provinsiisi dan Administrasi sebesar 50%; 4) Agunan SK Pegawai; 5) Suku Bunga a) Kring BTN Solusi (Bunga Flat) No| dangka Waktu ‘Suku (Tahun) Bunga 7 1-5 6,50% 2 6-8 7,50% 3 9-12 8,00% 4 13-15 9,00% b) Kring BTN Solusi (Bunga Anuitas) No] Jangka Waktu Suku (Tahun) Bunga 1 1-3 | 850% 2 4-5 11,00% 3 6-8 11,50% 4 9-12 12,00% 5 13-15 12,50% Suku bunga tersebut diatas dapat berubah sewaktu-waktu sesuai ketentuan yang berlaku di PIHAK KEDUA. 6) Biaya Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi PHK. (2) Debitur yang metakukan pelunasan dipercepat dan pembayaran ekstra akan dikenakan pinalty sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Debitur dapat diberikan keringanan biaya pinally atas pelunasan dipercepat atau pembayaran ekstra dengan pengajuan dan persetujuan secara case per case dengan tiering ketentuan sebagai berikut. : a. Fasilitas KPR BTN Solusi, KPR BTN Patriot, KPR BTN Take Over, dan KAR Institusi Periode KPR Keterangan Tahun | Tahun e ketsd | keSsd | Tanun A 70 | ke B dst Pinalti Pelunasan Dipercepat dan 5% | 3,5% 1% Pembayaran Ekstra | Pihak Pertama | be Pihak Kedua Falarian 36 dari Sz halaman (3) b. Fasilitas Kring BTN Solusi ‘Sisa Jangka Waktu Kredit No Keterangan >5 | 3sd.4| 2 Se: < tahun | Tahun | yohun | Tahun 4 Pinalti Pelunasan 5x 3x 2x 1x Dipercepat 2_| Pinalti Kompensasi 3x | & 1x Persyaratan penyaluran Kredit / Pembiayaan Perumahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini adalah sebagai berikut: a. WNI dan berdomisili di Indonesia; b, Telah berusia minimal 18 (delapan belas) tahun atau telah menikah; c. Memiliki NPWP Pribadi dan melengkapi dokumen permohonan; d Masa dinas 0 (nol) tahun (tidak termasuk yang dalam proses pendidikan menjadi prajurit TNI AD dan Calon Pegawai PNS TNI AD); e. Memiliki kemampuan (penghasilan) yang cukup sesuai perhitungan PIHAK KEDUA; dan f. Kebijakan kolektibilitas diberikan dengan syarat sudah lunas tunggakan dan dibuktikan dengan dokumen pendukung lunas tunggakan sebelum Akad Kredit dilaksanakan. Pasal 34 Hak dan Kewajiban Pihak Pertama Disamping Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA yang telah diatur dalam pasal- pasal lain dalam Perjanjian ini, PIHAK PERTAMA mempunyai Hak dan Kewajiban sebagai berikut: (1) PIHAK PERTAMA wajib: a. mensosialisasikan fasilitas program KPR BTN TNI AD dan kredit konsumer lainnya milik PIHAK KEDUA kepada Prajurit dan PNS TNI AD sampai dengan tingkat Detesemen dengan dukungan dari PIHAK KEDUA; b. _memberikan data Prajurit dan PNS TNI AD yang telah melewati seleksi internal PIHAK PERTAMA dan mendapat rekomendasi dari KOMANDAN SATUAN/KEPALA SATUAN KERJA untuk mendapatkan fasilitas kredit / pembiayaan PIHAK KEDUA baik melalui program KPR BTN TNI AD, KPR Bersubsidi, maupun kredit konsumer lainnya; Pihak Pertama | fe [Pihak Kedua Filaren 37 dari 62 halaman memastikan Data Prajurit dan PNS TNI AD sebagaimana dimaksud huruf b di atas telah disetujui secara tertulis oleh para pemilik Data Prajurit dan PNS TNI AD sebelum disampaikan kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan persyaratan dan ketentuan Perjanjian ini serta peraturan perundang-undangan yang Berlaku; membantu PIHAK KEDUA untuk menyampaikan surat pemberitahuan tunggakan KPR kepada Debitur dan memberikan dukungan serta bantuan lainnya yang dipandang perlu oleh PIHAK KEDUA sepanjang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku apabila terjadi tunggakan atau pelanggaran kewajiban Debitur terhadap fasilitas kreditipembiayaan PIHAK KEDUA berdasarkan Perjanjian ini melalui Dansat/Kasatker; memberitahukan kepada PIHAK KEDUA apabila seorang atau lebih debitur yang belum melunasi kreditnya tersebut suatu ketika: 1) mengakhiri Ikatan Dinas (MID), atau; 2) diberhentikan dengan hormat/pensiun atau diberhentikan dengan tidak hormat; 3) desersi atau; 4) meninggal dunia; dan 5) pindah kesatuan baru yang memiliki jasa layanan perbankan yang berbeda. membantu PIHAK KEDUA untuk memperoleh pembayaran/pelunasan KPR dari masing-masing Debitur yang menerima fasilitas KPR BTN TNI AD, maupun menetapkan langkah-langkah/upaya yang dianggap perlu dalam rangka kelancaran pembayaranipelunasan KPR tersebut apabila terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam huruf d ayat ini, maupun terjadinya keadaan/kondisi lainnya yang mengakibatkan menunggaknya dan/atau terlambatnya penerimaan PIHAK KEDUA atas Angsuran KPR dan Kredit Konsumer Lainnya; mengizinkan dan memastikan Debitur_untuk menggunakan rekening tabungan dan Payroll pada PIHAK KEDUA dalam rangka menjamin kelancaran pembayaran Angsuran KPR BTN TNI AD. (2) PIHAK PERTAMA berhak: a. mengetahui disetujui atau ditolaknya permohonan fasilitas KPR dan kredit konsumer lainnya yang diajukan oleh Prajurit dan PNS TNI AD; mendapatkan layanan Sistem Informasi baik aplikasi sendiri atau terintegrasi dengan Aplikasi Sistem Informasi Bendahara TWP AD PIHAK PERTAMA (dengan anggaran didukung PIHAK KEDUA) berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dengan fungsi utama, sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Pasal 41 Perjanjian ini; Pihak Pertama be Pihak Kedua Halaman 38 dan 62 halaman mendapatkan jaminan dari PIHAK KEDUA bahwa PIHAK KEDUA akan memberitahukan kepada Debitur mengenai pengambilan surat-surat alas hak atas kepemilikan tanah dan bangunan seperti sertipikat dan IMB yang harus diserahkan kepada Debitur, paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal pelunasan dan permohonan pengambilan dokumen kredit disampaikan oleh Debitur; melihat dan memeriksa surat-surat alas hak atas kepemilikan tanah dan bangunan seperti sertipikat dan IMB pada saat Akad Kredit KPR BTN TNI AD dan kredit konsumer lainnya; mendapatkan fee dari PIHAK KEDUA sebagaimana diatur lebih lanjut pada Pasal 36 Perjanjian ini; mendapatkan jaminan dari PIHAK KEDUA bahwa kualitas bangunan atau obyek KPR BTN TNI AD yang disediakan oleh Developer sesuai dengan standar yang telah disepakati PARA PIHAK. PIHAK PERTAMA berhak turut serta melakukan review terhadap kualitas bangunan atau obyek KPR BTN TNI AD pada kerjasama PIHAK KEDUA dengan Developer dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada PIHAK KEDUA; mendapat pelayanan yang baik tentang pemberian KPR BTN TNI AD dari PIHAK KEDUA kepada Prajurit dan PNS TNI AD; dan mendapat informasi yang benar dan akurat tentang pemberian KPR BTN TNI AD dan PIHAK KEDUA kepada Prajurit dan PNS TNI AD. Pasal 35 Hak dan Kewajiban Pihak Kedua Disamping Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA yang telah diatur dalam pasatpasal lain dalam Perjanjian ini, PIHAK KEDUA mempunyai Hak dan Kewaliban sebagai berikut: (1) PIHAK KEDUA wajib: a membiayai kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan PIHAK PERTAMA tentang fasilitas program KPR BTN TNI AD dan kredit konsumer lainya milik PIHAK KEDUA kepada Prajurit dan PNS TNI AD sampai dengan tingkat Detesemen. Apabila dirasa perlu kegiatan sosialisasi dapat melibatkan pihak lainnya sesuai kesepakatan PARA PIHAK; memberitahukan dan memberikan penjelasan kepada PIHAK PERTAMA maupun Prajurit dan PNS TNI AD menyangkut persyaratan dan segala hal yang harus dipenuhi dan dilaksanakan oleh PIHAK PERTAMA dan/atau Prajurit dan PNS TNI AD dan kredit konsumer lainya berkaitan dengan permohonan KPR BTN TNI AD; | Pihak Pertama [Pinak Kedua Halaman 39 dari 82 halaman memproses setiap permohonan KPR BTN TNI AD, KPR Bersubsidi Khusus dan Kredit Konsumer lainnya dari para Prajurit dan PNS TNI AD yang telah mendapatkan rekomendasi setelah keseluruhan kelengkapan persyaratan berkas permohonan pinjaman atau berkas pinjaman dipenuhi oleh Prajurit dan PNS TNI AD dimaksud; membangun Sistem Informasi baik aplikasi sendiri atau integrasi dengan Aplikasi Sistem Informasi Bendahara TWP AD PIHAK PERTAMA yang dibiayai olen PIHAK KEDUA, berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dengan fungsi utama sebagaimana diatur lebih lanjut dalam Pasal 41 Perjanjian ini; menyerahkan surat-surat alas hak atas kepemilikan tanah dan bangunan seperti sertipikat dan IMB pada Debitur paling lama 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal pelunasan dan permohonan pengambilan dokumen kredit disampaikan oleh Debitur. menunjukan surat-surat alas hak atas kepemilikan tanah dan bangunan seperti sertipikat dan IMB kepada debitur pada saat Akad Kredit KPR BTN TNI AD, KPR Subsidi Khusus dan kredit konsumer lainya; menyusun SOP KPR BTN TNI AD, KPR Subsidi Khusus dan kredit konsumer lainya serta menginformasikan ke seluruh cabang/kantor layanan PIHAK KEDUA secara lengkap dan jelas agar tidak terjadi kesalahan dalam pelayanan kepada Debitur; membayarkan Fee kepada pinak PERTAMA sebagaimana diatur lebih lanjut pada Pasal 36 Perjanjian ini; menjamin kualitas bangunan atau obyek KPR BTN TNI AD, KPR Subsidi Khusus dan Kredit Konsumer Lainnya sesuai dengan standar yang disepakati PARA PIHAK; memberikan jasa layanan yang baik tentang pemberian KPR BTN TNI AD KPR Subsidi Khusus dan kredit konsumer lainya dari PIHAK KEDUA kepada Prajurit dan PNS TNI AD; dan memberikan informasi yang benar dan akurat tentang pemberian KPR BTN TNI AD, KPR Subsidi Khusus dan kredit konsumer lainya dari PIHAK KEDUA kepada Prajurit dan PNS TNI AD. (2) PIHAK KEDUA berhak: menerima Data Prajurit dan PNS TNI AD yang berhak mendapatkan KPR BTN TNI AD, KPR Subsidi Khusus dan Kredit Konsumer Lainnya dari PIHAK PERTAMA; menyetujui atau menolak permohonan KPR BTN TNI AD, KPR Subsidi Khusus dan kredit konsumer lainya yang telah diajukan langsung oleh Prajurit dan PNS TNI AD atau melalui PIHAK PERTAMA; melakukan pemeriksaan dan penelitian (termasuk peninjauan langsung ke lapangan) terhadap kebenaran data Prajurit dan PNS TNI AD serta meminta keterangan dan data kepada PIHAK PERTAMA maupun pihak lainnya mengenai keadaan Prajurit dan PNS TNI AD dimaksud; Pihak Pertama “A Pihak Kedua Halarian 40 dan 62 halaman d. menetapkan persyaratan pemberian KPR BTN TNI AD, KPR Subsidi Khusus dan Kredit Konsumer Lainnya melalui persetujuan dari PIHAK PERTAMA, baik persyaratan yang diberlakukan kepada Prajurit dan PNS TNI AD; e. mendapat komitmen dari PIHAK PERTAMA dalam penggunaan PIHAK KEDUA sebagai Bank Payroll gaji untuk Prajurit dan PNS TNI AD yang menjadi Debitur BTN; f. menerima pemberitahuan dari PIHAK PERTAMA mengenai Debitur yang belum melunasi kredit KPR dalam hal Debitur tersebut: 1) Mengakhiri Ikatan Dinas (MID); 2) diberhentikan dengan hormat/pensiun atau diberhentikan dengan tidak hormat; 3) desersi; 4) meninggal dunia; dan/atau 5) _pindah kesatuan baru yang memiliki jasa layanan perbankan yang berbeda Q. apabila debitur mengalami wanprestasi hingga tidak melaksanakan kewajiban pembayaran kredit yang masih berlangsung disebabkan karena debitur Mengakhiri Ikatan Dinas (MID) dan/atau Diberhentikan dengan Hormat/Pensiun atau Diberhentikan dengan Tidak Hormat atau Desersi maka PIHAK PERTAMA akan memprioritaskan pengalinan atas kredit debitur dimaksud kepada Prajurit dan PNS TNI AD yang memenuhi persyaratan dengan tetap memperhatikan Hak-Hak yang dimiliki debitur sebelumnya; dan h. mendapatkan bantuan PIHAK PERTAMA untuk _memperoleh pembayaran/pelunasan dari debitur KPR BTN TNI AD, KPR Subsidi Khusus dan Kredit Konsumer Lainnya, apabila terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf f Pasal ini, maupun terjadinya keadaaan/kondisi lainnya yang mengakibatkan menunggaknya dan/atau terlambatnya penerimaan PIHAK KEDUA atas Angsuran dari debitur. Pasal 36 Benefit Fee (1) Atas setiap realisasi kredit, PIHAK KEDUA memberikan manfaat tambahan kepada PIHAK PERTAMA berupa: a. Fee KPR BTN TNI AD dan KPR BTN Non Subsidi sebesar 1% x plafond kredit dengan maksimal Rp 2.000.000,- (dua juta rupiah) atas setiap tealisasi baru KPR ; b. Fee KPR BTN Bersubsidi Khusus sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) atas setiap realisasi baru KPR Bersubsidi ; | Pihak Pertama Wi Pihak Kedua = Halaman 41 dari S2 halaman ©. Fee sebesar 0,50% dari plafon kredit yang berasal dari Provisi kredit untuk setiap realisasi baru KPR BTN TNI AD dan KPR Bersubsidi Khusus ; d. Fee sebesar 0,25% dari plafon kredit yang berasal dari Provisi kredit untuk setiap realisasi Kring BTN Solusi ; dan e. Tambahan Fee melalui kontribusi dari diskon Developer. Persyaratan dan ketentuan pemberian Fee sesuai dengan Perjanjian Kerjasama dengan Developer. (2) Penempatan Benefit Fee akan di atur lebih lanjut dalam rencana kerja yang disusun dan disepakati PARA PIHAK. Pasal 37 Asuransi Jiwa Kredit dan Kebakaran Debitur (Prajurit dan PNS TNI AD) dijamin Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Kebakaran dimana untuk itu Debitur membayar premi Asuransi Jiwa Kredit dan Asuransi Kebakaran kepada Perusahaan Asuransi melalui PAK KEDUA. Biaya premi asuransi dapat dimasukan ke dalam plafon kredit Ketentuan mengenai pertanggungan asuransi dan tatacara klaim asuransi sesuai polis asuransi yang tercantum pada Kartu Peserta Asuransi Debitur. Pasal 38 Kriteria Developer Kriteria Developer untuk memenuhi persyaratan kerjasama dukungan KPR BTN TNI AD, KPR Subsidi Khusus dan Kredit Konsumer Lainnya dengan PIHAK KEDUA sebagai berikut : 1. Aspek Legalitas Perusahaan a. Developer ber-Badan Hukum 1) SIUP adalah Surat Izin Usaha Perdagangan / Izin Usaha yang dikeluarkan Instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota/Wilayah sesuai domisili perusahaan (khusus perusahaan); Fotokopi TDP (Tanda Daftar Perusahaan); Nomor Pokok Wajib Pajak /NPWP; Fotokopi Akta Pendirian/perubahan (bagi badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas, CV, Koperasi dan Yayasan); Fotokopi akta pengesahan Menteri Kehakiman (bagi badan hukum berbentuk Perseroan Terbatas); 6) KTP atau surat identitas lainnya bagi orang yang bertanggung jawab dan berwenang melakukan tindakan hukum (telah dewasa menurut hukum dan tidak berada dalam pengampuan); dan 2) 3) 2 2 Pihak Pertama | Pihak Kedua Fialaman 42 dari 82 Ralaman 7) Struktur Organisasi Perusahaan dan Contact Person dengan pihak bank. b. Developer Perorangan 1) SIUP adalah Surat Izin Usaha Perdaganganilzin Usaha yang dikeluarkan Instansi Pemerintah melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota/Wilayah sesuai domisili perusahaan (khusus perusahaan); Fotokopi TOP (Tanda Daftar Perusahaan); Nomor Pokok Wajib Pajak /NPWP; dan KTP atau surat identitas lainnya bagi orang yang bertanggung jawab dan berwenang melakukan tindakan hukum (telah dewasa menurut hukum dan tidak berada dalam pengampuan).. Aspek Manajemen a. Curriculum Vitae dan pengalaman dari pengurus perusahaan; b. Kinerja sebagai nasabah bank; c. Tidak termasuk dalam Daftar Kredit Bermasalah di Bank dan atau Bank lain dan Tidak termasuk dalam Daftar Hitam Bank Indonesia; d. Developer dan pengurus tidak sedang menghadapi gugatan-gugatan yang berdampak pada pelaksanaan pembangunan perumahan; dan & 3) 4) e. Pengurus berkelakuan baik dan tidak sedang menghadapi tuntutan pidana. Aspek Keuangan Memiliki Rekening Giro di Bank Aspek Teknis a. Menyampaikan gambaran singkat dari letak Lokasi dan Kondisi Proyek; b. Rencana Pembangunan Proyek (time schedule); ©. Spesifikasi Bangunan per masing-masing tipe yang akan diperjualbelikan dengan dukungan Bank BTN; dan d. Biaya Rencana Anggaran Biaya(RAB) Bangunan dan Proyek. Kriteria Developer sebagaimana dimaksud pada Pasal ini sesuai dengan syarat dan ketentuan PIHAK KEDUA dan dapat berubah sesuai ketentuan hukum yang berlaku yang mana perubahan tersebut akan diberitahukan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA. Pasal 39 Persyaratan Proyek Persyaratan Proyek Perumahan yang mendapat fasilitas kredit dari PIHAK KEDUA sebagai berikut: Ls legalitas proyek perumahan sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku yaitu site plan, IMB atau minimal IMB induk; Pihak Pertama | Pihak Kedua a Halaman 43 dari S2 halaman 2. sertifikat tanda bukti hak atas tanah berupa Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) atau surat keterangan dalam proses yang diterbitkan oleh Notaris/PPAT (cover note) dan dilampiri dengan bukti pengurusan ke BPN; 3. settifikat tanda bukti hak wajib dilakukan pemecahan per kavling bila pengajuan kredit KPR telah memperoleh persetujuan dari Bank dan biaya pemecahan settifikat harus telah diperhitungkan di muka dan disampaikan kepada calon pembeli oleh developer/penjual apabila hak atas tanah masih dalam sertifikat induk atau masih atas nama pihak lain; 4. _ hak atas tanah proyek dan lokasi tidak dalam sengketa; 5. _ perumahan berada di lokasi yang marketable yaitu : a. memilki kemudahan untuk dijual kembalidengan harga yang wajar; b. memilki kemudahan akses untuk dijangkau; dan ©. berdasarkan perencanaan resmi yang merupakan daerah yang dikembangkan 6. dalam rencana pembangunan telah __terakomodasikan _pekerjaan sarana/prasarana sebagai berikut: a. jalan masuk dan jalan lingkungan minimal dapat dilalui kendaraan roda empat; . jaringan listrik yang didukung oleh surat keterangan mengenai jaminan ketersediaan daya listrk yang dikeluarkan oleh PLN setempat; ada jaringan air bersih baik melalui PDAM atau air tanah yang tidak tercemar; s 2 a .saluran pembuangan induk dan saluran lingkungan; dan © . surat Keterangan PEIL Banjir yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang 7. persyaratan administrasi lainnya sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku; dan 8. _ persyaratan proyek sebagaimana dimaksud pasal ini sesuai dengan syarat dan ketentuan PIHAK KEDUA dan dapat berubah sesuai ketentuan hukum yang berlaku yang mana perubahan tersebut akan diberitahukan olen PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA. BAB VI SOSIALISASI DAN SISTEM INFORMAS! Pasal 40 Sosialisasi Perjanjian (1) Sosialisasi Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini akan diatur lebih lanjut dalam rencana kerja yang disusun dan disepakati PARA PIHAK. Pihak Pertama | fw~ Pihak Kedua Fialaman 44 dari 62 halaman (2) 3) (4) (1) (2) (3) (4) (1) (2) PIHAK KEDUA dapat melibatkan Kantor-Kantor Cabang terdekat disetiap wilayah tempat dinas Debitur untuk turut serta membantu pelaksanaan sosialisasi atas pelaksanaan Perjanjian ini PARA PIHAK bertanggung jawab atas pelaksanaan Perjanjian ini di seluruh jajarannya masing-masing. Biaya yang timbul akibat pelaksanaan sosialisasi Perjanjian ini dibebankan kepada PIHAK KEDUA. Pasal 41 Sistem Informasi PARA PIHAK bersedia untuk mengintegrasikan Aplikasi Sistem Informasi yang dimiliki Integrasi host to host Aplikasi Sistem Informasi Bendahara TWP AD milk PIHAK PERTAMA dengan Aplikasi Sistem Informasi PIHAK KEDUA berupa: a. Penghimpunan dana iuran Tabungan Wajib Perumahan Prajurit dan PNS. TNIAD; Informasi pergerakan kredit secara real time; . Kinerja pembayaran angsuran KPR secara real time; Data rekapitulasi yang berhubungan dengan KPR BTN TNI AD, KPR Take Over Swakelola TWP AD, KPR Bersubsidi Khusus dan kredit konsumer lainnya, Apabila terjadi kendala dalam proses integrasi, maka PARA PIHAK bersedia untuk menyempurakan Aplikasi Sistem Informasi masing-masing paling lambat selama 30 (tiga puluh) hari kalender dan dapat diperpanjang sesuai dengan kesepakatan PARA PIHAK. PARA PIHAK dapat menyepakati lebih lanjut spesifikasi dan ketentuan lainnya terkait layanan Aplikasi Sistem Informasi sebagaimana diatur dalam ayat (1) Pasal ini. eae BAB VII PELAKSANAAN PERJANJIAN Pasal 42 Pelaksanaan Perjanjian Dalam hal pelaksanaan Perjanjian ini memerlukan petunjuk teknis maka PARA PIHAK akan menyusun petunjuk teknis berdasarkan kesepakatan dan produk tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian ini Untuk kelancaran pelaksanaan Perjanjian ini, PARA PIHAK akan menunjuk pejabatnya yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Perjanjian ini termasuk melakukan pertemuan rutin guna mendapatkan penyelesaian atas kendala- kendala teknis yang ditemukan dan/atau terjadi di dalam pelaksanaannya ataupun menyusun/memperbaharui petunjuk teknis Perjanjian. Pihak Pertama | fae Pihak Kedua iE Fialamen 45 dar Si halaman 8) (1) (2) (3) (4) (1) (2) PARA PIHAK wajib memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya apabila terdapat perubahan nama pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Perjanjian ini dan perubahan tersebut berlaku efektif selambat- lambatnya 1 (satu) Hari Kerja terhitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan tersebut oleh PIHAK lainnya. BAB Vill PENGAWASAN DAN LAPORAN HASIL PENGAWASAN Pasal 43 Pengawasan Dalam pelaksanaan Perjanjian ini PIHAK PERTAMA memandang perlu untuk melakukan pengawasan dengan didampingi PIHAK KEDUA, yang hasilnya akan digunakan sebagai bahan evaluasi. Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dilaksanakan oleh tim yang ditunjuk PARA PIHAK sebagai pengawas bidang teknis dan administrasi Pengawasan dilakukan minimal 6 (enam) bulan sekali atau pada saat diperlukan. Biaya kegiatan pengawasan ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA. Pasal 44 Laporan Hasil Pengawasan Pengawas wajib memberikan laporan kepada PARA PIHAK maksimal dua minggu setelah pelaksanaan pengawasan Evaluasi Perjanjian ini dilaksanakan setahun sekali dengan kegiatan sebagai berikut: a. PIHAK PERTAMA melaksanakan evaluasi internal terhadap tingkat kepuasan pelayanan perbankan dan/atau pelaksanaan kewajiban PIHAK KEDUA sebagaimana dalam Perjanjian ini yang hasilnya akan disampaikan kepada PIHAK KEDUA; b. PIHAK KEDUA berkewajiban menindaklanjuti hasil evaluasi PIHAK PERTAMA. Pinak Pertama | fo Pinak Kedua Falaman 48 dan 62 halaman (1 (2) (3) (1) (2) 3) (4) BAB IX JANGKA WAKTU DAN PENGAKHIRAN PERJANJIAN Pasal 45 Jangka Waktu Perjanjian ini berlaku selama § (lima) tahun sejak ditandatangani dan akan dilaksanakan evaluasi setiap tahun sekali. Perjanjian ini dapat diperpanjang, kecuali salah satu PIHAK menyampaikan maksudnya untuk tidak memperpanjang Perjanjian ini kepada PIHAK lainnya secara tertulis, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari Kalender sebelum berakhimya jangka waktu tersebut. Dalam hal Perjanjian ini tidak diperpanjang lagi, baik karena pengakhiran oleh salah satu PIHAK sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini, maupun karena alasan lain, PARA PIHAK wajib untuk memenuhi atau menyesuaikan kewajiban keuangan dan administrasi masing-masing secepatnya tanpa merugikan salah satu PIHAK. Pasal 48 Pengakhiran Perjanjian Perjanjian berakhir atas kesepakatan PARA PIHAK. Berlakunya ketentuan hukum atau peraturan pemerintah yang menyebabkan perjanjian ini bertentangan dengan ketentuan hukum atau peraturan pemerintah yang berlaku maka Perjanjian ini tidak berakhir dengan sendirinya namun hanya mengakhiri ketentuan yang dianggap bertentangan terhadap peraturan dimaksud, serta masing-masing pihak sepakat menyelesaikan hal tersebut secara musyawarah. Berakhimya atau diakhiri perjanjian ini tidak menghapuskan hak, kewajiban, tanggung jawab masing-masing pihak yang masih harus dilakukan dan/atau diselesaikan terhadap pihak lainnya berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian ini. PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan Pasal 1266 KUH Perdata sehingga pengakhiran dengan alasan sebagaimana diatur dalam perjanjian ini ‘secara sah dilakukan dengan pemberitahuan tertulis dari masing-masing pihak dan tidak memerlukan penetapan atau putusan pengadilan. Pihak Pertama | pow Pihak Kedua Halaman 47 dani S2 halaman () (3) 4 (6) BAB X INFORMASI RAHASIA, PEMBERITAHUAN, KEADAAN MEMAKSA DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN Pasal 47 Informasi Rahasia PARA PIHAK dalam Perjanjian ini sepakat dan setuju bahwa segala informasi dan keterangan baik yang tertulis maupun yang direkam dalam media penyimpanan memori di dalam system atau program yang dimiliki oleh PIHAK PERTAMA maupun PIHAK KEDUA berkaitan dengan Jasa PIHAK PERTAMA dan berkaitan dengan data rekening termasuk tetapi tidak terbatas pada data rekening Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil TNI AD (a.|. nama-nama Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil TNI AD dan saldo rekening-rekening Prajurit dan Pegawai Negeri Sipil TNI AD), bisnis dan produk yang diketahui berdasarkan Perjanjian ini dan/atau berdasarkan peraturan perundang-undangan adalah bersifat rahasia (‘Informasi Rahasia’), dan pelanggaran atas kerahasiaan tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA wajib menjaga/menyimpan asli maupun foto copy dari dokumen-dokumen/laporan-laporan penunjang lainnya dalam bentuk apapun sebagai arsipipertinggal serta tidak diperbolehkan untuk memberitahukan kepada pihak ketiga atau badaniorang lain yang tidak berkepentingan dengan alasan apapun Dalam hal waktunya telah dimungkinkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku, maka pemusnahan data harus dilakukan secara permanen sehingga data tersebut tidak dapat terbaca kembali Ketentuan kerahasiaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini tidak berlaku bagi Informasi Rahasia yang @. _wajib untuk dibuka oleh undang-undang yang berlaku, pengadilan dan/atau instansi pemerintah yang berwenang, sepanjang hal tersebut diikuti dengan pemberitahuan kepada PIHAK lainnya; b. sudah merupakan informasi umum yang bukan disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian PARA PIHAK; c. sudah diketahui oleh umum sebelum dinyatakan sebagai Informasi Rahasia; d. secara serentak telah dikembangkan dan diumumkan kepada masyarakat oleh PARA PIHAK; dan/atau e. sudah memperoleh jjin tertulis dari PIHAK lainnya. Ketentuan kerahasiaan sebagaimana diatur dalam Pasal ini berlaku terus walaupun Perjanjian ini telah berakhir. Pihak Pertama | Ao Pihak Kedua Halaman 48 dari 62 halaman (1) (2) (3) (4) (2) Pasal 48 Pemberitahuan Semua surat menyurat atau pemberitahuan yang harus diberikan mengenai atau sehubungan dengan Perjanjian dilakukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dan dikirimkan melalui surat secara langsung melalui ekspedisi (asa kurir) atau tidak langsung (surat elektronik/faksimile) kepada PARA PIHAK dengan alamat: PIHAK PERTAMA MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Asisten Personalia Kepala Staf Angkatan Darat Jalan Veteran No. 5, Jakarta Pusat Telepon 021 - 38998112 Email : aspersspri@gmail.com PIHAK KEDUA PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk Direktur Distribution and Retail Funding Direktur Consumer and Commercial Lending Up. Retail Funding & Services Division Non Subsidized and Personal Lending Division Menara BTN Jl, Gajah Mada No.1 ~ Jakarta Pusat 10130 Telepon : 021 - 6336789 ext 8403, 8473 Email :nsid@btn.co.id rfsd@btn.co.id Dalam hal salah satu PIHAK akan mengubah alamat, wajib memberitahukan secara tertulis perubahan tersebut kepada PIHAK lainnya selambat-lambatnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari Kerja sebelum perubahan alamat tersebut. Segala akibat yang timbul karena perubahan alamat yang tidak diberitahukan kepada PIHAK lainnya, sepenuhnya menjadi risiko dan tanggung jawab PIHAK yang mengubah alamat. Pasal 49 Keadaan Memaksa (Force Majeure) Keadaan memaksa (force majeure) adalah peristiva yang tidak terduga yang berakibat kausalitas memaksa salah satu PIHAK tidak dapat melaksanakan prestasi atau kewajibannya serta tidak ada kesalahan dan itikad buruk dari PIHAK yang tidak melaksanakan prestasinya. Salah satu PIHAK yang mengalami Keadaan Memaksa (force majeure) wajibmemberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya apabila tidak dapat melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud Perjanjian ini sebagai akibat terjadinya Keadaan Memaksa (Force Majeure), yang terdiri dari kejadian- kejadian sebagai berikut: Pihak Pertama be | Pihak Kedua FE ] alarian 48 dan S2 halaman (4) (6) (1) (2) (3) a. bencana alam, seperti gempa bumi, angin topan, badai, banjir, wabah penyakit yang bersifat global, dan kejadian-kejadian lain yang serupa yang mengakibatkan tidak memungkinkan PARA PIHAK untuk melakukan sebagian atau seluruh kewajiban sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini b. akibat_manusia, seperti perang, revolusi, pemberontakan terhadap pemerintah, dan kejadian-kejadian lain yang serupa yang berdampak langsung kepada PARA PIHAK sehingga tidak dapat melaksanakan sebagian atau seluruh kewajiban sebagaimana diatur dalam Perjanijian ini ©. sebab-sebab lain seperfi_undang-undang, Peraturan Pemerintah Indonesia, atau keputusan Presiden yang mempengaruhi PARA PIHAK dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud Perjanjian ini. Kondisi Keadaan Memaksa (force majeure) harus diberitahukan secara tertulis oleh PIHAK yang mengalami atau berada dalam Keadaan Memaksa (force majeure) kepada PIHAK lainnya, selambat-lambatnya dalamwaktu 7 (tujuh) Hari Kalender PIHAK tersebut dalam kondisi Keadaan Memaksa (force majeure) dengan melampirkan bukti-bukti yang menunjukan PIHAK tersebut memang terdampak langsung terhadap usahanya untuk —memenuhi kewajibannya sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini PIHAK yang diberitahukan tersebut harus menyatakan persetujuan atau menolak secara tertulis dalam waktu 7 (tujuh) Hari Kalender setelah menerima pemberitahuan tertulis dari PIHAK yang bersangkutan disertai alasannya. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) Hari Kalender sejak pemberitahuan tidak memberi jawaban secara tertulis, maka PIHAK yang diberitahukan tersebut dianggaptidak menyetujui Force Majeure. Apabila Keadaan Memaksa (force majeure) disetujui, maka Perjanjian ini ditinjau Kembali oleh PARA PIHAK, sedang apabila Force Majeure ditolak, maka untuk penyelesaian hak dan kewajiban berlaku ketentuan sebagaimana ditentukan dalam Perjanjian ini. Apabila PIHAK yang mengalami Force Majeure tersebut lalai_ untuk memberitahukan kepada pihak lainnya dalam kurun waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini, maka seluruh kerugian, resiko, dan konsekuensi yang mungkin timbul menjadi beban dan tanggung jawab pihak yang mengalami Force Majeure tersebut. Pasal 50 Penyelesaian Perselisihan Apabila terjadi perbedaan pendapat atau perselisihan dalam pelaksanaan dan/atau penafsiran terhadap Perjanjian ini, PARA PIHAK sepakat akan menyelesaikan secara musyawarah. Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) Hari Kalender PARA PIHAK tidak tercapai mufakat dalam musyawarah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan perbedaan pendapat atau perselisihan dimaksud melalui Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Selama perselisihan dalam proses penyelesaian, PARA PIHAK wajib untuk tetap melaksanakan kewajiban-kewajiban lainnya menurut Perjanjian ini Pihak Pertama Pihak Kedua ws ielamen 80 Gar SZ halaman 8) (4) (1) BAB XI PERUBAHAN / ADDENDUM Pasal 51 Perubahan / Addendum Hal-hal yang diatur dalam Perjanjian ini dapat diubah/diperbaiki atau ditambah berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK yang selanjutnya walib dituangkan dalam Adendum Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani PARA PIHAK. Bila salah satu PIHAK akan melakukan perubahan terhadap isi Perjanjian ini maka PIHAK yang akan melakukan perubahan tersebut harus memberitahukan ‘secara tertulis kepada PIHAK lainnya selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari kerja sebelum perubahan tersebut akan dilaksanakan dan PIMAK lainnya wajib memberikan jawaban tertulis dalam kurun waktu tersebut. Adendum Perjanjian yang telah ditandatangani PARA PIHAK merupakan bagian dan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini dan mempunyai kekuatan hukum yang sama Adendum Perjanjian tetap mengikat PARA PIHAK walaupun diantara salah satu PIHAK atau PARA PIHAK terjadi perubahan atau penggantian status, kelembagaan dan pimpinan, para pengganti haknya adalah PIHAK yang sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan karenanya berwenang meneruskan Perjanjian ini BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 52 Lampiran Dalam Perjanjian ini terdapat lampiran-lampiran sebagai berikut: a. Lampiran 1 Permasalahan TWP AD dengan Mitra TWP AD. b. Lampiran2 —_: Bentuk Penyelesaian Permasalahan TWP AD dengan Mitra TWP AD. c. Lampiran 3 Permasalahan Lain TWP AD dengan Mitra TWP AD d. Lampiran 4 Skema Take Over KPR Swakelola TWP AD e. Lampiran5 —_: Simulasi Biaya Proses Take Over KPR Swakelola TWP AD. f Lampiran6 —_: Format Surat Pernyataan Notaril g. Lampiran7 — : Skema Pengelolaan Dana TWP AD h. Lampiran8 —_: Format-Format Dokumen i Lampiran9 —_: Fitur Produk Dana i. Lampiran 10 —_: Alur Proses KPR TNI AD Pihak Pertama —_— Pihak Kedua Halaman 51 dan S2 halaman (2) (3) (4) (2) 3 DIREKTUR DISTRIBUTION AND RETAIL PT BANK TABUNGAN NEGARA 2 i a k. Lampiran 11. : Persyaratan Pengajuan KPR BTN TNI AD dan Format Surat Rekomendasi |. Lampiran 12: Simulasi Penyaluran KPR BTN TNI AD Seluruh lampiran telah disepakati oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dan melekat dalam Perjanjian ini menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. Dalam hal suatu ketentuan yang terdapat dalam Perjanjian ini dinyatakan tidak sah atau tidak dapat diberlakukan secara hukum baik secara keseluruhan, maupun sebagian maka ketentuan lainnya dari Perjanjian ini tetap berlaku. Pasal 53 Penutup Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK dalam rangkap 2 (dua) asli, di atas kertas bermaterai cukup, dan mempunyal kekuatan hukum yang sama masing-masing untuk PARA PIHAK. Perjanjian ini berlaku untuk seluruh satuan kerja/unit PARA PIHAK sehingga tidak perlu dibuatditerbitkan perjanjian-perjanjian lain oleh masing-masing satuan kerja/unit. Perjanjian ini berlaku sejak tanggal ditandatanganinya oleh PARA PIHAK. PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA (PERSERO) Tbk ASISTEN PERSONALIA, JASMIN FUNDING Halaman 62 dari §2 halaman a.n. KEPALA STAF ANGKATAN DARAT

Anda mungkin juga menyukai