Berdasarkan kenyataan yang ada, permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
semakin lama semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Pada
kondisi yang demikian, jumlah Ahli K3 Umum yang menangani masalah K3 di tempat
kerja dirasakan masih kurang.
Salah satu langkah untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, antara
lain dengan memberikan pembinaan K3 umum bagi para calon Ahli K3 Umum.
Berkaitan dengan hal tersebut agar Program pembinaan K3 dapat berdayaguna dan
berhasil guna, maka dalam persiapan pembinaan ini telah diupayakan penulisan dan
penyempurnaan modul yang merujuk pada kurikulum berdasarkan kompetensi yang harus
dimiliki seorang Ahli K3 Umum.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka disusun modul bagi Ahli K3 Umum yang
dibuat dengan tujuan untuk mempermudah peserta calon Ahli K3 Umum dalam proses
belajar mengajar. Diharapkan dengan membaca modul ini sebelumnya, peserta
pembinaan mendapatkan wawasan dan pemikiran sebagai bahan diskusi dalam proses
pembelajaran di kelas dengan narasumber.
Modul ini berisi substansi dasar dan teknis yang seyogyanya dapat dikuasai oleh calon
Ahli K3 Umum. Untuk memperluas wawasan, diharapkan peserta pembinaan membaca
buku-buku referensi atau daftar pustaka dan sumber-sumber lainnya.
Diharapkan dengan berpedoman pada modul ini, para peserta dan narasumber
Pembinaan Ahli K3 Umum mempunyai kesamaan pemahaman terhadap seluruh
kompetensi. Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan modul
ini, disampaikan terima kasih dan semoga bermanfaat dalam mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Deskripsi Singkat .............................................................................................. 2
C. Tujuan Pembelajaran ........................................................................................ 2
D. Metode Pembelajaran ....................................................................................... 3
E. Komponen dan Jam Pelajaran .......................................................................... 3
BAB II PENGERTIAN, JENIS-JENIS & DASAR HUKUM PESAWAT TENAGA & PRODUKSI
A. Pengertian ........................................................................................................ 4
B. Jenis-Jenis Pesawat Tenaga dan Produksi Yang Wajib di Uji ........................... 4
C. Dasar Hukum Pengawasan Norma K3 Pesawat Tenaga dan Produksi ............ 7
A. LATAR BELAKANG
B. DESKRIPSI SINGKAT
Materi pembinaan ini membahas pengertian jenis-jenis pesawat tenaga dan produksi,
dasar hukum pengawasan norma K3 Pesawat Tenaga dan Produksi, jenis-jenis pesawat
tenaga dan produksi serta sifat materialnya, potensi bahaya pada penggunaan pesawat
tenaga dan produksi, perlengkapan pengaman pesawat tenaga dan produksi, pemeriksaan
pesawat tenaga dan produksi, prosedur penerbitan surat keterangan memenuhi syarat K3
dan personil K3 pesawat tenaga dan produksi.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta memahami pengertian peswat
tenaga dan produksi, potensi bahaya pada penggunaan pesawat tenaga dan produksi,
dasar hukum pengawasan Norma K3 Pesawat Tenaga dan Produksi, material pesawat
tenaga dan produksi, perlengkapan pengaman pesawat tenaga dan produksi,
pemeriksaan pesawat tenaga dan produksi, prosedur penerbitan surat keterangan
memenuhi syarat K3 dan personil K3 pesawat tenaga dan produksi.
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta memahami:
a. Pengertian pesawat tenaga dan produksi, jenis-jenis peswat tenaga dan produksi dan
dasar hukum pengawasan norma K3 pesawat tenaga dan produksi.
b. Potensi bahaya pada penggunaan pesawat tenaga dan produksi.
c. Material pesawat tenaga dan produksi.
d. Perlengkapan pengaman pesawat tenaga dan produksi.
e. Pemeriksaan pesawat tenaga dan produksi.
f. Prosedur penerbitan surat keterangan memenuhi syarat K3.
g. Personil K3 pesawat tenaga dan produksi.
D. METODE PEMBELAJARAN
Metode pembelajaran yang akan dilakukan dalam pembelajaran mata diklat ini sebagai
berikut.;
a. Belajar mandiri (ranah knowledge)
b. Tanya jawab Jarak Jauh melalui sistem IT
c. Ujian tertulis (ranah knowledge)
d. Pembelajaran di kelas (ranah skill / studi kasus / diskusi kelompok)
BAB II
PENGERTIAN, JENIS-JENIS DAN DASAR HUKUM
PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI
A. PENGERTIAN
1. Pesawat tenaga dan produksi adalah pesawat atau alat yang tetap atau berpindah-
pindah yang dipakai atau dipasang untuk membangkitkan atau memindahkan daya atau
tenaga, mengolah, membuat bahan, barang, produk teknis, dan komponen alat produksi
yang dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
2. Alat pengaman adalah alat perlengkapan yang dipasang permanen pada pesawat tenaga
dan produksi guna menjamin pemakaian pesawat tersebut dapat bekerja secara aman.
3. Alat pelindung adalah alat perlengkapan yang dipasang pada pesawat tenaga dan
produksi yang berfungsi untuk melindungi tenaga kerja terhadap kecelakaan yang
ditimbulkan.
Jenis-jenis pesawat tenaga dan produksi yang wajib diuji sebagai berikut;
1. Penggerak mula
Penggerak mula merupakan suatu pesawat yang mengubah suatu bentuk energi menjadi
tenaga mekanik dan digunakan untuk menggerakkan pesawat atau mesin yaitu meliputi
sebagai berikut;
a. Motor bakar
b. Turbin uap;
c. Turbin air;
d. Turbin gas;
e. Kincir angin;
f. Motor penggerak lainnya
a. Mesin asah
b. Mesin poles dan pelican
c. Mesin tuang dan cetak
d. Mesin tempa dan pres
e. Mesin pon
f. Mesin penghancur
g. Mesin penggiling dan penumbuk (crusher machine)
h. Mesin bor
i. Mesin fraiz
j. Mesin bubut
k. Mesin gunting/potong pelat
l. Mesin rol dan tekuk pelat
m. Mesin potong dan belah kayu
n. Mesin ayak dan mesin pemisah
o. Mesin penyaring pasir
p. Mesin pintal dan mesin tenun
q. Mesin jahit
r. Mesin-mesin pengisi
s. Mesin pengungkit
t. Mesin perapat tutup
u. Mesin pengampuh kaleng
v. Mesin penutup botol
w. Mesin pak dan mesin pembungkus
Dan mesin-mesin lainnya yang sejenis dengan tersebut diatas.
Transmisi tenaga mekanik merupakan bagian peralatan mesin yang berfungsi untuk
memindahkan daya atau gerakan mekanik dan penggerak mula ke pesawat atau mesin
lainnya, yaitu meliputi;
a. Transmisi sabuk
b. Transmisi rantai
c. Transmisi roda gigi
4. Tanur (furnace)
Tanur tergolong pesawat tenaga dan produksi, bekerja dengan cara pemanasan dan di
gunakan untuk mengolah, memperbaiki ,atau mengubah sifat logam, barang, atau produk
teknis, yaitu meliputi sebagai berikut;
a. Blast furnace
b. Basic Oxygen furnace
c. Electric arc furnace
d. Refractory furnace
e. Tanur pemanas (reheating furnace)
f. Kiln, oven dan furnace lainnya.
Motor diesel yang sedang beroperasi terkandung potensi bahaya mekanik, bahaya
tersentuh bagian-bagian yang bersuhu tinggi dan potensi bahaya fisik dan factor kimia.
Turbin uap dan Turbin Gas yang sedang beroperasi terkandung potensi bahaya
mekanik, bahaya tersentuh bagian-bagian yang bersuhu tinggi, potensi bahaya peledakan
dan potensi bahaya faktor fisik.
Sedangkan Turbin air dan kincir angina tau kincir air yang sedang beroperasi
terkandung bahaya mekanik.
Pada penggunan Mesin perkakas, Mesin produksi dan Transmisi tenaga mekanik yang
sedang beroperasi terkandung potensi bahaya mekanik dan listrik.
Sedangkan pada pengoperasian Tanur terkandung potensi bahaya peledakan, potensi
bahaya tersiram logam panas, potensi bahaya listrik dan potensi bahaya faktor fisik dan
faktor kimia.
BAB IV
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
PESAWAT TENAGA DAN PRODUKSI
Syarat –syarat K3 perencanaan dan pembuatan pesawat tenaga dan produksi meliputi
sebagai berikut;
1. Pembuatan gambar konstruksi/instalasi dan cara kerjanya.
2. Perhitungan kekuatan konstruksi
3. Pemilihan dan penentuan bahan pada bagian utama harus memiliki tanda hasil pengujian
dan/atau sertifikat bahan yang di terbitkan oleh lembaga yang berwenang.
4. Pembuatan gambar konstruksi, alat perlindungan dan cara kerjanya.
4. OPERATOR TANUR
a. Tugas dan kewenangan operator
1) Operator furnace Kelas I (satu) berwenang untuk :
a) melakukan pengoperasian furnace yang berkapasitas lebih dari 50 ton.
b) Mengawasi operator penggerak mula kelas II (dua).
2) Operator furnace Kelas II (dua) berwenang untuk :
a) melakukan pengoperasian furnace yang berkapasitas maksimal 50 ton.
b) membantu operator penggerak mula kelas I (satu).
3) Operator furnace kelas II (dua) dapat di tingkatkan menjadi operator kelas
I apabila memenuhi persyaratan yaitu
a) Memiliki pengalaman sebagai operator paling sedikit 2 tahun.
b) lulus uji operator furnace sesuai kapasitasnya.
b. Persyaratan operator
1) Persyaratan operator tanur (furnace) kelas II harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut;
a) Berpendidikan minimal SLTP atausederajat;
b) Berpengalaman paling sedikit 3 tahun membantu pengoperasian di
bidangnya;
c) Berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d) Umur paling rendah 21 tahun;
e) Memiliki lisensi K3.
2) Persyaratan operator tanur (furnace) kelas I (satu) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut;
a) Berpendidikan minimal SLTA atau sederajat;
b) Berpengalaman paling sedikit 3 tahun dibidangnya;
c) Berbadan sehat menurut keterangan dokter;
d) Umur paling rendah 21 tahun;
e) Memiliki lisensi K3.
5. PENCABUTAN LISENSI K3
Setelah lisensi K3 teknisi pesawat tenaga dan produksi diterbitkan, maka dinyatakan
tidak berlaku lagi/dicabut apabila;
1. Yang bersangkutan bekerja di perusahaan selain di perusahaan yang
mengajukan permohonan.
2. Sudah kedaluwarsa (lebih dari 5 tahun), tetapi dapat diperpanjang lagi
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
3. Melakukan tugas tidak sesuai dengan jenis dan kualifikasi pesawat tenaga
dan produksi.
4. Melakukan kesalahan atau kelalaian, atau kecerobohan sehingga
menimbulkan keadaan berbahaya atau kecelakaan kerja.
5. Tidak melaksanakan kewajibannya sesuai bidangnya.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Modul ini merupakan bahan pembelajaran yang bersifat dasar dan
umum, mencakup ketentuan-ketentuan teknis dan administratif sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan pesawat tenaga dan produksi termasuk
operator dan petugas pesawat tenaga dan produksi.
Cakupan ruang lingkup obyek pengawasan pesawat tenaga dan produksi
yang meliputi penggerak mula, mesin perkakas dan produksi, transmisi tenaga mekanik,
dan tanur (furnace) merupakan peralatan yang banyak digunakan dalam industri
manufaktur, industri kimia, industri logam dll. Sedangkan untuk mempelajari peralatan-
peralatan tersebut diperlukan pengetahuan dasar agar dapat mengenal sumber/
potensi bahaya yang ditimbulkan oleh pesawat tenaga dan produksi. Adapun pesawat
tenaga dan produksi adalah merupakan salah satu penyebab kecelakaan kerja
apabila konstruksinya tidak cukup kuat, sehingga diperlukan pemilihan bahan yang
sesuai dengan standar termasuk dalam perencanaan kekuatan konstruksi. Selain
konstruksi yang cukup kuat diperlukan juga safety devices yang harus terpasang
dengan baik dan memenuhi syarat serta berfungsi pada saat dioperasikan. Oleh
karena operator juga memegang peranan penting dalam pengoperasian pesawat
tenaga dan produksi maka operator harus memiliki keterampilan dan kemampuan
khusus yang dibuktikan dari sertifikat dan lisensi. Dengan demikian maka kelalaian
operator yang menjadi salah satu penyebab kecelakaan kerja dapat diminimalisasi.
Selain hal-hal tersebut diatas yang perlu diperhatikan adalah penempatan
pesawat tenaga dan produksi, material yang diolah, persyaratan bekerja secara
aman, pemeriksaan harian yang dilakukan oleh operator, pemeriksaan berkala yang
dilakukan oleh petugas maintenance, perawatan dan pemeliharaan pesawat tenaga
dan produksi, pemeriksaan dan pengujian pesawat tenaga dan produksi baik
pertama maupun berkala oleh petugas yang berwenang dengan prosedur yaitu
pemeriksaan visual dengan menggunakan checklist, kemudian pemeriksaan
komponen komponen kritis, pemeriksaan tidak merusak (NDT), pengujian beban.
Berdasarkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 38 Tahun 2016
tentang K 3 Pesawat Tenaga dan Produksi, ditetapkan bahwa setiap perencanaan,
pembuatan, perakitan dan/ atau pemasangan, reparasi/modifikasi dan pemakaian
pesawat tenaga dan produksi harus mendapatkan ijin, maka mekanisme perijinan
setelah otonomi daerah seluruhnya dilakukan oleh Dinas provinsi setempat, kecuali
untuk perencanaan pesawat tenaga dan produksi dilakukan oleh pemerintah (Ditjen
Binwasnaker dan K3 cq Direktorat Pengawasan Norma K3 ).
B. Tindak Lanjut
Materi yang dituangkan di dalam modul ini dirancang untuk memberikan pengetahuan
dan pemahaman kepada peserta pembinaan terkait norma K3 pesawat tenaga dan
produksi serta tata cara pelaksanaan pengawasan norma tersebut di lapangan. Untuk
mendapatkan pengetahuan tambahan terkait mata diklat ini, peserta dapat menggalinya
dari sumber referensi yang lain seperti buku bacaan, artikel online, buku pedoman
teknis lapangan, dan lain sebagainya.
Hanya memiliki pengetahuan saja tidaklah cukup, untuk itu setelah mempelajari modul
ini peserta akan diberikan pembekalan terkait studi kasus pada saat pembelajaran
secara klasikal. Pembekalan klasikal ini dimaksudkan agar para peserta memiliki
ketrampilan dalam melakukan pemenuhan norma K3 pesawat tenaga dan produksi di
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA