DISUSUN OLEH
KELOMPOK III
SYARFINA : (200222100)
NURSYAFIKA : (200222107)
i
Kata pengantar
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun
merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar belakang...........................................................................................1
A. Kesimpulan................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................6
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Di Indonesia, kata pembangunan sudah menjadi kata kunci bagi segala hal.
Secara umum, pembangunan diartikan sebagai usaha untuk memajukan kehidupan
masyarakat dan warganya; sering kali, kemajuan yang dimaksudkan terutama
adalah kemajuan material. Maka, pembangunan acap kali diartikan sebagai
kemajuan yang dicapai oleh satu masyarakat di bidang ekonomi; bahkan dalam
beberapa situasi yang sangat umum pembangunan diartikan sebagai suatu bentuk
kehidupan yang kurang diharapkan bagi ‘sebagian orang tersingkir’ dan sebagai
ideologi politik yang memberikan keabsahan bagi pemerintah yang berkuasa
untuk membatasi orang-orang yang mengkritiknya (Budiman, 1995).
Suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang
dilakukan secara terencana (Ginanjar Kartasasmita, 1994)
1
dan melakukan industrialisasi. Peranan sumber daya manusia (SDM) dalam
strategi semacam ini hanyalah sebagai “instrumen” atau salah satu “faktor
produksi” saja. Manusia ditempatkan sebagai posisi instrumen dan bukan
merupakan subyek dari pembangunan. Titik berat pada nilai produksi dan
produktivitas telah mereduksi manusia sebagai penghambat maksimisasi kepuasan
maupun maksimisasi keuntungan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembangunan
Tokoh teori ini adalah Gunnar Myrdall yang mencoba memecahkan masalah
kemiskinan secara langsung dengan memenuhi segala kebutuhan dasar
masyarakat khususnya masyarakat miskin, misal dengan memenuhi
kebutuhan sandang, pangan, perumahan, serta akses terhadap pelayanan
3
publik seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, transportasi, dan lain-lain.
Untuk itu, maka pemerintah dapat melakukan subsidi atau bantuan
pemenuhan kebutuhan mendasar masyarakat.
Pada dasarnya setiap permasalahan yang terjadi pasti ada solusi atau jalan
keluarnya, hanya itu semua tergantung kita bagaimana dalam menyikapi dan
memberi tindakan terhadap permasalahan-permasalahan tersebut. Begitu juga
dengan masalah pembangunan yang ada di Indonesia, pada dasarya pemerintah
tidak hanya berdiam diri, banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah
untuk memeratakan pembanguna di Indonesia meskipun sampai pada saat ini
hasilnya belum sesuai dengan harapan, tetapi itu semua sudah menunjukan
perkembangan yang positif.
4
kesejahteraan masyarakat, (2) pelayanan umum, (3) dayasaing daerah.
5
pembangunan dapat disusun.Agregat dari kebutuhan masyarakat yang ditemukan
oleh pengamat profesional menghasilkan perspektif akademis pembangunan.
Inilah yang dinamakan proses teknokratik dalam perencanaan.
6
1. Permasalahan aspek pengembangan ekonomi lokal yaitu
keterbatasanpengelolaan sumber daya lokal dan belum terintegrasinya
dengankawasan pusat pertumbuhan.
2. Permasalahan aspek pengembangan sumber daya manusia yaiturendahnya
kualitas sumber daya manusia.
3. Permasalahan aspek kelembagaan, terutama rendahnya
kemampuankelembagaan aparat dan masyarakat.
4. Permasalahan aspek sarana dan prasarana terutama transportasidarat, laut, dan
udara; telekomunikasi, dan energi, serta keterisolasiandaerah.
5. Permasalahan aspek karakteristik daerah terutama berkaitan dengandaerah
rawan bencana (kekeringan, banjir, longsor, kebakaran hutan,gempa bumi, dll)
serta rawan konflik sosial.
(3) Pilar ketiga, memperkuat integrasi ekonomi antara daerah tertinggal dan
daerah maju, dilakukan melalui:
7
1. pembukaan keterisolasian daerah (pedalaman, pesisir, dan pulau kecil
terpencil),
2. penanganan komunitas adat terasing, dan
3. pembangunan daerah perbatasan dan pulau-pulau kecil.
8
3. Strategi percepatan pembangunan dari masing-masing daerah
tertinggal berdasarkan dimensi yang paling dominan dan faktor
pengungkit dari masing-masing dimensi ketertinggalan:
9
c. Permasalahan utama dalam pengembangan ekonomi lokal adalah pasarnya
yang kecil sehingga strategi ekspor sangat penting untuk memperluas pasar,
yang diantaranya:
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
1. www.google.com/perencanaanpembangunanIndonesia.html
2. www.google.com/
ReformasiPemerintahDaerahdalamPembangunandiIndonesia-
Netsains.Com.html
3. http://mydollarkuh.blogspot.com/2010/11/makalah-ketidakmerataan-
pembangunan-di.html
12