Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita semua mengetahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi
yaitu 307/100.000 kelahiran hidup. Dalam konfrensi tingkat tinggi persatuan bangsa-
bangsa (2000) telah disepakati berbagai komitmen tentang tujuan pembangunan
Millenium (Milenium Development Goals) pada tahun 2015, ada dua sasaran dan
indikator yang secara khusus salah satunya terkait dengan kesehatan ibu yaitu
mengurangi angka kematian ibu sebesar ¾ dari AKI pada tahun 1990 ( menjadi
125/100.000 kelahiran hidup).
Komplikasi obstetri tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja
terjadi pada ibu hamil yang didentifikasi normal. Oleh karena itu kebijakan departemen
kesehatan adalah mendekatkan pelayanan obstetri dan neonatal sedekat mungkin
kepada setiap ibu hamil sesuai pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS) yang
mempunyai 3 pesan kunci yaitu :
1. Persalinan bersih dan aman oleh tenaga terampil
2. Penanganan komplikasi kehamilan dan persalinan secara adekuat
3. Setiap kehamilan harus diinginkan dan tersedianya akses bagi penanganan
komplikasi abortus tidak aman.
Penyebab kematian pada masa prenatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan
ibu selama kehamilan. Oleh karena itu perlu adanya strategi penurunan
kematian/kesakitan maternal dengan meningkatkan mutu SDM dengan pelatihan
berkala.
Maka dari itu dalam upaya peningkatan mutu Rumah Sakit, khususnya pelayanan
medis di unit Kamar Bersalin Rumah Sakit Natar Medika. Rumah Sakit Natar Medika
telah menyusun suatu buku pedoman pelayanan Unit Kamar Bersalin

B. Ruang Lingkup

Kamar bersalin RS Natar Medika terdiri dari 1 kamar ruang tindakan yang terdiri dari 1
tempat tidur bersalin standar, 1 tempat tidur bersalin VIP dan 1 meja periksa obgyn
juga di dalamnya terdapat alat vakum, alat CTG dan monitor. Kamar bersalin RS Natar
Medika juga melayani pemeriksaan CTG dan berbagai jenis persalinan meliputi
persalinan normal,vakum, forcep dan Sectio Caesaria (SC), Dan tindakan ginekologi
juga dapat dilakukan di ruang VK seperti kuret dan endometrial biopsi.

C. Batasan Operasional
1. Kamar Bersalin adalah sebuah ruang dengan fasilitas medis lainnya, dilengkapi
dengan peralatan yang sesuai dan dikelola oleh dokter dan tenaga medis lainnya
untuk tujuan membantu ibu melahirkan.
2. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
3. Kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding
kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen (sendok kuret)
ke dalam kavum uteri
4. Tenaga profesional/Formal Kamar Bersalin adalah tenaga yang mencakup : dokter
spesialis kandungan dan bidan
5. Cardiotocography (CTG) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur denyut
jantung janin pada saat kontraksi maupun tidak.
6. Ekstraksi Vakum adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat
persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan vacum ekstraktor.
7. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah kumpulan instruksi/langkah-langkah
yang telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.

D. Landasan Hukum
1. Undang- Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang- Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Buku Pedoman Pelayanan Kamar Bersalin
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007
tentang izin Praktik Kedokteran
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/Per/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

2.1 URAIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

A. KEPALA BIDANG KEPERAWATAN


I. Pengertian Kepala Bidang Keperawatan adalah seorang tenaga
keperawatan yang mempunyai tanggung jawab mengatur
serta mengendalikan kegiatan pelaksanaan pelayanan
keperawatan juga memberikan bimbingan asuhan
keperawatan, mutu keperawatan dan etika keperawatan

II. Kedudukan Kepala Bidang Keperawatan melaksanakan tugas melalui


koordinasi Wakil Direktur Medis

III. Tanggung Jawab Merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan,


mengawasi pelaksanaan asuhan keperawatan, mutu
keperawatan dan etika keperawatan

1. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan


IV. Wewenang 2. Mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan
V. permintaan logistik bidang keperawatan
3. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan yang
berkaitan tentang mutasi, pengangkatan, pemberhentian,
penerimaan dan pembinaan tenaga keperawatan

VI. Uraian Tugas 1. Menyusun misi, falsafah dan tujuan pelayanan


keperawatan mengacu pada visi dan misi Rumah
Sakit
2. Menyusun rencana kegiatan tahunan
3. Menyusun Protap/Standar Operasional Prosedur (SOP)
pelayanan keperawatan, Standar Asuhan Keperawatan,
Standar Ketenagaan dan fasilitas
4. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan
5. Menyusun program pengendalian mutu pelayanan
keperawatan
6. Menyusun uraian tugas tenaga keperawatan
7. Menyusun dan melaksanakan program orientasi bagi
Perawat baru bekerjasama dengan Bidang Diklat
8. Menyusun program mutasi, pengangkatan,
pemberhentian, penerimaan dan pembinaan tenaga
keperawatan yang diketahui oleh Direktur
9. Menyusun model penugasan keperawatan
10.Menyusun dan melaksanakan program pengembangan
staf
11.Menyusun dan melaksanakan penilaian kinerja tenaga
keperawatan/kebidanan
12.Menyusun dan menetapkan sistim penjadwalan
13.Menyusun dan menganalisa kebutuhan logistik
keperawatan/kebidanan
14.Merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan,
mengawasi pelaksanaan Asuhan Keperawatan, mutu
keperawatan dan etika keperawatan
15.Melaksanakan pembinaan etika profesi Perawat dan
Bidan
16.Melaksanakan supervisi dan pembinaan secara berkala
atau sewaktu-waktu ke ruangan agar tujuan Asuhan
Keperawatan yang ingin dicapai tetap terjamin

17.Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan


program dan rencana tindak lanjut
18.Mengadakan rapat dengan Kepala Seksi satu kali setiap
bulan atau sewaktu- waktu bila diperlukan
19.Melaksanakan koordinasi dengan unsur terkait dalam
manajemen tenaga keperawatan

a. Pendidikan :
VII. Persyaratan
 Berpendidikan formal minimal S-1 Keperawatan
plus profesi (Ns)
 Mengikuti pelatihan bidang Keperawatan minimal
2 minggu (80 jam)

b. Keahlian :
 Memiliki kemampuan memimpin
 Terampil dalam Praktek Keperawatan
 Mampu mengoperasionalkan komputer
 Berdedikasi tinggi
 Berkepribadian mantap/emosional stabil

c. Pengalaman :
 Berpengalaman 3-5 tahun di pelayanan kesehatan
B. Kepala Seksi Pelayanan dan Mutu Keperawatan
I. Pengertian : Kepala Seksi Pelayanan dan Mutu Keperawatan adalah seorang
tenaga keperawatan profesional yang melaksanakan tugas
bidang keperawatan tentang mutu pelayanan keperawatan, dan
memberi pelaporan terhadap Kepala Bidang Keperawatan

II. Kedudukan : Seorang perawat profesional yang secara langsung bertanggung


jawab kepada Kepala Bidang Keperawatan

III. Uraian Tugas:

1. Menyusun rencana Asuhan keperawatan sesuai dengan jenis


dan pola pelayanan rumah sakit
2. Memberikan bimbingan dalam pembinaan asuhan keperawatan
sesuai standar.
3. Memberikan bimbingan terhadap penerapan Protap/ SOP
Pelayanan Keperawatan dan pendokumentasian asuhan
keperawatan
4. Melaksanakan pengawasan, pengendalian terhadap pemberian
asuhan keperawatan.
5. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan penilaian
terhadap penerapan SOP pelayanan keperawatan,
pendokumentasian Askep.
6. Melakukan penilaian mutu Asuhan Keperawatan.
7. Mengikuti rapat yang dilakukan oleh kepala bidang
keperawatan dan divisi lain.
8. Melaksanakan supervisi ke ruangan terhadap pelaksanaan
Asuhan Keperawatan di lapangan dan melakukan bimbingan
untuk pelaksanan Asuhan Keperawatan
9. Bersama kepala bidang keperawatan melakukan penilaian
kinerja dan perawat training.
IV. Persyaratan :

1. Minimal berpendidikan D-III Keperawatan dengan pengalaman


4-5 tahun
2. Mempunyai keahlian praktek keperawatan
3. Memiliki penyelesaian masalah yang tepat dan benar sesuai
prosedur
4. Dapat bekerja sesuai dengan prosedur
5. Dapat bekerjasama dengan anggota tim

C. Kepala Seksi SDM dan Peralatan Keperawatan


I. Pengertian : Kepala Seksi SDM dan Peralatan Keperawatan adalah seorang
tenaga keperawatan profesional yang melaksanakan tugas
bidang keperawatan tentang kebutuhan dan pengembangan
tenaga serta kebutuhan peralatan pelayanan keperawatan, dan
memberi pelaporan terhadap Kepala Bidang Keperawatan

II. Kedudukan : Seorang perawat profesional yang secara langsung bertanggung


jawab kepada Kepala Bidang Keperawatan

III. Uraian Tugas :

1. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan baik jumlah


maupun kualifikasi tenaga keperawatan.
2. Menyusun rencana pengembangan staf sesuai kebutuhan
pelayanan.
3. Memberikan pembinaan pengembangan profesi tenaga
keperawatan.
4. Melakukan pengawasan, pengendalian, penilaian terhadap
pendayagunaan tenaga keperawatan.
5. Melakukan penilaian mutu penerapan etika serta kemampuan
profesi tenaga keperawatan.
6. Mengikuti rapat yang dilakukan oleh kepala bidang keperawatan
dan divisi lain.
7. Bersama kepala bidang keperawatan melakukan penilaian
kinerja dan perawat training.
8. Menyusun rencana kebutuhan peralatan perawatan baik jumlah
maupun kualitas alat.
1. Menyiapkan usulan distribusi peralatan keperawatan
berdasarkan kebijakan rumah sakit.
2. Menyiapkan usulan program pelatihan bagi tenaga yang akan
mengoperasikan alat.
3. Menyusun sistim pencatatan dan pelaporan
4. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan penilaian
pendayagunaan dan pemeliharaan peralatan keperawatan.
5. Melaksanakan pengawasan pengendalian dan penilaian terhadap
penerapan SOP/Protap peralatan perawatan.
6. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian sistem
inventarisasi peralatan perawatan untuk mencegah kehilangan
alat.
7. Mengikuti rapat yang dilakukan oleh kepala bidang keperawatan
dan divisi lain.
8. Bersama kepala bidang keperawatan melakukan penilaian
kinerja dan perawat training
IV. Persyaratan :

1. Minimal berpendidikan D-III Keperawatan dengan pengalaman


4-5 tahun
2. Mempunyai keahlian praktek keperawatan
3. Memiliki penyelesaian masalah yang tepat dan benar sesuai
prosedur
4. Dapat bekerja sesuai dengan prosedur
5. Dapat bekerjasama dengan anggota tim

D. SUPERVISOR KEPERAWATAN
I. Pengertian Supervisor adalah seorang tenaga keperawatan
profesional yang melaksanakan asuhan keperawatan
secara tidak langsung terhadap pasien dan melakukan
pencatatan setiap keadaan yang bersifat
membutuhkan penyelesaian dengan cepat, tepat
sesuai prosedur dan memberi pelaporan terhadap
Kepala Bidang Keperawatan dan Wakil Direktur
Medis
II. Kedudukan

Seorang perawat profesional yang secara langsung


III. Uraian Tugas bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Keperawatan dan Wakil Direktur Medis

1. Melakukan pencatatan dan pelaporan setiap


kejadian yang membutuhkan penyelesaian
masalah yang cepat, tepat dan sesuai prosedur
yang terjadi RS NATAR MEDIKA
2. Melakukan observasi di setiap ruang perawatan
3. Menyelesaikan masalah yang terjadi dalam
pelayanan keperawatan (masalah pasien /
keluarga, masalah obat, masalah pembayaran
pasien dan masalah perawat)
4. Melaporkan penilaian perawat setiap bulannya
kepada Kepala Keperawatan
5. Mendata jumlah pasien setiap shift di unit
pelayanan keperawatan.
6. Melakukan rapat supervisor setiap bulannya
dengan Kepala Keperawatan dan Wakil Direktur
IV. Persyaratan Medis
7. Mengikuti rapat keperawatan setiap bulannya
dengan Wakil Direktur Medis, Kepala Bidang
Keperawatan dan Kepala Seksi
8. Melakukan evaluasi dan mengidentifikasi
masalah mutu asuhan keperawatan di Rumah
Sakit NATAR MEDIKA
1. Minimal berpendidikan D-III Keperawatan
dengan pengalaman 4-5 tahun
2. Mempunyai keahlian praktek keperawatan
3. Memiliki penyelesaian masalah yang tepat dan
benar sesuai prosedur
4. Dapat bekerja sesuai dengan prosedur
5. Dapat bekerjasama dengan anggota tim
Uraian Tugas Dan Tanggung Jawab Unit Keperawatan Bersalin (VK)

I. a. Nama Jabatan : Kepala Ruangan Unit Kamar Bersalin

Atasan Langsung : Kepala Bidang Keperawatan

b. Tugas Pokok

1. Mengkoordinir pekerjaan teknis pengobatan dan pelayanan pasien pada


bagian perawatan VK.
2. Membantu manager keperawatan dalam perencanaan, pembinaan,
kooordinasi dan pengawasan pada ruang VK dan perawatan pasien
kebidanan

c. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

1. Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan menyusun kebutuhan


tenaga, fasilitas dan peralatan dan menyusun Protap / SOP pelayanan
keperawatan/kebidanan
2. Mengatur pembagian tugas jaga perawat / bidan (jadwal dinas)
3. Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan memantau dan
mengevaluasi penampilan kerja, mutu pelayanan dan kinerja semua tenaga
yang ada di ruang kebidanan
4. Melaksanakan pembinaan terhadap Bidan dalam pelaksanaan Asuhan
Kebidanan sesuai dengan srandar
5. Melakukan kegiatan administrasi dan surat-menyurat
6. Merencanakan dan memfasilitasi ketersediaan fasilitas yang dibutuhkan di
ruangan kebidanan
7. Mengatur penggunaan dan pemeliharaan logistik yang dibutuhkan agar
selalu siap pakai
8. Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat / bidan setiap bulan
untuk membahas semua kebutuhan di Ruang kebidanan
9. Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan/kebidanan setiap
hari
10. Mengorientasikan Pegawai baru di ruangan kebidanan dengan
menggunakan format orientasi
11. Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketertiban ruangan
kebidanan
12. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan
pasien / keluarga dan tim kesehatan lain, antara lain Kepala Seksi
mengingatkan kembali pasien / keluarga tentang Bidan yang bertanggung
jawab terhadap mereka di ruang yang bersangkutan
13. Bertanggung jawab atas kelengkapan status keperawatan 1x 24 jam
setelah pasien pulang
d. Persyaratan

1. Berpendidikan D-III Kebidanan dengan pengalaman 4-5 tahun


2. Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi dan memimpin
3. Terampil dalam Praktek Keperawatan / Kebidanan

II. a. Nama Jabatan : Kepala Shift Unit Kamar Bersalin

Atasan Langsung : Kepala Ruang Unit Kamar Bersalin

Bawahan Langsung : Bidan Pelaksana

b. Tugas Pokok

1. Mengatur pembagian tugas secara merata dalam shiftnya


2. Membantu kepala ruangan dalam pengawasan alat kesehatan, inventaris
ruangan dan kebersihan serta perencanaan kebutuhan bulanan

c. Uraian Kegiatan

1. Mengikuti serah terima seluruh pasien dalam shiftnya


2. Bertanggung jawab atas pembukuan dan kelengkapan inventaris setiap
dinas
3. Bersama kepala ruangan mengontrol kebersihan dan kenyamanan ruangan
4. Mengkoordinir perawat untuk mengganti barang (Alkes/obat inventaris)
yang hilang dalam shifnya
5. Mengecek kesiapan alkes untuk mendukung pelayanan setiap dinas
6. Bersama kepala ruangan mengecek dan membuat jadwal sterilisasi Alkes
d. Persyaratan

1. Berpendidikan D-III Kebidanan dengan pengalaman minimal 2 tahun


2. Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi dan memimpin
3. Terampil dalam Praktek Kebidanan
III. a. Nama Jabatan : Bidan pelaksana Unit Kamar Bersalin

Atasan Langsung : Kepala Shift

b. Tugas Pokok

1. Melakukan asuhan kebidanan sejak penerimaan dari UGD atau poli


hingga Ruang Rawat Inap Kebidanan (Lantai III) sampai dengan pasien
pulang
2. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan
3. Menyiapkan alat-alat steril dan alkes-alkes habis pakai
4. Mendampungi dokter spesialis dalam melakukan tindakan kebidanan
c. Uraian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab

1. Melakukan asuhan kebidanan pada pasien kebidanan dan kandungan


2. Menolong persalinan pasien inpartu sendiri maupun bersama dokter spesialis
3. Menjadi asisten dokter spesialis dalam tindakan kuretase
4. Membantu menangkap bayi dan resusitasi bayi dalam persalinan
perabdominal
5. Mensterilkan alat-alat partus dan kuretase di autoclaf maupun di sterilisator
6. Membuat alkes habis pakai dan mensterilkannya bila diperlukan (kasa, kapas
cebok, kapas alcohol, kasa infuse, dll)
7. Menemani dokter umum atau dokter spesialis visite
8. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan di berkas rekam medis
9. Mempersiapkan ruangan VK maupun ruangan rawat inap
10. Membersihkan alat-alat yang dipakai dalam tindakan kebidanan
11. Melakukan transportasi pasien ke tempat yang dituju (ruang VK, ruang USG,
ruang Rawat Inap, Pulang, dll)
12. Melaporkan pasien yang akan pulang ke kasir via phone
13. Melaporkan operan pasien pada pergantian dinas, terutama kondisi pasien,
perubahan terapi, rencana keperawatan maupun advise dokter yang harus
dilakukan oleh perawat pada dinas selanjutnya
d. Persyaratan

1. Berpendidikan D-III Kebidanan dengan pengalaman 0 - 1 tahun


2. Mempunyai keahlian dalam berkomunikasi
3. Terampil dalam Praktek Kebidanan

B. Kebutuhan dan Distribusi Tenaga

Rata- rata kunjungan pasien unit kamar bersalin 2-3 orang/hari. Untuk menjangkau
pelayanan tersebut berdasarkan pola ketenagakerjaan diperlukan 1 orang dokter
spesialis obgyn dan 10 tenaga bidan.

Tabel 1. Pola dan kebutuhan ketenagakerjaan

Pendidikan Pola Sumber daya manusia Kekurangan


ketenagakerjaan sekarang
D3 Kebidanan : 9 1. Dinas pagi : 3 1. Dinas pagi : 2 Karyawan
orang (termasuk PJ orang ( Staf : 2 orang (Staf : 1 Kamar bersalin
ruangan 1 orang) orang, PJ : 1 orang, PJ : 1 mengalami
orang) orang) kekurangan
2. Dinas sore : 2 2. Dinas Sore : 2 sebanyak 1
orang orang orang
3. Dinas malam : 2 3. Dinas Malam : 2
orang orang
4. Libur dan Lepas 4. Libur dan lepas
Malam : 2 orang Malam : 2 orang
5. Libur Umum : 1 5. Libur Umum : 1
orang orang

Jumlah tenaga di Unit Kamar Bersalin 10 orang terdiri dari 1 orang dokter spesialis
kandungan, 9 orang DIII Kebidanan. Berdasarkan kebutuhan dan jumlah tenaga yang
tersedia, agar terjadi efisiensi tenaga, SDM tersebut didistribusikan sbb :

Tabel 2. Distribusi tenaga Unit Kamar Bersalin


No Nama Pendidikan Distribusi
1. dr. Henny Kartika Handayani, Spesialis Obgyn dr. Kandungan
Sp.OG, M.Kes.
2. Ester Hartika Simanungkalit, DIII Kebidanan PJ Kamar
Amd.Keb. Bersalin
3. Asih Juseffa, Amd.Keb DIII Kebidanan Bidan
4. Rini P. Anggraini, Amd.Keb DIII Kebidanan Bidan
5. Widya A. Magdalena, Amd.Keb DIII Kebidanan Bidan
6. Ita Libruana DIII Kebidanan Bidan
7. Dewi Rukmana DIII Kebidanan Bidan
8. Tiara M. Anggraini DIII Kebidanan Bidan
9. Citra Nikita Dewi, DIII Kebidanan Bidan
10. Aprilia DIII Kebidanan Bidan

C. Pemibinaan Tenaga
Pembinaan tenaga dilakukan melalui penilaian kinerja, reward dan peningkatan
kompetensi. Penilian kinerja dilakukan periode bulanan dan tiga bulanan dan tiga
bulanan. Unsur penilaian tersebut meliputi ketrampilan, inisiatif, kerajinan, dan
kerjasama. Kinerja dinilai berdasarkan uraian tugas sesuai jabatannya. Besarnya nilai
menentukan besarnya reward berupa jasa pelayanan.

Peningkatan kompetensi tenaga radiolgi dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan.


Pendidikan dan pelatihan dilaksanakan sesuai prioritas. Pelatihan untuk peningkatan
kompetensi tenaga bidan bisa melalui inhouse training dan eksternal course. Inhouse
training, yaitu program pelatihan yang diselenggarakan oleh internal unit kamar
bersalin meliputi membangun team kerja, manajemen konflik, komunikasi organisasi.
Eskternal course yaitu : Pelatihan Asuhan Persalinan Normal, Pelatihan Ponek,
Pelatihan Kepemimpinan( PJ ), Pelatihan Cervice Exelent, Pelatihan K 3 (Pasien
Safety), Pelatihan CTU (Contraception Technology Update).
BAB III

STANDAR FASILITAS

A. Denah Unit Kamar Bersalin

Keterangan ;

1 : Ruang Dokter
2 : Gudang
3 : Ruang Observasi
4 : Ruang Bayi
5 : Ruang Tindakan
6 : Nurse station
7 : Kamar mandi pasien
8 : Kamar mandi petugas
9 : Spolhook
10 : Pantry

B. Fasilitas Radiologi
Unit kamar bersalin berdiri pada lahan seluas m2. Instalasi radiologi memiliki
fasilitas ruang yang terdiri dari :
 1 Ruang Dokter
 1 Gudang
 1 Ruang Observasi
 1 Ruang Tindakan
 2 kamar mandi pasien
 1 kamar mandi petugas
 1 Spolhooc
 1 Pantry
1. Ruang dokter
Fasilitas yang ada di dalamnya :
 Soffa
 TV
 Meja kerja
 Lemari TV
 Kursi
 1 Unit AC
2. Gudang
Fasilitas ada pada gudang :
 Lemari Linen
 Loker
 Brancard
 Lemari pasien
 Kursi roda
 Tempat bed partus VIP
 1 Unit AC
3. Ruang Observasi
Fasilitas yang ada di dalamnya :
 Bed Pasien 2 buah
 Meja makan pasien 2 buah
 Lemari pasien 2 buah
 Kursi tunggu pasien 2 buah
 1 Unit AC
 Kamar mandi pasien
 2 standar infus
4. Ruang Bayi
Fasilitas yang ada di dalamnya :
 Box bayi 2 buah
 Lemari es
 Meja periksa bayi
 Infant warmer
 1 Unit AC
 Washtafel
5. Ruang Tindakan
Fasilitas yang ada di dalamnya :
 Bed gynekolog 1 set
 Meja periksa obgyn set
 Bed gynekolog VIP
 CTG 1 set
 Mesin Vakum
 Lemari obat
 Lemari instrument
 2 Unit AC
 2 standar infus
 Meja mayo 2 buah
6. Nurse station
Fasilitas yang ada di dalamnya :
 Meja kerja perawat
 Dispenser
 4 Kursi perawat
 Rak form
 Lemari
7. Pantry
Fasilitas yang ada di dalamnya :
 Washtafel
 Alat makan
 2 Ember besar
 Tempat linen kotor
 Lemari kendil
8. Spolhook
Fasilitas yang ada di dalamnya :
 2 Ember besar
 2 Washcom besar
 2 Washcom kecil
BAB V

LOGISTIK

Kebutuhan barang – barang di logistik Kamar Bersalin antara lain terdiri dari :

1. Obat- obatan bahan habis pakai (BHP)


2. Barang rumah tangga (RT) dan alat tulis kantor (ATK)

Pengelolaan keduanya meliputi alur, perencanaan, permintaan, penyimpanan, penggunaan,


pencatatan dan pelaporan adalah sebagai berikut :

A. Obat-obatan dan Bahan Habis Pakai (BHP)


1. Alur

Pelaksana PJ. Kamar Bersalin Bag. Logistik


Sarana Farmasi

2. Perencanaan
Petugas kamar bersalin mendata kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai
setiap tahun dan mengajukan kebutuhan tersebut ke bagian farmasi. Rencana
kebutuhan berdasar pemakaian tahun lalu ditambah 10%
3. Permintaan
Permintaan obat-obatan dilakukan setiap awal bulan sesuai jadwal ke bagian
farmasi. Apabila ada kebutuhan mendesak dan stok barang di kamar bersalin
kosong maka permintaan barang bisa dilakukan sewaktu-waktu pada jam kerja
sesuai kebutuhan.
4. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan di gudang radiologi untuk pemakaian selama satu bulan.
5. Penggunaan
Penggunaan obat-obatan dan barang habis pakai dengan memperhatikan waktu
kadaluarsa. Barang yang memiliki waktu kadaluarsa paling pendek digunakan
terlebih dulu.
6. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan barang-barang logistik farmasi dilakukan setiap bulan,
pada saat membuat laporan bulanan.
7.
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien (pasien safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh keselahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.

B. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Minimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan

C. Tatalaksana Keselamatan Pasien


Keselamatan pasien merupakan salah satu kegiatan rumah sakit yang dilakukan melalui
assesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Di RS Natar
Medika kegiatan ini dilakukan melalui monitoring indikator mutu pelayanan tiap unit
kerja terutama yang terkait dengan pelaksanaan pasien safety, tindakan preventif,
pengendalian proses/produk tidak sesuai, tindakan korektif dan audit mutu internal.
a. Monitoring indikator mutu pelayanan
Kegiatan ini merupakan kegiatan assesmen risiko. Indikator mutu pelayanan rumah
sakit dan unit kerja secara rinci dijelaskan pada pedoman mutu pelayanan.
Pedoman mutu pelayanan unit radiologi secara rinci ada pada BAB VIII
Pengendalian mutu. Indikator mutu pelayanan yang menyangkut patien safety
secara rinci dapat dilihat pada format indikator mutu pelayanan pada pedoman mutu
pelayanan. Indikator tersebut merupakan milik unit kerja, ditentukan periode
pengambilan data dan analisisnya. Bila terjadi penyimpangan atau terjadi kejadian
tidak diinginkan pimpinan unit melaporkan pada pertemuan manajemen seperti
diatur pada tindakan preventif.
b. Tindakan preventif
Tindakan preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakann atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan
preventif dilakukan melalui pencegahan kejadian tidak diinginkan dan peralatan
yang memenuhi K3 dan pertemuan rutin di rapat struktural dan morning report,
evaluasi prosedur dan audit internal.
c. Pengendalian proses/produk tidak sesuai
Pengendalian adalah identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien. Kejadian tidak diinginkan yang menyangkut keselamatan pasien juga
merupakan salah satu mekanisme pengendalian proses/produk tidak sesuai.
Identifikasinya melalui audit mutu internal, audit mutu eksternal, temuan oleh
manajemen, laporan pelanggan. Laporan identifikasi tersebut ditindak lanjuti
melalui rapat tertutup direksi dan kepala bidang, ketua komite dan unit terkait untuk
menemukan akar permasalahan dan jalan keluarnya. Kepala bidang melakukan
perbaikan sesuai tindakan korektif.
d. Tindakan korektif
Tindakan korektif adalah pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Tindakan korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan
dalam pertemuan tertutup oleh kepala bidang melalui inspeksi dan verifikasi. Hasil
inspeksi harus menunjukkan telah dilakukannya tindakan koreksi.
e. Audit mutu internal
Audit mutu internal dilakukan tiap 6 bulan. Audit mutu eksternal tiap tahun. Audit
mutu dilakukan untuk menilai proses dan sasaran mutu, termasuk di dalamnya
pelaksanaan keselamatan pasien melalui indikator mutu pelayanan.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Pengertian Keselamatan Kerja


Keselamatan Kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat
kerja, bahan dan proses pengolahan, landasan kerja dan lingkungan kerja serta cara –
cara melakukan pekerjaan dan proses produksi. Keselamatan kerja merupakan tugas
semua orang yang berada di rumah sakit termasuk unit kamar bersalin. Dengan
demikian keselamatan kerja adalah dari, oleh dan untuk setiap tenaga kerja dan orang
lain yang berada di rumah sakit serta masyarakat di sekitar rumah sakit yang mungkin
terkena dampak akibat suatu proses kerja. Dengan demikian jelas bahwa, keselamatan
kerja adalah merupakan sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja
yang dapat menimbulkan kerugian yang berupa luka/cidera, cacat/kematian, kerugian
harta benda dan kerusakan peralatan/mesin dan lingkungan secara luas.

B. Tujuan Keselamatan Kerja


 Mencegah dan mengurangi kecelakaan ketika melakukan pekerjaan
 Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya penyakit
menular.
 Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik
maupun psikis
 Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
BAB VIII

PENUTUP

Dengan telah tersusunnya buku Pedoman Pengorganisasian Unit Kamar Bersalin RS


Natar Medikaini, harapan kami semoga dapat dijadikan sebagai pegangan bagi seluruh staf
Unit Kamar Bersalin.

Untuk pemerhati di luar organisasi diharapkan buku ini bisa membantu sisi
pengorganisasian di Unit Kamar Bersalin RS Natar Medika secara singkat.

Buku ini kami harapkan sebagai pijakan awal dan tentunya harus senantiasa
diperbaharui. Saran dan masukan dari pemerhati buku ini sangat kami nantikan.

Anda mungkin juga menyukai