Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita semua mengetahui bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi
yaitu 307/100.000 kelahiran hidup. Dalam konfrensi tingkat tinggi persatuan bangsa-
bangsa (2000) telah disepakati berbagai komitmen tentang tujuan pembangunan
Millenium (Milenium Development Goals) pada tahun 2015, ada dua sasaran dan
indikator yang secara khusus salah satunya terkait dengan kesehatan ibu yaitu
mengurangi angka kematian ibu sebesar ¾ dari AKI pada tahun 1990 ( menjadi
125/100.000 kelahiran hidup).
Komplikasi obstetri tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja
terjadi pada ibu hamil yang didentifikasi normal. Oleh karena itu kebijakan departemen
kesehatan adalah mendekatkan pelayanan obstetri dan neonatal sedekat mungkin
kepada setiap ibu hamil sesuai pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS) yang
mempunyai 3 pesan kunci yaitu :
1. Persalinan bersih dan aman oleh tenaga terampil
2. Penanganan komplikasi kehamilan dan persalinan secara adekuat
3. Setiap kehamilan harus diinginkan dan tersedianya akses bagi penanganan
komplikasi abortus tidak aman.
Penyebab kematian pada masa prenatal pada umumnya berkaitan dengan kesehatan
ibu selama kehamilan. Oleh karena itu perlu adanya strategi penurunan
kematian/kesakitan maternal dengan meningkatkan mutu SDM dengan pelatihan
berkala.
Maka dari itu dalam upaya peningkatan mutu Rumah Sakit, khususnya pelayanan
medis di unit Kamar Bersalin Rumah Sakit Natar Medika. Rumah Sakit Natar Medika
telah menyusun suatu buku pedoman pelayanan Unit Kamar Bersalin
B. Ruang Lingkup
Kamar bersalin RS Natar Medika terdiri dari 1 kamar ruang tindakan yang terdiri dari 1
tempat tidur bersalin standar, 1 tempat tidur bersalin VIP dan 1 meja periksa obgyn
juga di dalamnya terdapat alat vakum, alat CTG dan monitor. Kamar bersalin RS Natar
Medika juga melayani pemeriksaan CTG dan berbagai jenis persalinan meliputi
persalinan normal,vakum, forcep dan Sectio Caesaria (SC), Dan tindakan ginekologi
juga dapat dilakukan di ruang VK seperti kuret dan endometrial biopsi.
C. Batasan Operasional
1. Kamar Bersalin adalah sebuah ruang dengan fasilitas medis lainnya, dilengkapi
dengan peralatan yang sesuai dan dikelola oleh dokter dan tenaga medis lainnya
untuk tujuan membantu ibu melahirkan.
2. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.
3. Kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada dinding
kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi instrumen (sendok kuret)
ke dalam kavum uteri
4. Tenaga profesional/Formal Kamar Bersalin adalah tenaga yang mencakup : dokter
spesialis kandungan dan bidan
5. Cardiotocography (CTG) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur denyut
jantung janin pada saat kontraksi maupun tidak.
6. Ekstraksi Vakum adalah tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat
persalinan pada keadaan tertentu dengan menggunakan vacum ekstraktor.
7. Standar Prosedur Operasional (SPO) adalah kumpulan instruksi/langkah-langkah
yang telah dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.
D. Landasan Hukum
1. Undang- Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang- Undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. Buku Pedoman Pelayanan Kamar Bersalin
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007
tentang izin Praktik Kedokteran
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1333/Menkes/Per/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
a. Pendidikan :
VII. Persyaratan
Berpendidikan formal minimal S-1 Keperawatan
plus profesi (Ns)
Mengikuti pelatihan bidang Keperawatan minimal
2 minggu (80 jam)
b. Keahlian :
Memiliki kemampuan memimpin
Terampil dalam Praktek Keperawatan
Mampu mengoperasionalkan komputer
Berdedikasi tinggi
Berkepribadian mantap/emosional stabil
c. Pengalaman :
Berpengalaman 3-5 tahun di pelayanan kesehatan
B. Kepala Seksi Pelayanan dan Mutu Keperawatan
I. Pengertian : Kepala Seksi Pelayanan dan Mutu Keperawatan adalah seorang
tenaga keperawatan profesional yang melaksanakan tugas
bidang keperawatan tentang mutu pelayanan keperawatan, dan
memberi pelaporan terhadap Kepala Bidang Keperawatan
D. SUPERVISOR KEPERAWATAN
I. Pengertian Supervisor adalah seorang tenaga keperawatan
profesional yang melaksanakan asuhan keperawatan
secara tidak langsung terhadap pasien dan melakukan
pencatatan setiap keadaan yang bersifat
membutuhkan penyelesaian dengan cepat, tepat
sesuai prosedur dan memberi pelaporan terhadap
Kepala Bidang Keperawatan dan Wakil Direktur
Medis
II. Kedudukan
b. Tugas Pokok
b. Tugas Pokok
c. Uraian Kegiatan
b. Tugas Pokok
Rata- rata kunjungan pasien unit kamar bersalin 2-3 orang/hari. Untuk menjangkau
pelayanan tersebut berdasarkan pola ketenagakerjaan diperlukan 1 orang dokter
spesialis obgyn dan 10 tenaga bidan.
Jumlah tenaga di Unit Kamar Bersalin 10 orang terdiri dari 1 orang dokter spesialis
kandungan, 9 orang DIII Kebidanan. Berdasarkan kebutuhan dan jumlah tenaga yang
tersedia, agar terjadi efisiensi tenaga, SDM tersebut didistribusikan sbb :
C. Pemibinaan Tenaga
Pembinaan tenaga dilakukan melalui penilaian kinerja, reward dan peningkatan
kompetensi. Penilian kinerja dilakukan periode bulanan dan tiga bulanan dan tiga
bulanan. Unsur penilaian tersebut meliputi ketrampilan, inisiatif, kerajinan, dan
kerjasama. Kinerja dinilai berdasarkan uraian tugas sesuai jabatannya. Besarnya nilai
menentukan besarnya reward berupa jasa pelayanan.
STANDAR FASILITAS
Keterangan ;
1 : Ruang Dokter
2 : Gudang
3 : Ruang Observasi
4 : Ruang Bayi
5 : Ruang Tindakan
6 : Nurse station
7 : Kamar mandi pasien
8 : Kamar mandi petugas
9 : Spolhook
10 : Pantry
B. Fasilitas Radiologi
Unit kamar bersalin berdiri pada lahan seluas m2. Instalasi radiologi memiliki
fasilitas ruang yang terdiri dari :
1 Ruang Dokter
1 Gudang
1 Ruang Observasi
1 Ruang Tindakan
2 kamar mandi pasien
1 kamar mandi petugas
1 Spolhooc
1 Pantry
1. Ruang dokter
Fasilitas yang ada di dalamnya :
Soffa
TV
Meja kerja
Lemari TV
Kursi
1 Unit AC
2. Gudang
Fasilitas ada pada gudang :
Lemari Linen
Loker
Brancard
Lemari pasien
Kursi roda
Tempat bed partus VIP
1 Unit AC
3. Ruang Observasi
Fasilitas yang ada di dalamnya :
Bed Pasien 2 buah
Meja makan pasien 2 buah
Lemari pasien 2 buah
Kursi tunggu pasien 2 buah
1 Unit AC
Kamar mandi pasien
2 standar infus
4. Ruang Bayi
Fasilitas yang ada di dalamnya :
Box bayi 2 buah
Lemari es
Meja periksa bayi
Infant warmer
1 Unit AC
Washtafel
5. Ruang Tindakan
Fasilitas yang ada di dalamnya :
Bed gynekolog 1 set
Meja periksa obgyn set
Bed gynekolog VIP
CTG 1 set
Mesin Vakum
Lemari obat
Lemari instrument
2 Unit AC
2 standar infus
Meja mayo 2 buah
6. Nurse station
Fasilitas yang ada di dalamnya :
Meja kerja perawat
Dispenser
4 Kursi perawat
Rak form
Lemari
7. Pantry
Fasilitas yang ada di dalamnya :
Washtafel
Alat makan
2 Ember besar
Tempat linen kotor
Lemari kendil
8. Spolhook
Fasilitas yang ada di dalamnya :
2 Ember besar
2 Washcom besar
2 Washcom kecil
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan barang – barang di logistik Kamar Bersalin antara lain terdiri dari :
2. Perencanaan
Petugas kamar bersalin mendata kebutuhan obat-obatan dan bahan habis pakai
setiap tahun dan mengajukan kebutuhan tersebut ke bagian farmasi. Rencana
kebutuhan berdasar pemakaian tahun lalu ditambah 10%
3. Permintaan
Permintaan obat-obatan dilakukan setiap awal bulan sesuai jadwal ke bagian
farmasi. Apabila ada kebutuhan mendesak dan stok barang di kamar bersalin
kosong maka permintaan barang bisa dilakukan sewaktu-waktu pada jam kerja
sesuai kebutuhan.
4. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan di gudang radiologi untuk pemakaian selama satu bulan.
5. Penggunaan
Penggunaan obat-obatan dan barang habis pakai dengan memperhatikan waktu
kadaluarsa. Barang yang memiliki waktu kadaluarsa paling pendek digunakan
terlebih dulu.
6. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan barang-barang logistik farmasi dilakukan setiap bulan,
pada saat membuat laporan bulanan.
7.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien (pasien safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi : assesmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan
dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh keselahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.
B. Tujuan
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
b. Meningkatkan akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
c. Minimalkan kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
d. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
kejadian tidak diharapkan
KESELAMATAN KERJA
PENUTUP
Untuk pemerhati di luar organisasi diharapkan buku ini bisa membantu sisi
pengorganisasian di Unit Kamar Bersalin RS Natar Medika secara singkat.
Buku ini kami harapkan sebagai pijakan awal dan tentunya harus senantiasa
diperbaharui. Saran dan masukan dari pemerhati buku ini sangat kami nantikan.