BPJS
Mulai 1 Januari 2014 sistem Jaminan Sosial terbaru atau JKN (Jaminan Kesehatan Nasional)
resmi diberlakukan. Namun masih banyak warga yang belum tahu apa itu BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan dan JKN.
Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan dari warga yang masih bingung soal JKN dan BPJS
seperti dirangkum liputan6.com, Selasa (31/12/2013):
Bagaimana dengan rakyat miskin? Tidak perlu khawatir, semua rakyat miskin atau PBI
(Penerima Bantuan Iuran) ditanggung kesehatannya oleh pemerintah. Sehingga tidak ada
alasan lagi bagi rakyat miskin untuk memeriksakan penyakitnya ke fasilitas kesehatan.
Sementara BPJS adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. BPJS ini
adalah perusahaan asuransi yang kita kenal sebelumnya sebagai PT Askes. Begitupun juga
BPJS Ketenagakerjaan merupakan transformasi dari Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga
Kerja).
Antara JKN dan BPJS tentu berbeda. JKN merupakan nama programnya, sedangkan BPJS
merupakan badan penyelenggaranya yang kinerjanya nanti diawasi oleh DJSN (Dewan
Jaminan Sosial Nasional).
Untuk jumlah iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang terdiri atas
PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, dan Pegawai Pemerintah Non Pegawai
Negeri akan dipotong sebesar 5 persen dari gaji atau Upah per bulan, dengan ketentuan 3
persen dibayar oleh pemberi kerja, dan 2 persen dibayar oleh peserta.
Tapi iuran tidak dipotong sebesar demikian secara sekaligus. Karena secara bertahap akan
dilakukan dari 1 Januari 2014 – 30 Juni 2015 adalah pemotongan 4 persen dari Gaji atau
Upah per bulan, dengan ketentuan 4 persen dibayar oleh Pemberi Kerja dan 0,5 persen
dibayar oleh Peserta.
Namun mulai 1 Juli 2015, pembayaran iuran 5 persen dari Gaji atau Upah per bulan itu
menjadi 4 persen dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1 persen oleh Peserta.
Sementara bagi peserta perorangan akan membayar iuran sebesar kemampuan dan
kebutuhannya. Untuk saat ini sudah ditetapkan bahwa:
Untuk mendapat fasilitas kelas I dikenai iuran Rp 59.500 per orang per bulan
Untuk mendapat fasilitas kelas II dikenai iuran Rp 42.500 per orang per bulan
Untuk mendapat fasilitas kelas III dikenai iuran Rp 25.500 per orang per bulan
Pembayaran iuran ini dilakukan paling lambat tanggal 10 setiap bulan dan apabila ada
keterlambatan dikenakan denda administratif sebesar 2 persen dari total iuran yang tertunggak
paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan. Dan besaran iuran Jaminan Kesehatan ditinjau
paling lama dua tahun sekali yang ditetapkan dengan Peraturan Presiden.
4. Fasilitas apa saja yang didapat jika ikut JKN?
5. Apakah sistem pelayanan BPJS misalnya mengurus obat bisa lama dan dilempar sana-
sini?
Jawaban :
Direktur Kepersertaan BPJS, Sri Endang Tidarwati mengatakan bahwa sistem pelayanan
BPJS akan lebih baik karena didukung oleh SDM yang banyak dan terlatih. Sementara bila
semua data lengkap dan seluruh isian dalam formulir sudah terisi dengan baik, pihak BPJS
(Badan penyelenggara Jaminan Sosial) mengklaim prosedur pendaftaran menjadi peserta JKN
(Jaminan Kesehatan Nasional) cukup 15 menit.
Anda akan diberikan virtual account atau kode bank untuk pembayaran premi pertama
yang bisa dilakukan melalui ATM atau bank terdekat yang saat ini sudah bekerjasama
yaitu bank BRI, BNI dan Mandiri.
Untuk biaya premi peserta mandiri dengan perawatan kelas 3, sebulan hanya Rp 25.500 per
orang, untuk perawatan kelas II sebulan Rp 42.500 per orang dan perawatan kelas I sebesar
Rp 50.000 per orang.
Adapun besaran premi pada kelompok pekerja sebesar 5 persen dari gaji pokoknya, 2
persen dibayarkan oleh yang bersangkutan dan 3 persen dibayarkan oleh perusahaan
tempat pekerja bekerja.
10. Bagaimana alur pelayanan kesehatan, katanya tidak boleh langsung ke rumah sakit?
Untuk pertama kali setiap peserta terdaftar pada satu fasilitas kesehatan tingkat pertama
(Puskesmas) yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan setelah mendapat rekomendasi dinas
kesehatan kabupaten/kota setempat.
Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan selanjutnya peserta berhak memilih
fasilitas kesehatan tingkat pertama yang diinginkan.
Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama
tempat peserta terdaftar, kecuali berada di luar wilayah fasilitas kesehatan tingkat pertama
tempat peserta terdaftar atau dalam keadaan kegawatdaruratan medis.
Direktur Pelayanan PT Askes Fadjriadinur menambahkan, bila sudah aktif menjadi peserta,
alur pelayanan menggunakan pola rujukan berjenjang yang dimulai dari sistem layanan
primer hingga tersier.
Ia mengatakan, layanan primer terdiri atas Puskemas, klinik dokter pribadi serta klinik
pratama (klinik swasta). Jadi nanti setiap orang mulai berobat dari sistem layanan primer
dulu sehingga menghindari penumpukkan di satu rumah sakit. Khusus untuk keadaan
darurat seperti kecelakaan atau penyakit yang tidak bisa ditangani di layanan primer, bisa
langsung ke rumah sakit.
11. Siapa yang menjamin program JKN akan berlangsung baik tanpa korupsi?
Pengawasan terhadap BPJS dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal,
pengawasan akan dilakukan oleh DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional) dan Lembaga
pengawas independen. Dan secara internal, BPJS akan diawasi oleh dewan pengawas satuan
pengawas internal.