DISUSUN OLEH :
Bismillahirahhmanirrahim....
Alhamdulillah segala puji kehadirat Allah SWT yang mana Al-Faqir masih bisa
diberikan kesempatan oleh Allah untuk bisa menulis sebuah Laporan Pendidikan Lanjutan
Pecinta Alam (PLPA) Anggota Muda Mapala Enggang Gading IAIN Pontianak, Al-Faqir
tidak bisa berkata banyak selain kata Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada para
panitia dan beserta jajaran pengurus DPH dan DPO Organisasi Mapala Enggang Gading dan
seluruh panitia yang telah mensukseskan kegiatan PLPA ini..
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……...……..…………………………………………..………...........i
DAFTAR IS……………………………………………………………….……….................ii
BAB I (PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang…………………………………………………….…….....................iii
B. Tujuan…………………………………………………….……..................................iii
BAB II (PEMBAHASAN)
A. Profil Desa
B. Sarana dan Prasarana Desa.............…………..……………...…………………...…....1
C. Demografi………………………………………...…………………….…………..….2
BAB III (KEDIVISIAN)
A. Rock Climbing(RC)….………………………………………...………………………
4
B. Gunung Hutan (GH).………………………………………...……………………...…5
BAB IV (PENELITIAN)
A. Kantong Semar………....….……………………………...…………………………...6
B. Semut Merah………...…………………………………………………………..
……..7
BAB V (PENUTUP)
A. Kesimpulan……...……………………………………….…………………………….9
B. Saran…………..:……………………………………………...…………………...…10
LAMPIRAN DOKUMENTASI………….......……………….………................
………….11
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkenalkan nama saya Muhammad As,ad, sedangkan nama lapangan saya melas
sapaan kesayangan anak camp di Mapala Enggang Gading. Mapala adalah salah satu
organisasi yang bergerak di bidang alam bebas, seperti mendaki gunung, panjat tebing, susur
goa, dan lingkungan hidup. Di lihat dari namanya saja (MAPALA) Mahasiswa Pencinta
Alam yang terdapat di perguruan tinggi.
IAIN Pontianak juga terdapat organisasi MAPALA yaitu bernama ENGGANG GADING.
Untuk menjadi anggota Enggang Gading tidaklah mudah, kita harus melalui beberapa
tahapan pendidikan, mulai dari Pradik, Dikjut (PLPA), dan Ekspedisi. Untuk saat ini penulis
baru menyelesaikan kegiatan Dikjut (PLPA).
Dalam kegiatan ini saya tidak sendirian, akan tetapi saya di temani 6 orang teman saya yang
mengikuti Kegiatan PLPA, yaitu (Kijang), Aas (Melas), Nurul (Lumut), Khalid (Oleng),
Yanti (Lempay), Sri Wahyuni (Lintah) dan yang terakhir Tiara (Gabus).
Kegiatan ini di laksanakan di Pantai Kura-Kura dan Tebing bunga yang terletak di desa
Karimunting dan Sungai Raya, Kab. Bengkayang bertepatan pada tanggal 24-26 September
2021.
B. Tujuan
Maksud dan tujuan di-selenggarakan kegiatan ini guna untuk mengembangkan
keahlian dan skill serta mental dan keberanian kita saat memanjat tebing dan juga bagaimana
kita bisa menemukan posisi kita saat berada di tengah-tengah hutan dengan menggunakan
alat berupa peta dan kompas, juga mempererat tali persaudaraan terhadap masyarakat dan
lingkungan sekitar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Desa
4
Karimunting adalah suatu desa di pesisir utara Kalimantan Barat, tepatnya 110 km
dari kota Pontianak, Kec. Sungai Raya Kepulauan, Bengkayang dengan titik kordinatnya
0’45’12,85’ LU dan 108’53’08,64’ BT dengan ketinggian 4 meter dari permukaan laut.
Adapun geografis Desa Karimunting yaitu 19.450KM dengan jumlah penduduk sekitar
kurang lebih 9.511 jiwa dan 2.492 KK yang terdiri dari 5 Dusun 42 RT dari berbagai etnis
antara lain, Suku Melayu, Jawa, Bugis, Tionghoa, Madura, Dayak, dll dengan agama anutan
antara lain, Islam, Kristen, Katolik, Budha, Konghuchu, dan Protestan. Mata pencaharian
masyarakat Desa Karimunting di antaranya adalah nelayan, petani, pegawai negeri, buruh,
dll.
Menurut para tetua di Desa Karimunting, desa ini sudah ada sejak adanya suatu
kerajaan yaitu kerajaan Sambas yang berpusat di Sambas. Nama desa ini di ambil dari pohon
Karimunting (Rhodomyrtus tomentosa W. Ait) yang banyak tumbuh di wilayah karimunting.
Desa Karimunting ini di ceritakan oleh H. Budjang, H. Daud, dan H. Campak setelah
Indonesia merdeka. Karimunting masuk dalam pemerintahan Kabupaten Sambas, dan pada
tahun 1999 Kabupaten Sambas di mekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Kabupaten Sambas
dan Kabupaten Bengkayang. Desa Karimunting sendiri masuk dalam Kabupaten
Bengkayang.
B. Sarana dan Prasarana Desa
Desa Karimunting mempunyai banyak prasarana, di antaranya : 1 Kantor Desa, 2
Gedung SLTP, 1 Gedung MTS, 7 Gedung SD, 2 Gedung MI, 1 Gedung SD Swasta, 1
Gedung TK, 13 Masjid, 12 Pekong/Kelenteng, 1 Gereja, 1 Vihara, 10 Musholla, 3 Pasar, 7
Posyandu, 1 Polindes, 2 Poskesdes, 2 Puskesma Pembantu, , 9 Jembatan, 3 Gedung TPA, 3
Gedung PAUD, 1 Subsektor, 1 Kantor Pol Air, 1 BABINSA, 1 Kantor Polsek, dan 1 Gedung
Balai Rakyat Bepadu.
Desa Karimunting juga mempunyai beberapa objek wisata, diantaranya:
1. Pulau Kabung
2. Pantai Teluk Suak
3. Pantai Tanah Mimi
4. Pantai Samudra Indah
5. Pantai Kura-Kura
6. Pantai Batu Payung
7. Tanjung Gundul
5
Untuk mengembangkan pariwisata di Desa Karimunting, telah dilakukan kerjasama
dengan beberapa sektor swasta, seperti kerjasama dengan usaha kuliner dan handcraf,
kerjasama dengan usaha hotel dan penginapan, kerjasama dengan usaha transportasi darat dan
laut, kerjasama dengan usaha traveling di Kalimantan Barat.
C. Demografi
Di Desa Karimunting juga mempunyai 5 Dusun, diantaranya :
1. Dusun Tanjung Gundul
2. Dusun Teratai
3. Dusun Kembang Sari
4. Dusun Teluk Suak
5. Dusun Sungai Soga
Batas wilayah Desa Karimunting dari utara adalah Kota Singkawang, dari barat
adalah Laut Natuna, dan dari selatan adalah Desa Sungai Raya.
BAB III
KEDIVISIAN
A. Rock Climbing (RC)
Laporan Divisi Rock Climbing
Di sini saya akan menjelaskan Rock climbing Merupakan salah satu dari sekian
banyak olah raga alam bebas yang merupakan bagian dari mendaki gunung yang tidak bisa
dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus menggunakan peralatan dan teknik-
teknik tertentu untuk bisa melewatinya. selama berada di lapangan. Waktu itu setelah kita
berada di pantai gosong untuk lokasi pemanjatan kawan-kawan berbagi kegiatan terlebih
dahulu ada yang memasang Angkor, ada juga yang menyusun alat-alat dibawah, kegiatan
6
pemanjatan ini dilaksanakan pada pukul 09.00-12.00. Dan di lanjutkan lagi dari 13.00-15.00
untuk repling Pada hari Sabtu 25 sebtember, setelah memasang Angkor, dan alat-alat sudah
tersedia selanjutnya kita langsung melakukan pemanjatan, yang pertama saya dulu memasang
alat-alat seperti memakai harnes, karabiner, figur x, setelah cukup langsung melakukan
pemanjatan sampai ke top, setelah sampai di atas saya langsung belajar menjadi pembile,
pembile ialah tugas pembantu untuk menarik dari bawah ke atas. Setelah itu selanjutnya
giliran teman-teman, disini ada berbagai macam hal ada yang tersangkut, takut mau turun,
ada juga yang keren hingga sampai ke top. Setelah melakukan pemanjatan kita semua,
melakukan repling dari atas sampai ke bawah, Alhamdulillah bisa kita lalui bersama, kegiatan
Rock climbing ini sampai tepat waktu, cuman satu orang saja yang tidak mengikuti repling
dikarenakan phobia ketinggian. Setelah melakukan pemanjatan kita pulang lagi ke pantai
kura-kura untuk ishoma Karena selesai tepat waktu jadi kita mempunyai waktu lebih untuk
istirahat untuk kegiatan besok, setelah melakukan makan malam kita melanjutkan kegiatan
briefing dan evaluasi kegiatan, disaat itu kita mengevaluasi kegiatan kita dari awal
keberangkatan, pemanjatan dan kepulangan serta melakukan laporan perbidang, serta
merencanakan kegiatan untuk besok harinya. Disaat melakukan evaluasi banyak trebell yang
dilakukan semua memiliki kesalahan. Serta semua diungkapkan kekesalannya Alhamdulillah
semua sekarang sudah lebih baik dari yang sebelumnya.
A. ALAT – ALAT PEMANJATAN
Alat-alat yang diguanakan dalam pemanatan artificial
1. Tali carmentel
Biasanya yang digunakan adalah tali yang memiliki tingkat kelenturan atau biasa disebut
dynamic rope. Secara umun tali di bagi menjadi dua macam yaitu :
– Static adalah tali yang mempunyai daya lentur 6% – 9%, digunakan untuk tali fixed rope
yang digunakan untuk ascending atau descending. Standart yang digunakan adalah 10,5 mm.
– Dynamic adalah tali yang mempunyai daya lentur hingga 25%, digunakan sebagai tali
utama yang menghubungkan pemanjat dengan pengaman pada titik tertinggi.
Harnest adalah alat pengikat di tubuh sebagai pengaman yg nantinya dihubungkan dengan
tali.
Carabiner adalah cincin kait yg terbuat dari alumunium alloy sebagai pengait dan dikaitkan
dgn alat lainnya.
– Karabiner Skrup/carabiner srew gate– Karabiner Snap/carabiner non screw gate
Helmet adalah pelindung kepala yg melindungi kepala dari benturan dari benda-benda yang
terjatuh dari atas.
7
Webbing, peralatan panjat yg berbentuk pipih tidak terlalu kaku dan lentur, biasa digunakan
sebagai harnest
Perusik, merupakan jenis tali carmentel yg berdiameter 5-6 mm, biasanya digunkan sebagai
pengganti sling runner dan juga dpt digunakan untuk meniti tali keatas dengan menggunakan
simpul prusik, seperti pada SRT.
Sepatu Panjat, sbg pelindung kaki dan mempunyai daya friksi yg tinggi sehingga dpt melekat
di tebing. Jenisnya sendiri yang sering digunakan adalah soft (lentur/fleksibel) dan hard
(keras)Chock bag/Calk bag, sebagai tempat MgCo3 (Magnesium Carbonat) yg berfungsi agar
tangan tdk licin karena berkeringat sehingga akan membantu dalam pemanjatan. Descender,
peralatan yg digunakan untuk meniti tali kebawah serta mengamankan leader disaat membuat
jalur, biasanya yg sering digunakan adalah figure of eight dan auto stop. Ascender, peralatan
yg digunakan untuk meniti tali ke atas dan secara otomatis akan mengunci bila dibebani.
Jenis yang digunakan biasanya jumar dan croll Grigri, alat ini digunakan untuk membelay,
alat ini mempunyai tingkat keamanan yg paling tinggi karena dapat membelay dengan
sendirinya. Hammer, berfungsi untuk menanamkan pengaman dan melepaskan kembali,
biasanya yg diapakai jenisnya ringan dan mempunyai kekuatan tinggi dan ujungnya berfungsi
mengencangkan mur pada saat memasang hanger.
8
Untuk pengaman utama dalam penambatan atau pengaman utama yang dihubungkan dengan
penambat atau harnest. Toleransi 52%.
Simpul Kupu – kupu / Butterfly knot
Untuk membuat ditengah atau diantara lintasan horizon. Bisa juga digunakan untuk
menghindari tali yang sudah friksi. Toleransi terhadap kekuatan tali 50%.
Simpul Nelayan / Fisherman Knot
Untuk menyambung 2 tali yang sama besarnya dan bersifat licin. Toleransi 41% – 50%
1. Simpul Frusik
Simpul yang digunakan dalam teknik Frusiking SRT
2. Simpul Pita
Untuk Menyambung Tali yang sejenis, yang sifatnya licin atau berbentuk pipih
(umumnya digunakan untuk menyambung Webbing)
3. Simpul Italy
Untuk repeling jika tidak ada figure eight atau grigri. Toleransi terhadap kekuatan tali
akan berkurang.
C. Gunung Hutan (GH)
Gunung Hutan merupakan salah satu divisi yang berkegiatan di bidang pendakian
gunung.Mountaineering berasal dari kata “mountain” yang berarti gunung. Mountaineering
adalah kegiatan mendaki gunung dan menyusuri hutan dengan menerapkan materi-materi
yang dibutuhkan selama pendakian.Setelah melakukan kegiatan Rock climbing keesokan
harinya kita melaksanakan kegiatan Gunung Hutan, dalam kegiatan ini kita bermain Kompas
peta atau yang disebut.
a. RESECTION
Adalah cara menentukan tempat kedudukan dengan bantuan
dua atau lebih tanda-tanda medan yang sudah kita ketahui baik medan yang sebenarnya
maupun yang berada di peta. Cara ini untuk menentukan tempat kedudukan kita di peta
Langkah – langkah:
a) Orientasi peta.
b) Perhatikan bentang alam, cari dua atau lebih tanda medan
baik di medan maupun di peta.
c) Bidik semua sasaran (tanda medan yang telah diketahui) dengan kompas, beri tanda/
symbol dan catat sudutnya.
d) Ubah Azimutnya dalam sudut peta.
9
e) Tentukan Back Azimuthnya.
f) Lukislah back azimuthnya ke dalam peta, perpanjang garis lukisnya.
g) Perpotongan dua garis yang yang terbentuk adalah tempat kedudukan yang kita cari.
b.INTERSECTION
Adalah cara menentukan tempat kedudukan suatu benda dengan bantuan dua atau lebih
tanda-tanda medan yang Sudah kita ketahui baik di medan maupun pada peta. Cara ini untuk
menentukan tempat kedudukan suatu benda yang sulit kita jangkau.
Langkah-langkah:
a. Orientasi peta
b. Perhatikan bentang alam, cari dua dua atau lebih tanda
medan yang mudah kita jangkau baik di medan maupun
dipeta. Beri tanda, misalnya A dan B.
c. Bidik sasaran C dari A dengan kompas, catat sudutnya.
d. Ubah Azimuthnya dalan sudut peta
e. Lukis sudut peta, perpanjang garis lukisnya.
f. Pindah ke tempat B, lakukan seperti pada titik A.
g. Perpotongan dua garis yang terbentuk adalah tempat kedudukan yang kita cari.
PETA LAPANGAN
SIMULASI PENENTUAN TEMPAT KEDUDUKAN
Peta lapangan adalah gambaran suatu daerah atau lokasi tertentu yang dibuat dalam
ukuran kecil dengan menggunakan skala tertentu. Dinamakan peta lapangan karena
umumnya daerah/lokasi yang digambar merupakan daerah yang lapang dan biasanya
memiliki bentuk tertentu. Banyak cara yang digunakan untuk membuat peta lapangan, dari
yang paling sederhana sampai dengan menggunkaperalatan yang modern. Dalam hal ini akan
disampaikan dengan cara menggunakan kompas, karena merupakan simulasi untuk
penentuan tempat kedudukan.
Setelah kita mengetahui kedudukan kita didalam peta kita langsung melakukan
pendakian ke atas bukit yang ada pantai kura-kura, kita semua berjalan pertama sesuai arahan
masing-masing tentang tugasnya tetapi pas di tengah perjalanan ada trebell sedikit sehingga
tugasnya secara bergantian, membuka jalur, swiper, pembidik secara macam, dan juga kami
melakukan GPS yaitu rekaman jejak kami disaat melakukan kegiatan tersebut dimana
rekaman jejak sangat penting untuk melakukan kegiatan Gunung Hutan ini.
10
BAB IV
PENELITIAN OBSERVASI
A. Kantong Semar
Kantong Semar atau dalam Bahasa latinnya Nepenthes SP (dalam bahasa inggris
disebut Tropical pitcher plant) adalah genus tanaman yang termasuk dalam famili monotipik.
Tanaman yang terdiri atas sedikitnya 103 spesies ini mempunyai keunikan karena hampir
seluruhnya merupakan tanaman kamivora, pemakan daging. Selain karnivora juga memiliki
keunikan pada bentuk, ukuran, dan corak warna kantongnya. Karenanya tidak sedikit orang
yang memeliharanya. Namun keberadaan Kantong semar (Nepenthes) di habitat aslinya
11
justru terancam kepunahan Bahkan juni 2009 silam, LIPI mengumumkan beberapa spesies
Kantong semar (untuk menghindari perburuan, nama spes esnya dirahasiakan) sebagai
tanaman paling langka di Indonesia.
B. Semut Merah
Semut adalah semua serangga anggota suku Formicidae, bangsa Hymenoptera. Semut
memiliki lebih dari 12.000 jenis (spesies), sebagian besar hidup di kawasan tropika. Sebagian
besar semut dikenal sebagai serangga sosial, dengan koloni dan sarang-sarangnya yang
teratur beranggotakan ribuan semut per koloni. Anggota koloni terbagi menjadi semut
pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Dimungkinkan pula terdapat kelompok semut
penjaga. Satu koloni dapat menguasai daerah yang luas untuk mendukung kehidupan mereka.
Koloni semut kadang kala disebut "superorganisme" karena koloni-koloni mereka yang
membentuk sebuah kesatuan.
Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif kecil, semut termasuk hewan terkuat di dunia.
Semut jantan mampu menopang beban dengan berat lima puluh kali dari berat badannya
sendiri, dapat dibandingkan dengan gajah yang hanya mampu menopang beban dengan berat
12
dua kali dari berat badannya sendiri. Semut hanya tersaingi oleh kumbang badak yang
mampu menopang beban dengan berat 850 kali
berat badannya sendiri. Beberapa jenis semut
sangat dikenal oleh manusia karena hidup
bersama-sama dengan manusia, seperti semut
hitam, semut besar, semut merah, semut api, dan
semut rangrang.
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian,
yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma
(perut). Morfologi semut cukup jelas
dibandingkan dengan serangga lain yang juga
memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai
semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma dan metasoma.
13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari kegiatan gunung hutan ini bahwa kegiatan ini
membuat karakter kita menjadi lebih cerdik dalam berpikir dan menentukan posisi kita
berada dan menguatkan mental di saat berada di hutan dan mengerti apa saja yang harus di
lakukan ketika berada di tengah-tengah hutan.
B. Saran
Saran saya sebagai penulis laporan ini alangkah baiknya kita bersama-sama untuk
membangun kerjasama tim yang lebih baik lagi dan meninggalkan ego masing-masing diri
kita agar menjadikan satu tim ini menjadi lebih solid lagi.
14
LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI
15
Ket. Sesi saat kegiatan Rc
16
Ket. Puncak Bukit Batu bersama rekan 1 Tim PLPA
17