Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA

DI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

SULAWESI TENGAH

SALSA NABILA
E28119175

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PALU

2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

KEGIATAN MERDEKA BELAJAR KAMPUS

MERDEKA (MBKM)

DI BPTP SULAWESI TENGAH

Oleh :
Salsa Nabila
E28119175

Palu, 28 Desember 2021


Ketua Kelti Sumberdaya Dosen Pembimbing Utama
BPTP Sulawesi Tengah

Ir. Saidah, MP Dr. Ir. Rois, M.P


NIP. 19670827 199303 2 001 NIP. 19670129 199403 1 003

Mengetahui:
Ketua Jurusan Agroteknologi/PJ MBKM Kepala Balai Pengkajian Teknologi
Fak. Pertanian, Universitas Tadulako Pertanian Sulawesi Tengah,

Dr. Irwan Lakani, SP, M.Si Dr. Abdul Wahab, SP. MP


NIP.197010152002121001 NIP.197001222007011001

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke Khadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan hidayahNya dan memberi kesempatan dalam menyelesaikan Laporan

Pelaksanaan Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

Penulis mengucapkan terima kasih kepada para pihak yang telah memberi

dukungan moral dan bimbingannya pada kami terkait kegiatan MBKM ini. Ucapan

terima kasih ini ditujukan kepada :

1) Dr.Abdul Wahab, SP,MP selaku Kepala Balai Pengkajian Teknologi

Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah

2) Ir. Saidah, MP selaku Ketua Keltihluhtan Sumberdaya BPTP Sulawesi

Tengah

3) Syamsiyah Gafur, SP.M.Si selaku Sub Koordinator KSPP BPTP Sulawsi

Tengah

4) Dr.Irwan Lakani,S.P.,M,Si selaku ketua Program Studi AgroTeknologi

Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

5) Karyawan dan karyawati BPTP Sulawesi Tengah

6) Orang Tua dan teman-teman yang ikut mendukung kegiatan MBKM ini

hingga selesai.

Disadari laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik

sangat diharapkan

Palu, Januari 2021


Salsa Nabila
iii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR TABEL ii

DAFTAR LAMPIRAN iii

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 2

1.3 Manfaat 2

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian Kampus Merdeka 3

Belajar Kamous Merdeka

(MBKM)

2.2 Program-Program Kampus 4

Merdeka

III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat 5

3.2 Metode Pelaksanaan 5

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kegiatan Magang 6

iv
4.2 Materi 6

1.Sekolah Lapang IP 400 8

2.Jenis-jenis Lahan brdasarkan 9

agroekosistem daan ciri spesifik

3. Teknologi Pengelolaan lahan 10

kering

4. Pengelolaan Lahan basah 11

5. Teknologi pengelolaan lahan 12

sawah irigasi

6. Pemanfaatan bahan organik 13

dalam budidaya tanaman

7. Pemanfaatan limba pertanian 14

terhadap media persemaian

8. Pupuk dan Pemupukan 15

9. Metode Persemaian dengan 16

menggunakan soil blok

10. Cara menghitung dosis pupuk 17

dan praktek PUTS/PUTK

11.Teknologi budidaya bawang 19

merah

12.Teknologi budidaya jagung 20

v
13.Teknologi budidaya padi gogo 22

14. Praktek PUTS 23

15. Teknologi Pengelolaan Lahan 24

Masam

16. Teknologi Budidaya Padi

Sawah Varietas Unggul Baru

(VUB) Dengan Pendekatan

17. Pupuk Organik cair

18. Pengolahan Hasil Pertanian

V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 25

5.2 Saran 25

Daftar Pustaka 26

vi
DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman


1. Materi dan Narasumber MBKM di BPTP Sulawesi Tengah 7
Periode September 2021 sampai Januari 2022
2. Hasil analisis PUTK beberapa areal pertanaman bawang 23
merah di Kab.Sigi

vii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman


1. Lampiran 1a.Penerimaan materi pengolahan bahan organik 28
2. Lampiran 1b.Penerimaan Jenis-jenis Lahan 28
3. Lampiran 1c.persemaian biji bawang merah 29
4. Lampiran 2d.Penerimaan materi Teknologi pengelolaan lahan 29
sawah irigasi
5. Lampiran 2e.Penerimaan materi lahan kering 29
6. Lampiran 2f.Penerimaan materi lahan basah 30
7. Lampiran 3g.Praktek Praktek soil blok 30
8. Lampiran 3h.Penerimaan materi budidaya padi gogo 30
9. Lampiran 3i.Penerimaan materi materi budidaya jagung 31
10. Lampiran 4j.Penerimaan mahasiswa resmi 31
11. Lampiran 4k.Pembrian nutrisi terhadap tanman 31
12. Lampiran 4l.Praktek PUTS 32
13 Lampiram 5m.Turun Ke lapangan bersama kelompok tani 34
Lampiran 5n.Kegiatan Sekolah Lapang
14. Lampiran 5o.Penerimaan mtaeri pupuk organik cair 35
15. Lampiran 5p.Pengambilan sampel 36
16. Lampiran 6q.Sekolah Lapang IP 400s 37
17. Lampiran 6s.Penrimaan materi Teknologi Budidaya Padi
18. Sawah Varietas Unggul Baru (VUB) Dengan Pendekatan

viii
ix
1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kurikulum pembelajaran program studi (prodi) merupakan salah satu kunci

keberhasilan dalam menghasilkan lulusan-lulusan yang siap dalam menghadapi

perkembangan dunia ke depannya. Untuk itu kurikulum haruslah adaptif mengikuti

dinamika perubahan yang terjadi. Demikian halnya dengan perubahan arah kebijakan

pendidikan perguruan tinggi di Indonesia, yang berubah arah pola pikir dari

pendekatan kurikulum berbasis konten yang kaku menjadi kurikulum berbasis

capaian pembelajaran yang adaptif dan fleksibel untuk menyiapkan mahasiswa

menjadi insan dewasa yang mampu berdikari (FISIP Universitas Andalas, 2020).

Tahun 2020, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) merilis

kebijakan Merdeka Belajar–Kampus Merdeka (MB-KM) yang bertujuan memberi

kesempatan mahasiswa menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk

mempersiapkan diri selama berproses di kampus sebelum memasuki dunia kerja.

Kampus Merdeka memfasilitasi mahasiswa memilih mata kuliah sesuai kompetensi

yang dibutuhkan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku. Kebijakan Merdeka

Belajar-Kampus Merdeka sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang

Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

Pengembangan kurikulum dalam konsep Merdeka Belajar Kampus Merdeka

(MBKM), dibutuhkan kerjasama tidak saja antar prodi, fakultas, universitas bahkan

kerjasama antar lembaga pemerintah maupun non pemerintah serta unit kerja yang
1
lebih luaspun dibutuhkan, untuk membuka ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa

dalam menggali ilmu pengetahuan melalui pengalaman-pengalaman belajar,

membangun jaringan, sekaligus meng-eksplore minat dan bakat mereka. Metode ini

diharapkan dapat membantu mempercepat pembentukan karakter mahasiswa yang

kuat, msampu memecahkan masalah dilapangan dan kritis terhadap persoalan-

persoalan yang terjadi di lingkungannya (Kemendikbud, 2020).

1.2 Tujuan

Mendorong mahasiswa untu menguasai berbagai keilmuan untuk bekal


memasuki dunia kerja,memberikan kesempatan kepada masiswa belajar dan
mengembaangkan diri melalui aktivitas diluar kampus untuk menambah wawasan
dan pengalaman serta lebih memahami lagi proses kerja dengan pembelajaran sesuai
bidang.

1.3 Manfaat
a. Mahasiswa dapat mengimplementasikan pengetahuan yang telah diperoleh
dikampus
b. Mahasiswa bebas untuk belajar dari mana saja dan tidak selalu terpaku pada
pembelajaran di kelas.
c. Mahasiswa dapat mengeksplor pengetahuan dan keterampilannya sebagai
bekal untuk menghadapi dunia setelah perkuliahan.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)

Dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya,

dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus

disiapkan untuk lebih gayut dengan kebutuhan zaman. Link and match tidak saja

dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga dengan masa depan yang berubah

dengan cepat. Perguruan Tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan

proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian

pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal

dan selalu relevan.

Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat menjadi

jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di

perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang

inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.

Proses pembelajaran dalam Kampus Merdeka merupakan salah satu

perwujudan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered learning)

yang sangat esensial. Pembelajaran dalam Kampus Merdeka memberikan tantangan

dan kesempatan untuk pengembangan inovasi, kreativitas, kapasitas, kepribadian, dan

kebutuhan mahasiswa, serta mengembangkan kemandirian dalam mencari dan

menemukan pengetahuan melalui kenyataan dan dinamika lapangan seperti

persyaratan kemampuan, permasalahan riil, interaksi sosial, kolaborasi, manajemen

3
diri, tuntutan kinerja, target dan pencapaiannya. Melalui program merdeka belajar

yang dirancang dan diimplementasikan dengan baik, maka hard dan soft skills

mahasiswa akan terbentuk dengan kuat. Program Merdeka Belajar - Kampus

Merdeka diharapkan dapat menjawab tantangan Perguruan Tinggi untuk

menghasilkan lulusan yang sesuai perkembangan zaman, kemajuan IPTEK, tuntutan

dunia usaha dan dunia industri, maupun dinamika masyarakat (Ditjen Dikti, 2020).

2.2 Program-Program MBKM

Berbagai Bentuk Kegiatan Pembelajaran (BKP) sesuai dengan Permendikbud

Nomor 3 Tahun 2020 Pasal 15 ayat 1 dapat dilakukan di dalam program studi, yakni:

1) Magang/praktik kerja di industri atau tempat kerja lainnya,

2) Melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa,

3) Mengajar di satuan pendidikan,

4) Mengikuti pertukaran mahasiswa,

5) Melakukan penelitian,

6) Melakukan kegiatan kewirausahaan,

7) Membuat studi/proyek independen, dan

8) Mengikuti program kemanusiaan

Semua kegiatan MB-KM harus dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen.

Kampus merdeka diharapkan dapat memberikan pengalaman kontekstual lapangan

yang akan meningkatkan kompetensi mahasiswa secara utuh, siap kerja, atau

menciptakan lapangan kerja baru (Kemendikbud, 2020).

4
III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Program MBKM ini dilaksanakan dalam waktu kurang lebih 4 bulan

terhitung mulai tanggal 12 September 2021sampai dengan 28 Januati 2022 rogram

MBKM ini dilaksanakan di BPTP Sulawesi Tengah Desa Maku Kecamatan Dolo

Kabupaten Sigi.

3.2 Metode Pelaksanaan

Metode MBKM dilakukan dengan cara tatap muka dan praktek lapangan.

Narasumber berasal dari peneliti dan penyuluh serta litkayasa BPTP Sulawesi

Tengah.

5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kegiatan MBKM

Kegiatan MBKM diawali penerimaan oleh Kepala BPTP Sulawesi Tengah

(Dr.Abdul Wahab,S.P.,MP) dan dihadiri oleh Kasubag Tata Usaha, Sub Kordinator

Program, Sub Kordinator KSPP dan dosen pembimbing. Penerimaan dilakukan pada

hari Jumat tanggal 15 Oktober 2021 bertempat di ruangan AOR BPTP Sulawesi

Tengah.

4.2 Materi

Pertama kali dilakukan saat kegiatan MBKM adalah Pengenalan struktur

organisasi BPTP. Selanjutnya mahasiswa diarahkan untuk mengikuti materi terkait

teknologi pertanian dan dibarengi praktek lapang. Secara rinci materi yang diberikan

selama mengikuti program MBKM disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Materi dan Narasumber MBKM di BPTP Sulawesi Tengah Periode September 2021

sampai Januari 2022

No. Judul Materi Narasumber

1. Sekolah Lapang Teknologi Budidaya Jagung Ir. Abdi Negara, MP

dan Pengendalian OPT Mendukung Kegiatan

Hilirisasi Inovasi Teknologi IP 400”

2. Jenis-Jenis lahan berdasarkan agroekosistem Muchtar,SP,MP

dan ciri spesifik

3. Teknologi Pengelolaan lahan Kering Dr.Ir.Ruslan Boy,Msi

6
4. Teknologi Pengelolaan lahan Basah Muchtar,SP,MP

5. Teknologi Pengelolaan sawah irigasi Ir.Saidah,MP

6. Pemanfaatan bahan organik dalam Budidaya Andi Nirma Wahyuni,SP

tanaman

7. Pemanfaatan limbah pertanian,untuk media Risna,SP

persemaian

8. Pupuk dan Pemupukan (jenis,Fungsi dan cara Muchtar,SP,MP

pemberian)

9. Metode persemaian dengan menggunakan soil Sugito

blok

10. Cara menghitung dosis pupuk dan paktek Muchtar,SP,

PUTS/PUTK

11. Teknologi budidaya bawang merah Ir.Saidah,MP

menggunakan biji botani

12. Teknologi budidaya padi gogo Dr.Ir.Ruslan Boy, Msi

14. Teknologi budidaya jagung Risna ,SP

15. Pemanfaatan Mulsa dalam budidaya Tanaman Andi Nirma Wahyuni,SP

16. Teknologi budidaya Padi sawah Varietas Basrum, SP., M.Si

Unggul Baru (VUB) dengan pendekatan PTT

7
17. Pupuk Organic Cair Pujo Haryono,S.ST

1) Sekolah Lapang IP 400

Sekolah lapang(SL) bertemakan “Teknologi Budidaya Jagung dan

Pengendalian OPT Mendukung Kegiatan Hilirisasi Inovasi Teknologi IP

400”, bertempat di Desa Kaleke.

Hilirisasi Pertanian dapat diartikan sebagai suatu proses pengolahan

produk pertanian melalui industri yang dikenal dengan Agroindustri.

Kegiatan sekolah lapang Teknologi Budidaya jagung dan pengendalian OPT

terdiri atas arahan sekaligus penjelasan kepada kelompok tani tentang

pengendalian OPT.

2) Jenis-jenis Lahan Berdasarkan agroekosistem dan ciri spesifik

Lahan diartikan sebagai lingkungan fisik yang terdiri atas

iklim,relief,tanah,air dan vegetasi serta benda yang diatasnya sepanjang ada

pengaruhnya terhadap penggunaan lahan,termasuk didalamnya hasil kegiatan

manuasia dimasa lalu dan sekarang seperti hasil reklamasi laut,pembersihan

vegetasi dan juga hasil yang merugikan seperti yang tersalinasi. Berikut ini

adalah penjelasan dua macam bentuk fisik dan ekosistem lahan

pertanian,yaitu:

8
a) Lahan Basah

Lahan basah (wetland) dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah

yang tergenang air, baik secara alami alami maupun buatan, tetap atau

sementara, mengalir atau tergenang, tawar asin atau payau,termasuk di

dalamnya wilayah laut yang memiliki kedalaman kurang dari 6 m ketika air

surut paling rendah.Lahan Basah memiliki jenis-jenis,diantaranya ada

sawah,rawah,hutan mangrove,terumbu karang,padang lamun,danau,dan

sungai.

Ciri pertanisan lahan basah

a. Memiliki kadar air yang tinggi

b. Memiliki Tekstur Tanah Lunak dan Terkadang Berliat

c. Merupakan Daerah Pertanian yang Subur

d. Memiliki Muka Air Tanah yang Dangkal

e. Habitat Hidup Berbagai Tumbuhan Air Maupun Tumbuhan Bakaus

Tanah yang banyak mengandung air biasanya adalah tanah yang subur

dikarenakan telah terjadi penumpukan bahan organik dalam kurun waktu

yang panjang sehingga bahan etrsebut telah terdekomposisi.

b) Lahan Kering

Lahan kering adalah lahan yang digunakan untuk usaha petanian dengan

menggunakan air secara terbatas dan biasanya mengharapkan dari curah

hujan. Lahan ini memiliki kondisi agro-ekosistem yang beragam, umumnya

9
berlereng dengan kondisi kemantapan lahan yang kurang atau peka terhadap

erosi terutama bila pengolahannya tidak memperhatikan kaidah konservasi

tanah.

Ciri pertanian lahan kering

a. Pada pertanian lahan kering, sudah pasti ciri yang pertama yaitu memiliki

lahan yang tidak basah, karena hanya menggunakan air hujan dalam proses

budidaya tanaman dan hujan yang turun hanya pada musim tertentu serta

intensitasnya cukup rendah

b. Biasanya pertanian lahan kering banyak ditemukan pada daerah yang

beriklim tropis

c. Karena hujan yang turun relative rendah, maka ketersediaan airpun juga

cukup terbatas

3) Teknologi Pengelolaan Lahan Kering

Lahan Kering yang ditandai dengan rendahnya curah hujan,lahan

kering juga memiliki jenis tanah yang kontur.Ciri-ciri lahan yang kering

yaitu suhu udara yang tinggi dan kelembapannya rendah,memiliki kadar air

yang terbatas.

Teknologi pengelolaan lahan kering yang umum dilakukan meliputi :

(1).Tindakan konservasi tanah dan air, bertujuan untuk melindungi tanah

terhadap kerusakan yang ditimbulkan oleh butir-butir air hujan yang

jatuh, memperlambat aliran permukaan (run off), memperbesar

10
kapasitas infiltrasi dan memperbaiki aerasi serta memberikan

penyediaan air bagi tanaman,Pada lahan kering, tindakan konservasi

lebih ditujukan pada upaya mengurangi erosi dan kehilangan unsur

hara.

(2).Pengelolaan kesuburan tanah (pengapuran/pemberian kapur,

pemupukan dan penambahan bahan organik, dan Pengapuran harus

dilakukan secara tepat sesuai dengan kebutuhannya.

(3). Pemilihan jenis tanaman pangan (tanaman berumur pendek tahan

kekeringan merupakan pilihan yang tepat untuk dilakukan pada

wilayah yang beriklim kering).

4) Pengelolaan Lahan Basah

Lahan Basah adalah daerah-daerah rawa, payau, lahan gambut, dan

perairan tetap atau sementara dengan air tergenang atau mengalir baik tawar,

payau, atau asin termasuk wilayah perairan laut dengan kedalaman tidak lebih

dari 6 m pada waktu surut Lahan basah memiliki karakter khusus yang identik

dengan air. Fungsi lahan basah tidak hanya untuk sumber air minum dan

habitat beraneka ragam makhluk, tapi memiliki fungsi ekologis seperti

pengendali banjir, pencegah intrusi air laut, erosi, pencemaran, dan pengendali

iklim global.

Sifat tanah dan air pada lahan basah berkaitan dengan tanah sulfat

masam dengan senyawa pirit, tanah gambut, air pasang besar dan kecil, ke

11
dalam air tanah, kemasaman air yang menggenangi lahan. Oleh karena itu,

pengelolaan lahan basah harus memerhatikan pengelolaan tanah dan air.

Tujuan pengelolaan lahan dan air adalah untuk mengatur pengoptimalan

pemanfaatan sumber daya lahan. Memaksimalkan hasil produksi pertanian

lahan basah harus didukung dengan mempertahankan ke- lestarian ekosistem

lahan itu sendiri. Upaya pelestari- an dilakukan dengan menerapkan sistem

usahatani berkelanjutan dengan menggunakan bahan-bahan organik.

Penggunaan pupuk dan pestisida organik diharapkan akan mengurangi jumlah

penggunaan pupuk dan pestisida berbahan kimia.

5) Teknologi Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi

Mengelola tanah sebelum ditanami padi, harus dimulai dengan

mencangkul atau mentraktor telebih dahulu, dan diberi air agar dapat

ditanami. Pengelolaan pertama diawali dari persemaian dibajak memakai

mesin bajak atau juga bisa memakai kerbau setelah itu dibiarkan selama 2-3

hari biasanya juga ada yang sampai 15 hari.Pengelolaan dengan cara modern

menggunakan mesin bajak.

Sawah irigasi yaitu, yang sumber irigasinya dari sungai yang selalu tersedia

sepanjang tahun.Lahan sawah juga untuk kegiatan pertanian tetapi

penggunaanya airnyasangat terbatas.Lahan Pertanian sawah yang berpetak-

petak terus dibatasi oleh pematang,irigasi itu sendiri juga mempunyai

manfaat yaitu untuk mengairi peraiaran.Adapun macam-macam irigsi

12
diantaranya,Status jaringan irigasi,Tingkat Teknis,Aplikasi Air,Sumbr

air,Teknis pemberian air,dan tujuan pembeian air

6) Pemanfaatan Bahan Organik Dalam Budidaya Tanaman

Bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di

dalam tanah yang telah mengalami lebih dari separuh dekomposisi. Kadar

BOT 3-5% → <2% (rata-rata BOT lahan pertanian).

A .fungsi bahan organik

-sumber makanan dan energi bagi mikroorganisme

-Membantu keharaan tanaman

-Menyediakan zat-zat yang dibutuhkan dalam pembentukan agregat

agregat tanah

-Memperbaiki kapasitas mengikat air dan melewatkan air

-Membantu dalam pengendalian erosi

B. Sumber Bahan Organik

-Sisa Tanaman

-Pupuk Hijau

-Kompos

-Limbah Industri

-Pupuk Kandang

Bahan Organik ini juga sebagai Perbaikan keseimbangan ketersediaan

air, udara dan unsur hara,Meningkatkan Kesuburan Tanah,Pertumbuhan

13
Tanaman Optimal,Meminimalisir Penggunaan bahan kimia,Meminimalisir

kerusakan lahan dan lingkungan

7) Pemanfaatan Limbah Pertanian Untuk Media Persemaian

Bahan yang merupakan buangan dari proses perlakuan atau

pengolahan dalam memperoleh hasil utama dan hasil samping.Limbah

pertanian antara lain berupa kotoran ternak, jerami padi, jerami kacang-

kacangan, serasah dan ranting tumbuhan.

-Limbah cair: Hasil pencucian atau proses Produksi pangan. Dari ternak

berupa urine

-Limbah Padat: Limbah pra panen, panen dan pasca panen maupun industri

pertanian yang mempunyai bentuk padat atau bisa dipegang. Limbah

Ternak berupa kororan padat Ternak. Limbah Padat bersifat organik.

-Limbah Gas: Limbah yang disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai

hasil aktivitas manusia yang berbentuk molekul- molekul gas. Pembakaran 

pabrik, asap pabrik sisa produksi, asap- asap kendaraan,  asap- asap mesin.

Dampak yang ditimbulkan Pencamaran udara, Tanah dan air seperti

Global warming, Emisi karbon, Hujan asam

-Limbah Pertanian sebagai media tanam: Sekam,Abu sekam,dan Arang

sekam

14
8) Pupuk dan Pemupukan (jenis,fungsi dan pemberian)

Pupuk adalah Bahan/Unsur-unsur dalam bentuk senyawa Kimia

Organik maupun anorganik yang berguna untuk tanah & nutrisi tanaman.

Pengaplikasian bahan/unsur-unsur kimia organik maupun anorganik yang

ditujukan untuk memperbaiki kondisi kimia tanah dan mengganti

kehilangan unsur hara dalam tanah serta bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan

produktifitas tanaman

Lima cara yang tepat memupuk antara lain:

-Tepat Jenis : Jenis pupuk disesuaikan dengan unsur hara yg dibutuhkan

tanaman.

-Tepat Dosis : Pemberian pupuk harus tepat takarannya, disesuaikan dgn

jumlah unsur hara yg dibutuhkan tanaman pada setiap fase pertumbuhan

tanaman.

-Tepat Waktu : Harus sesuai dgn masa kebutuhan hara pd setiap fase/umur

tanaman, dan kondisi iklim/cuaca (misal :

(a) pemupukan yg baik jika ilakukan di awal musim penghujan atau akhir

musim kemarau

(b) pengaplikasian PPC sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum jam 11

siang)

15
-Tepat Cara : Cara pengaplikasian pupuk disesuaikan dengan bentuk fisik

pupuk, pola tanam, kondisi lahan dan sifat2 fisik , kimia tanah & biologi

tanah.

-Tepat Sasaran : Pemupukan harus tepat pada sasaran yg ingin dipupuk,

misal;

-Jika yg ingin dipupuk adalah tanaman, maka pemberian pupuk harus berada

didalam radius daerah perakaran tanaman, dan sebelum dilakukan

pemupukan maka areal pertanaman harus bersih dari gulma-gulma

pengganggu.

-Jika pemupukan ditujukan untuk tanah, maka aplikasinya dilakukan pada

saat pengolahan tanah, dan berdasarkan pada hasil analisa kondisi fisik &

kimia tanah

9) Metode Persemaian dengan menggunakan soil blok

Pesemaian merupakan salah satu tahapan penting dalam budidaya

tanaman yang mengharuskan untuk itu.Banyak cara yang biasa dilakukan

dalam pesemaian, diantaranya metode sebar, menggunakan polybag, plastik

es mambo, daun pisang, dan lainnya.Saat ini telah dikembangkan metode

pesemaian dengan menggunakan alat bantu yang hasilnya nanti akan

menjadi blok atau kotak tanah, atau yang biasa diistilahkan soil

block.Alatnya terbuat dari aluminium, dimana terdapat kotak berbentuk segi

16
empat dan ditengahnya diberi besi bulat yang fungsinya sebagai lubang

tanam.

Seperti beberapa waktu lalu kami menggunakan soil blok ini untuk

membantu menanami benih selada. Kami menyiapkan tanah,arang

sekam,lalu dicampurkan dengan pupuk kandang dan pupuk grower

kemudian dicampuri air,diaduk hingga sedikit padat setelah itu taburkan

tanah tersebut ke permukaan soil blok dengan menekan hingga separuh

tanahnya tadi akan merekat ke kotak-kotaknya yang berjumalah 50

lubang,setelah itu menaburkan satu-satu benih seladah tersebut hingga

tersanggupi 50 lubang tersebut,dan kemudian dimasuka ke green house

10) Cara Menghitung Dosis Pupuk

-Perhitungan Kebutuhan Pupuk

1.Menghitung Pupuk per Hektar

Direkomendasikan dosis :

120 kg N, 90 kg P2O5 dan 50 kg K2O

Pupuk yang tersedia : Urea, TSP dan KCl

(Urea 45%N, TSP 46%P2O5, KCl 60%K2O)

Perhitungannya:

Urea : 120/45 x 100 = 266,7 kg

TSP : 90/46 x 100 =195,65 kg

KCl : 50/60 x 100 = 83,3 kg

17
2.Menghitung Pupuk per Luas Tertentu

Luas sawah 750 m2: Dosis pemupukan

120 kg N, 90 kg P2O5 dan 50 kg K2O

Pupuk yang tersedia : Urea, TSP dan KCl

Perhitungannya:

Urea : 750/10.000 x (120/45 x 100) = 20 kg

TSP : 750/10.000 x (90/46 x 100) = 14,6 kg

KCl : 750/10.000 x (50/60 x 100) = 6,25 kg

3.Menghitung Pupuk Bila Tersedia: Pupuk Majemuk

Pupuk untuk tanaman kedelai : dosis 1 hektar

60 kg N, 100 kg P2O5 dan 50 kg K2O

Pupuk yang tersedia : pupuk majemuk NPK 15-15-15

Urea (45 % N), TSP (46 % P2O5 )

Perhitungannya:

Penuhi kebutuhan untuk dosis yg besarnya sama besarnya dg pupuk

majemuk NPK 15-15-15

Dosis per hektar : 60 kg N, 100 kg P2O5 dan 50 kg K2O

Dipenuhi dg NPK : 50 kg N, 50 kg P2O5 dan 50 kg K2O

Sisanya dicukupi dg pupuk tunggal : 10 kg N, 50 kg P2O5

18
Jadi kebutuhan masing-masing :

NPK 15-15-15 : 50/15 x 100 kg = 333,3 kg

Urea : 10/45 x 100 kg = 22,2 kg

TSP : 50/46 x 100 kg = 108,7 kg

11) Tehknologi Budidaya Bawang Merah Menggunakan Biji Botani

Umumnya bawang merah diperbanyak secara vegetatif dengan

menggunakan umbi sebagai benih. Benih berupa umbi mempunyai

kelemahan, yaitu tidak tahan simpan sehingga setelah musim tanam off-

season atau musim hujan, penyediaan benih untuk musim berikutnya

menjadi terbatas.

Salah satu alternatif teknologi yang potensial untuk dikembangkan

dalam upaya mengatasi perbenihan bawang merah di Indonesia adalah

dengan penggunaan biji botani (TSS= True Shallot Seed).Pengembangan

teknik produksi TSS lebih diarahkan ke agroekosistem lahan kering di

dataran tinggi. Dataran tinggi (suhu 16-18 C) merupakan lokasi yang sesuai

untuk meningkatkan pembungaan bawang merah,Varietas bawang merah

yang berpotensi sebagai sumber induk TSS adalah Bima Brebes, Katumi,

Sembrani, dan Trisula, Kelebihan TSS ini juga hanya perlu 4-6 kg /

ha,mudah penyimpanan dan pendistribusiannya,tidak ada dormansi

benih,tanaman lebih kuat dan sehat,dan ada juga kekurangan dari TSS ini

ialah harus disemai terlebih dahulu walaupun dapat dengan tabela, umur di

19
lapangan lebih lama (4-5 bln) tergantung varietas,dapat disimpan dalam

jangka waktu lama (sd 2 tahun)

Budidaya bawang merah dengan menggunakan TSS dapat dilakukan

melalui beberapa cara, yaitu penanaman TSS langsung di lapangan,

penyemaian TSS terlebih dahulu untuk mendapatkan bibit (seedling), dan

pembuatan umbi mini (set), yaitu umbi bibit mini (< 3 g/umbi) yang berasal

dari TSS. Penanaman bawang merah dilakukan di lahan yang telah dikelola

sebelumnya. Umbi bawang merah divernalisasi (5–10 hari sebelum

penanaman) dan direndam dengan larutan 150 ppm GA3 (Grow Quick)

selama 30 menit sebelum ditanam.Lahan sebelumnya digemburkan dan

dibuat bedengan kemudian diberi campuran dolomit dan kompos. Melalui

penyemaian, penggunaan TSS yang diperlukan lebih hemat, bibit lebih kuat

dan lebih tegar, sedangkan penanaman dengan umbi mini relatif lebih mahal,

tetapi dengan cara ini menghasilkan tanaman yang lebih kuat dan lebih

sehat, masa pertumbuhan lebih pendek, dan hasil lebih tinggi dan tidak

banyak merubah sistem produksi bawang merah petani

Adapun Kelemahan menanam menggunkan benih umbi bawang diantaranya:

-Adanya masa dormansi(2-3 bulan)

-Tidak Tahan disimpan

-perlu perawatan intensif digudang penyimpanan,untuk mempertahankan

mutu benih.

20
12) Teknologi Budidaya jagung

a.Penyiapan Lahan dan Penanaman

Sebelum penanaman, tanah hendaknya diolah sedalam 15 – 20 cm untuk

menggemburkan tanah, memperbaiki drainase, mendorong aktivitas mikroba

tanah sekaligus mematikan gulma. Pada tanah gembur/ringan sistim tanpa

olah tanah (TOT) juga dapat diterapkan. Penanaman dilakukan dengan cara

ditugal sedalam 5 cm. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 75 cm x 20 cm

untuk 1 tanaman per lubang atau 75 cm x 40 cm untuk 2 tanaman per

lubang. Setelah benih ditanam, sebaiknya ditutup dengan pupuk kandang

atau tanah

b.Pemupukan dan Penyiangan

Hara yang cukup diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, dimulai dari

pertumbuhan vegetatif sampai dengan keluar malai. Untuk mendukung

kegiatan fotosintesis agar hasil panen tinggi, diperlukan pemupukan yang

tepat waktu. Takaran pupuk yang dianjurkan adalah ± 250 kg urea/ha +

ponska 300 kg/ha. Pupuk diberikan 2 kali, pertama: 7 – 10 hari setelah

tanam dengan dosis 300 kg ponska/ha; dan kedua: 30 – 35 hari setelah

tanam dengan dosis 250 kg urea/ha. Pupuk diberikan dalam lubang/larikan +

10 cm di samping tanaman dan ditutup dengan tanah. Penyiangan dilakukan

dua kali; pertama pada umur 15 hari setelah tanam (hst) dan kedua pada

umur 28-30 hst sebelum pemupukan kedua.

21
c.Pengairan

Jagung membutuhkan air yang cukup untuk mendukung proses fotosintesis

sehingga pengisian biji menjadi optimal. Khusus pada pertanaman musim

kemarau atau saat tidak ada hujan, disarankan untuk mengairi tanaman pada

saat sebelum tanam, 15 hst, 30 hst, 45 hst, 60 hst, dan 75 hst (6 kali

pemberian). Sumber air dapat berupa irigasi permukaan atau air tanah

dangkal (sumur) dengan pemompaan.

d.Pengendalian Hama Penyakit

Salah satu kunci sukses budidaya jagung adalah terbebasnya pertanaman dari

serangan hama/ penyakit. Penyakit utama jagung adalah bulai. Selain

perlakuan benih, penyakit bulai juga dapat dicegah dengan perbaikan

sanitasi lingkungan pertanaman karena jenis rumput-rumputan dapat menjadi

inang bulai. Rotasi tanaman dengan tanaman selain jagung juga dapat

dilakukan untuk memutus inokulum bulai. Adapun hama utama jagung

adalah penggerek batang yang dapat dikendalikan dengan pemberian

insektisida Carbofuran (Furadan 3G) melalui pucuk tanaman (3-4

butir/tanaman).

22
e.Panen

Jagung dapat dipanen ketika kelobot sudah mengering dan berwarna coklat

muda, biji mengkilap, dan apabila ditekan dengan kuku tidak membekas.

Umur panen bervariasi antara 80-105 hst. Setelah panen diperlukan

pengeringan yang cukup sebelum jagung dipipil agar biji tidak retak/pecah.

13) Teknologi Pengelolaan Lahan Masam

Tanah masam merupakan tanah yang ber-pH rendah, pH-nya kurang dari
6.Semakin rendah nilai pH suatu tanah maka tingkat kemasaman tanah
tersebut semakin tinggi. Penyebab tanah bereaksi masam atau ber-pH rendah
adalah karena minimnya unsur Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO). Tanah
organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa
asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik.
Kendala utama bagi pertumbuhan tanaman pada tanah masam adalah
keracunan Al, Fe, dan Mn. Tingginya kandungan unsur-unsur tersebut akan
berbahaya bagi akar dan menghambat pertumbuhan akar serta translokasi P
dan Ca ke bagian tanaman. Tanah yang masam umumnya akan menurunkan
tingkat produktivitas lahan untuk beberapa jenis tanaman pangan utama
seperti padi, jagung, dan kedelai. Selanjutnya ada dua macam jenis tanah
masam di Indonesia.

14) Teknologi Budidaya Padi Gogo

Padi gogo adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya

meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen

teknologi secara partisipatif bersama petani.

23
A. Persyaratan Tumbuh padi Gogo

Sumber pengairan tanaman padi gogo bergantung sepenuhnya pd hujan,

baik jumlah maupun distribusinya tanaman padi gogo membutuhkan curah

hujan > 200 mm/bulan yg berlangsung secara berurutan minimal selama 4

bulan.Tanaman padi gogo yg tumbuh pd musim berawan dan suhu 24-

260C umumnya memberikan hasil tinggi.Radiasi matahari yg diharapkan

mencapai 16,5 kcal/cm² pd fase pengisian sampai fase pemasakan gabah

jarang terjadi.

B.Teknologi Budidaya Padi Gogo

1.Lahan dan pengolahan tanah

2.Pemilihan Varietas Unggul dan Benih yang Bermutu

3.Penanaman

4.Pemupukan

5.Penyiangan

6.Pengendalian Hama dan Penyakit

7.Panen

8. Penanganan Pascapanen

15) Praktek PUTS

24
Alat yang digunakan dalam analisis tanah yaitu bor tanah. Ember, satu

set alat PUTS (tabung reaksi volume 10 ml sebanyak 16 buah, sendok

stainles, pengaduk kaca, rak tabung, tissue, sikat pembersih tabung reaksi).

Bahan yang digunakan yaitu, plastik, spidol, tanah, karet, dan satu paket

bahan PUTS ( pereaksi N-1,N2, P-1,P-2,K-1,K2,K3, dan pH-1, pH-2 ,

Aquadest) dan satu set bagan warna (N tanah, P tanah, K tanah, dan pH

tanah).

Berdasarkan analisis yang dilakukan diperoleh hasil sebagaimana disajikan

pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil analisis PUTS beberapa areal pertanaman bawang merah di

Kab. Sigi

No Lokasi Hasil Analisis

N P K pH

1. Potoya Rendah Tinggi Sedang Agak basah

2. Kaleke Sedang Tinggi Rendah Agak

masam

3. Sibonu Sedang Tinggi Rendah Agak

masam

4. Rarapadende Rendah Tinggi Rendah Agak

masam

25
Berdasarkan Tabel 2. dapat disimpulkan bahwa di Desa Potoya memiliki

status hara N rendah, P tinggi, K sedang dan pH agak basa. Didesa Kaleke

memiliki status hara N Sedang, P tinggi, K rendah, dan pH agak masam. Di

Desa Sibonu memiliki status hara N sedang, P tinggi, K rendah, pH agak

masam, dan di Desa Rarampadende memiliki unsur hara N rendah, P tinggi, K

rendah, pH agak masam. Hasil yang di dapatkan di ambil setelah selesai masa

tanam

16. Teknologi Budidaya Padi Sawah Varietas Unggul Baru (VUB) Dengan
Pendekatan

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)

Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Merupakan inovasi baru untuk


memecahkan kebekuan peningkatan produktivitas Padi. Teknologi
intensifikasi Padi bersifat spesifik lokasi, bergantung pada masalah yang akan
diatasi. Komponen teknologi PTT ditentukan bersama-sama Petani. Berikut
beberapa tujuan dari PTT, diantaranya yaitu :

1. Meningkatkan produksi dan produktivitas Padi

2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahtraan Petani

3. Kemantapan sistem produksi Padi

Penerimaan materi tentang teknologi budidaya padi sawah VUB dengan


pendekatan PTT

17) Pupuk Organik Cair (POC)

Pupuk organik cair adalah pupuk yang tersedia dalam bentuk cair, POC

dapat diartikan sebagai pupuk yang dibuat secara alami melalui proses

fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan dari sisa


26
tanaman, maupun kotoran hewan atau manusia. Bagi sebagian orang pupuk

organik cair lebih baik untuk digunakan karena terhindar dari bahan-bahan

kimia/sintetis serta dampak yang baik bagi kesehatan. Pupuk organik cair

terdiri dari mikroorganisme yang berperan penting dalam membantu

pertumbuhan tanaman.

Pupuk organik cair yang berasal dari urine sapi dinamakan bio-urine.

Bio-urine merupakan urine yang diambil dari ternak ruminansia seperti sapi,

kerbau, kambing dan lainnya yang dilakukan fermentasi untuk digunakan

sebagai pupuk tanaman yang ramah lingkungan. Pupuk organik cair

mempunyai beberapa manfaat di antaranya dapat mendorong dan

meningkatkan pembentukan klorofil daun dan pembentukan bintil akar pada

tanaman leguminosae, sehingga meningkatkan kemampuan fotosintesis

tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor

tanaman, sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya

tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca, dan serangan patogen

penyebab penyakit, merangsang pertumbuhan cabang produksi, serta

meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta mengurangi

gugurnya daun, bunga, dan bakal buah.

Penggunaan pupuk organik cair (POC) menjadi salah satu alternatif

untuk mengurangi pengunaan bahan kimia dalam budidaya pertanian. Pupuk

27
organik cair merupakan larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang

berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan (urine) yang memiliki beberapa

kandungan unsur hara

18). Pengolahana Hasil Pertanian

Daun kelor dikatakan layak panen setelah tanaman mengalami pertumbuhan

1,5 - 2 meter. Proses Panen dilakukan dengan cara melakukan pemetikan pada

bagian batang daun dari cabang atau dengan memotong cabang daun kelor

berjarak 20 - 40 cm di atas tanah. Fungsi daun kelor sendiri secara tradisional

telah banyak diolah sebagai sayur hingga dikembangkan menjadi produk pangan

modern seperti Minuman Kesehatan yang terbuat dari Sari Pati kelor, Selain itu,

jika daun kelor tersebut dibuat ekstrak maka dapat berfungsi sebagai antibakteri

(Krisnadi, 2015).

Sari pati kelor dibuat dengan cara kelor diblender dengan penambahan air

sebanyak 200ml. Kelor yang digunakan yang masih berusia sekitar 2-3 bulan

atau kelor yang masih muda kemudian hasil blender kelornya disaring dan yang

diambil hanya sari pati kelor.

Tahap yang paling penting yaitu pembuatan jelly kelor, jelly dibuat dengan

cara sari pati kelor yang telah disaring lalu dicampur dengan jelly kemudian

ditambahkan gula sebanyak 1sdm kemudian dimasak selama 5-10 menit. Setelah

masak kemudian ditiriskan dicetakan untuk didingin kan sampai membentuk

jelly atau agar-agar yang siap dipotong dadu.


28
Proses pembuatan Air campuran jelly kelor yaitu dengan pemerasan jeruk

manis lalu dicampurkan dengan sirup lemon marjan. Jeruk manis dan sirup

marjan sebagai penunjang dari jelly kelor.

Gambar 4. Proses pembuatan Minuman campuran jelly

V. KESIMPULAN DAN SARAN

29
5.1 Kesimpulan

1) Mahasiswa MBKM di BPTP Sulteng telah menerima Pembelajaran dalam

bentuk tatap muka dan praktek lapang.

2) Mengikuti kegiatan para Penyuluh Turun langsung ke kelompok Para Petani

3) Jumlah materi sebanyak 17 (tujuh belas) judul dengan narasumber berasal

dari Peneliti, Penyuluh dan Litkayasa.

5.2 Saran

Agar pelaksanaan MBKM terarah, maka diperlukan jadual yang

komprehensif selama masa MBKM agar tidak banyak waktu yang terbuang

dan selalu tepat waktu dalam menjalankan aktivitas.

DAFTAR PUSTAKA

30
Ditjen Dikti, 2020. Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

FISIP Universitas Andalas, 2020. Laporan Akhir Program Studi Menerapkan Kerja
sama Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. FISIP Universitas Andalas

Kemendikbud, 2020. Mendikbud Luncurkan Empat Kebijakan Merdeka Belajar:


Kampus Merdeka. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta.
Krisnadi, D.A. 2015. Kelor Super Nutrisi. Kelorina.com. [Online]. Tersedia:
Https://www.google.com/Html [15 Desember 2019]

31
LAMPIRAN

Dokumentasi dari semua kegiatan selama berada di BPTP Sulawesi Tengah

Lampiran 1a. Penerimaan materi pengolahan bahan organik

Lampiran 1b. Penerimaan Jenis-jenis lahan

Lampiran 1c.Persemaian biji bawang Merah

32
Lampiran 2d. penerimaan materi Teknologi pengelolaan lahan sawah irigasi

Lampiran 2e.penerimaan materi lahan kering

Lampiran 2f.Penerimaan materi lahan basah

33
Lampiran 3g.Praktek Soil blok

Lampiran 3h.Penerimaan materi budidaya padi gogo

Lampiran 3i.penerimaan materi budidaya jagung

34
Lampiran 4j.Penerimaan Masiswa secara resmi

Lampiran 4k.Pemberian Nutrisi terhadap tanaman

Lampiran 4l.Praktek PUTS

35
Lampiran 5m..Turun ke lapangan bersama kelompok tani

Lampiran 5n.Kegiatan sekola lapang

Lampiran 5o.Penerimaan materi POC

36
Lampiran 6p.Pengambilan sampel tanah

Lampiran 6q.Sekolah Lapang IP 400s

Lampiran 6s.Penrimaan materi Teknologi Budidaya Padi Sawah Varietas Unggul Baru
(VUB) Dengan Pendekatan

37

Anda mungkin juga menyukai