Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa kanak-kanak merupakan masa yang sangat penting dalam

pembentukan karakter serta kepribadian setiap individu. Pada masa ini peran orang

tua memiliki pengaruh yang sangat besar untuk membentuk karakter anak yang

cerdas dan berakhlak mulia. Hal tersebut memiliki alasan logis karena orang tua

atau keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak untuk mendapatkan

pendidikan dan pengarahan yang mendasar tentang kehidupan. Dalam

melaksanakan tugasnya tentu para orang tua menghadapi sejumlah hambatan dan

permasalah, salah satunya adalah tentang bagaimana strategi pendidikan dan

pengajaran yang efektif untuk anak. Untuk memberikan solusi atas permasalahan

tersebut perlu adanya penelitian mendalam tentang hal-hal yang terkait dengan

pendidikan dan pengajaran bagi anak.

Realitas di berbagai belahan dunia khususnya di Indonesia, pendidikan dan

pengajaran bagi anak penting untuk pembentukan karakter anak yang tidak hanya

cerdas secara intelektual namun juga memiliki akhlak yang mulia. Masih tingginya

tindak kejahatan yang dilakukan oleh anak maupun remaja seperti seks dibawah

umur, pencurian, tawuran dan lain sebagainya, menunjukan semakin pentingnya

pembentukan karakter terpuji. Tindak kejahatan yang dilakukan oleh orang dewasa

tidak terlepas dari pentingnya pendidikan nilai di masa kanak-kanak. Tidak jarang

dijumpai pemberitaan di media masa, seorang yang berpendidikan akademik tinggi

1
2

namun melakukan tindak pelanggarang yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang

berlaku di masyarakat seperti tindakan korupsi, pelecehan seksual, dan lain-lain.

Maka siapakah yang patut bertanggung jawab? Tentunya semua pihak. Para

orangtua, pemerintah bahkan para ilmuan sekalipun bertanggung jawab dalam

menyukseskan pendidikan dan pengajaran terhadap anak.

Dalam rangka menyukseskan pendidikan dan pengajaran bagi anak

sebetulnya sastrawan telah membantu para orangtua sejak jauh hari. Hal tersebut

direalisaikan melalui karya-karyanya seperti lagu, fabel, cerpen dan lain-lain. Karya

sastra yang dibuat oleh sastrawan dengan memperhatikan karakteristik dan

kebutuhan anak dapat membantu para orang tua menarik perhatian sang anak,

sehingga dapat dengan mudah menjalin komunikasi yang baik dengan buah hati

mereka sejak dini. Selain itu, karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai

pendidikan dan pengajaran yang mudah diserap oleh anak, dapat menunjang

terbentuknya karakter anak yang cerdas dan berakhlak mulia.

Salah satu karya sastra untuk anak yang menarik dan penting untuk diteliti

adalah cerita pendek berjudul “Al-‘Arondas” karya Kamil Kailani, seorang pioner

sastra anak yang mendapat banyak penghargaan dan karya-karyanya telah

diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Cerpen ini dipandang sebagai karya sastra

yang mengandung nilai-nilai pendidikan.

Sastra dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan,

karena sastra berbicara terkait hidup dan kehidupan manusia bahkan hal-hal yang

tidak dibahas pada disiplin ilmu yang lain dibahas dalam sastra.
3

Menurut Mangunwijaya (1982 : 7) di samping penelitian ilmiah untuk

memahami dan menolong manusia serta masyarakat, dunia sastra masih memegang

peran yang vital, khususnya dalam dimensi-dimensi yang begitu dalam seperti

religiusitas manusia, yang menentukan sikap kita terhadap diri sendiri, buah buah

sastra mengisi apa yang tidak mungkin diisi oleh ilmu pengetahuan dan ikhtia-

ikhtiar kemanusiaan lain. Khususnya dalam pengolahan religius manusia yang

lazimnya hanya dapat dikomunikasikan melalui bahasa lambang dan persentuhan

cita rasa, sarana sastra sangat bermanfaat.

Terkait peran sastra dalam pembelajaran bagi peserta didik atau anak-anak,

Tarigan (1995:10) mengungkapkan bahwa satra sangat berperan dalam pendidikan

anak yaitu dalam (1) perkembangan bahasa, (2) perkembangan kognitif, (3)

perkembangan kepribadian, dan (4) perkembangan sosial.

Dalam perkembangan bahasa anak secara langsung maupun tidak langsung,

setelah membaca atau menyimak karya sastra, kosa kata mereka bertambah. Hal ini

dapat meningkatkan keterampilan berbahasa anak. Pengalaman-pengalaman yang

diperoleh dari membaca atau menyimak karya sastra dapat memotivasi serta

menunjang perkembangan kognitif atau penalaran anak. Dengan begitu kepribadian

anak akan jelas saat mereka mencoba memperoleh kemampuan untuk

mengekpresikan emosi, empatinya terhadap orang lain dan mengembangkan

perasaannya mengenal harga diri jati dirinya. Dengan demikian anak dapat hidup

bermasyarakat dan memiliki budi pekerti yang baik pula.

Berdasarkan pemaparan di atas kita dapat memahami seberapa besar peran

sastra dalam menyukseskan pendidikan dan pengajaran terhadap anak. Oleh sebab
4

itu penulis menetapkan judul untuk penelitian ini “Strategi Pendidikan Terhadap

Anak Dalam Cerpen Al-‘Arondas Karya Kamil Kailani (Analisis Sosiologi Sastra

Anak)”. Besar harapan penulis semoga penelitian ini dapat membantu dalam

menyukseskan pendidikan terhadap anak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis

membuat rumusan masalah:

1) Bagaimana setruktur cerpen Al-‘Arondas karya Kamil Kailani ditinjau dari

unsur-unsur pokoknya?

2) Apa saja nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam cerpen Al-‘Arondas

karya Kamil Kailani?

3) Bagaimana strategi pendidikan terhadap anak dalam cerita Al-‘Arondas karya

Kamil Kailani?

1.3 Tujuan Penelitian

Berangkat dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penulis

menetapkan beberapa tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1) Mendeskripsikan struktur isi cerita Al-‘Arondas karya Kamil Kailani.

2) Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam cepen Al-

‘Arondas karya Kamil Kailani.

3) Mendeskripsikan strategi pendidik terhadap anak dalam cerpen Al-‘Arondas

karya Kamil Kailani.


5

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini meliputi kegunaan praktis dan teoritis yaitu

sebagai berikut :

1) Kegunaan Teoritis

(1) Mengkaji lebih dalam teori sosiologi sastra untuk menganalisis gejala sosial

yang terdapat dalam cerpen Al-‘Arondas Karya Kamil Kailani.

(2) Pendekatan sosiologi sastra pada cerpen Al-‘Arondas Karya Kamil Kailani ini

dapat dijadikan acuan oleh peneliti lain yang ingin meneliti cerpen tersebut

melalui pendekatan lain.

(3) Hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperkaya penggunaan teori-teori

sastra yang berkaitan dengan sosiologi sastra.

2) Kegunaan Praktis

(1) Skripsi ini merupakan salah satu media pengaplikasian keilmuan penulis

(2) Memberikan wawasan mengenai strategi pendidikan terhadap anak khususnya

di Indonesia sebagaimana terkandung dalam cerpen Al-‘Arondas karya Kamil

kailani.

(3) Memberikan wawasan bahwa cerpen selain sebagai hiburan juga dapat menjadi

media pembelajaran dan pendidikan yang efektif bagi anak.

1.5 Kerangka Pemikiran

Karya sastra lahir tidak lepas dari masyarakat karena sastra merupakan

refleksi kehidupan masyarakat. Seperti apapun bentuk karya sastra (fantastis dan

mistis) akan besar perhatiannya terhadap Fenomena sosial (Glickberg dalam


6

Endraswara. 2003:77). Dengan demikian karya sastra lahir sebagai bentuk kritik

terhadap fenomena atau permaslahan yang terjadi di dalam masyarakat.

Sosiologi adalah analisis yang objektif dan ilmiah tentang manusia dalam

masyarakat, dan tentang sosial dan proses sosial. Dalam sosiologi sastra menaruh

perhatian yang besar terhadap pembaca atau penikmat karya sastra tersebut yang

menjadi landasannya adalah pembaca memiliki peran yang penting bagi sebuah

karya sastra, karena karya akan benar-benar menjadi karya sastra apabila karya

tersebut sampai kepada pembaca, dinikmati dan diterima sebagai karya sastra.

Dalam sosiologi sastra juga meyakini bahwa setiap karya sastra mengandung pesan

yang disampaikan pengarangnya kepada pembaca sebagai bentuk kritik terhadap

permasalahan atau fenomena yang terjadi di masyarakat.

Yang menjadi landasan adalah karena sastra selalu menawarkan dua hal

utama yaitu hiburan dan pemahaman (Lukens, 1999:10). Karena sastra selalu

berbicara tentang kehidupan sastra juga memberikan pemahaman yang lebih baik

tentang kehidupan itu. Pemahaman itu datang dari eksplorasi dari berbagai bentuk

kehidupan, rahasia kehidupan penemuan, dan pengungkapan berbagai macam

karakter manusia, dan lain-lain informasi yang dapat memperkaya pengetahuan dan

pemahaman pembaca.

Pendekatan yang dilakukan terhadap karya sastra pada dasarnya ada dua,

yaitu pendekatan intrinsik dan pendekatan ekstrinsik. Unsur-unsur intrinsik

merupakan unsur-unsur dalam yang diangkat dari isi karya sastra, seperti tema, alur,

penokohan dan latar. Sedangkan unsur ekstrinsik berupa pengaruh dari luar yang

terdapat dalam karya sastra itu diantaranya sosiologi, pendidikan, politik, filsafat
7

dan lain-lain. Ilmu-ilmu ini merupakan pendukung dalam pengembangan karya

sastra, dengan demikian ilmu-ilmu tersebut erat kaitannya dengan karya sastra.

Analisis ekstrinsik karya sastra ialah analisis karya sastra itu sendiri dari segi isinya,

dan sepanjang mungkin melihat kaitannya dengan permasalahan-permasalahan dari

luar karya sastra itu sendiri.

Cerpen Al-‘Arondas sebagai salah satu bentuk karya sastra untuk anak tidak

terlepas dari permasalahan masyarakat dan sosial anak, dalam hal ini berkaitan

dengan pendidikan terhadap anak dimana pengarang menanamkan nilai-nilai

pendikan untuk anak kemudian membungkusnya dengan menarik melalui kisah dan

pengisahan yang sesuai untuk anak.

Sebagaimana kita ketahui Kamil Kalani adalah seorang pioner sastra anak,

sastra sendiri berkaitan erat dengan pengarang yang telah melihat dan meneliti

fenomena sosial yang terjadi di masyarakat lalu ia tuangkan ideologi dan

pemahamannya dalam bentuk tulisan yang disebut karya sastra. Demikian dengan

cerpen Al-‘Arondas ini lahir dari adanya permasalahan pendidikan dan adanya

harapan dari pengarang untuk menjadikan karya sastra tidak hanya sebagai media

hiburan namun juga sebagai media pendidikan terhadap anak agar tidak terlihat

menggurui.

Dalam penelitian sosiologi sastra anak ini, digunakan teori strukturalisme

naratologi atau yang biasa disebut juga Analisis wacana (teks naratif) yang

dikembangkan oleh Algirdas Julian Greimas, dimulai dengan analisis struktur teks

cerpen Al-‘Arondas baik struktur luar maupun dalam serta pemahaman dan pesan

yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.


8

1.6 Metode Penelitian

Metode yang penulis gunakan dalam meneliti karya sastra cerpen berjudul

Al-‘Arondas ini adalah metode deskriptif analitik yaitu menelaah data-data yang di

peroleh dari sumber data kemudian meneliti dan menjelaskan permasalahan

berdasarkan pengkajian sastra serta mengembangkan dan menginterpretasikannya

terhadap hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan sesuai kaidah-kaidah dan

pendapat para ahli (Ratna, 2006:23).

Prosedur penelitiannya adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Studi kepustakaan, yaitu mencari dan mengumpulkan bahan acuan yang dapat

dijdikan bahan referensi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti,

kemudian membaca dan memahaminya.

2) Memilih cerpen Al-Arondas karangan Najib Kailani sebagai objek kajian.

3) Membaca dan memahami cerpen Al-Arondas karangan Najib Kailani dengan

cermat dan teliti.

4) Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data yang memadai dari sumber data.

5) Pengklasifikasian data, yaitu mengelompokan data-data yang telah diseleksi

sesuai dengan bentuk dan klasifikasinya.

6) Analisis data, yaitu penguraian data-data dan penelaahannya sesuai dengan

bagian-bagiannya.

7) Penyimpulan hasil penelitian, yaitu menerapkan simpulan terhadap data-data

yang telah diteliti berdasarkan uraian data sumbernya.


9

1.7 Sumber Data

Untuk memperoleh data penulis menggunakan teknik dokumentasi. Teknik

digunakan untuk memperoleh data yang akurat, dengan sajian data berupa dokumen

ini dilakukan agar dapat menyeleksi dokumen mana yang dibutuhkan secarang

langsung dan dokumen mana yang tidak diperlukan. Dokumen dapat berupa Foto,

gambar ataupun catatan-catatan bersejarah (Mukhtar, 2007:89).

Sumber data pada penelitian ini berpokus pada literatur, diantara jurnal,

laporan hasil penelitian, ensiklopedia, tulisan ilmiah, dan buku-buku yang relevan

dengan permasalahan yang dibahas. Data inti atau primer untuk penelitian ini

adalah Cerpen berjudul Al-‘Arondas berbahasa Arab yang terdiri dari 14 capter

dalam 15 halaman. Data ini diperoleh dari Qissosul Fukahiyah atau kumpulan cerita

lucu berupa pdf hitam putih. Cerpen ini merupakan cetakan ke 17 yang diterbitkan

oleh Maktabah Darul Ma’arif pada tahun 2002 di Kairo.

1.7.1 Biografi Pengarang

Kamil Kailani Ibrahim Kailani (Kairo, 20 Oktober 1897 – 9 Oktober 1959)

adalah seorang penulis mesir yang dikenal dengan karyanya untuk anak-anak,

beliau juga seorang kritikus terkemuka. Sastra dan cerita anak-anaknya telah

diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Dia memiliki dua orang anak yang

bernama Rashad dan Musthofa.

Beliau lahir dan dibesarkan di Kairo, disana beliau belajar menulis,

mambaca dan menghafal Alquran. Setelah meraih gelar sarjana muda beliau mulai

belajar sastra Inggris dan Prancis. Kemudian beliau belajar di Universitas Mesir
10

pada tahun 1917 dan memperoleh gelar Bachelor of Arts dari jurusan bahasa

Inggris.

Pada tahun 1922 beliau diangkat menjadi pegawai di kementrian wakaf,

beliau memiliki gaya bahasa yang baik, beliau menetap di posisi itu sampai tahun

1954, tinggal di kantor dan mengadakan seminar mingguan untuk teman-temannya.

Pada saat yang sama beliau bekerja di pers, aktuasi moralitas dan seni. Pada tahun

1918, beliau menjabat sebagai ketua klub dan pada tahun 19 22 menjadi ketua surat

kabar “Ar-Roja” serta antara tahun 1925 dan 1932 bekerja sebagai sekertaris

Asosiasi Sastra Arab.

Pada tahun 1927, beliau mengalihkan perhatiannya pada seni satra anak-

anak dan konsisten untuk membentuk perpustakaan anak-anak. Dia mengeluarkan

cerita pertamanya untuk anak-anak yang berjudul “Sinbad Sang Pelaut” dan

kemudian diikuti karya-karyanya di bidang yang sama. Dia adalah orang yang

menyuarakan bahwa cerita anak-anak harus dengan bahasa fusha sebagaimana

aspek moral yang harus tersampaikan kepada anak-anak. Beliau menggunakan

sumber cerita dari literatur mitologi dunia dan sastra populer.

Seperti tulisan puitis yang beliau tulis dengan kisah-kisahnya, beberapa

karyanya bertujuan untuk mengajarkan anak tentang sifat-sifat yang baik serta

untuk memperbaiki prilaku secara tersirat tanpa terlihat seperti khutbah.

Beliau adalah pioneer sastra anak serta pendiri dari perpustakaan anak di

Mesir. Beliau menyusun dan menerjemahkan 250 cerita anak-anak diantaranya

Lampu Aladdin, Hayyun bin Yaqdhon, Syahrazad, Seribu Satu Malam dan lain-
11

lain. Cerita-ceritanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Cina, Rusia, Sepanyol,

Inggris dan Prancis.

Dari kutipan diatas dapat disimpulakan adalah pioneer sastra anak yang

menggunakan bahasa Arab Fusha dalam cerita-ceritanya. Selian itu tujuan dari

penulisan cerita anak-anak oleh Kamil Kailani adalah untuk memberikan ajaran

baik kepada anak tanpa terlihat seperti menggurui. Oleh karena itu nilai ajaran baik

serta strategi pendidikan yang tersirat dalam cerpen Al-‘Arondas sebagai salah satu

karya Kamil Kailani perlu digali dan didreskripsikan.

1.7.2 Sinopsis

Dalam cerpen Al-‘Arondas dikisahkan hidup seorang penjahit bernama

Zakzuk, ia seorang yang baik hati dan sangat menyayangi Istrinya. Ia selalu

melakukan apa saja yang bisa dilakukannya selama istrinya meridoi karena begitu

pula sebaliknya sang Istri pun selalu melakukan apa yang ia ridoi, maka pasangan

ini hidup dalam keharmonisan dan kebahagian.

Pada suatu hari Zakzuk duduk di tokonya menjahit sebagian pakaian, datang

seorang pria miskin berpunggung bungkuk, pria ini bernama ‘Arondas. ‘Arondas

duduk di dekat toko Zakzuk sambil bernyanyi, Zakzuk yang mendengar nyanyian

tersebut merasa tersanjung dengan suara ‘Arondas yang merdu, kemudian ia

mengajaknya untuk singgah kerumahnya dengan niat agar ‘Arondas dapat

mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya dan Istrinya tercinta.

Saat waktu sore tiba Zakzuk pun menutup kiosnya dan pulang ke rumah

bersama ‘Arondas. Di rumah Zakzuk ‘Arondas menghibur Zakzuk dan Istrinya

hingga tak terasa waktu makan malam telah tiba. Istri Zakzuk pun menghidangkan
12

banyak makanan untuk makan bersama. ‘Arondas yang melihat banyak makanan

langsung bergegas untuk menyantapnya, ia makan dengan sangat rakus yakni

menghampirinya dan melahapnya banyak-banyak hingga membuat terkejut orang

yang melihatnya.

‘Arondas makan sambil menceritakan kisah lucu hingga membuat tertawa

orang yang mendengarnya, karena kerakusan dan kecorobohan tersebut ‘Arondas

keselek oleh ikan kecil, ia merasa tercekit hingga sesak nafas dan tak lama

kemudian ‘Arondas meninggal dunia. Zakzuk dan Istrinya yang menyaksikan

kejadian tersebut merasa kaget dan terkejut mereka gelisah karena takut

dipersalahkan atas kematian ‘Arondas. Kemudian mereka berdua berpikir panjang

untuk mencari solusi bagaimana agar bisa terlepas dari permasalah tersebut.

Akhirnya Zakzuk dan Istrinya bersepakat untuk membawa jasad ‘Arondas

ke rumah sang Dokter yang tidak jauh dari rumahnya. Setibanya di rumah sang

Dokter mereka mengetuk pintu kemudian keluarlah Pembantu sang Dokter, Zakzuk

dan Istrinya meminta kepada sang Pembantu untuk memanggil sang Dokter:

“tolong panggil sang Dokter sampaikan kepadanya bahwa kami membawa seorang

yang sedang sakit mebutuhkan bantuanya”. Sang pembantu pun masuk ke dalam

rumah untuk memanggil sang Dokter, ketika sang Pembantu meninggalkan mereka

berdua Zakzuk dan istrinya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu mereka

meletakan jasad ‘Arondas tepat di depan pintu kemudian mereka pergi

meninggalkan ‘Arondas dan kembali ke rumah mereka berdua dengan aman.

Sang Dokter mendengar apa yang disampaikan sang Pembantu ia bergegas

ke luar rumah dengan tergesa-gesa. Adapun keadaan pada malam itu sangat gelap
13

sekali, maka saat sang dokter membuka pintu dan hendak keluar ia tidak menyadari

adanya jasad ‘Arondas hingga ia menabraknya dengan kencang, jasad ‘Arondas pun

terjatuh ke dasar tangga. Menyadari apa yang terjadi sang Dokter minta kepada

Pembantunya untuk dibawakan lampu penerang dengan segera, setibanya sang

Pembantu membawa lampu sang Dokter pun memeriksa apa yang terjadi. Betapa

kagetnya sang Dokter ketika menemukan jasad A’rondas yang tergeletak tak

bergerak di dasar tangga. Kemudian sang dokter pun menyadari kesalahannya dan

membawa ‘Aronda masuk ke dalam rumah.

Sang dokter merasa sangat gelisah dan ketakutan akan akibat buruk

perbuatanya, ia pun menemui Istrinya dan menceritakan kejadian tersebut

kepadanya. Sang Istri menyarankan untuk segera memindahkan jasad ‘Arondas dari

rumah mereka karena takut dipersalahkan. Mereka pun mencari cara agar terlepas

dari permasalah ini. Akhirnya mereka sepakat untuk membawa jasad ‘Arondas ke

rumah sang Pedagang yang juga tidak jauh dari rumah meraka. Sang Dokter dan

Istrinya serta Pembantunya bekerja sama memindahkan jasad ‘Arondas dan

menyandakannya di permukaan rumah sang Pedagang. Kemudian mereka pun

kembali pulang ke rumah dengan aman.

Tidak lama kemudian datanglah sang pedagang, ia baru pulang setelah

menghadiri undangan pesta pernikahan. Sang Pedagang melihat seorang lelaki di

permukaan rumahnya maka dengan cepat ia menyambar lelaki tersebut yaitu

‘Arondas dengan tongkatnya yang tebal. Karena ia mengira pencuri datang untuk

mencuri di tokonya. Ia memukulnya berkali-kali ‘Arondas pun diam tidak melawan

hingga terjatuh ke tanah. Melihat apa yang terjadi sang pedagang menghampirinya
14

dan melihatnya. Sang pedagang pun merasa takut ia mengira tongkatnya adalah

sebab kematian ‘Arondas. Ia merasa gelisah karena takut dipersalahkan. Maka ia

pun mencari cara agar terlepas dari permasalahan tersebut. Akhirnya sang pedagang

memutuskan untuk membawa jasad ‘Arondas dan menyandarkan di dinding jalan

dekat masjid kota yang besar. Kemudian ia pun kembali ke rumah dengan aman.

Saat tiba waktu subuh keluarlah sang Muadzin dari rumahya yang dekat

dengan masjid itu untuk melaksanakan adzan subuh seperti biasanya. Sang muadzin

memiliki penglihatan yang lemah sehingga ia tidak melihat adanya jasad ‘Arondas,

ia pun menginjak kaki ‘Arondas hingga jasad ‘Arondas menimpa kepadanya. Sang

Muadzin merasa kaget dan memukuli arondas karena ia mengira pencuri ingin

melukai dirinya. ‘Arondas pun tidak melawan dan tergeletak di tanah, menyadari

hal tersebut sang Mudzin terkejut dan berteriak meminta tolong.

Maka datanglah orang-orang dan polisi, sang Polisi mebawa jasad ‘Arondas

dan menangkap sang Muadzin karena mengira sang Muadzin telah membunuh

‘Arondas. Saat tiba waktu pagi permasalahan tersebut diserahkan kepada Hakim.

Sang Hakim memutuskan untuk menyalib sang Muadzin sebagai balasan atas

perbuatannya karena telah membunuh ‘Arondas. Disebarkanlah berita tersebut ke

seluruh penjuru kota hingga orang-orang mengetahuinya dan ingin menyaksikan

penyaliban sang Muadzin yang miskin.

Tibalah waktu eksekusi hukuman tersebut, sang hakim dan para polisi

berdiri di depan tiang gantung, kemudian sang hakim memerintahkan Algojo untuk

mengahadirkan Muadzin dan melaksanakan hukuman. Tatkala Algojo

memasangkan tali pada leher sang Muadzin datanglah sang pedagang sambil
15

berteriak minta hukuman di hentikan. Sang pedagang mengakui kesalahannya dan

menceritakan kisahnya kepada sang Hakim. Sang Hakim pun merasa cukup dan

membebaskan sang Muadzin.

Sang pedagang menggantikan posisi Muadzin, maka tatkala algojo

memasangkang tali di leher sang Pedagang datanglah Dokter sambil berteriak dari

kejauhan, ia meminta hukuman dihentikan dan mengakui kesalahannya serta

menceritakan kisahnya bersama ‘Arondas kepada sang Hakim. Sang hakim pun

merasa cukup kemudian membebaskan sang Pedagang.

Maka sang Dokter pun menggantikan posisi pedagang, tatkala algojo

memasakan tali pada leher Dokter dengan rasa prihatin datanglah Zakzuk sambil

berteriak meminta hukuman di hentikan, ia mengakui kesalahannya dan

menceritakan kejadian sebenarnya kepada sang Hakim. Sang hakim merasa

terpukau atas peristiwa yang dialami para terdakwa, kemudian ia menunda

beberapa saat pelaksanaan hukuman tersebut dan melapor kepada sang raja.

Sang raja yang mendengar cerita tersebut juga merasa kagum kemudian ia

menghadiri tempat eksekusi ditemani sang penasehat. Sesampainya di lokasi sang

penasehat meminta izin kepada raja untuk dihadirkan dan melihat jasad ‘Arondas.

Maka tatkala jasad ‘Arondas dihadirkan sang penasehat melihatnya dengan

seksama kemudian menelitinya. Sang penasehat memangdang sang raja sambil

tersenyum dan berkata: “sungguh ajaib lelaki ini masih hidup” kemudian sang

penasehat menepuk punggung ‘Arondas maka loncatlah ikan kecil dari mulutnya

dan tidak lama kemudian ‘Arondas sadarkan diri.


16

Sang raja merasa gembira dan sangat kagum dengan akhir kisah ini,

kemudian ia memberikan penghargaan yang besar kepada para terdakwa atas

keberanian dan keluhuran budi pekerti mereka. Lalu sang raja menjadikan ‘Arondas

teman minum sejak saat itu.

Anda mungkin juga menyukai