Anda di halaman 1dari 19

KASUS 3 : SIKLUS PENDAPATAN

DIAGRAM KONTEKS

Diagram Konteks menunjukkan adanya proses retur barang konsinyasi sebagai


akibat dari adanya barang cacat atau tidak laku sehingga pihak Konsinyi mengajukan retur
untuk mengembalikan barang kepada pengamanat atau Konsinyor (Penitip Barang). Arus
data pertama dimulai dari adanya pendapatan sewa tempat dari Konsinyor selanjutnya
pendapatan tersebut diserahkan ke Departemen Akuntansi untuk diupdate ke buku besar.
Selang beberapa waktu, ternyata ada barang yang tidak laku sehingga Staf Gudang
mengajukan memo kredit yang menunjukkan adanya retur. Kemudian memo kredit akan
disahkan oleh Supervisor di Departemen Penjualan. Setelah memo kredit disahkan, maka
Supervisor di Departemen Penjualan mendistribusikan memo kredit yang telah disahkan
ke Departemen Penerimaan dan juga Konsinyor, sehingga Konsinyor bisa mengetahui
bahwa ada barang konsinyasi yang tidak laku.

DFD Level 0

Diagram Konteks menunjukkan adanya proses retur barang konsinyasi sebagai


akibat dari adanya barang cacat atau tidak laku sehingga pihak Konsinyi mengajukan retur
untuk mengembalikan barang kepada pengamanat atau Konsinyor (Penitip Barang). Arus
data pertama dimulai dari adanya pendapatan sewa tempat dari Konsinyor selanjutnya
pendapatan tersebut diserahkan ke Departemen Akuntansi untuk diupdate ke buku besar.
Selang beberapa waktu, ternyata ada barang yang tidak laku sehingga Staf Gudang
mengajukan memo kredit yang menunjukkan adanya retur. Kemudian memo kredit akan
disahkan oleh Supervisor di Departemen Penjualan. Setelah memo kredit disahkan, maka
Supervisor di Departemen Penjualan mendistribusikan memo kredit yang telah disahkan
ke Departemen Penerimaan dan juga Konsinyor, sehingga Konsinyor bisa mengetahui
bahwa ada barang konsinyasi yang tidak laku.

DFD Level 1

Diagram level 1 diawali dengan perintah pembuatan memo kredit yang kemudian
memo kredit akan dibuat oleh Staf Bagian Persediaan atau gudang dengan mengacu pada
Master Data Penjualan. Memo kredit yang telah dibuat kemudian akan disahkan oleh
Supervisor dengan melihat master data penjualan. Apabila memo kredit telah disahkan
oleh Supervisor selanjutnya memo kredit akan didistribusikan sehingga menunjukkan
adanya retur penjualan. Tetapi, apabila memo kredit ditolak oleh Supervisor maka memo
kredit akan dikembalikan kepada Staf Bagian Persediaan atau Staf Administrasi Gudang
untuk mengeceknya kembali

DFD Level 2

Memo kredit yang telah disahkan oleh Supervisor akan diditribusikan kepada
Departemen Penerimaan dan juga Konsinyor. Apabila memo kredit ditolak oleh
Departemen Penerimaan maka tidak terjadi proses retur. Memo kredit yang didistribusikan
kepada Konsinyor kemudian diproses oleh Departemen Penerimaan. Apabila memo kredit
diterima, oleh Departemen Penerimaan akan dilanjutkan ke gudang untuk konfirmasi
pengiriman barang.

DFD Level 3

Selanjutnya pendapatan sewa konsinyasi dari Konsinyor akan diproses oleh


Departemen Akuntansi untuk diupdate ke buku besar.

Flowchart

Staf Gudang di Departemen Penjualan membuat memo kredit dalam dua


tembusan, kemudian akan diteruskan ke Supervisor Departemen Penjualan untuk
disahkan. Memo kredit tembusan pertama yang telah disahkan akan diteruskan ke
Departemen Penerimaan dan disimpan kedalam file N. Sedangkan memo kredit tembusan
kedua yang telah disahkan akan diserahkan ke Konsinyor. Pendapatan sewa tempat dari
Konsinyor akan diteruskan oleh Departemen Penerimaan ke Departemen Akuntansi untuk
diupdate ke buku besar. Memo kredit tembusan kedua yang berasal dari Konsinyor akan
diserahkan ke Departemen Penerimaan untuk dicek, selanjutnya diteruskan ke Gudang dan
bagian Gudang akan menyerahkan barang kembali ke pihak Konsinyor.

KASUS 6 : SIKLUS PEMBELIAN


DIAGRAM KONTEKS

Pertama berdasarkan stok barang di gudang bagian persediaan / gudang


mengajukan permintaan pembelian persediaan pada departemen pembelian. Berdasarkan
permintaan pembelian dari gudang, departemen pembelian akan membuat pesanan
pembelian (purchase order) yang kemudian dikirimkan kepada vendor/penyedia. Setelah
itu vendor/penyedia akan mengirimkan tanda penerimaan pesanan pembelian beserta slip
pengepakan dan faktur penjualan. selanjutnya barang dikirimkan ke bagian gudang
beserta slip pengepakan untuk
dilakukan pengecekan barang yang dikirim oleh vendor meliputi jumlah,kualitas dan kondisi
barang, apabila sudah sesuai maka diterima dan bagian gudang akan membuat laporan
penerimaan barang untuk menyatakan penerimaan barang dari vendor. Faktur/surat tagihan
pembelian yang dikirimkan oleh vendor tersebut menjadi dasar untuk melakukan pencatatan
utang usaha. Langkah terakhir adalah mengupdate buku besar.

DFD Level 0

Proses permintaan pembelian diawali dengan meninjau master data persediaan


untuk mengetahui barang apa saja yang dibutuhkan Selanjutnya gudang akan menerima
surat permintaan pembelian atas barang - barang yang dibutuhkan dan membuat form
permintaan pembelian yang dikirimkan ke departemen pembelian untuk disetujui
kemudian departemen pembelian mengeluarkan surat order pembelian. Surat order
pembelian dikirim ke proses pesanan pembelian. Pembuatan surat order pembelian
berdasarkan pada master data vendor/penyedia dengan mengecek batas kredit yang
dimiliki. Pada proses pesanan pembelian surat order pembelian dikirimkan pada
vendor/penyedia yang dipilih. Selanjutnya Vendor akan membuat slip pengepakan dan
faktur kemudian masuk ke proses penerimaan barang. Slip pengepakan dan barang
dikirimkan ke bagian gudang persediaan. Pada bagian gudang persediaan dilakukan
pengecekan atas barang yang diterima dari vendor meliputi jumlah,kualitas serta mutu
barang berdasarkan slip pengepakan, apabila memenuhi maka bagian gudang persediaan
membuat laporan penerimaan barang kemudian melakukan update buku besar, buku besar
pembantu utang,master data persediaan dan master data vendor. Sedangkan faktur / surat
tagihan yang dikirimkan oleh vendor menjadi dasar pencatatan utang usaha.

DFD Level 1

Proses pertama adalah proses pengecekan persediaan dengan meninjau master data
persediaan, dari proses tersebut dikeluarkan surat pesanan pembelian selanjutnya surat
pesanan pembelian dikirim ke proses permintaan pembelian. Pada proses ini gudang akan
menerima surat pesanan pembelian dan membuat form permintaan pembelian. Form
permintaan pembelian dikirim menuju proses persetujuan permintaan pembelian yang
kemudian dikirim ke departemen pembelian untuk mendapat persetujuan pembelian. Pada
proses ini menghasilkan persetujuan pembelian.
DFD Level 2
Setelah menerima persetujuan pembelian dari departemen pembelian selanjutnya ke proses
pengecekan data vendor dengan meninjau master data vendor. Selanjutnya laporan persetujuan
pembelian dikirimkan ke proses pesanan pembelian sebagaai acuan dalam pembuatan surat order
pembelian oleh departemen pembelian kemudian surat order pembelian dikirimkan ke vendor yang
dipilih. Setelah menerima surat order pembelian, vendor akan mengirimkan faktur serta slip
pengepakan

DFD Level 3
Faktur dan slip pengepakan yang diterima dari vendor dikirim ke proses penerimaan barang
kemudian slip pengepakan dikirim ke proses pengepakan barang. Pada proses ini dilakukan update
buku besar dan master data persediaan serta mengirimkan laporan penerimaan barang ke gudang
persediaan. Sedangkan faktur dikirimkan ke proses pencatatan untuk dilakukan pencatatan utang
usaha berdasarkan faktur serta update master data vendor dan update buku besar pembantu utang.

Flowchart

Bagian gudang persediaan membuat surat permintaan pembelian (SPP) rangkap 3.


Lembar 1 disimpan sebagai arsip berdasarkan numeric, Lembar 2 dikirim ke departemen
pembelian dan lembar 3 dikirim ke bagian utang usaha. Setelah menerima SPP lembar 2
dari gudang persediaan, departemen pembelian menyetujui SPP dan membuat surat order
pembelian (SOP) rangkap 4. Lembar 1 disimpan sebagai arsip berdasarkan numeric, lembar
2 dikirim ke gudang persediaan, lembar 3 dikirim ke vendor dan lembar 4 dikirim ke bagian
utang usaha. Setelah menerima SOP vendor akan mengirimkan tanda penerimaan pesanan
pembelian ke departemen pembelian yang kemudian disimpan sebagai arsip berdasarkan
numeric, selanjutnya vendor akan mengirimkan barang beserta slip pengepakan barang
kepada gudang persediaan sedangkan faktur dikirimkan ke bagian utang usaha. Gudang
persediaan menerima barang beserta slip pengepakan kemudian mencocokan dengan SOP
lembar 2 yang diterima dari departemen pembelian selanjutnya memvalidasi dan menerima
barang setelah itu membuat laporan penerimaan barang (LPB) rangkap 3 dan pengesahan
pembayaran rangkap 2. Lembar 1 laporan penerimaan barang digunakan untuk perbarui
catatan, lembar 2 dikirim ke bagian utang usaha dan lembar 3 dikirim ke departemen
pembelian sendangkan pengesahan pembayaran lembar 1 dikirim ke departemen akuntansi
dan lembar 2 digunakan untuk memperbarui catatan. Pada departemen pembelian, laporan
penerimaan barang disimpan berdasarkan numeric. Ketika memperbarui catatan diterima salinan
faktur dari bagian utang usaha kemudian dilakukan update buku persediaan dan SPP, SOP ,slip
pengepakan, laporan penerimaan barang, salinan faktur serta pengesahan pembayaran disimpan di
file berdasarkan numeric. Selanjutnya gudang persediaan membuat ringkasan untuk dikirim ke
buku besar umum. Bagian utang usaha menerima surat permintaan pembelian lembar 3 dari
gudang persediaan, surat order pembelian lembar 4 dari departemen pembelian serta laporan
penerimaan barang lembar 2 dari gudang persediaan, semua file tersebut disimpan berdasarkan
numeric yang kemudian digunakan untuk melakukan pencatatan utang usaha. Pencatatan ini juga
berdasarkan faktur yang diterima dari vendor. Setelah melakukan pencatatan utang usaha dibuat
salinan faktur untuk dikirim ke gudang persediaan selanjutnya dilakukan update jurnal pembelian
dan update buku besar pembantu utang terakhir menyimpan file berdasarkan numeric. Buku besar
umum menerima ringkasan dari gudang persedian dan data jurnal pembelian kemudian melakukan
pembaruan catatan selanjutnya menyimpan perbaruan catatan berdasarkan numeric.

KASUS 7 : SIKLUS PENGGAJIAN


Diagram Konteks

Dalam proses penggajian terdapat 7 entitas yaitu : karyawan, departemen


sumber daya manusia, departemen penggajian, buku besar, perusahaan
asuransi, pemerintah dan bank.
a. Prosesnya diawali dari entitas karyawan yang menyerahkan kartu
jam kerja dan kartu waktu kerja yang telah di cetak selama satu
bulan, selanjutnya karyawan memperoleh slip gaji dan bukti potong.
b. Departemen penggajian merekap kartu jam kerja dan kartu waktu
kerja yang diperoleh dari karyawan.
c. Departemen SDM memberikan data perubahan pegawai ke proses
penggajian.
d. Dari proses penggajian memberikan transfer cek penggajian dan
deposit pajak ke bank.
e. Pemerintah memberikan perubahan instruksi dan perubahan tarif
pajak, selanjutnya dalam proses penggajian melakukan pembayaran
pajak.
f. Perusahaan membayar premi asuransi untuk karyawan kepada
perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi memnerikan laporan
pembayaran.
g. Buku besar mengupdate distribusi gaji, deposit pajak dan laporan asuransi.

DFD Level 0
Dalam Diagram Level 0 ini terdapat 5 proses diantaranya :
1. Mengisi absen/daftar hadir
2. Rekonsiliasi kartu jam kerja dan waktu kerja
3. Menghitung gaji karyawan dan distribusi gaji
4. Menghitung pajak karyawan
5. Membayar asuransi

Pada proses pertama yaitu mengisi absen atau daftar hadir karyawan, karyawan mengisi
kartu jam kerja dan kartu waktu kerja. Informasi dari proses pengisian absen atau daftar hadir
digunakan pada proses kedua yaitu proses rekonsiliasi kartu jam kerja dan kartu waktu kerja.

Proses kedua yaitu rekonsiliasi kartu jam kerja dan waktu kerja yang mengupdate data
pegawai apabila terjadi perubahan. Departemen SDM memberikan pembaharuan data pegawai
selanjutnya diproses dan disamakan dengan data pegawai dan divalidasi oleh departemen
penggajian. Setelah semua data pegawai divalidasi, bagian departemen SDM mencocokkan data
dari departemen penggajain. Informasi dan proses kedua akan dibutuhkan di proses ketiga yaitu
menghitung gaji karyawan dan distribusi karyawan.

Proses ke tiga yaitu menghitung gaji karwan dan distribusi gaji. Selain membutuhkan
informasi yang dihasilkan oleh proses kedua, proses ini juga membutuhkan informasi dari data
keryawan yang akan menghasilkan output berupa slip gaji yang didistribusikan ke karyawan,
informasi tersebut selanjutnya di update ke buku besar dan dilanjutkan mentransfer cek
penggajian ke bank.

Proses keempat yaitu menghitung pajak karyawan. Di proses ini pemerintah memberikan
tarif pajak terkini. Setelah itu melakukan perhitungan pajak karyawan dengan informasi dari
update file penggajian kemudian melakukan penyetoran pajak karyawan ke pemerintah dan
mengupdate pajak ke buku besar.
Proses ke lima yaitu membayar asuransi, perusahaan membayar premi asuransi karyawan
ke perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi memberi laporan pembayaran asuransi ke
perusahaan selanjutnya mengupdate premi asuransi ke buku besar.

DFD Level 1
1. Proses Menghitung Penghasilan Neto

Dalam proses ini perusahaan membutuhkan informasi dari file penggajian untuk melihat
jumlah penghasilan bruto. Kemudian penghasilan bruto setiap karyawan dikurangkan
dengan pembayaran asuransi dan biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto.
Setelah melalui proses penghitungan penghasilan bruto maka akan dihasilkan jumlah
penghasilan netto untuk masing-masing karyawan.

2. Proses Menghitung PTKP

Dalam proses ini perusahaan membutuhkan informasi dari data pegawai sehingga akan
diketahui data masing-masing pegawai seperti data tentang status dan jumlah anak.
Setelah diketahui PTKP masing-masing pegawai selanjutynya penghasilan neto masing –
masing karyawan yang telah disetahunkan dikurangkan dengan PTKP yang selanjutnya
akan menghasilkan PKP.

3. Proses Menghitung PPh Ps. 21

Dalam proses ini PKP yang telah diketahui dikalikan dengan tarif pajak yang terdapat
dalam UU PPh Psl. 17. Setelah diketahui jumlah PPh terutangnya akan dilakukan
penyetoran PPh Ps. 21 dan update BB pajak.

KASUS 9 : SIKLUS ASET TETAP

DFD

A. Sistem Akuisisi

Dalam sistem akuisisi terdapat empat entitas, yaitu manajer produksi, pemasok,
departemen utang dagang dan Bank. Awalnya manajer produksi membutuhkan aktiva tetap baru
untuk kelancaran operasional produksinya. Untuk itu Manajer produksi memilih pemasok yang
akan mensuplay aktiva tetap yang dibutuhkan oleh perusahaan. Setelah kontrak disepakati,
manajer mengirimkan kontrak / pesanan pembelian ke pemasok. Kemudian manajer produksi
menerima salinan pesanan pembelian dan faktur dari pemasok. Pemasok mengirimkan satu
salinan tambahan dari pesanan pembelian dan faktur kepada manajer dan menyimpannya dalam
catatan aktiva tetap perusahaan. Manajer kemudian mengirimkan satu formulir yang berisi
perincian transaksi, bersama dengan salinan pesanan pembelian, faktur dan kebutuhan modal ke
departemen utang dagang dari perusahaan. Departemen utang mencatat utang dagang yang
berasal dari pembelian aktiva tetap. Kemudian departemen utang akan membayar utang dagang
melalui proses pengeluaran kas melalui bank dan akan di catat pada jurnal pengeluaran kas.
Penerimaan aktiva tetap akan dicatat dalam buku besar umum.

B. Sistem Pemeliharaan dan Penghapusan

Asisten manajer produksi akan memeriksa keadaan aktiva tetap perusahaan dan
menyerahkan laporan hasil pemeriksaan aktiva tetap kepada manajer produksi. Setelah menerima
laporan hasil pemeriksaan aktiva tetap dari asisten manajer produksi, Manajer produksi akan
menentukan apakah aktiva tersebut di hapus karena sudah tidak layak pakai atau aktiva tersebut
hanya memerlukan pemeliharaan. Apabila manajer produksi menetukan bahwa aktiva tetap
tersebut hanya memerlukan pemeliharaan, maka manajer produksi akan melakukan pengajuan
perbaikan kepada pihak asuransi untuk memperbaiki aktiva tetap tersebut. Namun jika manajer
memutuskan bahwa aktiva tetap tersebut harus dihapuskan, maka kebijakan perusahaan adalan
menjualnya secara tukar tambah dengan aktiva baru yang dibeli atau menghibahkannya.
Pembayaran pemeliharaan maupun penghapusan aktiva tetap dilakukan melalui bank.

C. Bagan Alir Sistem Akuisisi Aktiva Tetap

Didalam sistem akuisi aktiva tetap ini terdapat empat entitas yaitu manajer produksi,
pemasok/ supplier, departemen utang dagang, dan bank. Dimulai dari manajer produksi yang
melakukan negoisasi dengan pemasok untuk membeli aktiva tetap baru yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Setelah melakukan negoisasi dan telah sesuai, maka manajer produksi akan
mengirimkan pesanan pembelian kepada pemasok. Pemasok akan memproses pesanan
pembelian, kemudian mengirimkan faktur beserta barang (aktiva tetap yang dipesan) kepada
manajer produksi.

Manajer produksi akan menggandakan faktur pembelian menjadi tiga rangkap. Salinan
pertama akan disimpan dalam catatan aktiva tetap perusahaan, salinan kedua dan ketiga akan
diberikan kepada departemen utang dagang. Oleh departemen utang dagang, faktur salinan kedua
akan dikirim ke bank dan faktur salinan ketiga akan dicatat dalam utang dagang perusahaan.
Setelah menerima faktur dari departemen utang dagang, bank akan melakukan transfer ke
pemasok. Kemudian bank akan menyerahkan struk bukti transfer kepada departemen utang
dagang, yang kemudian oleh departemen utang dagang akan dicatat dalam jurnal pengeluaran
kas.

D. Bagan Alir Sistem Pemeliharaan Aktiva Tetap:

Sistem pemeliharaan dimulai dari proses pemeriksaan masa manfaat aktiva tetap
perusahaan yang dilakukan oleh para asisten manajer produksi. laporan hasil pemeriksaan masa
manfaat AT akan digandakan menjadi dua (satu dokumen asli dan satu dokumen salinan).
Dokumen salinan akan digunakan dalam membuat jadwal depresiasi dan dokumen asli akan
diserahkan kepada manajer produksi. Setelah menerima laporan hasil pemeriksaan aktiva tetap
dari asisten manajer produksi, manajer produksi akan melakukan penilaian apakah aktiva tetap
tersebut masih memiliki umur ekonomis atau tidak. Jika umur ekonomis AT 0 (nol) maka akan
dilakukan penghapusan, namun jika AT masih memiliki umur ekonomis maka akan dilihat
apakah AT tersebut rusak dan memerlukan perbaikan atau AT dalam keadaan tidak rusak. Jika
AT tersebut tidak memerlukan perbaikan maka akan digunakan dalam proses produksi, namun
jika terdapat aktiva tetap yang memerlukan perbaikan, maka manajer produksi akan melakukan
pengecekan klaim asuransi aktiva tetap. Jika aktiva tetap tersebut tidak memiliki klaim asuransi
maka manajer produksi akan menyerahkan aktiva tetap yang memerlukan perbaikan kepada
bagian reparasi. Bagian reparasi akan mengirimkan faktur atas perbaikan aktiva tetap perusahaan
kepada manajer produksi.kemudian manajer produksi akan menggandakan faktur tersebut
menjadi dua rangkap. Faktur salinan kedua akan disimpan dalam file, dan faktur asli akan
digunakan untuk membuat formulir transaksi pemeliharaan aktiva tetap. Laporan transaksi
pemeliharaan aktiva tetap dikirimkan ke bagian keuangan perusahaan, kemudian bagian
keuangan perusahaan akan melakukan transfer sejumlah uang di bank untuk dikirimkan ke
bagian reparasi. Setelah bank melakukan proses transfer, struk bukti transfer dikirimkan ke
bagian keuangan perusahaan. Berdasarkan struk bukti transfer yang diterima, bagian keuangan
perusahaan akan mencatat transaksi tersebut dalam jurnal pengeluaran kas. Jika aktiva tetap
tersebut memiliki klaim asuransi maka Aktiva tetap tersebut akan diserahkan kepada bagian
asuransi, lalu bagian asuransi akan melakukan proses perbaikan. Jika aktiva tetap pada tahun ke-
0 maka bagian asuransi akan menanggung semua biaya perbaikan aktiva tetap, namun jika aktiva
tetap tidak pada tahun ke-0 maka bagian asuransi hanya menanggung sebagian biaya perbaikan
aktiva tetap, dan sebagian akan ditanggung
oleh perusahaan. Lalu bagian asuransi akan mengirimkan faktur perbaikan kepada manajer
produksi. kemudian manajer produksi akan menggandakan faktur tersebut menjadi dua rangkap.
faktur salinan kedua akan disimpan dalam file, dan faktur asli akan digunakan untuk membuat
formulir transaksi pemeliharaan aktiva tetap. Laporan transaksi pemeliharaan aktiva tetap
dikirimkan ke bagian keuangan perusahaan, kemudian bagian keuangan perusahaan akan
melakukan transfer sejumlah uang di bank untuk dikirimkan ke bagian asuransi. Setelah bank
melakukan proses transfer, struk bukti transfer dikirimkan ke bagian keuangan perusahaan.
Berdasarkan struk bukti transfer yang diterima, bagian keuangan perusahaan akan mencatat
transaksi tersebut dalam jurnal pengeluaran kas.

E. Bagan Alir Sistem Penghapusan Aktiva Tetap:

Proses penghapusan aktiva tetap dimulai dari manager produksi yang mengajukan usulan
untuk melakukan penghapusan aktiva tetap. Manajer produksi membuat keputusan terkait
penghapusan aktiva tetap tersebut, akankah aktiva tetap dihibahkan atau ditukar tambahkan. Jika
aktiva tetap dihibahkan maka manajer produksi akan membuat laporan penghapusan aktiva tetap.
kemudian oleh manjer produksi laporan penghapusan aktiva tetap tersebut dicatat dalam catatan
aktiva tetap perusahaan.

Sedangkan untuk aktiva tetap yang tidak di hibahkan akan ditukar tambahkan. Proses
penukaran aktiva tetap lama dengan aktiva tetap baru dimulai dari keputusan manajer produksi
untuk melakukan penghapusan aktiva tetap dengan melakukan tukar tambah. manajer produksi
memilih pemasok dan membuat kontrak pertukaran aktiva tetap. Kontrak pertukaran aktiva tetap
dikirimkan oleh manajer produksi ke pemasok. Pemasok melakukan proses terhadap tukar
tambah aktiva tetap lama dengan aktiva tetap yang baru. Pemasok mengirimkan faktur atas tukar
tambah AT lama dengan AT baru beserta barang (aktiva tetap baru) ke manajer produksi.
Kemudian manajer produksi menggandakan faktur menjadi rangkap dua. Faktur salinan kedua
akan disimpan dalam file dan salinan pertama dikirimkan ke bank. Kemudian bank akan
melakukan proses transfer ke pemasok dan struk bukti transfer diserahkan kepada bagian
keuangan perusahaan, setelah itu bagian keuangan perusahaan mencatatnya pada jurnal
pengeluaran kas.
KASUS 10 :SIKLUS ASET TETAP II

DFD AKUISISI AKTIVA TETAP


Akuisisi aktiva (asset acquisition) dimulai dari manajer departemen produksi yang
menyatakan bahwa salah satu mesin yang ada sudah tidak bisa memenuhi standar produksi,
sehingga manajer produksi melakukan permintaan pembelian melewati prosedur otorisasi.
Persetujuan yang terlibat dalam transaksi ini akan bergantung pada biaya aktiva tersebut. Dalam
keputusan ini, manajer departem3en sering kali memiliki otoritas umum untuk menyetujui
pembelian aktiva tetap yang tidak mahal. Namun, untuk pengeluaran modal diatas batas
materialitas yang ditetapkan, manajer tersebut harus meminta persetujuan eksplisit.

Setelah permintaan disetujui maka departemen produksi memilih pemasok, dan


melakukan pemesanan pembelian. Ia menghubungi perusahaan Tritium, untuk membeli 4 mesin
produksi. Pemasok mengirim barang keperusahaan Jimm and Klim dengan menyertakan slip
pengepakan yang berisi detail barang yang sudah dipesan. Salinan faktur juga digunakan untuk
melakukan pencocokan besarnya utang usaha yang akan diakui oleh pihak manajemen
perusahaan beserta slip Pesanan Pembelian yang terdahulu untuk proses pembelian yang sama,
Selain dua slip tersebut dari proses penerimaan asset akan membuat Laporan Penerimaan Barang
yang juga akan digunakan dalam proses pencatatan utang usaha perusahaan.

Pada proses pengakuan Utang usaha akan secara langsung mengupdate buku besar utang
yang berasal dari aktivitas pembelian asset tetap setelah itu bagian utang usaha juga akan
mengeluarkan Voucher Jurnal dan laporan Rangkuman Transaksi. Laporan penerimaan asset
pada proses Penerimaan akan diteruskan ke Proses Akuntansi Asset Tetap yang akan membuat
Voucher Jurnal dan juga akan secara langsung mengupdate Carrying Amount dari Asset Tetap
yang dimilki oleh perusahaan.

Laporan Rangkuman Transaksi yang dikeluarkan oleh bagian Utang Usaha akan
diteruskan [ada bagian Proses Pengeluarkan Kas yang digunakan untuk melakukan pembayaran
terhadap asset tetap yang telah dibeli. Serta Voucher jurnal yang dikeluarkan pada proses utang
akan diteruskan untuk melakukan pembaharuan saldo Pos-pos/ Rekening-rekening yang
terpengaruh akan terjadinya pembelin Asset tetap bersama Voucher Jurnal yang telah
dikeluarkan pada proses Akuntansi Asset Tetap.
DFD Penghapusan Aktiva Tetap II
Penghapusan aktiva dimulai dari Departemen Produksi yang menyatakan bahwa salah
satu mesin produksi sudah tidak bisa memenuhi standar produksi. Kemudian dari Departemen
Produksi mengeluarkan permintaan untuk menhapus aktiva (Permintaan Penghapusan).
Permintaan penghapusan ini harus melalui persetujuan dari pengendalian otorisasi, yang
dimaksud pengendalian otorisasi adalah bahwa dalam hal barang-barang yang bernilai tinggi,
harus ada persetujuan independen yang mengevaluasi keuntungan permintaan penghapusan
tersebut berdasarkan biaya dan manfaatnya.

Setelah permintaan penghapusan tersebut mendapat persetujuan dari pengendalian


otorisasi selanjutnya akan diinput dalam sebuah proses, proses ini disebut proses penghapusan,
proses penghapusan aktiva tetap dapat berupa menjual, membongkar, menyumbangkan, atau
menghentikan penggunaan aktiva tersebut. Dalam kasus ini perusahaan Jimm and Klinn memilih
menghapus aktiva dengan menukar tambahkan dengan aktiva tetap
lain, sehingga terdapat arus pembayaran dari perusahaan Jimm and Klin kepada Perusahaan
Tritium melalui Bank. Dari proses penghapusan tersebut dihasilkan output berupa Laporan
Penghapusan aktiva yang menjelaskan disposisi akhir dari aktiva, dikirim ke Departemen Aktiva
Tetap untuk mengotorisasi penghapusannya dari buku besar.

DFD Pemeliharan Aktiva Tetap II

Perusahaan akan membuat jadwal depresiasi untuk setiap asset tetap yang dimiliki oleh
perusahaan guna memberikan data biaya Depresiasi untuk setiap asset tetap yang kemudian akan
diteruskan ke proses Akuntansi Asset Tetap. Untuk Asset Tetap Lama dalam proses perawatan
agar mesin dapat digunakan perusahaan harus membayarkan sejumlah uang dalam bentuk cek
bank yang digunakan untuk membayar biaya perawatan sset tetao, sebelumnya pihak departemen
produksi telah menunjuk Perusahaan Maintenance untuk diajak bekerjasama, kemudian melalui
Perusahaan Maintenance akan membuat laporan yang menyatakan bahwa pihaknya telah
melakukan prose pemeliharaan yang kemudian akan dilaporkan pada proses Akuntansi Asset
Tetap. Sedangkan untuk Asset tetap baru dalam proses pemeliharannya akan dibebankan pada
perusahaan Asuransi dan pihak Departemen Produksi tidak perlu mengeluarkan iang untuk
proses pemeliharaanya. Perusahaan asuransi akan membuat laporan pemeliharaan asset tetap
yang akan diproses pada Akuntansi Aset Tetap.
Flowchart Akuisisi Aktiva Tetap II

Departemen Produksi membuat laporan permintaan pembelian, kemudian


menghasilkan dokumen permintaan pembelian tiga rangkap. Rangkap pertama akan disimpan
dalam file, rangkap kedua diteruskan ke departemen pembelian, dan rangkap ketiga
diteruskan ke departemen utang usaha. File permintaan pembelian rangkap kedua akan
diteruskan ke departemen pembelian untuk menyetujui pembelian aktiva tetap. Dari proses
otorisasi tersebut menhasilkan dokumen pesanan pembelian tiga rangkap. Rangkap pertama
akan disimpan dalam file, rankap kedua diteruskan ke pemasok (PT. Tritium), dan rangkap
ketiga diteruskan ke departemen utang usaha. File pesanan pembelian rangkap kedua
digunakan untuk membuat faktur barang yang menghasilkan file faktur rangkap tiga. Rangkap
pertama akan disimpan dalam file, rangkap kedua diteruskan ke departemen penerimaan, dan
rangkap ketiga diteruskan ke departemen utang usaha. File faktur rangkap kedua digunakan
untuk membuat laporan penerimaan yang menghasilkan file laporan penerimaan rangkap tiga.
Rangkap pertama akan disimpan ke dalam file, rangkap kedua diteruskan ke departemen
utang usaha, dan rangkap ketiga diteruskan ke akuntansi aktiva tetap. Dari keempat file (file
permintaan pembelian, file laporan penerimaan, file pesanan pembelian, file faktur)
departemen utang usaha membuat salinan dokumen dan memperbarui catatan yang
menghasilkan file laporan penerimaan rangkap dua, file pesanan pembelian rangkap dua, file
faktur rangkap dua, voucher jurnal dan voucher utang. Rangkap kedua dari file laporan
penerimaan, file pesanan pembelian, dan file faktur akan disimpan dalam file.voucher jurnal
akan diteruskan ke buku besar umum. Voucher utang akan diteruskan ke pengeluaran kas.
File laporan penerimaan rangkap kedua digunakan akuntansi aktiva tetap untuk memperbarui
data yang menghasilkan data buku besar aktiva tetap lalu menghasilkan voucher jurnal yang
diteruskan ke buku besar umum. Di buku besar umum kedua voucher jurnal tersebut diproses
untuk diperbarui data kemudian diposting dalam buku besar umum.

Flowchart Penghapusan Aktiva Tetap


Proses penghapusan aktiva tetap dimulai dari Departemen Produksi yang melakukan
penilaian AT lalu membuat laporan kondisi AT dan membuat persetujuan penghapusan AT
lalu membuat laporan persetujuan penghapusan AT lalu diotorisasi penghapusan AT tersebut.
Lalu Departemen Produksi AT membuat keputusan apakah aktiva tetap tersebut di tukar
tambahkan atau dihibahkan. Apabila aktiva tetap tersebut ditukar tambahkan maka
Departemen Produksi membuat laporan tukar tambah AT yang berangkap, yang asli akan
disimpan oleh Departemen Produksi. Rangkap 1 diserahkan ke akuntansi AT dan rangkap ke
2 diproses untuk menyerahkan AT ke pemasok dan membuat laporan penghapusan AT.
Setelah itu membuat laporan pertukaran AT berangkap yang satunya disimpan dan
rangkapannya serahkan ke akuntansi AT. Tidak hanya membuat laporan tetapi juga dikirim ke
cek dan salinan cek. Cek tersebut akan dikirim ke pemasok sedangkan salian cek disimpan,
lalu Departemen Produksi membuat faktur yang diserahkan ke akuntansi AT untuk
memperbarui catatan yang diturunkan dari laporan persetujuan penghapusan AT dan laporan
penghapusan AT. Setelah memperbarui catatan membuat voucher jurnal berangkap 2.
Rangkap 2 akan diposting ke buku besar pembantu AT dan rangkap 1 akan diserahkan ke
buku besar dan melakukan pembaruan catatan lalu diposting ke buku besar pembantu AT.

Flowchart Pemeliharaan Aset Tetap

Proses pemeliharaan aktiva tetap dimulai dari Departemen Produksi yang melakukan
proses penilaian Aktiva Tetap, dari proses ini akan dihasilkan sebuah Laporan kondisi Aktiva
Tetap dan dalam proses penilaian ini juga melihat Jadwal depresiasi yang ada. Proses
selanjutnya yaitu membuat surat perrmintaan reparasi yang akan menghasilkan output berupa
dokumen surat permintaan reparasi rangkap 3. Dokumen pertama akan disimpan dalam file,
dokumen yang kedua akan dikirim ke perusahaan asuransi sebagai perlakuan maintenance
bagi aset(mesin) baru yang belum di depresiasi atau masih dalam proses asuransi atau garansi,
dan yang ketiga akan diteruskan ke Akuntansi Aktiva tetap. Dari jadwal depresiasi yang ada
akan dijadikan acuan untuk membuat laporan depresiasi, dokumen ini dibuat rangkap 4.
Rangkap 1 akan disimpan dalam file, dokumen yang kedua akan dikirim ke perusahaan
maintenance sebagai perlakuan maintenance perusahaan terhadap aset lama, dokumen yang
ketiga akan diteruskan ke Akuntansi Aktiva Tetap yang akan dicocokkan dengan surat
permintaan reparasi kemudian digunakan untuk memperbarui catatan, menghasilkan output
berupa voucher jurnal rangkap 2. Dokumen voucher jurnal pertama akan disimpan dalam file
dan dokumen voucher jurnal yang kedua akan diteruskan ke Buku besar. Dari proses
memperbarui catatan juga akan secara otomatis mengupdate Buku Besar Pembantu Aktiva
Tetap sebab proses memperbarui catatan ini juga berkaitan dengan proses pemeliharaan yang
sudah dilakukan oleh perusahaan asuransi dan perusahaan maintenance pada aset tetap
perusahaan Jimm And Klinn sesuai perlakuan yang sudah ditetapkan. Sedangkan Voucher
Jurnal yang diteruskan ke Buku Besar tersebut akan diposting ke Buku Besar Umum sebagai
bentuk perlakuan akuntansi terhadap pembayaran yang dilakukan perusahaan terhadap
perusahaan maintenance melalui transfer Bank dan pengakuan biaya asuransi terhadap aset
baru tersebut.
KASUS 11 : SIKLUS KONVERSI
DIAGRAM KONTEKS

Bagian Teknik Tempat Kerja/ Supervisor

Perintah kerja,
Spesifikasi teknik Lembar perpindahan, Permintaan bahan baku, kartu
jam kerja,
kartu waktu untuk gaji

Pemesanan / Penjualan

Pesanan pelanggan

Status Persediaan

Siklus Konversi

Voucher Jurnal

Baarang jadi
Pengendali Kartu Kerja
Persediaan
Voucher Jurnal

Permintaan Penggajian
Bahan baku

Permintaan
Pembelian

Pembelian Buku Besar Umum

Anda mungkin juga menyukai