DIAGRAM KONTEKS
DFD Level 0
DFD Level 1
Diagram level 1 diawali dengan perintah pembuatan memo kredit yang kemudian
memo kredit akan dibuat oleh Staf Bagian Persediaan atau gudang dengan mengacu pada
Master Data Penjualan. Memo kredit yang telah dibuat kemudian akan disahkan oleh
Supervisor dengan melihat master data penjualan. Apabila memo kredit telah disahkan
oleh Supervisor selanjutnya memo kredit akan didistribusikan sehingga menunjukkan
adanya retur penjualan. Tetapi, apabila memo kredit ditolak oleh Supervisor maka memo
kredit akan dikembalikan kepada Staf Bagian Persediaan atau Staf Administrasi Gudang
untuk mengeceknya kembali
DFD Level 2
Memo kredit yang telah disahkan oleh Supervisor akan diditribusikan kepada
Departemen Penerimaan dan juga Konsinyor. Apabila memo kredit ditolak oleh
Departemen Penerimaan maka tidak terjadi proses retur. Memo kredit yang didistribusikan
kepada Konsinyor kemudian diproses oleh Departemen Penerimaan. Apabila memo kredit
diterima, oleh Departemen Penerimaan akan dilanjutkan ke gudang untuk konfirmasi
pengiriman barang.
DFD Level 3
Flowchart
DFD Level 0
DFD Level 1
Proses pertama adalah proses pengecekan persediaan dengan meninjau master data
persediaan, dari proses tersebut dikeluarkan surat pesanan pembelian selanjutnya surat
pesanan pembelian dikirim ke proses permintaan pembelian. Pada proses ini gudang akan
menerima surat pesanan pembelian dan membuat form permintaan pembelian. Form
permintaan pembelian dikirim menuju proses persetujuan permintaan pembelian yang
kemudian dikirim ke departemen pembelian untuk mendapat persetujuan pembelian. Pada
proses ini menghasilkan persetujuan pembelian.
DFD Level 2
Setelah menerima persetujuan pembelian dari departemen pembelian selanjutnya ke proses
pengecekan data vendor dengan meninjau master data vendor. Selanjutnya laporan persetujuan
pembelian dikirimkan ke proses pesanan pembelian sebagaai acuan dalam pembuatan surat order
pembelian oleh departemen pembelian kemudian surat order pembelian dikirimkan ke vendor yang
dipilih. Setelah menerima surat order pembelian, vendor akan mengirimkan faktur serta slip
pengepakan
DFD Level 3
Faktur dan slip pengepakan yang diterima dari vendor dikirim ke proses penerimaan barang
kemudian slip pengepakan dikirim ke proses pengepakan barang. Pada proses ini dilakukan update
buku besar dan master data persediaan serta mengirimkan laporan penerimaan barang ke gudang
persediaan. Sedangkan faktur dikirimkan ke proses pencatatan untuk dilakukan pencatatan utang
usaha berdasarkan faktur serta update master data vendor dan update buku besar pembantu utang.
Flowchart
DFD Level 0
Dalam Diagram Level 0 ini terdapat 5 proses diantaranya :
1. Mengisi absen/daftar hadir
2. Rekonsiliasi kartu jam kerja dan waktu kerja
3. Menghitung gaji karyawan dan distribusi gaji
4. Menghitung pajak karyawan
5. Membayar asuransi
Pada proses pertama yaitu mengisi absen atau daftar hadir karyawan, karyawan mengisi
kartu jam kerja dan kartu waktu kerja. Informasi dari proses pengisian absen atau daftar hadir
digunakan pada proses kedua yaitu proses rekonsiliasi kartu jam kerja dan kartu waktu kerja.
Proses kedua yaitu rekonsiliasi kartu jam kerja dan waktu kerja yang mengupdate data
pegawai apabila terjadi perubahan. Departemen SDM memberikan pembaharuan data pegawai
selanjutnya diproses dan disamakan dengan data pegawai dan divalidasi oleh departemen
penggajian. Setelah semua data pegawai divalidasi, bagian departemen SDM mencocokkan data
dari departemen penggajain. Informasi dan proses kedua akan dibutuhkan di proses ketiga yaitu
menghitung gaji karyawan dan distribusi karyawan.
Proses ke tiga yaitu menghitung gaji karwan dan distribusi gaji. Selain membutuhkan
informasi yang dihasilkan oleh proses kedua, proses ini juga membutuhkan informasi dari data
keryawan yang akan menghasilkan output berupa slip gaji yang didistribusikan ke karyawan,
informasi tersebut selanjutnya di update ke buku besar dan dilanjutkan mentransfer cek
penggajian ke bank.
Proses keempat yaitu menghitung pajak karyawan. Di proses ini pemerintah memberikan
tarif pajak terkini. Setelah itu melakukan perhitungan pajak karyawan dengan informasi dari
update file penggajian kemudian melakukan penyetoran pajak karyawan ke pemerintah dan
mengupdate pajak ke buku besar.
Proses ke lima yaitu membayar asuransi, perusahaan membayar premi asuransi karyawan
ke perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi memberi laporan pembayaran asuransi ke
perusahaan selanjutnya mengupdate premi asuransi ke buku besar.
DFD Level 1
1. Proses Menghitung Penghasilan Neto
Dalam proses ini perusahaan membutuhkan informasi dari file penggajian untuk melihat
jumlah penghasilan bruto. Kemudian penghasilan bruto setiap karyawan dikurangkan
dengan pembayaran asuransi dan biaya jabatan sebesar 5% dari penghasilan bruto.
Setelah melalui proses penghitungan penghasilan bruto maka akan dihasilkan jumlah
penghasilan netto untuk masing-masing karyawan.
Dalam proses ini perusahaan membutuhkan informasi dari data pegawai sehingga akan
diketahui data masing-masing pegawai seperti data tentang status dan jumlah anak.
Setelah diketahui PTKP masing-masing pegawai selanjutynya penghasilan neto masing –
masing karyawan yang telah disetahunkan dikurangkan dengan PTKP yang selanjutnya
akan menghasilkan PKP.
Dalam proses ini PKP yang telah diketahui dikalikan dengan tarif pajak yang terdapat
dalam UU PPh Psl. 17. Setelah diketahui jumlah PPh terutangnya akan dilakukan
penyetoran PPh Ps. 21 dan update BB pajak.
DFD
A. Sistem Akuisisi
Dalam sistem akuisisi terdapat empat entitas, yaitu manajer produksi, pemasok,
departemen utang dagang dan Bank. Awalnya manajer produksi membutuhkan aktiva tetap baru
untuk kelancaran operasional produksinya. Untuk itu Manajer produksi memilih pemasok yang
akan mensuplay aktiva tetap yang dibutuhkan oleh perusahaan. Setelah kontrak disepakati,
manajer mengirimkan kontrak / pesanan pembelian ke pemasok. Kemudian manajer produksi
menerima salinan pesanan pembelian dan faktur dari pemasok. Pemasok mengirimkan satu
salinan tambahan dari pesanan pembelian dan faktur kepada manajer dan menyimpannya dalam
catatan aktiva tetap perusahaan. Manajer kemudian mengirimkan satu formulir yang berisi
perincian transaksi, bersama dengan salinan pesanan pembelian, faktur dan kebutuhan modal ke
departemen utang dagang dari perusahaan. Departemen utang mencatat utang dagang yang
berasal dari pembelian aktiva tetap. Kemudian departemen utang akan membayar utang dagang
melalui proses pengeluaran kas melalui bank dan akan di catat pada jurnal pengeluaran kas.
Penerimaan aktiva tetap akan dicatat dalam buku besar umum.
Asisten manajer produksi akan memeriksa keadaan aktiva tetap perusahaan dan
menyerahkan laporan hasil pemeriksaan aktiva tetap kepada manajer produksi. Setelah menerima
laporan hasil pemeriksaan aktiva tetap dari asisten manajer produksi, Manajer produksi akan
menentukan apakah aktiva tersebut di hapus karena sudah tidak layak pakai atau aktiva tersebut
hanya memerlukan pemeliharaan. Apabila manajer produksi menetukan bahwa aktiva tetap
tersebut hanya memerlukan pemeliharaan, maka manajer produksi akan melakukan pengajuan
perbaikan kepada pihak asuransi untuk memperbaiki aktiva tetap tersebut. Namun jika manajer
memutuskan bahwa aktiva tetap tersebut harus dihapuskan, maka kebijakan perusahaan adalan
menjualnya secara tukar tambah dengan aktiva baru yang dibeli atau menghibahkannya.
Pembayaran pemeliharaan maupun penghapusan aktiva tetap dilakukan melalui bank.
Didalam sistem akuisi aktiva tetap ini terdapat empat entitas yaitu manajer produksi,
pemasok/ supplier, departemen utang dagang, dan bank. Dimulai dari manajer produksi yang
melakukan negoisasi dengan pemasok untuk membeli aktiva tetap baru yang dibutuhkan oleh
perusahaan. Setelah melakukan negoisasi dan telah sesuai, maka manajer produksi akan
mengirimkan pesanan pembelian kepada pemasok. Pemasok akan memproses pesanan
pembelian, kemudian mengirimkan faktur beserta barang (aktiva tetap yang dipesan) kepada
manajer produksi.
Manajer produksi akan menggandakan faktur pembelian menjadi tiga rangkap. Salinan
pertama akan disimpan dalam catatan aktiva tetap perusahaan, salinan kedua dan ketiga akan
diberikan kepada departemen utang dagang. Oleh departemen utang dagang, faktur salinan kedua
akan dikirim ke bank dan faktur salinan ketiga akan dicatat dalam utang dagang perusahaan.
Setelah menerima faktur dari departemen utang dagang, bank akan melakukan transfer ke
pemasok. Kemudian bank akan menyerahkan struk bukti transfer kepada departemen utang
dagang, yang kemudian oleh departemen utang dagang akan dicatat dalam jurnal pengeluaran
kas.
Sistem pemeliharaan dimulai dari proses pemeriksaan masa manfaat aktiva tetap
perusahaan yang dilakukan oleh para asisten manajer produksi. laporan hasil pemeriksaan masa
manfaat AT akan digandakan menjadi dua (satu dokumen asli dan satu dokumen salinan).
Dokumen salinan akan digunakan dalam membuat jadwal depresiasi dan dokumen asli akan
diserahkan kepada manajer produksi. Setelah menerima laporan hasil pemeriksaan aktiva tetap
dari asisten manajer produksi, manajer produksi akan melakukan penilaian apakah aktiva tetap
tersebut masih memiliki umur ekonomis atau tidak. Jika umur ekonomis AT 0 (nol) maka akan
dilakukan penghapusan, namun jika AT masih memiliki umur ekonomis maka akan dilihat
apakah AT tersebut rusak dan memerlukan perbaikan atau AT dalam keadaan tidak rusak. Jika
AT tersebut tidak memerlukan perbaikan maka akan digunakan dalam proses produksi, namun
jika terdapat aktiva tetap yang memerlukan perbaikan, maka manajer produksi akan melakukan
pengecekan klaim asuransi aktiva tetap. Jika aktiva tetap tersebut tidak memiliki klaim asuransi
maka manajer produksi akan menyerahkan aktiva tetap yang memerlukan perbaikan kepada
bagian reparasi. Bagian reparasi akan mengirimkan faktur atas perbaikan aktiva tetap perusahaan
kepada manajer produksi.kemudian manajer produksi akan menggandakan faktur tersebut
menjadi dua rangkap. Faktur salinan kedua akan disimpan dalam file, dan faktur asli akan
digunakan untuk membuat formulir transaksi pemeliharaan aktiva tetap. Laporan transaksi
pemeliharaan aktiva tetap dikirimkan ke bagian keuangan perusahaan, kemudian bagian
keuangan perusahaan akan melakukan transfer sejumlah uang di bank untuk dikirimkan ke
bagian reparasi. Setelah bank melakukan proses transfer, struk bukti transfer dikirimkan ke
bagian keuangan perusahaan. Berdasarkan struk bukti transfer yang diterima, bagian keuangan
perusahaan akan mencatat transaksi tersebut dalam jurnal pengeluaran kas. Jika aktiva tetap
tersebut memiliki klaim asuransi maka Aktiva tetap tersebut akan diserahkan kepada bagian
asuransi, lalu bagian asuransi akan melakukan proses perbaikan. Jika aktiva tetap pada tahun ke-
0 maka bagian asuransi akan menanggung semua biaya perbaikan aktiva tetap, namun jika aktiva
tetap tidak pada tahun ke-0 maka bagian asuransi hanya menanggung sebagian biaya perbaikan
aktiva tetap, dan sebagian akan ditanggung
oleh perusahaan. Lalu bagian asuransi akan mengirimkan faktur perbaikan kepada manajer
produksi. kemudian manajer produksi akan menggandakan faktur tersebut menjadi dua rangkap.
faktur salinan kedua akan disimpan dalam file, dan faktur asli akan digunakan untuk membuat
formulir transaksi pemeliharaan aktiva tetap. Laporan transaksi pemeliharaan aktiva tetap
dikirimkan ke bagian keuangan perusahaan, kemudian bagian keuangan perusahaan akan
melakukan transfer sejumlah uang di bank untuk dikirimkan ke bagian asuransi. Setelah bank
melakukan proses transfer, struk bukti transfer dikirimkan ke bagian keuangan perusahaan.
Berdasarkan struk bukti transfer yang diterima, bagian keuangan perusahaan akan mencatat
transaksi tersebut dalam jurnal pengeluaran kas.
Proses penghapusan aktiva tetap dimulai dari manager produksi yang mengajukan usulan
untuk melakukan penghapusan aktiva tetap. Manajer produksi membuat keputusan terkait
penghapusan aktiva tetap tersebut, akankah aktiva tetap dihibahkan atau ditukar tambahkan. Jika
aktiva tetap dihibahkan maka manajer produksi akan membuat laporan penghapusan aktiva tetap.
kemudian oleh manjer produksi laporan penghapusan aktiva tetap tersebut dicatat dalam catatan
aktiva tetap perusahaan.
Sedangkan untuk aktiva tetap yang tidak di hibahkan akan ditukar tambahkan. Proses
penukaran aktiva tetap lama dengan aktiva tetap baru dimulai dari keputusan manajer produksi
untuk melakukan penghapusan aktiva tetap dengan melakukan tukar tambah. manajer produksi
memilih pemasok dan membuat kontrak pertukaran aktiva tetap. Kontrak pertukaran aktiva tetap
dikirimkan oleh manajer produksi ke pemasok. Pemasok melakukan proses terhadap tukar
tambah aktiva tetap lama dengan aktiva tetap yang baru. Pemasok mengirimkan faktur atas tukar
tambah AT lama dengan AT baru beserta barang (aktiva tetap baru) ke manajer produksi.
Kemudian manajer produksi menggandakan faktur menjadi rangkap dua. Faktur salinan kedua
akan disimpan dalam file dan salinan pertama dikirimkan ke bank. Kemudian bank akan
melakukan proses transfer ke pemasok dan struk bukti transfer diserahkan kepada bagian
keuangan perusahaan, setelah itu bagian keuangan perusahaan mencatatnya pada jurnal
pengeluaran kas.
KASUS 10 :SIKLUS ASET TETAP II
Pada proses pengakuan Utang usaha akan secara langsung mengupdate buku besar utang
yang berasal dari aktivitas pembelian asset tetap setelah itu bagian utang usaha juga akan
mengeluarkan Voucher Jurnal dan laporan Rangkuman Transaksi. Laporan penerimaan asset
pada proses Penerimaan akan diteruskan ke Proses Akuntansi Asset Tetap yang akan membuat
Voucher Jurnal dan juga akan secara langsung mengupdate Carrying Amount dari Asset Tetap
yang dimilki oleh perusahaan.
Laporan Rangkuman Transaksi yang dikeluarkan oleh bagian Utang Usaha akan
diteruskan [ada bagian Proses Pengeluarkan Kas yang digunakan untuk melakukan pembayaran
terhadap asset tetap yang telah dibeli. Serta Voucher jurnal yang dikeluarkan pada proses utang
akan diteruskan untuk melakukan pembaharuan saldo Pos-pos/ Rekening-rekening yang
terpengaruh akan terjadinya pembelin Asset tetap bersama Voucher Jurnal yang telah
dikeluarkan pada proses Akuntansi Asset Tetap.
DFD Penghapusan Aktiva Tetap II
Penghapusan aktiva dimulai dari Departemen Produksi yang menyatakan bahwa salah
satu mesin produksi sudah tidak bisa memenuhi standar produksi. Kemudian dari Departemen
Produksi mengeluarkan permintaan untuk menhapus aktiva (Permintaan Penghapusan).
Permintaan penghapusan ini harus melalui persetujuan dari pengendalian otorisasi, yang
dimaksud pengendalian otorisasi adalah bahwa dalam hal barang-barang yang bernilai tinggi,
harus ada persetujuan independen yang mengevaluasi keuntungan permintaan penghapusan
tersebut berdasarkan biaya dan manfaatnya.
Perusahaan akan membuat jadwal depresiasi untuk setiap asset tetap yang dimiliki oleh
perusahaan guna memberikan data biaya Depresiasi untuk setiap asset tetap yang kemudian akan
diteruskan ke proses Akuntansi Asset Tetap. Untuk Asset Tetap Lama dalam proses perawatan
agar mesin dapat digunakan perusahaan harus membayarkan sejumlah uang dalam bentuk cek
bank yang digunakan untuk membayar biaya perawatan sset tetao, sebelumnya pihak departemen
produksi telah menunjuk Perusahaan Maintenance untuk diajak bekerjasama, kemudian melalui
Perusahaan Maintenance akan membuat laporan yang menyatakan bahwa pihaknya telah
melakukan prose pemeliharaan yang kemudian akan dilaporkan pada proses Akuntansi Asset
Tetap. Sedangkan untuk Asset tetap baru dalam proses pemeliharannya akan dibebankan pada
perusahaan Asuransi dan pihak Departemen Produksi tidak perlu mengeluarkan iang untuk
proses pemeliharaanya. Perusahaan asuransi akan membuat laporan pemeliharaan asset tetap
yang akan diproses pada Akuntansi Aset Tetap.
Flowchart Akuisisi Aktiva Tetap II
Proses pemeliharaan aktiva tetap dimulai dari Departemen Produksi yang melakukan
proses penilaian Aktiva Tetap, dari proses ini akan dihasilkan sebuah Laporan kondisi Aktiva
Tetap dan dalam proses penilaian ini juga melihat Jadwal depresiasi yang ada. Proses
selanjutnya yaitu membuat surat perrmintaan reparasi yang akan menghasilkan output berupa
dokumen surat permintaan reparasi rangkap 3. Dokumen pertama akan disimpan dalam file,
dokumen yang kedua akan dikirim ke perusahaan asuransi sebagai perlakuan maintenance
bagi aset(mesin) baru yang belum di depresiasi atau masih dalam proses asuransi atau garansi,
dan yang ketiga akan diteruskan ke Akuntansi Aktiva tetap. Dari jadwal depresiasi yang ada
akan dijadikan acuan untuk membuat laporan depresiasi, dokumen ini dibuat rangkap 4.
Rangkap 1 akan disimpan dalam file, dokumen yang kedua akan dikirim ke perusahaan
maintenance sebagai perlakuan maintenance perusahaan terhadap aset lama, dokumen yang
ketiga akan diteruskan ke Akuntansi Aktiva Tetap yang akan dicocokkan dengan surat
permintaan reparasi kemudian digunakan untuk memperbarui catatan, menghasilkan output
berupa voucher jurnal rangkap 2. Dokumen voucher jurnal pertama akan disimpan dalam file
dan dokumen voucher jurnal yang kedua akan diteruskan ke Buku besar. Dari proses
memperbarui catatan juga akan secara otomatis mengupdate Buku Besar Pembantu Aktiva
Tetap sebab proses memperbarui catatan ini juga berkaitan dengan proses pemeliharaan yang
sudah dilakukan oleh perusahaan asuransi dan perusahaan maintenance pada aset tetap
perusahaan Jimm And Klinn sesuai perlakuan yang sudah ditetapkan. Sedangkan Voucher
Jurnal yang diteruskan ke Buku Besar tersebut akan diposting ke Buku Besar Umum sebagai
bentuk perlakuan akuntansi terhadap pembayaran yang dilakukan perusahaan terhadap
perusahaan maintenance melalui transfer Bank dan pengakuan biaya asuransi terhadap aset
baru tersebut.
KASUS 11 : SIKLUS KONVERSI
DIAGRAM KONTEKS
Perintah kerja,
Spesifikasi teknik Lembar perpindahan, Permintaan bahan baku, kartu
jam kerja,
kartu waktu untuk gaji
Pemesanan / Penjualan
Pesanan pelanggan
Status Persediaan
Siklus Konversi
Voucher Jurnal
Baarang jadi
Pengendali Kartu Kerja
Persediaan
Voucher Jurnal
Permintaan Penggajian
Bahan baku
Permintaan
Pembelian