Anda di halaman 1dari 11

Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN.

2503-4448

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KIMIA


KELAS X DI SMA NEGERI 1 SUNGAI AMBAWANG

Yakina*, Tuti Kurniati dan Raudhatul Fadhilah

Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak


Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat
*E-mail: Yakinakina@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran kimia di kelas
X SMA Negeri 1 Sungai Ambawang. Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Subjek penelitian sebanyak 62 orang siswa. Teknik yang digunakan
dalam penelitian ini ada 2 yaitu teknik pengukuran dan teknik komunikasi tidak langsung
dengan alat pengumpul data berupa tes soal sebanyak 30 soal dan angket penelitian sebanyak
30 soal. Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa yang mengalami kesulitan istilah sebesar
48,99% kesulitan konsep sebesar 41,32% dan yang terakhir kesulitan perhitungan sebesar
70,97%. Hasil angket menunjukkan bahwa faktor internal pada aspek minat dan motivasi
sebesar 59,25%, atau masuk pada kategori cukup berpengaruh pada faktor-faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar siswa, sedangkan faktor eksternal yang berasal dari faktor
keluarga dengan aspek sarana/prasarana dan kondisi keluaraga, faktor sekolah dengan aspek
guru, fasilitas belajar dan gedung sekolah dan faktor masyarakat dengan aspek media massa dan
lingkungan tetangga persentase rata-rata yaitu sebesar 85,4%, atau masuk pada kategori sangat
tidak berpengaruh pada kesulitan belajar siswa.

Kata kunci: Analisis, kesulitan belajar, pelajaran kimia

ABSTRACT

This study aimed at discovering the students’ in chemistry class at grade X of SMA Negeri 1
Sungai Ambawang. A qualitative descriptive method was employed in this study. As many as
62 students participated as the subjects. Two techniques were used in this study. They were
measurement and indirect communication techniques. The indirect technique used 30 test
questions and 30 items of questionnaire. The result of analysis indicated that the students who
had problems in understanding the terms were 48,99 %, the students who had problem in
understanding the concept were 41,32%, and the students who had problems in calculating were
70,97%. The results of the questionnaire showed that the internal factors of motivation and
interest were 59,25%. This is considered as the influential factor in the students’ difficulties.
While the external factor, with the average percentage of 85,4% deal with the students’
difficulties were family, facilities and infrastructures, family condition, school, teachers,
learning facilities, school building, mass media, and neighborhood. This is considered as the
factor that didn’t influent the students’,difficulties in chemistry class.

Keywords: Analysis, learning difficulties, chemistry learning

287
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

PENDAHULUAN berasal dari dalam diri siswa dan faktor


Kimia adalah salah satu bagian eksternal yang berasal dari luar diri
daribidang studi Ilmu Pengetahuan siswa. Faktor internal ini dipengaruhi
Alam (IPA) yang dalam konteksnya oleh tiga faktor yaitu faktor jasmani,
sangat dekat dalam kehidupan sehari- faktor psikologis, dan faktor kelelahan,
hari.Ilmu kimia merupakan salah satu sedangkan faktor eksternal yang
pelajaran yang sulit bagi kebanyakan mempengaruhi siswa dalam kegiatan
siswa tingkat SMA. Kesulitan ini dapat belajar adalah faktor keluarga, faktor
diartikan sebagai kondisi dalam proses sekolah dan faktor masyarakat
belajar yang ditandai oleh adanya (Slameto, 2006).
hambatan-hambatan tertentu untuk Berdasarkan penelitian Ashadi
mencapai hasil belajar yang maksimal. (2009), menunjukan bahwa ilmu kimia
Salah satu indikator adanya kesulitan dipandang ilmu yang sulit, tidak
belajar siswa adalah rendahnya prestasi menarik untuk dipelajari, akibatnya
belajar yang diperoleh (Purba, M, siswa cenderung menggunakan metode
2006). menghapal, sehingga siswa hanya
Kesulitan siswa dalam belajar mampu menyajikan tingkat hafalan
kimia mengakibatkan banyak siswa yang baik terhdap materi ajar yang
mengalami kegagalan dalam diterimanya, tetapi pada kenyataannya
mempelajari materi kimia. Kesulitan mereka tidak memahaminya. Siswa
ilmu kimia ini terkait dengan ciri-ciri hanya mengingat dan menyimpan
ilmu kimia itu sendiri yang disebut oleh berbagai informasi tanpa memahami
Kean Middlecamp (Rumansyah, 2002) dan menggali lebih jauh lagi mengenai
yaitu sebagian besar ilmu kimia bersifat informasi yang diterimanya. Penyebab
abstrak, berurutan dan berkembang siswa mengalami kesulitan dalam
pesat, ilmu kimia merupakan belajar kinia, diantaranya: kurangnya
penyederhanaan dari materi yang minat dan perhatian siswa pada saat
sebenarnya, tidak hanya sekedar proses pembelajaran berlangsung,
memecah soal tetapi materi yang kurangnya kesiapan siswa dalam
dipelajari sangat banyak. Karakteristik menerima konsep baru, kurangnya
ilmu kimia ini mengkaji bidang yang penekanan pada konsep-konsep
sangat luas, tidak hanya sekedar prasyarat yang penting, penanaman
memecahkan soal-soal, tetapi juga konsep yang kurang mendalam, strategi
mempelajari deskripsi fakta, belajar, dan kurangnya variasi latihan
peristilahan khusus, serta aturan-aturan soal
kimia yang bersifat abstrak dan Hasil wawancara terhadap lima
kompleks untuk dapat dihafal dan dapat siswa kelas X SMA Negeri 1 Sungai
dipahami dengan baik oleh siswa. Ambawang, pada tanggal 2 November
Kesulitan pada siswa terhadap 2015 mengenai mata pelajaran apa
pelajaran kimia dapat disebabkan oleh yang dianggap sulit oleh siswa yaitu
dua faktor, yaitu faktor internal yang mata pelajaran kimia, karena terdapat

288
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

banyak materi perhitungan, salah X1 dan X2 sebanyak 62 orang di SMA


satunya materi stoikiometri. Kesulitan Negeri 1 Sungai Ambawang.
siswa pada pelajaran kimia ini juga
menunjukkan bahwa siswa sulit Prosedur Penelitian
mempelajari kimia, terutama materi Prosedur penelitian dalam
perhitungan. Penelitian ini bertujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
menganalisis kesulitan belajar siswa 1.Tahap Persiapan Penelitian
pada mata pelajaran kimia kelas X a. Melakukan observasi dikelas X SMA
SMA Negeri 1 Sungai Ambawang. Negeri 1 Sungai Ambawang.
b. Menyiapan instrumen penelitian
METODE PENELITIAN berupa angket faktor-faktor penyebab
Metode deskriptif adalah kesulitan belajar sebanyak 30
prosedur pemecahan masalah yang pertanyaan.
diselidiki dengan menggambarkan atau c. Melakukan validasi isi instrumen
melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian oleh dosen Universitas
penelitian (seseorang, lembaga, Muhammadiyah
masyarakat dan lain-lain) pada saat
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang a. Memberikan angket kepada siswa
tampak atau bagaimana menganalis yang menjadi sampel penelitian.
kesulitan belajar yang dialami siswa b. Menganalisis angket mentukan letak
SMA Negeri 1 Sungai Ambawang kesulitan siswa dan menentukan
dalam menyelesaikan soal-soal kimia. faktor-faktor penyebab kesulitan dari
Bentuk penelitian yang digunakan angket.
dalam penelitian ini adalah bentuk 3. Tahap Akhir Penelitian
pendekatan kualitatif. a. Menyusun laporan dari penelitian
yang dilakukan.
Populasi dan Sampel b. Membuat kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X SMA Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Negeri 1 Sungai Ambawang tahun
ajaran 2014-2015 yang terdiri atas X1, Teknik Pengumpul Data
X2 dan X3 yang berjumlah 99 siswa. Nawawi (2005: 100)
Sampel Penelitian membedakan teknik pengumpul data
Tenik pengambilan sampel menjadi teknik observasi langsung,
dalam penelitian ini adalah teknik observasi tidak langsung, teknik
menggunakan teknik Purposive komunikasi langsung, teknik
Sampling, yaitu pengambilan sampel komunikasi tidak langsung, teknik
dengan pertimbangan tertentu. Adapun pengukuran dan teknik studi
pertimbangannya adalah kedua kelas dokumenter.Teknikpengumpulan data
diajar oleh guru yang sama. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
dalam penelitian ini adalah siswa kelas adalah:

289
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

a. Teknik Pengukuran untuk mengukur sikap negatif objek.


Teknik pengukuran data dalam Jawaban setiap pernyataan instrumen
penelitian ini digunakan untuk melihat mempunyai gradasi dari sangat positif
hasil belajar siswa dalam bentuk skor. sampai sangat negatif, antara lain
b. Teknik Komunikasi tidak langsung Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak
Teknik komunikasi tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju
langsung adalah cara mengumpulkan (STS) dengan skor yaitu 4, 3, 2, dan 1
data yang menggunakan alat perantara. (untuk pernyataan positif) dan 1, 2, 3,
Pada penelitian ini untuk mengetahui dan 4 (untuk pernyataan negatif).
faktor-faktor yang mempengaruhi Adapun cara menghitung persentase
kesulitan belajar, alat yang digunakan pengaruh faktor menggunakan
berupa angket 30 pernyataan. Persamaan 1

% Pengaruh = Jumlah skor yang


Alat Pengumpulan Data
a. Angket dijawab siswa x 100%
Angket adalah daftar pertanyaan Skor maksimal soal
yang diberikan kepada orang lain yang
bersedia memberi respons (responden) b. Tes hasil belajar
sesuai dengan peminta pengguna Tes adalah serentetan
pertanyaan atau latihan serta alat lain
(Riduan, 2005: 71). Angket digunakan
untuk mengetahui faktor-faktor yang digunakan untuk mengukur
penyebab kesulitan siswa dalam mata ketermpilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki
pelajaran kimia yang terdiri dari faktor
internal dan faktor eksternal. Kelebihan oleh individu atau kelompok (Arikunto,
angket adalah responden merasa tidak 2011: 52). Tes dibagi menjadi dua jenis
yaitu tes tertulis dan tes lisan. Tes
khawatir jika memberi jawaban yang
tidak sesuai dengan kenyataan dalam tertulis merupakan tes yang dilakukan
secara tertulis yang dapat diketahui dari
pengisian daftar pertanyaan. Jawaban
dari angket akan mudah dianalisis keadaan akan jawaban yang diberikan
karena jawaban telah disiapkan serara tertulis pula. Sedangkan tes lisan
merupakan tes yang dilakukan secara
sedemikian rupa untuk dipilih
responden. lisan yang dapat diketahui keadaanya
Angket dalam penelitian ini skala dari jawaban yang diberikan secara
lisan pula. Tes yang dipilih dalam
yang digunakan adalah skala likert yaitu
skala yang digunakan untuk mengukur penelitian ini adalah tes bentuk pilihan
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang ganda yang berjumlah 30 soal.
Analisis validasi dalam
atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Sugiyono, 2003: 93). penelitian ini menggunakan validasi isi
Dalam skala likert terdapat dua bentuk menurut Gregory. Menurut Gregory
validitas merefleksikan penilaian
pertanyaan yaitu pertanyaan positif
yang berfungsi untuk mengukur sikap berdasarkan hasil penelitian mengenai
positif, dan pernyataan negatif berfungsi seberapa kuat sebuah tes dalam

290
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

mengukur atribut yang akan diukur. Tabel 1. Kualifikasi Fakor-faktor


Kriteria validasi Gregory, setiap soal Penyebab Kesulitan Belajar Siswa
diberikan skor dari 1 hingga 4. Skor 1
dan 2 menunjukan bahwa soal tes Persentase Kualifikasi
bersifat tidak valid sedangkan skor 3 Penyebab Penyebab
dan 4 menunjukan bahwa soal tes Kesulitan Kesulitan
bersifat valid. Skor 4 diberikan ketika Belajar ( %) Belajar
semua deskriptor muncul, skor 3 81- 100 Sangat Tidak
diberikan ketika 3 dari deskriptor Berpengruh
muncul, skor 2 diberikan ketika 2 dari 61-80 Tidak
deskriptor muncul, sedangkan skor 1 Berpengaruh
diberikan ketika 1 dari deskriptor 41-60 Cukup
muncul. Berpengaruh
21-40 Berpengaruh
Teknik Analisis Data Sangat
Data yang diperoleh dari hasil 0-20 Berpengaruh
tes siswa dan wawancara dianalisis
dengan langkah-langkah pengolahan 3. Menganalisis hasil tes dan angket
data sebagai berikut: untuk menganalisis kesulitan belajar
1. Mengoreksi hasil angket siswa siswa dalam menyelesaikan soal tes
dengan memberi skor pada masing- yang diberikan.
masing skala yaitu 4, 3, 2, dan 1 4. Menghitung persentase siswa yang
(untuk pernyataan positif) dan 1, 2, 3, mengalami kesulitan, sesuai dengan
dan 4 (untuk pernyataan negatif). persamaan 2,(Arifin, 2010;229).
2. Menghitung persentase pengaruh
pada masing-masing faktor yang
mempengaruhi kesulitan belajar. Hasil
perhitungan persentase tersebut Keterangan
kemudian dikualifikasikan P = Persentase siswa yang mengalami
berdasarkan Tabel 1 (Riduan, 2005). kesulitan
B = Jumlah siswa yang menjawab salah
N = Jumlah siswa perserta tes
Hasil pehitungan persentase
tersebut kemudian dibandingkan dengan
kriteria kesulitan pada Tabel 2
(Arikunto, 1998: 246).

291
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Tabel 2. Tingkat Kesulitan itu dapat dilihat bahwa rata-rata sebesar


48,87% siswa menjawab salah untuk
Persentase Kualifikasi soal istilah, konsep dan perhitungan.
Penyebab Penyebab Kesalahan-kesalahan siswa dalam
Tingkat Tingkat menyelesaikan soal-soal dapat dilihat
Kesulitan ( % ) Kesulitan dari hasil ulangan, diketahui ada 20
80-100 Sangat Tinggi orang yang memperoleh nilai tinggi dan
66-79 Tinggi ada 42yang mendapat nilai rendah yang
40-65 Sedang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan
0-39 Rendah Minimum (KKM) yaitu 75.
Analisis kesulitan siswa dalam
5. Mengelompokkan kesulitan belajar menyelesaikan soal-soal kimiamelalui
berdasarkan kesulitan siswa dalam angket berdasarkan dua faktor yang
mempelajari kimia,yaitu kesulitan mempengaruhi yaitu faktor internal dan
dalam memahami istilah, konsep dan faktor eksternal.
perhitungan. (Arifin, 1995: 220). Hasil penelitian memperlihatkan
6. Menganalisis hasil analisis data tes bahwa faktor yang mampu
dan angket mempengaruhi kesulitan belajar berasal
dari faktor internal dengan pengaruh
HASIL PENELITIAN DAN rata-rata sebesar 59,25%. Sedangkan
PEMBAHASAN faktor keluarga, sekolah dan masyarakat
Kesulitan siswa dalam yang merupakan faktor eksternal
menyelesaikan soal-soal kimia dapat mempunyai kualifikasi pengaruh rata-
dianalisis melalui jawaban siswa dari rata sebesar 85,4%. Terlihat dari
hasil ulangan.Berdasarkan jawaban masing-masing indikator bahwa faktor
siswa dari hasil ulangan, dapat internal mempunyai kualifikasi cukup
diketahui kesalahan-kesalahan yang berpengaruh yang menyebabkan
dilakukan siswa dalam menyelesaikan kesulitan belajar siswa dalam belajar
soal-soal kimia maupun siswa yang kimia. Faktor eksternal tidak
tidak menjawab pada soal ulangan yang berpengaruh terhadap kesulitan belajar
telah diberikan.Hasil analisis kesulitan siswa pada pelajaran kimia, karena
siswa dalam menyelesaikan soal-soal faktor eksternal siswa sudah terpenuhi
kimia berdasarkan jawaban siswa pada semua.
hasil ulangan yang telah diberikan 1. Analisis Kesulitan Siswa dalam
kepada 62 siswa, dapat diketahui Menyelesaikan Soal Istilah, Konsep
jumlah siswa yang salah dalam dan Perhitungan.
menjawab atau melakukan kesalahan Data hasil penelitian terhadap 62
dalam menjawab setiap indikator siswa yang memiliki berbagai jenis
soal.Hasil penelitian menunjukkan kesulitan belajar dapat dipaparkan
bahwa masih banyak siswa yang sebagai berikut:
melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan soal ulangan kimia. Hal

292
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

a. Kesulitan siswa dalam menyelesaikan awal yang telah diberikan oleh guru saat
soal dalam istilah mengajar, siswa tidak memperhatikan
Hasil tes dari 26,7% soal istilah saat guru menjelaskan materi, kurang
ternyata masih banyak siswa yang mendalami pelajaran dasar-dasar pada
menjawab salah yaitu sebesar 48%, pelajaran kimia dan kurangnya
sedangkan persentase kesulitan istilah melakukan latihan-latihan soal. Salah
sebesar 48,99%. Pada soal istilah no 1, satu contohnya yaitu dalam menentukan
2, 8, 12, 17, 20, 25, dan 26 siswa masih konfigurasi elektron dimana siswa
banyak yang menjawab salah, hal itu masih banyak yang belum bisa
dikarenakan siswa masih belum dapat menghitung konfigurasi elektron,
menguasai istilah-istilah dalam sehingga jika terdapatsoal tersebut
pelajaran kimia dan kurangnya mereka ragu-ragu, mereka bingung
pemahaman siswa pada istilah-istilah dalam menjawab soal tersebut bahkan
dalam kimia, sehingga mereka merasa tidak bisa menjawab.
bingung pada saat menjawab soal c. Kesulitan Siswa dalam menyelesaikan
apalagi mereka hanya menghafal istilah- soal dalam perhitungan
istilah yang ada, tetapi tidak memahami Hasil tes ulangan dari 13,3%
dengan benar istilah tersebut dan soal berbentuk hitungan, ternyata pada
mereka tidak belajar lagi dirumah yang soal ini cuma 72 siswa saja yang bisa
mengakibatkan siswa lupa dengan menjawab dan yang menjawab salah
istilah yang telah digunakan.Khususnya sebesar 70%, sedangkan persentase
materi dasar seperti struktur atom kesulitan perhitungan sebesar 70,97%.
mereka sudah tidak paham dan tidak Hal ini dikarenakan siswa kurang
mengerti. Materi kimia saling memahami rumus perhitungan kimia,
berhubungan dari awal hingga tidak mengetahui dasar-dasar
akhir,sehingga siswa harus benar-benar matematika dengan baik, dan hanya
mempelajari agar mudah nantinya. menghapal rumus-rumus kimia, tetapi
Dimana masih banyak siswa yang keliru tidak diterapkan dalam latihan-latihan
dalam menjawab soal istilah. Sehingga soal sehingga saat menjawab soal siswa
membuat siswa asal-asal dalam kebingungan dan tidak bisa menjawab
menjawab soal ulangan, dan banyak (Hartono, R dan dkk). Salah satu contoh
siswa yang mencontek pada saat soalnya adalah menghitung volume dan
ulangan. tekanan. Siswa masih bingung dalam
b. Kesulitan Siswa dalam menentukan rumus mana yang akan
menyelesaikan soal dalam konsep digunakan dalam menyelesaikan soal
Hasil tes ulangan dari 60% soal tersebut.
berbentuk konsep ternyata siswa makin 2. Analisis Kesulitan Siswa dari Hasil
banyak yang salah dalam menjawab Angket
soal tersebut yaitu sebesar 44%, Hasil penelitian dari 62 siswa
sedangkan persentase kesulitan konsep untuk angket meliputi dua faktor yang
sebesar 41,32%. Hal itu dikarenakan mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut
siswa tidak memahami konsep-konsep dapat dibahas sebagai berikut:

293
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

a. Faktor Internal Siswa tidur,walaupun 12 orang siswa ada


Faktor internal yang yang sudah memiliki sikap yang baik
mempengaruhi kesulitan siswa dalam selama pembelajaran sedang
mempelajari kimia sebesar 59,5%. Hal berlangsung, tetapi mereka masih
ini menunjukkan bahwa aspek minat menemukan kesulitan dalam belajar
merupakan aspek pertama faktor kimia.
internal yang mempengaruhi kesulitan Aspek motivasi merupakan
belajar siswa dalam mempelajari kimia. aspek kedua yang termasuk dalam
Aspek ini terdiri dua faktor, yaitu faktor internal siswa. Angket penelitian,
indikator ketertarikan pada aspek ini terbagi dalam dua indikator,
pembelajaran kimia dan sikap terhadap yaitu indikator perhatian terhadap dalam
pembelajaran kimia. Pada indikator pembelajaran kimia dan usaha untuk
pertama pada aspek minat ini mendapat belajar kimia. Berdasarkan hasil angket,
persentase sebesar 61% dengan indikator perhatian terhadap
kualifikasi tidak berpengaruh, hal ini pembelajaran kimia mendapat
dapat dikatakan bahwa siswa tidak persentase sebesar 57% dengan
merasa malas dan bosan dalam kualifikasi cukup berpengaruh pada
mengerjakan soal-soal kimia ataupun kesulitan belajar, hal ini berarti ada 12
saat pembelajaran kimia mereka dengan orang siswa tidak memiliki motivasi
antusius memperhatikan penjelasan yang besar untuk bertanya ketika
guru dalam arti siswa secara umum menemukan hal yang tidak dimengerti
memiliki ketertarikan terhadap dari penjelasan guru saat pembelajaran
pembelajaran kimia. kimia sedang berlangsung, sehingga
Secara umum siswa membuat kesulitan untuk belajar terjadi.
menunjukkan adanya minat belajar Indikator selanjutnya adalah
dengan cara mereka memperhatikan usaha untuk belajar kimia dengan
penjelasan guru pada saat pembelajaran persentase sebesar 61% dengan
sedang berlangsung, walaupun hal itu kualifikasi tidak berpengaruh. Pada
tidak terlalu mencolok, namun 10 orang indikator ini terlihat bahwa secara
siswa menyatakan ketidaktertarikannya umum siswa berusaha untuk
pada pelajaran kimia, karena kimia memahami pelajaran kimia. Usaha yang
sulit. Selanjutnya pada indikator kedua, dilakukan tersebut sesuai dengan hasil
sikap terhadap pembelajaran kimia. wawancara guru kimia yang
Indikator ini mendapat persentase menyatakan siswa mengerjakan tugas
sebesar 58%, persentase ini termasuk dari guru dan apabila tidak bisa
dalam kualifikasi cukup berpengaruh, mengerjakan sendiri, maka siswa
artinya siswa belum memiliki sikap melakukan diskusi bersama dengan
yang baik selama dalam proses teman-temannya dalam mengerjakan
pembelajaran kimia misalnya pada saat soal-soal kimia.
guru menjelaskan materi didepan kelas b. Faktor Eksternal
mereka malah asik ngomong dangan Faktor eksternal yang
teman sebangku bahkan ada yang mempengaruhi kesulitan siswa dalam

294
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

pembelajaran kimia sebesar 85,4%. kesulitan belajar siswa karena alat-alat


Pada faktor eksternal, aspek pertama belajar disekolah sudah memadai seperti
yang ditinjau pada faktor ini adalah adanya buku-buku paket penunjang
aspek keluarga dengan indikator pembelajaran kimia.
sarana/prasarana seperti alat-alat belajar Aspek gedung dengan indikator
dan ruang belajar dirumah. Pada kondisi gedung memiliki persentase
indikator alat-alat belajar memiliki sebesar 80% yang berarti kualifikasi
persentase sebesar 87% yang bearti tidak berpengaruh dalam kesulitan
artinya kenyamanan ruang belajar tidak belajar siswa karena kondisi gedung
berpengaruh terhadap penyebab tempat pendidikan berlangsungsudah
kesulitan hasil belajar siswa dalam memadai seperti letak sekolah yang
mempelajari karena kelengkapan alat terletak dalam gang sehingga jauh dari
tulis dan buku pelajaran siswa hampir kebisingan jalan raya, kemudian
terpenuhi oleh semua orang tua siswa. memiliki penerangan dan ventilasi
Selanjutnya indikator ruang belajar, udara yang sudah memadai setiap
memiliki persentase sebesar 85% kelasnya. Faktor eksternal selanjutnya
dengan kimia. yaitu faktor masyarakat yang meliputi
Faktor selanjutnya pada faktor aspek media massa dengan indikator
eksternal yaitu faktor sekolah dengan alat-alat media massa sebesar 82%
aspek guru yang memiliki dua berarti berada dalam kualifikasi tidak
indikator. Pada indikator pertama yaitu berpengaruh, hal ini dapat dikatakan
penguasaan materi dan kejelasan materi secara umum siswa tidak
memiliki persentasi sebesar 84% yang menggunakan alat-alat elektronik
artinya pada kualifikasi tidak seperti handphone saat pembelajaran
berpengaruh karena guru sering meskipun ada sebagian kecil siswa ada
memberikan jawaban yang membuat yang menggunakannya tetapi tidak
siswa lebih mengerti tentang pelajaran menyebabkan siswa mengalami
kimia. Indikator selanjutnya adalah kesulitan dalam pelajaran kimia.
penggunaan metode mengajar yang Pengaruh aspek lingkungan
memiliki persentase sebesar 85% yang tetangga dengan indikator corak
artinya pada kualifikasi tidak kehidupan tetangga sebesar 89%
berpengaruh karena guru telah tergolong dalam kualifikasi tidak
menggunakan metode pelajaran yang berpengaruh. Hal ini dapat dikatakan
sesuai dengan materi-materi yang ada bahwa corak kehidupan bertetangga
dalam pelajaran kimia. Secara umum sekitarnya tidak mempengaruhi
siswa memberikan respon setuju bahwa kesulitan belajar dalam pelajaran kimia,
guru telah menggunakan metode miskipun ada sebagian kecil siswa ada
pelajaran yang benar. Selanjutnya aspek yang bergadang di malam hari bersama
fasilitas belajar dengan indikator alat- tetangganya ataupun lebih banyak
alat belajar disekolah memiliki bermain diluar ketimbang belajar di
persentase sebesar 88% berarti rumah.
kualifikasinya tidak berpengaruh dalam

295
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Dari pembahasan di atas dapat Penelitian ini dapat dijadikan sebagai


diketahui bahwa faktor internal bahan penelitian lanjutan bagi
merupakan faktor yang cukup mahasiswa program studi pendidikan
mempengaruhi kesulitan belajar dalam kimia yang lain.
pembelajaran kimia. Berdasarkan hasil
angket diketahui kesulitan dipengaruhi
dari faktor-faktor siswa itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA
Sedangkan dari faktor eksternal yang Arifin, (2010). Evaluasi Pembelajaran.
berasal dari luar siswa tidak Bandung: PT Remaja
mempengaruhi kesulitan belajar dalam Rosdakarya.
pembelajaran kimia.
Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian
SIMPULAN DAN SARAN
Suatu Pendekatan Praktik.
Simpulan
Jakarta: Rinika Cipta.
Kesulitan belajar yang diakui
siswa adalah kesulitan istilah yaitu
sebesar 48,99% kesulitan dalam Ashadi, (2009). Kesulitan belajar Kimia
bagi Siswa Sekolah Menengah
menjelaskan istilah yang ada di
pelajaran kimia, kesulitan konsep Atas. PT. Rineka Cipta:
sebesar 41,32%, sedangkan kesulitan Jakarta.
perhitungan sebesar 70,97% yaitu
kesulitan dalam menyelesaikan soal- Gregory, R. J. (2000). Psycological
soal yang berkaitan dengan perhitungan. Testing: History, Principles and
Aplications, Boston: Allyn
Faktor yang mempengaruhi kesulitan
belajar meliputi, faktor internal sebesar and Bacon.
59,25% (cukup mempengaruhi), Hartono, R, Yuniar dan Ayu Anissa.
sedangkan faktor eksternal sebesar (2015). Pengaruh Model
85,4% (tidak berpengaruh). Pembelajaran Problem Solving
pada Pokok Pembahasan
Saran
Bagi guru diharapkan dapat Konsep Mol terhadap Hasil
menjelaskan istilah-istilah, konsep dan Belajar Siswa Kelas X SMA
Negeri 6 Surakarta. Jurnal
hitungan yang ada dalam pelajaran
kimia, siswa dapat memahami istilah, Pendidikan Kimia, Vol. 4 no 1
konsep dan hitungan yang ada dalam Tahun 2015.
pelajaran kimia. Bagi siswa diharapkan
dapat memperdalam pengetahuan Kean, & Middlecamp, C. (1985). A
tentang pelajaran kimia yang Survivai Manualfor General
Chemistry (Panduan Belajar
berhubungan dengan istilah, konsep,
dan perhitungan untuk mengatasi Kimia Dasar).Penerjemah: A.
kesulitan-kesulitan belajar yang terjadi. Hadyana Pudjaatmaka. Jakarta:
Gramedia.

296
Vol. 5 No. 2, Agustus 2017 Ar-Razi Jurnal Ilmiah ISSN. 2503-4448

Nawawi, H. (2005). Metode Penelitian


Bidang Sosial. Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.

Slameto, (2003). Belajar dan Faktor


Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian


Kuantitatif dan Kualitatifdan R
& D. Bandung: Alfabeta
Riduwan, 2005. Dasar-dasar
Statistik. Bandung: CV Alfabeta.

Rumansyah. (2002). Penerapan Metode


Latihan Berstruktur dalam
Meningkatkan Pemahaman
Siswa Terhadap Konsep
Persamaan Kimia. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan,
No. 035. Tahun ke 8, Maret,
h,172

297

Anda mungkin juga menyukai