Anda di halaman 1dari 18

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

KESEHATAN JIWA ISOLASI SOSIAL

Tanggal pengkajian : 05 juli 2022

Ruang rawat : Ruang kasuari

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. W
Umur : 33th
Alamat : Situbondo
Pendidikan: SMA
Agama : islam
Status : belum menikah
Pekerjaan : tidak bekerja
Jenis kel : laki-laki
II. ALASAN MASUK
a. Data primer
Klien mengatakan dari rumah dibawa ke RSJ karena memiliki kebiasaan buruk
seperti emosi ke keluarganya, stres dan merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas
dalam hidupnya, tidak berminat untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga
dibawa ke rumah sakit agar bisa merubah kebiasaan buruk tersebut.
b. Data sekunder
Data dari perawat bahwa klien masih bujang dan memiliki gangguan isolasi sosial
Keluarga klien (ibu klien) mengatakan jika klien mengalami perubahan perilaku
sudah sangat lama sejak tahun 2010, menurut keluarga tidak tahu pasti
penyebabnya, perubahan perilaku sangat terlihat kurang lebih 10 tahun terakhir
saat klien lulus SMA. Keluarga klien juga mengatakan klien memang kurang bagus
interaksi dengan orang lain atau sosialisasi. Pasien tidak pernah mengikuti
organisasi atau acara yang ada dirumah sekitar.
c. Keluhan utama saat pengkajian
Klien mengatakan malas berbicara dengan orang lain, lebih suka menyendiri dan
merasa bosan dengan hidup dan tempat tinggal yang ditempati saat ini.
III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI)
Klien mengatakan stres karena sebelumnya mengalami putus cinta dengan pacarnya
sejak 4 bln yang lalu, merokok dan mabok-mabokan selama 2 bulan setelah putus
dengan pacarnya. Klien mengatakan ibu dan saudaranya yang membawa ke RSJ,
karena pernah mau mencoba bunuh diri dengan mengkonsumsi pil dan minuman keras
secara berlebihan setelah putus dengan pacarnya
IV. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ? Ya
Terdapat riwayat pengobatan sebelumnya, hal tersebut dibenarkan oleh
keluarganya bahwa klien pernah dirawat sebelumnya di rumah sakit dan ada
riwayat pengobatan rawat jalan. Keluarga klien mengatakan ini termasuk kesekian
kalinya pasien masuk RSJ (11x)
2. Faktor penyebab/pendukung
a. riwayat trauma
Px mengatakan tidak pernah mengalami/ mempunyai riwayat trauma seperti
aniaya fisik, aniaya seksual, penolakan, kekerasan dalam keluarga ataupun
tindakan criminal
Diagnosa keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
b. Pernah melakukan upaya / percobaan/ bunuh diri
Klien mengatakan pernah ada upaya atau mencoba bunuh diri dengan
mengkonsumsi pil dan minuman keras secara berlebihan karena merasa bosan
dengan hidupnya setelah mengalami putus cinta dengan pacarnya dan merasa
putus asa dengan hidupnya yang sekarang.
Diagnosa keperawatan : Risiko bunuh diri
c. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan,
kematian, perpisahan)
- klien mengatakan pernah mengalami kegagalan dalam hidupnya yaitu
cita-citanya tidak tercapai karena ingin menjadi polisi.
- peristiwa kematian : ditinggal oleh bapaknya (meninggal).
- peristiwa perpisahan: ditinggal pergi oleh pacarnya
d. Pernah mnegalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
Klien mengatakan pernah mengalami penyakit tipes sebelumnya dan pernah
dirawat dirumah sakit karena penyakit tipesnya.
e. Riwayat pengguanaan NAPZA
Klien mengatakan pernah mengkonsumsi minuman keras, obat-obatan
terlarang selama 1 bulan
3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi diatas dan hasilnya
Klien mengatakan meminta sendiri untuk berobat ke RSJ hal ini juga di benarkan
oleh keluarganya, bahwa klien meminta untuk berobat kembali karena klien merasa
kondisinya semakin memburuk.
4. Riwayat penyakit keluarga: TIDAK ADA
- Hubungan keluarga: klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa
- Gejala: tidak ada gejala gangguan jiwa
- Riwayat pengobatan : tidak ada riwayat pengobatan/ perawatan jiwa pada
keluarga
Diagnosa keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Ket: : Meninggal
: Perempuan : Status perkawinan
: Laki- laki : Status keturunan
: Klien : Tinggal serumah
Klien mengatakan anak kedua dari 2 bersaudara. Saat ini klien tinggal bersama
dengan ibu kandung. Ayah klien telah meninggal sejak klien berumur 17 tahun.
Pengambil keputusan: klien mengatakan bahwa dalam keluaganya pengambil
keputusan adalah ibunya.
pola komunikasi: klien mengatakan sedikit males berinteraksi dengan orang lain
maupun keluarganya
pola asuh: klien mengatakan tinggal bersama ibunya dirumahnya.
Diagnosa keperawatan : isolasi sosial
2. Konsep diri
a. Citra tubuh :
Klien mnegatakan sudah menjaga badan / anggota tubuhnya dan tidak ada
bagian anggota tubuh yang tidak disukai. Klien menyukai semua anggota
tubuhnya.
b. Identitas
Klien mnegatakan anak ke-2 dari 2 bersaudara, klien mengatakan menganut
agama islam, dirinya belum menikah, dan menyadari dirinya sebagai laki-laki.
c. Peran
Klien mengatakan seorang anak yang dapat membahagikan orang tuanya.
Peran di RSJ sebagai pasien, dan membantu melakukan aktivitas seperti
mencuci piring dll.
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin segera sembuh dan segera pulang kerumah dan
bertemu dengan keluarga. Klien mengatakan ingin segera melupakan masa
lalunya agar segera sembuh dan dibawa pulang.
e. Harga diri
Klien mengatakan pernah merasa malu dengan temannya atau orang sekitar
karena ditinggal pergi oleh pacarnya.
Diagnosa keperawatan : Harga diri rendah.
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/ dekat
Klien mengatakan orang yang paling berarti dan terdekat dalam hidupnya
adalah temannya karena temannya perhatian dan peduli dengannya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat dan hubungan sosial
Keluarga klien mengatakan bahwa sebelum masuk RSJ klien tidak pernah
mengikuti organisasi atau acara yang ada dirumah sekitar.
Peran di rumah sakit sebagai klien dan sangat jarang melakukan aktivitas
seperti yang lain, klien lebih suka menyendiri dan tidak suka bergaul dengan
teman-temannya yang lain.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan lebih suka sendiri karena malas untuk berinteraksi dengan
orang lain serta tidak ada keinginan untuk ikut berkumpul dengan teman-
temannya dan juga merasa malu untuk bertemu dengan orang lain
Diagnose keperawatan : Isolasi sosial
4. Spiritual
a. Agama
Klien mengatakan kegiatan keagamaan dan ibadah yang dilakukan sesuai
dengan keyakinannya, yaitu agama islam. Klien mengatakan tidak sholat 5
waktu selama di RSJ karena merasa malas.
b. Pandangan terhadap gangguan jiwa
Klien menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan kejiwaan, klien
menyatakan bahwa dirinya mengalami perubahan perilaku karena terlalu
banyak pikiran yang menyebabkan dirinya stres sehingga membuat klien
terhambat dalam melaksanakan peran sosial dan menjalankan aktivitas sehari-
hari. Klien juga mengatakan bahwa hal tersebut membuat orang-orang sekitar
menganggap dirinya sebagai orang gila.
Diagnasa keperawatan : Distres Spiritual
VI. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : cukup
2. Kesadaran (kuantitas)
Composmentis, GCS : 4-5-6
3. Tanda vital
TD : 118/74 mmHg
N : 106x/ menit
S : 36,30c
P : 19 x/ menit
4. Ukur
BB: 58 kg
TB: 173 cm
5. Keluhan fisik
Klien mengatakan tidak ada keluhan dengan fisiknya
Diagnosa keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan (penampilan usian, cara berpakaian, kebersihan)
Klien memakai baju seragam RSJ, akan tetapi penampilan pasien kurang rapi, cara
berpakaian klien sesuai, warna rambut hitam klien tampak bersih.
2. Pembicaraan (frekuensi, volume, jumlah, karakter):
Klien dapat berbicara sesuai topic pembicaraan namun menjawab sedikit lambat
dengan volume pelan, klien belum dapat berbicara dalam jumlah banyak dan
menyambung dengan bentuk bercerita.
3. Aktifitas motoric/ psikomotor
- Klien tampak mampu melakukan aktifitas motoric seperti yang lain berjalan,
olahraga dan aktifitas fisik lainnya.
- Klien melakukan aktifitas fisik/ motoric dengan normal
4. Mood dan afek
a. Mood : kesepian
Saat dikaji klien merespon dengan baik saat menjawab pertanyaan yang
bersangkutan dengan keadaan yang di alami klien. Klien merasa kesepian dan
terlihat sedih saat bercerita tentang pacarnya.
b. Afek : tumpul
Pada saat pengkajian afek dibuktikan dengan tidak ada perubahan emosi
selama wawancara jika tidak diberikan stimulus yang kuat, tetapi pandangan
mata pasien kedepan, kontak mata berkurang.
5. Interaksi selama wawancara: Kontak mata kurang.
Klien tampak kooperatif saat wawancara , akan tetapi kontak mata kurang pasien
lebih sering menunduk saat wawancara.
Diagnose keperawatan : isolasi sosial
6. Persepsi sensorik :
- Klien mengatakan tidak pernah mendengar ada suara-suara berbisik ataupun
bayangan yang mengganggu klien
7. Proses pikir :
a. Arus pikir : Koheren
Klien mampu mengucapkan pembicaraan tanpa memutar-mutar perkataan,
semua pembicaraan sampai tujuan yang ditanyakan.
b. Isi Pikir : Pikiran isolasi sosial
Klien tidak merasa asing terhadap dirinya, klien merasa ada gangguan dalam
tubuhnya sehingga memerlukan perawatan di rumah sakit.
c. Bentuk pikir : Otistik
Klien sering melamun dan tiba-tiba diam saat dilakukan pengkajian, ketika
dipanggil namanya baru klien merespon dan melihat perawat.
Diagnosa Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan
8. Kesadaran
 Orientasi (waktu,tempat,orang)
Klien mampu mengenal orang sekitar, waktu, tempat dan dapat membedakan
antara teman bangsal dan perawat.
 Meninggi
 Menurun:
Jelaskan: kesadaran tidak menurun.
Diagnosa Keperawatan: -
9. Memori
 Gangguan daya inget jangka panjang(>1 bulan)
 /Gangguan daya inget jangka menengah (24 jam < 1 bulan)
 Gangguan daya inget pendek (kurun waktu 10 detik sampai 15 menit)
Jelaskan: Klien mampu mengingat kejadian yang baru saja terjadi dan yang
kemarin terjadi, klien juga mampu mengingat kejadian dimasa lalunya dengan
jelas.
Diagnosa Keperawatan: -
10. Tingkat konsentrasi dan berhitung
a. Konsentrasi: mudah beralih
Kemampuan klien untuk berkonsentrasi kurang baik, mudah untuk dialihkan.
b. Berhitung
Klien mampu mengenal angka dan menjawab peratnyaan soal
perhitungan ,pertambahan,pengurangan (5+8=13,6x3=18) meski jawabnya
sedikit lambat.
Diagnosa Keperawatan: -
11. Kemampuan penilaian
 Gangguan ringan
Gangguan ringan pada kemampuan penilaian dibuktikan dengan klien tidak
dapat mengambil keputusan ringan seperti klien tidak dapat memutuskan
apakah harus berkenalan dulu atau berjabat tangan terlebih dahulu.
Diagnosa Keperawatan: -
12. Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya dirawat di RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat,
dan tidak menyangkal jika di rawat karena gangguan jiwa. Klien mengatakan
dirawat di RSJ agar kebiasaan buruk sering emosi ke keluarganya dirumah bisa
berubah.
Diagnosa Keperawatan: -
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Klien mampu memenuhi kebutuhan pakaian (memilih,memakai,mencuci atau
menyimpannya), perawatan kesehatan, transportasi, tempat tinggal dan keuangan
dan kebutuhan lainnya.
2. Kegiatan hidup sehari-hari
a. Perawatan diri
1) Mandi
Klien mengatakan selama di RSJ dapat mandi sendiri, sehari kadang
2x,kadang 1x, klien mengatakan mandi sebelum jam makan pagi atau
sore.
2) Berpakaian,berhias dan berdandan
Klien mampu menggunakan pakaian yang disediakan di RSJ, tapi saat
menggunakan kurang rapi, rambut klien bersih, kuku klien panjang tidak
ada jenggot dan kumis.
3) Makan
Klien mengatakan menyukai semua menu yang disediakan oleh rumah
sakit, tidak ada makanan pantangan, klien mampu makan sendiri tanpa
bantuan orang lain, frekuensi makan 3x sehari.
4) Toileting (BAK,BAB)
Klien mengatakn BAK/BAB dikamar mandi dekat tempat tidur
klien,dapat melakukannya sendiri, BAK 3-4 x/hari. BAB 1-2 hari 1x.
Diagnosa Keperawatan: -
b. Nutrisi
1) Berapa frekuensi makan dan frekuensi kudapan dalam sehari :
Frekuensi makan 3x sehari, klien makan menggunakan piring/kotak
makan dan sendok.
2) Bagaimana nafsu makan :
Klien mengatakan nafsu makannya baik
3) Bagaimana berat badannya :
Klien mengatakan berat badannya menurun selama berada di RSJ
Diagnosa Keperawatan: -
c. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang,lama : 12.30 s/d 14.00
Tidur malam,lama :21.00 s/d 05.00
Aktivitas sebelum dan sesudah tidur : - /mandi
Klien mengatakn tidur siag kurang lebih 1.5 jam ,tidur malam biasanya
jam 21.00-04.00 dan langsung mandi saat bangun tidur.
2) Gangguan tidur
Klien mengatakan sering terbangun karena pengen segera pulang.
Diagnosa Keperawatan: pola tidur tidak efektif
3. Kemampuan lain-lain
a. Mengantisipasi kebutuhan hidup
Klien mampu mengantisipasi kebutuhannya seperti makan dll.
b. Membuat keputusan berdasarkan keinginannya
Klien kadang-kadang membuat keputusan berdasarkan keinginannya
c. Mengatur penggunaan obat dan melakukakn pemeriksaan kesehatnnya sendiri
Klien minum obat dengan teratur dan mau diperiksa kesehatannya oleh perawat
Diagnosa Keperawatan: -
4. Sistem Pendukung
Terapis : Klien dapat dukungan dari terapis (Perawat).
Disaat klien dirumah mendapat dukungan dari keluarganya
Diagnosa Keperawatan: -
IX. Mekanisme Koping
Mekanisme koping maladaptive ,karena setiap ada masalah px jarang bercerita kepada
teman dekat atau keluarga, klien lebih memilih menyendiri sehingga tidak mampu
mengatasi masalahnya
Diagnosa Keperawatan: Koping tidak efektif
X. Masalah psikososial dan lingkungan
 Masalah dengan dukungan kelompok ,spesifiknya.
Klien mengatakan jarang berinteraksi dengan lingkungan sekitar rumah atau
mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat
 Masalah berhubungan dilingkungan ,spesifiknya.
Klien mengatakan merasa enggan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan merasa
malas untuk bertemu dengan orang lain
 Masalah dengan pendidikan ,spesifiknya
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pendidikannya
 Masalah dengan pekerjaan,spesifiknya.
Klien mengatakan tidak bekerja.
 Masalah dengan perumahan,spesifiknya.
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan perumahnnya, klien tinggal dengan
ibunya
 Masalah dengan ekonomi,spesifiknya
Klien mengatakan tidak ada masalah ekonomi
 Masalah dengan pelayanan kesehatan ,spesifiknya
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pelayanan kesehatan
 Masalah lainnya,spesifiknya
Tidak ada masalah lain.
Diagnosa Keperawatan: -
XI. Aspek Pengetahuan
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
tentang suatu hal ?
Bagaimana pengetahuan klien/keluarga saat ini tentang penyakit/gangguan
jiwa,perawatan dan penatalaksanaannya faktor yang memperberat masalah
(presipitasi),obat-obatan atau lainnya.apakah perlu diberikan tambahan pengetahuan
yang berkaitan dengan spesifik masalah tsb.
Penyakit gangguan jiwa : Klien dan keluarga mengatakan saat ini masih memerlukan
tambahan pengetahuan yang berkaitan dengan penyakit atau gangguan jiwa.
Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan
XII. Aspek Medis
1. Diagnosis Multi Axis
Axis I : F20
Axis II : Klien memiliki kepribadian tertutup (introvert)
Axis III :
Axis IV : klien mengalami gangguan psikologis karena riwayat masa lalunya
Axis V : 41-50 (Gejala dan disabilitas berat)
2. Terapi Medis
- Clozapine 25 mg MERSI 0-1-0-1 per oral
- Risperidone 2 mg DEXA 1-0-1-0 per oral
- Triheksifenidil 2 mg 1-0-1-0 per oral
XIII. ANALISA DATA

No DATA DIAGNOSA
KEPERAWATAN

1 DS : Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang


lain, karena merasa kesulitan memulai.
DO : klien merasa ingin sendirian, menarik diri, tidak
Isolasi Sosial
berminat/menolak berinteraksi dengan orang lain atau
lingkungan, tidak bergairah/lesu, merasa asyik dengan
pikiran sendiri

2 DS : Klien mengatakan pernah ada upaya atau mencoba


bunuh diri dengan mengkonsumsi pil, karena merasa
bosan dengan hidupnya dan putus asa setelah
mengalami putus cinta dengan pacarnya. Risiko Bunuh Diri
DO : pasien terlihat mempunyai masalah sosial (putus asa),
klien terlihat tidak berdaya, kesepian.

3 DS : Klien mengatakan merasa malu untuk bertemu dengan


orang lain, menilai dirinya negatif (merasa tidak
berguna)
Harga diri rendah
DO : Klin berbicara pelan dan lirih, berjalan menunduk,
postur tubuh menunduk, kontak mata kurang, lesu dan
tidak bergairah, sulit berkonsentrasi.

4 DS: Klien mengatakan setiap ada masalah klien jarang


bercerita kepada orang lain, sehingga tidak mampu
mengatasi masalah koping tidak efektif
DO: partisipasi sosial kurang, mengungkapkan tidak
mampu mengatasi masalah

5 DS: Klien mengatakan tidak pernah sholat 5 waktu selama Distres Spiritual
di RSJ karena merasa malas.
DO: Tidak mampu beribadah, menyatakan hidupnya terasa
kurang bermakna

XIV. Daftar diagnosa Keperawatan


1. Isolasi social (Menarik diri)
2. Risiko Bunuh diri
3. Harga diri rendah situasional
4. Koping tidak efektif
5. Distres Spiritual

XV. Pohon Masalah


Effect Resiko Bunuh diri

Core proplem Isolasi social : menarik diri

Harga diri rendah

Cause Koping tidak efektif

XVI. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Isolasi social : menarik diri
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)
Nama Klien : Tn. W Ruangan : Kasuari
No. CM : Dx Medis :
Dx Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Isolasi social TUM: 1. Setelah 1-2x interaksi SP 1
(menarik Klien mampu klien menunjukkan  Identifikasi penyebab isolasi social
diri) berinteraksi tanda-tanda percaya  Diskusikan dengan klien tentang
dengan orang kepada perawat: keuntungan berinteraksi dengan orang
lain sehingga  Ekspresi wajah lain
tidak terjadi bersahabat  Diskusikan dengan klien tentang
menarik diri dari  Menunjukkan rasa kerugikan tidak berinteraksi dengan
lingkungan senang orang lain
TUK:  Ada kontak mata  Ajarkan kepada klien tentang cara
1. Klien dapat  Mau berjabat tangan, berkenalan dengan 1 orang
membina menyebutkan nama,  Anjurkan kepada klien memasukkan
hubungan menjawab salam kegiatan berbincang-bincang dengan
saling  Klien mau duduk orang lain dalam kegiatan harian
percaya berdampingan dan mau SP 2
2. Klien mengutarakan  Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
mampu masalahnya  Berikan kesempatan kepada klien
menyebutkan 2. Setelah 1-2x interaksi mempraktikkan cara berkenalan
penyebab klien dapat dengan 1 orang
menarik diri menyebutkan  Bantu klien memasukkan kegiatan
minimal 1 penyebab berbincang-bincang dengan orang lain
menarik diri sebagai salah satu kegiatan harian
a. Diri sendiri SP 3
b. Orang lain  Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
c. Lingkungan  Beri kesempatan kepada klien
berkenalan dengan 2 orang atau lebih
 Anjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP1 (SP4) Untuk keluarga
 Diskusikan masalah yang di rasakan
keluarga dalam merawat klien
 Jelaskan pengertian, tanda dan gejala
isolasi social beserta proses terjadinya
 Jelaskan cara-cara merawat klien
isolasi social

DOKUMENTASI HASIL ASUHAN KEPERAWATAN


Tanggal Tindakan Keperawatan Evaluasi
05/07/2022 SP 1 S:  klien menjawab salam
 Membina hubungan saling (wa’alaikumsalam) dan
(08:00) percaya (BHSP) menyebutkan nama “nama saya W
 Mengidentifikasi penyebab bisa di panggil W” klien
isolasi social mengatakan males berinteraksi
 Berdiskusi dengan klien tentang dengan orang lain, dan merasa
keuntungan berinteraksi dengan ingin sendirian
orang lain O:-klien tampak tidak bergairah/lesu,
 Berdiskusi dengan klien tentang menarik diri dan tidak berminat
kerugikan tidak berinteraksi berinteraksi dengan orang lain
dengan orang lain A: klien belum mampu
 Mengajarkan kepada klien mengidentifikasi penyebab isolasi
tentang cara berkenalan dengan social
1 orang P: Lanjutkan SP1
 Menganjurkan kepada klien  Identifikasi penyebab isolasi social
memasukkan kegiatan  Diskusikan dengan klien tentang
berbincang-bincang dengan keuntungan berinteraksi dengan orang
orang lain dalam kegiatan lain
harian  Diskusikan dengan klien tentang
kerugikan tidak berinteraksi dengan
orang lain
 Ajarkan kepada klien tentang cara
berkenalan dengan 1 orang
 Anjurkan kepada klien memasukkan
kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian
05/07/2022 SP1 S: klien mengatakan males
 Mengidentifikasi penyebab berinteraksi dengan orang lain, dan
(09;00) isolasi social merasa ingin sendirian
 Berdiskusi dengan klien tentang O:-klien tampak tidak bergairah/lesu,
keuntungan berinteraksi dengan menarik diri dan tidak berminat
orang lain berinteraksi dengan orang lain
 Berdiskusi dengan klien tentang A: klien belum mampu
kerugikan tidak berinteraksi mengidentifikasi penyebab isolasi
dengan orang lain social
 Mengajarkan kepada klien P: Lanjutkan SP1
tentang cara berkenalan dengan  Identifikasi penyebab isolasi social
1 orang  Diskusikan dengan klien tentang
 Menganjurkan kepada klien keuntungan berinteraksi dengan orang
memasukkan kegiatan lain
berbincang-bincang dengan  Diskusikan dengan klien tentang
orang lain dalam kegiatan kerugikan tidak berinteraksi dengan
harian orang lain
 Ajarkan kepada klien tentang cara
berkenalan dengan 1 orang
 Anjurkan kepada klien memasukkan
kegiatan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian

05/07/2022 SP1 S: klien mengatakan sudah mampu


(10:30)  Mengidentifikasi penyebab memperkenalkan dirinya terhadap
isolasi social orang lain meskipun sedikit malu
 Berdiskusi dengan klien tentang untuk memulai
keuntungan berinteraksi dengan O:-klien berbicara dengan nada pelan
orang lain dan sedikit lambat, kontak mata
 Berdiskusi dengan klien tentang kurang.
kerugikan tidak berinteraksi A: klien mampu memperkenalkan diri
dengan orang lain dan bercakap-cakap
 Mengajarkan kepada klien P: Lanjutkan SP2
tentang cara berkenalan dengan  Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
1 orang  Berikan kesempatan kepada klien
 Menganjurkan kepada klien mempraktikkan cara berkenalan
memasukkan kegiatan dengan 1 orang
berbincang-bincang dengan  Bantu klien memasukkan kegiatan
orang lain dalam kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
harian sebagai salah satu kegiatan harian

06/07/2022 SP 2 S:  klien mengatakan “sudah bisa


 Mengevaluasi jadwal kegiatan mempraktikkan cara berkenalan
(08:30) harian klien meskipun masih malu
 Memberikan kesempatan O:-klien bicara dengan nada pelan dan
kepada klien mempraktikkan lambat, kontak mata masih kurang
cara berkenalan dengan 1 orang A:-klien mampu berkenalan dan
 Membantu klien memasukkan berbincang-bincang dengan 1
kegiatan berbincang-bincang orang.
dengan orang lain sebagai salah P: Lanjutkan SP3
satu kegiatan harian  Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
 Beri kesempatan kepada klien
berkenalan dengan 2 orang atau lebih
 Anjurkan klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian

06/07/2022 SP 3 S:  klien mengatakan “sudah bisa


(10:00)  Mengevaluasi jadwal kegiatan berinteraksi dengan orang lain”
harian klien O:- kontak mata masih kurang
 Memberi kesempatan kepada A:-klien mampu berkenalan dan
klien berkenalan dengan 2 orang berbincang-bincang dengan 2
atau lebih orang atau lebih
 Menganjurkan klien P: Lanjutkan SP4
memasukkan dalam jadwal  Diskusikan masalah yang di rasakan
kegiatan harian keluarga dalam merawat klien
 Jelaskan pengertian, tanda dan gejala
isolasi social beserta proses terjadinya
 Jelaskan cara-cara merawat klien
isolasi social
06/07/2022 SP 1 (SP4) Untuk keluarga S:  keluarga mengatakan sudah
(11:00)  Mendiskusikan masalah yang di mengerti tentang isolasi sosial dan
rasakan keluarga dalam cara mengatasinya
merawat klien O:-keluarga kooperatif
 Menjelaskan pengertian, tanda A:-keluarga mampu mengidentifikasi
dan gejala isolasi social beserta isolasi sosial dan cara merawatnya
proses terjadinya P: Lanjutkan SP2K
Jelaskan cara-cara merawat
klien isolasi social

Anda mungkin juga menyukai