Anda di halaman 1dari 3

Soal Akses NIK Akan Berbayar 1.

000 bagi Bank dkk


By Indri Widiastuti

Pendahuluan
Persoalan terkait akses NIK berbayar sekitar Rp 1.000,- menjadi hal perbincangan. Hal ini
dibuktikan penerapan PNBP dalam meningkatkan sistem server Dukcapil Kemendagri. Salah
satu yang menjadi pertimbangan yang dipicu adalah penerapan tarif yang semula gratis sejak
tahun 2013 justru di tahun 2022 dikenai pasal biaya yang tidak wajar bagi masyarakat.

Pembahasan

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menjelaskan perihal lembaga pengguna data NIK
akan dikenai biaya Rp 1.000 per akses NIK. Penerapan pendapatan negara bukan pajak (PNBP)
itu salah satunya bakal dimanfaatkan untuk meningkatkan sistem server Dukcapil Kemendagri
yang sudah berusia puluhan tahun. Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh
mengatakan penerapan PNBP dalam tata kelola pemerintahan di Indonesia sudah berjalan lama.
Misalnya, pendapatan negara bukan pajak yang dikenakan pemerintah untuk pembuatan SIM,
perpanjangan STNK, pelat kendaraan bermotor, pembuatan paspor, sertifikat tanah, meminta
data di BPS, pengurusan PT, penempatan notaris, pendidikan dan pelatihan pegawai, serta
keperluan lainnya. Zudan menyebut ada ribuan jenis PNBP di Indonesia. Khusus Dukcapil, kata
Zudan, salah satu pertimbangan penerapan tarif NIK atau jasa pelayanan akses pemanfaatan data
dan dokumen kependudukan ialah guna menjaga sistem Dukcapil tetap hidup.

Ia menjelaskan, lembaga pengguna NIK yang akan dibebankan tarif akses NIK 1.000 tersebut
merupakan lembaga sektor swasta yang bersifat profit oriented semisal perbankan. Namun
lembaga pelayanan publik, seperti BPJS Kesehatan, tidak akan dikenai biaya akses NIK.

Untuk Tambahan APBN

Sementara itu, Zudan mengaku tidak menargetkan berapa besaran PNBP yang akan diterima
terkait kebijakan tersebut. Zudan menjelaskan, PBNP akan dimanfaatkan untuk perawatan dan
peremajaan server sistem kependudukan. Pada hakikatnya sistem Dukcapil dapat memberikan
pelayanan tanpa harus mencari pendapatan tetapi hanya tambahan bagi APBN.

Zudan mengatakan, lembaga pengguna sudah punya data dan diverifikasi oleh Dukcapil.
Dukcapil hanya memberikan verifikasi data seseorang dengan notifikasi true or false
(sesuai/tidak sesuai). Ia menambahkan, lembaga pengguna data Dukcapil sudah punya data
nasabah atau calon nasabah. Data itulah yang diverifikasi ke Dukcapil.
Jamin Perlindungan Keamanan Data

Dalam kesempatan itu, Zudan juga menjawab isu terkait keamanan data NIK yang diberikan
kepada lembaga pengguna atau sektor usaha. Zudan menjelaskan, sektor swasta yang
memanfaatkan akses data kependudukan harus melalui berbagai tahapan/persyaratan. Di
antaranya telah bekerja sama dengan Ditjen Dukcapil (MoU dan PKS), PoC sistem (proof of
concept), menandatangani NDA (non disclosure agreement), serta SPTJM (surat
pertanggungjawaban mutlak) untuk mematuhi kewajiban menjaga dan melindungi data. Terkait
pemanfaatan PBNP ini sebelumnya diusulkan Wakil Ketua Komisi II DPR RI Luqman Hakim
(saat ini dirotasi menjadi anggota Komisi XI DPR). Luqman mendorong Kemendagri agar
menjadikan kerja sama pemanfaatan data kependudukan sebagai bagian dari tambahan
pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Sebelumnya, lembaga pengguna data NIK akan dikenai
biaya Rp 1.000 per akses NIK. Nantinya biaya tersebut akan digunakan sebagai pendapatan
negara bukan pajak (PNBP) yang bakal dimanfaatkan untuk biaya pemeliharaan dan
pengembangan sistem Dukcapil Kemendagri.

Hal tersebut akan diatur dalam aturan yang sedang di susun Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri) tentang Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) layanan pemanfaatan data
adminduk oleh user yang saat ini sudah memasuki tahap paraf koordinasi. Zudan mengatakan
biaya tersebut akan digunakan untuk memelihara sistem data penduduk di Dukcapil

Penutup

Dalam hal tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan sistem akses NIK berbayar tersebut
dimanfaatkan untuk layanan PNBP sebagaimana contoh sistem PNBP adalah untuk pembuatan
SIM, perpanjangan STNK, pelat kendaraan bermotor, pembuatan paspor, sertifikat tanah,
meminta data di BPS, pengurusan PT, penempatan notaris, pendidikan dan pelatihan pegawai,
serta keperluan lainnya. Hal ini sudah diatur oleh Kemendagri agar dapat mengembangkan
sistem Dukcapil agar sistem data penduduk dapat terpelihara.
DAFTAR PUSTAKA

https://inionline.id/2022/04/soal-akses-nik-akan-berbayar-1-000-bagi-bank-dkk-ini-penjelasan-
kemendagri/

https://www.kompasiana.com/yosef90274/6260d061ef62f627043bce12/akses-nik-berbayar-tak-
perlu-sedih?page=2&page_images=1

https://www.viva.co.id/berita/nasional/1467011-kemendagri-akses-nik-berbayar-rp1-000-untuk-
industri-profit-oriented

Anda mungkin juga menyukai